i
TEORI LISTRIK DASAR & TEKNIK APP
SERTA PENGAWATANNYA
DURASI : JP
PENYUSUN :
i
DAFTAR ISI
Tabel 1 Harga koefisien temperatur (T0 dan α) bahan konduktor standard .............................. 10
Tabel 2 Resistivitas ( bahan konduktor standard ) ....................................................................... 10
Arus bolak balik ialah arus yang mempunyai besaran maupun arah yang berubah ubah
terhadap waktu
Arus bolak balik mempunyai besaran dan arah atau sebagai Vektor yang berputar dengan
kecepatan sudut (Radial per detik), bila satu putaran sama dengan jarak 360 derajat maka L ; 2
π dalam waktu T
- Definisi Frekwensi
Frekwensi ialah jumlah perubahan gelombang per detik atau jumlah sinusoida perdetik.
- Pengertian Frekwensi
Jadi :
Tidak seperti arus searah dimana besar dan polaritas dari arus/tegangan selalu tetap
sepanjang waktu maka pada arus bolak-balik, besar dan polaritas dari arus/tegangan berubah-
rubah terhadap waktu mengikuti bentuk fungsi sinusoidal.
1+ Arus Bertambah
pada arah Posistif
Perubahan
Positif Arus Berkurang
pada arah Posistif
0
1/3
Perubahan
Negatif
Arus Berkurang
Arus Bertambah
pada arah Negatif
pada arah Negatif
1-
Nilai maks : V = V I =I
Nilai efektif adalah nilai yang terukur pada alat ukur (Volt meter /Amper meter)
Pada sistem arus searah hanya mengenal beban resistive ( R ), tetapi pada sistem arus bolak
balik beban merupakan “ Impedansi” ( Z ) yang biasa dibentuk dari unsur R, L, C.
Beban resistip ( R )
Beban induktip ( Xl )
Beban kapasitip ( Xc )
P. I .U
+ + +
P.I.U
U P I
+ +
P.I.U
I P U
+ +
Sifat hambatan L (XL) dengan C (XC) saling bertentangan atau saling meniadakan.
XL = 2π.f.L,
1
XC =
2fC
Z = R + JXL Z = R - J XC
R
φ V
Z
-XC
Z XL
φ
V
R
(a)
Z = R - J XL - J XC
Z = R - J XL - J XC
(JXL < JXC)
(JXL > JXC)
XL
-XC Z
R V
φ
XL φ -XC
Z V
(b)
R Z -XC
V
φ
XL φ
Z V
XL
(c)
-XC
Apabila suatu penghantar dialiri arus bolak maka akan muncul GGL induksi sesuai dengan
kaidah tangan kanan.
ρ .L
R=
A
Dimana : ρ = Resistivitas
L = Panjang kawat
Dalam tabel-tabel yang tersedia sering kita jumpai penampang kawat diberikan dalam
satuan “Circular Mil” disingkat CM.
Difenisi dari CM ialah penampang kawat yang mempunyai diameter 1 mil (0,001 inch).
Atau
ρ = Ohm Meter
L = Meter
A = m2
L = Cm
A = Cm2
Maka sebagai factor koreksi untuk memperhitungkan pengaruh dari pilin, panjang kawat
dikalikan dengan 1,02 - 1,05 (2% - 5 % factor koreksi).
Dalam batas temperatur 100 C sampai dengan 1000 C, untuk kawat tembaga (Cu) dan
aluminium (AL) berlaku rumus :
Dimana :
Jika :
1 1
Maka :
Untuk kawat :
Cu (100%) : α 20 = 0,00393
T0 = 234,5 oC
Cu (97,5%) : α 20 = 0,00383
T0 = 241,5 oC
T0 = 228,1 oC
Tahanan arus searah (DC) yang diperoleh dari perhitungan diatas harus dikalikan
dengan factor :
Pada setiap rangkaian listrik, jumlah aljabar dari arus-arus yang bertemu disatu titik adalah nol.
Notasi : ∑I=0
I5
I2
Jadi :
Nol.
Jumlah aljabar dari hasil kali arus dan tahanan pada setiap konduktor dalam suatu rangkaian
tertutup (mesh) , sama dengan jumlah aljabar dari ggl.
