secara bijaksana
Konsep dan Pendekatan
mengenai pemanfaatan
lahan basah secara bijaksana
Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia oleh: Anna Arifin
Penyesuaian Layout oleh: Triana
Terjemahan dibiayai oleh: Wetlands International Indonesia
Edisi ke-4 Buku Saku Ramsar ini menggantikan seri yang diterbitkan pada tahun 2007. Buku ini
mencakup panduan yang relevan diadopsi oleh beberapa pertemuan Konferensi Para Pihak, khususnya
pada COP7 (1999), COP8 (2002), COP 9 (2005), dan COP10 (2008), serta latar belakang dokumen –
dokumen yang dipilih dan disajikan pada COP tersebut.
Ucapan Terima Kasih
Proses persiapan panduan dan kerangka kerja konseptual untuk pemanfaatan lahan basah secara
bijaksana yang terdapat pada dalam Buku Saku ini dilakukan sebagai upaya kolaborasi yang terjadi pada
tahun 2003-2005 oleh Kelompok Kerja 1 Ramsar Scientific and Technical Review Panel (Panel Peninjauan
Teknis dan Ilmiah - STRP) (Tahap inventarisasi dan penilaian, yang dipimpin oleh Max Finlayson, dari
Insternational Water Management Institute (Institut Manajemen Air Internasional)) dan Kelompok Kerja 2
(pemanfaatan yang bijaksana, dipimpin oleh Randy Milton, Kanada). Tim ini juga menyiapkan analisis
yang mendasari dan rekomendasi yang diberikan pada pertemuan ke-9 dari Konferensi Para Pihak (COP
9) sebagai Kertas Informasi (COP 9 DOC. 16). Kontribusi besar untuk pekerjaan ini dibuat secara
khusus oleh Randy Milton, Dave Pritchard, Max Finlayson, dan personil pada Sekretariat Ramsar.
Pekerjaan STRP itu sangat terbantu oleh kerjasama dari Millennium Ecosystem Assessment (MA), dan
khususnya kerangka konseptual dari MA untuk ekosistem dan kesejahteraan manusia serta definisi dan
deskripsi karakteristik EKOSISTEM dan jasa ekosistem (Millennium Ecosystem Assessment 2003. Ekosistem
dan Kesejahteraan Manusia: Sebuah Kerangka Kerja untuk Penilaian. Island Press, Washington, DC).
"Deklarasi Changwon", juga ditampilkan dalam buku ini, merupakan inisiatif dari pemerintah
Republik Korea dan diadopsi sebagai resolusi X.3 pada COP10 di Changwon, Republik Korea, pada
tahun 2008. Hal ini disiapkan melalui proses kolaboratif yang berangkat dari keahlian pada STRP,
International Organization Partners (Organisasi Mitra Internasional - IOPS), pemerintah Korea sebagai tuan
rumah Negara COP10, dan Sekretariat Ramsar.
Semua Resolusi dari COP Ramsar tersedia dari situs website Konvensi di www.ramsar.org/resolutions.
Dokumen latar belakang sebagaimana dimaksud dalam buku panduan ini tersedia pada tautan
www.ramsar.org/cop7-docs, www.ramsar.org/cop8-docs, www.ramsar.org/cop9-docs, dan
www.ramsar.org/cop10-docs.
Gambar: Perahu nelayan di Sao Tome dan Principe. Foto oleh Tim Dodman
2
Daftar Isi
Kata Pengantar 6
Bagian I: Konsep kerangka kerja mengenai pemanfaatan lahan basah secara bijak
dan perawatan sifat ekologi lahan basah 8
Pendahuluan 8
Sebuah kerangka kerja konseptual bagi pemanfaatan lahan basah secara bijaksana 9
Update definisi tentang “sifat ekologi” dan “perubahan dalam sifat ekologi” pada lahan
basah
Lampiran 1: Definisi pemanfaatan secara bijak pada Ramsar dalam kaitannya dengan
pemanfaatan yang berkelanjutan, pembangunan terpadu dan pendekatan berbasis
ekosistem 28
Lampiran 3: Buku Saku Ramsar mengenai pemanfaatan lahan basah secara bijak: terdiri
dari (edisi keempat) Nuku Saku 2-20 34
Lampiran 4: Tambahan contoh terbaru mengenai prinsip dan panduan Ramsar menangani
pengemudi tertentu terhadap perubahan lahan basah 39
Resolusi IX.1: Panduan teknis dan ilmiah tambahan untuk menerapkan konsep pemanfaatan secara
bijak dari Ramsar 56
Resolusi X.3: Deklarasi Changwon tentang kesejahteraan manusia dan lahan basah 57
3
Mendapatkan yang terbaik dari Buku Saku ini
Buku Saku ini secara umum
Tujuan dari Buku saku Ramsar ini adalah untuk mengatur materi panduan dari berbagai keputusan yang
relevan dan telah diadopsi oleh para Pihak selama bertahun-tahun, sesuai dengan tema pembahasan. Hal
ini membantu praktisi untuk menerapkan praktek terbaik tingkat internasional yang disepakati dan dapat
melakukannya dengan cara yang nyaman dan lebih alami sesuai dengan lingkungan kerja sehari-hari
mereka sendiri.
Pembaca yang dimaksud meliputi staf lokal dan nasional pada departemen pemerintahan, kementerian
dan lembaga yang bertindak sebagai Otoritas Administrasi untuk Konvensi Ramsar di setiap negara.
Pengguna penting lainnya dalam banyak kasus diantaranya manajer dari situs/ area lahan basah, karena
beberapa aspek panduan berhubungan khusus dengan manajemen situs.
Panduan Ramsar telah diadopsi oleh anggota pemerintahan secara keseluruhan, dan semakin
meningkatkannya dan pentingnya peran dari sektor lain di luar sektor "lingkungan" atau "air". Menjadi
sangat penting bagi buku saku ini untuk digunakan oleh semua pihak yang tindakannya dapat
mengambil manfaat atau berdampak pada pemanfaatan lahan basah secara bijaksana.
Langkah pertama yang penting di setiap negara adalah untuk memastikan penyebaran buku saku ini
secara memadai untuk semua pihak yang membutuhkan atau bisa mendapatkan keuntungan dari buku
saku ini. Salinan bebas tersedia dalam format PDF dari Sekretariat Ramsar dalam tiga bahasa dalam
bentuk CD-ROM atau dapat diunduh dari website Konvensi (www.ramsar.org).
Langkah awal lainnya, dalam setiap konteks, penting untuk memperjelas garis tanggung jawab dan
secara aktif memeriksa bagaimana menyelaraskan istilah yang digunakan serta menjelaskan pendekatan
terhadap yurisdiksi pembaca sendiri, termasuk situasi kerja, dan struktur organisasi.
Sebagian besar teks dapat digunakan dalam makna proaktif, sebagai dasar untuk menyusun kebijakan,
rencana dan kegiatan, kadang-kadang hanya mengutip bagian yang relevan menjadi bahan lokal dan
nasional. Hal ini juga dapat digunakan dalam makna reaktif sebagai sumber bantuan dan ide-ide untuk
menanggapi masalah dan peluang, mengatur materi pembahasan dengan kebutuhan pengguna.
Referensi silang, sumber-sumber asli, dan membaca lebih lanjut dapat bebas mengutip: Buku saku ini
tidak akan menjadi "kata terakhir", namun memberikan manfaat dalam bentuk "peta-perjalanan" untuk
sumber informasi dan dukungan lebih lanjut.
Pengarahan yang strategis dalam Konvensi Ramsar disediakan dalam bentuk Rencana Strategis, versi
terbaru yang diadopsi oleh COP10 tahun 2008 untuk periode 2009-2015. Semua kerangka pelaksanaan
tematik, termasuk buku saku ini, terdapat dalam konteks tujuan dan strategi pada Rencana Strategis ini
dan prioritasnya menyoroti untuk periode yang dicakup.
Dalam edisi keempat buku saku, penambahan dan kelalaian dari teks pedoman asli, yang dibutuhkan
oleh hasil COP8, COP9 dan COP10, ditunjukkan dalam tanda kurung siku [...].
Seri Buku saku diperbarui setelah setiap pertemuan Konferensi Para Pihak, dan umpan balik tentang
pengalaman pengguna selalu dihargai dalam membantu untuk memperbaiki setiap edisi terbaru.
4
Buku saku ini (Pemanfaatan lahan basah secara bijaksana)
Tujuan 1 dari Rencana Strategis mencakup pemanfaatan yang bijaksana sebagai salah satu dari tiga
"pilar" utama Konvensi, dan tujuannya yang dinyatakan sebagai "Bekerja untuk mencapai penggunaan
dari semua lahan basah yang bijaksana dengan memastikan bahwa semua Pihak yang terlibat
mengembangkan, mengadopsi dan menggunakan instrumen dan langkah-langkah yang diperlukan dan
tepat", dengan "Hasil akan dicapai" yang diutarakan sebagai "penggunaan semua lahan basah dengan
bijaksana yang dicapai oleh semua Pihak, termasuk manajemen lahan basah yang lebih partisipatif, dan
keputusan konservasi yang dibuat dengan kesadaran akan pentingnya jasa ekosistem yang diberikan oleh
lahan basah".
Strategi untuk mencapai hal ini, diuraikan dalam Rencana Strategis, antara lain:
Rencana tersebut kemudian mengatur sebanyak 28 “Area kunci” yang harus dicapai pada tahun 2015
sebagai bagian dari Rencana Strategis ini.
Teks dalam buku ini dikutip terutama dari Resolusi IX.1 dan Lampiran yang A, serta Resolusi X.3 dan
lampirannya, selain dari berbagai kutipan Resolusi lainnya. Substansi tersebut mencerminkan keputusan
resmi yang diadopsi oleh Konferensi Para Pihak. Buku saku juga menyatukan kertas informasi dan
bahan sumber daya lainnya yang relevan dengan masalah ini. Pandangan yang diungkapkan dalam
bahan-bahan tambahan tidak selalu mencerminkan pandangan dari Sekretariat Ramsar atau para Pihak
terkait kontrak, dan bahan-bahan tersebut belum disahkan oleh Konferensi Para Pihak.
5
Kata Pengantar
Buku Saku edisi ke-4, dengan Buku Saku lainnya (2-20) ini menangani satu atau lebih spesifik jenis
intervensi di bawah "Kerangka Konseptual untuk pemanfaatan lahan basah secara bijaksana dan
pemeliharaan sifat ekologis mereka". Selain daftar judul Buku Saku yang disediakan pada Lampiran 3,
panduan ringkasan melingkupi masing-masing Buku Saku akan diberikan dalam publikasi pendamping
terpisah "Sebuah Panduan untuk Penggunaan Buku Saku Ramsar yang Bijaksana".
Prinsip-prinsip "pemanfaatan yang bijaksana" dan pemeliharaan "Sifat ekologis" pada lahan basah
terletak di jantung Konvensi Ramsar. Mempertahankan sifat ekologi lahan basah ditetapkan sebagai
Lahan Basah yang Penting (Situs Ramsar) dan pengamanan, sejauh mungkin, pemanfaatan yang
bijaksana dari lahan basah di wilayah mereka, diperkenalkan dalam teks Konvensi yang diadopsi pada
tahun 1971 sebagai kunci keberhasilan pelaksanaan konvensi oleh para Pihak yang terkait tersebut.
Tetapi apa yang dimaksud dengan istilah "pemanfaatan yang bijaksana" dan "sifat ekologi"? Definisi
"bijak" pertama kali diadopsi oleh Para Pihak di COP3 pada tahun 1987. Selanjutnya, Konvensi Panel
tinjauan ulang secara Ilmiah dan teknis (STRP) mengembangkan definisi "sifat ekologis" dan
"perubahan sifat ekologi" yang diadopsi oleh COP7 di 1999.
Sejak adopsi definisi dari "pemanfaatan yang bijaksana" pada tahun 1987, bahasa pelestarian lingkungan
telah berkembang dan berubah, dengan istilah-istilah baru seperti orang-orang dari laporan Komisi
Brundtland tahun 1987 pada pembangunan berkelanjutan, pada tahun 1992 Konvensi mengenai
keragaman biologi (CBD) menggunakan istilah "pendekatan ekosistem" dan "pemanfaatan
berkelanjutan", dan akhir-akhir ini Penilaian Ekosistem Millenium (MA) mendefinisikan dan
mendeskripsikan karakteristik dari ekosistem dan "jasa ekosistem”. Dalam rangka untuk memastikan
bahwa definisi Ramsar yang terbaru dan konsisten dengan bahasa pada saat itu, maka pada tahun 2002
Pihak Ramsar meminta STRP untuk meninjau kembali definisi tersebut dan mengusulkan definisi yang
diperbaharui sesuai dengan kebutuhan. Buku saku ini memberikan definisi-definisi yang diperbaharui,
seperti yang diadopsi oleh COP 9 pada tahun 2005 sebagai Resolusi IX.1 Lampiran A.
Yang penting, dalam melakukan pekerjaan ini, STRP mengakui bahwa Konvensi tidak memiliki suatu
kerangka kerja yang menyeluruh untuk implementasi dari "pemanfaatan yang bijaksana". Kerangka kerja
konseptual untuk ekosistem dan kesejahteraan manusia sedang dikembangkan oleh MA terbukti sangat
relevan dalam konteks ini, terutama karena berbicara langsung terhadap Konvensi Ramsar tentang
saling ketergantungan antara manusia dan lingkungan mereka. Kerangka kerja konseptual ini
menghubungkan penyebab langsung dan tidak langsung dari perubahan keanekaragaman hayati,
ekosistem dan jasa mereka dan keterkaitannya dengan kesejahteraan manusia dan pengentasan
kemiskinan. Dalam kerangka ini, "pemanfaatan yang bijak" Ramsar setara dengan pemeliharaan
ekosistem dan penggunaan jasa ekosistem yang berkelanjutan untuk mempertahankan kesejahteraan
manusia.
Selanjutnya, kerangka konseptual ini menyediakan alat yang berharga bagi mereka yang melaksanakan
Konvensi Ramsar dengan membentuk dasar untuk bagaimana dan kapan setiap aspek dan topik
panduan Konvensi dapat dan harus diterapkan sebagai intervensi untuk mencapai pemanfaatan yang
bijaksana dan pemeliharaan sifat ekologis lahan basah. Semua Pihak yang terkait dan lainnya yang
terlibat dalam pelaksanaan Konvensi didesak untuk menggunakan buku ini sebagai "peta-perjalanan"
milik mereka untuk keberhasilan pelaksanaannya. Dalam kasus tertentu sektor di luar sektor lahan basah
itu sendiri, prinsip-prinsip dan pesan kunci juga dirumuskan dalam "Deklarasi Changwon" (COP10
Resolusi X.3, juga disajikan di sini) menawarkan ekspresi isu yang dirancang untuk membantu dengan
tindakan lintas sektor yang luas dan pendekatan yang diperlukan oleh semua pihak.
6
Konsep dan pendekatan bagi pemanfaatan lahan basah secara bijaksana
Komitmen implementasi yang relevan dibuat oleh para Pihak yang terikat kontrak
dalam Resolusi COP
Resolusi IX.1 : Penambahan pedoman ilmiah dan teknik guna menerapkan konsep
pemanfaatan yang bijaksana dari Ramsar
KONFERENSI DARI PIHAK YANG TERKAIT KONTRAK
5. MENYETUJUI Kerangka Konseptual untuk pemanfaatan lahan basah secara bijaksana dan pemeliharaan sifat
ekologi mereka (Lampiran A pada Resolusi ini) dan definisi yang diperbarui "pemanfaatan yang bijaksana" dan
"sifat ekologis", dan menegaskan bahwa hal ini menggantikan semua definisi istilah ini sebelumnya;
8. MENDORONG para Pihak yang terikat kontrak untuk menarik [kerangka kerja ini] (...) menjadi perhatian semua
pemangku kepentingan yang relevan, termasuk kementerian pemerintah, departemen dan instansi, perairan dan
otoritas pengelolaan daerah aliran sungai, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat sipil; dan MENDORONG
LEBIH JAUH para Pihak yang terikat kontrak untuk mendukung para pemangku kepentingan untuk mengambil
[itu] ke dalam pertimbangan, bersama-sama dengan (...) 'peralatan' dari Buku Saku Pemanfaatan secara bijaksana (...),
dalam pengambilan keputusan dan kegiatan yang berhubungan dengan pemanfaatan lahan basah secara bijak melalui
pemeliharaan sifat ekologis mereka;
Resolusi X.3: Deklarasi Changwon mengenai kesejahteraan manusia dan lahan basah
4. MENYAMBUT pesan dari Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang dikirim ke pada Konferensi ini
pada tanggal 28 Oktober 2008, dan MENCATAT penekanan dalam pesan pada hubungan penting antara lahan
basah, mata pencaharian, dan kesejahteraan orang di seluruh dunia, serta sebagai pentingnya Konvensi Ramsar
dalam memberikan pedoman dan mekanisme untuk mendasari hubungan penting dan kontribusi yang berharga
bahwa layanan ekosistem lahan basah dapat membuat untuk mencapai Tujuan Pembangunan Milenium;
7. INFORMASI bahwa tujuan utama dari "Deklarasi Changwon" adalah untuk mengirimkan pesan-pesan kunci
tentang isu yang terkait lahan basah dengan banyak pihak dan para pemangku kepentingan di luar komunitas
Ramsar yang relevan dengan konservasi dan pemanfaatan lahan basah secara bijak, untuk menginformasikan
tindakan mereka dan pengambilan keputusan;
8. MENCATAT bahwa Deklarasi ini dirancang untuk melengkapi Rencana Strategis Ramsar 2009-2015, yang
menyediakan Konvensi dan bagian-bagiannya dengan pendekatan masa depan mereka sendiri dan prioritas
pelaksanaannya, serta bahwa sejumlah tujuan dalam Rencana Strategis dapat berkembang melalui penerapan
Deklarasi Changwon;
KONFERENSI DARI PIHAK YANG TERKAIT KONTRAK
12. MENDORONG DENGAN KUAT para Pihak yang terikat kontrak dan pemerintah lainnya untuk membawa
"Deklarasi Changwon" menjadi perhatian kepala negara mereka, parlemen, sektor swasta, dan masyarakat sipil, serta
untuk mendorong mereka dan semua sektor pemerintah (termasuk sektor pengelolaan air, kesehatan manusia,
perubahan iklim, pengurangan kemiskinan, dan perencanaan tata ruang) dan lembaga-lembaga yang bertanggung
jawab untuk kegiatan yang mempengaruhi lahan basah, terutama untuk menanggapi panggilan untuk bertindak bagi
lahan asah yang terkandung dalam Deklarasi itu;
13. JUGA MENDORONG DENGAN KUAT para Pihak yang terikat kontrak dan pemerintah lainnya untuk
memanfaatkan "Deklarasi Changwon" untuk menginformasikan kebijakan nasional dan pengambilan keputusan,
termasuk dalam posisi delegasi nasional mereka untuk proses eksternal lainnya, dan melalui peluang khusus di
tingkat lokal, nasional dan internasional di mana konvensi Ramsar dan proses lainnya memiliki potensi yang baik
untuk saling membantu dan bekerja sama, termasuk antara lain Komisi PBB tentang Pembangunan Berkelanjutan,
badan-badan PBB, kesepakatan lingkungan multilateral, dan Forum Air Dunia (...).
