OLEH:
1306305091
16
UNIVERSITAS UDAYANA
REGULER
2016
1. MERJER DAN AKUSISI
Merjer adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu. Merger juga diartikan
sebagai penyerapan dari suatu perusahaan oleh perusahaan yang lain. Dalam hal ini
perusahaan yang membeli akan melanjutkan nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli juga
akan mengambil baik aset maupun kewajiban perusahaan yang dibeli. Setelah merger,
perusahaan yang dibeli akan kehilangan atau berhenti beroperasi.
Perluasan dengan penggabungan dua perusahaan atau lebih bisa juga dilakukan dalam
Holding Company, dimana perusahaan yang dimiliki sejumlah besar saham perusahaan lain
dengan tujuan untuk dapat mengendalikan perusahaan tersebut. Holding Company disebut
dengan perusahaan induk, sedangkan perusahaan lain dibawah kendalinya disebut perusahaan
anak (subsidiary).
Faktor yang paling mendasari perusahaan bergabung dengan perusahaan lain, atau
membeli perusahaan lain (akuisisi) sebenarnya adalah motif ekonomi. Transaksi pembelian
tersebut hanya akan terjadi kalau pembelian tersebut menguntungkan kedua belah pihak.
Menguntungkan pemilik perusahaan yang dijual, dan pihak pemilik perusahaan yang
membeli.
Kondisi saling menguntungkan tersebut akan terjadi kalau dari peristiwa akuisisi atau
merjer tersebut diperoleh synergy. Synergy berarti bahwa nilai gabungan dari kedua
perusahaan tersebut lebh besar dari penjumlahan masing-masing nilai perusahaan yang
digabungkan.
2
Synergy dapat berwujud:
Operating Synergy adalah synergy yang dinikmati oleh perusahaan kerena kombinasi
dari beberapa operasi sehingga dapat menekan biaya dan/atau menaikkan penghasilan.
Financial Synergy berasal dari penghematan yang dinikmati perusahaan yang berasal
dari sumber pendanaan (financing). Jenis synergy ini diperoleh dari conglomerate
merjer yang merupakan penggabungan perusahaan dari berbagai jenis kegiatan yang
secara operasional tidak berkaitan satu sama lain.
Berdasarkan atas cara perluasan yang dilakukan merger dan akuisisi dan dapat
dilakukan dengan:
a. Akuisisi Saham, terjadi bila perusahaan yang mengakuisisi membeli sebagian besar
saham perusahaan yang menjadi target akuisisi. Akuisisi saham dapat dilakukan
dengan cara:
3
Bersahabat (Friendly Merjer), terjadi bila manajemen kedua belah pihak
berunding bersama, dan hasil perundingan tersbut akan diusulkan ke pemilik
perusahaan.
Tidak bersahabat (Hostile Takeover), terjadi bila manajemen perusahaan dari
acquired company tidak diajak berunding, tetapi perusahaan yang akan
diakuisisi langsung menawarkan ke pemegang saham acquired company
persyaratan-persyaratan yang dinilai cukup menarik
b. Akuisisi Aset, terjadi bila perusahaan yang mengakuisisi membeli sebagian atau
seluruh aset perusahaan yang menjadi target akuisisi.
1) Sebelum Penawaran
Cara terbaik untuk mempertahankan diri dari pengambilalihan oleh perusahaan
lain adalah:
Mengubahnya menjadi perusahaan perseorangan
Memperthankan proporsi kepemilikan saham pada satu orang atau
kelompok
Meningkatkan skala usaha, skala usaha yang besar akan menyulitkan
perusahaan lain yang ingin membelinya karena tentu diperlukan investasi
yang baik
Mempertahankan harga saham yang kuat
Persyaratan merger yang makin ketat
Membuat perusahaan menjadi tidak menarik untuk diambil alih yang
disebut dengan poisson pill.
2) Setelah Penawaran
Jika strategi sebelum penawaran tidak berhasil melindungi perusahaan dari
pembelian oleh perusahaan lain, maka setelah penawaran perusahaan masih dapat
melakukan berbagai cara untuk mengagalkan pertemuan tersebut.
Mengajukan tuntutan dengan dalih anti monopoli atau perusahaan dapat
meminta untuk dilakukan harga penawaran lebih baik
Menjual sebagian perusahaan kepada pihak ketiga
4
Pembuatan kontrak khusus yang menjamin eksekutif tidak akan
kehilangan pekerjaan atau pemberian kompensasi yang sangat besar
apabila terjadi penggabungan perusahaan. Cara ini disebut dengan Golden
Parachut.
Asumsi dasar dalam menganilisis biaya akuisisi adalah bahwa pasar modal adalah
efisien, dengan demikian harga yang tercantum dibursa adalah harga yang wajar.