∑ I R = ∑ GGL = ∑E
E1
R1
1. E1 = I . R1
GGL
2. E2 = I . R2
R2 3. GGL = ∑E = E1 + E2
E2
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 11
3. Daya Pada Arus Bolak-Balik
Karena beban Z mempunyai/membentuk pergeseran sudut terhadap V (sebagai referensi)
maka arus beban Ib yang mengalirpun membentuk sudut yang sama searah dengan sudut dari
Z sebesar φ.
Hubungan dari ketiga macam daya tersebut kita kenal sebagai “segitiga daya”.
P
φ S
Q Q
S
φ
P
E I R2
R3
= I ( R1 + R2 + R3 )
= I x R tot
Apabila diketahui harga masing masing tahanan (R1, R2, R3) dan tegangan pada
sumber ( E ) juga diketahui maka kita dapat menghitung besar arus yang mengalir pada
penghantar maupun masing masing tahanan tersebut, oleh karena ke tiga tahanan
tersambung seri maka besar arus yang mengalir sama besarnya yaitu :
I = E : (R1 + R2 + R3)
COTOH SOAL :
R1 R2 R3
I
E = 220 V
R1 = 45 Ω
R3 = 25 Ω
E = 220 V
Tentukan : besarnya
- Arus (I)
- Tahanan total (Rtot).
Jawab :
Rtot = R1 + R2 + R3
= 45 + 40 + 25 = 110 Ω
I = E : Rtot
= 220 : 110
= 2 Ampere
E1 = I . R1
= 2 . 45 = 90 Volt.
E2 = I . R2
= 2 . 40 = 80 Volt.
E3 = I . R3
= 2 . 25 = 50 Volt.
Suatu rangkaian listrik yang terdiri dari dua buah Impedansi yang disambung Paralel
Tegangan yang kita pilih sebagai referensi :
E I1 R1 I2 R2
I = I 1 + I2
E = I . R1 = I . R2
1 1 1
Rtot = R1 + R2 atau Rtot = E : I
CONTOH SOAL
R1 = 60 Ω
R2 = 40 Ω
E = 240 Volt.
Tentukan :
Jawab :
1 1 1 1 1 2 3 5
Rtot = R1 + R2 = 60 + 40 = 120 + 120 = 120
Rtotal = 24 Ω
E = I . Rtot
E = I . R2
Jadi arus sumber maupun arus masing beban diperoleh sebagai berikut :
I = E : Rtot = 240 : 24 = 10 A
I1 = E : R1 = 240 : 60 = 4 A
I2 = E : R2 = 240 : 40 = 6 A
Faktor daya (cos θ ) adalah perbandingan antara daya nyata P (watt) dengan daya
semu S (VA) yang biasa dinyatakan dalam angka decimal atau persentasi.
Contoh :
P = 80 KW ; S = 100 KVA
P 80
P.F = S = 100 = 0,8 = 80 %
Pengaruh daya nyata dari peningkatan PF pada suatu sirkuit adalah untuk mengurangi
arus yang mengalir lewat sirkuit tersebut sehingga memperoleh beberapa keuntungan
antara lain :