7
Bagian 1
Sebuah Kerangka kerja konseptual pada pemanfaatan lahan basah secara
bijak dan pemeliharaan terhadap sifat ekologi mereka
(Dikutip sebagai lampiran A pada Resolusi IX oleh Konferensi para Pihak yang terikat kontrak ke-9,
Kampala, Uganda, 2006)
Pendahuluan
1. Definisi kunci konsep Konvensi Ramsar "pemanfaatan yang bijaksana" dan "Sifat
ekologis" pada lahan basah yang diadopsi oleh COP3 (1987) dan COP7 (1999). Kegiatan
3.1.1 tentang Rencana Strategis Ramsar 2003-2008 membutuhkan Konvensi Panel tinjauan
ulang Ilmiah dan Teknis (STRP) tentang "Meninjau ulang konsep pemanfaatan yang
bijaksana, penerapannya, dan konsistensi dengan tujuan pembangunan berkelanjutan ".
[Lihat Lampiran 1 untuk informasi tentang definisi Ramsar mengenai pemanfaatan yang
bijaksana dan hubungannya dengan pemanfaatan berkelanjutan, pembangunan
berkelanjutan dan pendekatan ekosistem.]
2. Sebagai tambahan, COP8 Resolusi VIII.7 meminta STRP untuk diperiksa lebih lanjut dan,
sebagaimana mestinya, mengembangkan pedoman dan melaporkan kepada COP 9 tentang
kesenjangan yang telah diidentifikasi dan ketidakharmonisan dalam mendefinisikan dan
melaporkan ekologi sifat lahan basah, termasuk, antara lain, harmonisasi definisi dan istilah
dalam panduan pada persediaan, penilaian, pengawasan dan pengelolaan sifat ekologi lahan
basah.
3. Pekerjaan STRP telah sangat dibantu bersamaan oleh pekerjaan dari Millennium
Ecosystem Assessment (MA), khususnya Kerangka kerja konseptual untuk Ekosistem dan
Kesejahteraan Manusia (Millennium Ecosystem Assessment 2003. Ecosystems and Human
Well-being: A Framework for Assessment. Island Press, Washington, D.C.), dan definisi
dan deskripsi karakteristik ekosistem dan pelayanan ekosistem.
5. Panduan ini mencakup harmonisasi istilah ekosistem lahan basah dan menyediakan baik
kerangka kerja konseptual untuk penggunaan lahan basah dengan bijaksana dan diperbarui
serta harmonis definisi "sifat ekologis", "perubahan sifat ekologi ", dan" pemanfaatan yang
bijaksana "pada lahan basah.
8
(Komponen Ekosistem) pada Buku Saku 1: Pemanfaatan lahan basah dengan bijaksana
bagian 9, berinteraksi (melalui Proses Ekologis) sebagai unit fungsional yang menyediakan
berbagai manfaat kepada orang-orang (Jasa Ekosistem).
7. Termasuk dalam "Jasa Ekosistem MA" yang menyediakan, mengatur, dan kebiasaan
melayani yang secara langsung mempengaruhi orang-orang, dan jasa pendukung yang
diperlukan untuk mempertahankan layanan lain. Informasi lebih lanjut dapat ditemukan
dalam Laporan Sintesis disiapkan oleh MA untuk Konvensi Ramsar (Finlayson, CM,
D'Cruz, R. & Davidson, NC 2005. Wetlands and water: ecosystem services and human
well-being. World Resources Institute,Washington D.C). Dalam konteks sesuai dengan
Konvensi Ramsar ini mengacu pada hasil, fungsi dan atribut sebagaimana dimaksud dalam
Resolusi VI.1 dan diperluas untuk mencakup nilai-nilai budaya materi dan non-materi,
fungsi dan manfaatnya sebagaimana dimaksud dalam COP8 DOC.15 "Aspek budaya
terkait lahan basah".
8. Syarat [...] digunakan dalam panduan Ramsar sebelumnya dan dokumen tersebut
ditunjukkan pada Tabel 1 yang juga digunakan dalam MA. Penelaahan lebih lanjut tentang
harmonisasi definisi dan istilah yang terkait dengan jasa /manfaat ekosistem (dengan
mengacu pada Resolusi VIII.7 (ayat 15) dan COP9 DOC. 16, dengan mempertimbangkan
penggunaan istilah tersebut dalam forum-forum internasional lainnya) [dilakukan oleh
STRP pada tahun 2005-2008, dan dilaporkan pada para pihak di COP10 DOC.22:
"penggunaan istilah global mengenai layanan ekosistem". Antara lain ini menemukan
beberapa kebingungan, dan kebutuhan untuk memperjelas perbedaan konseptual antara
istilah "jasa ekosistem" (manfaat yang diberikan oleh ekosistem kepada orang-orang) dan
"jasa lingkungan" (manfaat yang diberikan oleh orang-orang) dalam kaitannya dengan
timbal balik untuk jasa lingkungan: timbal balik tersebut harus digunakan sebagai insentif
untuk menjaga ekosistem dan jasa ekosistem yang mereka berikan, bukan sebagai timbal
balik untuk layanan yang disediakan bagi orang-orang oleh ekosistem ini].
Sebuah Kerangka Kerja Konseptual bagi penggunaan lahan basah dengan bijaksana
9. Kerangka Konseptual yang telah dikembangkan oleh Millennium Ecosystem Assessment (MA)
untuk pemeliharaan jasa ekosistem bagi kesejahteraan manusia dan pengentasan
kemiskinan menyediakan pendekatan multi-skala yang menunjukkan bagaimana dan
dimana kebijakan serta manajemen intervensi dan pengambilan keputusan dapat dibuat
(Gambar 1). Dalam kerangka kerja MA, "bijak" setara dengan pemeliharaan manfaat
ekosistem / jasa untuk memastikan pemeliharaan jangka panjang terhadap keanekaragaman
hayati serta kesejahteraan manusia dan pengentasan kemiskinan.
9
Informasi tambahan
Millenium Ecosystem Assessment (Penilaian Ekosistem Millennium)
Ekosistem dan Kesejahteraan Manusia: Sebuah Kerangka Kerja untuk Penilaian
The Millennium Ecosystem Assessment (MA) adalah sebuah program kerja internasional yang berfokus pada jasa
ekosistem (manfaat yang diperoleh manusia dari ekosistem), bagaimana perubahan ekosistem telah mempengaruhi
kesejahteraan manusia, bagaimana perubahan ekosistem dapat mempengaruhi orang dalam beberapa dekade
mendatang, dan respons terhadap pilihan yang mungkin diadopsi pada skala lokal, nasional, maupun global untuk
meningkatkan manajemen ekosistem dan dengan demikian memberikan kontribusi untuk kesejahteraan manusia
dan pengentasan kemiskinan. Hal ini telah diluncurkan oleh Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan pada bulan Juni
2001 dan selesai pada bulan Maret 2005. Ini dimaksudkan untuk membantu memenuhi kebutuhan penilaian
Konvensi Keanekaragaman Hayati, Konvensi untuk Memerangi Desertifikasi, Konvensi Ramsar mengenai Lahan
Basah, dan Konvensi Migran Spesies, serta kebutuhan lain di sektor swasta dan masyarakat sipil.
Menurut website-nya, "MA mengolah informasi dari literatur ilmiah, dataset, dan model ilmiah, termasuk
pengetahuan yang dimiliki oleh sektor swasta, para praktisi, masyarakat lokal dan masyarakat adat. Semua temuan
MA melalui proses peninjauan bersama yang ketat. Lebih dari 1.300 penulis dari 95 negara terlibat dalam empat
kelompok ahli yang bekerja mempersiapkan penilaian global, dan ratusan lainnya [telah dilakukan] lebih dari 20
penilaian sub-global".
Empat isi utama dari laporan umum MA - berjudul Current State and Trends, Scenarios, Policy Responses, and
Multiscale Assessments - as well as Our Human Planet (Ringkasan untuk Pengambil Keputusan), tersedia untuk
PDF download dari situs web MA dan membeli dalam bentuk cetakan dari Island Press:
http://www.millenniumassessment.org/en/index.aspx.
Laporan Sintesis
Selain laporan umum yang sangat besar, ada lima laporan sintesis yang
mengintegrasikan temuan umum yang signifikan untuk lima bidang studi utama.
Semua dengan judul "Ekosistem dan Kesejahteraan Manusia ", pengolahan ini juga
termasuk Lahan basah dan Air (disiapkan untuk Konvensi Ramsar), Keanekaragaman
Hayati (disiapkan untuk CBD); Desertifikasi (dipersiapkan untuk UNCCD); Peluang
dan Tantangan pada Bisnis dan Industri; dan Kesehatan (dengan WHO). Semuanya
ini tersedia untuk download dalam bentuk pdf dari link web di atas.
Pengolahan laporan mengenai Lahan basah dan Air disiapkan oleh sebuah Tim
Pengolahan MA lebih dari dua puluh penulis ikut dibantu oleh Max Finlayson,
Rebecca D'Cruz, dan Nick Davidson. Ini termasuk bagian pesan kunci dan
ringkasan untuk Pembuat Keputusan serta bab tentang distribusi lahan basah dan
spesies di dalamnya; layanan lahan basah; mengendalikan kerugian dan mengubah
ekosistem lahan basah; kesejahteraan manusia; skenario untuk masa depan mengenai lahan
basah; dan tanggapan untuk pemanfaatan lahan basah secara bijak.
10
14 Pesan Kunci SRTP dari Penilaian Millenium bagi Konvensi Ramsar dan masa
depan lahan basah
1. Sebuah fokus pada lintas sektoral sangat diperlukan dari kebijakan dan pengambil keputusan yang menekankan
pengamanan ekosistem lahan basah dan jasa mereka dalam konteks mencapai pembangunan berkelanjutan dan
meningkatkan kesejahteraan manusia.
2. Pengelolaan lahan basah dan sumber daya air yang paling berhasil ditangani melalui manajemen terpadu skala
cekungan di sungai (atau danau atau akuifer) yang terkait dengan pengelolaan wilayah pesisir pantai untuk lahan
basah pesisir dan dekat pantai serta memperhitungkan alokasi air untuk ekosistem.
3. Lahan basah memberikan berbagai layanan darurat dan penting (misalnya ikan dan serat, pasokan air, pemurnian
air, perlindungan pantai, peluang rekreasi, dan semakin meningkat, pariwisata) untuk kesejahteraan manusia.
Mempertahankan fungsi alami lahan basah akan memungkinkan mereka untuk terus memberikan layanan ini.
4. Pasokan utama daur ulang air segar bagi manusia berasal dari berbagai jenis lahan basah, termasuk danau, sungai,
rawa dan akuifer air tanah. Hingga 3 milyar orang tergantung pada air tanah sebagai sumber air minum, tetapi
abstraksi tersebut semakin melebihi resapan mereka dari permukaaan lahan basah.
5. Layanan yang diberikan oleh lahan basah telah dibilang senilai 14 trilyun US Dollar setiap tahun. Valuasi
ekonomi sekarang menyediakan alat yang ampuh untuk menempatkan lahan basah dalam agenda pengambilan
keputusan mengenai konservasi dan pembangunan.
6. Lahan basah mencakup proporsi yang signifikan dari wilayah bumi; perkiraan global adalah 1280 juta hektar
(setara dengan sekitar 9% dari permukaan tanah) dan diakui sebagai sesuatu yang diremehkan.
7. Degradasi dan hilangnya lahan basah lebih cepat daripada ekosistem lainnya. Demikian pula, status air segar dan
pada tingkat lebih rendah, spesies pesisir pantai memburuk lebih cepat daripada spesies dalam ekosistem lainnya.
Keanekaragaman hayati yang bergantung pada lahan basah di banyak bagian dunia adalah melanjutkan dan
mempercepat penurunan.
8. Hilangnya dan degradasi lahan basah terutama didorong oleh konversi lahan dan pembangunan infrastruktur,
abstraksi air, eutrofikasi dan polusi dan eksploitasi yang berlebih. Kerugian cenderung lebih cepat di mana
populasi paling meningkat dan di mana tuntutan peningkatan pembangunan ekonomi yang besar. Ada beberapa
alasan yang luas, alasan keterkaitan dengan perekonomian, termasuk subsidi yang salah, mengapa lahan basah
terus hilang dan rusak.
9. Perubahan iklim global diperkirakan akan lebih memperburuk hilangnya dan degradasi keanekaragaman hayati
pada lahan basah termasuk spesies yang tidak dapat pindah dan spesies yang bermigrasi dimana pada berbagai
tahap siklus hidup mereka mengandalkan sejumlah lahan basah.
10. Penurunan dan degradasi lahan basah secara terus menerus yang mengarah pada pengurangan pemberian layanan
ekosistem lahan basah, namun pada saat yang sama permintaan untuk layanan tersebut diproyeksikan semakin
meningkat.
11. Penggunaan dua layanan ekosistem lahan basah tertentu - air tawar dan penangkapan ikan tergantung pada
reproduksi alami - di beberapa daerah sekarang lebih dari beberapa tingkat yang dapat dipertahankan bahkan
pada tuntutan saat ini, akan banyak berkurang di masa depan.
12. Kehilangan terus menerus yang diproyeksikan dan degradasi lahan basah akan menghasilkan pengurangan
kesejahteraan manusia lebih lanjut, terutama bagi orang-orang miskin di negara-negara yang kurang berkembang
dimana tidak tersedianya solusi teknologi.
13. Kemajuan menuju pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium tergantung pada upaya mempertahankan atau
meningkatkan layanan ekosistem lahan basah.
14. Prioritas ketika membuat pilihan tentang keputusan pengelolaan lahan basah adalah untuk memastikan bahwa
layanan ekosistem lahan basah dipelihara (dan, jika perlu, dipulihkan). Hal ini dapat dicapai dengan penerapan
prinsip pemanfaatan yang bijaksana dan panduan dari Konvensi Ramsar.
11
Gambar 1. Kerangka Konseptual Pemanfaatan lahan basah secara bijak dan pemeliharaan sifat
ekologis, serta penerapan pedoman dalam “peralatan” Ramsar dari Buku Saku Pemanfaatan dengan
Bijak edisi ke-4 (2010). (Dari laporan MA pada Konvensi Ramsar: Ecosystem Services and Human
Well-Being: Wetlands & Water: Synthesis. 2005. World Resources Institute, Washington D.C.
[diperbarui untuk mencerminkan judul dan penomoran Buku Saku yang baru)
[Lihat pada 10. Pemetaan isi dari peralatan penggunaan dengan bijak Ramsar pada kerangka kerja konseptual
Lampiran 3 ini juga memungkinkan penilaian cakupan dan kesenjangan peralatan tersebut dalam kaitannya
untuk dengan peluang intervensi dan pembahasan. Perlu dicatat bahwa banyak dari panduan
informasi pemanfaatan yang bijaksana Ramsar terkait dengan perhatian strategi dan intervensi untuk
lebih lanjut ekosistem dan prosesnya, atau strategi dan intervensi menangani aspek yang mengarah secara
pada langsung pada perubahan ekosistem. Juga, intervensi perhatian ini terutama di tingkat lokal
peralatan atau nasional, karena panduan Ramsar adalah untuk Pihak yang terkait kontrak bertindak
Ramsar edisi dalam wilayah mereka, meskipun beberapa panduan juga berlaku secara regional dan global
ke-4] (misalnya, aspek Pedoman Kerjasama Internasional - Buku Saku [20]).
11. Strategi dan peluang intervensi yang relevan maka aplikasi dari masing-masing pedoman dari
peralatan Ramsar tercantum pada Tabel 2.
12
12. Hanya ada dua penggunaan panduan Ramsar dengan bijak - Kebijakan Lahan Basah Nasional
dan Meninjau ulang Kerangka Kerja Legislatif dan Kelembagaan - sepenuhnya menjadi
perhatian intervensi pada pengemudi tidak langsung terhadap perubahan, meskipun beberapa
panduan lain mencakup beberapa aspek kebijakan. Namun, jelas bahwa 'intervensi' ke
pengemudi tidak langsung mengarah pada perubahan yang penting untuk memiliki tempat jika
upaya untuk mengelola ekosistem lahan basah secara berkelanjutan melalui penerapan sisa suit
panduan pemanfaatan yang bijaksana agar efektif dan efisien.
Informasi tambahan
Millenium Ecosystem Assessment (Penilaian Ekosistem Millennium)
Aplikasi untuk pilihan tindakan
Pada COP10 tahun 2008, Pihak Ramsar mengadopsi Resolusi X.18 pada Penerapan opsi tanggapan dari Millennium
Ecosystem Assessment (MA) dalam Penggunaan peralatan dengan bijaksana dari Ramsar, mengarah pada kerja
dilakukan oleh Kelompok Kerja Penggunaan dengan bijaksana pada STRP itu yang dijadwalkan akan diterbitkan
sebagai Laporan Teknis Ramsar. Laporan ini akan berfungsi sebagai panduan untuk Para Pihak dan lain-lain pada
penerapan opsi respons MA untuk meningkatkan pelaksanaan Konvensi Ramsar di tingkat nasional. Pelengkap
pekerjaan laporan lahan basah dan sintesis air, telah disiapkan pada saat yang sama dengan laporan MA keseluruhan
sedang diselesaikan, dan karena itu tidak mungkin untuk meninjau secara menyeluruh semua isi MA lainnya untuk
pilihan tanggapan yang relevan untuk memasukkannya dalam laporan proses.
Tanpa kebijakan tersebut dan kerangka kerja legislatif dalam tempatnya, ada risiko
intervensi lain yang akan terjadi dalam 'kekosongan politik' tanpa lingkungan otorisasi yang
jelas untuk pengiriman mereka, sehingga beresiko bahwa upaya tersebut gagal.
13. Untuk beberapa peluang intervensi ditunjukkan oleh Kerangka Kerja Konseptual MA -
misalnya, antara faktor pendorong perubahan secara tidak langsung dan kesejahteraan
manusia dan sebaliknya - saat ini tidak ada panduan Ramsar yang dikembangkan.
