Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
budidaya tanaman duku untuk memenuhi tugas matakuliah Lingkungan dan Argoindustri.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Jambi, 23 Februari 2016

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................1
1.1

Latar Belakang .........................................................................................................1

1.2

Rumusan Masalah ....................................................................................................1

1.3

Tujuan Penulisan .....................................................................................................2

1.4

Manfaat Penulisan ...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................3


2.1

Mengenal Tanaman Duku .......................................................................................3

2.2

Daerah Penghasil Duku di Indonesia .......................................................................4

2.3

Syarat Tumbuh Tanaman Duku ...............................................................................5


2.3.1 Iklim ..............................................................................................................5
2.3.2 Media Tanam ................................................................................................5

2.4

Melakukan Budidaya Tanaman Duku .....................................................................6


2.4.1 Pembibitan ....................................................................................................6
2.4.2 Pengelolaan Media Tanam ...........................................................................7
2.4.3 Teknik Penanaman........................................................................................8
2.4.4 Pemeliharaan Tanaman .................................................................................9

2.5

Hama dan Penyakit ..................................................................................................10


2.5.1 Hama .............................................................................................................11
2.5.2 Penyakit ........................................................................................................12

2.6

Gizi dan Khasiat ......................................................................................................12


ii

2.6.1 Gizi ...............................................................................................................12


2.6.2 Khasiat ..........................................................................................................13
2.7

Pemanfaatan Tanaman Duku ...................................................................................13


2.7.1 Batang ...........................................................................................................13
2.7.2 Daun ..............................................................................................................14
2.7.3 Kulit ..............................................................................................................14
2.7.4 Biji ................................................................................................................14

BAB III PENUTUP ...............................................................................................................15


3.1

Kesimpulan ..............................................................................................................15

3.2

Saran ........................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................16

iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Duku adalah jenis buah-buahan dari anggota suku Meliaceae. Tanaman yang berasal
dari Asia Tenggara sebelah barat ini memiliki kemiripan dengan buah langsat, kokosan, pisitan,
celoring dan lain-lain dengan pelbagai variasinya. Nama-nama yang beraneka ragam ini
sekaligus menunjukkan adanya aneka kultivar yang tercermin dari bentuk buah dan pohon yang
berbeda-beda.
Duku yang dalam bahasa latinnya Lansium domesticum merupakan tanaman yang
berasal dari daerah barat Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia dan Thailand. Tanaman ini
dikenal pula dengan nama langsat, langsep, kokosan.
Di Indonesia, varietas yang termasuk unggul antara lain duku komering (duku
palembang), duku metesih, duku woro, duku condet dan langsat Punggur di Kalimantan Barat,
20 km arah barat daya dari kota Pontianak. Duku dan langsat adalah tanaman musiman, artinya
tidak sepanjang tahun berbuah.
Bagi masyarakat Punggur, duku dan langsat berbeda baik dalam rasa maupun tekstur
kulit buah. Duku memiliki tekstur kulit buah yang lebih tebal dan rasa sedikit asam, berbeda
dengan langsat yang bertekstur kulit tipis dan manis rasanya. Langsat bukanlah buah yang bisa
bertahan lama setelah dipetik, dalam tiga hari setelah dipetik, kulit langsat akan menghitam
sekalipun itu tidak merusak rasa manisnya. Hanya saja tampilannya menjadi tidak menarik.
Karena tidak bisa bertahan lama, jarang buah langsat bisa ditemukan di daerah jauh dari
Kalimantan Barat, walaupun sesekali bisa dijumpai di Jakarta dan seringkali di Kuching,
negara Malaysia karena ada usaha ekspor langsung dari Punggur ke Kuching melalui truk-truk
pengumpul buah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana tata cara pembudidayaan tanaman duku?
2. Bagaimana proses pemanfaatan bagian-bagian dari tanaman duku?
3. Apa saja faktor yang mendukung dan menghambat produksi buah duku?
1