Contoh 1:
PT. Wista memiliki 10 juta lembar saham dengan harga Rp 8.000 per lembar dibeli
oleh PT. Rian dengan harga Rp 9.000 per lembar. PT. Rian A memiliki 50 juta lembar saham
dengan harga perlembar Rp. 12.000. Diharapkan dengan akuisisi tersebut PT Rian akan dapat
menghemat biaya sebesar Rp. 1.000 juta pada tahun depan, dan penghematan tersebut
diharapkan meningkat sebesar 10% per tahun selamanya. Apabila tingkat keuntungan yang
layak adalah 17%, berapakah biaya akuisisi dan manfaat akuisisi tersebut?
Jawab:
Dimana:
5
Dengan demikian manfaat akuisisi adalah sama dengan:
= PVAS – (PVA + PVS)
= Rp 694,3 M – (Rp 600 M + Rp 80 M)
= Rp 14,30 Milyar
Apabila dilakukan akuisisi dengan cara pertukaran saham, maka manfaat bersih dan
kerugian bersih dari peristiwa akuisisi tersebut akan dinikmati dan ditanggung oleh bekas
pemegang saham acquired company. Dengan demikian, kalau peristiwa akuisisi memberikan
manfaat bersih, maka biaya yang ditanggung oleh acquired company akan lebih besar apabila
dibandingkan dengan akuisisi secara tunai. Sebailknya yang terjadi kalau akuisisi tersebut
memberikan kerugian bagi acquired company.
Contoh 2:
PT.A PT.B
1. EPS Rp 4.000 Rp 4.000
2. Harga per lembar saham Rp 40.000 Rp 16.000
1. PER 10x 4x
2. Jumlah lembar saham 15 juta 15 juta
3. Laba setelah pajak Rp 40 milyar Rp 40 milyar
4. Nilai pasar equity Rp 400 milyar Rp 120 milyar
Misalkan PT.A dapat membeli PT.B dengan harga seperti saat ini dengan cara
menukar saham, dan diharapkan tidak terjadi synergi. Bagaimana EPS, harga saham, PER,
jumlah lembar saham, laba setelah pajak dan nilai pasar equity setelah merjer? Apa
kesimpulan yang dapat kita peroleh ?
Jawab :
6
2) Nilai pasar equity = Rp 400 milyar + Rp 120 milyar = Rp 520 milyar
3) Jumlah lebar saham = 15 juta +(Rp 120 milyar/ Rp 40.000) = 18 juta lembar
4) Dengan demikian bisa ihitung EPS, harga saham dan PER
PT.A PT.B PT.A
(setelah merjer)
1.EPS Rp 4.000 Rp 4.000 Rp 5.714
2.Harga per lembar saham Rp 40.000 Rp 16.000 Rp 40.000
3.PER 10x 4x 7x
4. jumlah lembar saham 15 juta 15 juta 18 juta
5.laba setelah pajak Rp 40 Rp 40 Rp 80
(milyard)
6.nilai pasar equity Rp 400 Rp 120 Rp 520
(milyard)
Harga saham PT.A setelah merjer tetap Rp 40.000,00 tetapi EPS dilaporkan lebih
tinggi. Apabila kita keliru memperhatikan jumlah EPS sebagai ukuran keberhasilan
akuisisi, maka kita akan mengatakan bahwa akuisisi tersebut baik bagi pemegang
saham PT.A. padahal sebenarnya kemakmuran pemegang saham PT.A tidak berubah .
hal ini yang disebut bootatrap effect.
Contoh 3
Sekarang misalkan dari rencana akuisisi tersebut diharapkan akan diperoleh manfaat
senilai Rp 40 milyar. Sewaktu PT.A menawarkan pertukaran saham, para pemegang saham B
setuju asalkan saha mereka ditukar dengan 10 juta lembar saham. Berapa harga saham PT.A
yang baru ? apakah akuisisi tersebut menguntungkan para pemegang saham lama? Mengapa ?