13
14. Semua aspek mengenai Panduan garis besar pelaksanaan konsep pemanfaatan yang bijaksana yang
diadopsi oleh COP4 (Rekomendasi 4.10) dan sebagian besar aspek Panduan tambahan untuk
pelaksanaan konsep pemanfaatan yang bijaksana diadopsi oleh COP5 (Resolusi 5.6) kini telah
digantikan oleh panduan gabungan yang sesuai diadopsi oleh Konferensi para Pihak yang
terikat kontrak dan disusun dalam peralatan Penggunaan Buku Saku Ramsar dengan bijak
(lihat Tabel 2). Namun, tiga aspek panduan COP5 belum dikembangkan lebih lanjut, yang
menyangkut "Penelitian", "Pelatihan" dan "Masalah teknis" dari teknologi yang
berkelanjutan. [Bagian ini Resolusi 5.6 disertakan di sini dalam Lampiran 2.]. Beberapa
contoh yang lebih baru dari prinsip-prinsip, pedoman dan informasi lain yang
dipertimbangkan oleh COP, tentang cara-cara dimana pengemudi tertentu dapat diatasi
dengan cara-cara yang positif dimana terintegrasi dengan pemeliharaan jasa ekosistem
lahan basah, diberikan dalam Lampiran 4.
Perkembangan definisi mengenai “sifat ekologi” dan “perubahan sifat ekologi” pada
lahan basah
15. Menerapkan persyaratan dan konsep MA, di mana layanan membentuk bagian yang tidak
terpisahkan dari ekosistem, definisi terbaru dari Ramsar "Sifat ekologi" adalah:
"Sifat ekologis adalah kombinasi dari komponen ekosistem, proses dan
keuntungan1 / yang membentuk ciri lahan basah diberikan pada waktu tertentu."
16. Ungkapan "pada suatu titik waktu tertentu" mengacu pada Resolusi VI.1 ayat 2.1, yang
menyatakan bahwa "Sangat penting bahwa sifat ekologis dalam sebuah situs dapat
dijelaskan oleh Pihak yang bersangkutan pada saat penunjukan untuk Daftar Ramsar,
dengan penyelesaian Lembar Informasi tentang Ramsar Lahan Basah (seperti yang
diadopsi oleh Rekomendasi IV. 7)."
17. Selanjutnya, ayat 2.3 Resolusi VI.1 menyatakan bahwa "Persetujuan para Pihak yang terikat
kontrak diminta untuk melakukan verifikasi data yang mereka berikan pada Lembar
Informasi tentang Lahan Basah Ramsar setiap enam tahun, yaitu, setiap detik pertemuan
Konferensi dan untuk menyediakan [Sekretariat] dengan lembar yang diperbaharui jika
diperlukan. "Selain itu, menurut ayat 2,4" Perubahan sifat ekologi pada situs yang terdaftar
harus dinilai terhadap status dasar yang disajikan dalam Lembar Informasi tentang Lahan
Basah Ramsar, pada saat merancang untuk Daftar (atau pada saat Lembar Informasi
pertama diberikan kepada [Sekretariat]), bersama-sama dengan informasi yang telah
diterima sebelumnya. "
18. Penting untuk pengelolaan lahan basah adalah data dasar yang menetapkan kisaran
variasi alami dalam komponen, proses dan manfaat / jasa di setiap situs dalam jangka
waktu tertentu, terhadap ada perubahan dapat dinilai. Para Pihak yang terikat kontrak telah
mengadopsi berbagai panduan yang relevan dengan identifikasi, penilaian, pemantauan dan
pengelolaan sifat ekologi Lahan Basah bagi kepentingan Internasional dan lahan basah
lainnya, termasuk penilaian risiko lahan basah (Resolusi VII.10), penilaian dampak
(Resolusi VII.16 dan VIII.9), pemantauan (Resolusi VI.1), persediaan (Resolusi VIII.6),
dan perencanaan manajemen (Resolusi VIII.14). Selain itu, [...] [teks telah diadopsi untuk
menggambarkan sifat ekologi (Resolusi X.15) dan mendeteksi, pelaporan dan menanggapi
perubahan sifat ekologis (Resolusi X.16) lahan basah].
1 Dalam konteks ini, manfaat ekosistem didefinisikan sesuai dengan definisi MA mengenai jasa ekosistem sebagai "manfaat
yang diterima oleh masyarakat dari ekosistem".
14
Tabel 2. Penerapan pedoman dalam “peralatan” Ramsar pada Penggunaan Buku Panduan yang bijak [4
Edition], didukung oleh Laporan Teknis Ramsar, peluang intervensi yang berbeda dalam Kerangka
kerja Konseptual MA (lihat Gambar 1).
15
19. Konsisten dengan definisi terbaru dari "sifat ekologi", definisi "perubahan sifat ekologi lahan
basah" yang diperbaharui adalah:
"Untuk keperluan pelaksanaan Pasal 3.2, perubahan sifat ekologi adalah perubahan
yang merugikan yang disebabkan oleh manusia pada komponen, proses, dan / atau
manfaat / jasa ekosistem apapun. "
20. Dimasukkannya referensi khusus dengan Pasal 3.2 dari teks Konvensi dalam definisi ini
dirancang untuk memperjelas kewajiban pemeliharaan untuk sifat ekologis lahan basah yang
telah terdaftar dalam Kepentingan Internasional (Situs Ramsar) berdasarkan Pasal 3.2, dan
untuk dicatat bahwa masalah perubahan tersebut hanya merugikan mengubah yang disebabkan
oleh tindakan manusia. Hal ini sejalan dengan konteks Pasal 3.2 dan 4.8 Rekomendasi (1990)
menetapkan Rekaman Montreux, yang kembali ditegaskan oleh COP8 Resolusi VIII.8. Untuk
Lihat juga
keperluan berhubungan dengan Konvensi, definisi ini tidak memasukkan proses perubahan
Buku Saku 13,
evolusioner alam yang terjadi pada lahan basah dan juga tidak termasuk perubahan positif
persediaan,
yang disebabkan oleh manusia.
penilaian dan
pengawasan. 21. Namun, perlu dicatat bahwa tindakan lain yang diadopsi oleh Konvensi, seperti yang
18, Manajemen menyangkut penilaian status keseluruhan dan kecenderungan lahan basah serta Situs Ramsar,
Lahan basah memerlukan informasi pada semua jenis perubahan sifat ekologi - positif dan negatif, yang
dan 19. disebabkan oleh alam dan manusia (seperti diakui dalam COP8 DOC. 20 dan dengan Resolusi
Mengatasi VIII.8). Demikian pula, Konvensi Ramsar juga telah mengakui bahwa restorasi lahan basah
Perubahan dan / atau program rehabilitasi dapat menyebabkan perubahan-manusia yang menguntungkan
pada sifat dalam sifat ekologi (Lampiran Resolusi VI.1, 1996) dan merupakan aspek utama pada
ekologi Lahan intervensi pengelolaan lahan basah (lihat, misalnya, Lampiran Resolusi VIII.14 (Buku Saku
basah [18]) dan Buku Saku [19]).
22. Definisi terbaru dari "pemanfaatan yang bijaksana", menjadi pertimbangan dalam pernyataan
misi dari Konvensi, terminologi MA, konsep pendekatan ekosistem dan pemanfaatan
berkelanjutan yang diterapkan oleh Konvensi Keanekaragaman Hayati, dan definisi
pembangunan berkelanjutan yang diadopsi oleh Komisi Brundtland 1987, yaitu:
“Penggunaan lahan basah yang bijak adalah pemeliharaan sifat ekologis mereka,
yang dicapai melalui penerapan pendekatan ekosistem2, dalam
konteks pembangunan berkelanjutan3.”
23. Ketentuan penggunaan Konvensi yang berlaku dengan bijak, sejauh ini, untuk semua
ekosistem lahan basah. Pilihan masyarakat melekat dalam memajukan kesejahteraan manusia
dan pengentasan kemiskinan, yang tergantung pada pemeliharaan manfaat / layanan
ekosistem. Tekanan untuk mengikuti ajaran pembangunan berkelanjutan, dan untuk menjaga
lingkungan, keberlanjutan sosial dan ekonomi dalam keputusan penggunaan lahan,
mendorong kompromi pertukaran (trade-off) antara individual dan kepentingan bersama.
2Termasuk antara lain Konvensi "Pendekatan Ekosistem" Keanekaragaman Hayati (CBD Keputusan COP5 V / 6) dan yang
diterapkan oleh HELCOM dan OSPAR (Deklarasi Rapat Gabungan Menteri Pertama Helsinki dan Komisi OSPAR, Bremen
25-26 Juni 2003).
3 Ungkapan "dalam konteks pembangunan berkelanjutan" dimaksudkan untuk mengakui bahwa sementara beberapa
pembangunan lahan basah tidak dapat dihindari dan banyak perkembangan memiliki manfaat penting bagi masyarakat,
perkembangan dapat difasilitasi dengan cara berkesinambungan dengan pendekatan yang digabungkan di bawah Konvensi, dan
tidak tepat menyiratkan bahwa 'pembangunan' merupakan tujuan untuk setiap lahan basah.
16
24. Dalam konteks pendekatan ekosistem, proses perencanaan untuk mempromosikan
pengiriman manfaat / jasa ekosistem lahan basah harus dirumuskan dan dilaksanakan
dalam konteks pemeliharaan atau peralatan tambahan, yang sesuai, sifat ekologis lahan
basah pada skala spasial dan skala temporal.
Pengeringan ikan, Situs Ramsar Coppename Mending, Suriname, 2007 (Foto: Margarita Astralaga)
17
Informasi tambahan
Lahan Basah dan Proyek Penanggulangan Kemiskinan: mengamankan
lahan basah – mempertahankan kehidupan
Oleh Wetlands International
Sebuah perkembangan oleh staff Ramsar untuk Buku Saku edisi ke-4
Wetlands dan Proyek Penanggulangan Kemiskinan dari Wetlands International berjalan dari bulan Januari 2005
sampai Desember 2008, dan dimaksudkan untuk membuktikan dan mempromosikan peran penting lahan basah
dapat berperan dalam penanggulangan kemiskinan. Bersama dengan mitra dari organisasi lingkungan dan
pembangunan, proyek berlangsung dalam konteks Lahan Basah dan Program Mata Pencaharian dari Wetlands
International, yang mendukung peningkatan manajemen lahan basah. Tantangannya adalah untuk mengatasi konflik
kepentingan serta kurangnya pengetahuan antara orang-orang yang terlibat dalam pengelolaan lahan basah.
Proyek ini megembangkan pandangan dan informasi yang jelas, menawarkan fasilitas pelatihan dan menggunakan
advokasi dan komunikasi untuk membawa pengetahuan kepada orang yang tepat. Untuk pengelolaan lahan basah
yang optimal, yang mengarah pada manfaat yang berkelanjutan bagi banyak orang, advokasi juga dilakukan untuk
mempromosikan penolakan terhadap kebijakan dan praktik yang merugikan serta mendukung kemitraan dan
kebijakan yang mengarah pada solusi jangka panjang bagi masyarakat miskin.
Proyek ini bekerja pada basis pengetahuan informasi dan pandangan yang jelas tentang berbagai topik mengenai
lahan basah untuk menginformasikan dan meyakinkan mereka yang bertanggung jawab atas kebijakan. Proyek-
proyek percontohan didirikan di Afrika dan Asia untuk menggali potensi berbagai jenis lahan basah untuk
pengentasan kemiskinan dan bagaimana pengelolaan yang terbaik.
KENYA: Meningkatkan pengelolaan air sebagai pintu masuk untuk meningkatkan mata pencaharian penduduk,
rencana penggunaan lahan yang terpadu dan pembangunan institusional
ZAMBIA – MALAWI: Membuat sebuah keseimbangan – mengelola lahan basah musiman dan kontribusi mata
pencaharian mereka di wilayah Selatan Afrika Tengah
18
AFRIKA SELATAN - Konservasi hutan rawa gambut pesisir pantai dan penanggulangan kemiskinan dan
sekitar Greater St Lucia Wetland Park
INDONESIA: Meningkatkan mata pencaharian masyarakat miskin dan rentan dalam wilayah Berbak dan
Sembilang Taman Nasional melalui pemanfaatan lahan basah secara bijak.
Tentu saja, banyak yang bisa dipelajari dengan melihat keberhasilan dan kegagalan dalam pengelolaan lahan
basah di masa lalu. Ini adalah sumber pengetahuan kedua : pengembangan 'pembelajaran' dari pengelolaan lahan
basah. Wetlands International sendiri juga memiliki sejarah panjang terkait pengelolaan lahan basah dimana
dapat kita pelajari. Semua informasi ini membentuk dasar dari kegiatan kami.
Melatih orang-orang yang berhubungan dengan kebijakan dan pengelolaan lahan basah adalah kunci
keberhasilan. Oleh karena itu proyek tersebut dan mitranya mengembangkan program pelatihan skala besar,
yang terdiri dari dua program; satu untuk para pembuat kebijakan tingkat tinggi dan satu untuk manajer lahan
basah tingkat menengah. Lembaga mitra menawarkan kursus ini di Barat dan Afrika Barat dan Timur, masing-
masing dalam bahasa Prancis dan Inggris. Selain itu, 100 pelatih telah dilatih sehingga mereka juga dapat
menawarkan kursus ini kepada banyak orang lainnya.
Akhirnya, kami bekerja dengan donor pemerintah dan non-pemerintah untuk memperbaiki kebijakan mereka
pada pengurangan kemiskinan dan konservasi.
19
Bagian II
Kesejahteraan Manusia dan Lahan Basah: Deklarasi Changwon
"Deklarasi Changwon mengenai kesejahteraan manusia dan lahan basah" adalah sebuah inisiatif dari
pemerintah Republik Korea pada tahun 2008, pertemuan Ramsar tahun ke-10 tentang Konferensi Para
Pihak yang terikat kontrak (COP10) yang diselenggarakan di kota Changwon, Korea. Teks Deklarasi
disiapkan melalui proses pendiskripsian secara kolaboratif dari para ahli pada konvensi ilmu
pengetahuan dan panel kajian ulang secara teknis (STRP), Organisasi Mitra Internasional (IOPS),
pemerintah Korea dan Sekretariat Ramsar.
Deklarasi tersebut diadopsi pada COP10 sebagai Lampiran Resolusi X.3; dan mewujudkan semangat
dari tema COP, yaitu "kesehatan lahan basah, kesehatan manusia". Slogan ini mencerminkan prinsip-
prinsip kunci dalam evolusi Konvensi tersebut untuk prioritas abad ke-21. Teks mengenai resolusi yang
diadopsi tersebut dicatat pada akhir buku ini; dan Deklarasi itu sendiri direproduksi dalam bagian di
bawah ini.
Deklarasi Changwon ditulis dalam bentuk pesan-pesan kunci untuk para pengambil keputusan di sector
lain (yaitu, non-lahan basah), mereka yang berbisnis baik mempengaruhi konservasi lahan basah dan
pemanfaatan yang bijaksana dan tergantung pada pemeliharaan lahan basah yang sehat, dan menyadari
bahwa hal tersebut belum sepenuhnya dipahami secara luas. Deklarasi ini dirancang untuk dapat diakses
untuk semua orang untuk mengambil dan menggunakannya, pada semua skala, dari lokal hingga
internasional. Ada pesan kunci untuk lima sektor utama, meliputi:
Dan pada dua tipe irisan mekanisme yang membantu dalam mengantarkan tanggapan, yaitu :
Resolusi tersebut berterima kasih pada pemerintah Republik Korea untuk niatnya menyatakan
mengutamakan penyebaran dan penyerapan Deklarasi ini di masa depan, dan menetapkan berbagai
tindakan oleh para pihak, organisasi-organisasi Konvensi dan lain-lain untuk memanfaatkan dan
mempromosikan Deklarasi ini.
Hal ini juga dicatat bahwa Deklarasi Changwon disiapkan sedemikian rupa untuk mengizinkan ekstraksi
hanya dalam bentuk teks dari setiap pesan kunci untuk membentuk "ringkasan untuk para pengambil
keputusan" lebih singkat.
20
Deklarasi Changwon mengenai kesejahteraan manusia dan lahan basah
Lahan basah menyediakan makanan, menyimpan karbon, mengatur aliran air, menyimpan energi, dan sangat
penting bagi keanekaragaman hayati. Manfaatnya bagi orang yang penting adalah untuk keamanan masa depan
umat manusia. Konservasi dan pemanfaatan yang bijaksana pada lahan basah sangat penting bagi orang-orang,
terutama bagi mereka yang miskin.
Kesejahteraan manusia bergantung pada manfaat yang banyak diberikan kepada mereka oleh ekosistem, beberapa
di antaranya berasal dari lahan basah yang sehat. Kebijakan, perencanaan, pengambilan keputusan dan tindakan
manajemen di berbagai sektor, di semua tingkatan dari lokal sampai internasional, mampu mendapatkan
keuntungan dari konsensus masukan global yang disediakan oleh Konvensi Ramsar. Hal ini termasuk identifikasi
relevansi lahan basah, pentingnya konservasi dan pemanfaatan yang bijaksana, dan menjamin keamanan dari
manfaat dimana lahan basah menyediakan dalam hal ini adalah air, penyimpanan karbon, pangan, energi,
keanekaragaman hayati dan mata pencaharian. Ini juga mencakup pengetahuan teknis, panduan, model dan
jaringan pendukung untuk membantu dalam menempatkan pengetahuan ini untuk penggunaan secara praktis.
Deklarasi Changwon menyajikan gambaran langkah-langkah tindakan prioritas yang bersama-sama menunjukkan
"bagaimana" memberikan beberapa tujuan keberlanjutan lingkungan yang paling penting di dunia.
Deklarasi Changwon adalah sebuah pernyataan dan ajakan untuk bertindak dari pertemuan Konferensi para Pihak
yang terikat kontrak ke-10 pada Konvensi Ramsar mengenai Lahan Basah, yang diadakan di Changwon, Republik
Korea, mulai tanggal 28 Oktober sampai 4 November 2008.
Deklarasi Changwon relevan bagi kita semua, di mana-mana, yang peduli dengan masa depan dari lingkungan kita
Jika Anda adalah seorang perencana, pembuat kebijakan, pengambil keputusan, perwakilan terpilih atau manajer
di setiap lingkungan, tanah atau sektor penggunaan sumber daya, atau bekerja di bidang pendidikan dan
komunikasi, kesehatan manusia, ekonomi atau mata pencaharian, maka Deklarasi ini ditujukan untuk Anda.
Tindakan Anda akan mempengaruhi masa depan lahan basah.
"Konservasi dan penggunaan2 yang bijaksana pada semua lahan basah3 melalui tindakan lokal,
regional dan nasional serta kerjasama internasional, sebagai kontribusi untuk mencapai
pembangunan yang berkelanjutan di seluruh dunia".
Konvensi Ramsar mendekati empat dekade keberadaan, terus tumbuh dan memfokuskan agendanya
pada prioritas kritis bagi lingkungan di tingkat global, nasional dan lokal. Konferensi Pihak Konvensi
mengadakan pertemuan ke-10 di Changwon, Republik Korea, dari 28 Oktober hingga 4 November
2008, dengan tema "kesehatan lahan basah, kesehatan manusia”4, dengan fokus pada hubungan antara
kesejahteraan manusia dan fungsi lahan basah dan identifikasi tindakan positif dalam hal ini.
