Anda di halaman 1dari 101

Tugas

KUMPULAN MAKALAH KIMIA KLINIK

DISUSUN OLEH:

H. 14

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis

dapat menyelesaikan penyusunan makalah Kimia Klinik yang berjudul “ Glukosuria, Diabetes

Melitus (DM), Kolesterol, Ginjal, Air Dan Elektrolit “.

Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan

untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Kimia Klinik. Dalam Penulisan makalah ini penulis

merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan

kemampuan yang dimiliki penulis. Maka kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis

harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu.

Dalam menyelesaikan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan

imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat

menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal „Alamiin

Kelas H.14,

Makassar, 20 Januari 21018


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

A. Glukosuria

B. Diabetes Melitus (DM)

C. Kolesterol

D. Ginjal

E. Air

F. Elektrolit

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
Glukosuria

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Glikosuria adalah kondisi di mana terjadi peningkatan pengeluaran glukosa atau gula

darah melalui urine (air kemih). Pada kondisi normal tidak ditemukan gula pada air kemih.

Darah yang disaring pada ginjal akan meloloskan sebagian kecil gula. Namun, saluran pada

ginjal memiliki kemampuan untuk menyerap kembali gula tersebut sehingga tidak ada gula yang

keluar melalui air kemih. Bila ditemukan adanya gula yang keluar pada air kemih maka terdapat

dua kecurigaan, yakni kadar gula dalam darah yang terlalu tinggi sehingga tidak mampu disaring

oleh ginjal atau terdapat kerusakan pada saluran ginjal sehingga kehilangan kemampuan untuk

menyerap kembali gula tersebut. Saluran pada ginjal mampu menyerap kembali gula darah

hingga 180 mg/dl. Pada orang normal, gula pada ginjal tidak melebihi angka tersebut. Glikosuria

dideteksi melalui pemeriksaan urine. Terdapat dua metode pemeriksaan, yakni pemeriksaan

kuantitatif (mencantumkan angka besaran kadar gula pada urine) dan kualitatif (mencantumkan

skala kadar gula: skala berupa angka 1 hingga 4).

Urine merupakan hasil metabolisme tubuh yang dikeluarkan melalui ginjal. Dari 1200 ml

darah yang melalui glomeruli per menit akan terbentuk filtrat 120 ml per menit. Filtrat tersebut

akan mengalami reabsorpsi, difusi dan ekskresi oleh tubuli ginjal yang akhirnya terbentuk satu

mili liter urine per menit.


Secara umum dapat dikatakan bahwa pemeriksaan urine selain untuk mengetahui kelainan

ginjal dan salurannya juga bertujuan untuk mengetahui kelainan-kelainan diberbagai organ tubuh

seperti hati, saluran empedu, pankreas, korteks adrenal, uterus dan lain-lain. Selama ini dikenal

pemeriksaan urine rutin dan lengkap. Yang dimaksud dengan pemeriksaan urine rutin adalah

pemeriksaan makroskopik, mikroskopik dan kimia urine yang meliputi pemeriksaan protein dan

glukosa.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:

1. Apa pengertian glukosuria ?

2. Bagaimana Proses adanya glukosuria ?

3. Bagaimana cara pemeriksaan glukosuria ?

4. Apa penyebab terjadinya kesalahan pemeriksaan glukosuria?

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui pengertian glukosuria.

2. Untuk mengetahui proses adanya glukosuria.

3. Untuk mengetahui cara pemeriksaan dalam urine.

4. Untuk mengetahui penyebab kesalahan pemeriksaan glukosa urine.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Urine

Urine atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang

kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melaluiprosesurinasi. Urine juga sering disebut

dengan air kencing atau air seni. Nama urine itu sendiri dikatakan seperti itu karena kandugan

Utama dari urine adalah urea.

Selainurea,urinejuga,zatwarna empedu,dan garamgaraman. Normal tidaknya urineseseorang t

ergantung dari kandungandidalam urine itu sendiri. Karena itu urinedapat dijadikan sebagai

indikator kondisi tubuh seseorang, seperti dalam mendeteksi apakah seseorang menderita

dehidrasi ataupun untuk mendeteksi penyakit diabetes mellitus. Umumnya seseorang

memproduksi urine dari 1-2 liter per harinya. Namun ada keadaan poliuriadimana seseorang

memproduksi urinehingga lebih dari 2,5 liter per hari. Ada juga keadaan penyakit oliguria yakni

penderitanya hanya mampumemproduksi urine sampai 400

ml saja.Selain itu penderita anoria ginjalnya hanya biasa memproduksi urine kurang dari 100 ml.

Fungsi utama urine adalah untuk melarutkan zat-zat sisa metabolisme yang tidak diperlukan lagi

oleh tubuh, sehingga masyarakat umum mengatakan urine itu adalah zat yang kotor, hal itu

mungkin apabila urine yang dihasilkan berasal dari ginjal dan saluran kencing yang terinfeksi

serta mengandung bakteri. Secara medis, apabila urine yang diproduksi berasal dari ginjal yang

sehat dan saluran kencing yang terinfeksi, maka urine dikatakan cukup steril. Bahkan di India

ada TerapiUrine Amaroli, yang membuktikan urine itu cukup steril digunakan dalam

pengobatan.
B. Proses Pembentukan Urine
Proses pembentukan urine dalam ginjal meliputi proses penyaringan (filtrasi), penyerapan

kembali (reabsorbsi), dan penambahan zat – zat (augmentasi). Proses filtrasi terjadi di

glomerulus dan kapsula bowman. Proses reabsorbsi terjadi di tubulus proksimal, dan augmentasi

terjadi di tubulus distal.Ginjal kira-kira mengandung 1,3 x 106 nefron yang beroprasi secara

paralel. Tiap nefron terdiri dari suatu glomerulus yang dibekali dengan darah dalam sistem

kapiler arteri sedemikian sehingga terjadi tekanan filtrasi yang memadai untuk mempengaruhi

ultrafiltrasi material berberat molekul rendah dalam plasma.

Sistem urinary bertanggung jawab untuk berlangsungnya ekskresi bermacam-macam produk

buangan dari dalam tubuh. Sistem ini juga penting sebagai faktor untuk mempertahankan

homeokinesis (homeositasis), yaitu suatu keadaan relatif konstan dari lingkungan internal di

dalam tubuh. Hal tersebut mencakup faktor-faktor yang beragam seperti keseimbangan air, pH,

tekanan osmotik, tingkat elektrolit, dan konsentrasi banyak zat di dalam plasma.pengendalian itu

dilaksanakan dengan penyaringan sejumlah besar plasma dan molekul-molekul kecil melalui

glomerolus.

Hasil-hasil pemecahan metabolisme, paling banyak dikeluarkan dari tubuh lewat ginjal

bersama urine, terutama berlaku untuk akhir metabolisme protein yang mengandung nitrogen.

Pada keadaan sakit metabolisme terganggu, ginjal mengeluarkan hasil-hasil pemecahan

metabolisme yang terganggu tersebut asalkan fungsi ginjal cukup baik, juga banyak racun-racun

dan obat-obat yang dikeluarkan oleh urine baik dalam keadaan tidak diubah maupun dalam hasil-

hasil pemecahanya. Zat warna urin barasal darimetabolisme endogen yang dijabarkan dari zat

warna empedu. Urin segar yang normal mempunyai warna sitrum sampai kuning batu ambar.
Senyawa-senyawa yang terdapat dalam urine yaitu senyawa organik, senyawa anorganik,

dan zat-zat lain. Urea adalah hasil akhir utama dari metabolisme protein. Ekskresi berhubungan

langsung dengan intake protein. Biasanya urea merupakan 80-90% dari nitrogen urine total.

Ekskresi urea meningkat ketika katabolisme protein meningkat, seperti pada diabetes dan

aktivitas korteks jaringan yang berlebihan. Asam urat adalah hasil akhir terpenting dari oksidasi

purin dalam tubuh. Asam urat berasal tidak hanya dari nukleoprotein makanan, melainkan juga

dari pemecahan nukleoprotein sel dalam tubuh. Asam urat sangat sukar larut dalam air, tetapi

membantuk garam-garamyang larut dalam urine bila asam dibiarkan). Asam urat ditemukan

dalam urine normal sekitar 0,5-1,0 gram perhari, tetapi jumlah ini dapat bervariasi yang besar

Kreatinin adalah anhidrid dari kreatin (methyl guanidino acatic acid) dan benda yang

konstan dari urine. Kreatinin dapat diukur dengan memberi alakali pikrat pada urine, dengan

adanya kreatin campuran memberi warna ambar. Warnanya dicocokkan dengan standar yang

juga telah diberi larutan alkalikiprat. Kreatinditemukan peningkatan jumlahnya pada malnutrisi

dan disintegrasi jaringan otot. Kreatin juga ditemukan dalam keadaan patologis seperti

kelaparan, gangguan metabolisme karbohidrat, hipertiroidi, dan miopatia tertentu dan infeksi-

infeksi. Terdapatnya kreatin dalam urine disebut kreatinuria

Variasi khlorida menentukan bagian dari bahan padat dalam urine. Ekskresi Cl tergantung

pada partikel, diet alami, tetapi rata-ratanya sekitar 10-15 gram sehari. Khlorida diekskresikan

sebagai natrium khlorida adalah yang utama karena sebagian khlorida adalah yang utama.Fosfat

dalam urine merupakan gabungan dari natrium dan kalium fosfat (alakali fosfat) serat kalsium

dan magnesium fosfat (fosfat tanah). Ekskresi fosfat pada urine dapat bervariasi secara ekstrim,
tetapi rata-rata dalam sehari adalah 1,1g. Ion fosfat dalam urine dapat berwujud dua bentuk, yaitu

asam fosfat nonbasic dan asam fosfat dibasic. Rasio keduanya mempengaruhi pH dan buffer

urine.

Sulfur urine terutama berasal dari protein karena terdapatnya asam-asam amino yang

mengandung sulfur, metionin, dan sistin dalam molekul protein. Sulfur urine total biasanya

memiliki tiga bentuk, yaitu sulfat anorganik, sulfat terkonjugasi, dan sulfat netral. Pada kondisi

normal, sekitar satu gram sulfat dieliminasi setiap hari, sekitar 75-85 % tetap dalam sulfat.

Sekitar 90% dari ekskresi sulfat adalah dalam bentuk anorganiksulfat dan 10 % dalam

bentuk sulfat konjugasi dan sulfat netral Proteinuria adalah senyawa albumin dan globulin

dalam urine pada konsentrasi yang abnormal. Pada keadaan normal tidak lebih dari 30-200 mg

protein diekskresikan setiap hari melalui urine. Albumin dapat ditemukan dengan pemanasan

urine, kemudian ditambah sedikit asam asetat encer. Terdapat endapan putih yang menetap

setelah penambahan asam menunjukkan bahwa terdapat protein dalam urine.Selain terdapat

pada nefritia, darah juga terdapat dalam urine (hematuria) yang dapat disebabkan karena

kerusakan pada ginjal atau saluran urine. Hemaglobin bebas (hemaglobinuria) terdapat dalam

urine setelah hemolisis yang cepat misalnya pada kompilasi dari malaria atau setelah kebakaran

yang hebat.

Urine yang mengandung pigmen empedu akan berwarna kunig kehijauan samapi coklat.

Pigmen empedu dalam urine jumlahnya sanagat kecil. Daxar untuk uji pigmenempedu adalah

oksidasi reagen dengan berbagai bentu seri tingkatan warna. Dengan uji gmelin yang positif,

akan menghasilkan bermacam-macam warna mulai dari warna hijau, biru merah, dan kuning

kemerah-merahan.Didapatnya indoxyl sulfuric acud (indikan) dalam urine menunjukkan derajat

katabolisme jaringan dan material protein adalah tidak benar, tetapi merupakan bagian besar dari
organisme putrefektif usus dlama triptofan. Pengeluaran indikan dapat diambil sebagai petunjuk

dini proses putrefektif dalam usus dan secara klinis hal yang penting dari asam sulfat

terkonjugasi. Dalam kondisi normal, 10-20 gram indikan diekskresikan setiap harinya.

C. Pengertian Glikosuria

Glikosuria, glukosuria adalah ekskresi glukosa ke dalam urin. Seharusnya air seni tidak

mengandung glukosa, karena ginjal akan menyerap glukosa hasil filtrasi kembali ke

dalam sirkulasi darah. Hampir dapat dipastikan bahwa penyebab glikosuria

adalah simtomahiperglisemia yang tidak mendapatkan perawatan dengan baik, walaupun

gangguan instrinsik pada ginjal kadang-kadang juga dapat menginduksi glikosuria. Simtoma ini

disebut glikosuria renal dan sangat jarang terjadi. Glikosuria akan menyebabkan dehidrasi karena

air akan terekskresi dalam jumlah banyak ke dalam air seni melalui proses yang disebut diuresis

osmosis.

Glukosa urine adalah gugus gula sederhana yang masih ada di urine setelah melewati

berbagai proses di ginjal. Kalau ada glukosa di urine, berbahaya berarti ada yang tidak beres

waktu proses urinisasi. Disebabkan karena kurang hormon insulin, yaitu hormon yang mengubah

glukosa menjadi glikogen (kalau kurang berarti gula di darah tinggi). Kalau gula darah tinggi,

otomatis gula di darah juga tinggi.

Pemeriksaan glukosa urine merupakan pengukuran kadar glukosa dalam urine. Pemeriksaan

ini sebenarnya tidak dapat digunakan untuk menggambarkan kadar glukosa dalam darah. Namun

pada kasus tertentu, pemeriksaan ini diperlukan untuk pemantauan.


D. Proses Pembentukan Glukosa Urine

Darah disaring oleh jutaan nefron, sebuah unit fungsional dalam ginjal. Hasil penyaringan (filtrat)

berisi produk-produk limbah (misalnya urea), elektrolit (misalnya natrium, kalium, klorida),

asam amino, dan glukosa. Filtrat kemudian dialirkan ke tubulus ginjal untuk direabsorbsi dan

diekskresikan; zat-zat yang diperlukan (termasuk glukosa) diserap kembali dan zat-zat yang

tidak diperlukan kembali diekskresikan ke dalam urine.

Kurang dari 0,1% glukosa yang disaring oleh glomerulus terdapat dalam urine (kurang dari

130 mg/24 jam). Glukosuria (kelebihan gula dalam urine) terjadi karena nilai ambang ginjal

terlampaui (kadar glukosa darah melebihi 160-180 mg/dl atau 8,9-10 mmol/l), atau daya

reabsorbsi tubulus yang menurun.

Mekanisme terjadinya glukosuria:

1. Apabila GFR meningkat, reabsorbsi normal.

2. Apabila reabsorbsi meningkat, GFR normal.

3. Jika kadar gula darah normal, GFR menurun.

E. Masalah Klinis

Biasanya tidak ada glukosa dalam air seni. Adanya glukosa dalam urine (disebut glukosuria)
harus diwaspadai adanya gangguan atau penyakit. Jika glukosuria bersama hiperglikemia
(peningkatan kadar gula dalam darah), maka kemungkinan adalah : diabetes mellitus (DM),
sindrom Cushing, penyakit pankreas, kelainan susunan syaraf pusat, gangguan metabolisme
berat (misalnya pada kebakaran hebat, penyakit hati lanjut, sepsis, dsb), atau oleh karena obat-
obatan kortikosteroid, thiazide, obat kontrasepsi oral).
Jika glukosuria tanpa hiperglikemia dapat dijumpai pada : kelainan fungsi tubulus ginjal,
kehamilan, gula selain glukosa dalam urine atau makan buah-buahan sangat banyak.
Glukosuria tidak selalu dapat dipaki untuk menunjang diagnosis diabetes mellitus. Jika nilai
ambang ginjal begitu rendah bahkan kadar glukosa darah normal menghasilkan kondisi
glukosuria, keadaan ini disebut sebagai glycosuria ginjal.

Glukosuria dapat terjadi karena peningkatan kadar glukosa dalam darah yang melebihi
kapasitas maksimum tubulus untuk mereabsorpsi glukosa. Hal ini dapat ditemukan pada kondisi
diabetes mellitus, tirotoksikosis, sindroma cushing, phaeochromocytoma, peningkatan tekanan
intracranial atau karena ambang rangsang ginjal menurun seperti pada renal glukosuria,
kehamilan dan sindroma fanconi.

Namun reduksi positif tidak selalu berarti pasien menderita diabetes mellitus. Hal ini
dikarenakan pada penggunaan cara reduksi dapat terjadi hasil positif palsu pada urin yang
disebabkan karena adanya bahan reduktor selain glukosa. Oleh karena itu perlu dilakukan uji
lebih lanjut untuk memastikan jenis gula pereduksi yang terkandung dalam sampel urin. Hal ini
dikarenakan hanya kandungan glukosa yang mengidentifikasikan keberadaan penyakit diabetes.

Penyebab Glukosuria adalah:

1. Tanpa Hiperglikemia, terjadi pada :

a. Glukosa renal, yaitu glukosa dibuang ke air kemih meskipun kadar glukosa didalam darah
normal. Hal ini terjadi karena adanya kelainan fungsi di tubuluss renalis;

b. Alkalimentasi;

c. Kehamilan.

2. Dengan Hiperglikemia, terjadi pada :

a. Diabetes melitus, Karena kadar glukosa di dalam darah meningkat, karena kekurangan
insulin. Sehingga nefron diginjal tidak bisa menyerap kembali kelebihan glukosa karena
melewati nilai ambang ginjal (ambang glikosa di ginjal : > 170 mg/dL). Makanya kelebihan
glukosa dibuang ke urine.

b. Hipertiroid;

c. Tekanan udara cranial;


d. Sesudah anestesi dengan eter.

Hiperglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa di darah meningkat dari normal
(N : 60 -120 g/dL).

Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa di darah rendah dari normal.

Pada hipoglikemia disebabkan oleh:

1. Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pankreas;

2. Dosis insulin/ obat lain yang terlalu tinggi;

3. Kelainan padakelenjer hipofise/ kelenjer adrenal;

4. Kelainan pada penyimpanan karbohidrat/ pembentukan glukosa dihati

F. Jenis-jenis Pemeriksaan Glukosa Urine


Pemeriksaan terhadap adanya glukosa dalam urine termasuk pemeriksaan penyaring.

Menyatakan adanya glukosa dapat dilakukan dengan cara yang berbeda-beda. Tes glukosa urine

dapat dilakukan dengan menggunakan reaksi reduksi, dikerjakan dengan menggunakan

fehling,benedict, dan clinitest. Ketiga jenis tes ini dapat digolongkan dalam jenis pemeriksaan

semi-kuantitatif. Sedangkan tes glukosa dengan reaksi enzimatik dilakukan dengan metode carik

celup yang tergolong dalam pemeriksaan semi-kuantitatif dan kuantitatif.

