Di susun oleh :
HILDA ANGGRAENI
12030117420074
MAGISTER AKUNTANSI
Angkatan 38 Pagi
2009
3) Deddy Kusdinar
Sebagai Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kementerian
Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
4) Lisa Lukitawati
Sebagai Direktur dari CV Rifa Medika
5) Choel Mallarangeng
Sebagai Presiden Direktur PR FOX Indonesia.
6) Anas Urbaningrum
Sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat tahun 2009. Sempat
mempimpin Divisi Otonomi Politik dan Daerah sebelum menjadi
Ketua Umum DPP partai Demokrat. Pada tahun 2001-2005
bergabung menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Pasca mundurnya beliau dari Ketua Umum Partai Demokrat, pada
tahun 2013 ia mendirikan organisasi masyarakat yang bernama
Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI).
7) Muhammad Nazarudin
Muhammad Nazaruddin dipilih sebagai anggota Banggar DPR
periode 2009-2014 dari Fraksi Partai Demokrat dan pada tahun
2010 diangkat Bendahara Umum Partai Demokrat.
b) Pelaku lainnya
No Nama Pelaku Diskripsi
Perusahaan yang bergerak dibidang
PT Metaphora Solusi
1 arsitektur dan memenangkan konsep
Global (PT MSG)
masterplan dari proyek Hambalang.
Menjabat sebagai ketua komisi X DPR
2 Mahyuddin NS
RI
Anggota DPR RI periode 2004-2009 dan
3 Angelina Sondakh 2009-2014 sebagai Badan Anggaran
(Banggar) dari partai Demokrat
Sukses menduduki Anggota DPR untuk
4 Mirwan Amir periode 2009-2014 sebagai anggota
Banggar.
Sebagai anggota komisi X dari Fraksi
5 Wayan Koster Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
(PDIP).
Anggota DPRD komisi X wilayah
6 Kahar Muzakir
Sumatera Selatan II
Sebagai anggota Komisi X DPR RI dari
7 Juhaeeni Alie
Fraksi Partai Demokrat.
Sebagai anggota komisi X DPR RI dan
8 Mardiyana Indra Wati anggota Kelompok Kerja (Pokja) Proyek
Hambalang.
Seorang pengusaha dalam kasus
hambalang hanya menjadi saksi karena
9 Saul Paulus David Nelwan
meminta uang Rp 600 juta dari PT Adhi
Karya
Anggota dari Fraksi Partai Amanat
10 Ida Bagus Wirahadi
Nasional
11 Poniran -
Oktober 2009
Sesmenpora Wafid Muharam menyampaikan
Deddy Kusnidar bersama Wafid bertemu
status tanah bermasalah karena belum ada Selanjutnya, dilakukan pertemuan di ruangan Choel Mallarangeng di Restoran Jepang
sertifikat.” Andi lalu memerintahkan Wafid
Menpora yang dihadiri Wafid, Deddy, Choel, Hotel Grand Hyatt, Jakarta. Pada pertemuan
agar segera menyelesaikan masalah status
Fachruddin, dan Arief dari PT Adhi Karya. tsb Choel menyampaikan bahwa abangnya
tanah tadi.
Dengan ditetapkannya KSO Adhi-Wika Andi Mallarangeng sudah satu tahun
sebagai pemenang proyek Hambalang. Total menjabat Menpora tapi belum dapat apa-
dana yang diperoleh Andi Rp 4 Miliar dan US$ apa.
550.000
Desember 2009
Wafid menyampaikan perkiraan anggaran proyek
sekitar Rp 2,5 T dana, ada hambatan saat proses
anggaran, namun Andi menanggapi dengan Atas persetujuan DPR tsb, Wafid melalui
mengatakan komisi X merupakan teman- Saul Paulus David Nelwan meminta uang
temannya sebesar Rp 500 juta kepada PT Adhi Karya
melalui Ida Bagus Wirahadi dan Rp 100juta
dari Poniran, sehingga seluruh jumlah Rp
600juta. Uang tersebut diserahkan kepada
Mahyudin saat kongres Partai Demokrat Di
Akhir 2009
Bandung.
