Anda di halaman 1dari 6

TUGAS I

ANALISA BATUBARA

ANALISA BATUBARA
Dibuat sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisa Batubara pada Jurusan Teknik
Pertambangan

Oleh:
Fitria Ramadhona
03021281320019

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
2015

TUGAS ANALISA BATUBARA


Soal :
1) Kualitas batubara tergantung pada pemanfaatannya, sehingga parameter kualitas yang
akan dianalisis pun tergantung dari pemanfaatannya. Buatlah essay (minimal 1 lembar)
mengenai salah satu pemanfaatan batubara serta analisa apa saja yang akan dilakukan
sehubungannya dengan pemanfaatan tersebut. essay juga menjelaskan mengapa analisisanalisis tersebut harus dilakukan . ( contoh : pemanfaatan batubara sebagai kokas,.. salah
satu yang menjadi kualitas kokas adalah kokas tidak mudah hancur, sehingga analisa
yang perlu dilakukan adalah analisa kuat tekan untuk melihat apakah kokas yang akan
dihasilkan mudah hancur atau tidak)
2) Dari analisa proximate,

diketahui 1,5 gram batubara yang sudah diangin-anginkan,

dipanaskan hingga suhu + 1000C. Dari pemanasan tersebut, berat batubara susut menjadi
1 gram. sisa sample 1 gram tersebut selanjutnya dibakar dan tersisa abu seberat0,1 gram.
1,5 gram sample lainnya dipanaskan suhu 500 0C pada kondisi ditutup. Tersisa fixed
carbon dan abu dengan berat 0,7 gram. Nyatakan laporan hasil analisis tersebut dalam
basis adb, db dan daf.

Jawab :
1. Pemanfaaatan batubara sebagai briket

Seperti yang telah kita ketahui, Indonesia mempunyai potensi batubara yang
sangat besar. Ada banyak yang dapat dimanfaatkan dari sumber energi batubara. Salah
satunya sebagai bahan bakar alternative. Sebagian besar batubara di Indonesia mudah
pecah dan memiliki nilai kalori yang tinggi, kita dapat memanfaatkan batubara yang
hancur seperti bubuk dan sulit diangkut tersebut sebagai bahan bakar alternative dalam
bentuk briket. Briket batubara merupakan bahan bakar yang telah mengalami proses
pemampatan dan memiliki daya tekan tertentu, berbentuk dan memiliki ukuran sesuai
dengan kebutuhan, sehingga mudah digunakaan untuk memenuhi kebutuhan energy
masyarakat. Briket ini akan sangat bermanfaat bagi masyarakat dan industry kecil di
Indonesia, yaitu dapat mengurangi pemakaian minyak tanah dan kayu bakar. Keunggulan
dari briket ialah lebih murah, memiliki nilai kalor tinggi sehingga sangat baik untuk
pembakaran yang lama, tidak menimbulkan ledakan, serta tidak mengeluarkan suara
bising.
Sifat briket yang baik antara lain, tidak berasap dan berbau pada saat pembakaran,
mempunyai kekuatan tertentu sehingga tidak mudah pecah waktu diangkat atau
dipindahkan, suhu pembakaran yang tetap ( lebih kurang 3500C) dalam jangka waktu
yang lama (8-10 jam), serta gas yang dihasilkan tidak mengandung gas CO yang tinggi.
Dalam pembuatan briket ini, dapat dilakukan dengan teknologi yang sederhana dengan
investasi sedikit yaitu dengan cara penggerusan dan pengayakan batubara sampai menjadi
batubara bubuk (5 mm) lalu ditambah lempung 20% sebagai bahan pengikat, diberi air
10% lalu ditekan dengan mesin tekan pembriketan pada tekanan 120 kg/cm2 sehingga
dihasilkanlah briket. Ada 2 jenis briket yaitu tipe yontan dan tipe egg (telor). Tipe yontan
berbentuk silinder dengan garis tengah 150 mm, tinggi 142 mm, berat 3,5 kg dan
mempunyai lubang-lubang sebanyak 22 lubang, sering digunakan untuk keperluan rumah
tangga. Sedangkan tipe egg (telor) digunakan untuk pembakaran kapur, bata, genteng,
gerabah, pandai besi dan juga untuk keperluan rumah tangga. Jenis ini mempunyai lebar
32-39 mm, panjang 46-58 mm, dan tebal 20-24 mm. Dalam pembuatan briket dengan tipe
telor perlu ditambah molasses (7%) dan di roll pada mesin briket tipe roll.
Kualitas briket yang baik antara lain adalah memiliki kandungan karbon yang besar,
kadar air rendah, nilai kalori tinggi dan kandungan abu yang sedikit. Sehingga briket mudah

terbakar dan menghasilkan energi panas yang tinggi serta tahan lama. Jumlah kalori yang
yang baik dalam briket adalah 5000 kalori dan kandungan abunya hanya 8%. Oleh karena
itu, untuk mengetahui sifat atau kualitas dari batubara tersebut harus dilakukan analisa kimia
berupa analisa proksimat dan analisa ultimat secara detail. Dengan melakukan analisa
proksimat dan ultimat,dapat diketahui kadar air (inherent moisture dan free moisture),
kandungan abu, kandungan karbon, dan lain sebagainya dari batubara. Jika kadar airnya
tinggi, maka akan menurunkan panas/kg batubara, sedangkan jika kadar abu batubara tinggi
semakin rendah panas yang dihasilkan oleh batubara. Nilai kalori dalam batubara merupakan
hal terpenting dalam suatu bahan bakar. Nilai kalori sangat dipengaruhi oleh kadar abu dan
kadar air suatu batubara, semakin besar kadar air dan kadar abu dalam batubara,maka nilai
kalori akan semakin kecil/rendah. Maka sangat diperlukan untuk melakukan analisis
proksimat dan ultimat secara detail untuk mengetahui tinggi rendahnya kadar atau kandungan
yang dimiliki oleh batubara tersebut.
Selain itu, ukuran dari butiran batubara (coal size) dalam pembuatan briket diperlukan
batubara yang halus seperti bubuk (5 mm) yaitu dengan cara dilakukan penggerusan dan
pengayakan. Briket harus mempunyai kekuatan tertentu sehingga tidak mudah pecah waktu
diangkat, dipindah-pindahkan, dan dikeluarkan dari dalam tungku. Sehingga analisa yang
perlu dilakukan adalah analisa kuat tekan briket, maka dapat diketahui apakah briket tersebut
mudah pecah atau tidak. Lalu dilakukan pengujian mesin tekan pembriketan untuk melihat
apakah briket yang akan dihasilkan oleh tekanan mesin tersebut pada waktu pembuatan
briket mudah pecah atau tidak. Maka tekanan mesin juga harus disesuaikan. Di beberapa
penelitian, briket dengan kuat tekan > 6 kg/cm2 cukup kuat dan tidak mudah pecah pada saat
dibawa, diangkut, dan diangkat.

2. Laporan Hasil Analisis Batubara

Dari data analisis diatas, didapat :


IM (Inherent Moisture) = 0,5 gram
Ash = 0,1 gram
VM (Volatile Matter) = 0,3 gram
FC (Fixed Carbon)

= 0,6 gram

daf

batubara kering dan bebas abu, jadi tersisa VM + FC = 0,9 gram

db

inherent moisture dan free moisture pada batubara tidak ada lagi (kering),
jadi yang tersisa ialah Ash + VM + FC = 1 gram

adb

free moisture pada batubara telah hilang, tersisa IM + Ash +VM + FC =


1,5 gram

Anda mungkin juga menyukai