1. Cara Benedict
Pemeriksaan glukosa urine dengan tes reduksi atau menggunakan benedict ini

memanfaatkan sifat glukosa sebagai pereduksi. Zat yang paling sering digunakan untuk

menyatakan adanya reduksi adalah yang mengandung garam cupri. Reagen terbaik yang

mengandung garam cupri adalah larutan Benedict.


Prinsip dari tes Benedict, yaitu glukosa dalam urine akan mereduksi kuprisulfat (dalam

benedict) menjadi kuprosulfat yang terlihat dengan perubahan warna dari larutan Benedict

tersebut. Jadi, bila urine mengandung glukosa, maka akan terjadi reaksi perubahan warna seperti

yang dijelaskan di atas. Namun, bila tidak terdapat glukosa, maka reaksi tersebut tidak akan

terjadi dan warna dari benedict tidak akan berubah.

Uji glukosa urine konvensional menggunakan pereaksi Benedict atas dasar sifat glukosa

sebagai zat pereduksi. Cara ini tidak spesifik karena beberapa pereduksi lain dapat mengacaukan

hasil uji. Beberapa gula lain bisa menyebabkan hasil uji reduksi positif misalnya fruktosa,

sukrosa, galaktosa, pentose, laktosa, dsb. Beberapa zat bukan gula yang dapat mengadakan

reduksi seperti asam homogentisat, alkapton, formalin, glukoronat. Pengaruh obat : streptomisin,

salisilat kadar tinggi, vitamin C, dsb.

Alat dan bahan yang digunakan, yaitu:

a. Tabung reaksi.
b. Lampu spiritus/ water bath.
c. Rak tabung reaksi.
d. Penjepit tabung reaksi.
e. Reagen Benedict

Cara Kerja, yaitu :

a. Siapkan alat dan bahan.


b. Masukkan 5 ml reagen Benedict ke dalam tabung reaksi.
c. Teteskan sebanyak 5-8 tetes urine ke dalam tabung tersebut.
d. Masukkan tabung tadi ke dalam air mendidih (water bath) selama 5 menit atau langsung
dipanaskan di atas lampu spiritus selama 3 menit mendidih.
e. Angkat tabung, kocok isinya dan bacalah hasil reduksi.

Penilaian hasil cara benedict, yaitu:


Negatif : Tetap biru jernih atau sedikit kehijauan dan agak keruh
Positif + atau 1 + : Hijau kekuningan dan keruh ( sesuai dengan 0,5 - 1% glukosa)

Positif ++ atau 2 + : Kuning kehijauan atau kuning keruh (1 - 1,5% glukosa)

Positif +++ atau 3 + : Jingga atau warna lumpur keruh (2 - 3,5% glukosa)

Positif ++++ atau 4 + : Merah bata atau merah keruh ( > 3,5% glukosa)

*Perhatian : membaca hasil harus segera setelah diangkat dan dikocok. Bila dibiarkan lebih
lama, hasilnya akan lebih positif.

Keuntungan metode benedict, yaitu lebih spesifik dan semikuantitatif, sedangkan Kerugian
metoda benedict, yaitu kurang sensitif karena menggunakan basa lemah.

2. Cara Fehling

Pereaksi fehling terdiri dari dua bagian, yaitu fehling A dan fehling B. Fehling A adalah

larutan CuSO4, sedangkan fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan kalium natrium

tartrat.

Pereaksi fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh

suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi fehling, ion Cu2+ terdapat sebagai ion

kompleks. Pereaksi fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO.

Alat yang digunakan pada cara fehling, yaitu:

a. Tabung reaksi.

b. Rak tabung reaksi.

c. Penjepit Tabung reaksi.

d. Timer.

e. Spritus.
f. Pipet volum.

g. Pipet tetes.

h. Kaki tiga.

i. Beaker glas

Reagen yang digunakan, yaitu:

a. Fehling A.

1) Copper Sulfat (CUSO4.5H2O.

2) Aquadest ad

b. Fehling B

1) Garam saignetti (tatatris calico narici).

2) Hydratis natrici.

3) Aquadest ad

Cara Kerja Fehling, yaitu:

c. Memasukkan reagen fehling A dan B sama banyak, masing-masing 2 ml;

d. Menambahkan 1 ml urine;

e. Dipanaskan dengan api kecil sampai mendidih;

f. Biarkan dingin dan dibaca hasilnya.

Penilaian hasil cara Fehling, yaitu:

Negatif - : Tetap biru


Positif + atau 1 + : Hijau dengan sedikit endapan kuning (kadar gula 100-500 mg/dl)

Positif ++ atau 2 + : Hijau dengan endapan kuning (kadar gula 500-1400 mg/dl)

Positif +++ atau 3 + : Jernih dengan endapan kuning kemerahan atau orange (kadar gula

1400-2000 mg/dl)

Positif ++++ atau 4 + : Jernih dengan endapan merah bata (kadar gula >2000 mg/dl)

Keuntungan metode Fehling, yaitu sangat sensitif, sedangkan Kerugian metoda Fehling,

yaitu kurang spesifik, karena reagen fehling mengnadung basa kuat (KOH) akibatnya semua

reduktor terdeteksi sebagai glukosa.

3. Cara Clinistes

Reagen yang digunakan pada cara clinistes, yaitu:

a. Tablet clinictes siap pakai yang berisi kombinasi CuSO4;

b. asam sitrat;

c. Na2CO3 anhidrat;

d. NaOH.

Cara kerjanya, yaitu Satu tablet clinictes dalam tabung reaksi, ditambahkan 5 tete urine.

Tungggu 15 detik sampai gelembung udara yang terjadi habis. Lihat hasilnya sambil dikock

perlahan-lahan. Bandingkan warna yang terjadi dengan warna standar.

4. Cara Dengan Menggunakkan Carik Celup


Uji glukosa urine konvensional menggunakan pereaksi Benedict atas dasar sifat glukosa

sebagai zat pereduksi. Cara ini tidak spesifik karena beberapa pereduksi lain dapat mengacaukan

hasil uji. Beberapa gula lain bisa menyebabkan hasil uji reduksi positif misalnya fruktosa,

sukrosa, galaktosa, pentose, laktosa, dsb. Beberapa zat bukan gula yang dapat mengadakan

reduksi seperti asam homogentisat, alkapton, formalin, glukoronat. Pengaruh obat : streptomisin,

salisilat kadar tinggi, vitamin C, dan sebagainya.

Metode carik celup (dipstick) dinilai lebih bagus karena lebih spesifik untuk glukosa dan

waktu pengujian yang amat singkat. Reagen strip untuk glukosa dilekati dua enzim, yaitu

glukosa oksidase (GOD) dan peroksidase (POD), serta zat warna (kromogen) seperti orto-

toluidin yang akan berubah warna biru jika teroksidasi. Zat warna lain yang digunakan adalah

iodide yang akan berubah warna coklat jika teroksidasi.

Prosedur uji yang akan dijelaskan di sini adalah uji dipstick. Kumpulkan spesimen acak

(random)/urine sewaktu. Celupkan strip reagen (dipstick) ke dalam urine. Tunggu selama 60

detik, amati perubahan warna yang terjadi dan cocokkan dengan bagan warna. Pembacaan

dipstick dengan instrument otomatis lebih dianjurkan untuk memperkecil kesalahan dalam

pembacaan secara visual.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil uji dipstick adalah:


a. Hasil uji positif palsu dapat disebabkan oleh : bahan pengoksidasi (hidrogen peroksida,

hipoklorit, atau klorin) dalam wadah sampel urine, atau urine yang sangat asam (pH di bawah 4).

b. Hasil negatif palsu dapat disebabkan oleh : pengaruh obat (vitamin C, asam hogentisat,

salisilat dalam jumlah besar, asam hidroksiindolasetat), berat jenis urine > 1,020 dan terutama

bila disertai dengan pH urine yang tinggi, adanya badan keton dapat mengurangi sensitivitas

pemeriksaan, infeksi bakteri.

G. Faktor Kesalahan Pemeriksaan

Faktor terjadinya kesalahan pemeriksaan glukosa urine, yaitu:

1. Terlalu lama memanaskan;

2. Urine yang di teteskan terlalu banyak;

3. Sebelum dibaca, tabung tidak di kocok terlebih dahulu sehingga rekasi tabung tidak merata.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Glukosa urine adalah gugus gula sederhana yang masih ada di urine setelah melewati

berbagai proses di ginjal.Biasanya tidak ada glukosa dalam air seni. Adanya glukosa dalam urine

(disebut glukosuria) harus diwaspadai adanya gangguan atau penyakit. Jika glukosuria bersama

hiperglikemia (=peningkatan kadar gula dalam darah), maka kemungkinan adalah : diabetes

mellitus (DM), sindrom Cushing, penyakit pankreas, kelainan susunan syaraf pusat, gangguan

metabolisme berat.

Tes glukosa urine dapat dilakukan dengan menggunakan reaksi reduksi, dikerjakan dengan

menggunakan fehling,benedict, dan clinitest. Ketiga jenis tes ini dapat digolongkan dalam jenis

pemeriksaan semi-kuantitatif. Sedangkan tes glukosa dengan reaksi enzimatik dilakukan dengan

metode carik celup yang tergolong dalam pemeriksaan semi-kuantitatif dan kuantitatif.

Faktor terjadinya kesalahan pemeriksaan glukosa urine, yaitu:

1. Terlalu lama memanaskan;

2. Urine yang di teteskan terlalu banyak;

3. Sebelum dibaca, tabung tidak di kocok terlebih dahulu sehingga rekasi tabung tidak merata.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini kitasebagai tenaga kesehatan yang profesional dituntut untuk mampu
memahami cara pemeriksaan glukosa urine agar dapar menegakkan diagnose.
Diabetes Meilitus (DM)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang berdampak pada

produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya Manusia.

Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem kesehatan suatu

negara. Walaupun belum ada survei nasional, sejalan dengan perubahan gaya hidup termasuk

pola makan masyarakat Indonesia diperkirakan penderita

DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa keatas pada seluruh

status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan penyakit DM belum menempati skala

prioritas utama dalam pelayanan kesehatan, walaupun diketahui dampak negatif yang

ditimbulkannya cukup besar antara lain komplikasi kronik pada penyakit jantung kronis,

hipertensi, otak, system saraf, hati, mata dan ginjal.

DM atau kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh

peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan hormon insulin baik

absolut maupun relatif. Absolut berarti tidak ada insulin sama sekali sedangkan relatif berarti

jumlahnya cukup/memang sedikit tinggi atau daya kerjanya kurang. Hormon Insulin dibuat

dalam pancreas. Ada 2 macam type DM :

DM type I. atau disebut DM yang tergantung pada insulin. DM ini disebabkan akibat

kekurangan insulin dalam darah yang terjadi karena


kerusakan dari sel beta pancreas. Gejala yang menonjol adalah terjadinya sering kencing

(terutama malam hari), sering lapar dan sering haus, sebagian besar penderita DM type ini berat

badannya normal atau kurus. Biasanya terjadi pada usia muda dan memerlukan insulin seumur

hidup.

DM type II atau disebut DM yang tak tergantung pada insulin. DM ini disebabkan insulin

yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar

insulin dapat normal, rendah atau bahkan bahkan meningkat tetapi fungsi insulin untuk

metabolisme glukosa tidak ada/kurang. Akibatnya glukosa dalam darah tetap tinggi sehingga

terjadi hiperglikemia, 75% dari penderita DM type II dengan obersitas atau ada sangat

kegemukan dan biasanya diketahui DM setelah usia 30 tahun.

DM tipe 3 atau disebut Diabetes mellitus gestasional (bahasa Inggris: gestational

diabetes, insulin-resistant type 1 diabetes, double diabetes, type 2 diabetes which has progressed

to require injected insulin, latent autoimmune diabetes of adults, type 1.5" diabetes, type 3

diabetes, LADA) atau diabetes melitus yang terjadi hanya selama kehamilan dan pulih setelah

melahirkan, dengan keterlibatan interleukin-6 dan protein reaktif C pada lintasan

patogenesisnya.[29] GDM mungkin dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 20–50%

dari wanita penderita GDM bertahan hidup.

1.2 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang dicapai dari
penelitian ini adalah :
1.2.1 Untuk mengetahui pengertian Diabetes Militus
1.2.2 Untuk mengetahui apa saja type Diabetes Militus
1.2.3 Untuk mengetahui apa saja tanda – tanda dan gejala Diabetes Militus
1.2.4 Untuk mengetahui apa saja faktor penyebab Diabetes Militus?
1.2.5 Untuk mengetahui cara pengobatan dan penangan Diabetes Militus
1.2.6 Untuk mengetahui hubungan Diabetes Militus dengan anggota tubuh
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Diabetes Militus

Diabetes mellitus, DM (bahasa Yunani: διαβαίνειν, diabaínein, tembus atau pancuran air)

(bahasa Latin: mellitus, rasa manis) yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit

kencing gula adalah kelainan metabolis yang disebabkan oleh banyak faktor, dengan simtoma

berupa hiperglisemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, sebagai

akibat dari:

 defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya

 defisiensi transporter glukosa.

 atau keduanya.

Berbagai penyakit, sindrom dan simtoma dapat terpicu oleh diabetes mellitus, antara lain:

Alzheimer, ataxia-telangiectasia, sindrom Down, penyakit Huntington, kelainan mitokondria,

distrofi miotonis, penyakit Parkinson, sindrom Prader-Willi, sindrom Werner, sindrom Wolfram,
leukoaraiosis, demensia, hipotiroidisme, hipertiroidisme, hipogonadisme, dan lain-lain.

DM yaitu kelainan metabolik akibat dari kegagalan pankreas untuk mensekresi insulin

(hormon yang responsibel terhadap pemanfaatan glukosa) secara adekuat. Akibat yang umum

adalah terjadinya hiperglikemia.

DM merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kelainan kadar glukosa

dalam darah atau hiperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau akibat kerja insulin yang

tidak adekuat (Brunner & Suddart).

Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi, meningkat setelah makan dan kembali normal dalam

waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa

adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam

setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat lainnya.

2.2 Type – type Diabetes Militus

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan bentuk diabetes mellitus

berdasarkan perawatan dan simtoma:

1. Diabetes tipe 1, yang meliputi simtoma ketoasidosis hingga rusaknya sel beta di dalam

pankreas yang disebabkan atau menyebabkan autoimunitas, dan bersifat idiopatik.

Diabetes mellitus dengan patogenesis jelas, seperti fibrosis sistik atau defisiensi

mitokondria, tidak termasuk pada penggolongan ini.

2. Diabetes tipe 2, yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali disertai

dengan sindrom resistansi insulin

3. Diabetes gestasional, yang meliputi gestational impaired glucose tolerance, dan menurut

tahap klinis tanpa pertimbangan patogenesis, dibuat menjadi:


Insulin requiring for survival diabetes, seperti pada kasus defisiensi peptida-C.

 Insulin requiring for control diabetes. Pada tahap ini, sekresi insulin endogenus tidak

cukup untuk mencapai gejala normoglicemia, jika tidak disertai dengan tambahan

hormon dari luar tubuh.

 Not insulin requiring diabetes.

Diabetes mellitus tipe 1

Diabetes mellitus tipe 1, diabetes anak-anak (bahasa Inggris: childhood-onset diabetes,

juvenile diabetes, insulin-dependent diabetes mellitus, IDDM) adalah diabetes yang terjadi

karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta penghasil

insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. IDDM dapat diderita oleh anak-anak maupun

orang dewasa.

Sampai saat ini IDDM tidak dapat dicegah dan tidak dapat disembuhkan, bahkan dengan

diet maupun olah raga. Kebanyakan penderita diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan berat

badan yang baik saat penyakit ini mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respons

tubuh terhadap insulin umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama pada tahap

awal.

Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1 adalah kesalahan reaksi

autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu

oleh adanya infeksi pada tubuh.

Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin, dengan

pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian darah.

Pengobatan dasar diabetes tipe 1, bahkan untuk tahap paling awal sekalipun, adalah penggantian
insulin. Tanpa insulin, ketosis dan diabetic ketoacidosis bisa menyebabkan koma bahkan bisa

mengakibatkan kematian. Penekanan juga diberikan pada penyesuaian gaya hidup (diet dan

olahraga). Terlepas dari pemberian injeksi pada umumnya, juga dimungkinkan pemberian insulin

melalui pump, yang memungkinkan untuk pemberian masukan insulin 24 jam sehari pada

tingkat dosis yang telah ditentukan, juga dimungkinkan pemberian dosis (a bolus) dari insulin

yang dibutuhkan pada saat makan. Serta dimungkinkan juga untuk pemberian masukan insulin

melalui "inhaled powder".

Perawatan diabetes tipe 1 harus berlanjut terus. Perawatan tidak akan memengaruhi

aktivitas-aktivitas normal apabila kesadaran yang cukup, perawatan yang tepat, dan kedisiplinan

dalam pemeriksaan dan pengobatan dijalankan. Tingkat Glukosa rata-rata untuk pasien diabetes

tipe 1 harus sedekat mungkin ke angka normal (80-120 mg/dl, 4-6 mmol/l. Beberapa dokter

menyarankan sampai ke 140-150 mg/dl (7-7.5 mmol/l) untuk mereka yang bermasalah dengan

angka yang lebih rendah, seperti "frequent hypoglycemic events".Angka di atas 200 mg/dl (10

mmol/l) seringkali diikuti dengan rasa tidak nyaman dan buang air kecil yang terlalu sering

sehingga menyebabkan dehidrasi. Angka di atas 300 mg/dl (15 mmol/l) biasanya membutuhkan

perawatan secepatnya dan dapat mengarah ke ketoasidosis. Tingkat glukosa darah yang rendah,

yang disebut hipoglisemia, dapat menyebabkan kehilangan kesadaran.

Diabetes mellitus tipe 2

Diabetes mellitus tipe 2 (bahasa Inggris: adult-onset diabetes, obesity-related diabetes,

non-insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM) merupakan tipe diabetes mellitus yang terjadi

bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan

metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada banyak gen, termasuk yang mengekspresikan

disfungsi sel β, gangguan sekresi hormon insulin, resistansi sel terhadap insulin yang disebabkan
oleh disfungsi GLUT10 dengan kofaktor hormon resistin yang menyebabkan sel jaringan,

terutama pada hati menjadi kurang peka terhadap insulinserta RBP4 yang menekan penyerapan

glukosa oleh otot lurik namun meningkatkan sekresi gula darah oleh hati. Mutasi gen tersebut

sering terjadi pada kromosom 19 yang merupakan kromosom terpadat yang ditemukan pada

manusia.