21
Siapa yang harus menggunakan Deklarasi ini?
Konferensi mengatasi Deklarasi ini untuk semua pemangku kepentingan dalam tata kelola lingkungan
dan manajemen, khususnya di posisi kepemimpinan, baik dalam forum yang relevan di tingkat global,
termasuk kepala pemerintahan, dan sama-sama di "tangani" proses di tingkat daerah aliran sungai lokal.
• Mengarahkan langsung terutama untuk penonton di luar Konvensi Ramsar sendiri, dan
juga menjadi peluang untuk tindakan;
• Menawarkan positif, langkah-langkah tindakan praktis; dan
• Mendefinisikan cara dimana dampak Deklarasi akan terjamin.
Degradasi dan hilangnya lahan basah lebih cepat daripada ekosistem lainnya, dan tren ini semakin cepat,
karena perubahan besar dalam penggunaan lahan, pengalihan air, dan pembangunan infrastruktur. Akses
untuk air segar menurun bagi 1-2 miliar orang di seluruh dunia, dan ini menjadi dampak yang negatif
mempengaruhi produksi pangan, kesehatan manusia, dan pembangunan ekonomi, serta dapat
meningkatkan konflik sosial.
Ada kebutuhan yang mendesak untuk meningkatkan pengelolaan air. Walaupun didorong
kebutuhan, yang mempromosikan kelebihan-alokasi air, pengelolaan air harus memperlakukan lahan basah
sebagai "infrastruktur air alami" kami, integral terhadap pengelolaan sumber daya air pada skala Daerah
Aliran Sungai. Melanjutkan dengan gaya "bisnis seperti biasa" bukanlah suatu pilihan.
Terjadinya kecenderungan tidak cukup air untuk memenuhi kebutuhan manusia secara
langsung dan untuk menjaga lahan basah yang kita butuhkan. Bahkan dengan upaya saat ini
untuk menjaga aliran air bagi ekosistem, kapasitas lahan basah untuk terus memberikan manfaat bagi
masyarakat dan keanekaragaman hayati, termasuk pasokan air bersih dan dapat diandalkan, menurun.
Tindakan untuk mendukung alokasi air untuk ekosistem, seperti arus lingkungan, menempatkan
batas atas alokasi air (‘topi’ air), dan undang-undang pengelolaan air baru, harus diperkuat.
22
Untuk menutupi “kesenjangan air” ini, kami perlu melakukan:
Banyak jenis lahan basah memainkan peran penting dalam penyerapan dan penyimpanan karbon.
Mereka sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim, sementara gangguan manusia pada sistem
lahan basah yang sama dapat menyebabkan emisi karbon yang besar.
Lahan basah merupakan bagian penting dari infrastruktur alami yang kita butuhkan untuk
mengatasi perubahan iklim. Degradasi dan hilangnya lahan basah membuat perubahan iklim buruk
dan meninggalkan orang-orang yang lebih rentan terhadap dampak perubahan iklim seperti banjir,
kekeringan dan kelaparan. Banyak tanggapan kebijakan perubahan iklim untuk penyimpanan air dan
penyalurannya lebih banyak, serta pembangkit energi, jika diimplementasikan dengan buruk, maka akan
menyebabkan dampak buruk pada lahan basah.
Perubahan iklim meningkatkan ketidakpastian dalam pengelolaan air dan membuatnya lebih
sulit untuk menutup kesenjangan antara kebutuhan dan pasokan air. Kita akan semakin
merasakan dampak perubahan iklim yang secara langsung melalui perubahan distribusi dan ketersediaan
air, meningkatkan tekanan pada kesehatan lahan basah. Mengembalikan lahan basah dan menjaga siklus
hidrologi adalah sangat penting dalam menanggapi untuk menangani perubahan iklim, mitigasi banjir,
penyediaan air, penyediaan pangan dan konservasi keanekaragaman hayati.
Lahan basah di pesisir pantai akan memainkan bagian penting dalam strategi yang dibentuk untuk
menangani masalah di wilayah pesisir yang diciptakan oleh kenaikan permukaan laut.
Pemerintah perlu untuk menyediakan air dan pengelolaan lahan basah dalam strategi efektif
untuk mengatasi perubahan iklim di tingkat nasional. Para pengambil keputusan harus mengakui
infrastruktur alami lahan basah sebagai aset utama dalam menghadapi dan beradaptasi dengan
perubahan iklim.
Air dan lahan basah yang berfungsi dengan baik memainkan peranan kunci dalam
menanggapi perubahan iklim dan dalam mengatur proses alami iklim (melalui siklus air,
pemeliharaan keanekaragaman hayati, emisi gas rumah kaca berkurang, dan dampak kestabilan).
Konservasi dan pemanfaatan lahan basah secara bijak membantu mengurangi dampak negatif
pada ekonomi, sosial dan ekologi yang mungkin terjadi.
23
Mengembangkan peluang harus diraih untuk kolaborasi antara badan-badan teknis internasional
yang terlibat dalam perubahan iklim (misalnya, Panel Antar pemerintah tentang Perubahan Iklim, Ilmu
pengetahuan dan Panel Review Teknis Ramsar), untuk berbagi pemahaman dan menyelaraskan analisis,
terutama dalam kaitannya yang berhubungan dengan lahan basah / air / iklim.
Ketika kebijakan di berbagai sektor tidak harmonis, banyak perkembangan utama dan skema
infrastruktur yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan benar-benar dapat menyebabkan degradasi
lahan basah, sehingga merusak kemampuan mereka untuk menyediakan layanan penting bagi penduduk
lokal dan akhirnya menyebabkan dan memperdalam kemiskinan lebih lanjut.
Tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan manfaat yang diberikan oleh lahan basah
untuk pembangunan ekonomi dan mata pencaharian masyarakat, khususnya masyarakat yang
miskin. Investasi dalam pemeliharaan layanan yang diberikan oleh lahan basah harus terintegrasi
dengan Kertas Strategi Penanggulangan Kemiskinan dan terkait dengan kebijakan dan perencanaan.
Pemanfaatan dengan bijak, manajemen dan pemulihan lahan basah harus membantu untuk
membangun peluang bagi peningkatan kehidupan masyarakat, terutama bagi orang-orang yang
bergantung pada lahan basah, terpinggirkan dan rentan. DegraDasi lahan basah mempengaruhi mata
pencaharian dan memperburuk kemiskinan, terutama pada masyarakat yang terpinggirkan dan rentan.
Hubungan lahan basah / mata pencaharian harus dianalisis dan didokumentasikan lebih baik.
Kapasitas dan kemitraan harus dipromosikan di berbagai tingkatan untuk mendukung pembelajaran,
mengumpulkan dan berbagi pengetahuan tentang hubungan ini.
Pengelolaan lahan basah yang berkelanjutan harus didukung oleh adat dan pengetahuan tradisional,
pengakuan identitas budaya yang terkait dengan lahan basah, pelayanan dipromosikan oleh ekonomi
insentif, dan diversifikasi pada dukungan Dasar untuk mata pencaharian.
Lahan basah penting bagi manfaat kesehatan yang mereka berikan, dan juga sebagai tempat-tempat
dimana orang-orang dapat mengunjunginya untuk pendidikan, rekreasi, ekowisata, pengalaman spiritual
dan budaya, atau hanya untuk menikmati keindahan alam mereka.
Keterkaitan antara ekosistem lahan basah dan kesehatan manusia harus menjadi komponen kunci dari
kebijakan, rencana serta strategi nasional dan internasional.
Sektor kesehatan dan lahan basah harus bekerjasama untuk mengelola hubungan antara sifat
ekologi lahan basah5 dan kesehatan manusia. Lahan basah dan pengelolaan air harus
mengidentifikasi dan menerapkan intervensi yang menguntungkan pada "kesehatan" ekosistem lahan
basah dan kesehatan manusia.
24
Hal ini sudah jelas bahwa banyak tekanan berkelanjutan pada lahan basah yang mendorong tren
kesehatan manusia berakar pada masalah air, seperti untuk transmisi penyakit yang ditularkan melalui
air dan vektor dan / atau berkurangnya pasokan air berkualitas yang cocok untuk produksi pangan,
sanitasi , dan air minum.
Pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik tentang biaya dan manfaat dari perubahan
ekosistem lahan basah menyebabkan pengambilan keputusan lebih baik. Keputusan tentang
perubahan penggunaan lahan harus mengintegrasikan pengetahuan yang memadai tentang berbagai manfaat,
dan nilai-nilai mereka, bahwa lahan basah menyediakannya untuk orang-orang dan keanekaragaman hayati.
Pengambilan keputusan harus, sedapat mungkin, memberikan prioritas untuk menjaga secara
alami fungsi dari lahan basah dan manfaat yang mereka berikan, khususnya melalui jaminan
keberlangsungan layanan ekosistem, sementara mengenali bahwa sistem lahan basah buatan manusia juga
dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap tujuan ketahanan pangan dan air.
Tindakan lain yang diperlukan untuk mengatasi akar penyebab hilangnya keanekaragaman hayati
dan untuk membalikkan kerugian ini dengan mengacu pada target pemulihan yang telah disepakati,
termasuk target yang akan diadopsi dalam tindak lanjut untuk "target 2010" 6 tentang pengurangan yang
signifikan dalam tingkat penurunan dari keanekaragaman hayati.
Pengembangan kebijakan dan pengambilan keputusan dalam menanggapi setiap isu yang dibahas
dalam Deklarasi ini sangat sering membutuhkan pengorbanan pada tujuan kebijakan dari
berbagai sektor. Suara pengambilan keputusan tergantung pada keseimbangan yang bijaksana mengenai
tujuan yang sah dan saling berhubungan, bahkan jika tidak ada informasi yang lengkap dan rinci.
Penggunaan yang baik pada alat pendukung keputusan yang cepat dan praktis (seperti penilaian cepat,
resolusi konflik, mediasi, pohon - keputusan dan analisis biaya - manfaat) sering menjadi bantuan
penting dalam mengidentifikasi isu-isu dan pilihan kebijakan.
Pengakuan yang penuh harus diberikan kepada pentingnya lahan basah dalam perencanaan tata
ruang, terutama Lahan Basah pada Kepentingan Internasional (Situs Ramsar 7), sehingga nilai-nilai yang
mereka wakili benar dapat menginformasikan penggunaan lahan dan investasi penetapan prioritas dan
penerapan perlindungan yang diperlukan.
Analisis biaya - manfaat harus cukup komprehensif untuk mencerminkan nilai ekonomi lahan basah
yang terbaik, serta kenyataan bahwa berinvestasi dalam pemeliharaan sifat ekologis lahan basah biasanya
sebuah strategi biaya yang efektif lebih daripada remediasi untuk hilangnya jasa lahan basah.
Pembiayaan yang memadai dan berkelanjutan untuk konservasi lahan basah dan pemanfaatan
yang bijaksana adalah penting, dan ini dapat dibantu dengan menggunakan instrumen keuangan yang
inovatif dan kemitraan antara sektor dan pemangku kepentingan di luar Konvensi Ramsar yang mungkin
tidak bekerja sama dalam isu-isu lahan basah di masa lalu. Terutama ketika sumber daya terbatas, kegiatan
yang relevan dengan konservasi lahan basah dan pemanfaatan yang bijaksana harus berusaha untuk
memaksimalkan efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia saat ini.
25
Berbagi pengetahuan dan pengalaman
Informasi dasar pada tingkat global dan karakterisasi lahan basah harus segera ditingkatkan.
Ada peningkatan kesempatan untuk membuat penggunaan yang baik pada pengembangan teknik
observasi bumi dan teknologi informasi lainnya.
Organisasi dengan kepentingan bersama mengenai data dan informasi serta pengetahuan
(termasuk pengetahuan lokal dan tradisional) yang relevan dengan isu-isu yang dibahas dalam
Deklarasi ini harus mengintensifkan upaya untuk mencari pendekatan umum, harmonis dan
dapat diakses, sehingga pengetahuan dan pengalaman (misalnya, mengenai praktek yang baik) dapat
dibagi secara lebih efektif, termasuk melalui aplikasi teknologi informasi yang tepat.
Banyak kelompok di seluruh dunia yang telah bekerja untuk pemanfaatan lahan basah secara
bijak hanya dalam cara panggilan dari Deklarasi ini. Ada pengalaman berharga dan
pengetahuan untuk dibagikan yang dapat membantu kita semua untuk membuatnya nyata,
kemajuan yang nyata. Menjangkau, terhubung, basah!
Memastikan dampak
Ukuran keberhasilan dari Deklarasi ini mencakup:
Catatan
1Konvensi Lahan Basah Ramsar adalah pimpinan dari otoritas antar pemerintah mengenai lahan basah
dan berusaha untuk memastikan bahwa kontribusi lahan basah membuat semua aspek kesejahteraan
manusia diakui dan diperkuat di semua sektor dan di semua tingkat masyarakat
2 Pemanfaatan lahan basah secara bijak telah didefinisikan dalam Konvensi sebagai “pemeliharaan sifat
ekologis mereka, dicapai melalui penerapan pendekatan ekosistem, dalam konteks pembangunan
berkelanjutan”. (Ungkapan "dalam konteks pembangunan berkelanjutan" dimaksudkan untuk mengakui
bahwa beberapa pembangunan lahan basah tidak dapat dihindari dan banyak perkembangan yang
26
membawa manfaat penting bagi masyarakat, perkembangan dapat difasilitasi dengan cara
berkesinambungan dengan pendekatan gabungan di bawah Konvensi, dan tidak tepat untuk
menyiratkan bahwa 'pembangunan' merupakan tujuan pada setiap lahan basah.)
3 "Lahan Basah" mencakup jangkauan yang luas daripada ekosistem sering direalisasikan. Pasal 1.1 dari
Konvensi Ramsar mendefinisikan mereka sebagai "daerah payau, rawa, lahan gambut atau air, baik yang
alami maupun buatan, permanen atau sementara, dengan air yang statis atau mengalir, segar, payau atau
asin, termasuk area air laut kedalaman yang saat surut tidak melebihi ketinggian 6 meter
4 Selama beberapa tahun terakhir, Konferensi Para Pihak yang terikat kontrak Ramasar (COP) telah
diberikan judul bertema untuk mencerminkan isu-isu prioritas saat dalam evolusi Konvensi ini. Tema
sebelumnya telah menekankan pada aspek yang berbeda dari hubungan antara lahan basah dan orang-
orang, dan tema untuk COP10, "kesehatan lahan basah, kesehatan manusia", posisi Konvensi dalam
kaitannya dengan pemahaman yang muncul tentang hubungan penting antara lahan basah dan kesehatan
manusia dan menetapkan konteks untuk penerapan keputusan baru di daerah ini.
5 "Sifat ekologis" dari lahan basah adalah konsep kunci dari Konvensi Ramsar, yang didefinisikan
sebagai "kombinasi dari komponen ekosistem, proses dan manfaat / jasa yang menjadi ciri lahan basah
pada suatu titik waktu tertentu". (Dalam konteks ini, manfaat ekosistem didefinisikan sesuai dengan
Millennium Ecosystem Assessment mendefinisikan jasa ekosistem sebagai "manfaat yang diterima oleh
masyarakat dari ekosistem").
6"Target Keanekaragaman Hayati 2010", yang diadopsi oleh Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD)
dan oleh Kepala Negara pada Konferensi Tingkat Tinggi PBB 2002 tentang Pembangunan
Berkelanjutan (WSSD), adalah "untuk mencapai tahun 2010 sebuah penurunan yang signifikan dari
hilangnya keanekaragaman hayati di tingkat global, regional dan nasional sebagai kontribusi terhadap
pengentasan kemiskinan dan untuk kepentingan semua kehidupan di bumi. "
7"Situs Ramsar" (Lahan basah pada Kepentingan Internasional) diakui dan ditetapkan oleh pemerintah
di dunia dimana Para Pihak yang terikat kontrak pada Konvensi Ramsar. Mereka membentuk jaringan
global terbesar "kawasan lindung", saat ini (per bulan November 2008) mencakup lebih dari 168 juta
hektar pada 1.822 situs bahkan lebih.]
27
Lampiran 1
"Pemanfaatan berkelanjutan untuk kepentingan umat manusia dengan cara yang sesuai dengan
pemeliharaan sifat alami dari ekosistem."
Sebagai bagian dari definisi dari pemanfaatan lahan basah secara bijak, COP3 juga mendefinisikan
"pemanfaatan berkelanjutan" sebagai:
"Manusia menggunakan lahan basah sehingga dapat menghasilkan manfaat yang berkelanjutan yang
terbesar untuk keturunan berikutnya sambil mempertahankan potensinya untuk memenuhi kebutuhan
dan aspirasi keturunannya di masa depan".
Juga pada tahun 1987, Komisi Brundtland mendefinisikan "pembangunan berkelanjutan" sebagai:
"Pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan dari generasi
mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri." (Komisi PBB Dunia tentang Lingkungan dan
Pembangunan. 1987. Masa Depan Kita Bersama.)
COP3 Ramasar juga mengakui bahwa kebijakan pemanfaatan yang bijaksana dan tindakan di tingkat
manajemen situs merupakan integral bagian dari pembangunan berkelanjutan. Sejak persyaratan dari
definisi Brundtland dan definisi COP3Ramsar tentang "pemanfaatan berkelanjutan" yang sangat mirip,
ini mengikutinya daripada menyamakan pemanfaatan yang bijak dengan pemanfaatan berkelanjutan
(menggunakan), sekarang lebih tepat dan relevan untuk menentukan pemanfaatan yang bijaksana dalam
konteks pembangunan berkelanjutan.
Selain itu, pemanfaatan yang bijaksana sebagai sebuah mekanisme pembangunan berkelanjutan telah
diakui oleh Konvensi Ramsar pada tahun 1996 (COP6) melalui adopsi dari pernyataan misi Konvensi
dalam Rencana Strategis 1997-2002, ditegaskan kembali oleh pernyataan misi ini diubah dalam Rencana
Strategis 2003- 2008 (COP8 Resolusi VIII.25):
"Konservasi dan pemanfaatan secara bijak semua lahan basah melalui tindakan lokal, regional dan
nasional sertta kerjasama internasional, sebagai kontribusi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan
di seluruh dunia."
28
“Sebuah strategi untuk pengelolaan tanah, air dan sumber daya alam terpadu yang mempromosikan
konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan dengan cara yang adil. Dengan demikian, penerapan
pendekatan ekosistem akan membantu untuk mencapai keseimbangan dari tiga tujuan Konvensi:
konservasi; pemanfaatan secara berkelanjutan; dan pembagian yang adil dan merata dari keuntungan
yang dihasilkan dari pemanfaatan sumber daya genetik.”