Faktor kerja ; Sudut yang dibentuk antara vector Arus dengazn vector Tegangan
N. IN .
Hub. Bintang : EL
EL = Ef . 3 Ef = IL = If
3
Hub. Delta : EL = Ef IL = If . 3 IL
If =
3
Gambar 14 Arus bolak - balik 3 fasa hubungan bintang dan hubungan segitiga
URS
UR
UT US
UR
Ir
(Ir + Is) I fasa = I line (hub.bintang)
It
Ir = Is = It (beban seimbang)
Ir + Is + It = In = 0
It
Is
UT US
P3Φ = 3 Uf . If Cos φ
P3Ф = UL . IL Cos φ 3
ket : φ = sudut diantara U & I
Untuk menghitung daya semu pada beban seimbang adalah sebagai berikut :
𝑆3∅ = 𝑆𝑟 + 𝑆𝑠 + 𝑆𝑡
𝑆3∅ = 𝐼. 𝑈𝑓𝑛 . √3
𝑈𝑓𝑓
𝑆3∅ = 3. 𝐼. → 𝑈𝑓𝑓 = 𝑈𝑓𝑛 . √3
√3
∑𝐼 ∑𝐼
𝑆3∅ = × 𝑈𝑓𝑓 . √3 =3x × 𝑈𝑓−𝑛 (VA)
3 3
∑𝐼
𝑃3∅ = × 𝑈𝑓𝑓 . √3. cos 𝜑 (W)
3
∑𝐼
𝑄3∅ = × 𝑈𝑓𝑓 . √3. sin 𝜑 (VAr)
3
Dapat juga dikatakan sebagai sambungan pelanggan yang merupakan titik akhir dari
pelayanan listrik kepada pelanggan, dengan ti ngkat mutu pelayanan yang dapat di lihat
dari mutu tegangan dan ti ngkat kehandalan dari sisi pelayanan tersebut (sesuai SPLN No.
1:1995). Berdasarkan jenis tegangannya pada sistem distribusi terbagi atas :
Sambungan tenaga listrik tegangan rendah (SLTR) adalah sambungan listrik dengan
tegangan pelayanan sebesar 220/380 Volt dan dengan daya sebesar-besarnya 197 kVA.
Jenis Konstruksi
5.2.1 Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik Tipe A
Konstruksi ti pe D untuk sambungan tenaga listrik seri pada ruko, rumah petak,
took dan pertokoan atau mall. Sambungan pelayanan memakai kabel jenis
NYFGbY atau NYY yang di masukan dalam pipa PVC tahan mekanis. Semua
kabel dilindungi secara fisik dari sentuhan tangan.
5.2.5 Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik pada Tiang Melalui Kabel Bawah Tanah
Tipe E
Konstruksi E menggunakan kabel NYFGbY yang di tarik dari ti ang SUTR. Ujung
kabel pada tiang harus diterminasi. Sambungan ke jaringan harus memakai
bimetal joint Al-Cu yang di bungkus dengan heathshrink sleeve. Kabel turun ke
tanah di beri pelindung pipa galvanis 1 1 / 2 inci sepanjang 2,5 meter di atas
tanah dan tiap 1,5 meter diikat dengan stainless steel dan link dan protecti ve
plasti c tape Selanjutnya persyaratan konstruksi sama dengan persyaratan
konstruksi kabel bawah tanah. Kabel naik di dalam bangunan di lindungi dengan
pipa galvanis 1 1 / 2 inci yang di ikatkan pada tembok dengan expanding fi xing
collar (dyna bolt fixing collar) sampai ke titik pasang meter kWh.
Konstruksi tipe G sama dengan tipe F, hanya alat pengukur kWh dan pembatas
terpasang terpusat pada bangunan.
5.2.8 Penghantar
Penghantar yang digunakan adalah dari jenis kabel pilin (twisted cable) NFA2X-
T dengan karakteristi k sebagai berikut :
Tabel
Pemasangan APP
5.3.1 Pemasangan di Rumah pelanggan
Tinggi panel APP (OK) ti dak kurang dari 160 cm dari lantai.
Di luar atau di teras rumah, mudah dibaca, dan mudah akses masuk.
Tidak terkena hujan, panas, atau mudah terkena benturan mekanis.
Jauh dari jangkauan anak-anak.
Kotak panel dipasang pada suatu tempat di bangunan yang terlindung dari hujan
dan panas atau di luar bangunan. Panel distribusi ini dapat di pakai pada
kompleks perumahan pertokoan, rumah petak atau rumah susun ataupun
apartemen.
Sakelar masuk pada sirkuit masuk PHB di lengkapi dengan sakelar jenis No
Fused Breaker, pada sirkit keluar di proteksi dengan tegangan lebur jenis HRC ti
pe NH/NT.