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makah ini adalah :
1. Mengetahui tata cara pembudidayaan tanaman duku.
2. Mengetahui proses-proses pemanfaatan bagian-bagian tanaman duku.
3. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat produksi buah duku.
.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui tata cara pembudidayaan tanaman duku dengan maksimal.
2. Untuk mengetahui proses-proses pemanfaatan bagian-bagian tanaman duku, baik dari
segi batang, buah, kulit, ataupun biji.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghabat produksi buah duku.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mengenal Tanaman Duku
Duku (Lansium domesticum Corr) merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal
dari Indonesia. Sekarang populasi duku sudah tersebar secara luas di seluruh pelosok nusantara.
Selain itu ada yang menyebutkan duku berasal dari Asia Tenggara bagian Barat, Semenanjung
Thailand di sebelah Barat sampai Kalimantan di sebelah Timur. Jenis ini masih dijumpai
tumbuh liar/meliar kembali di wilayah tersebut dan merupakan salah satu buah-buahan
budidaya utama.
Buah duku ( Lansium Domesticum Corr) berasal dari tanaman berkayu yang hidup
menahun. Pohonnya diperkirakan asli dari Indonesia. Literatur lain mengatakan duku berasal
dari Asia Tenggara bagian barat, dari semenanjung Thailand di sebelah barat sampai
Kalimantan di sebelah timur. Kini Buah duku hampir tersebar luas diseluruh wilayah Asia dan
menjadi salah satu primadona buah tropis.
Buah duku mentah berwarna hijau, bergetah dan citarasanya sangat asam. Seiring
matangnya buah, kulit akan berubah kekuningan dan daging buah akan berasa manis. Sebagian
besar buah duku hanya dimakan segar sebagai buah meja.
Buah duku disukai karena rasanya manis. Buah duku cukup baik dikonsumsi karena
kandungan nilai gizi yang cukup tinggi, terutama kandungan vitamin C-nya. Dalam setiap 100
g buah duku masak, kurang lebih 64 % adalah bagian yang dapat dimakan.
Umumnya buah duku dikonsumsi dalam bentuk segar. Faktor penting yang
mempengaruhi mutu buah duku untuk konsumsi segar adalah tingkat ketuaan buah sewaktu
panen. Faktor ini merupakan hal yang kritis, karena bila tidak dipenuhi maka mutu dan rasa
buah terbaik tidak akan didapat. Untuk itu, saat petiknya harus benar-benar dalam keadaan
sudah masak. Pemetikan sebelum saat siap petik dapat menurunkan mutu dan kualitas rasa
buah menjadi asam dan warna yang kurang menarik Pemetikan pada saat yang tepat
menyebabkan buah duku mempunyai rasa yang manis dan warna yang lebih menarik.
Sedangkan pemetikan lewat masak menyebabkan umur simpan buah duku menjadi pendek.

Perlu diketahui tanda-tanda buah duku siap panen untuk mendapatkan buah yang
berkualitas baik. Buah duku siap panen biasanya kulit buah berwarna kuningkehijauan atau
kuning-keputihan serta buah agak lunak. Tanda-tanda lainnya adalah getah pada kulit buahnya
sudah tampak berkurang atau tidak ada getah sama sekali pada kulit buah dan warna daging
buah transparan. Untuk menentukan tingkat kematangan buah duku asal Kabupaten Batanghari
siap panen sejauh ini belum ada standar objektif.

2.2 Daerah Penghasil Duku di Indonesia


Di Indonesia duku terutama ditanam di daerah Jawa (Surakarta), Sumatera (Komering,
Sumatera Selatan, Bangka Belitung) dan Jakarta (Condet). Di Bangka Belitung, tanaman duku
hampir tersebar di mana-mana. Di daerah Bangka Induk, Bangka Barat, Bangka Tengah,
hingga Bangka Selatan. Varietas duku yang tumbuh subur di Pulau Bangka rata-rata ada dalam
varietas Komering, Metesih, Condet dan Kalikajar.
Di Indonesia, sentra buah duku tersebar luas di wilayah Sumatra dan Jawa. Jenis yang
banyak dibudidayakan adalah varietas Komering, Metesih, Condet dan Kalikajar. Buah duku
dapat tumbuh subur di daerah beriklim basah dengan curah hujan tinggi. Tanaman ini termasuk
jenis pohon buah musiman yang hanya berbuah setahun sekali. Biasanya bunga akan
bermunculan di awal musim hujan (September-Oktober). Enam bulan kemudian buah terlihat
bergelantungan di ranting dahan dan siap dipanen pada bulan Februari-Maret.
Buah duku merupakan salah satu buah unggulan Provinsi Jambi. Sentra Produksi duku
di Jambi adalah Kabupaten Muaro Jambi, Bungo, Merangin, Sarolangun, Batanghari, dan
Tebo1). Pengembangan buah duku di Jambi masih terbuka luas karena agroklimat di Jambi
sesuai untuk pertumbuhan buah duku.
Dibandingkan dengan duku daerah lain seperti Palembang, duku asal Jambi masih kurang
dikenal. Duku asal Jambi mempunyai ciri khas yaitu memiliki rasa yang enak, manis, daging
buah yang tebal dan biji yang kecil. Keanekaragaman duku asal Jambi sangat tinggi, tetapi
belum diketahui sifat dan karakteristiknya.