Pendekatan ekosistem didasarkan pada penerapan metodologi ilmiah yang sesuai difokuskan pada
tingkat organisasi biologis, yang meliputi struktur, proses, fungsi dan interaksi yang penting antara
organisme dan lingkungannya. Ia mengakui bahwa manusia, dengan keragaman budaya mereka,
merupakan komponen integral dari banyak ekosistem.
Dengan demikian "pendekatan ekosistem" menyeluruh CBD dapat dianggap sebagai kesamaan dengan
konsep menyeluruh Ramsar tentang "pemanfaatan yang bijaksana". Selain itu, "Prinsip Addis Ababa dan
Panduan pemanfaatan keanekaragaman hayati yang berkelanjutan", yang diadopsi oleh Konvensi
Keanekaragaman Hayati pada tahun 2004 (CBD COP7 Keputusan VI / 12), memusatkan perhatian
pada pemanfaatan secara berkelanjutan komponen-komponen keanekaragaman hayati. Panduan ini
mencakup berbagai penerapan intervensi pada tingkat yang sama detailnya dengan Panduan
Pemanfaatan yang bijak Ramsar COP4 dan COP5 yang asli. Oleh karena itu panduan pemanfaatan
berkelanjutan CBD juga serupa dengan “peralatan” Ramsar tentang panduan untuk memberitahukan
pemanfaatan yang bijaksana melalui pengelolaan sifat ekologi lahan basah.
Selain deskripsi CBD tentang "pendekatan ekosistem", ada beberapa definisi lain dan deskripsi yang
digunakan saat ini. Ini termasuk definisi yang digunakan oleh OSPAR dan Komisi Helsinki (Deklarasi
Rapat Menteri Gabungan Pertama Helsinki dan Komisi OPSAR, Juni 2003) dan deskripsi serta sebelas
prinsip yang diterapkan oleh US Fish and Wildlife Service (Layanan Perikanan dan Margasatwa USA)
Pada saat ini mengerjakan penggaraman di kota Pomorie, sebuah resor wisata yang penting di pantai
Laut Hitam Bulgaria, ada rencana untuk mendirikan sebuah museum garam dan melatih para petani
garam muda pada kerajinan tradisional. Foto: Hjalmar Dahm dan Theodora Petanidou.
29
Lampiran 2
Panduan tambahan tentang pemanfaatan lahan basah secara bijak
Teks di bawah ini, diambil dari Resolusi 5.6, panduan tambahan pada pelaksanaan konsep pemanfaatan
yang bijaksana (1993), direproduksi di sini karena masalah penelitian dan pelatihan belum dikembangkan
lebih lanjut oleh panduan dalam buku ini. Untuk informasi lebih lanjut tentang Ramsar dan pelatihan /
kapasitas, pembaca juga diarahkan pada [http://www.ramsar.org/cda/en/ramsar-activitiescepa-
penasehat-board-on / main / Ramsar / 1-63-69 % 5E20381_4000_0__] untuk informasi tentang
bentuk dan fungsi dari Dewan Penasehat Pengembangan Kapasitas Ramsar.
II.3 Penelitian
Penelitian dapat menjadi apa saja yang memperluas atas pengetahuan dasar. Daerah tertentu yang
mungkin perlu diperhatikan identifikasi dan kuantifikasinya mengenai nilai lahan basah, keberlanjutan
penggunaan lahan basah, dan fungsi tata ruang serta modifikasi. Pihak yang terkait kontrak harus
mengambil langkah-langkah positif untuk memperoleh dan, apabila mungkin, berbagi pengetahuan yang
dikembangkan pada lahan basah nilai-nilai, fungsi dan kegunaannya.
II.4 Pelatihan
1) Perhatian harus ditujukan untuk empat aspek pelatihan:
30
Keahlian mungkin tidak selalu tersedia dan beberapa aspek kunci pada pemanfaatan yang
bijaksana, mungkin tidak tercakup dalam program yang ada. Aspek kunci ini harus
dianggap sebagai prioritas untuk kegiatan pelatihan lebih lanjut. Oleh karena itu, langkah
pertama dalam membangun sebuah program pelatihan harus melakukan analisis kebutuhan
pelatihan.
• Target peserta
Ada perbedaan besar antara program pendidikan dan penyadaran serta pelatihan yang
profesional. Secara umum, dapat dikatakan bahwa sementara pelayanan publik dan
pembuat kebijakan publik yang senior harus dibuat sadar mengenai nilai-nilai ekologi,
budaya, sosial dan ekonomi ekosistem lahan basah, pelatihan harus disediakan bagi mereka
yang secara langsung terlibat dalam pengelolaan dan berlatih mengelola lahan basah. Sesi
pelatihan harus fokus pada metode yang paling terbaru untuk menerapkan pemanfaatan
yang bijaksana. Sesi tersebut juga perlu diselenggarakan untuk kekuasaan kehakiman dan
penegak hukum lainnya.
• Penyelenggara
Pelatihan harus memberikan pengelola dan administrator lahan basah dengan pengetahuan
profesional yang diperlukan untuk membangun, mempertahankan, dan menerapkan
konsep pemanfaatan lahan basah secara bijak.
2) Tiga jenis pelatihan luas tampaknya mempunyai relevansi khusus bagi para profesional lahan
basah:
Pelatihan harus berusaha untuk menyatukan keahlian khusus dari berbagai bidang untuk
menghasilkan pemahaman umum dan pendekatan umum untuk pengelolaan dan
perencanaan pada lahan basah;
Pelatihan harus berusaha untuk memberikan peserta teknik yang paling terbaru dan efektif
pada persediaan, perencanaan, monitoring, analisis mengenai dampak lingkungan
(AMDAL) dan pemulihan;
Sipir dan polisi hutan perlu memiliki pemahaman yang sangat Dasar tentang konsep
pemanfaatan yang bijaksana dan mampu menghadapi situasi sehari-hari seperti penegakan
hukum dan kesadaran masyarakat. Pengembangan panduan pelatihan dan bahan sumber
daya lainnya harus menjadi tujuan jangka panjang yang penting dalam setiap program
pelatihan.
31
Staff Ramsar Vainuupo Jungblut dalam sebuah sesi pelatihan untuk anak-anak muda, Samoa 2007
Kegiatan pelatihan dan transfer pengetahuan yang tepat harus menjadi komponen yang
terintegrasi dari semua proyek pemanfaatan secara bijak. Kegiatan tersebut harus sebagai
katalisator sebaik mungkin, dan berusaha untuk melatih para pelatih potensial di tingkat regional
yang kemudian dapat menularkan keahlian mereka ke tingkat yang lebih rendah, dan melibatkan
kerjasama organisasi pemerintah dan non-pemerintah, menggunakan sumber daya lokal dan
lembaga apabila memungkinkan.
E1. Jaringan untuk penelitian dan kerjasama program harus ditetapkan, yang melibatkan lembaga
penelitian dan organisasi ilmiah lahan gambut lainnya sehingga dapat berbagi pengetahuan dan
informasi dan meningkatkan pemahaman tentang keanekaragaman hayati, sifat ekologis, nilai-
nilai, dan fungsi lahan gambut di dunia.
32
E2. Lembaga penelitian dan organisasi ilmiah lahan gambut lainnya harus mencari peluang untuk
pengembangan kerjasama studi ilmiah dan manajemen untuk mengisi kesenjangan yang
diidentifikasi dalam pengetahuan yang diperlukan untuk melaksanakan penggunaan lahan gambut
yang bijaksana. Komite Koordinasi GAP (lihat Panduan G1 di bawah ini seharusnya membantu
dalam proses ini dengan meninjau dan mengidentifikasi kesenjangan tersebut).
E3. Peluang untuk kerjasama penelitian koperasi harus dicari untuk lebih menjelaskan peran lahan
gambut dalam mengurangi dampak perubahan iklim global, sejalan dengan kesenjangan dalam
pengetahuan yang diidentifikasi oleh kajian komprehensif dari "Lahan Basah dan perubahan
iklim: dampak dan mitigasi" yang diserahkan pada COP8 Ramsar.
E4. Membentuk Pusat Keahlian Regional dalam pemanfaatan yang bijaksana dan pengelolaan lahan
gambut harus dipromosikan untuk pelatihan dan transfer pengetahuan guna membantu negara-
negara berkembang dan orang-orang dengan ekonomi dalam transisi untuk meningkatkan
kapasitas mereka menerapkan penggunaan lahan gambut dengan bijaksana.
E5. Lahan gambut yang cocok untuk restorasi dan rehabilitasi harus diidentifikasi setelah
prosedur yang dimasukan dalam Prinsip dan panduan restorasi lahan basah yang diadopsi oleh
COP8 Ramsar (Resolusi VIII.16), dan penelitian serta transfer teknologi untuk pengelolaan lahan
gambut serta restorasi dan rehabilitasi lahan gambut yang tepat harus difasilitasi, terutama untuk
digunakan masyarakat setempat di negara berkembang dan negara-negara dengan ekonomi dalam
transisi.
E6. Pihak yang terikat kontrak harus mendorong pembentukan dan kegiatan organisasi lokal dan
nasional dengan keahlian dalam pengelolaan lahan gambut.
E7. Penelitian mendalam, dan pengembangan, alternatif berkelanjutan yang tepat untuk gambut,
misalnya, penggunaan hortikultura, harus didorong.
33
Lampiran 3
Buku Saku Ramsar mengenai pemanfaatan lahan basah secara bijak :
Terdiri dari (edisi keempat) Buku Saku 2-20
Buku Saku 2 Kebijakan Nasional tentang Lahan Basah
Mengembangkan dan menerapkan Kebijakan Nasional tentang Lahan basah
Dimana termasuk panduan pada :
Mengapa kebijakan mengenai lahan basah diperlukan?
Apa saja sebuah kebijakan lahan basah?
Hubungan antara kebijakan dan pemanfaatan yang bijak
Pertimbangan untuk sebuah Komite Lahan basah Nasional
Pernyataan masalah nasional dan kertas latar belakang
Menentukan lahan basah pada tingkat nasional
Menentukan pemangku kebijakan dan membentuk konsultasi nasional
Tujuan untuk sebuah Kebijakan nasional tentang Lahan basah dan strategi kebijakan
penerapannnya
Mencari dukungan dan persetujuan dari Pemerintah
Menentukan siapa yang bertanggungjawab untuk penerapannya
Mengembangkan panduan penerapan dan menentukan kebutuhan sumber daya
Harmonisasi antar Kementrian
Membangun sebuah program pengawasan nasional
34
Buku Saku 5 Kemitraan
Kunci kemitraan sebagai penerapan dari Konvensi Ramsar
Dimana termasuk panduan pada :
Kesepakatan Lingkungan hidup multilateral dan institusi lainnya
Organisasi Internasional Konvensi Ramsar
Pemangku kebijakan lainnya
Prinsip-prinsip kemitraan Antara Konvensi Ramsar dan sector usaha
35
Buku Saku 10 Pengelolaan dan alokasi air
Panduan untuk pengelolaan dan alokasi air untuk memelihara fungsi ekologis dari lahan basah
Dimana termasuk panduan pada:
Prinsip-prinsip
Kerangka kerja pembuatan keputusan
Proses untuk menentukan alokasi air
Alat dan metode
Penerapannya
36
Buku Saku 15 Simpanan lahan basah
Sebuah kerangka kerja Ramsar untuk simpanan lahan basah dan deskripsi sifat ekologi
Dimana termasuk panduan pada:
Menyatakan maksud dan tujuan
Meninjau ulang pengetahuan dan informasi yang tersedia
Meninjau ulang metode penyimpanan yang tersedia
Menentukan skala dan resolusi
Membangun sebuah Dasar atau data set minimum
Membangun sebuah klasifikasi habitat
Memilih sebuah metode yang tepat
Membangun sebuah sistem pengelolaan data
Membangun sebuah jadwal kerja dan tingkat sumber daya yang dibutuhkan
Menilai kemungkinan yang akan terjadi dan biaya yang efektif
Membangun sebuah prosedur pelaporan
Membangun sebuah tinjauan ulang dan proses evaluasi
Merencanakan sebuah studi percontohan
Penerapan pada penyimpanan tersebut
Menjelaskan sifat ekologi pada individu lahan basah
37
Buku Saku 19 Mengatasi perubahan pada sifat ekologi lahan basah
Mengatasi perubahan pada sifat ekologi lahan basah pada situs Ramsar dan lahan basah lainnya
Dimana termasuk panduan pada:
Sebuah kerangka kerja untuk proses deteksi, pelaporan dan tanggapan terhadap perubahan sifat
ekologi pada lahan basah
Menerapkan “alat” Montreux Record pada Konvensi
Menghapus atau membatasi batas-batas dari daftar situs Ramsar Site: menafsirkan "kepentingan
nasional yang mendesak" dalam Konvensi Pasal 2.5
Menghapus atau membatasi batas-batas dari daftar situs Ramsar Site: alasan lain dalam Konvensi Pasal 2.5
Merancang program restorasi
Kompensasi dan mitigasi untuk kerugian lahan basah
38
Lampiran 4
Tambahan contoh terbaru prinsip dan panduan Ramsar menangani
pengemudi tertentu terhadap perubahan lahan basah
Lampiran ini menyajikan inti yang terpilih dari beberapa contoh terbaru dari prinsip-prinsip, pedoman
dan informasi lain yang dipertimbangkan oleh COP mengenai cara-cara di mana pengemudi tertentu
terhadap perubahan dapat diatasi dengan cara-cara yang positif yang terintegrasi dengan pemeliharaan
jasa ekosistem lahan basah. Topik-topik berikut antara lain:
• Perubahan iklim
• Kemiskinan
• Kesehatan
• Pertanian
• Perikanan
• Nilai-nilai budaya
• Spesies invasive
• Industri ekstraktif
• Urbanisasi
Perubahan iklim
Resolusi X.24 tentang Perubahan iklim dan lahan basah, diadopsi oleh COP10 tahun 2008,
diperbaharui dan menggantikan keputusan COP sebelumnya mengenai hal itu. Diantaranya pasal-pasal
sebagai berikut:
1. MENGAKUI bahwa lahan basah memberikan berbagai layanan ekosistem yang berkontribusi
terhadap kesejahteraan manusia, dan bahwa dalam beberapa jenis lahan basah ini dapat mencakup
jasa yang berkaitan dengan mitigasi dan / atau adaptasi perubahan iklim;
14. MENCATAT bahwa banyak kebijakan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim termasuk langkah-
langkah seperti meningkatkan pasokan energi dari pembangkit listrik tenaga air dan bahan bakar
bio serta penyimpanan air yang lebih banyak dan saluran air antar-aliran, dan menekankan
manfaat dari pelaksanaan panduan Ramsar yang berhubungan dengan air ini (Resolusi IX.1
Annex C dan resolusi X.19) sehingga untuk memastikan dimana kemungkinan seperti kebijakan
iklim mempromosikan yang positif dan meminimalkan dampak negatif pada sifat ekologis lahan
basah;
16. MENCATAT bahwa lahan basah juga dapat mengurangi efek buruk dari perubahan iklim, seperti
kekurangan pangan, dengan menyediakan sumber daya keanekaragaman hayati yang penting,
tetapi MENJADI PERHATIAN bahwa degradasi terus menerus dan hilangnya kedua lahan
basah pesisir dan pedalaman mengurangi kapasitas lahan basah untuk memberikan sumber daya
tersebut;
18. MENGAKUI bahwa pemanfaatan yang bijaksana dan restorasi lahan basah berkontribusi untuk
membangun resiliensi populasi manusia terhadap dampak perubahan iklim dan dapat mengurangi
bencana alam akan terjadi dengan perubahan iklim, seperti penggunaan untuk mengembalikan
lahan basah di dataran banjir guna mengurangi risiko dari banjir;
39
19. MENEGASKAN KEMBALI bahwa kebijakan integratif dan langkah-langkah perencanaan perlu
didorong dalam rangka mengatasi pengaruh perubahan iklim global pada ketergantungan antara
lahan basah, pengelolaan air, pertanian, produksi energi, pengurangan kemiskinan dan kesehatan
manusia;
28. MENDORONG para Pihak yang terikat kontrak untuk mengelola lahan basah secara bijaksana
untuk mengurangi beberapa tekanan yang mereka hadapi dan dengan demikian meningkatkan
resiliensi mereka terhadap perubahan iklim dan untuk mengambil keuntungan dari peluang yang
signifikan untuk menggunakan lahan basah secara bijaksana sebagai pilihan untuk mengurangi
dampak perubahan iklim;
30. MENDORONG para Pihak yang terikat kontrak untuk mempromosikan pemulihan sungai,
danau dan akuifer das dan lahan basah mereka sebagai aspek penting dari kebijakan yang terkait
dengan perubahan iklim;
31. MENDORONG para Pihak yang terikat kontrak dan pemerintah lainnya, bila perlu, untuk
memasukkannya dalam strategi perubahan iklim nasional perlindungan lahan basah pegunungan
(...);
32. JUGA MENDORONG para Pihak yang terikat kontrak untuk mengambil tindakan penting,
sejauh mungkin dan dalam kapasitas nasional, untuk mengurangi degraDasi, mempromosikan
restorasi, meningkatkan praktek pengelolaan lahan gambut dan lahan basah jenis lain yang
signifikan [gas rumah kaca] tenggelam, (...);
36. MENDORONG para Pihak yang terikat kontrak untuk mempromosikan koordinasi terpadu
dalam mengembangkan dan melaksanakan kebijakan nasional yang berkaitan dengan pengelolaan
air, pertanian, produksi energi, pengurangan kemiskinan, dan kesehatan manusia, untuk
memastikan bahwa tujuan-tujuan sektoral yang saling mendukung dalam mengatasi kemungkinan
dampak negatif perubahan iklim (...);
41. MENDORONG para Pihak yang terikat kontrak untuk mengembangkan dan menerapkan
kebijakan yang mempromosikan kesempatan untuk mengambil keuntungan dari layanan regulasi
yang sudah disediakan oleh lahan basah untuk sistem iklim global, sementara pada saat yang sama
memberikan kontribusi untuk meningkatkan kehidupan manusia dan mencapai tujuan
keanekaragaman hayati (...).
