Anda di halaman 1dari 10

sel dan sitoplasma

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penemuan mikroskop oleh Antonie van Leeuwenhock telah banyak membantu para ahli dalam
kegiatan penyelidikannya. Kali ini Robert Hooke (sekitar pertengahan abad XVII), dengan
memanfaatkan mikroskop berhasil sebagai orang yang pertama melihat ruang-ruang kecil yang
dibentuk oleh irisan-irisan pada jaringan-jaringan tubuh tumbuhan. Jarinagn-jaringan itu di
lihatnya bagaikan tersusun dari banyak ruang kecil yang dibatasi oleh dinding yang tipis. Ruang-
ruang kecil itu dinamakan cel, dan sampai sekarang nama tersebut dimaksudkan untuk ruang sel
atau lumen termasuk dinding-dinding sel.
Walaupun penemuan Robert Hooke ini masih sangat terbatas, selain mengenai sel mati, juga
yang diketahuinya hanya sekitar lumen saja, tanpa isi yang terdpat dalam lumen itu, namun
artinya sangat besar karena:
a) Hanya Robert Hooke yang pada waktu itu mempunyai perhatian akan sel, perhatian para ahli
lainnya tidak ada;
b) Dengan penemuan sel oleh Robert Hooke, para ahli mulai tertarik, apalagi setelah mengethui
bahwa semua proses serta kegiatan mahluk hidup sangat berkaitan dengan struktur dan fungsi
sel.
Baru dua abad kemudian yaitu pada permulaan abad XIX tercipta teori sel atas jasa para peneliti
bangsa Jerman bernama Dutrochet, Schwann dan Schleiden. Mereka inilah yang menegaskan
bahwa organ tubuh tunbuhan dan hewan tersusun dari sel sel. Masih berkisar pada pendapat para
ahli Jerman, von Mohl (1846) menjelaskan bahwa dalam hal organ tubuh tumbuhan dan hewan
itu tersusun dari sel-sel, namun yang penting bukanlah dinding sel melainkan isi sel yang disebut
protoplasma. Pendapat ini dapat dikatakan sejalan dengan pendapat dengan Robert Brown,
seorang ahli bangsa Skotlandia yang pada tahun 1831 mengemukakan hasil penyelidikan pada
tanaman anggrek, bahwa pada protoplasma tanaman anggrek terdapat apa yang disebutnya
sebagai nucleus atau inti sel.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah mengenai :
1.2.1 Pengertian sel dan protoplasma
1.2.2 Ciri-ciri sel tumbuhan
1.2.3 Bentuk-bentuk dan bagian dari sel tumbuhan
1.2.4 Mengenal plasma sel
1.2.5 Mengenal inti sel

1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu untuk mengetahui bentuk, ciri-ciri dan bagian-bagian dari
sel, serta mengenal plasma sel dan inti sel.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sel dan Protoplasma


Sel adalah suatu kesatuan aktivitas biologi yang dibatasi oleh selaput semipermiabel dan mampu
memperbanyak diri dalam suatu medium
yang bebas dari sistem kehidupan lain.
Bagian-bagian sel meliputi dinding sel sebagai pelindung, protoplasma cairan yang mengandung
berbagai zat yang penting seperti, karbohidrat, protein lemak,vitamin dan mineral. Inti sel /
nucleus merupakan pusat aktivitas kimiawi dan kehidupan, didalamnya terdapat gen kromosom
yang merupakan pembawa sifat.
Macam sel bedasarkan keadaan inti:
a. sel prokarion, sel yang intinya tidak memiliki membran, materi inti tersebar dalam sitoplasma
(sel yang memiliki satu system membran. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah bakteri dan
alga biru.
b. sel eukarion, sel yang intinya memiliki membran. Materi inti dibatasi oleh satu system
membran terpisah dari sitoplasma. Yang termasuk kelompok ini adalah semua makhluk hidup
kecuali bakteri dan alga biru
Struktur sel prokariotik lebih sederhana dibandingkan struktur sel eukariotik. Akan tetapi, sel
prokariotik mempunyai ribosom (tempat protein dibentuk) yang sangat banyak. Sel prokariotik
dan sel eukariotik memiliki beberapa perbedaan sebagai berikut :
Protoplasma adalah bagian yang terpenting dalam sel setiap mahluk hidup karena merupakan
tempat terjadinya perubahan kimia yang menyelenggarakan pencernaan, penyerapan, kegiatan
otot dan semua kegiatan-kegiatan lainnya. Protoplasma sel tumbuhan terdapat komponen-
komponen plasma sel, initi sel dan butir-butir plastida.