Jawab :
Dengan menukar 15 juta lembar saham PT.B dengan 10 juta PT. A maka jumlah
lembar saham akan menjadi 25 juta lembar saham. Apabila diharapkan diperoleh manfaat
senilai 40 milyar maka PVAB = 400 + 120 + 25 = Rp. 545 milyar
Dengan demikian maka harga saham setelah akuisisi akan menjadi, 345 milyar/ 25
juta = Rp 13.800,00. Ini berarti bagi pemegang saham lama akuisisi trsebut tidak memberikan
7
manfaat 1 rupiah pun. Seluruh manfaat (sebesar Rp 40 milyar) dinikmati oleh bekas
pemegang saham PT.B
Contoh 4
PT.A yang bergerak dalam bidang makanan dan minuman merencanakan akan
mengakuisisi PT.C yang juga bergerak dalam bidang makanan dan minuman. Dari akuisisi
tersebut diharapkan akan dapat dihemat biaya promosi dan distribusi sebasar Rp 1,80 milyar
pada tahun depan, dan diperkirakan akan meningkat 15% per tahun sebelumnya. Perusahaan
saat ini telah membayar pajak penghasilan dengan tarif 48%. Harga saham PT.C sebelum
rencana akuisisi ini dibicarakan adalah Rp 8.000 per saham, dengan jumlah yang beredar
sebanyak 8 juta lembar. Perusahaan menggunakan tingkat bunga sebesar 20% untuk
mengevaluasi rencana investasi. Apabila para pemegang saham PT.A menyatakan bahwa
mereka haruslah dapat menikmati manfaat akuisisi tersebut minimal sebesar 50% berapakah
harga maksimum yang akan ditawarkan pada PT.C ?
Jawab :
Dengan penghematan biaya sebesar Rp 1,80 milyar pada tahun depan, maka
tambahan kas masuk setelah pajak akan sebesar (1-0,48) Rp 1,80 milyar = Rp 936 juta.
Dengan demikian manfaat dari akuisisi tersebut diharapkan akan sebesar 936 juta / ( 0,20 –
0,15) = Rp 18.720 juta
Karena manfaat yang diinginkan dinikmati oleh pemegang saham PT.A adalah 50%
maka yang boleh dinikmati oleh pemegang saham PT.C ( sebagai biaya bagi pemegang
saham PT. A adalah 50% x Rp 18.720 juta = Rp 9.360 juta
Dengan jumlah lembar saham sebanyak 8 juta lembar maka kenikan harga saham
yang dapat ditolerir adalah Rp 9.360 juta / 8,0 juta = Rp 1.170. Harga maksimum yang akan
ditawarkan ke PT. C adalah: Rp 8.000 + Rp 1.170 = Rp 9.170
2.1 Restrukturisasi
Restrukturisasi adalah kegiatan merubah struktur perusahaan, dalam hal ini bisa
berarti membesar atau makin kecil. Kegiatan restrukturisasi yang semakin membesar,
dikarenakan dalam kegiatan ni perusahaan bisa melakukan integerasi vertikal untuk
8
mengamankan bahan bakunya dan atau distribusi hasil produksinya. Restrukturisas yang
semakin mengecil, merupakan kegiatan perusahaan untuk merampingkan usahanya sebagai
akibat unit kegiatan tersebut tidak ekonomis lagi atau karena kesulitan keuangan yang
dialami perusahaan.
Restrukturisasi ini bisa dilakukan dengan cara:
Sell Off, perusahaan yang mempunyai unit kegiatan yang beraneka ragam, pada suatu
ketika dianggap unit-unit tersebut tidak ekonomis lagi dan dianggap merupakan beban
perusahaan, maka perusahaan bisa menjual unit kegiatan tersebut apakah dilakukan
secara tunai atau dengan pertukaran saham
Spin Off,dilakukan apabila unit kegiatan yang dimiliki suatu perusahaan dipisahkan
dan berdiri sendiri menjadi perusahaan baru. Alasan perusahaan melakukan Spin Off
adalah agar unit kegiatan yang dipisahkan memiliki manajemen tersendiri sehingga
dapat mengambil keputusan lebih cepat, lebih efisien, dan bertanggungjawab.
Mngurangi beban-beban yang menghimpit perusahaan yaitu dengan Extension
(melalui perpanjangan, kreditor bersedia mmperpanjang masa jatuh tempo
hutangnya), Composition (Komposisi dilakukan melalui perubahan nilai hutang
lama), Going Private (perusahaan menarik diri untuk tidak terdaftar lagi di Pasar
Modal)
Leverage buy out, perusahaan menarik diri untuk tidak terdaftar lagi di Pasar Modal
(Going Private) yang dilakukan dengan menggunakan dana pihak ketiga. Hal ini
berarti bahwa saham-saham tersebut dibeli dengan sumber dana pinjaman yang
dijamin dengan aktiva dan arus kas perusahaan.
2.2 Reorganisasi
9
beberapa langkah yang perlu ditempuh yaitu menaksir nilai perusahaan, menentukan struktur
modal yang baru.
Berikut ini contoh langkah-langkah yang dilakukan untuk reorganisasi:
Menghitung nilai perusahaan: Misalkan pihak pengadilan dan curator mengestimasi
penjualan di masa mendatang bisa mencapai Rp 95 juta pertahun. Marjin
keuntungan yang bisa dicapai diperkirakan sekitar 10%. Dengan kata lain
keuntungan yang diperkirakan diperoleh perusahaan tersebut adalah sekitar Rp 9,5
juta pertahun.