Pada NIDDM ditemukan ekspresi SGLT1 yang tinggi, rasio RBP4 dan hormon resistin

yang tinggi, peningkatan laju metabolisme glikogenolisis dan glukoneogenesis pada hati,

penurunan laju reaksi oksidasi dan peningkatan laju reaksi esterifikasi pada hati.

Pada tahap awal kelainan yang muncul adalah berkurangnya sensitifitas terhadap insulin,

yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah. Hiperglisemia dapat diatasi

dengan obat anti diabetes yang dapat meningkatkan sensitifitas terhadap insulin atau mengurangi

produksi glukosa dari hepar, namun semakin parah penyakit, sekresi insulin pun semakin

berkurang, dan terapi dengan insulin kadang dibutuhkan. Ada beberapa teori yang menyebutkan

penyebab pasti dan mekanisme terjadinya resistensi ini, namun obesitas sentral diketahui sebagai

faktor predisposisi terjadinya resistensi terhadap insulin, dalam kaitan dengan pengeluaran dari

adipokines ( nya suatu kelompok hormon) itu merusak toleransi glukosaObesitas ditemukan di

kira-kira 90% dari pasien dunia dikembangkan diagnosis dengan jenis 2 kencing manis. Faktor

lain meliputi mengeram dan sejarah keluarga, walaupun di dekade yang terakhir telah terus

meningkat mulai untuk memengaruhi anak remaja dan anak-anak.

Diabetes tipe 2 dapat terjadi tanpa ada gejala sebelum hasil diagnosis. Diabetes tipe 2

biasanya, awalnya, diobati dengan cara perubahan aktivitas fisik (olahraga), diet (umumnya

pengurangan asupan karbohidrat), dan lewat pengurangan berat badan. Ini dapat memugar

kembali kepekaan hormon insulin, bahkan ketika kerugian berat/beban adalah rendah hati,,
sebagai contoh, di sekitar 5 kg ( 10 sampai 15 lb), paling terutama ketika itu ada di deposito

abdominal yang gemuk. Langkah yang berikutnya, jika perlu,, perawatan dengan lisan

[antidiabetic drugs. [Sebagai/Ketika/Sebab] produksi hormon insulin adalah pengobatan pada

awalnya tak terhalang, lisan ( sering yang digunakan di kombinasi) kaleng tetap digunakan untuk

meningkatkan produksi hormon insulin ( e.g., sulfonylureas) dan mengatur pelepasan/release

yang tidak sesuai tentang glukosa oleh hati ( dan menipis pembalasan hormon insulin sampai

taraf tertentu ( e.g., metformin), dan pada hakekatnya menipis pembalasan hormon insulin ( e.g.,

thiazolidinediones). Jika ini gagal, ilmu pengobatan hormon insulin akan jadilah diperlukan

untuk memelihara normal atau dekat tingkatan glukosa yang normal. Suatu cara hidup yang

tertib tentang cek glukosa darah direkomendasikan dalam banyak kasus, paling terutama sekali

dan perlu ketika mengambil kebanyakan pengobatan.

Sebuah zat penghambat dipeptidyl peptidase 4 yang disebut sitagliptin, baru-baru ini

diperkenankan untuk digunakan sebagai pengobatan diabetes mellitus tipe 2. Seperti zat

penghambat dipeptidyl peptidase 4 yang lain, sitagliptin akan membuka peluang bagi

perkembangan sel tumor maupun kanker.

Sebuah fenotipe sangat khas ditunjukkan oleh NIDDM pada manusia adalah defisiensi

metabolisme oksidatif di dalam mitokondria pada otot lurik. Sebaliknya, hormon tri-iodotironina

menginduksi biogenesis di dalam mitokondria dan meningkatkan sintesis ATP sintase pada

kompleks V, meningkatkan aktivitas sitokrom c oksidase pada kompleks IV, menurunkan spesi

oksigen reaktif, menurunkan stres oksidatif, sedang hormon melatonin akan meningkatkan

produksi ATP di dalam mitokondria serta meningkatkan aktivitas respiratory chain, terutama

pada kompleks I, III dan IV. Bersama dengan insulin, ketiga hormon ini membentuk siklus yang

mengatur fosforilasi oksidatif mitokondria di dalam otot lurik. Di sisi lain, metalotionein yang
menghambat aktivitas GSK-3beta akan mengurangi risiko defisiensi otot jantung pada penderita

diabetes.

Simtoma yang terjadi pada NIDDM dapat berkurang dengan dramatis, diikuti dengan

pengurangan berat tubuh, setelah dilakukan bedah bypass usus. Hal ini diketahui sebagai akibat

dari peningkatan sekresi hormon inkretin, namun para ahli belum dapat menentukan apakah

metoda ini dapat memberikan kesembuhan bagi NIDDM dengan perubahan homeostasis

glukosa.

Pada terapi tradisional, flavonoid yang mengandung senyawa hesperidin dan naringin,

diketahui menyebabkan

 peningkatan mRNA glukokinase,

 peningkatan ekspresi GLUT4 pada hati dan jaringan

 peningkatan pencerap gamma proliferator peroksisom

 peningkatan rasio plasma hormon insulin, protein C dan leptin

 penurunan ekspresi GLUT2 pada hati

 penurunan rasio plasma asam lemak dan kadar trigliserida pada hati

 penurunan rasio plasma dan kadar kolesterol dalam hati, antara lain dengan menekan

3-hydroxy-3-methylglutaryl-coenzyme reductase, asil-KoA, kolesterol asiltransferase

 penurunan oksidasi asam lemak di dalam hati dan aktivitas karnitina palmitoil, antara lain

dengan mengurangi sintesis glukosa-6 fosfatase dehidrogenase dan fosfatidat

fosfohidrolase

 meningkatkan laju lintasan glikolisis dan/atau menurunkan laju lintasan glukoneogenesis


sedang naringin sendiri, menurunkan transkripsi mRNA fosfoenolpiruvat karboksikinase dan

glukosa-6 fosfatase di dalam hati.

Hesperidin merupakan senyawa organik yang banyak ditemukan pada buah jenis jeruk,

sedang naringin banyak ditemukan pada buah jenis anggur.

Diabetes mellitus tipe 3

Diabetes mellitus gestasional (bahasa Inggris: gestational diabetes, insulin-resistant type

1 diabetes, double diabetes, type 2 diabetes which has progressed to require injected insulin,

latent autoimmune diabetes of adults, type 1.5" diabetes, type 3 diabetes, LADA) atau diabetes

melitus yang terjadi hanya selama kehamilan dan pulih setelah melahirkan, dengan keterlibatan

interleukin-6 dan protein reaktif C pada lintasan patogenesisnya.[29] GDM mungkin dapat

merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 20–50% dari wanita penderita GDM bertahan

hidup.

Diabetes melitus pada kehamilan terjadi di sekitar 2–5% dari semua kehamilan. GDM

bersifat temporer dan dapat meningkat maupun menghilang setelah melahirkan. GDM dapat

disembuhkan, namun memerlukan pengawasan medis yang cermat selama masa kehamilan.

Meskipun GDM bersifat sementara, bila tidak ditangani dengan baik dapat

membahayakan kesehatan janin maupun sang ibu. Resiko yang dapat dialami oleh bayi meliputi

makrosomia (berat bayi yang tinggi/diatas normal), penyakit jantung bawaan dan kelainan sistem

saraf pusat, dan cacat otot rangka. Peningkatan hormon insulin janin dapat menghambat produksi

surfaktan janin dan mengakibatkan sindrom gangguan pernapasan. Hyperbilirubinemia dapat

terjadi akibat kerusakan sel darah merah. Pada kasus yang parah, kematian sebelum kelahiran

dapat terjadi, paling umum terjadi sebagai akibat dari perfusi plasenta yang buruk karena

kerusakan vaskular. Induksi kehamilan dapat diindikasikan dengan menurunnya fungsi plasenta.
Operasi sesar dapat akan dilakukan bila ada tanda bahwa janin dalam bahaya atau peningkatan

resiko luka yang berhubungan dengan makrosomia, seperti distosia bahu.

2.3 Tanda dan gejala Diabetes Militus

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis

yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula

dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis yang

mengandung gula (glucose), sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut.

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini meskipun

tidak semua dialami oleh penderita :

1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)

3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)

5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki

7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya

10. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.

2.4 Faktor penyebab Diabetes Militus

Penyakit diabetes bisa disebabkan oleh beberapa faktor pemicu,diantaranya:


Pola makan

o Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh tubuh dapat

memacu timbulnya diabetes mellitus. konsumsi makan yang berlebihan dan tidak diimbangi

dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai dapat menyebabkan kadar gula dalam darah

meningkat dan pastinya akan menyebabkan diabetes melitus.

Obesitas (kegemukan)

o Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cenderung memiliki peluang lebih besar

untuk terkena penyakit diabetes militus. Sembilan dari sepuluh orang gemuk berpotensi untuk

terserang diabetes mellitus.

Faktor genetis

o Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab diabetes mellitus

akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes mellitus. Pewarisan gen ini dapat

sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun resikonya sangat kecil.

Bahan-bahan kimia dan obat-obatan

o Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang pankreas, radang pada

pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga tidak ada sekresi hormon-

hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis residu obat yang

terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas.

Penyakit dan infeksi pada pancreas

o Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan radang pankreas

yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak ada sekresi hormon-
hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Penyakit seperti kolesterol tinggi dan

dislipidemia dapat meningkatkan resiko terkema diabetes mellitus.

Pola hidup

o Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab diabetes mellitus. Jika orang malas

berolah raga memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit diabetes mellitus karena olah

raga berfungsi untuk membakar kalori yang berlebihan di dalam tubuh. Kalori yang tertimbun di

dalam tubuh merupakan faktor utama penyebab diabetes mellitus selain disfungsi pankreas.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kasus diabetes di negara-negara Asia akan naik

hingga 90 persen dalam 20 tahun ke depan. “Dalam 10 tahun belakangan, jumlah penderita

diabetes di Hanoi, Vietnam, berlipat ganda. Sebabnya? Di kota ini, masyarakatnya lebih memilih

naik motor dibanding bersepeda,” kata Dr Gauden Galea, Penasihat WHO untuk Penyakit Tidak

Menular di Kawasan Pasifik Barat. Kesimpulannya, mereka yang sedikit aktivitas fisik memiliki

risiko obesitas lebih tinggi dibanding mereka yang rajin bersepeda, jalan kaki, atau aktivitas

lainnya.

Teh manis

o Penjelasannya sederhana. Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula darah melonjak

tinggi. Belum risiko kelebihan kalori. Segelas teh manis kira-kira mengandung 250-300 kalori

(tergantung kepekatan). Kebutuhan kalori wanita dewasa rata-rata adalah 1.900 kalori per hari

(tergantung aktivitas). Dari teh manis saja kita sudah dapat 1.000-1.200 kalori. Belum ditambah

tiga kali makan nasi beserta lauk pauk. Patut diduga kalau setiap hari kita kelebihan kalori.

Ujungnya: obesitas dan diabetes.

Gorengan

Karena bentuknya kecil, satu gorengan tidak cukup buat kita. Padahal gorengan adalah salah satu
faktor risiko tinggi pemicu penyakit degeneratif, seperti kardiovaskular, diabetes melitus, dan

stroke. Penyebab utama penyakit kardiovaskular (PKV) adalah adanya penyumbatan pembuluh

darah koroner, dengan salah satu faktor risiko utamanya adalah dislipidemia. Dislipidemia

adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL

(kolesterol jahat) dan trigliserida, serta penurunan kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah.

Meningkatnya proporsi dislipidemia di masyarakat disebabkan kebiasaan mengonsumsi berbagai

makanan rendah serat dan tinggi lemak, termasuk gorengan.

Suka ngemil

o Kita mengira dengan membatasi makan siang atau malam bisa menghindarkan diri dari obesitas

dan diabetes. Karena belum kenyang, perut diisi dengan sepotong atau dua potong camilan

seperti biskuit dan keripik kentang. Padahal, biskuit, keripik kentang, dan kue-kue manis lainnya

mengandung hidrat arang tinggi tanpa kandungan serta pangan yang memadai. Semua makanan

itu digolongkan dalam makanan dengan glikemik indeks tinggi. Sementara itu, gula dan tepung

yang terkandung di dalamnya mempunyai peranan dalam menaikkan kadar gula dalam darah.

Kurang tidur.

o Jika kualitas tidur tidak didapat, metabolisme jadi terganggu. Hasil riset para ahli dari

University of Chicago mengungkapkan, kurang tidur selama 3 hari mengakibatkan kemampuan

tubuh memproses glukosa menurun drastis. Artinya, risiko diabetes meningkat. Kurang tidur

juga dapat merangsang sejenis hormon dalam darah yang memicu nafsu makan. Didorong rasa

lapar, penderita gangguan tidur terpicu menyantap makanan berkalori tinggi yang membuat

kadar gula darah naik.

Sering stress
o Stres sama seperti banjir, harus dialirkan agar tidak terjadi banjir besar. Saat stres datang,

tubuh akan meningkatkan produksi hormon epinephrine dan kortisol supaya gula darah naik dan

ada cadangan energi untuk beraktivitas. Tubuh kita memang dirancang sedemikian rupa untuk

maksud yang baik. Namun, kalau gula darah terus dipicu tinggi karena stres berkepanjangan

tanpa jalan keluar, sama saja dengan bunuh diri pelan-pelan.

Kecanduan rokok

o Sebuah penelitian di Amerika yang melibatkan 4.572 relawan pria dan wanita menemukan

bahwa risiko perokok aktif terhadap diabetes naik sebesar 22 persen. Disebutkan pula bahwa

naiknya risiko tidak cuma disebabkan oleh rokok, tetapi kombinasi berbagai gaya hidup tidak

sehat, seperti pola makan dan olahraga.

Menggunakan pil kontrasepsi

Kebanyakan pil kontrasepsi terbuat dari kombinasi hormon estrogen dan progestin, atau

progestin saja. Pil kombinasi sering menyebabkan perubahan kadar gula darah. Menurut dr Dyah

Purnamasari S, Sp PD, dari Divisi Metabolik Endokrinologi RSCM, kerja hormon pil

kontrasepsi berlawanan dengan kerja insulin. Karena kerja insulin dilawan, pankreas dipaksa

bekerja lebih keras untuk memproduksi insulin. Jika terlalu lama dibiarkan, pankreas menjadi

letih dan tidak berfungsi dengan baik.

Keranjingan soda

o Dari penelitian yang dilakukan oleh The Nurses’ Health Study II terhadap 51.603 wanita usia

22-44 tahun, ditemukan bahwa peningkatan konsumsi minuman bersoda membuat berat badan

dan risiko diabetes melambung tinggi. Para peneliti mengatakan, kenaikan risiko itu terjadi
karena kandungan pemanis yang ada dalam minuman bersoda. Selain itu, asupan kalori cair tidak

membuat kita kenyang sehingga terdorong untuk minum lebih banyak.

2.4.1 Patofisiologi

Kemungkinan induksi diabetes tipe 2 dari berbagai macam kelainan hormonal, seperti

hormon sekresi kelenjar adrenal, hipofisis dan tiroid merupakan studi pengamatan yang sedang

laik daun saat ini. Sebagai contoh, timbulnya IGT dan diabetes mellitus sering disebut terkait

oleh akromegali dan hiperkortisolisme atau sindrom Cushing.

Hipersekresi hormon GH pada akromegali dan sindrom Cushing sering berakibat pada

resistansi insulin, baik pada hati dan organ lain, dengan simtoma hiperinsulinemia dan

hiperglisemia, yang berdampak pada penyakit kardiovaskular dan berakibat kematian.

GH memang memiliki peran penting dalam metabolisme glukosa dengan menstimulasi

glukogenesis dan lipolisis, dan meningkatkan kadar glukosa darah dan asam lemak. Sebaliknya,

insulin-like growth factor 1 (IGF-I) meningkatkan kepekaan terhadap insulin, terutama pada otot

lurik. Walaupun demikian, pada akromegali, peningkatan rasio IGF-I tidak dapat menurunkan

resistansi insulin, oleh karena berlebihnya GH.

Terapi dengan somatostatin dapat meredam kelebihan GH pada sebagian banyak orang,

tetapi karena juga menghambat sekresi insulin dari pankreas, terapi ini akan memicu komplikasi

pada toleransi glukosa.

Sedangkan hipersekresi hormon kortisol pada hiperkortisolisme yang menjadi penyebab

obesitas viseral, resistansi insulin, dan dislipidemia, mengarah pada hiperglisemia dan turunnya

toleransi glukosa, terjadinya resistansi insulin, stimulasi glukoneogenesis dan glikogenolisis.


Saat bersinergis dengan kofaktor hipertensi, hiperkoagulasi, dapat meningkatkan risiko

kardiovaskular.

Hipersekresi hormon juga terjadi pada kelenjar tiroid berupa tri-iodotironina dengan

hipertiroidisme yang menyebabkan abnormalnya toleransi glukosa.

Pada penderita tumor neuroendokrin, terjadi perubahan toleransi glukosa yang

disebabkan oleh hiposekresi insulin, seperti yang terjadi pada pasien bedah pankreas,

feokromositoma, glukagonoma dan somatostatinoma.

Hipersekresi hormon ditengarai juga menginduksi diabetes tipe lain, yaitu tipe 1. Sinergi

hormon berbentuk sitokina, interferon-gamma dan TNF-α, dijumpai membawa sinyal apoptosis

bagi sel beta, baik in vitro maupun in vivo. Apoptosis sel beta juga terjadi akibat mekanisme Fas-

FasL, dan/atau hipersekresi molekul sitotoksik, seperti granzim dan perforin; selain

hiperaktivitas sel T CD8- dan CD4-.

2.4.2 Komplikasi

Komplikasi jangka lama termasuk penyakit kardiovaskular (risiko ganda), kegagalan

kronis ginjal (penyebab utama dialisis), kerusakan retina yang dapat menyebabkan kebutaan,

serta kerusakan saraf yang dapat menyebabkan impotensi dan gangren dengan risiko amputasi.

Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila kontrol kadar gula darah buruk.

2.5 Cara pengobatan dan penanganan Diabetes Militus

Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin

(Lantus/Levemir, Humalog, Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan, selain itu adalah

dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet).


Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan penanganan

difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah adalah

menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga.

Jika hal ini tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet akan diperlukan.

Bahkan pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan

kadar gula darah.