2.2 Ciri-ciri Sel Tumbuhan


Memiliki dinding sel, memiliki butir plastid, bentuk tetap, jumlah mitokondria relative sedikit
dan mempunyai vakuola yang besar. Sentrosom dan sentriolnya tidak jelas.

Seperti gambar di bawah ini:

2.3 Mengetahui Bentuk-Bentuk dan Bagian dari Sel Tumbuhan


Adapun bentuk-bentuk sel sebagai berikut:
1. Bulat bagaikan peluru
2. Persegi bagaikan kubus
3. Prisma
4. Lurus memanjang
5. Panjang berkelok-kelok
6. Silindris dan lain-lain.

Bagian bagian dari sel tumbuhan terdiri dari:


a. Dinding sel
Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan. Dinding sel terdiri daripada selulosa yang kuat
yang dapat memberikan sokongan, perlindungan, dan untuk mengekalkan bentuk sel. Terdapat
liang pada dinding sel untuk membenarkan pertukaran bahan di luar dengan bahan di dalam sel.
Dinding sel juga berfungsi untuk menyokong tumbuhan yang tidak berkayu.
Dinding sel terdiri dari Selulosa (sebagian besar), hemiselulosa, pektin, lignin, kitin, garam
karbonat dan silikat dari Ca dan Mg.
b. Membran Plasma
Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma. Membran sel
membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga merupakan alat transportasi bagi sel
yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel.
Struktur membran ialah dua lapis lipid (lipid bilayer) dan memiliki permeabilitas tertentu
sehingga tidak semua molekul dapat melalui membran sel.
Struktur membran sel yaitu model mozaik fluida yang dikemukakan oleh Singer dan Nicholson
pada tahun 1972. Pada teori mozaik fluida membran merupakan 2 lapisan lemak dalam bentuk
fluida dengan molekul lipid yang dapat berpindah secara lateral di sepanjang lapisan membran.
Protein membran tersusun secara tidak beraturan yang menembus lapisan lemak. Jadi dapat
dikatakan membran sel sebagai struktur yang dinamis dimana komponen-komponennya bebas
bergerak dan dapat terikat bersama dalam berbagai bentuk interaksi semipermanen Komponen
penyusun membran sel antara lain adalah phosfolipids, protein, oligosakarida, glikolipid, dan
kolesterol.
Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion secara dua arah.
Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah molekul hidrofobik (CO2, O2), dan
molekul polar yang sangat kecil (air, etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul
polar dengan ukuran besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme
khusus agar dapat masuk ke dalam sel.
Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya lalu lintas
membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif untuk
molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif
untuk molekul yang membutuhkan mekanisme khusus.
Transpor pasif
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien konsentrasinya.
Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi merupakan contoh
dari transpor pasif. Difusi terjadi akibat gerak termal yang meningkatkan entropi atau
ketidakteraturan sehingga menyebabkan campuran yang lebih acak. Difusi akan berlanjut selama
respirasi seluler yang mengkonsumsi O2 masuk. Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi
membran selektif yang arah perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total
(dari hipotonis ke hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam transpor pasif
karena zat terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya.
Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah air dan glukosa. Transpor pasif air
dilakukan lipid bilayer dan transpor pasif glukosa terfasilitasi transporter. Ion polar berdifusi
dengan bantuan protein transpor.
Transpor aktif
Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan. Arah
perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif membutuhkan
bantuan dari beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam transpor aktif ialah channel
protein dan carrier protein, serta ionophore.
Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP driven pumps, dan light driven pumps.
Dalam transpor menggunakan coupled carriers dikenal dua istilah, yaitu simporter dan antiporter.
Simporter ialah suatu protein yang mentransportasikan kedua substrat searah, sedangkan
antiporter mentransfer kedua substrat dengan arah berlawanan. ATP driven pump merupakan
suatu siklus transpor Na+/K+ ATPase. Light driven pump umumnya ditemukan pada sel bakteri.
Mekanisme ini membutuhkan energi cahaya dan contohnya terjadi pada Bakteriorhodopsin.
c. Mitokondria
Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup berlangsung. Respirasi
merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau tenaga bagi
berlangsungnya proses hidup. Dengan demikian, mitokondria adalah “pembangkit tenaga” bagi
sel.
Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas metabolisme tinggi dan
memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak, misalnya sel otot jantung. Jumlah dan bentuk
mitokondria bisa berbeda-beda untuk setiap sel. Mitokondria berbentuk elips dengan diameter
0,5 µm dan panjang 0,5 – 1,0 µm. Struktur mitokondria terdiri dari empat bagian utama, yaitu
membran luar, membran dalam, ruang antar membran, dan matriks yang terletak di bagian dalam
membran [Cooper, 2000].
Membran luar terdiri dari protein dan lipid dengan perbandingan yang sama serta mengandung
protein porin yang menyebabkan membran ini bersifat permeabel terhadap molekul-molekul
kecil yang berukuran 6000 Dalton. Dalam hal ini, membran luar mitokondria menyerupai
membran luar bakteri gram-negatif. Selain itu, membran luar juga mengandung enzim yang
terlibat dalam biosintesis lipid dan enzim yang berperan dalam proses transpor lipid ke matriks
untuk menjalani oksidasi menghasilkan Asetil KoA.
Membran dalam yang kurang permeabel dibandingkan membran luar terdiri dari 20% lipid dan
80% protein. Membran ini merupakan tempat utama pembentukan ATP. Luas permukaan ini
meningkat sangat tinggi diakibatkan banyaknya lipatan yang menonjol ke dalam matriks, disebut
krista [Lodish, 2001]. Stuktur krista ini meningkatkan luas permukaan membran dalam sehingga
meningkatkan kemampuannya dalam memproduksi ATP. Membran dalam mengandung protein
yang terlibat dalam reaksi fosforilasi oksidatif, ATP sintase yang berfungsi membentuk ATP
pada matriks mitokondria, serta protein transpor yang mengatur keluar masuknya metabolit dari
matriks melewati membran dalam.
Ruang antar membran yang terletak diantara membran luar dan membran dalam merupakan
tempat berlangsungnya reaksi-reaksi yang penting bagi sel, seperti siklus Krebs, reaksi oksidasi
asam amino, dan reaksi ?-oksidasi asam lemak. Di dalam matriks mitokondria juga terdapat
materi genetik, yang dikenal dengan DNA mitkondria (mtDNA), ribosom, ATP, ADP, fosfat
inorganik serta ion-ion seperti magnesium, kalsium dan kalium
d. Lisosom
Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim hidrolitik yang
berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan. Lisosom ditemukan
pada tahun 1950 oleh Christian de Duve dan ditemukan pada semua sel eukariotik. Di dalamnya,
organel ini memiliki 40 jenis enzim hidrolitik asam seperti protease, nuklease, glikosidase,
lipase, fosfolipase, fosfatase, ataupun sulfatase. Semua enzim tersebut aktif pada pH 5. Fungsi
utama lisosom adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi.
- Endositosis ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke dalam sel melalui mekanisme
endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan dibawa ke vesikel kecil dan tidak beraturan,
yang disebut endosom awal. Beberapa materi tersebut dipilah dan ada yang digunakan kembali
(dibuang ke sitoplasma), yang tidak dibawa ke endosom lanjut. Di endosom lanjut, materi
tersebut bertemu pertama kali dengan enzim hidrolitik. Di dalam endosom awal, pH sekitar 6.
Terjadi penurunan pH (5) pada endosom lanjut sehingga terjadi pematangan dan membentuk
lisosom.
- Proses autofagi digunakan untuk pembuangan dan degradasi bagian sel sendiri, seperti organel
yang tidak berfungsi lagi. Mula-mula, bagian dari retikulum endoplasma kasar menyelubungi
organel dan membentuk autofagosom. Setelah itu, autofagosom berfusi dengan enzim hidrolitik
dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (atau endosom lanjut). Proses ini berguna pada
sel hati, transformasi berudu menjadi katak, dan embrio manusia.
- Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran besar dan mikroorganisme seperti
bakteri dan virus ke dalam sel. Pertama, membran akan membungkus partikel atau
mikroorganisme dan membentuk fagosom. Kemudian, fagosom akan berfusi dengan enzim
hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (endosom lanjut).
e. Badan Golgi
Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom) adalah organel yang
dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan
mikroskop cahaya biasa. Organel ini terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak
dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel hewan
memiliki 10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga ratusan badan
Golgi. Badan Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom.