Khusus I B
7. 3x5 414000 - 630000
2
Khusus I C 3 x 5
414000 - 630000
2
Dalam perhitungan terkait dengan APP, ada beberapa rumusan umum yang sering
dipergunakan yaitu Hukum Ohm, Rumusan Daya dan Energi serta segitiga daya.
a. Hukum Ohm
V= R.I
Dimana,
V = Tegangan (Volt / V)
R = Tahanan (Ohm / )
I = Arus (Ampere
b. Rumus Daya
P =V.I
Dimana,
P = Daya (VA)
V = Tegangan (Volt / V)
S = P JQ
P
φ S
Q Q
S φ
P
P= V x I x Cos (Watt)
Dimana ,
I : Arus (Amper)
P = 3 x V x I x Cos (Watt)
Q = 3 x V x I x Sin (VAR)
Dimana :
Energi tenaga listrik adalah suatu bentuk pemakaian tenaga listrik pada suatu satuan
waktu yang merupakan keluaran dari pembangkit tenaga listrik. Besaran dari Energi
tenaga tenaga listrik disebut dengan kWh (kilo watt Hour).
Sebagai titik transaksi di pelanggan, dipasang alat yang disebut APP (Alat Pengukur
dan Pembatas). Sebagai alat ukur, APP memakai kWh Meter adalah sebagai alat
Pengukur pemakaian energy tenaga listrik dipelanggan.
Sebagai alat pembatas, APP dilengkapi dengan pembatas yang berupa MCB (Mini
Circuit Breaker, Fuse dsb).
Pengukuran energi listrik yang digunakan di pelangggan dilakukan oleh salah satu
dibawah ini:
Berdasarkan dari tegangan yang dilayaninya, APP dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. APP 1 Phase
b. APP 3 Phase.
Berdasarkan jenis dan system kerjanya, APP dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
Fungsi dari kedua jenis APP secara umum adalah sama, namun pada APP Elektronik
ada beberapa kelebihan fitur, seperti fitur anti tampering, fitur remote, ketelitian dsb.
APP 1 Phasa dipakai untuk melayani pelanggan 1 phasa Tegangan Rendah. Pada
APP 1 Phasa tterdiri dari kWh Meter 1 Phase dan Alat Pembatas, berupa MCB (Mini
Circuit Breaker). Besaran daya yang dilayani cukup kecil dan terbatas, disesuaikan
dengan dengan besaran Alat Pembatas. Bagian dari APP 1 Phasa adalah :
a. Meter kWh
b. Alat Pembatas (MCB)
c. Kotak APP beserta kabel dan accessories untuk melakukan wiring (montase).
Meter Kwh adalah alat ukur listrik integrasi yang digunakan untuk mengukur
besarnya energi aktif yang digunakan pelanggan dlam satuan kilo watt jam (Kwh)
Pada setiap meter Kwh diberi tanda pengenal pada papan nama yang terpasang
pada bagian dalam meter yang antara lain berisi :
2. Sistem pengawatan:
3. Type meter
6. Frekuensi pengenal
7. Konstanta meter
13. Untuk meter tarif ganda, disebelah kiri elemen hitung diberi tanda :
Max.load dan Normal load atau LWBP dan WBP. Dan dilengkapi
dengan petunjuk kerja register meter yang berwarna merah disebelah
kanan register.
15. Tanda dengan huruf C.A. untuk terminal meter guna ganda.(dapat
dihubungkan dengan kabel Cu atau Al)
Dominasi meter kWh pada saat ini adalah meter elektronik baik meter kWh
elektronik prabayar dan meter elektronik paska bayar.
-Karakteristik teknik.
Frekuensi pengenal : 40 – 60 Hz.
Kapasitas pemutus s/d 6 KA pada 220 volt dan cos φ = 0.85
Dapat bekerja sampai dengan 440 Volt AC
Untuk pembatas arus sampai dengan 100 A dipakai pemutus mini (MCB)
sedangkan untukm pembatas arus diatas 100 A sipakai pelebur tegangan rendah
Tabel ukuran MCB dan daya dari pelanggan 1 Phasa adalah sebagai berikut :
No MCB Daya
(Ampere) (VA)
1 2 450
2 4 900
3 6 1300
4 10 2200
5 16 3500
6 20 4400
7 25 7700
8 35 11000
Kotak atau lemari APP harus terbuat dari bahan yang tahan akan kerusakan
mekanis dan tahan panas.