2.5.1. PERAWATAN PREVENTIF

1. Identifikasi

Penderita membawa keterangan tentang : jenis DM, komplikasi, regimen

Pengobatan

2. Vaksinasi

Merupakan tindakan yang baik terutama terhadap pnemokokus dan

influensa

3. Tidak merokok

4. Deteksi dan Penatalaksanaan hipertensi dan hiperlipidemia

5. Perawatan kaki.

2.6 hubungan diabetes militus dengan anggota tubuh

♣ Hubungan Kesehatan Gigi dan Diabetes Melitus

Kebanyakan orang mempunyai kebiasaan suka makan malas sikat gigi. Tapi itu juga

tidak semua. Apalagi bila orang tersebut tahu benar dengan menjaga kesehatan gigi dapat

menghindarkan tubuh dari penyakit lainnya. Salah satu penyakit yang dapat dihindari adalah
penyakit diabetes melitus. Karena menurut studi penelitian di Amerika menunjukkan bahwa

penderita kerusakan gigi kronis bisa jadi orang tersebut pengidap penyakit diabetes melitus

tipe 2.

Pada kerusakan gigi yang parah, bakteri dapat masuk ke aliran darah dan mengganggu

sistem kekebalan tubuh. Sel sistem kekebalan tubuh yang rusak melepaskan sejenis protein yang

disebut cytokines. Cytokines inilah penyebab kerusakan sel pankreas penghasil insulin, hormon

yang memicu diabetes. Jika ini terjadi sekali saja, walaupun orang itu sebelumnya dalam

keadaan sehat maka orang tersebut berpeluang menderita diabetes tipe 2.

Selain itu tingginya kandungan kolesterol dari glukosa yang dibutuhkan tubuh merupakan

faktor utama pemicu risiko diabetes bagi orang yang mengalami kerusakan gigi. Dan kolesterol

rendah dapat menolong orang sehat untuk tidak terserang problem gangguan gigi yang mampu

memicu diabetes. Untuk itu, penderita diabetes sebaiknya mengikuti diet rendah kalori, rajin

mengonsumsi obat pengatur hormon insulin dan menjaga kesehatan gigi. Dan alangkah baiknya

jika orang sehat juga ikut menjaga kesehatan giginya agar tidak berisiko terkena diabetes.

Radang gusi adalah jenis penyakit gigi yang paling ringan, disebabkan oleh bakteri dalam

plak. Penyakit ini masih bisa disembuhkan, tapi jika disepelekan tanpa perawatan lebih lanjut

bisa berkembang menjadi penyakit gigi yang parah juga. Plak yang menempel pada rongga

antara gusi dan gigi mampu menimpulkan infeksi dan menyebabkan kasus serius. Bahkan pada

stadium tertentu, gigi harus dicabut.

Diabetes merupakan kondisi di mana tubuh tidak mampu meregulasi kandungan glukosa.

Artinya, tekanan darah bisa menjadi sangat tinggi. Pengobatan dengan insulin bisa membantu

tubuh mengontrol jumlah glukosa pada aliran darah.


Pada diabetes tipe 2, insulin diproduksi sangat sedikit sehingga tidak cukup jumlahnya

untuk keperluan tubuh manusia. Biasanya hal ini sangat berpengaruh pada orang berusia di atas

40 tahun. Untuk mengatasinya dibutuhkan diet teratur dan mengonsumsi pil atau suntikan

reguler.

♣ Diabetes dan Kesehatan Mata

Diabetes adalah penyakit kompleks yang merupakan hasil dari ketidakmampuan tubuh

untuk menghasilakn insulin, hormon yang mengatur kadar gula dalam darah, membawa gula

berlebih untuk disimpan di dalam sel dan kemudian akan digunakan jika diperlukan.Tanpa

insulin yang memadai, gula di dalam darah akan menjadi berlebih. Analoginya seperti mobil

yang penuh bensin tetapi tidak ada kuncinya; Anda mempunyai energi untuk menggerakkan

mobil, tersebut tetapi tidak bisa menggunakannya dengan maksimal.

Diabetes dialami oleh lebih dari 16 juta warga Amerika. Sebagian besar kasus yang

dialami adalah diabetes onset dewasa, yang biasanya mengenai individu berusia lebih dari 40

tahun. Salah satu faktor risiko termasuk riwayat keluarga yang menderita diabetes dan kelompok

etnis tertentu. Keturunan Afrika, Amerika asli, Jepang, Latin ataupun Polinesia lebih tinggi

risikonya.

Komplikasi umum penderita diabetes adalah penyakit mata akibat diabetes. Salah satunya

adalah glaukoma. Komplikasi lainnya termasuk retinopati dan katarak. Retinopati diabetik

adalah penyakit yang merusak pembuluh darah kecil pada retina (jaringan yang peka cahaya

yang berjajar di belakang mata) yang sering dijumpai pada penderita diabetes. Selama masa

hidup mereka, sekitar 16 juta penderita diabetes akan mengalami berbagai tingkatan retinopati
diabetik dan setidaknya 25.000 menjadi buta tiap tahunnya. Katarak adalah pengaburan lensa

mata yang mengakibatkan pudarnya penglihatan normal. Penderita diabetes mempunyai risiko

hampir dua kali mengalami katarak dibandingkan yang lainnya.

Katarak juga mempunyai kecenderungan terjadi pada usia yang lebih muda. Hubungan

antara diabetes dengan glaukoma sudut-terbuka (tipe glaukoma yang paling umum) telah

membangkitkan minat para peniliti selama bertahun-tahun. Penderita diabetes mempunyai risiko

dua kali terkena glaukoma daripada individu non-diabetes, meskipun beberapa penelitian baru-

baru ini telah mempertanyakan hal ini. Yang lebih menarik lagi, kemungkinan seseorang yang

mempunyai glaukoma sudut terbuka kemudian menderita diabetes ternyata lebih tinggi

dibandingkan individu yang tidak mempunyai penyakit mata. Glaukoma neovaskuler, tipe

glaukoma yang jarang selalu dikaitkan dengan abnormalitas yang lain, diabetes adalah yang

paling sering. Pada beberapa kasus retinopati diabetes, pembuluh darah pada retina menjadi

rusak. Retina kemudian memproduksi pembuluh darah baru yang abnormal.

Glaukoma neovaskuler dapat terjadi jika pembuluh darah yang baru tumbuh pada iris

(bagian berwarna pada mata), menutup cairan pada mata dan meningkatkan tekanan pada mata.

Glaukoma neovaskuler adalah penyakit yang sulit untuk diobati. Salah satu pilihan adalah bedah

laser untuk mengurangi pembuluh darah abnormal pada permukaan iris dan retina.

Komplikasi pada mata adalah hal yang umum terjadi pada penderita diabetes, penting

bagi penderita diabetes untuk memeriksakan kesehatan mata mereka secara rutin. Institusi Mata

Nasional (National Eye Institute) merekomendasikan penderita diabetes untuk memeriksakan

mata mereka setahun sekali.


♣ Diabetes dan luka pada bagian kaki

Ulkus atau luka kaki dapat menjadi masalah yang sangat serius bagi penderita diabetes.

Penting untuk menyembuhkan ulkus secepatnya.

Kerusakan saraf pada diabetes dapat mengurangi nyeri sehingga ulkus kaki kadang tidak

menimbulkan rasa nyeri jadi sering diabaikan. Sejalan dengan waktu ulkus kaki atau gejala-

gejala penyakit dapat merusak kaki secara serius.

Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir. Ulkus bisa dikatakan

kematian jaringan yang luas dan disertai invasif kuman saprofit. Adanya kuman saprofit tersebut

menyebabkan ulkus berbau, ulkus diabetikum juga merupakan salah satu gejala klinik dan

perjalanan penyakit DM dengan neuropati perifer. Ulkus kaki diabetes (UKD) merupakan

komplikasi yang berkaitan dengan morbiditas akibat diabetes mellitus.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari makalah yang saya buat, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyakit Diabetes Militus
(DM) ini sangat brrbahaya dan menakutkan. Banyak sekali faktor yang menyebabkan seseorang
menderita penyakit Diabetes Militus. Seperti conohnya, Obesitas(berat badan berlebih),faktor
genetis, pola hidup yang tidak sehat (jarang berolah raga), kurang tidur, dan masih banyak yang
lainnya.

3.2 Saran

Adapun saran bagi pembaca dari makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Selalu berhati – hatilah dalam menjaga pola hidup. Sering berolah raga dan istirahat yang
cukup

2. Jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau minuman yang
terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula melonjak tinggi.
KOLESTEROL/DISLIPIDEMIA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel dibagi menjadi LDL, HDL, total

kolesterol dan trigliserida. Kolesterol sebenarnya merupakan salah satu komponen lemak. Seperti

kita ketahui, lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh kita

disamping zat gizi lain seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Lemak merupakan

salah satu sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi. Disamping sebagai salah satu

sumber energi, sebenarnya lemak atau khususnya kolesterol memang merupakan zat yang sangat

dibutuhkan oleh tubuh kita terutama untuk membentuk dinding sel-sel dalam tubuh.

Kesehatan memang sangat penting, maka dari itu kita jangan sampai lupa akan kesehatan

yang harus dijaga, dari berbagai macam penyakit yang ada dan berbagai pengobatan dilakukan,

makalah ini di buat agar menambah ilmu agar mengehui dengan upaya kesehatan yang terpadu

dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat

dengan pengobatan sendiri. Upaya kesehatan di selenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan

pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang di laksanakan secara terpadu,

menyeluruh, dan berkesinambungan.

B. Ruang Lingkup
Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel dibagi menjadi LDL, HDL, total

kolesterol dan trigliserida. Kolesterol sebenarnya merupakan salah satu komponen lemak. Seperti

kita ketahui, lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh kita

disamping zat gizi lain seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Lemak merupakan

salah satu sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi.

Dilihat dari struktur kimianya, kolesterol merupakan senyawa lemak yang kompleks.

Sebagian besar kolesterol yang beredar dalam tubuh manusia dihasilkan dari dalam tubuh (di

hati), mencapai 80% dari total kolesterol. Sisanya (20%) diperoleh dari makanan.

Kolesterol terbagi menjadi dua yaitu kolesterol LDL yang mengangkut kolesterol dari

hati, tempatnya diproduksi ke jaringan tubuh yang memerlukan. Sedangkan HDL mengangkut

kelebihan kolesterol dari jaringan dan membawanya kembali ke hati untuk diproses kembali

atau dibuang dari tubuh.

Ada beberapa penyebab kolesterol tinggi diantaranya adalah usia dan jenis kelamin, pola

makan, berat badan, kurang bergerak, penyakit tertentu, merokok dan riwayat penyakit keluarga.

Kadar kolesterol di dalam darah sangatpenting untuk tetap dipantau. Karena dengan

demikian status kesehatan tubuh kita dapat terdeteksi lebih awal sebelum kita mendapatkan

sinyal keluhan dari gejala-gejala hiperkolesterol. Kadar kolesterol yang perlu diperhatikan adalah

keseimbangan kadar antara kolesterol HDL dan LDL. Sementara untuk Trigliserida sendiri

pnting pula diperhatikan untuk terpantau harus diangka yang tetap rendah.

C. Tujuan

a. Tujuan Umum
Untuk memberitahukan kepada teman-teman agar dapat memahami dan mempelajari

pengertian Kolesterol, Jenis Kolesterol, Penyebab Kolesterol dan lain - lain.

b. Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui seberapa banyak orang yang telah mengetahui kolesterol

2. Untuk mengetahui betapa bahayanya kolesterol yang tinggi bagi tubuh

3. Untuk mengetahui jenis-jenis kolesterol

4. Untuk mengetahui penyebab kolesterol dan penanganannya

5. Untuk mengetahui bagaimana cara menyikapi dan mengontrol kolesterol dalam

tubuh.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Kolestrol

Kolesterol merupakan zat berlemak yang diproduksi oleh hati. Kolesterol dapat

ditemukan diseluruh tubuh dan berperan penting terhadap terhadap fungsi tubuh sehari-hari

(Simple Guide kolesterol,2007).

Selain itu, kolesterol merupakan bahan semacam lilin dan seperti lemak yang

sesungguhnya diperlukan untuk kesehatan kita. Kolesterol merupakan komponen esensial dari

setiap sel dan diperlukan oleh tubuh untuk melakukan banyak fungsi dasar. Kolesterol membantu

hati menghasilkan empedu, yang diperlukan untuk mencerna lemak, dan merupakan bahan

pembentuk yang darinya tubuh membuat kalenjar adrenal dan hormon seks. Kolesterol juga

membentuk jubah pelindung disekitar dinding sel dan selubung mielin saraf, serta bekerja

sebagai pelumas pada dinding arteri, membantu kelancaran aliran darah.

Kolesterol dalam jumlah seimbang sangat penting bagi tubuh. Terlalu sedikit kolesterol

tidaklah sehat, sama dengan terlalu banyak. Kadar kolesterol di bawah 135 bisa merupakan tanda

adanya stres kalenjer adrenal, kerusakan hati yang berat (akibat bahan kimia, obat, atau

hepatitis), serta gangguan autoimun atau “penyerangan diri sendiri” seperti alergi, lupus, dan

artritis rematoid. Kadar kolesterol yang menurun juga telah dihubungkan dengan kanker dan

gangguan fungsi kekebalan tubuh secara umum yang tampak melalui kelelahan.

Jika jumlah lebih banyak dari yang bisa diproses dan digunakan oleh tubuh, kolesterol

bisa disimpan dalam dinding pembuluh darah, dimana kemudian menjadi berbahaya bagi tubuh.
Kenaikan kadar kolesterol, yaitu angkannya lebih dari 200, merupakan faktor risiko tunggal yang

paling penting pada penyakit jantung koroner.

Hubungan antara kadar kolesterol dan penyakit jantung sangat rumit, karena

kenyataannya bahwa tubuh menghasilkan dua bentuk utama dari kolesterol. Kolesterol dibawa

melalui aliran darah dalam dua komponen protein : lipoprotein berdensitas rendah (Low Density

Lipoprotein/HDL) dan lipoprotein berdensitas tinggi (High Density Lipoprotein/HDL). LDL

dianggap kolesterol yang “jahat”, atau merusak, karena membawa kolesterol dari hati ke sel-sel

tubuh dan pembuluh darah dimana kolesterol itu kemudian tinggal di dalam sel-sel yang melapisi

dinding arteri. Sedangkan HDL dianggap “baik”, atau melindungi, karena membaawa kolesterol

dari dinding arteri ke hati, di mana kolesterol dipecah untuk dibuang dari tubuh.

B. Sistem Pengangkutan Kolesterol

Kolesterol tidak dapat bergerak sendiri didalam tubuh karena tidak larut dalam air. Oleh

karena itu, kolesterol diangkut sebagai bagian dari struktur yang bernama lipoprotein.

Bayangkan lipoprotein seperti kereta yang mengangkut kolesterol ke seluruh tubuh kita.

Kolesterol itu sendiri tidak berubah. Pengangkutan kolesterol, yaitu ‘ kereta’ atau

lipoprotein, yang menentukan apa yang terjadi dengan kolesterol yang bawanya. Kolesterol LDL

mengagkut kolesterol dari hati, tempatnya diproduksi ke jaringan tubuh yang memerlukan. LDL

merupakan transporter kolesterol terbanyak di dalam darah. Sedangkan kolesterol HDL

mengangkut kelebihan kolesterol dari jaringan dan membawanya kembali ke hati untuk

diproses kembali atau dibuang dari tubuh.

Trigliserida termasuk ‘si jahat’ yang juga perlu diwaspadai. Seperti kolesterol LDL, kadar

trigliserida yang tinggi juga dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan penyakit
vaskuler lainnya. Orang dengan kadar trigliserida tinggi (saat ini batasannya di atas 1,7 mmol/L),

seringkali memiliki kadar kolesterol tinggi, kolesterol LDL tinggi, dan kolesterol HDL rendah. Hal

tersebut seperti tiga serangkai walaupun kadar trigliserida yang tinggi membawa risiko sendiri,

namun risiko itu semakin bertambah bila disertai kadar kolesterol HDL rendah, keadaan yang

sering terjadi pada penyandang diabetes atu prediabetes. Penigkatan kadar trigliserida juga

membuat kolesterol LDL semakin merusak dan bersifat toksis pada dinding arteri (semakin

menjadi jahat) dan mengurangi efek menguntungkan kolesterol HDL yang baik.

Kadar trigliserida dalam darah seringkali dikelompokkan bersama kadar kolesterol.

Trigliserida merupakan lemak yang terdapat pada daging, produk susu, dan minyak goreng,

serta merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Trigliserida juga ditemukan dalam simpanan

lemak tubuh dan berasal dari pecahan lemak di hati. Seperri kolesterol, trigliserida merupakan

lemak yang bersirkulasi dalam darah. Kolesterol LDL, HDL, dan trigliserida disebut ‘lipid darah’.

C. Efek Kolesterol Bagi Tubuh

Riset selama dekade menjunjukkan bahwa kolesterol hanya bersembunyi dalam sel-sel

yang melapisi arteri, tidak selalu berubah menjadi plak yang menyumbat arteri. Kini diduga

proses oksidasi yang membuat komponen LDL dari kolesterol menjadi begitu berbahaya.

Oksidasi terjadi bila sistem antioksidan dalam tubuh tidak dapat menetralkan molekul-molekul

tak stabil yang berubah secara negatif dan bernama radikal bebas. Radikal bebas terjadi secara

alamiah dalam tubuh atau bisa diawali oleh paparan terhadap polutan lingkunganseperti asap

rokok, bahan kimia, obat bebas dn obat resep dokter, logam berat, dan stres.
Tanpa perlindungan antioksidan yang cukup, kolesterol HDL bergabung dengan oksigen

dan membentuk oksi-kolesterol. Substansi ini bekerja di dalam dinding arteri radikal bebas yang

sangat reaktif, di mana substansi ini mengiritasi dinding arteri, yang memulai proses peradangan,

dan akhirnya turut menyebabkan pembentukan plak. Jika tidak diatasi, plak ini akhirnya akan

sama sekali menutup arteri yang terkena atau pecah dan hancur, menyebabkan angina, dan

mungkin, serangan jantung stroke.

Karena kolesterol merupakan campuran antara kolesterolbaik (HDL) dan jahat (LDL),

pemeriksaan kadar kolesterol dikelompokkan menjadi kolesterol total (jumlah LDL dan HDL

yang beredar dalam darah), dan trigliserida. Semakin tinggi jumlah kolesterol total, kolesterol

LDL, dan trigliserida, semakin tinggi risiko penyakit jantung. Sebaliknya, semakin tinggi kadar

kolesterol HDL, semakin rendah risiko masalah jantung.