Andi memperkenalkan adiknya Andi Zulkarnain
Anwar alias Choel kepada Wafid. Andi
menyatakan adiknya akan banyak membantu
urusan Kemenpora
Persetujuan penambahan
anggaran ditandatangani oleh
Mahyudin selaku pimpinan Komisi
Awal tahun 2010, terkait proses pengajuan bahan anggaran X dan jajarannya, yakni Rully
pembangunan hambalang, Andi diminta wafid untuk berkordinasi dengan Chairul Azwardan dan Abdul
Kemenpora lalu mengajukan usulan penambahan
Komisi Xdan Kementerian PU. Andi dan Wafid selanjutnya mengadakan Hakam Naza. Selain itu,
anggaran proyek Hambalang sebesar Rp 625 M
pertemuan di ruangan Menporan dengan anggota DPR dari Fraksi ditandatangani oleh anggota Pokja
dalam APBN-P 2010. Pokja anggaran Komisi X
Demokrat yang bertugas di Komisi Xdan Badan Anggaran DPR, yaitu seperti Angelina Sondach, Wayan
menyetujui penambahan dana sebesar Rp 150 M
Mahyudin (ketua komisi X), Angelina Sondach, Mirwan Amir dan Koster, Kahar Muzakir, Juhaeni Alie
dalam APBN-P 2010 tanpa melalui proses Rapat
Nazaruddin dan Mardiyana Indra Wati. Dengan
Dengar Pendapat (RDP) antara Pokja dan Kemenpora
demikian anggaran tersedia
menjadi Rp 275 M.
LANJUTAN
FRAUD TRIANGLE
Dalam kasus hambalang dapat dilihat fraud triangle yang melatarbelakangi
terjadinya fraud, yaitu:
1. Presure (dorongan)
Kedudukannya di kursi DPR pun membuat gaya hidupnya tinggi demi
gengsi. Anas Urbaningrum pun menggunakan dana tersebut untuk
berbagai kepentingan hiburan kongres demokrat 2010, jamuan para tamu
dll. Angelina pun mengaku mendapat tekanan dari beberapa pihak, untuk
membuat pengakuan yang memberatkan mantan Ketua Umum Anas
Urbaningrum tersebut, atau dirinya yang akan dijerat hukuman yang
lebih berat.
2. Opportunity (kesempatan)
Andi dengan sengaja telah menyalahgunakan kewenangannya sebagai
Menpora dalam pengurusan proyek Hambalang. Dimana sebagai
Menpora, Andi adalah pengguna anggaran sekaligus pemegang otoritas
kekuasaan pengelolaan keuangan negara di Kemenpora serta memiliki
kewajiban untuk melakukan pengawasan pelaksanaan anggaran
(kekuasaan/kewenangan/dan pengawasan terpusat pada satu orang).
Tender untuk menggarap proyek hambalang ini pun dimenangkan oleh
PT. Adhi Karya dan PT. Wijaya Karya yang sudah diatur oleh Andi
Malarangeng, Nazaruddin, dan Angelina Sondakh.
Selain itu PT Dutasari Citralaras menjadi subkontraktor proyek
hambalang, dan mendapat jatah senilai Rp 63 Miliyar, perusahaan yang
dipimpin oleh Mahmud Djokosantoso dan istri Anas yaitu Athiyyah
Laila , selain itu PT Adhi Karya juga melontarkan dana terima kasih
sebesar Rp 100 Milyar. Aliran dana itu digunakan setengahnya untuk
memenangkan Anas sebagai Ketua Partai Demokrat dan sisanya
dibagikan oleh Mahfud kepada anggota DPR RI, termasuk anggota
Menpora, Andi Malarangeng, selain itu ia pun mendapat ratifikasi berupa
mobil Toyota Harrier dari Nazaruddin.
3. Rasionalisasi
Andi Malarangen selaku Menpora merasa memiliki kewenangan dalam
proyek Hambalang, sehingga dalam pelaksanaannya, Andi Malarangen
merasa benar dan wajar dalam melakukan perombakan atau pembaruan
dari rencana awal proyek Hambalang tersebut. Akibatnya, anggaran
proyek Hambalang yang semula Rp 125 miliar terus bertambah. Hingga
tahun 2010, anggaran tersebut meningkat mencapai Rp 275 miliar.