Kotak APP yang digunakan untuk sambungan satu phasa adalah APP tipe I. Pada
Kotak APP tipe I terdapat Blok terminal dan Tutup Pelindung kWh dan wiring kabel
Blok teminal adalah tempat penyambungan pengawatan alat ukur dan pembatas.
Blok terminal yang digunakan adalah blok terminal yang mempunyai jumlah teminal
4 untuk APP tipe I.
Tutup pelindung APP tipe I terbuat dari bahan plastik transparan yang tahan cuaca,
tahan benturan, tidak mudah terbakar, tidak mudah retak dan tidak mudah berubah
warna.
APP 3 Phasa dipakai untuk melayani pelanggan 3 phasa Tegangan Rendah. Jenis
Pelanggan Tegangan Rendah yang dilayani oleh APP 3 Phasa bermacam – macam,
seperti:
Meter kWh adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur besarnya energi
aktif yang digunakan pelanggan dalam satuan kilo watt jam (kWH).
Meter kVARh adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur besarnya
energi reaktif yang digunakan pelanggan dalam satuan kilo VAR jam (kVARh).
Meter kWh 3 Fasa Single Tarip hanya mengukur 1 jenis tarip saja sehingga tidak
dapat dipergunakan untuk pelanggan yang berlaku dua tarip (LWB dan WBP).
Untuk pelanggan dengan dua tarip (Tarip Ganda), dipergunakan Meter double Tarip.
Item spesifikasi dari meter kWh dan kVARh, sama dengan Meter 1 Phasa namun
nilainya saja berbeda.
Dari spesifikasi meter 3 Fasa pengukuran langsung terdapat beberapa macam Arus
Nominal : 20, 50, 80, 100 sehingga untuk daya yang besar harus dipilih jenis meter
yang mempunyai arus nominal yang besar.
Pemakaian meter kVARh disesuaikan dengan tarip yang terpasang. Bila ditarip
dipersyaratkan tagihan pemakaian energy kVARh maka perlu dipasang meter
kVARh. Bila mempergunakan meter elektronik, cukup diwakili satu meter sudah
dapat mengukur meter kWh tarip ganda dan meter kVARh
Besaran daya listrik untuk pelanggan 3 Phasa sambungan langsung adalah sebagai
berikut :
Daya Pembatas
No Terpasang MCB/MCCB
(Volt Ampere) (Ampere)
1 3,900 3X6
2 6,600 3 X 10
3 10,600 3 X 16
4 13,200 3 X 20
5 16,500 3 X 25
7 33,000 3 X 50
8 41,500 3 X 63
Karena ketersediaan material dan kebutuhan untuk pembacaan jarak jauh (remote),
sebagian besar pelanggan 3 fasa pengukuran langsung dilayani sampai dengan
daya 33 KVA. Untuk daya 41,5 KVA dilayani dengan APP pengukuran tidak
langsung.
Kotak atau lemari APP harus terbuat dari bahan yang tahan akan kerusakan
mekanis dan tahan panas.
Kotak APP yang digunakan untuk sambungan tiga phasa adalah APP tipe III. Pada
Kotak APP ini terdapat Blok terminal dan Tutup Pelindung kWh dan wiring kabel.
tipe III dengan kemampuan arus 25A, 60A,dan 100 A berdiameter dalam masing
masing lubang 4, 5 dan 6 mm, diameter luar minimum10 mm
Range daya pelanggan yang dilayani oleh PLN cukup besar, mulai daya 450 VA sampai
dengan diatas 30 MVA sehingga perlu dilakukan segmentasi tegangan layanan
sebagaimana tabel berikut :
keterbatasan secara teknis. Keterbatasan terhdap besaran arus yang dapat melaluinya
ataupun besaran tegangan yang bekerja secara langsung pada peralatan tersebut.
Dengan keterbatasan tersebut maka dipergunakan alat bantu dalam pengukuran berupa
CT (Current Transformator / Trafo Arus) dan atau PT (Potensial Transformer / Trafo
Tegangan).