D. Penyebab Tingginya Kadar Kolesterol

Kadar kolesterol darah bisa dipengaruhi oleh apa yang kita makan. Jika kolesterol yang ada

lebih banyak dibanding mekanisme alami tubuh untuk menghadapinya, kolesterol bisa

menempel dinding dalam pembuluh darah, membuatnya jadi lebih sempit. Karena digunakan

oleh hati untuk menghasilkan kolesterol, konsumsi lemak jenuh dalam jumlah berlebihan bisa

meningkatkan kadar kolesterol darah secara signifikan. Daging merah berlemak dan produk

susu merupakan sumber utama kolesterol dan lemak jenuh dari makanan. Selain itu, lemak

jenuh yang telah digunakan atau telah digoreng, diasap, diawetkan, atau disimpan, juga tepung

telur dan moldly cheese (sering ditemukan pada makanan siap saji), mengandung jumlah oksi-

kolesterol yang tinggi dan meningkatkan kadar kolesterol darah.


Makanan dan keadaan berikut paling berperan dalam menyebabkan kadar kolesterol yang

tinggi :

1. Kekurangan asam amino akibat asupan protein berkualitas rendah

2. Kekurangan antioksidan ( vitamin C dan E, selenium, dan seng) akibat rendahnya asupan

buah dan sayuran

3. Kekurangan biotin dan karnitin (bahan yang berhubungan dengan vitamin B) akibat

pengolahan serelia utuh

4. Kekurangan asam lemak esensial akibat asuhan lemak berkualitas rendah

5. Asupan alkohol yang berlebihan

6. Asupan lemak terhidrogenasi atau lemak olahan secara berlebihan (lemak babi, lemak untuk

kue kering atau shortening, minyak biji kipas, minyak kelapa sawit, margarin, dan lain-lain)

yang ditemukan pada banyak makanan olahan

7. Asupan zat tepung yang berlebihan (jagung, kentang putih, dan lain-lain)

8. Asupan gula secara berlebihan yan ditemukan pada banyak makanan olahan

9. Kekurangan serat akibat kurangnya asupan buah dan sayuran

10. Alergi makanan

11. Kekurangan hormon (testosteron, DHEA, estrogen, hormon pertumbuhan, dan lain-lain)

12. Disfungsi hati

13. Meningkatkan kerusakan jaringan akibat infeksi, radiasi, kerusakan fungsi hati, atau

aktivitas oksidatif.
E. Faktor Penyebab Kolesterol Tinggi

Ada beberapa kemungkinan alasan mengapa kadar kolesterol menjadi tinggi dan dapat

juga dikendalikan, namun ada juga yang tidak dapat dikendalikan. Dibawah ini beberapa faktor

yang menyebabkan kadar kolesterol dalam darah menjadi tinggi :

 USIA DAN JENIS KELAMIN

Peningkatan kadar kolesterol dalam batas tertentu merupakan hal alami yang terjadi

dalam proses penuaan. Dengan kata lain, semakin tua kita, semakin banyak waktu yang kita

miliki untuk merusak tubuh. Kadar kolesterol meningkat tinggi seiring usia pada pria dan

wanita. Pada pria kadar kolesterol tingggi terlihat pada usia usia antara 45 sampai 54 tahun.

Sedangkan pada wanita, kadar kolesterol tertinggi pada usia antara 55 sampai 64 tahun.

Kecenderungan ini menunjukkan penyakit jantung yang berbeda antara pria dan wanita,

dengan kejadianpenyakit jantung koroner pada wanita biasanya lebih lambat 10 tahun

dibandingkan pria.

 POLA MAKAN

Orang yang paling berisiko memiliki kadar kolesterol tinggi adalah mereka yang

menerapkan pola makan yang mengandung kadar lemak jenuhyang tinggi. Lemak jenuh

(ditemukan pada daging, mentega, keju, dan krim) meningkatkan kadar kolesterol LDL

dalam darah. Namun, pola makan yang sehat dapat menurunkan kadar kolesterol sekirat 5-

10%, bahkan lebih. Mengurangi asupan lemak jenuh (menggantinya dengan lemak tak jenuh

tunggal dan lemak tak jenuh ganda) dan makan lebih banyak buah, sayur, salad, sterol
tumbuhan dan kedelai juga dapat membantu. Cara memasak seperti memanggang yang

lebih sehat daripada menggoreng juga dapat dilakukan.

 BERAT BADAN

Berat badan berlebih tidak hanya mengganggu penampilan tapi lebih banyak efek

buruk kesehatannya. Kelebihan berat badan dapat meningkatkan trigliserida dan

menurunkan HDL (kolesterol baik).

 KURANG BERGERAK

Tubuh manusia didesain untuk selalu bergerak sehingga sangat dianjurkan untuk

banyak bergerak. Kurang bergerak dapat meningkatkan LDL (kolesterol jahat) dan

menurunkan HDL (kolesterol baik).

 PENYAKIT TERTENTU

Bisa saja kita sudah berusaha menjauhi makanan berlemak tetapi kolesterol masih

tinggi. Kemungkinan itu kita Memiliki penyakit tertentu seperti diabetes atau hipotiroidisme

sehingga dapat menyebabkan kolesterol kita menjadi tinggi.

 MEROKOK

Merokok dapat menurunkan kolesterol baik, sehingga yang beredar di tubuh hanya

kolesterol jahat. Kolesterol jahat ini jika tidak dikendalikan bisa berakibat fatal.Itulah

beberapa Penyebab Kolesterol Tinggi (detikhealth) yang bisa saja terjadi pada setiap orang

dan perlu diketahui pula dikatakan memiliki kadar kolesterol normal jika ukurannya 160-200
mg sedangkan masuk kondisi berbahaya jika sudah di atas 240 mg sehingga menyebabkan

stroke.

 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Hiperkolesterolemia familial (HF) adalah istilah untuk sindrom kolesterol tinggi yang

bersifat diturunkan dari generasi ke generasi. Singkatnya, kadar kolesterol yang tinggi

tersebut ditentukan oleh gen yang cacat dan tidak ada yang dapat dilakukan untuk

menghindarinya. Penyandang HF memiliki kadar kolesterol yang sangat tinggi (biasanya 8-

12 mmol/L, seringkali lebih dan jarang sekali di bawah nilai tersebut. Penyandang HF lebih

berisiko terkena aterosklerosis dan penyakit kardiovaskular. HF dimulai sejak lahir dan

menetap seumur hidup.

F. Faktor Risiko Penyakit jantung dan stroke Akibat Kolesterol

Jika kadar kolesterol di dalam darah melebihi dari nilai normal, maka risiko terjadinya

penyakit jantung koroner dan stroke akan lebih besar. Kelebihan kolesterol dapat

menyebabkan mengendapnya kolesterol pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan

penyempitan dan pengerasan pembuluh darah yang dikenal sebagai aterosklerosis (proses

pembentukan plak pada pembuluh darah).

Jika penyempitan dan pengerasan ini cukup berat, sehingga menyebabkan suplai darah

ke otot jantung tidak memadai, maka timbul sakit atau nyeri dada yang disebut sebagai angina.

Dan bila berlanjut akan menyebabkan matinya jaringan otot jantung yang disebut infark

miokard. Jika infark miokard meluas, maka akan timbullah gagal jantung.
Selain kolesterol LDL, faktor risiko lain yang memperbesar terjadinya penyakit jantung

adalah kebiasaan merokok, nilai HDL rendah (< 40 mg/dl), memiliki penyakit tekanan darah

tinggi atau hipertensi (140/90 atau sedang dalam pengobatan). Selain itu penyakit jantung

berisiko lebih tinggi pada usia 45 tahun (pria) dan 65 tahun (wanita), dan yang diketahui

memiliki riwayat keluarga menderita penyakit jantung.

Adapun gejala penyakit jantung adalah :

a. Rasa tertekan (ditimpa beban, sakit, terjepit, diperas, terbakar ) di dada yang dapat

menjalar ke lengan kiri, leher, dan punggung

b. Tercekik atau sesak berlangsung lebih dari 20 menit.

c. Keringat dingin, lemah, berdebar dan bisa sampai pingsan

Gejala akan berkurang dengan istirahat dan bertambah berat dengan aktivitas. Jika sumbatan

ini menyerang pembuluh darah otak maka akan terjadi stroke. Gejala serangan stroke

tergantung dari derajat serangan, mulai dari yang ringan sampai berat.

1. Gejala stroke ringan : bicara tiba-tiba menjadi tidak tepat

2. Gejala stroke berat :

a. kelumpuhan anggota gerak tubuh

b. wajah menjadi tidak simetris

c. jika terjadi pendarahan otak dapat menyebabkan kematian

gejala-gejala stroke memerlukan tindakan yang cepat agar tidak jatuh pada derajat

yang lebih berat.


G. Penanganan Hiperkolesterol

Makanlah makanan tinggi serat, gunakan minyak MUFA (mono-unsaturated fatty acid)

dan PUFA (poly-unsaturated fatty acid), suplementasi minyak ikan, vitamin antioksidan dan

pertahankan berat badan ideal.

Apabila pengaturan gaya hidup tidak mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah,

maka kita harus mengkonsumsi obat. Obat yang dapat digunakan yaitu:

1. Golongan asam fibrat à Gemfibrozil, Fenofibrate dan Ciprofibrate.

Fibrate menurunkan produksi LDl dan meningkatkan kadar HDL. LDL ditumpuk di

arteri sehingga meningkatkan resiko penyakit jantung, sedangkan HDL memproteksi arteri

atas penumpukkan itu.

2. Golongan resin à Kolestiramin (Chlolestyramine)

Obat antihiperlidemik ini bekerja dengan cara mengikat asam empedu di usus dan

meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah.

3. Golongan Penghambat HMGCoa reduktase à Pravastatin, Simvastatin, Rosavastatin,

Fluvastatin, Atorvastatin.

Menghambat pembentukan kolesterol dengan cara menghambat kerja enzim yang ada

di jaringan hati yang memproduksi mevalonate, suatu molekul kecil yang digunakan untuk

mensintesa kolesterol dan derivat mevalonate. Selain itu meningkatkan pembuangan LDL

dari aliran darah.

4. Golongan Asam nikotinat à niasin

Dengan dosis besar asam nikotinat diindikasikan untuk meningkatkan HDL atau

kolesterol baik dalam darah

5. Golongan Ezetimibe
Menurunkan total kolesterol dan LDL selain itu juga meningkatkan HDL dengan cara

mengurangi penyerapan kolesterol di usus.

H. Cara Mengontrol Kolesterol

Kadar kolesterol di dalam darah penting untuk tetap dipantau. Karena dengan demikian

status kesehatan tubuh kita dapat terdeteksi lebih awal sebelum kita mendapatkan sinyal keluhan

dari gejala-gejala hiperkolesterol. Kadar kolesterol yang perlu diperhatikan adalah keseimbangan

kadar antara kolesterol HDL dan LDL. Sementara untuk Trigliserida sendiri penting pula

diperhatikan untuk terpantau harus diangka yang tetap rendah.

Kolesterol HDL dianjurkan memiliki kadar yang harus lebih tinggi ketimbang kadar

kolesterol LDL. Karena kolesterol HDL adalah penolong dalam mencegah terjadinya timbunan

plak lemak yang disebabkan oleh kolesterol LDL. Guna menilai apakah kadar kolesterol

seseorang tinggi atau rendah, semuanya mengacu pada pedoman umum yang telah digunakan

diseluruh dunia yakni pedoman dari NCEP ATP III (National cholesterol Education Program,

Adult Panel Treatment III), dimana telah ditetapkan bahwa :

1. Total kolesterol : NNilai Normal < 200 mg/dl Perbatasan tinggi 200 – 239 mg/dl Tinggi

>240mg/dl

2. LDL kolesterol : Optimal < 100 mg/dl Mendekati optimal 100 – 129 mg/dl Perbatasan

tinggi 130 – 159 mg/dl Tinggi 160 – 189 mg/dl Sangat tinggi > 190 mg/d

3. HDL kolesterol : Rendah < 40 mg/dl Tinggi 60 mg/dl

4. Trigliserida : Normal < 150 mg/dl Perbatasan tinggi 150 -199 mg/dl Tinggi 200 – 499

mg/dl Sangat tinggi > 499 mg/dl


Risiko tinggi untuk mendapatkan PJK (Penyakit Jantung Koroner) dan stroke

sangat erat berhubungan dengan kadar kolesterol yang tinggi, terlebih mereka yang memiliki

faktor risiko lebih dari dua seperti hipertensi (tekanan darah tinggi) , diabetes mellitus (kencing

manis), merokok, obesitas (kegemukan) dan seseorang yang memiliki faktor bawaan. Mereka

yang berada dikelompok berisiko tinggi ini harus memperhatikan atau memperbaiki pola hidup

sehari-hari, sehingga dianjurkan untuk diet rendah lemak, berolah raga cukup, menjaga berat

badan yang seimbang dan berhenti merokok. Seseorang dengan kadar kolesterol tinggi memang

kurang merasakan gangguan.

I. Cara Mencegah Kolesterol

Kolesterol dikatakan sebagai pemicu berbagai gangguan kesehatan, seperti hipertensi,

gangguan jantung, hingga stroke. Sebenarnya kolesterol adalah unsur yang dibutuhkan oleh

tubuh, kadar yang berlebihan dalam tubuhlah yang menyebabkan berbagai penyakit.Berikut

langkah-langkah yang diketahui dapat mengendalikan kadar kolesterol dalam darah :

1. Mengetahui kadar kolesterol

Periksakan kadar kolesterol Anda secara reguler. Umumnya dokter menyarankan

agar kadar kolesterol total seseorang berada di bawah 200 mg/dL, dengan kadar LDL

(kolesterol jahat) di bawah 130, dan HDL (kolesterol baik) berada di atas 40. Jika hasil

tes Anda tidak konsisten berada dalam rentang angka tersebut, dokter cenderung

menyarankan untuk melakukan tes ulang, jika hasilnya tetap maka Anda akan segera

menjalani terapi pengendalian kolesterol.


2. Menjaga keseimbangan berat badan Jika

bobot tubuh Anda berlebih, menguranginya adalah salah satu cara untuk mengendalikan

kadar kolesterol darah. Penelitian telah menunjukkan bahwa berat badan yang berlebih

mengganggu proses metabolisme tubuh menghancurkan lemak. Sehingga sekalipun

Anda hanya mengonsumsi sedikit lemak, tidak terlihat penurunan kadar kolesterol yang

berarti. Mengurangi 2,5-4,5 kg dapat memperbaiki kadar kolesterol. Namun tak perlu

melakukan diet ketat. Upayakan saja penurunan berat sebanyak 0,3-0,5 kg dalam

seminggu.

3. Aktvitas fisik rutin Salah

satu cara mengendalikan kadar kolesterol adalah berolahraga secara rutin. Jalan kaki

atau jenis olahraga ringan lain yang dilakukan secara rutin, akan membantu

meningkatkan kadar HDL. Pastikan saja bahwa Anda berolahraga 30 menit setiap hari, 5

hari dalam seminggu.

4. Berkenalan dengan lemak baik

Jika telah terdiagnosa bahwa kadar kolesterol Anda tergolong tinggi, dokter biasanya

memberi saran agar Anda menurunkan konsumsi lemak. Hati-hati, jangan menghentikan

konsumsi lemak, melainkan menguranginya. Sebaiknya Anda mengonsumsi jenis

makanan yang mengandung lemak tak jenuh tunggal, seperti selai kacang, avokad,

minyak Zaitundan kanola, serta kacang-kacangan. Penelitian telah membuktikan bahwa

jenis lemak ini membantu menurunkan kadar LDL dan trigliserida dalam darah, dan

meningkatkan HDL.
5. Mengonsumsi multivitamin

Sekalipun telah mengonsumsi makanan sehat, tetap ada kemungkinan tubuh kita

kekurangan unsur nutrisi tertentu. Untuk mengatasi kondisi ini, para ahli kesehatan

menyarankan untuk mengonsumsi multivitamin/makanan suplemen untuk mencukupi

kebutuhan dasar nutrisi dan menurunkan risiko penyakit jantung.

PERANPERAWAT

Jika anda telah diagnosis memiliki kadar kolesterol tinggi, ada beberapa cara untuk
menangani kolesterol tersebut :

1. Melakukan perubahan gaya hidup (seperti menerapkan pola makan yang dapat

menurunkan kadar kolesterol dan sehat bagi jantung, meningkatkan aktivitas fisik,

mengurangi berat badan dan berhenti merokok).

2. Mengonsumsi obat penurun kadar kolesterol .

3. Melakukan konsultasi dengan dokter atau perawat untuk mendapatkan saran medis.

Sedangkan bagi anda yang belum mengalami masalah kolesterol tinggi anda dapat

melakukan beberapa cara untuk mengantisipasi terjadinya kolesterol tinggi yaitu :

1. Mengikuti seminar-seminar kesehatan sehingga semakin banyak pengetahuan anda

mengenai kesehatan akan memudahkan anda untuk menanganinya.

2. Berperan aktif dalam program dokter dalam melakukan penanganan kolesterol dan ajukan

berbagai pertanyaan kepada dokter seputar kolesterol dan penyakit lain.

3. Melakukan pemeriksaan rutin terhadap kolesterol untuk menilai risiko kardiovaskuler anda .
4. Mewaspadai terhadap komplikasi kolesterol yang muncul dan perhatikan tanda-tanda

peringatan awal terjadinya kolesterol tinggi.

5. Mengurangi berat badan jika anda kegemukan.

6. Menerapkan pola makan yang dapat menurunkan kadar kolesterol dan sehat bagi jantung

anda.

7. Melakukan olahraga yang teratur.

8. Berhenti merokok jika memang anda pecandu rokok.


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel dibagi menjadi LDL, HDL, total

kolesterol dan trigliserida. Kolesterol sebenarnya merupakan salah satu komponen lemak.

Jumlah kolesterol yang ada di tubuh kita harus seimbang dengan kebutuhan. Dengan begitu

tubuh kita akan tetap sehat. Tetapi bila jumlahnya berlebihan, salah satunya akibat terlau

sering makan makanan mengandung kolesterol, maka kadar kolesterol dalam darah akan

meningkat.

Penyebab utama Kolesterol kebanyakan adalah karena makanan. Tapi selain makanan

ternyata ada penyebab lain yang perlu diketahui.

Kadar kolesterol di dalam darah penting utnuk tetap dipantau. Karena dengan demikian

status kesehatan tubuh kita dapat terdeteksi lebih awal sebelum kita mendapatkan sinyal

keluhan dari gejala-gejala hiperkolesterol

Langkah-langkah berikut diketahui dapat mengendalikan kadar kolesterol dalam darah

adalah : Mengetahui kadar kolesterol, Menjaga keseimbangan berat badan, Aktvitas fisik rutin,

Berkenalan dengan lemak baik dan Mengonsumsi multivitamin.