2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Duku


Duku sebagai buah unggulan Provinsi Jambi, memerlukan tempat tumbuh yang baik
yaitu terletak di daerah beriklim basah sampai agak basah, dengan curah hujan antara 1500
2500 mm per tahun. Duku menghendaki tanah kaya humus dan drainasenya baik misalnya
tanah lempung berpasir dengan pH 67, suhu optimum 24270C, dengan ketinggian kurang
dari 650 m di atas permukaan laut, dan membutuhkan tempat-tempat yang terlindung. Daerah
sentra produksi duku di Provinsi Jambi meliputi Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten
Batanghari, Kabupaten Bungo, Kabupaten Merangin, Kabupaten Tebo, dan Kabupaten
Sarolangun yang tersebar di sepanjang daerah aluvial sungai Batanghari.
Berdasarkan hal tersebut, dalam melakukan penanaman duku, kita harus memperhatikan
persyaratan-persyaratan yang harus diketahui, yaitu ;

2.3.1 Iklim

a. Angin tidak terlalu mempengaruhi pertumbuhan dari tanaman duku tetapi tidak dapat
tumbuh optimal di daerah yang kecepatan anginnya tinggi.
b. Tanaman duku umumnya dapat tumbuh di daerah yang curah hujannya tinggi dan
merata sepanjang tahun. Tanaman duku tumbuh secara optimal di daerah dengan iklim
basah sampai agak basah yang bercurah hujan antara 1500-2500 mm/tahun.
c. Tanaman duku tumbuh optimal pada intensitas cahaya matahari tinggi.
d. Tanaman duku dapat tumbuh subur jika terletak di suatu daerah dengan suhu rata-rata
19 derajat C.
e. Kelembaban udara yang tinggi juga dapat mempercepat pertumbuhan tanaman duku,
sebaliknya jika kelembaban udara rendah dapat menghambat pertumbuhan tanaman
duku.

2.3.2 Media Tanam

a. Tanaman duku dapat tumbuh baik sekali pada tanah yang banyak mengandung bahan
organik, subur dan mempunyai aerasi tanah yang baik. Sebaliknya pada tanah yang
agak sarang/tanah yang banyak mengandung pasir, tanaman duku tidak akan
berproduksi dengan baik apabila tidak disertai dengan pengairan yang cukup
b. Derajat keasaman tanah (pH) yang baik untuk tanaman duku adalah 67, walaupun
tanaman duku relatif lebih toleran terhadap keadaan tanah masam.

c. Di daerah yang agak basah, tanaman duku akan tumbuh dan berproduksi dengan baik
asalkan keadaan keadaan air tanahnya kurang dari 150 m di bawah permukaan tanah
(air tanah tipe a dan tipe b). Tetapi tanaman duku tidak menghendaki air tanah yang
menggenang karena dapat menghambat pertumbuhan dan produksi tanaman.
d. Tanaman duku lebih menyukai tempat yang agak lereng karena tanaman duku tidak
dapat tumbuh optimal pada kondisi air yang tergenang. Sehingga jika tempatnya agak
lereng, air hujan akan terus mengalir dan tidak membentuk suatu genangan air.