Kemiskinan
Resolusi X.28 tentang Lahan basah dan penanggulangan kemiskinan diadopsi oleh COP10 tahun
2008. Diantaranya pasal-pasal sebagai berikut :
2. MENGAKUI peran penting bahwa banyak lahan basah dan jasa ekosistem mereka bermain
dalam mendukung ketahanan pangan, mata pencaharian dan kesejahteraan manusia, termasuk
melalui penyediaan antara lain makanan, serat dan produk lainnya, air untuk sanitasi, minum,
irigasi dan keperluan lainnya, serta layanan lainnya seperti perlindungan banjir dan badai; tapi
MENJADI PERHATIAN bahwa hilangnya dan degradasi lahan basah berkelanjutan (...) adalah
menempatkan penyediaan layanan tersebut terus menerus, sehingga kesehatan, mata pencaharian
dan kesejahteraan masyarakat, menjadi resiko selanjutnya;
4. MENGINGAT bahwa dalam Resolusi IX.14 (2005) tentang Lahan Basah dan penanggulangan
kemiskinan, para Pihak yang terikat kontrak memberikan kerangka kerja menyeluruh bagi mereka
untuk mengatasi masalah penanggulangan kemiskinan dalam kaitannya dengan konservasi dan
pemanfaatan lahan basah yang bijaksana (..);
40
10. MENDORONG para Pihak yang terikat kontrak, dalam kaitannya dengan kerangka kerja
kegiatan yang ditetapkan dalam Resolusi IX.14, juga untuk:
i) terus berupaya untuk mengintegrasikan pengelolaan dan penggunaan lahan basah secara
bijak, termasuk restorasi lahan basah yang sesuai, dalam semua kebijakan nasional dan
regional yang terkait, termasuk dalam Strategi Penanggulangan Kemiskinan, Strategi
Nasional Perubahan Iklim (NAPA), memberikan program transfer, rencana dan strategi
tentang air dan sanitasi , dengan mempertimbangkan kebutuhan Dasar untuk strategi
tersebut pada pemahaman tentang lahan basah tertentu saat ini dan proyeksi produktivitas
masa depan, terutama di mana lahan basah tersebut dapat berubah dari waktu ke waktu;
ii) mengakui dalam perencanaan mereka dan kebijakan pengelolaan lahan mereka peran lahan
basah dalam sanitasi dan kesehatan manusia, terutama dalam kaitannya dengan penyakit
yang dibawa oleh air dan yang berhubungan dengan air, serta peningkatan risiko terhadap
kesehatan manusia yang disebabkan oleh rusaknya lahan basah, seperti yang dijelaskan
dalam resolusi X.23 tentang Lahan Basah dan kesehatan manusia;
iii) menghormati dan menggabungkan pengetahuan dan praktek tradisional serta perspektif
lokal dalam pengelolaan lahan basah nasional dan inisiatif mata pencaharian yang
berkelanjutan, yang sesuai, untuk dipastikan meningkatkan penerimaannya pada kelompok-
kelompok masyarakat setempat;
iv) memastikan bahwa setiap sistem peringatan dini dan rencana darurat yang dibangun untuk
melindungi manusia terhadap bencana alam seperti angin topan, badai, kekeringan, banjir,
dan tsunami, termasuk penggunaan pengelolaan lahan basah dan, langkah-langkah
pemulihan yang tepat untuk melindungi terhadap dampak perubahan iklim , kenaikan
permukaan air laut, dan intrusi garam, dalam pelaksanaan Resolusi VIII.35 (2002) tentang
dampak bencana alam, terutama kekeringan, pada ekosistem lahan basah;
v) berkolaborasi dengan instansi terkait dalam mengembangkan kegiatan ekowisata yang
cocok di lahan basah pada umumnya, dan khususnya dirancang dalam Situs Ramsar,
dengan tujuan memberikan kesempatan untuk mengurangi kemiskinan, sementara juga
mempertimbangkan dampak negatif yang mungkin timbul seperti pariwisata pada integritas
lahan basah dan budaya lokal;
vi) menyusun pengetahuan tentang praktik terbaik dan mempromosikan transfernya untuk
pemanfaatan yang bijaksana, ekstraksi, pengolahan dan pemasaran produk-produk lahan
basah untuk mengurangi tekanan pada sumber daya alam dalam lahan basah dengan
menambahkan manfaat untuk meningkatkan penanggulangan kemiskinan;
vii) membangun keuangan insentif atau investasi seperti skema kredit mikro termasuk
viii) dana awal dan dana bergulir, terutama dalam kemitraan dengan sektor swasta, yang
meningkatkan pengelolaan lahan basah dan berkontribusi terhadap penanggulangan
kemiskinan yang nyata dalam jangka pendek dan menengah, dengan tujuan
mempromosikan swasembada dan pembagian keuntungan yang adil dalam jangka panjang;
ix) mendorong pengenalan pembayaran untuk jasa ekosistem sebagai sarana untuk
mengumpulkan dana bagi program penanggulangan kemiskinan, termasuk melalui
pencegahan penggundulan hutan dan pencegahan degraDasi lahan basah, serta melalui
kemitraan sektor swasta untuk akses dan pembagian keuntungan;
x) mempertimbangkan layanan lahan basah sebagai komoditas ekonomi sehingga
penggunaannya dapat dimasukkan dalam mekanisme pajak berDasarkan ekonomi seperti
pembayaran pengguna, sehingga ini berkontribusi pada program penanggulangan
kemiskinan nasional dan investasi dalam pengelolaan lahan basah yang berkelanjutan;
41
xi) menyadari pentingnya mengidentifikasi jaringan pemasaran yang tersedia dan cara untuk
mengaksesnya sebelum memperkenalkan keuangan insentif yang baru atau investasi untuk
kegiatan yang menghasilkan pendapatan yang dapat berkontribusi pada pemberantasan
kemiskinan dalam lahan basah; dan
xii) mengambil langkah-langkah untuk melindungi mata pencaharian masyarakat yang berasal
dari lahan basah di daerah dimana pertambangan dan industri ekstraktif lainnya sedang
berlangsung, atau mungkin terjadi, termasuk dalam tahap pemberhentian kegiatan
ekstraktif, sehubungan dengan pelaksanaan Resolusi X.26 tentang lahan basah dan industri
ekstraktif
Kesehatan manusia
Keseluruhan tema dalam COP10 tahun 2008 adalah "kesehatan lahan basah, kesehatan manusia". Versi
sementara untuk sebuah dokumen tinjauan utama pada subjek, dikoordinasikan oleh Panel Tinjauan Ilmiah
dan Teknis (STRP), dibuat tersedia untuk para Pihak sebagai COP10 DOC. 28: Kesehatan lahan basah,
kesehatan manusia – sebuah tinjauan ulang tentang interaksi antara lahan basah dan kesehatan manusia: Draft
Ringkasan Eksekutif dan Pesan Utama. Ekstrak yang dipilih dari dokumen ini terdapat di bawah ini.
Meningkatnya tingkat eksploitasi manusia dan modifikasi lingkungan juga berdampak buruk terhadap
kesehatan lahan basah, banyak yang telah hilang atau rusak ke tingkat di mana mereka tidak lagi
menyediakan jasa ekosistem yang sebelumnya mendukung kesejahteraan dan kesehatan manusia. Situasi ini
telah dikembangkan sampai sejauh mana kegagalan untuk mengatasi hilangnya dan degradasi ekosistem
lahan basah dapat merusak kemajuan pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs).
Kerumitan [dari situasi ini] ditunjukkan oleh situasi paradoks di mana lahan basah mendukung banyak
vektor penyakit, tetapi juga menyediakan berbagai layanan yang berharga kepada orang-orang (hubungan
antara air minum yang aman dan layanan ekosistem lahan basah mudah dirasakan).
Penjelasan yang kurang adalah peran yang menentukan faktor sosial-lahan basah spesifik tentang kesehatan
dapat berperan pada penularan HIV/AIDS, namun demikian jelas bahwa masyarakat lahan basah yang
menderita HIV/AIDS, malaria, TBC atau berbagai penyakit yang terbawa air akan memiliki kapasitas yang
kurang untuk turut memelihara dan memanfaatkan lahan basah dan layanan mereka. Sifat timbal balik
langsung dari hubungan antara sistem kesehatan dan lahan basah harus dipertimbangkan setiap saat.
Setidaknya kejelasan untuk para profesional non-kesehatan mungkin hubungan khusus antara faktor lahan
basah dan kesehatan ibu dan anak serta beban penyakit masa kanak-kanak. Ini akan terkait erat dengan
faktor-faktor lembaga kesehatan, yaitu, kapasitas pelayanan kesehatan untuk menjangkau masyarakat
setempat yang bergantung pada lahan basah dan kemungkinan anggota masyarakat lahan basah untuk
memiliki akses pelayanan kesehatan.
Manusia mendapatkan manfaat dari lahan basah baik secara individu maupun kolektif, dan langsung
maupun tidak langsung.
Dengan menggabungkan layanan ekosistem dalam sifat ekologi, Konvensi telah mengakui kesejahteraan
manusia sebagai bagian yang erat terkait dengan sifat ekologis melalui layanan yang disediakan oleh lahan
basah.
Sifat ekologi dan layanan ekosistem merupakan subjek yang dapat berubah melalui proses alami, musiman,
perubahan langsung atau evolusi bertahap, atau peristiwa berkelanjutan skala besar yang lebih dramatis, dan
semua perubahan ini mungkin atau mungkin tidak terjadi dengan keterlibatan manusia. Perubahan tersebut
dapat memberikan umpan balik bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia.
42
Banyak contoh yang ada hubungan antara perubahan dalam sifat ekologi dan kesehatan manusia.
Kesehatan ekosistem adalah sebuah pendekatan konseptual yang berusaha untuk menjadi eksplisit
tentang kesejahteraan manusia dan kesehatan manusia sebagai bagian dari sebuah ekosistem, tidak
terpisah darinya. Ini mencakup, baik pendekatan ekosistem untuk menangani masalah-masalah
kesehatan manusia, dan menggunakan metafora kesehatan untuk penilaian ekosistem.
Mengadopsi sebuah tema 'kesehatan lahan basah, kesehatan manusia' karenanya memiliki beberapa
pesan dan menguntungkan, sehingga penilaian ekosistem lahan basah untuk meningkatkan pemahaman
kita tentang sifat ekologis, memahami jasa ekosistem lebih lengkap, mengakui sentralitas hubungan
antara lahan basah dan kesejahteraan manusia, dan memastikan pendekatan sistem untuk pengelolaan
lahan basah.
Jasa ekosistem yang disediakan oleh lahan basah menjadi Dasar berbagai kesehatan manusia dan
manfaat kesejahteraan:
• Keamanan pangan merupakan salah satu kontribusi yang paling signifikan dari lahan basah
terhadap kesehatan manusia
• Lahan basah memainkan peran penting dalam memastikan keamanan air dan menjadi
penting untuk kesehatan dan kesejahteraan manusia
• Lahan basah juga menyediakan produk yang membentuk Dasar dari nafkah pendapatan
bagi masyarakat
• Lahan basah merupakan salah satu sumber obat tradisional dan produk alami yang paling
produktif
• Dengan mengurangi kerentanan manusia terhadap bencana dan kejadian ekstrim, banyak
lahan basah menyediakan manfaat "asuransi" melalui pembentukan penyangga alami.
• Lahan basah melalui kepercayaan, rekreasi, nilai-nilai inspirasi dan pendidikan mereka
berkontribusi pada psikologis dan kesejahteraan sosial pada manusia.
Gangguan ekosistem lahan basah melalui aktivitas manusia dapat mengurangi kapasitas lahan basah
untuk memberikan salah satu dari berbagai layanan ekosistem yang berkontribusi terhadap kesehatan
manusia.
Sementara lahan basah dapat dikaitkan dengan peningkatan insiden penyakit menular penting yang
signifikan secara global dan lokal (seperti malaria dan schistosomiasis), penghapusan lahan basah atau
perubahan air mereka umumnya bukan satu-satunya pilihan penanggulangan penyakit yang harus
dipertimbangkan.
Ada kebutuhan untuk memperluas perspektif kesehatan masyarakat tradisonal dan pendekatan
epidemiologi mereka menjadi satu lebih diselaraskan dengan ilmu ekologi, suatu daerah di mana
pengelola lahan basah memiliki kontribusi yang signifikan untuk dibuat.
Pengelola lahan basah perlu mengakui kesadaran dan persepsi perubahan masyarakat sebagai variabel
mediasi ketika menguji efek dari keputusan mereka tentang kualitas lingkungan setempat.
Konsekuensi bagi kesehatan manusia dapat bertahan atau timbul dalam jangka panjang, sehingga
intervensi harus beroperasi dengan semua skala temporal yang relevan bukan hanya jangka pendek atau
menengah.
Karena banyak dari hal ini yang beroperasi, atau didorong oleh faktor-faktor pada skala global,
perhatian pengelola lahan basah juga harus difokuskan di luar skala lokal dan regional.
43
Meskipun peran penting lahan basah dalam menyediakan jasa ekosistem yang mendukung kesehatan
dan kesejahteraan manusia, ada bahaya yang signifikan bahwa ini akan diabaikan atau dan tidak
dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan.
Penerapan teknik penilaian ekonomi telah menghasilkan perkiraan manfaat ekonomis tentang kontribusi
lahan basah terhadap tujuan kesehatan untuk memandu pengambilan keputusan.
Gangguan dan / atau hilangnya fungsi ekosistem lahan basah membebankan biaya ekonomi yang besar.
Penilaian terhadap hasil kesehatan dan kesejahteraan pada jasa ekosistem lahan basah yang terganggu
telah berada di bawah-penelitian, meskipun kerangka teoritis yang dikembangkan telah dikembangkan
dengan baik.
Pengembangan sistem insentif yang berkelanjutan merupakan kesempatan penting bagi pengelola lahan
basah dan pembuat kebijakan untuk mempromosikan konservasi dan pemanfaatan secara bijak jasa
ekosistem lahan basah dan menyadari hasil kesehatan dan kesejahteraan.
Kegiatan pengelolaan lahan basah dapat mengakibatkan konsekuensi positif atau negatif bagi kesehatan
manusia.
Pengelola lahan basah perlu terlibat secara aktif dengan sektor kesehatan di tingkat lokal dan nasional.
Salah satu strategi yang berharga untuk mencapai tindakan lintas-sektoral mungkin terletak pada
penggunaan data beban penyakit manusia sebagai bio-indikator untuk membantu sasaran dan prioritas
rremediasi lahan basah.
Banyak respons pilihan yang mungkin untuk mengatasi perubahan ekosistem dan kesejahteraan manusia
terutama terletak di luar kontrol langsung dari sektor lahan basah, atau bahkan sektor kesehatan.
Pengelola lahan basah perlu mengakui bahwa pendekatan yang berbeda (yang melibatkan instrumen dan
bentuk keterlibatan yang berbeda) yang tersedia untuk merencanakan atau menerapkan intervensi.
Pengelola lahan basah perlu dilibatkan dalam membangun kapasitas menghadapi masyarakat manusia,
dan mengakui bahwa tanggapan ini harus beroperasi pada tingkat lokal, nasional, atau regional.
Dalam konteks pengelolaan ekosistem, intervensi perlu dirancang pada skala spasial dan temporal yang
sesuai dengan gangguan ekosistem dan hasil kesehatan yang menjadi perhatian.
Dimana terjadi intervensi atau tanggapan melibatkan pengorbanan, penting untuk memahami
konsekuensi dari mengambil satu jalur dalam preferensi kepada yang lain.
Pilihan respon dan intervensi khusus untuk menangani pengelompokkan efek kesehatan dan hasil
kesehatan yang dihasilkan dari jasa ekosistem yang berkurang, meliputi: Reformasi kelembagaan dan
pemerintahan; Ekonomi dan insentif; Ukuran sosial dan perilaku; Ukuran teknologi; dan Pengetahuan
dan langkah-langkah yang kognitif.
Mengelola layanan ekosistem lahan basah untuk meningkatkan kesehatan manusia akan membantu
mencapai Tujuan Pembangunan Milenium.
44
COP tersebut kemudian mengadopsi Resolusi X.23, Lahan Basah dan kesehatan serta kesejahteraan
manusia. Diantaranya pasal-pasal sebagai berikut:
8. MENCATAT bahwa banyak informasi yang tersedia tentang kondisi dalam interaksi antara
kesehatan manusia dan lahan basah berasal dari analisis kesehatan dan hubungan dengan air,
bukan pada di antara lahan basah ekosistem itu sendiri dan kesehatan manusia, khususnya sifat
sifat ekologis dan jasa ekosistem dan hubungan antara layanan ekosistem, kesejahteraan manusia,
dan kesehatan manusia;
9. MENGAKUI bahwa pada tempatnya, lahan basah menyediakan habitat bagi vektor yang dapat
memberikan kontribusi signifikan terhadap beban penyakit masyarakat lokal (misalnya, malaria
dan schistosomiasis), bahwa metode pengendalian lingkungan (misalnya, pengelolaan air) dapat
dalam beberapa keadaan menjadi pendekatan yang paling tepat untuk mitigasi , dan bahwa
pembangunan pemukiman manusia dan perkembangan lain di beberapa area perlu dijangkau
dengan cara pencegahan;
11. MENGAKUI bahwa perubahan iklim diperkirakan akan terus meningkatkan risiko untuk
kesehatan manusia pada hal-hal yang berhubungan dengan ekosistem lahan basah, termasuk
perubahan distribusi vektor dan patogen serta perubahan ketersediaan air dan peningkatan
variabilitas dan tingkat kejadian cuaca yang parah;
13. MENYADARI bahwa bagi kebanyakan komunitas manusia, kelaparan, kekurangan gizi, dan
kurangnya akses terhadap air bersih adalah salah satu akar penyebab kesehatan yang buruk dan
kesehatan dan kesejahteraan berhubungan erat dengan kehidupan masyarakat dan menjadi dasar
untuk mengurangi kemiskinan dan kerentanan terhadap kemiskinan;
14. JUGA MENYADARI bahwa kesehatan yang buruk dapat memiliki dampak yang parah pada
kemampuan masyarakat untuk memelihara sistem pengelolaan sumber daya berkelanjutan dan
pemanfaatan lahan basah secara bijak;
15. MENYADARI LEBIH LANJUT bahwa penggunaan lahan basah yang tidak berkelanjutan dapat
meningkatkan terjadinya banyak penyakit dan hal-hal lain, sementara sebaliknya, pengelolaan
berkelanjutan lahan basah, terutama dalam konteks penyediaan air dan sanitasi, dapat
berkontribusi pada pengurangan dan pemberantasan penyakit yang berhubungan dengan air dan
untuk menjaga kesehatan masyarakat secara umum;
18. PEDULI bahwa ekosistem lahan basah terus terdegradasi; bahwa ketika mereka
21. PANGGILAN LEBIH JAUH pada semua orang yang bertanggung jawab atas pengelolaan lahan
basah untuk mengatasi penyebab menurunnya kesehatan manusia terkait dengan lahan basah
dengan mempertahankan atau meningkatkan jasa ekosistem yang ada yang dapat memberikan
kontribusi pada pencegahan penurunan masalah tersebut, dan untuk memastikan bahwa langkah-
langkah pemberantasan penyakit di sekitar lahan basah yang dilakukan dengan cara-cara yang
tidak perlu membahayakan pemeliharaan sifat ekologis lahan basah dan jasa ekosistem mereka,
misalnya dengan mengurangi dan menargetkan penggunaan pestisida yang lebih tepat;
45
23. JUGA MENDORONG para Pihak yang terikat kontrak dan sektor pembangunan, termasuk
pertambangan, industri ekstraktif lainnya, pembangunan infrastruktur, air dan sanitasi, energi,
pertanian, transportasi dan lain-lain, untuk mengambil semua langkah yang mungkin untuk
menghindari efek langsung atau tidak langsung dari kegiatan mereka di lahan basah yang akan
berdampak negatif pada layanan-layanan ekosistem lahan basah yang mendukung kesehatan
manusia dan kesejahteraan.