Akhirnya anggaran tersebut membengkakdrastis menjadi total Rp 2,5
triliun, sehingga negara mendapat kerugian keuangan negara senilai Rp
464,391 miliar. Pembengkakan yang terus terjadi ini karna rasa
pembenaran atas keputusan yang diambil Andi Malarangeng selaku
Menpora sudah tepat. Andi Malarangeng merasa bahwa perbuatan fraud-
nya tidak dilakukan sendirian atau bersamasama bahkan pihak-pihak
elite politik pun terlibat, seperti Anas Urbaningrum, Ibas Yudhoyono,
Angelina Sondakh,dll.
RED FLAGS
Red flags adalah sidik jari atau jejak atau indikasi atau tanda-tanda yang dapat
memberikan petunjuk apakah ada atau terjadinya fraud. Dalam kasus
hambalang, red flag yang terjadi yaitu common red flags dan spesifik red
flags.
1. Common Red Flags
Tergolong dalam Skema Korupsi. Common red flags yang berkaitan
dengan korupsi adalah:
a. Anomali dalam menyetujui vendor
Pemilihan PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya tidak sesuai prosedur
yang ada yaitu meliputi:
1. Menggunakan standar penilaian yang berbeda dalam
mengevaluasi
pra kualifikasi antara PT Adhi Karya/PT Wijaya Karya dengan
rekanan lain
2. Standar untuk PT Adhi Karya/PT Wijaya menggunakan nilai
untuk
pekerjaan sebesar Rp 1,2 triliun sedangkan rekanan lain senilai Rp
262 miliar.
3. Pengumuman lelang dengan informasi yang tidak benar dan tidak
lengkap. Penyimpangan dalam penetapan pemenang lelang
konstruksi yaitu SesKemenpora telah melampaui wewenangnya
dengan menetapkan pemenang lelang untu kpekerjaan bernilai
diatas Rp 50 miliar tanpa memperoleh pelimpahan wewenang dari
Menpora sebagai pejabat yang berwenang menetapkan.
b. Kelemahan Pengecekan Ulang Persetujuan
1. Membiarkan Sekretaris Menpora pada saat itu yaitu Wafid
Muharam melampaui wewenang dalam menandatangani surat
permohonan kontrak tahun jamak (multiyears) terkait proyek
hambalang tanpa memmperoleh pendelegasian dari Menpora.
2. Pencairan dana proyek Hambalang yang menjadi
wewenang Agus selaku Menteri Keuangan dan Anny Ratnawaty
selaku Dirjen Keuangan dianggap menyalahi aturan karena
pengajuan anggaran hanya ditanda tangani Sekretaris Menpora
yang mana seharusnya ditanda tangani oleh 2 pihak yaitu Menteri
pengguna anggaran dalam hal ini Menpora dan Menteri Pekerjaan
Umum.
c. Hubungan antara karyawan kunci dan vendor resmi
Adanya sejumlah pertemuan antara peserta lelang dengan panitia
pengadaan untuk menentukan pemenang lelang.
FRAUD TREE
Jenis kecurangan
Korupsi Konflik kepentingan, Andi Malarangeng selaku Menpora
menyalahgunakan kewenangan, dan kedudukanya dlm menjalankan proyek
hambalang (penggunaan dana proyek untuk kepentingan memperkaya diri
dan kegiatan politik pribadi, member akses istimewa kepada keluarganya
yaitu istri dan adiknya dalam keterlibatan kasus hambalang).
Penggunaan dana proyek untuk kepentingan kemenangan Anas
Urbaningrum dalam kongres partai demokrat.
Gratifikasi, dilakukan oleh PT Adhi Karya dengan memberikan
uang terima kasih atas kemenangan tender yaitu sebesar Rp 100M kepada
Andi Malarangeng. Pemenangan dua perusahaan BUMN (PT Adhi Karya
dan PT Wijaya Karya) itu ternyata tidak gratis. PT Dutasari Citralaras
menjadi subkontraktor proyek Hambalang dan mendapat jatah senilai Rp 63
miliar. Perusahaan yang dipimpin Mahfud itu dikomisarisi oleh Athiyyah
Laila, istri Anas. Andi Malarangeng mendapatkan gratifikasi berupa mobil
Toyota Harrier dari Nazarudin
Pelaku Kecurangan
Pihak petinggi negara dan pihak eksternal yang terlibat dalam hal ini
pihak eksternal yang terlibat adalah adik dan istri Andi Malarangeng, PT
Adhi Karya dan pihak dari pemerintahan yaitu Andi Malarangeng,
Nazaruddin, Anas Urbaningrum, Mirwan Amir, Jafar Hafsah, pimpinan
Banggar Melchias Markus Mekeng, Tamsil Linrung dan Olly
Dondokambey dll.