2.4 Melakukan Budidaya Tanaman Duku

2.4.1 Pembibitan

a. Persyaratan Benih
Kualitas bibit tanaman duku yang akan ditanam sangat menentukan produksi duku.
Oleh sebab itu bibit duku harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Bebas dari hama dan penyakit
2. Bibit mempunyai sifat genjah
3. Tingkat keseragaman penampakan fisik seperti warna, bentuk dan ukuran lebih seragam
dari bibit lain yang sejenis
4. Bibit cepat tumbuh.

b. Penyiapan Benih
Perbanyakan dan penanaman duku umumnya masih diperbanyak dengan benih atau
dari semai yang tumbuh spontan di bawah pohonnya, kemudian dipelihara dalam pot sampai
tinggi hampir 1 meter dan sudah dapat ditanam di lapangan. Sehingga tingkat keberhasilan
perbanyakan generatif cukup tinggi walaupun memerlukan waktu yang relatif lama. Daya
perkecambahan dan daya tahan semai akan lebih baik sejalan dengan ukuran benih dan hanya
benih-benih yang berukuran besar yang hendaknya digunakan dalam usaha pembibitan.
Pertumbuhan awal semai itu lambat sekali, dengan pemilihan yang intensif diperlukan waktu
1018 bulan agar batang duku berdiameter sebesar pensil, yaitu ukuran yang cocok untuk usaha
penyambungan atau penanaman di lapangan, tetapi di kebanyakan pembibitan untuk sampai
pada ukuran tersebut diperlukan waktu 2 kali lebih lama. Perbanyakan dengan stek
dimungkinkan dengan menggunakan kayu yang masih hijau, namun memerlukan perawatan
yang teliti. Terkadang cabang yang besar dicangkok, sebab pohon ynag diperbanyak dengan

cangkokan ini dapat berbuah setelah beberapa tahun saja, tetapi kematian setelah cangkokan
dipisahkan dari pohon induknya cenderung tinggi presentasenya.

c. Teknik Penyemaian Benih


Waktu penyemaian benih sebaiknya pada musim hujan agar diperoleh keadaan yang
selalu lembab dan basah. Cara pembuatan media penyemaian dapat berupa tanah yang
subur/campuran tanah dan pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) dengan perbandingan
sama (1:1). Jika perlu media tanam dapat ditambahkan sedikit pasir. Tempat persemaian bisa
berupa bedengan, keranjang/kantong plastik atau polybag. Tetapi sebaiknya tempat untuk
persemaian menggunakan kantong plastik agar mempermudah dalam proses pemindahan bibit.

d. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Bibit duku tidak memerlukan perawatan khusus kecuali pemberian air yang cukup
terutama pada musim kemarau. Selama 2 atau 3 minggu sejak bibit duku ditanam perlu
dilakukan penyiraman dua kali setiap hari yaitu pagi dan sore hari, terutama pada saat tidak
turun hujan. Selanjutnya cukup disiram satu kali setiap hari. Kalau pertumbuhannya sudah
benar-benar kokoh, penyiraman cukup dilakukan penyiraman secukupnya jika media
penyemaian kering. Penyulaman pada bibit diperlukan jika ada bibit yang mati maupun bibit
yang pertumbuhannya terhambat. Rumput liar yang mengganggu pertumbuhan bibit juga hrus
dihilangkan. Untuk meningkatkan pertumbuhan bibit perlu diberi pupuk baik pupuk organik
berupa pupuk kandang dan kompos maupun pupuk anorganik berupa pupuk TSP dan ZK sesuai
dengan dosis dan kadar yang dianjurkan.

e. Pemindahan Bibit
Umur bibit yang siap tanam adalah sekitar 2-3 bulan dengan tinggi bibit 30-40 cm.
Kegiatan pemindahan bibit harus memperhatikan kondisi fisik bibit waktu yang Tepat

2.4.2 Pengolahan Media Tanam

a. Persiapan
Sebelum dilakukan pengolahan lahan perlu diketahui terlebih dahulu tingkat pH tanah
yang sesuai untuk tanaman duku, yaitu sebesar 6-7. Selain itu kondisi tanah yang akan diolah
juga harus sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman duku yaitu tanah yang mengandung
banyak bahan organik serta airase tanah yang baik.

