Anda di halaman 1dari 1

Pondasi tiang pancang dapat menggunakan kayu keras.

Salah satu daerah di indonesia yang


maenggunakan konsep pondasi kayu ulin adalah Kalimantan Timur. Pemanfaatan kayu ulin
sebagai bahan konstruksi sudah sejak abad ke 16 yait yaitu ketika Kerajaan Kutai berkuasa.
Pondasi dengan menggunakan kayu ulin tepat digunakan pada daerah dengan karakter tanah
yang lembab, keaweatan kayu ulin dapat beratahan hingga puluhan tahun. Dimensi yang
digunakan untuk pondasi kayu ulin yaitu 20/30 namun biasanya menggunkan dimensi 10/10.
Sistem pemancangan kayu ulin seperti tiang pancang yang terbuat dari beton, yaitu
menggunakan hammer. Setelah pengetesan tanah dan penghitungan struktur pondasi telah
selesai dilakukan maka langkah selanjutnya adalah pengangkatan tiang pancang ke lokasi,
dirikan kayu pancang kontrol ketegakan posisi kayu menggunkan bantuan theodolite, atur
posisi hammer tepat di ujung atas kayu, pancang sampai elevasi kedalaman yang telah
direncanakan, cek ketegakan pancang setiap 2m, potong kayu pancang yang tersisa diatas
elevasi rencana (jika ada).

Keawetan kayu berhubungan dengan pemakaian kayu. Bahan pengawet kimia kayu salah
satunya yaitu Copper Chrome Boron (CCB). Menurut Muslich dan Jasni (2004) bahan
pengawet Copper Chrome Boron (CCB) adalah salah satu bahan pengawet yang telah
diijinkan oleh komisi peptisida dan bersifat pencegahan bukan pemberantasan. Kelemahan
pengawet ini yaitu dapat berubah warna dan memiliki daya penetrasi rendah karena adanya
unsur tembaga. Tembaga (Copper) untuk mencegah serangan jamur mikro perusak selulosa.
Ada 2 metode pengawetan kayu yaitu metode pengawetan tanpa tekanan dan dengan tekanan.
Hasil pengujian sifat mekanis yang dilakukan dengan menggunakan sample kayu kelapa
diberi pengawetan 3% menujukan nilai kuat tekan sejajar serat dar 18,67 N/mm2 menjadi 20
N/mm2, nilai kuat tekan tegak lurus dari 4.22 N/mm2 menjadi 4.44 N/mm2, nilai kuat lentur
dari 13.81 N/mm2 menjadi 18.61 N/mm2. Hasil pengujian sifat-sifat mekanis kayu kelapa
dengan diberi pengawetan sebesar 6% memberikan nilai kuat tekan sejajar serat sebesar 26
N/mm2, kuat tekan tegak lurus serat sebesar 6.67 N/mm2 dan kuat lentur sebesar 25.93
N/mm2.. Hasil pengujian sifat-sifat mekanis kayu kelapa dengan diberi pengawetan sebesar
10% memberikan nilai kuat tekan sejajar serat sebesar 32 N/mm2, kuat tekan tegak lurus serat
sebesar 10.89 N/mm2 dan kuat lentur sebesar 30.37 N/mm2.

Anda mungkin juga menyukai