Anda di halaman 1dari 3

PANTUN JENAKA

Hati-hati dengan bambu rucing,


di dalamnya ada lipan.
Bergerak-gerak kumis kucing,
melihat tikus bawa senapan.

Ada petir datang kilat,


menyambar benteng dari baja.
Semenjak tikus pandai bersilat,
kucing hanya melamun saja.

Putri raja hendak kawin,


dengan pangeran dari Selatan.
Lucunya melihat penguin,
kalau berjalan endut-endutan.

Di kasih hati minta ampela,


Gunung Sumbing tempat pengelana.
Si kera garuk-garuk kepala,
melihat kambing pakai celana.

Hari minggu pergi memancing,


umpannya dari cacing.
Waktu tikus dikejar kucing,
ia lari terkencing-kencing.

Pasti lucu lihat yang ompong,


kalau bicara seperti ngigau.
Karena monyet suka sombong,
pantatnya diseruduk oleh kerbau.

Pergi ke hulu terus berenang,


Untuk memburu si beruang.
Berani itu ciri pemenang,
Jangan takut untuk berjuang.

Matahari telah bersinar,


Menerobos dari balik awan.
Berani membela yang benar,
Jangan takut oleh lawan.

Tinggi usia di tengah zaman,


Tinggi bunga di tengah taman.
Jadilah anak yang budiman,
Disayang ayah disukai teman.

Semut makan hingga kenyang,


Makan ubi juga kentang.
Bila hati sangat penyayang,
Semua manusia akan datang.
PUISI

Petani
Tiap hari tiada henti
Kau menanam padi
Kerja keras tanpa lelah
Berjemur seharian ditengah sawah
Kau cucurkan keringatmu
Hanya demi padi
Makanan pokok sejuta umat
Tak tampak wajah kecewa
Saat musim panen gagal
Kau tetap tegar dan terus bekerja
Merawat padi itu
Agar tetap hijau
Guyuran hujan pun bukan penghalang
Kau tetap berjuang
Terima kasih petaniku
Atas jasa mu

Anda mungkin juga menyukai