b. Pembukaan Lahan
Kegiatan pembukaan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti
traktor maupun cangkul. Pembukaan laahan sebaiknya dilakukan pada waktu musim kering
agar pada awal waktu musim hujan kegiatan penanaman dapat dilakukan segera.

c. Pembentukan Bedengan
Pembentukan bedengan tidak terlalu diperlukan delam pengolahan lahan untuk
tanaman duku, sehingga bedengan jarang dijumpai pada lahan tanaman duku.

d. Pengapuran
Kegiatan pengapuran sangat diperlukan jika kondisi pH tanah tidak sesuai dengan
persyaratan pH tanah untuk tanaman duku. Cara pengapuran dapat dilakukan dengan
penyiraman di sekitar tanaman duku. Jumlah dan dosis pengapuran harus sesuai dengan kadar
yang dianjurkan

2.4.3 Teknik Penanaman

1. Penentuan Pola Tanam


Pohon duku umumnya di tanam di pekarangan, tetapi sering pula ditanam tumpang sari
di bawah pohon kelapa (di Filipina) atau ditumpang sarikan dengan tanaman lain seperti pohon
manggis dan durian (di Indonesia dan Thailand). Jarak tanam yang dianjurkan sangat bervariasi
dari jarak 8x8 m (kira-kira 150 pohon/ha, di Philipina) sampai jarak 12x12 m untuk tipe
longkong yang tajuknya memencar di Thailand bagian selatan (50-60 pohon/hektar). Jarak
tanam ini ditentukan dengan memperhatikan adanya pohon-pohon pendampingnya. Variasi
jarak tanam yang lain adalah ukuran 7x8 m, 8x9 m, 9x9 m, 9x10 m. Namun hal yang perlu
diperhatikan adalah jarak tanam harus cukup lebar, karena jika tanamannya sudah dewasa
tajuknya membutuhkan ruangan yang cukup luas. Salah satu variasi tersebut dapat diterapkan
tergantung kondisi tanah terutama tingkat kesuburannya. Seandainya diterapkan jarak tanam
10x10 m, berarti untuk lahan yang luasnya satu hektar akan dapat ditanami bibit duku sebanyak
100 pohon.

2. Pembuatan Lubang Tanam


Setelah jarak tanam ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah pembuatan lubang
tanam. Waktu yang terbaik untuk membuat lubang tanam adalah sekitar 1- 2 bulan sebelum
penanaman bibit. Lubang tanam minimal yang dibuat adalah berukuran 0,6 x 0,6 x 0,6 meter.
8

Namun akan lebih baik apabila ukurannya lebih besar yaitu 0,8 x 0,8 x 0,7 meter. Jika bibit
duku yang akan ditanam berakar panjang (bibit dari biji), maka lubang yang dibuat harus lebih
dalam. Tetapi jika bibit duku berakar pendek (bibit hasil cangkok), penggalian lubang
diusahakan lebih lebar dan lebih luas.

3. Cara Penanaman
Penanaman bibit duku sebaiknya menunggu sampai tanah galian memadat atau tampak
turun dari permukaan tanah sekitarnya. Sebelum penanaman dilakukan, maka tanah pada
lubang tanam digali terlebih dahulu dengan ukuran kira-kira sebesar kantung yang dibuat untuk
membungkus bibit. Setelah itu pembungkus bibit dibuka dan tanaman dimasukkan dlam lubang
tanam. Hal yang perlu diperhatikan adalah posisi akar tidak boleh terbelit sehingga nantinya
tidak mengganggu proses pertumbuhan. Pada saat penanaman bibit, kondisi tanah harus
basah/disiram dahulu. Penanaman bibit duku jangan terlalu dangkal. Selain itu permukaan
tanah yang dibawa oleh bibit dari kantung pembungkus harus tetap terlihat. Setelah bibit tanam,
maka tanah yang ada disekitarnya dipadatkan dan disiram dengan air secukupnya. Disekitar
permukaan atas lubang tanam dapat diberi bonggol pisang, jerami, atau rumput-rumputan
kering untuk menjaga kelembaban dan menghindari pengerasan tanah.