B. SARAN

Demikian yang dapat saya tulis mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam

makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul

makalah ini.

Semoga makalah ini berguna bagi saya dan khususnya juga untuk para pembaca sebagai

pengetahuan terhadap kolesterol bagi tubuh kita.


Ginjal

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai

bagian darisistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan

membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Cabang dari kedokteran yang mempelajari

ginjal dan penyakitnya disebutnefrologi

Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperitoneal

bagian atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke medial. Kedua

ginjal terletak di sekitarvertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah

ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati.

Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua

ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu

meredam goncangan.

Aliran darah ginjal berasal dari arteri renalis yang merupakan cabang langsung dari aorta

abdominalis, sedangkan yang mengalirkan darah balik adalah vena renalis yang merupakan

cabang vena kava inferior. Sistem arteri ginjal adalah tidak ada anastomosis ke cabang arteri lain

Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi disebut medulla. Bagian

paling dalam disebut pelvis. Ginjal dibungkus oleh jaringan fibros tipis dan mengkilap yang

disebut kapsula fibrosa ginjal dan diluar kapsul ini terdapat jaringan lemak perirenal. Di
sebelahatas ginjal terdapat kelenjar adrenal. Ginjal dan kelenjar adrenal dibungkus oleh fasia

gerota. Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah lebih dari satu juta

buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat

terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi

cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang.

Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan

kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urine. Sebuah nefron terdiri dari

sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula (atau badan Malphigi) yang dilanjutkan

oleh saluran-saluran (tubulus). Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang

disebut glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran

darah dari arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau

penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari glomerulus

dan kapsula Bowman karena adanya tekanan dari darah yang mendorong plasma darah. Filtrat

yang dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan

meninggalkan ginjal lewat arteri eferen. Di antara darah dalam glomerulus dan ruangan berisi

cairan dalam kapsula Bowman terdapat tiga lapisan:

1. kapiler selapis sel endotelium pada glomerulus

2. lapisan kaya protein sebagai membran dasar

3. selapis sel epitel melapisi dinding kapsula Bowman (podosit)

Dengan bantuan tekanan, cairan dalan darah didorong keluar dari glomerulus, melewati

ketiga lapisan tersebut dan masuk ke dalam ruangan dalam kapsula Bowman dalam bentuk filtrat

glomerular. Filtrat plasma darah tidak mengandung sel darah ataupun molekul protein yang

besar. Protein dalam bentuk molekul kecil dapat ditemukan dalam filtrat ini
B. TUJUAN

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:

a. Tujuan umum

Agar dapat mengetahui dan memahami ilmu tentang ginjal.

b. Tujuan khusus

Agar dapat mengetahui dan memahami tentang definisi ginjal, anatomi fisiologi ginjal, aliran

darah yang menuju ke ginjal, tes fungsi ginjal.

3. RUMUSAN MASALAH

a. apa definisi ginjal?

b. Apa fungsi ginjal?

c. Bagaimana anatomi ginjal?

d. Terbagi menjadi berapa ginjal area besar?

e. Bagaimana aliran darahke ginjal?

f. Apa fungsi tubulus ginjal?

g. Apa saja tes fungsi ginjal?


BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi

Ginjal adalah sebuah organ kecil tetapi penting yang terletak di dalam tubuh, tidak

nampak secara fisik, dan seperti ba-gian lainnya, mempunyai fung-si yang kompleks dan bekerja

secara otomatis. Karena itu apabila tidak ada masalah, biasanya kurang mendapat per-hatian.

Namun biarpun kecil, ginjal adalah suatu bagian tubuh yang sangat penting karena mempu-nyai

fungsi dan tugas yang sangat mulia, yaitu menghilangkan air, sisa-sisa air kotor, atau sampah dan

racun hasil metabolisme yang berlebihan di dalam tubuh, membantu mengatur tekanan darah,

mengatur keseimbangan kimia dalam tubuh, meme-lihara tulang agar tetap kuat, memberi

perintah kepada tubuh untuk membuat sel darah merah dan menolong anak-anak tumbuh dengan

normal.

2. Fungsi Ginjal

1. Membuang racun dan produk buangan/limbah dari darah. Racun di dalam darah diantaranya

urea dan uric acid. Jika kandungan kedua racun ini terlalu berlebihan, akan mengganggu

metabolisme tubuh.

2. Menjaga kebersihan darah dengan meregulasi seluruh cairan (aira dan garam) di dalam

tubuh

3. Meregulasi tekanan darah. Ginjal menghasilkan enzim renin yang bertugas mengontrol

tekanan darah dan keseimbangan elektrolisis. Renin mengubah protein dalam darah menjadi
hormon angiotensis. Selanjutnya angiotensis akan diubah menjadi aldosterone yang

mengabsorbsi sodium dan air ke dalam darah.

4. Mengatur keseimbangan pH darah.

5. Memproses vitamin D sehingga dapat distimulasi oleh tulang

6. Memproduksi hormon erythropoiethin yang bertugas memproduksi sel darah merah di

tulang. http://www.anneahira.com/pencegahan-penyakit/ginjal.htm

3. Anatomi Ginjal

Anatomi ginjal diperuntukkan untuk berbagai kegiatan krusial bagi tubuh. Berwarna

merah tua, organ ini terdari dua sisi; sisi convex dan concave. Masing-masing sisi ginjal

disambungkan oleh membran transparan yang disebut renal capsule, yang membantu

memproteksi kedua ginjal dari infeksi dan trauma.

Ginjal terdiri dari 1,2 juta nefron yang terbentuk sejak lahir. Nefron terbentuk dari

glomerulus, tubulus proksimal, ansa Henle dan tubulus distal. Glomerulus sendiri terbentuk dari

pelebaran ujung proksimal tubulus proksimal yang mengelembung yang dikenal dengan sebutan

kapsula Bowman, dengan vaskularisasi di dalamnya yang berasal dari kapiler afferen dan keluar

ke kapiler efferen. Darah yang berasal dari arteri renalis akan mengalir ke dalam kapiler afferen

dan zat dengan BM < 30.000 akan terfiltrasi ke dalam kapsula Bowman, yang dihasilkan akan

mengalir melalui tubulus ginjal sampai akhirnya ditampung dalam duktus colecductus.

Ada dua jenis nerfron, yang mempunyai tubulus hanya di batas korteks disebut Kortikal

nefron, sedangkan yang tubulusnya menjorok sampai jauh kedalam medula disebut

Jukstamedulari nefron. Dalam perjalannya sepanjang tubulus-tubulus ginjal fitral akan


mengalami reabsorpsi dan sekresi sehingga terbentuk urin. Jadi urin dibentuk oleh hasil filtrasi di

glomerulus (sebagian besar) dan hasil sekresi di tubulus (sebagian kecil). (Stoelting Robert K,

MD, 1987; 761-79.)

4. Ginjal terbagi atas dua area besar, yaitu :

1. Area berwarna cerah di bagian luar, renal cortex

2. Area berwarna pekat di bagian dalam, renal medulla

Di dalam medulla ada 8 atau lebih cone-shaped sections yang disebut sebagai renal

pyramids. Area di antara piramid disebut renal columns.

5. Aliran Darah Ginjal

Aliran darah ginjal (renal blood flow) besarnya adalah 1 liter/menit, atau setara dengan

20 % dari curah jantung yang 5 liter/menit. Dari seluruh aliran darah ginjal ini 75 % terdapat

pada korteks ginjal. Nefron sendiri diperdarahi oleh glomelurus kapiler dan kapiler peritubular

yang mengelilingi tubulus-tubulus ginjal. Kapiler efferen di glomerulus menghasilakan tekanan

yang tinggi di glomerulus yang berguna untuk proses filtrasi, sedangakan tekanan di kapiler

peritubular relatif lebih rendah, karena fungsinya sama seperti kapiler arteri buntu di jaringan

lain. Namun ada bagian peritubular kapiler yang mempunyai fungsi khusus, yaitu Vasa recta,

ialah peritubular kapiler yang terletak di sekitar tubulus distal yang berdekatan dengan

glomerulus yang mendapat aliran 1-2 % dari aliran darah ginjal. Yang mana berperan dalam

fungsi mengatur konsentrasi dari urin dengan cara mengatur zat-zat yang di sekresi ke tubulus

distal dari jaringan interstitial, ini sering disebut sebagai mekanisme countercurrent.
Sekitar 180 liter cairan difiltrasi setiap hari melalui glomerulus, dan 1,5 liter kembali

direabsorpsi melalui tubulus-tubulus ginjal. Besarnya reabsorpsi di ginjal, khususnya di tubulus

ginjal melalui peritubular kapiler ini sekitar 4 kali besar reabsorpsi di jaringan lain. Ini

dimungkinkan karena perbedaan tekanan yang besar antara arteri renalis dan vena renalis, yaitu

100 mmHg di arteri dan 8 mmHg di vena.

Autoregulasi ginjal memungkin terjaganya aliran darah ginjal pada berbagai keadaan

tekanan darah yang berubah-ubah antara 70-160 mmHg. Bila tekanan darah turun akan

menyebabkan aliran darah di glomerulus turun, ini akan merangsang sel makula densa di epitel

glomerulus untuk membuat vasodilatasi dari kapiler afferent dan vasokonstriksi di kapiler

efferent, sehingga hasilnya adalah tekanan di glomerulus tetap dan ini menyebabkan laju filtrasi

glomerolus tidak banyak berubah. Namun bila keadaan ini berlangsung lebih lama dari 5-10

menit, akan terjadi perangsangan sistem renin angiotensin, dan dengan terlepasnya angiotensin II

menyebabkan vasokonstriktor efferent sehingga laju aliran darah ginjal akan menurun, namun

demikian laju firtrasi glomerulus tetap dipertahankan normal.

Laju filtrasi glomerolus sendiri normalnya adalah 125 ml/menit dengan fraksi filtrasi 20

%, artinya 20% dari aliran darah ginjal yang melalui glomerolus akan menjadi filtrat hasil

filtrasi. Hasil filtrasi ini susunannya relatif sama dengan susunan plasma darah namun tidak

mengandung protein.

6. Faktor yang mempengaruhi laju filtrasi glomerolus

Tekanan darah arteri.

Ini diatur oleh sistem autoregulasi ginjal, yaitu melalui tubuloglomerular feedback pada

jukstaglomerolus terutama pada makula densa di tubulus distal yang menimbulkan


vasokonstriksi dan vasodilatasi kapiler afferen dan efferen, yang akan mempertahankan laju

filtrasi tetap normal pada MAP antara 70 - 160 mmHg. Namun perubahan tekanan darah akan

menyebabkan produksi urin yang meningkat walaupun laju filtrasi tetap normal, karena adanya

mekanisme reabsorpsi dan sekresi dari tubulus ginjal.

Aparatus jukstaglomerolus.

Di tubulus distal yang berdekatan dengan kapiler afferan dan efferen glomerulus terdapat

makula densa. Sel otot polos kapiler afferen dan efferen, disebut aparatus jukstaglomerolus, yang

berdekatan dengan makula densa terdiri dari granula yang akan menginaktifkan renin yang

terlepas ke sirkulasi pada keadaan-keadaan hipotensi, renal ischemia dan adanya perangsangan

simpatik. Misalnya tekanan darah turun, jumlah ion Cl di tubulus distal akan turun sehingga

jumlahnya di makula densa juga akan turun, ini akan menyebabkan pelepasan renin yang akan

diubah menjadi angiotensin II yang akan menyebabakan vasokonstriksi kapiler afferan dan

efferen. Namun vasokonstriksi akan lebih besar pada kapiler efferen sehingga tekanan di kapiler

dalam kapsula Bowman relatif tetap dan menyebabkan laju filtrasi glomerolus dipertahankan.

Jurah jantung.

Faktor ini mempengaruhi laju filtrasi dengan cara mempengaruhi aliran darah ginjal.

Aktifitas simpatis.

Perangsanan simpatis akan menyebabkan vasokonstriksi afferen, sehingga aliran ke

kapiler kapsula Bowman akan menurun dan menurunkan laju filtrasi glomerolus.

7. Fungsi tubulus ginjal


Setelah mengalami filtrasi di glomerolus, filtrat akan melalui tubulus-tubulus ginjal.

Disini 80% ion Na+ , Cl- dan air akan diabsorpsi kembali di tubulus proksimal. Ion Na+

direabsorpsi dengan mekanisma pompa natrium yang aktif sehingga memerlukan energi,

sedangkan reabsopsi Cl- dan air terjadi secara pasif dengan mengikuti transfer ion Na+ melalui

keseimbangan elektrolit dan tekanan onkotik, sehingga filtrat yang keluar dari tubulus proksimal

akan tetap isotonik terhadap jaringan interstitial. Sedangkan fungsi sekresi lebih berperan pada

sekresi ion K+ dan H+ di tubulus distal.

Selama perjalanannya melalui tubulus ginjal 99% air akan direabsopsi di tubulus

proksimal dan ansa Henle (tubulus distal relatif impermeable terhadap air), sehingga di tubulus

distal konsentrasi akan 99 kali lebih besar dari konsentrasi filtrat awal. Glukosa dan asam amino

direabsorpsi secara penuh, sehingga tidak terdapat dalam urin. Mekanisme reabsopsinya dengan

cara sodium co-transport, yaitu dengan menambahkan zat carier yang mengikat zat tersebut dan

membawanya ke sel epitel tubulus yang kemudian dipisahkan kembali sebelum zat yang dibawa

berdifusi secara pasif ke jaringan interstitial.

Jumlah zat-zat terkandung difiltrat yang direabsopsi mengikuti reabsopsi air akan

dipengaruhi oleh banyaknya rebsopsi air dan permeabilitas dari tubulus ginjal. Seperti urea, akan

direabsopsi sebanyak 50 % dari yang difiltrasi di glomerolus. Sel tubulus impermeable terhadap

creatinin, insulin dan manitol sehingga semua akan dieksresi melalui urin.

Seperti telah dijelaskan diatas, ion Na+ akan direabsopsi di tubulus proksimal, sehingga lumen

tubulus akan lebih bersifat negatif dibandingkan sel epiltel tubulus. Ini menyebabkan ion-ion

negatif (Clorida dan Phosphat) akan berdifusi secara pasif mengikuti ion Na+. Sedangkan di

tubulus distal dimana terjadi sekresi ion K+ secara aktif dengan mekanisme yang sama dengan
absorpsi Na+ di proksimal, akan menyebabkan terjadinya difusi pasif ion negatif ke dalam lumen

tubulus distal. (Ganong WF. 1983; 599-625)

8. Tes Fungsi Ginjal

Fungsi ginjal bisa dinilai melalui analisa darah dan urin. Laju penyaringan ginjal bisa

diperkirakan dengan cara mengukur kreatinin serum. Kadar urea nitrogen darah juga bisa

menunjukkan fungsi ginjal. Creatinine clearance adalah tes yang lebih akurat, yang

menggunakan suatu rumus yang menghubungkan kadar serum kreatinin dengan usia, berat badan

dan jenis kelamin.


BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai

bagian darisistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan

membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Cabang dari kedokteran yang mempelajari

ginjal dan penyakitnya disebutnefrologi

Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperitoneal

bagian atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke medial. Kedua

ginjal terletak di sekitarvertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah

ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati.

B.Saran

Adapun saran dari saya sekiranya makalah tentang ginjal ini bisa berguna bagi kita semua.

baik.kami menyadari bahwa makalah kami tidak begitu sempurna.semoga dosen bisa

memakluminya.
Air

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan hidup yang sangat vital bagi kehidupan manusiadan makhluk

hidup lainnya.dapat dikatakan air merupakan sumber daya yang terbatas. Selama ini kebutuhan

manusia akan air sangatlah besar. Jika kita melihat dari segi penggunaan, maka air tidak pernah

lepas dari segala aspek kehidupan manusia. Mulai dari hal kecil, seperti air minum untuk

melepas dahaga hingga kincir air yang dimanfaatkan sebagai penghasil energy listrik.Dari segi

keberadaannya pun ada bermacam-macam jenis air.

Di bumi ini hampir 71 persen permukaanya merupakan wilayah perairan. Termasuk

negara Indonesia yang merupakan Negara kepulauan. Yang berarti ketersediaan air untuk

manusia sangat berlimpah. akan tetapi konsumsi air meningkat dua kali lipat dalam kurun waktu

50 tahun terakhir. Persediaannya pun sudah sampai pada tahap yang kritis, bukan hanya di

Indonesia tetapi masyarakat dunia pun sedang menghadapi persoalan yang sama. Penurunan

kualitas dan persediaan air akibat tercemar limbah industri, limbah rumah tangga, dan limbah

lain. Disamping disebabkan oleh perubahan musim dar imusim hujan ke musim kemarau dan

efek global warming atau pemanasan global, ketidaktahuan sebagian besar manusia akan hakikat

keberadaan air, cara pemakaian air yang benar, dan berbagai manfaat air menyebabkan

masyarakat sering membuang-buang air dan menggunakannya secara tidak bertanggung jawab.

Dari latar belakang diatas, maka kami mengangkat judul makalah ini yaitu “AIR”.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Apa pengertian air?

2. Apa saja sifat-sifat air?

3. Bagaimana karakteristik air ?

4. Bagaimana distribusi air di alam?

5. Apa saja sumber air di alam?

6. Apa yang dimaksud dengan siklus Hidrologi?

7. Apa manfaat air bagi kehidupan?

Tujuan

1. Dapat mengetahui pengertian dari air

2. Dapat mengetahui sifat-sifat air

3. Dapat mengetahui karakteristik air

4. Dapat mengetahui distribusi air di alam

5. Dapat mengetahui sumber air di alam

6. Dapat mengetahui siklus Hidrologi

7. Dapat mengetahui manfaat air bagi kehidupan


BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Air

Pengertian air menurut Para Ahli :

 Sitanala Arsyad : Air adalah senyawa gabungan antara dua atom hydrogen dan satu atom oksigen

menjadi H2

 Effendi : Air adalah salah satu sumber energy

 Robert J. Kodoatie : Air merupakan material yang membuat kehidupan terjadi di bumi.

 Roestam Sjarief : Air merupakan zat yang paling esensial dibutuhkan oleh makhluk hidup.

 Sayyid Quthb : Air adalah dasar dari suatu kehidupan dan merupakan satu unsur yang

dibutuhkan dalam kehidupan hingga manusia pun sangat menantikan kedatangannya.

 Eko Budi Kuncoro : Air merupakan suatu senyawa kimia sederhana yang terdiri atas 2 atom

hidrogen (H) dan 1 atom Oksigen (O). Air mempunyai ikatan Hidrogen yang cenderung bersatu

padu untuk menentang kekuatan dari luar yang akan memecahkan ikatan-ikatan ini.