Motivasi
Untuk memperkaya diri sendiri dan kelompoknya, adanya tekanan
gaya hidup anggota DPR yang tinggi, tekanan dalam upaya pencalonan
ketua democrat (memerlukan modal biaya besar)
Pihak Yang Di Untungkan
Andi Malarangeng, Anas Urbaningrum, Angelina Sondakh,
Nazaruddin.
Besarnya Kecurangan
Membengkaknya dana realisasi proyek hambalang yang semula
diperkirakan Rp 125M menjadi Rp 2,5T
Materialitas
Kecurangan korupsi pada kasus Hambalang termasuk material
dikarenakan mencapai Rp. 463,67 miliar atau sekitar $ 35 juta.
b. Skema Suap
Kecurangan lelang (bid rigging) kecurangan yang dilakukan
dengan berbagai cara untuk memenangkan penyedia barang/jasa
tertentu yang dilatarbelakangi akan adanya pemberian sesuatu
yang bernilai dari penyedia yang dimenangkan.
1. Deddy Kusdinar bersama Wafid bertemu Choel
Mallarangeng di Restoran Jepang Hotel Grand Hyatt, Jakarta.
Pada pertemuan itu Choel menyampaikan bahwa abangnya
Andi Mallarangeng, sudah satu tahun menjabat Menpora tapi
belum dapat apa-apa.
2. Maksud ucapan Choel diperjelas oleh Mohammad Fakhruddin
staf khusus
Menpora yang menanyakan ke Wafid tentang kesiapan
memberi fee sebesar 18% kepada Choel untuk pekerjaan
pembangunan proyek Hambalang,"
3. Selanjutnya, dilakukan pertemuan di ruangan Menpora yang
dihadiri
Wafid, Deddy, Choel, Fakhruddin dan Arief dari PT Adhi
Karya.
c. Pemberian Tidak Sah
Dengan ditetapkannya KSO Adhi-Wika sebagai pemenang proyek
Hambalang, total dana yang diperoleh Andi Rp4 miliar dan
US$550.000.
1. Kewajiban Tersembunyi
DK-1 Adhi Karya menerima dana sebesar Rp82,39 miliar dari KSO
AW (Kerjasama Operasi Adhikarya dan Wijayakarya). Atas
transaksi tersebut, KSO AW mencatat piutang ke Adhi Karya
sebesar Rp82,39 miliar. Namun, di sisi lain, DK-1 Adhi Karya tidak
mencatat transaksi tersebut sebagai utang ke KSO AW, melainkan
sebagai: (i) akun pendapatan diterima dimuka sebesar Rp70 miliar
2. Pengungkapan yang tidak benar
KSO telah mengalirkan dana yang diterima dari Kemenpora kepada
pihak-pihak tertentu, di antaranya untuk berbagai pengeluaran yang
telah dilakukan sebelum proyek diperoleh, yaitu, dana Rp12,3 miliar
untuk mengganti pengeluaran yang telah dilakukan Adhi Karya
sebelum proyek dimulai. Ada juga dana sebesar Rp6,92 miliar untuk
mengganti pengeluaran yang telah dilakukan Wijaya Karya sebelum
proyek dimulai, dan kas operasional KSO sebesar Rp13,22 miliar
yang di antaranya untuk mengganti berbagai pengeluaran seperti
upah, insentif, dan lain-lain.
LINGKUNGAN PENCEGAHAN
1 Tone at the Top
Dari kasus hambalang diketahui bahwa para pihak eksekutif yang
berperan aktif dalam proses keberlangsungan fraud korupsi. Dimana
berbagai pihak yang memiliki kewenangan, kedudukan dan uang turut
aktif melancarkan kecurangan proyek hambalang. Ketua umum partai
demokrat yang saat itu dijabat oleh Anas Urbaningrum turut terlibat,
Bendahara Umum Partai Demokrat Nazaruddin terlibat, Menpora saat itu
Andi Malarangeng terlibat, bahkan putra SBY juga terlibat namun tidak
diusut lebih dalam, hal ini lah yang memungkinkan semakin lancarnya
kecurangan proyek hambalang terjadi, bahkan pihak atas pun yang
seharusnya mampu amanah dan mengemban jabatan dengan baik malah
asik menjalankan aksinya dalam upaya memperkaya dan
menguntungkan kepentingan pridadi, dan kelompok. Suara atas pun
sudah menjalankan yang salah, apalagi dibawah yang hanya menjalankan
perintah.