2.4.4 Pemeliharaan Tanaman

1. Penjarangan dan Penyulaman


Kegiatan penjarangan pada dasarnya adalah untuk mengurangi persaingan antara
tanaman pokok (tanaman duku) dan tanaman lain (tanaman pelindung). Persaingan yang terjadi
adalah untuk mendapatkan unsur hara, air, sinar matahari, dan ruang tumbuh. Tanaman selain
duku yang dijarangi sebaiknya merupakan tanaman yang memang tidak dikehendaki dan
menggangu pertumbuhan tanaman duku. Penyulaman tanaman duku juga perlu dilakukan jika
ada tanaman duku yang mati. Tumbuhan liar atau gulma juga harus dibersihkan secara rutin.
Radius 1-2 meter dari tanaman duku harus bersih. Penyiangan Kegiatan penyiangan diperlukan
untuk menghilangkan rumput dan herba kecil yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman
duku. Penyiangan dapat dilakukan dengan tangan maupun dengan bantuan beberapa alat
pertaniannya lainnya.

2. Pemupukan
a. Pemupukan sangat diperlukan untuk meningkatkan ketersediaan hara tanah.
Meskipun tidak ada pedoman baku untuk pemupukan duku, tetapi agar tidak
membingungkan dapat menggunakan patokan sebagai berikut: Tahun kedua dan
ketiga untuk setiap pohon duku bisa diberikan pupuk 15 30 kg pupuk organik, urea
100 gram, TSP 50 gram dan ZK 20 gram.
b. Tahun keempat, kelima dan keenam, dosis pupuk dinaikan menjadi 25-40 kg pupuk
organik, urea 150 gram, TSP 60 gram dan juga pupuk ZK sebanyak 40 gram
c. Tahun-tahun berikutnya dosis pupuk dinaikkan lagi. Namun pemberian pupuk
sebaiknya disesuaikan pula dengan tingkat pertumbuhan tanaman duku dan
kesuburan tanah. Pemupukan duku dilakukan dengan cara menggali tanah di sekitar
tanaman duku sedalam 30-50 cm dengan lebar yang sama. Lubang pupuk tersebut
dibuat melingkar yang letaknya tepat disekeliling tajuk tanaman.

3. Pengairan dan Penyiraman


Tanaman duku hanya memerlukan pemberian air yang cukup terutama pada musim
kemarau. Selain itu juga tanaman duku sudah cukup kuat dan kokoh maka penyiraman
dilakukan seperlunya saja. Di sekitar lubang tanam sebaiknya dibuat saluran air untuk
mencegah air yang tergenang baik yang berasal dari hujan maupun air penyiraman.

2.5 Hama dan Penyakit


Produksi buah duku di Provinsi Jambi dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Selama
kurun tahun 20022011, terjadi penurunan tajam mulai tahun 2007. Dilaporkan pada tahun
2004 jumlah produksi buah duku Provinsi Jambi mencapai 88.877 ton, dan pada tahun 2011
hanya sebesar 5.575 ton. Hal ini dipengaruhi oleh iklim yang berubah dan perubahan musim,
dan diakibatkan oleh kematian duku karena penyakit mati meranggas atau yang lebih dikenal
dengan kanker batang yang disebabkan oleh hama. Produksi buah duku periode 20022011
disajikan dalam gambar berikut.

10

Adapun beberapa hama dan penyakit yang dapat menghambat produksi tanaman duku
adalah sebagai berikut.

2.5.1 Hama

1. Kelelawar
Buah duku yang diincar kelelawar adalah buah duku yang matang dan siap dipanen.
Pengendalian: untuk mencegah gangguan kelelawar ini adalah dengan membungkus buah duku
sejak buah itu berukuran kecil. Bahan pembungkus dapat berupa ijuk tanaman aren, kain bekas,
bongsang yang terbuat dari anyaman bambu.

2. Kutu perisai (Asterolecantium sp.)


Hama ini menyerang daun dan batang duku. Pengendalian: (1) dengan cara
pemeliharaan dan perawatan tanaman sebaik mungkin; (2) menggunakan insektisida yang
sesuai dengan jenis hama yang mengganggunya.

4. Kumbang penggerak buah (Curculio sp.)


Gejala: menyerang buah duku yang sudah matang, sehingga buah duku berlubang dan
busuk bila air hujan masuk ke dalamnya. Pengendalian: sama kutu perisai.