Sehingga APP 3 Phasa pengukuran tidak langsung terdapat bervariasi peralatan sebagai
berikut:
Sehingga Tabel segmentasi daya pelanggan terkait dengan alat Bantu sebagai berikut :
Secara umum meter kWh dan kVARh pengukuran tidak langsung hampir sama
dengan Meter kWh dan kVARh pengukuran langsung.
Perbedaan hanya pada kelas meter dan arus nominal meter, sebagai berikut :
Arus nominal : 5 A
Pelebur
Pelabur adalah suatu alat pemutus dengan meleburnya dari komponennya yang
dirancang sedemikian rupa yang disesuaikan dengan ukurannya. Membuka rangkaian
dimana pelebur tersebut dipasang dan memutuskan arus bila arus tersebut melebihi
suatu nilai tertentu dalam waktu yang cukup
RELE
Rele magnetis :
Relai ini bekerka berdasarkan prinsip Medan magnit dari statu kumparan
listrik
Rele Thermis :
Relai ini bekerja berdasarkan prinsip elektrostatik dari suatu elemen
pemanas/bimetal
Rele Elektronik
Relai ini bekerka berdasarkan prinsip elektrostatik dari beberapa komponen
elektronik
Transformator arus adalah suatu alat listrik yang berfungsi untuk mengubah besar
arus tertentu (di lilitan primer) ke besaran arus tertentu lainnya (di lilitan sekunder)
melalui suatu kopling elektro megnetis.
Karena meter – meter umumnya hanya dapat dilewati besaran ukur (arus) yang kecil
sedangkan arus yang mengalir ke jaringan distribusi adalah besar, maka besar arus
pada belitan primer transformator arus lebih besar dari pada besar arus di lilitan
sekundernya.
Jadi transformator arus yang dipergunakan pada meter – meter akan mengubah arus
primer yang besar menjadi arus sekunder yang lebih kecil sehingga pengukuran dapat
dilakukan.
Arus pada sisi primer yang cukup besar ditransformasi oleh CT menjadi sebesar
kemampuan kWhmater, umumnya maksimum 5 Ampere, sehingga CT yang biasa
digunakan dengan ratio ……./5A.
Hal yang perlu diperhatikan disini adalah jenis CT yang digunakan jangan sampai
tertukar dengan CT untuk proteksi, CT untuk pengukuran dengan kode kelas sebagai
berikut:
CT yang banyak dipakai untuk TR adalah : 100/5. 150/5, 200/5, 250/5 dst.
Gambar
CT Tegangan Menengah
Trafo tegangan merupakan alat bantu pengukuran untuk tegangan TM dan TT, karena
tidak mungkin kWh meter membaca atau disambung langsung ke tegangan
Menengah atau Tegangan Tinggi. Trafo tegangan yang biasa dipakai pada system
TM adalah dengan rasio: 20 kV/100 V Kelas 0,5
Tegangan pengenal sekunder ádalah 57.7 Volt phase netral dan 100 V atau 110 V
phase-phase.
PT Tegangan Menengah
Pada pengukuran tidak langsung pelanggan TR, angka stand yang tertera pada kWh
meter belum nilai yang sebenarnya.
Nilai yang sebenarnya adalah selisih angka stand kWh dikalikan dengan Faktor kali
(dengan catatan pada meter saat ini, Faktor kali meter = 1).
Pemakaian kWh = (Stand Bl lalu – Stand bl ini) x Faktor Kali
Besaran Faktor Kali ditentukan sebagai berikut:
Untuk Pelanggan TM dan TT, Faktor kali adalah Angka Rasio CT dikalikan
dengan Angka Rasio PT
P = 3 x V x I
I=
1. Pelanggan TR dengan daya 105 KVA. Berapa CT yang harus dipilih dan
berapa factor kalinya?
Tahab 1, Menghitung Besaran Arus Nominal.
I=
I = 159, 53 A
Tahab 2, Memilih CT yang ada dipasaran dengan syarat lebih besar dari arus
nominal dan besarannya yang paling mendekati.
Maka dipilih CT pasaran yang mendekati, yaitu CT TR : 200 / 5 A
Faktor kali untuk pelanggan tersebut adalah 200 /5 = 40 X
2. Pelanggan TM dengan daya 345 KVA. Berapa CT dan PT yang harus dipilih
dan berapa factor kalinya ?