Dilakukan pemilihan pemimpin dengan lebih difilter lagi, seperti
(kejujuran, tanggungjawab, dan sikap yang baik) agar setelah menjabat
tidak melakukan praktik praktik melanggar hukum seperti korupsi dan
tindakan lainnya yang merugikan negara.
Diminimalisir adanya sistem kerja yang melibatkan orang orang yang
memiliki hubungan terkait agar tindak kerjasama atau persekongkolan
dalam melakukan tindak korupsi tidak terjadi.
Sikap pemimpin harus mempunyai integritas yang tinggi untuk tidak
terlibat dan membudayakan tindakan anti fraud.
2 Corporate Gorvernence Structure
Meningkatkan kultur perusahaan dapat dilakukan dengan
mengimplementasikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance
(GCG) yang saling terkait satu sama lain agar dapat mendorong kinerja
sumber-sumber perusahaan bekerja secara efisien, menghasikan nilai
ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang
saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan.
Tercapainya GCG dalam sebuah organisasi, maka perlu menjunjung
nilai-nilai transparansi, fairness, independensi, responsibility,
akuntabilitas. Kegagalan mengimplementasikan GCG dalam proyek
Hambalang dapat dilihat dari ketidak transparansian, fairness proses
pelaksanaan proyek hambalang, dimana dalam urusan pemenangan
tender proyek hambalang diketahui bahwa pihak-pihak dari Menpora
yang memberikan perlakuan khusus terhadap PT Adhi Karya dan PT
Wijaya Karya dengan memberitahukan nilai anggaran yang dicanangkan
untuk melaksanakan proyek hambalang, adanya multiyears kontrak
sebelum adanya penandatanganan dari Menkeu. Juga tidak adanya
keindependensian dalam pelaksanaan proyek, dapat dilihat ketika pihak-
pihak yang telibat dalam pelaksanaan proyek memiliki hubungan-
hubungan khusus dengan pejabat Menpora dan Pemerintahan.
3 Membangun struktur pengendalian intern yang baik
Dengan semakin berkembangnya suatu perusahaan, maka tugas manajemen
untuk mengendalikan jalannya perusahaan menjadi semakin berat. Agar
tujuan yang telah ditetapkan top manajemen dapat dicapai, keamanan harta
perusahaan terjamin dan kegiatan operasi bisa dijalankan secara efektif dan
efisien, manajemen perlu mengadakan struktur pengendalian intern yang
baik dan efektif mencegah kecurangan.
4 Mengefektifkan fungsi internal audit
Internal auditor tidak dapat menjamin bahwa kecurangan tidak akan terjadi,
namun ia harus menggunakan kemahiran jabatannya dengan saksama
sehingga diharapkan mampu mendeteksi terjadinya kecurangan dan dapat
memberikan saran-saran yang bermafaat kepada manajemen untuk
mencegah terjadinya kecurangan.resiko yang dihadapi perusahaan
diantaranya adalah Integrity risk, yaitu resiko adanya kecurangan oleh
manajemen atau pegawai perusahaan, tindakan illegal, atau tindak
penyimpangan lainnya yang dapat mengurangi nama baik /reputasi
perusahaan di dunia usaha, atau dapat mengurangi kemampuan perusahaan
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Adanya resiko tersebut
mengharuskan internal auditor untuk menyusun tindakan
pencegahan/prevention untuk menangkal terjadinya kecurangan
sebagaimana diuraikan dalam bagian sebelumnya.
Dengan mengoptimalkan sistem pengendalian intern yang ada di
kementrian terkait yang erat hubungannya dengan proyek proyek pemerintah
sehingga proyek apapun yang dilakukan dapat termonitor dengan baik, mulai dari
penganggaran, tander, hingga pelaksanaan di lapangan. Nuansa politik yang kental
dengan kepentingan bisa dikurangi selagi ada pembahasan atau rencana sebuah
pembangunan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah. Adanya sebuah hukuman
yang berat bagi pelaku kecurangan sehingga menimbulkan efek jera, serta adanya
contoh yang baik dari pimpinan yang diharapkan bawahan dapat meniru contoh
baik tersebut.