 Bambang Agus Murtidjo: Air merupakan substansi yang mempunya ikeistimewaan sebagai

penghantar panas yang sangat baik, sehingga air di dalam tubuh lebih penting dari makanan

Air adalah Air adalah yang penting bagi semua bentuk di Bumi. Air menutupi hampir 71%

permukaan bumi.Terdapat 1,4triliunkubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar

terdapat dilaut(air asin) dan pada lapisan-lapisanes (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan

tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air dan lautanes.

Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air yaitu: melalui penguapan

hujan dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff,meliputi mata air, sungai, muara) menuju

laut. Air bersih penting bagi kehidupan.


2. Sifat-Sifat Air

Air merupakan zat esensial bagi kehidupan. Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh air yaitu:

 Air

Dengan rumus kimia H2O adalah benda tak berbau, tak berwarna dan tak berasa.

 Air mengalir dari tempat yang tinggi menuju permukaan rendah.

Ai rmengalir dari tempat yang tinggi menuju permukaan rendah merupakan salahsatu sifat dari

air, Sedangkan untuk contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagi berikut,

Tandon air dibuat lebih tinggi dari pipa air, atap dibuat miring agar air dapat mengalir dari

genting kebawah, saluran irigasi dibuat miring agar air dapat mengalir dengan lancar.

 Air memberi tekanan

Air memberi tekanan maksudnya air akan memberikan tekanan kesegala arah apabila ada suatu

lubang disetiap wadah airnya, Contohnya alat penyiram tanaman, air akan menekan kesegala

arah melalui lubang air, Sedangkan tekanan yang diberikan oleh air bisa beragam tergantung dari

letak lubangnya.

 Kapilaritas

Kapilaritas adalah kemampuan zat cair untuk meresap melalui celah-celah kecil. Contohnya Kain

yang dicelupkan sebagian pada bak yang diisi air, kain akan menyerap air karena kain memiliki

celah-celah kecil, kertastisu yang digunakan untuk menyerap keringat dan air. Sedangkan contoh

untuk bahan yang tidak dapat diserap air adalah plastik dan Alumunium foil kedua benda itu

sangat kedap terhadap air sehingga proses kapilaritas tidak bisa berlaku.

 Bentuk Permukaan air selalu tenang dan datar

Bentuk permukaan air selalu tenang dan datar contohnya jika kita menuangkan air kedalam

ember maka kedudukan air akan datar, begitu pula jika ember di miringkan maka kedudukan air
tetap datar. Water pas adalah contoh dari prinsip bahwa bentuk permukaan air selalu tenang dan

datar.

 Melarutkan Benda tertentu

Zat cair melarutkan benda tertentu contohnya garam, gula, dapat dilarutkan oleh air, sedangkan

contoh zat yang tidak bisa larut dalam cair adalah tanah, pasir dan minyak. Fakor yang

mempengaruhi suatu pelarutan benda adalah suhu air yang tinggi akan lebih cepat melarutkan

dari pada suhu air yang rendah, Kecepatan mengaduk, mengaduk dengan cepat akan lebih cepat

pula benda larut, Anomali air dimana pada suhu 4 derajat C volum air menyusut sampai terkecil

namun bila suhu diturunkan kebawah 4 derajat C maka volumenya bertambah.

 Berubah bentuk sesuai pada tempatnya

Air akan berubah-ubah bentuk sesuai dengan wadah yang ditempatinya. Contoh: apabila air

ditempatkan pada botol maka bentuknya akan seperti botol.

 Air mempunyaiberat

Air memiliki berat. Contohnya apabila sebuah ember yang kosong diisi air hingga penuh maka,

apabila ember tersebut diangkat akan terasa berat.

Contoh: apabila ember diisi air lalu kita angkat, maka ember akan terasa berat.

 Air dapat berubah wujud

Air memilikisifatdapatberubahwujud. Contohnyadalampembuatanesbatu, air yang

dibungkuskantongplastiklalu di masukankedalamkullkasataupendinginmaka air tersebut lama

kelamaanakanberubahwujuddaricairmenjadipadat.

 Dapat mengalami elektrolisis

Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur dasar dengan denagn mengalirkan arus listrik. Proses

ini dikenal dengan elektrolisis, yaitu penguraian dua atom hidrogen penerima elektron dan
membentuk gas H2pada katoda, sementara empat ino OH ‫־‬bergabung dan membentuk gas

O2(oksigen) pada anoda. Gas-gas ini membentuk buih dan bisa dikumpulkan.

 Molekul air adalah dwi kutub

Molekul air terdiri dari dua atom hidrogen bergabung dengan satu atom oksigen pada sudut 105o.

Muatan positif disebelah atom hidrogen dan negatif diselah atom oksigen.

3. Karakteristik air

 Karakteristik fisika air

Karakteristik fisika air meliputi: kekeruhan, suhu, warna, zat padat terlarut, bau dan rasa.

Penyebab terjadinya kekeruhan dapat berupa bahan organik maupun anorganik, seperti lumpur

dan limbah industri. Suhu air mempengaruhi jumlah oksigen terlarut. Makin tinggi suhu air,

jumlah oksigen terlarut makin rendah. Warna air dapat dipengaruhi oleh adanya organisme,

bahan berwarna yang tersuspensi dan senyawa-senyawa organik. Bau dan rasa dapat disebabkan

oleh adanya organisme dalam air seperti alga, juga oleh adanya gas H2S hasil peruraian senyawa

organik yang berlangsung secara anaerobik.

 Karakteristik kimia air

Karakteristik kimia air meliputi: pH, DO (dissolved oxygent), BOD (biological oxygent

demand), COD (chemical oxygent demand), kesadahan dan senyawa kimia beracun. Nilai pH air

dapat mempengaruhi rasa dan sifat korosi. Beberapa senyawa beracun lebih toksik dalam bentuk

molekul daripada dalam bentuk ion, yang bentuk tersebut dipengaruhi oleh pH. Dissolved

Oxygen menunjukkan jumlah oksigen yang terlarut dalam air. Oksigen terlarut berasal dari hasil

fotosintesa selain dari absorbsi atmosfer. Makin tinggi jumlah oksigen terlarut mutu air makin

baik.
Biology Oxygen Demand (BOD) menunjukkan jumlah oksigen yang diperlukan oleh

mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik dalam air secara biologi. Makin tinggi nilai

BOD menunjukkan tingginya jumlah bahan organik dan mutu air makin rendah. Chemical

Oxygen Demand (COD) menunjukkan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan

bahan organik dalam air secara kimia. Makin tinggi nilai COD menunjukkan tingginya jumlah

bahan organik dan mutu air makin rendah. Kesadahan air mempengaruhi efisiensi pemakaian

sabun. Kesadahan air disebabkan oleh adanya garam-garam kalsium dan magnesium yang

terdapat dalam air. Adanya senyawa arsen meskipun dalam jumlah yang kecil dapat merupakan

racun bagi manusia

4. Distribusi air di alam

Manusia pada hakikatnya hidup di planet air, sebab 70% permukaan bumi dikelilingi oleh air.

Air terdapat dilapisan bumi yang disebut hidrosfer. Kandungan air di hidrosfer diguga mencapai

1,4×1018 ton. Sebagian besar yaitu 98% berupa benda cair (1,356 x 109 km3), selebihnya

berwujud gas sebanyak 0,001% (1,300 x 104 km3) dan berwujud air beku sebanyak 97,4% (1,348

x 109 km3) .

Estimasi distribusi air bersih di bumi.

Presentase Presentase
Volume air dari dari
Sumber Volume air asin dan es seluruh air seluruh air
air tawar (mm3) (mm3) bersih dibumi

Danau,
Rawa 24.600 102.500 0,290% 0,0080%

Sungai 509 2.120 0,006% 0,0002%


Total air
bersih 8.404.000 35.030.000 100,00% 2,5000%

Total air
di bumi 332.500.000 1.386.000.000 – 100,000%

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah aiir tawar dibumi sangat sedikit jik dibandingkan

dengan air asin dan es.

5. Sumber Air di Alam

 Laut

Adalah kumpulan air asin yang luas dan beruhbungan dengan samudra. Air di laut merupakan

campuran dari 96,5% air murnidan 3,5% material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas

terlarut, bahan-bahan oragik dan partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air

alutditentukan oleh 96,5% air murni. Laut merupakan stok air terbesar di alam.

 Danau

Danau adalah salah satu bentuk ekosistem yang menempati daerah yang relatif kecil pada

permukaan bumi dibandingkan dengan habitat laut dan daratan.

Fungsi danau :

1. Sumber plasma nutfah yang berpotensi sebagai penyumbang bahan genetik.

2. Tempat berlangsungnya siklus hidup jenis flora/fauna yang penting.

3. Sumber air yang dapat langsung digunakan.

4. Penghasil energi melalui PLTA.

5. Tempat penyimpanan kelebihan air yang berasal dari air hujan dsb.

 Sungai
Setiap tetes air hujan yang jatuh ketanah merupakan pukulan-pukulan kecil ke tanah. Pukulan air

ini memecahka tanah yang lunak sampai batu yang keras. Partikel pcahan itu kemudian mengalir

menjadi lumpur, dan lumpur enutupi pori-pori tanah sehingga menghalangi air hujan yang akan

meresap kedalam tanah. Dengan demikian semakin banyak air yang mengalir di permukaan

tanah.

Aliran permukaan tanah ini kemudian membawa batu dari bongkahan lainnya, yang akan

semakin meperkuat gerusan pada tanah. Gerusan ini menjadi alur kecil kemudian membentuk

parit kecil lalu menjadi anak sungai. Dan kumpulan anak sungai akan menjadi sungai.

 Air bawah Tanah

Lebih dari 98% dari semua air didaratan tersembunyi di bawah permukaan tanah dalam pori-pori

batuan dan bahan-bahan butiran. Sisanya 2% terlihat sebagai air disungai, dana, dan reservoir.

 Air di atmosfer

Air terdapat sampai pada ketinggian 12.000 hingga 14.000 meter, dalam jumlah yang kisarannya

mulai dari nol diatas beberapa gunung serta gurun sampai 4% diatas samudra dan laut..bila

seluruh uap berkondensasi atau mngembun menjadi cairan maka seluruh permukaan bumi akan

tertutup dengan curah hujan kira-kira sebanyak 2,5 cm. Air di amosfer dalam tiga bentuk yaitu

dalam bentuk uap yang tak kasat mata, dalam bentuk butir cairan dan hablur es.

6. Siklus Hidrologi

Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan

kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presivitasi, evaporasi, dan transpirasi. Matahari sebagai

sumber energi merupakan motor pengggerak utama terjadinya siklus hidrologi.

 Evaporasi/Transpirasi
Air yang ada dilaut, di daratan, disungai ditanaman dan sebgainya kemudian akan menguap ke

angkasa (atmosfer) dan kemudian aka menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan

menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju,

es. Ketika air dipanaskan oleh sinar matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki cukup

energi untukmelepaskan ikatan olekul air tersebut kemudian terlepas dan mengembang sebagai

uap air ang tidak terlihat di atmosfir.proses semuanya itu disebut evapotranspirasi. Setiap harinya

tanaman akan melepaskan air 5 samapi 10 kali ebanyak air yang dapat ditahan.

 Infiltrasi/ Perlokasi ke Dalam Tanah

Air bergerak kedalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air

tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau

horizontal di bawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air

permukaan.

 Air Permukaan

Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau, makin landai lahan

dan makin sedikit pori-pori tanah maka aliran permukaan semakin besar. Alira permkaan tanah

dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan

membentuk sungai utama yan membawa seluruh air permukaan di sekitar daerah aliran

sungai menuju laut.

7. Manfaat Air Bagi Kehidupan

1. Bidang kesehatan

 Memperbaiki kemampuan dan daya tahan tubuh


Karena air dapat menaikkan simpanan glycogen, suatu bentuk dari karbohidrat yang tersimpan

dalam otot dan digunakan sebagai energi saat Anda bekerja.

 Tahan lapar

Dapat memanfaatkan efek rasa kenyang dari minum air untuk mencegah makan berlebihan.

 Mengurangiresiko terhadap beberapa macam penyakit

Para peneliti saat ini meyakini bahwa air dapat berperan aktif dalam mengurangi resiko terhadap

beberapa penyakit seperti: batu ginjal, kanker saluran kencing, kanker kandung kemih, dan

kanker usus besar (colon). Minum cukup air dapat pula menghindari sembelit.

 Melawan masuk angin atau pilek

Antibodi dalam lendir yang melapisi kerongkongan akan melemah apabila dehidrasi (kekurangan

air). Air juga dapat berfungsi sebagai ekspektoran yang efektif untuk mengurangi batuk.

 Sedangkan Fungsi Air yang utama adalah :

Membentuk sel-sel baru, memelihara dan mengganti sel-sel yang rusak. Melarutkan dan

membawa nutrisi-nutrisi, oksigen dan hormon ke seluruh sel tubuh yang membutuhkan.

Melarutkan dan mengeluarkan sampah-sampah dan racun dari dalam tubuh kita. Katalisator

dalam metabolisme tubuh.Pelumas bagi sendi-sendi. Menstabilkan suhu tubuh. Meredam

benturan bagi organ vital.

2. Bidang pertanian

 Memberi pengairan pada sawah atau ladang.

 Penyuplai cairan tumbuhan-tumbuhan.

3. Bidang industri

 Digunakan sebagai bahan baku suatu perindustrian.

4. Bidang pariwisata
 Pantai, laut, dan danau banyak yang dijadikan obyek wisata

1. Rumah tangga

 Air digunakan untuk MCK.

 Digunakan untuk dikonsumsi.

 Untuk mencuci baju, piring, dll

2. Penghasil energi listrik

 Pembangunan kincir air yang memanfaatkan pergerakan aliran air untuk menggerakkan turbin,

sehingga dapat menghasilkan energi listrik sebagai energi alternatif selain nuklir yang biasa

digunakan masyarakat selama ini


Elektrolit

Elektrolit Dalam Darah / Tubuh


Elektrolit merupakan Substansi yang berdiasosiasi (terpisah) di dalam larutan dan akan
menghantarkan arus listrik. Di dalam tubuh ada berbagai macam elektrolit beserta fungsi dan
letak yang berbeda. Elektrolit di dalam tubuh dibedakan menjai 2 (dua), yaitu :

1. KATION
Merupakan ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan. Di dalam tubuh yang
termasuk elektrolit kation adalah :
a. Natrium (Na+)
Natrium adalah zat mineral yang kita andalkan sebagai pembentuk garam didalam tubuh
dan sebagai penghantar impuls dalam serabut syaraf dan tekanan osmosis pada sel yang menjaga
keseimbangan cairan sel dengan cairan yang ada disekitarnya.
Letak Natrium (Na) terbanyak di Extra seluler (CES). Volume cairan ekstraseluler diatur
keseimbangannya melalui mekanisme homeostasis.
Fungsi Natrium bagi tubuh adalah sebagai berikut.
 Membantu mempertahankan keseimbangan air, asam dan basa dalam cairan ekstraseluler.
 Sebagai bahan penyusun dari cairan (getah) pankreas, empedu, dan keringat.
 Peranan penting dalam kontraksi otot dan fungsi syaraf.
 Memainkan peranan khusus dalam penyerapan karbohidrat.
 Natrium diatur oleh intake garam, aldosteron, dan pengeluaran urine.Kadar Normal
Natrium (Na) dalam tubuh : 135-148 mEq/lt.

b. Kalium (K+)

Merupakan Kation utama intra seluler (CIS). Kalium dalam makanan dan dalam tubuh
ditemukan dalam bentuk ion K+, baik dalam larutan ataupun dalam bentuk garam. Kalium
ditemukan banyak dalam makanan, terutama pada buah-buahan dan sayuran. Kalium banyak
terdapat dalam bayam, pisang, jamur, brokoli, susu, daging, tomat, jeruk, kol, dan asparagus.
Fungsi kalium bagi tubuh adalah sebagai berikut.
 Merupakan bagian integral dan esensial tiap sel dan dibutuhkan untuk pertumbuhan sel.
 Dalam sel kalium membantu banyak reaksi biokimia seperti pelepasan energi dari
makanan, sintesis glikogen dan protein.
 Mengatur tekanan osmotik dalam sel dan mengontrol distribusi air antara cairan
intraseluler dan ekstraseluler.
 Menjaga keseimbangan asam-basa.
 Dibutuhkan untuk mengantarkan gelombang saraf untuk membuat gerakan otot lebih
terkontrol juga membantu untuk memperlebar pembuluh darah ketika berolahraga sehingga
memperlancar aliran darah untuk membuang panas lebih cepat
 Ikut dalam pelepasan insulin dari pankreas.
 Bersama magnesium (Mg2+) penting dalam relaksasi otot yang merupakan lawan dari
stimulasi otot oleh Ca2+.

Rasio 1:1 antara Na/K dapat menjaga efek asupan natrium yang tinggi. Kadar Normal Kalium
(K+) dalam tubuh : 3,5-5,5 mEq/lt.

c. Kalsium (Ca2+)

Kalsium atau disebut juga zat kapur adalah zat mineral yang mempunyai fungsi dalam
membentuk tulang dan gigi serta memiliki peran dalam vitalitas otot pada tubuh, Bersama –
sama dengan posfor berguna untuk memperkuat tulang kontraksi otot dan mengatur detak
jantung.
Fungsi Kalsium bagi tubuh :
 Mengaktifkan syaraf.
 Melancarkan peredaran darah.
 Melenturkan otot.
 Menormalkan tekanan darah.
 Menyeimbangkan keasama darah.
 Menjaga keseimbangan cairan tubuh.
 Mengatasi diabetes (mengaktifkan pankreas).
 Membantu mineralisasi gigi dan mencegah pendarahan akar gigi.
 Mengatasi kram, nyeri pinggang.
 Kadar Kalsium dalam tubuh diatur oleh parathyroid dan thyroid.

d. Magnisium (Mg2+)
Magnesium merupakan kation terbanyak kedua di CIS. Fungsi magnesium yang utama adalah
melenturkan pembuluh darah dan membantu menghilangkan timbunan lemak yang terjadi pada
dinding sebelah dalam dari pembuluh darah. Juga berfungsi sebagai zat yang membentuk sel
darah merah berupa zat pengikat oksigen dan haemoglobin
Fungsi Magnesium lainnya yaitu :
Membantu relaksasi otot
 Membantu transmisi sinyal syaraf
 Memproduksi dan mendistribusi energi
 Berperan penting dalam sintesa protein
 Sebagai Co Faktor membantu enzim yang merupakan katalisator lebih dari 300 reaksi
biokimia termasuk mengatur suhu tubuh manusia
 Kadar normal Magnesium dalam tubuh : 1,5-2,5 mEq/lt

ANION
Merupakan ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan.Di dalam tubuh yang
termasuk elektrolit anion ialah :

a. Clorida (Cl-)

Ion Cl merupakan anion yang paling banyak terdapat dalam cairan ektraseluler (CES). Di dalam
tubuh terdapat sekitar 0,15 persen ( 1,9 gram per kg berat badan). Cairan cerebrospinal dan
lambung mengandung Cl lebih banyak. Otot dan syaraf kandungannya rendah. Ion Cl juga
terdapat pada CIS walupun jumlahnya tak sebanyak pada CES.
Fungsi khlorida bagi tubuh adalah sebagai berikut.
Memainkan peranan penting dalam regulasi tekanan osmotik, keseimbangan air, dan
keseimbangan asam-basa.
Dibutuhkan untuk produksi asam HCl di lambung; asam ini penting untuk penyerapan vitamin
B12 dan Fe, untuk mengaktifkan enzim yang memecah pati (karbohidrat), serta untuk menekan
pertumbuhan mikroorganisme yang masuk lambung bersama-sama dengan makanan dan
minuman.
Kandungan Clorida normal dalam tubuh : 95-105 Eq/lt
b. Bicarbonat (HCO3-)

Bicarbonat teradapat pada CIS dan CES.