I=
I = 9,95 A
Tahab 2, Memilih CT yang ada dipasaran dengan syarat lebih besar dari arus
nominal dan besarannya yang paling mendekati.
Maka dipilih CT pasaran yang mendekati, yaitu CT TM : 10 A / 5 A
Tahab 3, Memilih PT. Karena tegangan kWh Meter harus dibawah 400 Volt
maka memilih yang ada dipasaran, yaitu PT TM : 20.000 V / 100 V
= 400 X
Penyegelan.
Penyegelan merupakan hal yang penting sebagai alat untuk mengamankan
alat ukur.
Segel harus ada lambang PLN atau tulisan PLN, nomor regristrasi dan tidak dapat
dipakai ulang.
SISTEM AMR adalah sistem pembacaan atau pengambilan data hasil pengukuran meter
elektronik ( ME ) secara terpusat dan otomatis dari jarak jauh (remote) melalui media
komunikasi tertentu, menggunakan software tertentu , yang dilengkapi dengan kemampuan
untuk pengolahan data,
AKURASI
APP AMR PENGUKU
+ = RAN
APP harus dapat menjamin energi listrik yang tersalur ke pelanggan terukur secara akurat
dan tidak ada energi tersalur yang tidak terukur.
AMR harus mampu menciptakan revenue assurance ( dapat memantau secara cepat jika
ada kelainan / pelanggaran di pelanggan sehingga revenue terjamin tidak berkurang)
3. User / Pelaksana
Hardware AMR
Hardware pada AMR ada beberapa peralatan yaitu :
Meter Elektronik
Meter Elektronik disingkat ME adalah alat ukur besaran – besaran listrik secara
digital dimana selain mengukur dan menampilkan hasilnya, dapat juga menyimpan
hasilnya ke dalam memori internal serta dapat terhubung dengan modem.
Contoh Meter Elektronik antara lain: SIEMENS ZMD405CT, EDMI , ELSTER, ADD,
ELSTER dan ACTARIS
Stand billing yang digunakan adalah stand self read yang disetting pada tanggal dan
jam tertentu yang terjadi sekali dalam sebulan.
MODEM
Gambar Modem
• MODEM PSTN :
Modem yang menggunakan media komunikasi PSTN ( Public Switch
Telephone Network ) atau sistem telepon yang menggunakan kabel tembaga
untuk mentransmisikan sinyal analog.
• MODEM GSM
Modem yang menggunakan media komunikasi GSM (Global System for
Mobile Comunication ) atau standar komunikasi seluler digital.
Contoh modem yang digunakan pada sistem AMR saat ini : Siemen MC35i,
Fargo Maestro 20, Wavecom, dll.
Data Management & Report (DMR) adalah aplikasi yang berfungsi sebagai pengolah
dan penampil data hasil recording meter elektronik (Load Profile, Stand, Event,
Instantaneous) yang telah tersimpan dalam Database Server.
Aplikasi DMR digunakan untuk monitoring dan analisa – evaluasi data meter
pelanggan. Aplikasi ini adalah untuk lebih mendayagunakan aplikasi existing. Dengan
adanya DMR maka setingkat rayon sudah dapat mengakses data AMR. Sebelum
adanya DMR, yang dapat mengakses adalah Area, Kantor Distribusi / Kantor Wilayah.
Dapat menampilkan data Load Profile dan Power Quality baik berupa tabel
maupun grafik.
TRANSFER STAND
Transfer Stand adalah aplikasi yang berfungsi pengirim nilai stand meter (Stand
LWBP, WBP, Stand kVArh, Nilai kVA Max ), ke sistem pengolah data billing AP2T.
ADAM SYSTEM
Aplikasi Automatic Detection & Alam Management (ADAM) System, dibangun di atas
system AMR, berfungsi mendeteksi adanya pelanggaran pemakaian listrik oleh
pelanggan (DLPD), permasalahan pada sistem AMR dan koneksinya, serta informasi
penting lainnya yang berguna untuk meningkatkan pendapatan PLN dan pengawasan
terhadap peralatan ukur dan AMR.