Badan Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan patologi berkebangsaan Italia yang
bernama Camillo Golgi.
beberapa fungsi badan golgi antara lain :
1. Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel kelenjar kantung
kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
2. Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti membran plasma.
Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari membran plasma.
3. Membentuk dinding sel tumbuhan
4. Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk
memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
5. Tempat untuk memodifikasi protein
6. Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel
7. Untuk membentuk lisosom
f. Retikulum Endoplasma
RETIKULUM ENDOPLASMA (RE) adalah organel yang dapat ditemukan di seluruh sel hewan
eukariotik.
Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung berlapis-lapis. Kantung ini
disebut cisternae. Fungsi retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya. Retikulum
Endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang demikian banyak sehingga retikulum
endoplasma melipiti separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik. (kata
endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan retikulum diturunkan dari bahasa latin yang
berarti “jaringan”).
Ada tiga jenis retikulum endoplasma: RE kasar Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik
yang merupakan ribosom. Ribosom ini berperan dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama RE
kasar adalah sebagai tempat sintesis protein. RE halus Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak
memiliki bintik-bintik ribosom di permukaannya. RE halus berfungsi dalam beberapa proses
metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi
obat-obatan, dan tempat melekatnya reseptor pada protein membran sel. RE sarkoplasmik RE
sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin
dan otot lurik. Yang membedakan RE sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan proteinnya.
RE halus mensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan memompa ion
kalsium. RE sarkoplasmik berperan dalam pemicuan kontraksi otot.
g. Nukleus
Inti sel atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Organel ini
mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linear panjang yang
membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis protein seperti histon. Gen di dalam
kromosom-kromosom inilah yang membentuk genom inti sel. Fungsi utama nukleus adalah
untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola
ekspresi gen. Selain itu, nukleus juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi
pembelahan sel, memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis
ribosom, tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan di
mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri
h. Plastida
Plastida adalah organel sel yang menghasilkan warna pada sel tumbuhan. ada tiga macam
plastida, yaitu :
- leukoplast : plastida yang berbentuk amilum(tepung)
- kloroplast : plastida yang umumnya berwarna hijau. terdiri dari : klorofil a dan b (untuk
fotosintesis), xantofil, dan karoten
- kromoplast : plastida yang banyak mengandung karoten
i. Sentriol (sentrosom)
Sentorom merupakan wilayah yang terdiri dari dua sentriol (sepasang sentriol) yang terjadi
ketika pembelahan sel, dimana nantinya tiap sentriol ini akan bergerak ke bagian kutub-kutub sel
yang sedang membelah. Pada siklus sel di tahapan interfase, terdapat fase S yang terdiri dari
tahap duplikasi kromoseom, kondensasi kromoson, dan duplikasi sentrosom.
Terdapat sejumlah fase tersendiri dalam duplikasi sentrosom, dimulai dengan G1 dimana
sepasang sentriol akan terpisah sejauh beberapa mikrometer. Kemudian dilanjutkan dengan S,
yaitu sentirol anak akan mulai terbentuk sehingga nanti akan menjadi dua pasang sentriol. Fase
G2 merupakan tahapan ketika sentriol anak yang baru terbentuk tadi telah memanjang. Terakhir
ialah fase M dimana sentriol bergerak ke kutub-kutub pembelahan dan berlekatan dengan
mikrotubula yang tersusun atas benang-benang spindel.
j. Vakuola
Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap dalam bahasa Inggris). Cairan
ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya. Vakuola ditemukan pada semua sel
tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel hewan dan bakteri, kecuali pada hewan uniseluler
tingkat rendah.
fungsi vakuola adalah :
1. memelihara tekanan osmotik sel
2. penyimpanan hasil sintesa berupa glikogen, fenol, dll
3. mengadakan sirkulasi zat dalam sel