Pertanian
Resolusi VIII.34 tentang Pertanian, lahan basah dan pengelolaan sumber daya air diadopsi oleh
COP8 pada tahun 2002. Diantaranya pasal-pasal sebagai berikut:
3. MENGAKUI LEBIH LANJUT bahwa pertanian juga merupakan bentuk utama dari penggunaan
lahan dan lembah sungai, dataran banjir, dan dataran rendah pesisir khususnya telah sering
digunakan untuk pertanian karena kesesuaian alam dan tuntutan pertanian untuk, tanah datar
yang subur dan pasokan air tawar yang tersedia, dan oleh karena itu ada prioritas yang tinggi
untuk memastikan bahwa praktek pertanian yang sesuai dengan tujuan konservasi lahan basah;
4. MENYADARI bahwa lahan basah dapat memainkan peran penting dalam kaitannya dengan
pertanian, seperti meredakan efek badai dan banjir, sehingga membantu untuk melindungi tempat
tinggal dan lahan pertanian, memberikan kontribusi bagi penambahan akuifer yang merupakan
sumber air untuk irigasi, dan merupakan habitat tanaman liar yang dibudidayakan dan rumput;
7. SADAR pada satu sisi bahwa drainase dan budidaya intensif di daerah tersebut telah
menyebabkan kehilangan lahan basah yang luas dan berkelanjutan, dan di sisi lain pertanian
berkelanjutan mendukung beberapa ekosistem lahan basah yang penting;
12. MEYAKINI bahwa, sesuai dengan konsep 'penggunaan dengan bijak' Ramsar (seperti yang
didefinisikan oleh Konferensi Para Pihak), upaya bersama yang diperlukan untuk mencapai
keseimbangan yang saling menguntungkan antara pertanian dan pemanfaatan konservasi dan
lahan basah berkelanjutan, dan untuk mencegah atau meminimalkan efek samping dari praktek
pertanian terhadap kesehatan ekosistem lahan basah di seluruh dunia (...);
19. PANGGILAN TERHADAP para Pihak yang terikat kontrak untuk memastikan bahwa rencana
pengelolaan untuk Situs Ramsar dan lahan basah lainnya yang dikembangkan dalam pendekatan
pengelolaan daerah penampungan air terpadu yang lebih luas yang seharusnya mengakui
kebutuhan untuk pelaksanaan yang tepat dari praktek pertanian dan kebijakan yang kompatibel
dengan konservasi lahan basah dan tujuan pemanfaatan berkelanjutan, dan MENDORONG para
Pihak untuk mengidentifikasi dan meningkatkan insentif positif untuk konservasi dan
pemanfaatan lahan basah yang berkelanjutan, termasuk sistem pertanian yang berkelanjutan
terkait dengan lahan basah tersebut;
21. MENDORONG para Pihak yang terikat kontrak, ketika meninjau kembali kebijakan pertanian
mereka, untuk mengidentifikasi kemungkinan subsidi atau insentif yang mungkin memiliki
dampak negatif terhadap sumber daya air pada umumnya dan pada lahan basah khususnya, di
wilayah mereka dan / atau di tempat lain di dunia, sesuai dengan hak-hak dan kewajiban
internasional mereka yang lain, dan untuk menghilangkan atau mengganti mereka dengan insentif
yang akan memberikan kontribusi untuk konservasi lahan basah;
22. MENGUNDANG para Pihak yang terikat kontrak yang belum melakukannya untuk memulai
dialog intra dan inter-kementerian (...), dengan tujuan untuk meningkatkan kebijakan terpadu
yang relevan terkait dengan konservasi sumber daya air, lahan basah, dan keanekaragaman hayati.
46
Perikanan
Resolusi IX.4 pada Konvensi dan konservasi Ramsar, produksi dan pemanfaatan sumber daya
perikanan yang berkelanjutan telah diadopsi oleh COP 9 pada tahun 2005. Diantaranya pasal-pasal
sebagai berikut:
3. MENGAKUI bahwa sumber daya perikanan merupakan sumber pangan penting dan pendapatan
bagi jutaan orang, yang dapat membantu dalam pengurangan dari kemiskinan, lebih lanjut dan
MENJADI PERHATIAN bahwa Millennium Ecosystem Assessment (MA) telah melaporkan
bahwa hasil perikanan menurun di beberapa bagian dunia (...);
10. JUGA MENCATAT pertumbuhan Budidaya perikanan yang luas, manfaat potensialnya untuk
meningkatkan sumber daya ikan dan mengurangi biaya lingkungan, dan kebutuhan untuk
perencanaan dan pengelolaan yang cermat guna menghindari dampak negatif terhadap spesies asli
laut dan ekosistem lahan basah;
14. MENGAKUI bahwa terumbu karang adalah yang paling kompleks, spesies-kaya dan produktif
pada ekosistem laut, meliputi kurang dari 1% dari wilayah laut yang belum menjadi rumah bagi
sepertiga dari semua spesies ikan laut, dimana terumbu karang diperkirakan menghasilkan 6 juta
metrik ton tangkapan ikan per tahun (...);
15. MENGAKUI bahwa beberapa manfaat / jasa lingkungan yang disediakan oleh ekosistem Bakau
termasuk perlindungan pantai, nutrisi dan retensi sedimen dan penyerapan karbondioksida,
relevansi khusus mereka sebagai pembibitan berbagai spesies akuatik, dan peran protektif
terhadap ekosistem terkait yang ada seperti terumbu karang dan rumput laut, serta
PENYOROTAN pentingnya ekosistem Bakau, termasuk dataran pasang surut yang terkait, dan
muara sebagai sumber sumber daya perikanan ke beberapa komunitas pesisir;
23. MENDORONG para Pihak yang terikat kontrak untuk menerapkannya sesuai rekomenDasi yang
terlampir pada Resolusi ini saat menyikapi masalah dari pemanfaatan sumber daya perikanan
dalam kaitannya dengan konservasi dan pemanfaatan secara bijak Situs Ramsar dan lahan basah
lainnya;
30. MENDORONG para Pihak yang terikat kontrak untuk mengambil langkah yang diperlukan
dalam kerangka kerja mereka untuk das terpadu dan pengelolaan wilayah pesisir untuk
mempertahankan atau mengembalikan jalur migrasi biota air, untuk mengurangi dampak sumber
utama dan penyebaran polusi dalam segala bentuknya, untuk menetapkan dan melaksanakan
alokasi aliran lingkungan yang mendukung konservasi biota air, untuk melindungi proses ikan
bertelur dan pembibitan Dasar yang penting, serta untuk mengembalikan habitat yang relevan di
mana telah menjadi rusak, dengan mempertimbangkan pedoman yang diadopsi dalam Resolusi
VIII.1 tentang Alokasi Air, VIII.4 tentang Manajemen Kawasan Pesisir Terpadu, dan VIII.32
tentang Ekosistem Bakau;
31. MENDORONG para Pihak terkait kontrak untuk mengontrol budidaya dengan berhati-hati
(misalnya kolam dan cagar budaya) praktek di Situs Ramsar dan di daerah-daerah yang
bertanggung jawab memberikan dampaknya pada Situs Ramsar dan lahan basah lainnya sehingga
dapat mencegah perubahan negatif terhadap sifat ekologi lahan basah, menerapkan ketentuan
Kode Etik dan Pedoman Teknis FAO tahun 1997 terkait dengan Perikanan yang Bertanggung
Jawab - Pengembangan Budidaya perikanan dan Deklarasi Bangkok tahun 2000 dan Strategi
Pengembangan Budidaya perikanan (Jaringan Pusat Akuakultur di Asia-Pasifik (NACA) / FAO));
47
35. MENDORONG setiap Pihak terkait kontrak dengan ekosistem terumbu karang, rumput laut dan
ekosistem terkait lainnya di wilayah mereka untuk melaksanakan program nasional untuk
perlindungan ekosistem ini melalui pembentukan cagar alam yang efektif, program pengawasan,
program kesadaran dan kerjasama yang inovatif bagi terumbu karang, rumput laut serta terkait
proyek restorasi ekosistem;
36. JUGA MENDORONG setiap Pihak terkait kontrak untuk mengambil langkah yang diperlukan
dalam kebijakan dan sistem cagar alam nasional untuk pembentukan dan pengakuan cagar alam di
pedalaman, pesisir dan laut sebagai alat untuk konservasi keanekaragaman hayati dan pengelolaan
sumber daya perikanan.
Lampiran pada Resolusi menetapkan serangkaian "Masalah dan rekomenDasi untuk para Pihak terkait
kontrak memperhatikan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan pada Situs Ramsar dan lahan basah
lainnya". Kutipan yang dipilih dari teks tersebut di bawah ini.
48
ketat sehingga Situs Ramsar tidak ditempatkan pada risiko melalui perkenalan spesies laut
yang tidak direncanakan.
• Praktek yang wajar harus diadopsi untuk mengurangi risiko dari program pembudidayaan
tidak diatur.
49
Nilai-nilai kebudayaan
Resolusi VIII.19 pada Prinsip-prinsip panduan untuk mempertimbangkan nilai-nilai
kebudayaan lahan basah untuk manajemen yang efektif dari situs yang diadopsi oleh COP8 pada
tahun 2002. Diantaranya pasal-pasal sebagai berikut:
4. MENGAKUI LEBIH LANJUT bahwa penggunaan tradisional sumber daya lahan basah yang
terpadu seringkali menciptakan tata ruang nilai budaya yang signifikan bagi konservasi lahan
basah dan pemanfaatan yang bijaksana;
5. MENYADARI bahwa nilai-nilai budaya dari lahan basah masih penting untuk masyarakat yang
tinggal di lahan basah dan lingkungan sekitar mereka, dan merupakan bagian dari identitas
mereka; sehingga kerugian mereka mungkin tidak hanya berkontribusi pada keterasingan mereka
dari lahan basah, tetapi juga menimbulkan dampak negatif pada sosial dan ekologi yang
signifikan;
9. SADAR tentang fakta bahwa pengakuan yang memadai dan dukungan untuk warisan budaya,
baik material maupun non-material, merupakan komponen yang sangat diperlukan dalam setiap
proses untuk pemanfaatan sumber daya lahan basah;
19. Selanjutnya mendorong Pihak yang terkait kontrak, dalam kerangka kerja nasional dan hukum
serta sumber daya dan kapasitas yang tersedia (...)
c) untuk memasukkan aspek-aspek yang relevan dari warisan budaya baik dalam desain dan
pelaksanaan rencana pengelolaan lahan basah;
d) melakukan upaya untuk mengintegrasikan kriteria dampak budaya dan sosial ke dalam
penilaian lingkungan.
Lampiran pada Resolusi menekankan hubungan kuat yang ada antara konservasi lahan basah dan
manfaat kepada manusia, dan fakta bahwa korelasi positif antara konservasi dan pemanfaatan
berkelanjutan lahan basah telah berulang kali ditunjukkan. Hal ini menetapkan daftar "Prinsip-prinsip
panduan untuk mempertimbangkan nilai-nilai budaya lahan basah untuk manajemen yang efektif dari
situs", sebagai berikut:
50
13. Untuk melindungi dan melestarikan artefak-lahan basah yang terkait (warisan bahan
bergerak).
14. Untuk melestarikan sistem air dan lahan kolektif yang terkait dengan lahan basah.
15. Untuk mempertahankan praktek-praktek tradisional berkelanjutan yang digunakan di
dalam dan sekitar lahan basah, dan menghargai produk yang dihasilkan dari praktek-
praktek ini.
16. Untuk menjaga tradisi lisan yang terkait lahan basah.
17. Untuk menjaga pengetahuan tradisional tetap hidup.
18. Untuk menghormati keyakinan agama dan spiritual yang terkait lahan basah dan aspek
mitologi dalam upaya pelestarian lahan basah.
19. Untuk menggunakan seni untuk mempromosikan konservasi lahan basah dan interpretasi.
20. Untuk menggabungkan aspek-aspek budaya, yang tersedia, dalam Lembar Informasi
Ramsar (RIS) untuk deskripsi Kepentingan Internasional tentang Lahan Basah, serta
memastikan perlindungan hak-hak dan kepentingan tradisional.
21. Untuk menggabungkan aspek budaya lahan basah dalam perencanaan manajemen.
22. Untuk menyertakan nilai-nilai budaya dalam proses pemantauan lahan basah.
23. Untuk mempertimbangkan penggunaan instrumen kelembagaan dan hukum untuk
konservasi dan perlindungan nilai-nilai budaya lahan basah.
24. Untuk mengintegrasikan kriteria budaya dan sosial ke dalam penilaian dampak lingkungan.
25. Untuk meningkatkan komunikasi yang terkait lahan basah, pendidikan dan kesadaran
masyarakat (CEPA) dalam hal aspek budaya lahan basah.
26. Untuk mempertimbangkan kemungkinan menggunakan pelabelan berkualitas pada produk
tradisional lahan basah yang berkelanjutan secara sukarela dan non-diskriminatif.
27. Untuk mendorong kerjasama lintas sektoral.
Resolusi IX.21 tentang Mempertimbangkan nilai-nilai budaya lahan basah diadopsi oleh COP 9
pada tahun 2005. Diantaranya pasal-pasal sebagai berikut:
1. MENYADARI bahwa lahan basah dan sumber daya air di semua bagian dunia telah menjadi
focal point bagi orang-orang dan masyarakat, menyediakan layanan penting dan menjadi tempat
dimana masyarakat lokal dan masyarakat adat telah mengembangkan hubungan budaya yang kuat
dan praktek penggunaan secara berkelanjutan;
4. MENGINGATKAN bahwa Konvensi Ramsar dari awal telah mengakui nilai-nilai budaya lahan
basah dalam Pembukaan, serta mengakui bahwa kegiatan terkait budaya dapat ditentukan oleh
proses ekologi dan sebaliknya;
5. MENGHARGAI bahwa pemanfaatan lahan basah secara bijak, Dasar dari Konvensi Ramsar,
membutuhkan pertimbangan serius mengenai nilai-nilai budaya ini karena mereka dapat
membantu dalam memperkuat atau membangun kembali hubungan antara manusia dan lahan
basah, dan memberikan pengakuan nilai-nilai budaya yang lebih besar dalam Konvensi tersebut;
13. MENDORONG LEBIH JAUH para Pihak terkait kontrak untuk memasukkan nilai-nilai budaya
dalam kebijakan dan strategi lahan basah, serta dalam rencana pengelolaan lahan basah, dan untuk
mengkomunikasikan hasilnya, sehingga memberikan kontribusi bagi pengembangan pendekatan
yang komprehensif dan terpadu.
COP10 tahun 2008 melihat peluncuran oleh Kelompok Budaya Kerja Ramsar engenai Kebudayaan dan
lahan basah: dokumen panduan Ramsar; yang tersedia untuk di-download dari website Konvensi di
http://www.ramsar.org/cda/ramsar/display/main/main.jsp?zn=ramsar&cp=1-63-412-
416_4000_0__.
51
Spesies invasif
Resolusi VIII.18 tentang Spesies invasif dan lahan basah diadopsi oleh COP8 pada tahun 2002.
Diantaranya pasal-pasal sebagai berikut:
1. MENYADARI bahwa spesies asing yang menjadi invasif terus menimbulkan ancaman besar bagi
sifat ekologi lahan basah di seluruh dunia, dan spesies pada lahan basah, serta bahwa invasi
tersebut dapat menyebabkan kerusakan utama pada sosial dan ekonomi dan kerugian;
2. MENYADARI JUGA bahwa sudah diperkirakan tentang efek dari perubahan iklim global akan
mencakup invasi oleh spesies asing ke daerah baru, dan bahwa spesies yang sebelumnya dianggap
jinak dapat menjadi invasif;
12. MENDORONG para Pihak terkait kontrak untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh
spesies invasif pada ekosistem lahan basah secara tegas dan menyeluruh, memanfaatkan, yang
sesuai, alat dan panduan serta proses yang dikembangkan oleh berbagai lembaga, termasuk
pedoman yang relevan atau prinsip panduan yang diadopsi di bawah konvensi lainnya ;
15. MENDORONG para Pihak terkait kontrak untuk melakukan penilaian risiko spesies asing yang
dapat menimbulkan ancaman bagi sifat ekologi lahan basah, dengan mempertimbangkan potensi
perubahan ekosistem dari dampak perubahan iklim global, dan menerapkan pedoman yang
tersedia dalam Kerangka Penilaian Risiko Ramsar ini (Resolusi VII.10);
18. (...) MENDORONG semua Pihak terkait kontrak berbagi dengan lahan basah, sistem sungai, dan
daerah pesisir / laut untuk bekerja sama sepenuhnya dalam pencegahan, peringatan dini pada
lintas batas lahan basah, pemberantasan dan pengendalian spesies invasif, menerapkan Panduan
kerjasama internasional di bawah Konvensi Ramsar (Ramsar Handbook [20]);
20. MENDORONG para Pihak terkait kontrak, mengutamakan untuk memindahkan air antara das,
untuk memeriksa dengan cermat dampak lingkungan yang potensial karena spesies invasif.
Industri ekstraktif
Mengingat keprihatinan pada tahun 2007-2008 mengenai dampak semakin luasnya industri
pertambangan dan ekstraktif pada lahan basah, perhatian terhadap masalah ini diberikan di COP10 pada
tahun 2008. Sebuah dokumen latar belakang dibuat tersedia untuk para Pihak terkait kontrak sebagai
COP10 DOC. 24: Lahan Basah dan industri ekstraktif: informasi latar belakang. Kutipan yang dipilih dari
dokumen tersebut di bawah ini.
Ketertarikan awalnya berpusat pada eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas, tetapi telah
menjadi jelas (...) bahwa semua sektor industri pertambangan, termasuk logam mulia, logam
Dasar, mineral industri dan batubara, diharapkan untuk melanjutkan jalur pertumbuhan yang
cepat, yang menyebabkan meningkatkan potensi yang berdampak terhadap ekosistem lahan
basah.
Hasil dari proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pertambangan atau ekstraksi
pada lahan basah atau dekat lahan basah harus konsisten dengan prinsip pemanfaatan yang
bijaksana. Artinya, harus mewakili suatu keseimbangan yang memadai Antara biaya dan manfaat
jangka pendek dan jangka panjang. Ini berarti bahwa proses pengambilan keputusan itu sendiri
harus juga terinformasi sebaik mungkin dengan dapat dipertanggungjawabkan, informasi
kuantitatif. Hal ini akan membantu untuk mempromosikan keputusan yang seimbang, yang jelas
mengidentifikasi kondisi di mana pertambangan mungkin atau tidak dapat diproses dan tanggung
52
jawab serta persyaratan untuk mitigasi, minimalisasi, atau menghindari dampak lingkungan yang
negatif pada seluruh tahapan proyek, termasuk pasca-penutupan dan pergantian.