5.

Kutu putih (Psedococcus lepelleyi)

Hama yang menutupi kuncup daun dan daun muda buah duku. Pengendalian: sama kutu perisai

11

2.5.2 Penyakit

1. Penyakit busuk akar


Merupakan penyakit yang berbahaya karena menyerang pohon dan buah duku.
Pengendalian: (1) dengan pemeliharaan tanaman yang baik; (2) disemprot dengan fungisida
sesuai dengan peruntukannya masing-masing obat. 2) Penyakit antraknosa (Colletotrichum
gloeosporiods) Gejala: adanya bintik kecoklatan pada rangkaian buah, serangan ini
menyebabkan buah berguguran lebih awal dan juga menyebabkan kerugian pasca panen.
Pengendalian: (1) dengan pemeliharaan tanaman yang baik; 2. disemprot dengan fungisida
sesuai dengan peruntukannya masing-masing obat.

2. Penyakit mati pucuk


Penyebab: cendawan Gloeosporium sp. menyerang ujung cabang dan ranting yang
nampak kering. Pengendalian: (1) dengan pemeliharaan tanaman yang baik; (2) dilakukan
dengan disemprot dengan fungisida seperti Manzate, Zerlate, Fermate, Dithane D-14 atau
pestisida lain. Dosis untuk obat pemberantasan penyakit ini harus disesuaikan dengan anjuran
pada label masing-masing obat.

Gulma
Adanya gulma seperti rumput liar dan alang-alang dapat menghambat pertumbuhan
tanaman duku. Gulma ini harus dihilangkan dengan cara penyiangan dan untuk mencegah
gulma ini dapat digunakan obat-obatan kimia.

2.6 Gizi dan Khasiat pada Buah Duku


Kandungan buah duku dari daging, kulit dan biji buah duku ternyata memiliki banyak
manfaat untuk kesehatan.

2.6.1 Gizi

Secara garis besar, pada 100 gram buah dukuh memiliki kandungan gizi 1 gram protein,
0.2 gram lemak, 13 gram karbohidrat, 0.7 gram mineral, 18 mg kalsium, 9 mg fosfor, dan 0.9
gram zat besi. Buah duku juga mengadung vitamin A, B1, C dan serat yang bermanfaat untuk
memperlancar pencernaan dan mencegah kanker kolon.
Buah duku merupakan salah satu buah musiman yang banyak digemari masyarakat.
Lalu apa saja manfaat duku dari kandungan gizi yang terdapat di dilamnya.

12

2.6.2 Khasiat

Buah Duku mengandung dietary fiber atau serat yang bermanfaat untuk memperlancar
sistem pencernaan, mencegah kanker kolon dan membersihkan tubuh dari radikal
bebas penyebab kanker. Untuk kandungan kalori, mineral dan zat besi duku setingkat
lebih tinggi dibandingkan dengan buah apel atau jeruk manis.

Selain daging buah duku yang segar menyehatkan, bagian kulit buah dan bijinya juga
bermanfaat untuk bahan baku obat anti diare dan menurunkan demam.

Kandungan fosfor yang terdapat pada buah duku membantu menguatkan gigi.

Kulit kayunya juga dapat digunakan untuk mengobati gigitan serangga berbisa,
malaria, dan obat disentri.

Sebagian orang juga percaya, benalu pohon duku dapat mengobati dan membasmi selsel kanker.

Beberapa bagian tanaman duku juga bermanfaat sebagai obat tradisional, seperti obat
cacing, demam, disentri, malaria, diare, dan bahkan pengusir nyamuk. Biji buah duku
yang pahit dapat ditumbuk dan dicampur air untuk mengatasi cacingan dan demam.

Kulit buahnya juga dapat dimanfaatkan sebagai obat diare. Selain itu, kulit buahnya
juga dimanfaatkan untuk mengusir nyamuk dengan cara dikeringkan kemudian
dibakar.