Menghitung tingkat kapitalisasi atau tingkat multiple, dan nilai perusahaan:
Misalkan saja tingkat kapitalisasi perusahaan yang sejenis adalah sekitar 15%.
Maka,
Nilai = 9,5 juta/0,15 = Rp 63,33 juta
Teknik multiple (seperti PER) juga bisa digunakan. Misalkan saja rasio PER untuk
perusahaan lain adalah sekitar 9 kali, dengan menggunakan teknik tersebut nilai
perusahaan adalah:
Nilai perusahaan = Rp 9,5 juta x 9 = Rp 85,5 juta
Tentu saja teknik yang berbeda akan menghasilkan angka yang berbeda.
Menentukan Struktur Modal yang Baru
Karena jumlah Rp 85,5 juta tersebut lebh rendah dbandingkan total klaim (total
pasiva), maka struktur modal yang baru perlu ditentukan. Struktur modal yang baru
diharapkan lebih meringankan beban tetap perusahaan.
2.3 Likuidasi
Proses likuidasi formal melibatkan pihak ketiga seperti pengadilan. Melalui pihak
ketiga, pihak-pihak yang terlibat dalam kebangkrutan bisa memperoleh perlindungan dari
pihak lainnya. Tujuan pokok dari likuidasi formal adalah likuidasi aset yang teratur dan adil
kepada pihak-pihak yang terlibat. Kelemahan likuidasi semacam ini adalah proses yang
10
lambat dan lebih mahal dibandingkan dengan likuidasi informal. Likuidasi formal bisa
dihindari jika kreditor dan perusahaan melakukan penyelesaian secara informal. Ada dua
alasan secara teoritis yang mendorong perusahaan menggunakan jalur fomal yaotu
permasalahan Common Pool dan Hold Out.
Common pool. Misalkan suatu perusahaan mempunyai nilai hutang nominal sebesar
total Rp 40 milyar, yang berasal dari 20 kreditor dengan besar masing – masing adalah sama
(Rp 2 milyar). Nilai perusahaan tersebut jika bertahan adalah 35 milyar. Jika dilikuidasi aset
perusahaan bisa dijual menghasilkan kas sebesar Rp 30 milyar. Misalkan kondisi perusahaan
memburuk sehingga tidak bisa membayar salah satu hutangnya,maka kreditor tersebut bisa
menuntut agar perusahaan dibangkrutkan.
Hold Out. Misalkan pada contoh diatas perusahaan berhasil meyakinkan kreditor
agar dilakukan restrukturisasi. Hutang yang lama (yang besarnya Rp 2 milyar untuk setiap
kreditor),diganti dengan hutang baru yang nilainya lebih rendah Rp 3,4 milyar untuk setiap
kreditor. Jika kreditor menyetujui usulan tersebut, total hutang menjadi Rp 34 milyar. Karena
nilai perusahaan jika jalan terus adalah Rp 35 milyar, maka pmegang saham memperoleh sisa
sebesar Rp 1 milyar. Perusahaan dengan demikian tidak perlu dilikuidasi, tetapi masih bisa
berjalan terus. Kreditor secara keseluruhan juga diuntungkan (dibandingkan jika bangkrut)
karena nilai Rp 34 milyar lebih besar dibandingkan dengan 30 milyar (jika dibangkrutkan dan
dilikuidasi).
3. KEUANGAN INTERNASIONAL
11
disebut MNC). Perusahaan multinasional ialah perusahaan yang beroperasi di seluruh dunia.
Dewasa ini perusahaan-perusahaan tersebut menguasai ekonomi dunia, dan menguasai
ekonomi negara-negara sedang berkembang di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Tujuan
mereka yang utama adalah mencari keuntungan.
Manajemen keuangan internasional meliputi aktivitas: (1) aliran financial, yaitu arus
masuk modal dan pinjaman, (2) aliran riil, yaitu arus masuk barang dagangan barang (bahan
baku, barang setengah jadi, dan barang jadi, (3) aliran budaya, yaitu arus masuk ilmu
pengetahuan, teknologi, dan pola pikir dan perilaku. Hakikatnya manajemen keuangan
internasional adalah eksport capital, budaya, dan barang dagangan dari negara-negara
kapitalis maju ke negara-negara sedang berkembang.
12
REFERENSI
http://andin29.blogspot.co.id/2012/09/international-finances-keuangan.html
http://karyailmiah-irfan.blogspot.co.id/2010/11/manajemen-keuangan-internasional.html
13