Mengelola dampak kegiatan pertambangan / ekstraksi pada lahan basah dalam konteks
pemanfaatan yang bijaksana mensyaratkan bahwa tiga faktor harus dipertimbangkan dan
ditangani secara terpadu, yaitu:
• sistem pemerintahan dan terkait pengambilan keputusan dan proses regulasi untuk
perizinan dan manajemen situs;
• praktek tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) anggota sektor pertambangan / ekstraksi;
• penyediaan data yang relevan, kredibel dan informasi yang terkait dengan ekosistem lahan
basah mungkin akan terpengaruh oleh kegiatan penambangan / ekstraksi, serta berbagai
layanan ekosistem dan manfaat yang diberikan oleh ekosistem tersebut.
Makalah ini membahas tren ekonomi saat ini dan potensi di sektor pertambangan dan tekanan
potensial yang terkait pada lahan basah, [dan] memberikan gambaran tentang pengemudi
ekonomi saat ini mempengaruhi sektor pertambangan / ekstraksi dan garis besar "siklus
pertambangan" dari eksplorasi hingga penutupan. Memahami pengendali ekonomi yang lebih luas
dan siklus pertambangan memberikan wawasan yang lebih baik untuk sektor lahan basah dalam
bagaimana dan dimana kemungkinan tekanan pada lahan basah akan terjadi. Pemahaman seperti
itu dapat mendukung pengembangan respon proaktif dari sektor lahan basah, terutama dalam
terlibat dengan proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) dan mengizinkan kegiatan pertambangan / ekstraksi.
Bagian 3 menangani jenis informasi teknis dan ilmiah serta panduan yang mungkin dapat
membantu dalam mendukung keterlibatan proaktif dari sektor lahan basah dalam proses
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan / ekstraksi. Secara khusus,
pentingnya mengidentifikasi area prioritas untuk persediaan dan data Dasar ditekankan, dalam
rangka meningkatkan manajemen waktu untuk sektor lahan basah dalam menanggapi jangka
waktu yang sangat singkat untuk pindah dari eksplorasi menuju produksi pada sektor
pertambangan.
• Penilaian dari berbagai layanan ekosistem lahan basah harus dimasukkan ke dalam proses
pengambilan keputusan
53
COP kemudian mengadopsi Resolusi X.26, Lahan Basah dan industri ekstraktif. Diantaranya pasal-pasal
sebagai berikut:
6. MENYADARI JUGA bahwa inisiatif global dan regional baru-baru ini, termasuk oleh United
Nations Environment Programme (UNEP) dan IUCN, untuk meningkatkan tanggung jawab
sosial perusahaan dan pemerintahan tentang industri ekstraktif menawarkan kesempatan untuk
memperkuat konservasi dan pemanfaatan lahan basah dengan bijak, sementara masih menyadari
manfaat ekonomi dari pengembangan industri ekstraktif;
7. MENGAKUI nilai dari pendekatan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dalam
mendukung pengambilan keputusan yang mencerminkan pemanfaatan lahan basah dengan bijak,
sesuai dengan Resolusi X.17 tentang Penilaian Dampak Lingkungan dan Penilaian Lingkungan
Hidup Strategis: Panduan ilmiah dan teknis yang diperbaharui (...);
14. MENDORONG para Pihak terkait kontrak untuk menekankan pentingnya Penilaian Strategis
Lingkungan, khususnya yang terkait dengan sektor industri ekstraktif, dan untuk menerapkan
panduan SEA yang diadopsi pada COP10 Resolusi X.17 (...);
16. MENDORONG para Pihak terkait kontrak untuk mempertimbangkan penilaian pada tahap awal
dalam penilaian dampak lingkungan (...), untuk memastikan bahwa berbagai layanan ekosistem
yang dipertimbangkan dalam analisis biaya-manfaat terkait dengan semua tahapan yang relevan
dari kegiatan industri ekstraktif, dengan perhatian khusus biaya potensial yang terkait dengan fase
pasca-penutupan kegiatan industri ekstraktif;
19. MENDORONG para Pihak terkait kontrak, jika diperlukan, meninjau ulang dan merevisi
prosedur peraturan dan perizinan yang terkait dengan kegiatan industri ekstraktif, untuk
memastikan bahwa dampaknya terhadap ekosistem lahan basah dan jasa ekosistem mereka dapat
dihindari, diperbaiki atau dikurangi sejauh mungkin, dan bahwa setiap dampak yang tidak dapat
dihindari cukup mendapatkan kompensasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan nasional
yang berlaku (...);
25. MENDORONG para Pihak terkait kontrak untuk terlibat dengan kepentingan sektor swasta yang
relevan di tingkat internasional, nasional dan lokal untuk membangun dan / atau memperkuat
program tanggung jawab sosial perusahaan yang terkait dengan industri ekstraktif (...).
STRP telah bertugas dengan pekerjaan lebih jauh selama periode 2009-2012 untuk "meninjau ulang
panduan teknis penilaian, menghindari, meminimalkan dan mengurangi dampak langsung dan tidak
langsung dari industri ekstraktif terhadap lahan basah dalam eksplorasi, pengembangan, operasi,
penutupan dan pasca fase penutupan, dengan mempertimbangkan potensi untuk mengadopsi teknologi
ekstraksi yang baru atau muncul dan memberikan perhatian khusus terhadap pilihan restorasi, dan atas
Dasar ulasan ini, untuk membuat rekomenDasi tentang kesesuaian panduan teknis yang tersedia dengan
kebutuhan, jika ada, untuk pengembangan panduan teknis yang baru ".
54
Urbanisasi
Resolusi X.27 tentang Lahan Basah dan urbanisasi diadopsi oleh COP10 tahun 2008. Diantaranya
pasal-pasal sebagai berikut:
4. MENGAKUI bahwa lahan basah di lingkungan perkotaan dan pinggiran kota dapat memberikan
berbagai layanan ekosistem penting untuk orang-orang, seperti pengolahan air limbah, dan JUGA
MENGAKUI bahwa ruang terbuka hijau semakin dikenal untuk berkontribusi terhadap
kesehatan dan fisik dan mental kesejahteraan rakyat (...);
14. JUGA MENDORONG semua Pihak terkait kontrak untuk meninjau kembali keadaan lahan
basah perkotaan dan pinggiran kota mereka dan dimana diperlukan, untuk dimasukkan ke dalam
skema restorasi dan rehabilitasi mereka sehingga mereka dapat memberikan berbagai layanan
ekosistem kepada orang-orang dan keanekaragaman hayati;
22. MENDORONG Pihak terkait kontrak untuk melibatkan Kabupaten dalam proses perencanaan
dan tindakan operasional konservasi lahan basah dan pemanfaatan yang bijak untuk mencari
kontribusi dari Kabupaten, termasuk bagian perencanaan fisik mereka, a) untuk menilai dampak
lingkungan langsung dan tidak langsung dari daerah perkotaan terhadap lahan basah dan b )
untuk melestarikan atau meningkatkan fungsi ekologi lahan basah perkotaan dan pinggiran kota
dan melindungi mereka terhadap dampak negatif dari peningkatan konsumsi produk dan jasa
ekosistem lahan basah di perkotaan.
STRP telah bertugas dengan pekerjaan lebih lanjut selama periode 2009-2012 untuk "mempersiapkan
pedoman untuk mengelola lahan basah perkotaan dan pinggiran kota, sesuai dengan pendekatan
ekosistem, dengan isu-isu yang perlu dipertimbangkan seperti perubahan iklim, jasa ekosistem, produksi
pangan, kesehatan manusia dan mata pencaharian ".
55
Resolusi yang relevan
Resolusi IX.1
(Diadopsi oleh pertemuan ke-9 tentang Konferensi mengenai para Pihak terkait kontrak,
Kampala, Uganda, 2006)
2. MENCATAT bahwa pertemuan ke-8 Konferensi para Pihak terkait kontrak (COP8)
menginstruksikan STRP untuk mempersiapkan saran dan panduan lebih lanjut untuk
dipertimbangkan oleh para Pihak terkait kontrak pada COP 9 mengenai topik, antara lain,
inventarisasi dan penilaian, pemanfaatan yang bijak, pengelolaan sumber daya air, r penunjukan situs
Ramsar dan manajemennya, dan menilai efektivitas pelaksanaan konvensi;
3. BERTERIMA KASIH kepada STRP untuk kerjanya dalam mempersiapkan saran dan panduan yang
dilampirkan dalam Resolusi ini, serta untuk mendukung tinjauan ulang teknis dan laporan yang
dibuat tersedia untuk para Pihak terkait kontrak dan lainnya sebagai Laporan Teknis Ramsar; dan
4. JUGA BERTERIMA KASIH kepada Pemerintah Swedia dan IUCN, WWF, World Fish Centre, dan
Komisi Penelitian Air (Afrika Selatan), yang telah memberikan dukungan keuangan kepada Panel dan
Kelompok Kerja untuk persiapan saran dan panduan serta laporan teknis, dan
MENGUNGKAPKAN APRESIASI YANG BESAR kepada banyak organisasi yang telah
memberikan bentuk dukungan yang signifikan kepada pekerjaan Panel;
5. MENYETUJUI Kerangka kerja Konseptual untuk pemanfaatan lahan basah secara bijaksana dan
pemeliharaan sifat ekologis mereka (Lampiran A Resolusi ini) dan definisi yang diperbaharui tentang
"bijak" dan "sifat ekologis", dan menegaskan bahwa ini menggantikan semua definisi istilah ini
sebelumnya;
6. JUGA MENYETUJUI revisi Kerangka kerja Strategis dan panduan untuk pengembangan masa
depan pada Daftar Lahan Basah yang Penting (Lampiran B Resolusi ini), MENGINSTRUKSIKAN
Sekretariat Ramsar untuk memperkenalkan perubahan dalam penyusunan edisi terbaru dari Buku
Saku 7 Ramsar Pemanfaatan yang bijak, termasuk revisi Lembar Informasi tentang Lahan basah
(RIS) Ramsar, dan MENDORONG semua Pihak terkait kontrak mempersiapkan RIS untuk
penunjukan situs baru dalam Daftar Ramsar dan untuk memperbarui RIS untuk situs yang ada untuk
mengirimkan informasi ke Sekretariat Ramsar dalam Format yang direvisi ini;
7. MENYAMBUT kerangka kerja, pedoman dan saran lain yang disediakan sebagai lampiran C, D, dan
E dalam Resolusi ini dan MENDORONG para Pihak terkait kontrak untuk membuat penggunaan
mereka sebagaimana mestinya, beradaptasi seperlunya sesuai kondisi dan keadaan nasional serta
dalam kerangka kerja mengenai inisiatif regional dan komitmen serta dalam konteks pembangunan
berkelanjutan;
56
8. MENDORONG para Pihak terkait kontrak untuk menarik kerangka kerja, panduan dan saran
lainnya ini menjadi perhatian semua pihak terkait, termasuk kementerian antara lain pemerintah,
departemen dan instansi, kewenangan atas pengelolaan air dan das, organisasi non-pemerintah, dan
masyarakat sipil; dan MENDORONG LEBIH LANJUT para Pihak terkait kontrak untuk
mendukung para pemangku kepentingan dalam mengambil pedoman ini ke dalam kebijakan,
bersama-sama dengan “peralatan” Ramsar pada Buku Panduan Pemanfaatan yang bijak edisi kedua,
dalam pengambilan keputusan dan kegiatan yang berhubungan dengan pemanfaatan lahan basah
secara bijak melalui pemeliharaan sifat ekologis mereka; dan
9. MENGINSTRUKSIKAN Sekretariat Ramsar untuk menyebarkan secara luas kerangka kerja dan
panduan yang dilampirkan pada Resolusi ini, termasuk melalui amandemen dan pembaharuan
“peralatan” Ramsar dari Buku panduan pemanfaatan yang bijak.
Resolusi X.3
(Diadopsi oleh pertemuan ke-10 tentang Konferensi mengenai para Pihak terkait kontrak,
Changeon, Republik Korea, 2006)
2. Menyadari bahwa banyak upaya yang dilakukan oleh Pihak terkait kontrak Ramsar dan lainnya di
tingkat lokal, nasional dan internasional untuk mengatasi situasi ini sebagai pengakuan atas
kontribusi penting dari lahan basah untuk kesejahteraan manusia, mata pencaharian dan kesehatan
manusia, serta keanekaragaman hayati, yang dapat disampaikan melalui pemeliharaan dan pemulihan
sifat ekologi mereka, tetapi MENGAKUI bahwa upaya ini perlu dilipatgandakan jika penurunan ini
harus dihentikan atau dibatalkan dan jika sasaran keanekaragaman hayati pada tahun 2010 dan
sasaran lingkungan pada Tujuan Pembangunan Millenium tahun 2015 ingin dicapai;
3. MENYADARI bahwa tema konferensi ini adalah "kesehatan lahan basah, kesehatan manusia";
5. MENGAKUI kebutuhan mendesak bagi pemerintah, organisasi internasional, sektor swasta dan
masyarakat sipil untuk memahami lebih lengkap peran mereka yang dapat dan harus mereka mainkan
dalam mengamankan kesehatan lahan basah di masa depan dan pemeliharaan sifat ekologis mereka,
dalam kaitannya dengan komitmen global yang dibuat berDasarkan Konvensi Ramsar, dan
kebutuhan untuk mengembangkan tindakan lintas-sektoral yang lebih efektif untuk melakukan ini;
57
6. Menekankan pentingnya kolaborasi dan kemitraan antara pemerintah dengan masyarakat lokal
untuk konservasi dan pemanfaatan lahan basah secara bijaksana, dan PENYOROTAN tanggung
jawab bersama pemerintah dan masyarakat lokal dalam pelaksanaan Konvensi Ramsar;
7. INFORMASI bahwa tujuan utama dari "Deklarasi Changwon" adalah untuk mengirimkan pesan-
pesan kunci tentang isu-isu lahan basah yang terkait dengan banyak pihak dan para pengambil
keputusan di luar komunitas Ramsar yang relevan dengan konservasi dan pemanfaatan lahan
basah secara bijaksana, untuk menginformasikan tindakan mereka dan pengambilan keputusan;
8. MENCATAT bahwa Deklarasi ini dirancang untuk melengkapi Rencana Strategis Ramsar 2009-
2015, yang menyediakan Konvensi dan bagian-bagiannya dengan pendekatan masa depan mereka
sendiri dan prioritas pelaksanaan, dan bahwa sejumlah tujuan dalam Rencana Strategis dapat
berkembang efektif melalui penerapan Deklarasi Changwon;
10. MENGAKUI bahwa "Deklarasi Changwon" telah disiapkan melalui proses penggambaran
kolaboratif pada keahlian dari Panel Review Ilmiah dan Teknis (STRP), Organisasi Mitra
Internasional (IOPS), pemerintah Korea sebagai negara tuan rumah COP10, dan Sekretariat
Ramsar; dan berterima kasih kepada pemerintah Korea untuk niatnya menyatakan penyebaran
dan penyerapan Deklarasi ini di masa depan;
11. MENYAMBUT "Deklarasi Changwon tentang kesejahteraan manusia dan lahan basah"
dilampirkan Resolusi ini;
12. MENDESAK para pihak terkait kontrak dan pemerintah lainnya untuk membawa "Deklarasi
Changwon" menjadi perhatian kepala negara mereka, parlemen, sektor swasta, dan masyarakat
sipil, dan untuk mendorong mereka dan semua sektor pemerintah (termasuk sektor pengelolaan
air, kesehatan manusia, perubahan iklim, penanggulangan kemiskinan, dan perencanaan tata
ruang) dan lembaga-lembaga yang bertanggung jawab untuk kegiatan yang mempengaruhi lahan
basah, terutama untuk menanggapi panggilan untuk kegiatan terkait lahan basah yang terkandung
dalam Deklarasi tersebut;
13. JUGA SANGAT MENDORONG para Pihak terkait kontrak dan pemerintah lainnya untuk
memanfaatkan "Deklarasi Changwon", menginformasikan kebijakan nasional dan pengambilan
keputusan, termasuk dalam posisi delegasi nasional mereka untuk proses eksternal lainnya, dan
melalui peluang khusus di tingkat lokal, nasional dan internasional di mana Konvensi Ramsar dan
proses lainnya memiliki potensi yang baik untuk saling membantu dan bekerjasama, termasuk
Komisi PBB tentang Pembangunan Berkelanjutan, badan-badan PBB, kesepakatan lingkungan
multilateral, dan Forum Air Dunia, serta PERMINTAAN Sekretariat tersebut untuk
mempersiapkan saran tentang peluang tindakan yang relevan untuk mendukung hal ini;
14. MENDESAK LEBIH LANJUT Komite Tetap, STRP, Sekretariat Ramsar, National Focal Points
CEPA, inisiatif regional yang beroperasi dalam kerangka kerja Konvensi, Organisasi Mitra
Internasional (IOPS) dan lain-lain untuk memanfaatkan "Deklarasi Changwon" dalam pekerjaan
masa depan mereka dan pembentukan prioritas, dan juga untuk menggunakan cara-cara mereka
sendiri dan semua peluang lain yang relevan secara aktif untuk mempromosikan Deklarasi
tersebut;
58
15. MENDUKUNG organisasi, badan, lembaga, dan inisiatif lain yang kegiatannya relevan dengan
konservasi lahan basah dan pemanfaatan yang bijaksana untuk mempromosikan pesan kepada
konstituen mereka dalam Deklarasi Changwon;
16. MENDORONG para Pihak terkait kontrak dan lainnya untuk menemukan sumber daya guna
menerjemahkan "Deklarasi Changwon" ke dalam bahasa lokal dan untuk memfasilitasi
penyebaran dan pemahaman seluas mungkin;
18. PERMINTAAN Komite Tetap, STRP, National Focal Points CEPA, inisiatif regional yang
beroperasi dalam kerangka kerja Konvensi, Organisasi Mitra Internasional (IOPS), dan pihak lain
yang berkepentingan untuk memberitahu pada Sekretariat tentang penerapan pengalaman mereka
dari Deklarasi tersebut dalam rangka untuk menginformasikan pertemuan Konferensi para Pihak
terkait kontrak ke-11; dan
Ketua saat ini dan Wakil Ketua (kanan) dari Panel Review Ilmiah dan Teknis,
dengan staf Sekretariat 2006.
59
“Peralatan” Konvensi Ramsar untuk konservasi dan pemanfaatan lahan
basah secara bijaksana, Edisi ke-4 (2010)
Pilar Konvensi 1: Pemanfaatan yang bijak
60
Buku Saku 14 Kebutuhan data dan informasi
Sebuah kerangka kerja untuk kebutuhan data dan informasi Ramsar
Dokumen pendukung
61