2.7 Pemanfaatan Tanaman Duku


Buah duku berasal dari daerah asia tenggara.Memiliki pohon yang bisa tumbuh hingga
ketinggian 35 meter. Di Indonesia sendiri budidaya tanaman duku sudah banyak dan
berkembang sangat pesat.Biasanya para petani membudidayakan buah duku untuk di ambil
buah nya. Selain buah nya yang nikmat untuk di konsumsi ternyata batang dan daun pohon
duku juga menyimpan banyak kandungan yang baik untuk kesehatan tubuh.

2.7.1 Batang

Batang dan kulit pohon duku mengandung asam lansium yang bersifat toksit.Sehingga
dapat kita gunakan sebagai alternatif pengibatan disenti sedangkan kulit kayu buah duku dapat
di manfaatkan sebagai obat dari sengatan serangga seprti nyamuk,semut dan kalajengking yang
membuat infeksi kulit kita.

13

2.7.2 Daun

Daun buah duku dapat di jadikan racaun sebagai senjata tradisional.Ada beberapa
daerah di indonesia yang memanfaatkan daun duku untuk di olah menjadi racun anak panah
mereka.Karena di dalam daun buah duku terdapat asam kentonat.Dan ada pula manfaat sari
daun buku dapat mengobati peradangan mata dan penyakit wasir.

2.7.3 Kulit

Banyak yang belum tau akan mnfaat kulit buah duku yang satu ini.Biasa nya kita setelah
memakan buah duku lalu membuang kulit nya tetapi kulit buah duku bisa di manfaatkan dan
digunakan sebagai bahan campuran pembuatan dupa.Karena kulit buah duku memiliki wangi
yang khas dan harum.jika kulit duku kita bakar asap nya dapat mengusir serangga seperti
nyamuk,lalat dan kecoa. Jika kulit buah nya kita olah menjadi jus buah dapat di percaya untuk
menyembuhkan penyakit diare dan keram di dalam pertu kita.

2.7.4 Biji

Biji buah duku memiliki rasa yang sangat pahit sekali,tetapi jika kita olah dengan baik biji buah
duku bisa menjadi salah satu obat alternatif untuk mengobati cacingan pada anak-anak,sebagai
penurun demam secara alami,mengobati diare dan sakit perut serta sebagi obat pencegah
malaria yang alami dan membunuh virus yang dapat menyebabkan malaria.

14

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Duku adalah salah satu dari buah-buahan asal Indonesia. Jambi merupakan salah satu

daerah penghasil duku terbesar di Indonesia. Buah duku memiliki banyak gizi dan khasiat.
Kualitas bibit tanaman duku yang akan ditanam sangat menentukan produksi duku. Petani juga
harus memperhatikan teknik penanaman, pengetahuan tentang hama, penyakit, dan gulma.
Dalam segi perawatan, pemeliharaan dan pemupukan merupakan aspek penentu tumbuh baik
atau tidaknya tanaman duku.

3.2

Saran
Mengingat banyaknya gizi dan khasiat yang ada pada tanaman duku, serta didukung

dengan fakta bahwa tanaman duku merupakan salah satu tanaman khas yang berasal dari
Indonesia, maka dalam upaya pembudidayaan tanaman duku diperlukan adanya penanganan
yang baik, baik dari pihak petani ataupun pemerintah sehingga angka produksi tanaman duku
akan meningkat.

15

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Manfaat Duku Secara Keseluruhan dari Batang, Daun, dan Buah untuk
Kehidupan Kita. [Online]. Tersedia: http://www.infobintang.com/2015/03/manfaatduku-secara-keseluruhan-dari.html. [23 Februari 2016].

Anonim. 2012. Manfaat Buah Duku dan Cara Memanfaatkan Buah Duku. [Online]. Tersedia:
http://infodari.com/manfaat-buah-duku-dan-cara-memanfaatkan-buah-duku/.

[23

Februari 2016].
Handoko, Sigid. (2014) Kajian Epidemi Penyakit Kanker Batang Duku di Provinsi Jambi.
Jurnal Ilmu Pertanian. 1-6.
Kalsum, Umm dan Arifin. (2010) Review of Fruit Characteristics Duku Variety Palembang
and Variety Rasuan Growing in the Flow of River (DAS). Journal of Agricultural
Science. 93-102.

Maryani. (2008). Budidaya Tanaman Duku. Bangka Belitung: Universitas Bangka Belitung.

16

Anda mungkin juga menyukai