Anda di halaman 1dari 3

MAGHABUDI TEMANGGUNG MENYELENGGARAKAN KURSUS DHAMMADUTA

Oleh: Wahyudi, S.Pd

Menindaklanjuti rapat reorganisasi di Vihara Gunung Payung, (24/12/2017). Majelis agama


Buddha Theravada Indonesia (MAGABUDHI) Pengurus Cabang Temanggung
menyelenggarakan kursus Dharmadutta (KDD). Kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari
di Vihara Dwipaloka Parakan, Jum’at sampai dengan Sabtu, (16-17/03/2018). Acara KDD
dihadiri 80 peserta dari masing-masing perwakilan Vihara, pemuka agama dan pemateri.

Y.M Bikkhu Sujano selaku Padesanayaka, dalam ceramahnya mengatakan “Mengingat


Temanggung merupakan basis umat Buddha di Jawa Tengah, perlunya meningkatkan kualitas
pendidikan keagamaan. Sampai sekarang ini umat Buddha Temanggung masih sedikit yang
mengikuti kegiatan keagamaan seperti pabbaja. Bhikku Sujano memberikan contoh, apabila
beliau mengadakan program pabbaja justru pesertanya banyak dari luar kota Temanggung. Oleh
sebab itu, Bhikku Sujano mengajak umat turut aktif, dalam upaya peningkatkan kualitas
pendidikan keagamaan meliputi pabbaja. Melalui pengetahuan keagamaan yang mumpuni
diharapkan umat dapat turut aktif membantu anggota sangha dalam perkembangan Buddha,
Dhamma”.

Kegiatan KDD tersebut dibuka oleh Suwardi, S.Ag selaku pembimas Buddha Temanggung.
Sebelum membuka acara, Suwardi memberikan pesan; “Perkembangan Agama Buddha bukanlah
tanggung jawab individu melainkan kewajiban bersama. Mengingat di Indonesia jumlah anggota
Sangha sedikit, maka kita harus turut aktif membantu beliau dalam menyebarkan Dharma.
Seperti yang telah disampaikan Bhikku Sujano “perkuat pemahaman Dhamma bantu sebarkan
ajaran Buddha kepada masyarakat”. Meliputi KDD ini, kita diberikan bekal pengetahuan
Dharma oleh para pemateri sebagai modal utama yang akan ditularkan kepada masyarakat, lanjut
Suwardi. Disamping itu, Magabudhi telah mencetuskan generasi Buddhis sebagai pandita yang
harus “tulus mengabdi tiada henti” sesuai slogan Magabudhi itu sendiri”.

Virya selaku pengurus Daerah sekaligus


sebagai pemateri mengatakan; “Temanggung
harus mengaktifkan kembali organisasi
tersebut demi perkembangan Buddha,
Dhamma. Megingat pengurus Magabudhi di
kota ini sudah tua-tua, perlu menambah
anggota-anggota baru agar kita bersinergi
dalam kelangsungan ajaran Buddha. Secara
peraturan penguus Magabudhi ini ada tiga
kategori; 1. Pandita Muda, 2. Pandita madya dan 3. Pandita tua yang masing-masing mempunyai
tugas yang berbeda. Pandita muda berkewajiban menuntun umatnya berkenaan tata upacara atau
kegiatan spriritual agama Buddha. Pandita madya berkewajiban memberikan pemberkahan
pernikahan umat Buddha atau yang berkaitan dengan pemerintahan. Sedangkan Pandita tua
mempunyai kewajiban menuntun, memberikan pengarahan dan mengajak umat bersama-sama
untuk mempraktikan ajaran Buddha dalam hal
ini bisa dikatakan sebagai penceramah”.

Usai diberikan materi selama dua hari, panitia


menguji kemampuan peserta dengan tes pilihan
ganda bekenaan dengan kelulusan peserta untuk
menjadi anggota Magabudhi dan sebagai seorang pandita. Hasil tes peserta dikirim dan diseleksi
oleh Pengurus Magabudhi pusat. Bagi peserta yang lulus seleksi akan divisudhi sebagai seorang
Pandita di Vihara Mendut, Ujar Winarto selaku ketua panitia”. Diakhir acara Udijatno, selaku
ketua Magabudhi Temanggung memberikan sertifikat sebagai tanda bukti telah mengikuti
KDD.”

Anda mungkin juga menyukai