Fungsi Bicarbonat bagi tubuh yaitu : Sebagai buffer

c. Fosfat
Dalam kimia, sebuah fosfat adalah sebuah ion poliatomik atau radikal terdiri dari satu atom
fosforus dan empat oksigen. Fosfat merupakan anion buffer pada CIS dan CES. Fungsi Fosfat
dalam tubuh sebagai berikut:
peningkat kegiatan neuromuskuler.
Metababolisme Karbohidrat
Buffer dalam darah dan cairan tubuh.

Akibat Kelebihan atau Kekurangan Elektrolit dalam Tubuh

1. Hiperkalemia
Hiperkalemia (kadar kalium darah yang tinggi) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalium
darah lebih dari 5 mEq/L darah.
Biasanya konsentrasi kalium yang tinggi adalah lebih berbahaya daripada konsentrasi kalium
yang rendah. Konsentrasi kalium darah yang lebih dari 5.5 mEq/L akan mempengaruhi sistem
konduksi listrik jantung. Bila konsentrasi yang tinggi ini terus berlanjut, irama jantung menjadi
tidak normal dan jantung akan berhenti berdenyut.
PENYEBAB
Hiperkalemia biasanya terjadi jika ginjal tidak mengeluarkan kalium dengan baik. Mungkin
penyebab paling sering dari hiperkalemia adalah penggunaan obat yang menghalangi
pembuangan kalium oleh ginjal, seperti triamterene, spironolactone dan ACE inhibitor.
Hiperkalemia juga dapat disebabkan oleh penyakit Addison, dimana kelenjar adrenal tidak dapat
menghasilkan hormon yang merangsang pembuangan kalium oleh ginjal dalam jumlah cukup.
Penyakit Addison dan penderita AIDS yang mengalami kelainan kelenjar adrenal semakin sering
menyebabkan hiperkalemia.
Gagal ginjal komplit maupun sebagian, bisa menyebabkan hiperkalemia berat. Karena itu orang-
orang dengan fungsi ginjal yang buruk biasanya harus menghindari makanan yang kaya akan
kalium.
Hiperkalemia dapat juga dapat terjadi akibat sejumlah besar kalium secara tiba-tiba dilepaskan
dari cadangannnya di dalam sel.
Hal ini bisa terjadi bila:
Sejumlah besar jaringan otot hancur (seperti yang terjadi pada cedera tergilas)
Terjadi luka bakar hebat
Overdosis kokain.
Banyaknya kalium yang masuk ke dalam aliran darah bisa melampaui kemampuan ginjal untuk
membuang kalium dan menyebabkan hiperkalemia yang bisa berakibat fatal.
GEJALA
Hiperkalemia ringan menyebabkan sedikit gejala. Gejalanya berupa irama jantung yang tidak
teratur, yang berupa palpitasi (jantung berdebar keras). Penderita merasa sesak napas. Gejala ini
timbul pada kadar kalium > 7 mEq/liter atau kenaikan yang terjadi dalam waktu cepat.
DIAGNOSA
Biasanya hiperkalemia pertama kali terdiagnosis pada pemeriksaan darah rutin atau karena
ditemukannya perubahan pada pemeriksaan EKG.
PENGOBATAN
Pengobatan harus segera dilakukan jika kalium meningkat diatas 5 mEq/L pada seseorang
dengan fungsi ginjal yang buruk atau diatas 6 mEq/L pada seseorang dengan fungsi ginjal yang
normal.
Kalium bisa dibuang dari tubuh melalui saluran pencernaan atau ginjal ataupun melalui dialisa.
Kalium dapat dibuang dengan merangsang terjadinya diare dan dengan menelan sediaan yang
mengandung resin pengisap kalium. Resin ini tidak diserap di saluran pencernaan, sehingga
kalium keluar dari tubuh melalui tinja. Bila ginjal berfungsi dengan baik, diberikan obat diuretik
untuk meningkatkan pengeluaran kalium.
Jika diperlukan pengobatan segera, dapat diberikan larutan intravena yang terdiri dari kalsium,
glukosa atau insulin.
Kalsium membantu melindungi jantung dari efek kalium konsentrasi tinggi, meskipun efek ini
hanya berlangsung beberapa menit saja.
Glukosa dan insulin memindahkan kalium dari darah ke dalam sel, sehingga menurunkan
konsentrasi kalium darah. Jika pengobatan ini gagal atau jika terjadi gagal ginjal, mungkin perlu
dilakukan dialisa.

2. Hipokalemia

Hipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam darah) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi
kalium dalam darah kurang dari 3.8 mEq/L darah.
PENYEBAB
Ginjal yang normal dapat menahan kalium dengan baik. Jika konsentrasi kalium darah terlalu
rendah, biasanya disebabkan oleh ginjal yang tidak berfungsi secara normal atau terlalu banyak
kalium yang hilang melalui saluran pencernaan (karena diare, muntah, penggunaan obat
pencahar dalam waktu yang lama atau polip usus besar).
Hipokalemia jarang disebabkan oleh asupan yang kurang karena kalium banyak ditemukan
dalam makanan sehari-hari. Kalium bisa hilang lewat air kemih karena beberapa alasan.
Yang paling sering adalah akibat penggunaan obat diuretik tertentu yang menyebabkan ginjal
membuang natrium, air dan kalium dalam jumlah yang berlebihan.
Pada sindroma Cushing, kelenjar adrenal menghasilkan sejumlah besar hormon kostikosteroid
termasuk aldosteron. Aldosteron adalah hormon yang menyebabkan ginjal mengeluarkan kalium
dalam jumlah besar.
Ginjal juga mengeluarkan kalium dalam jumlah yang banyak pada orang-orang yang
mengkonsumsi sejumlah besar kayu manis atau mengunyah tembakau tertentu. Penderita
sindroma Liddle, sindroma Bartter dan sindroma Fanconi terlahir dengan penyakit ginjal bawaan
dimana mekanisme ginjal untuk menahan kalium terganggu.
Obat-obatan tertentu seperti insulin dan obat-obatan asma (albuterol, terbutalin dan teofilin),
meningkatkan perpindahan kalium ke dalam sel dan mengakibatkan hipokalemia. Tetapi
pemakaian obat-obatan ini jarang menjadi penyebab tunggal terjadinya hipokalemia.
GEJALA
Hipokalemia ringan biasanya tidak menyebabkan gejala sama sekali. Hipokalemia yang lebih
berat (kurang dari 3 mEq/L darah) bisa menyebabkan kelemahan otot, kejang otot dan bahkan
kelumpuhan. Irama jantung menjadi tidak normal, terutama pada penderita penyakit jantung.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah dan gejala-gejalanya.
PENGOBATAN
Kalium biasanya dapat dengan mudah digantikan dengan mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung kalium atau dengan mengkonsumsi garam kalium (kalium klorida) per-oral.
Kalium dapat mengiritasi saluran pencernaan, sehingga diberikan dalam dosis kecil, beberapa
kali sehari. Sebagian besar orang yang mengkonsumsi diuretik tidak memerlukan tambahan
kalium. Tetapi secara periodik dapat dilakukan pemeriksaan ulang dari konsentrasi kalium darah
sehingga sediaan obat dapat diubah bilamana perlu.
Pada hipokalemia berat, kalium bisa diberikan secara intravena. Hal ini dilakukan dengan sangat
hati-hati dan biasanya hanya dilakukan di rumah sakit, untuk menghindari kenaikan kadar
kalium yang terlalu tinggi.

3. Hipernatremia

Hipernatremia (kadar natrium darah yang tinggi) adalah suatu keadaan dimana kadar natrium
dalam darah lebih dari 145 mEq/L darah.
PENYEBAB
Pada hipernatremia, tubuh mengandung terlalu sedikit air dibandingkan dengan jumlah
natrium. Konsentrasi natrium darah biasanya meningkat secara tidak normal jika kehilangan
cairan melampaui kehilangan natrium, yang biasanya terjadi jika minum terlalu sedikit air.
Konsentrasi natrium darah yang tinggi secara tidak langsung menunjukkan bahwa seseorang
tidak merasakan haus meskipun seharusnya dia haus, atau dia haus tetapi tidak dapat
memperoleh air yang cukup untuk minum.
Hipernatremia juga terjadi pada seseorang dengan:
 Fungsi ginjal yang abnormal
 Diare
 Muntah
 Demam
 Keringat yang berlebihan.
Hipernatremia paling sering terjadi pada usia lanjut.Pada orang tua biasanya rasa haus lebih
lambat terbentuk dan tidak begitu kuat dibandingkan dengan anak muda.
Usia lanjut yang hanya mampu berbaring di tempat tidur saja atau yang
mengalami demensia (pilkun), mungkin tidak mampu untuk mendapatkan cukup air walaupun
saraf-saraf hausnya masih berfungsi. Selain itu, pada usia lanjut, kemampuan ginjal untuk
memekatkan air kemih mulai berkurang, sehingga tidak dapat menahan air dengan baik.
Orang tua yang minum diuretik, yang memaksa ginjal mengeluarkan lebih banyak air, memiliki
resiko untuk menderita hipernatremia, terutama jika cuaca panas atau jika mereka sakit dan tidak
minum cukup air.
Hipernatemia selalu merupakan keadaan yang serius, terutama pada orang tua. Hampir separuh
dari seluruh orang tua yang dirawat di rumah sakit karena hipernatremia meninggal. Tingginya
angka kematian ini mungkin karena penderita juga memiliki penyakit berat yang memungkinkan
terjadinya hipernatremia.
Hipernatremia dapat juga terjadi akibat ginjal mengeluarkan terlalu banyak air, seperti yang
terjadi pada penyakit diabetes insipidus. Kelenjar hipofisa mengeluarkan terlalu sedikit
hormonantidiuretik (hormon antidiuretik menyebabkan ginjal menahan air) atau ginjal tidak
memberikan respon yang semestinya terhadap hormon. Penderita diabetes insipidus jarang
mengalami hiponatremia jika mereka memiliki rasa haus yang normal dan minum cukup air.
Penyebab utama dari hipernatremi:
Cedera kepala atau pembedahan saraf yang melibatkan kelenjar hipofisa
Gangguan dari elektrolit lainnya (hiperkalsemiadan hipokalemia)
Penggunaan obat (lithium, demeclocycline, diuretik)
Kehilangan cairan yang berlebihan (diare, muntah, demam, keringat berlebihan)
Penyakit sel sabit
Diabetes insipidus.
GEJALA
Gejala utama dari hipernatremia merupakan akibat dari kerusakan otak.
Hipernatremia yang berat dapat menyebabkan:
kebingungan
kejang otot
kejang seluruh tubuh
koma
kematian.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah dan gejala-gejalanya.
PENGOBATAN
Hipernatremia diobati dengan pemberian cairan. Pada semua kasus terutama kasus ringan, cairan
diberikan secara intravena (melalui infus).
Untuk membantu mengetahui apakah pembelian cairan telah mencukupi, dilakukan pemeriksaan
darah setiap beberapa jam.
Konsentrasi natrium darah diturunkan secara perlahan, karena perbaikan yang terlalu cepat bisa
menyebabkan kerusakan otak yang menetap.
Pemeriksaan darah atau air kemih tambahan dilakukan untuk mengetahui penyebab tingginya
konsentrasi natrium.Jika penyebabnya telah ditemukan, bisa diobati secara lebih spesifik.
Misalnya untuk diabetes insipidus diberikan hormon antidiuretik vasopresin

4. Hiponatremia

Hiponatremia (kadar natrium darah yang rendah) adalah konsentrasi natrium yang lebih kecil
dari 136 mEq/L darah.
PENYEBAB
Konsentrasi natrium darah menurun jika natrium telah dilarutkan oleh terlalu banyaknya air
dalam tubuh. Pengenceran natrium bisa terjadi pada orang yang minum air dalam jumlah yang
sangat banyak (seperti yang kadang terjadi pada kelainan psikis tertentu) dan pada penderita
yang dirawat di rumah sakit, yang menerima sejumlah besar cairan intravena. Jumlah cairan
yang masuk melebihi kemampuan ginjal untuk membuang kelebihannya.
Asupan cairan dalam jumlah yang lebih sedikit (kadang sebanyak 1L/hari), bisa menyebabkan
hiponatremia pada orang-orang yang ginjalnya tidak berfungsi dengan baik, misalnya pada gagal
ginjal.
Hiponatremia juga sering terjadi pada penderita gagal jantung dan sirosis hati, dimana volume
darah meningkat. Pada keadaan tersebut, kenaikan volume darah menyebabkan pengenceran
natrium, meskipun jumlah natrium total dalam tubuh biasanya meningkat juga.
Hiponatremia terjadi pada orang-orang yang kelenjar adrenalnya tidak berfungsi (penyakit
Addison), dimana natrium dikeluarkan dalam jumlah yang sangat banyak. Pembuangan natrium
ke dalam air kemih disebabkan oleh kekurangan hormon aldosteron.
Penderita Syndrome of Inappropriate Secretion of Antidiuretik Hormone (SIADH) memiliki
konsentrasi natrium yang rendah karena kelenjar hipofisa di dasar otak mengeluarkan terlalu
banyak hormon antidiuretik.
Hormon antidiuretik menyebabkan tubuh menahan air dan melarutkan sejumlah natrium dalam
darah.
Penyebab SIADH:
 Meningitis dan ensefalitis
 Tumor otak
 Psikosa
 Penyakit paru-paru (termasuk pneumonia dan kegagalan pernafasan akut)
 Kanker (terutama kanker paru dan pankreas)
 Obat-obatan:
 chlorpropamide (obat yang menurunkan kadar gula darah)
 Carbamazepine (obat anti kejang)
 Vincristine (obat anti kanker)
 Clofibrate (obat yang menurunkan kadar kolesterol)
 Obat-obat anti psikosa
 Aspirin, ibuprofen dan analgetik lainnya yang dijual bebas
 Vasopressin dan oxytocin (hormon antidiuretik buatan).

GEJALA
Beratnya gejala sebagian ditentukan oleh kecepatan menurunnya kadar natrium darah. Jika kadar
natrium menurun secara perlahan, gejala cenderung tidak parah dan tidak muncul sampai kadar
natrium benar-benar rendah. Jika kadar natrium menurun dengan cepat, gejala yang timbul lebih
parah dan meskipun penurunannya sedikit, tetapi gejala cenderung timbul.
Otak sangat sensitif terhadap perubahan konsentrasi natrium darah. Karena itu gejala awal dari
hiponatremia adalah letargi (keadaan kesadaran yang menurun seperti tidur lelap, dapat
dibangunkan sebentar, tetapi segera tertidur kembali).
Sejalan dengan makin memburuknya hiponatremia, otot-otot menjadi kaku dan bisa terjadi
kejang.Pada kasus yang sangat berat, akan diikuti dengan stupor (penurunan kesadaran sebagian)
dan koma.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah dan gejala-gejalanya.
PENGOBATAN
Hiponatremia berat merupakan keadaan darurat yang memerlukan pengobatan segera. Cairan
intravena diberikan untuk meningkatkan konsentrasi natrium darah secara perlahan.Kenaikan
konsentrasi yang terlalu cepat bisa mengakibatkan kerusakan otak yang menetap.
Asupan cairan diawasi dibatasi dan penyebab hiponatremia diatasi.
Jika keadaannya memburuk atau tidak menunjukkan perbaikan setelah dilakukannya pembatasan
asupan cairan, maka pada SIADH diberikan demeclocycline atau diuretik thiazide untuk
mengurangi efek hormon antidiuretik terhadap ginjal

Elektrolit umumnya terkandung dalam makanan dan air yang dikonsumsi sehari-hari.

Garam yang berasal dari makanan dan minuman dilarutkan di dalam tubuh dan diteruskan ke
berbagai cairan seperti darah, urine, serta cairan seluler.

Fungsi Elektrolit

Berikut adalah beberapa fungsi elektrolit dalam tubuh manusia:

1. Elektrolit terutama hadir dalam bentuk ion garam mineral seperti ion natrium, kalium,
kalsium, magnesium, sulfat, fosfat dan klorida.

Elektrolit berfungsi mengembalikan dan mempertahankan tingkat hidrasi yang tepat di seluruh
tubuh.

2. Setiap kekurangan garam mineral dapat memicu masalah kesehatan seperti, lesu, depresi,
kelemahan, koma dan masalah jantung.

3. Ion garam mineral ini, yang memiliki kemampuan mempertahankan tekanan osmotik, juga
membantu kontraksi otot dan memproduksi serta menyalurkan sinyal listrik dari otak ke sel dan
sebaliknya.

Ini menjelaskan mengapa kram otot sering muncul setelah melakukan kegiatan fisik yang berat.
Pada kondisi dehidrasi, kemungkinan sinyal listrik tidak dapat mencapai bagian tubuh serta otot-
otot tidak dapat rileks yang kemudian memicu kejang.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Air merupakan zat esensial bagi semua makhluk hidup. Ketersediaan air tawar di alam sangat

terbatas, sementara penggunananya sangat banyak. Air memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang

sangat penting bagi kelangsungan hidup makhluk hidup. Lautan merupakan sumber utama air

dibumi, amun tidak dapat digunakan secara langsug. Distribusi air darat melalui keberadaan

danau, sungai, dan air tanah. Ai memilik banyak manfaat bagi manusia.

Anda mungkin juga menyukai