2.4 Mengenal Plasma Sel


Plasma sel atau sitoplasma merupakan benda yang hidup yang terdapat dalam sel, berbentuk
cairan yang agak kental. Plasma sel atau sitoplasma lazim disebut dengan dinding sel. Pada
plasma ini terdapat tiga lapisan, yaitu:
a. Lapisan luar (ektoplasma=plasmolemma=plasmoderma), lapisan plasma ini merupakan
lapisan paling luar, berbatasan dengan dinding sel. Kelihatan di bawah mikroskop merupakan
cairan yang agak kental dan bersih/jernih.
b. Lapisan tonoplasma,merupakan lapisan plasma yang agak dalam, yang berbatasan dengan
vakuola-vakuola, tampak agak jernih.
c. Lapisan polioplasma, merupakan lapisan di antara ektoplasma dan tonoplasma, tampak
berbutir-butir kecil sehingga tampak agak keruh, mungkin tanpa adanya butir-butir kecil tersebut
cairan tersebut akan tampak pula jernih karena bahan dasarnya merupakan bahan dasar yang
sama.
Bahan dasar plasma sel memang merupakan bahan dasar yang jernih, indeks biasnya lebih
daripada air. Bahan dasar plasma sel ini lazim disebut hialoplasma yang berfungsi tidak saja
menyusun sitoplasma melainkan juga menyusun plastid dan inti sel atau nucleus. Di antara para
ahli yang mengajukan pendapatnya sehubungan dengan pernyataan di atas ada yang menyatakan,
bahwa:
a. Mikrosoma merupakan hasil metabolisme yang terjadi atau berlangsung dalam plasma.
b. Mikrosoma itu merupakan gelembung-gelembung yang demikian kecil.
Frey Wissling berpendapat bahwa hasil penelitian terhadap sitoplasma di bawah mikroskop telah
menampakkan banyaknya benda bagaikan rantai yang mempunyai banyak caang yang
dinamakan polipeptin.
Selain mikrosoma yang belum dapat dipecahkan hal-halnya seperti di atas, ternyata terdapat pula
mitokondria atau kondriosoma yang belum dapat dipecahkan atau diungkapkan fungsinya. Yang
merupakan benda-benda hidup yang berbentuk butir-butir atau bagaikan benang-benang halus.
Benda-benda hidup ini akan tampak apabila pada sitoplasma dilakukan fiksasi dan pewarnaan
khusus.
Dalam sel tumbuh-tumbuhan ternyata plasma sel selalu mengadakan gerakan-gerakan, hal ini
menandakan bahwa sel-sel itu menunjukan sifat-sifat hidupnya. Pengaruh daya hidup dari
plasma ini disebut visvitalis.
Gerak rotasi, merupakan gerakan plasma sel yang berarah gerak melingkar secara tetap, gerakan
demikian hanya berlangsung dalam sel-sel yang mempunyai satu vakuola yang besar. Dalam
berlangsungnya gerakan-gerakan ini terkadang nucleus (inti sel) dan plastid dapat terpengaruh
sehingga mengikuti gerakan tersebut.
Gerak sirkulasi, dalam gerakan ini dapat dikatakan arahnya tidak menentu, gerakan demikian
hanya terdapat/berlangsung dalam sel-sel yang mempunyai beberapa vakuola kecil.

2.5 Mengenal Inti Sel


Inti sel merupakan bagian yang penting dari protoplas, terutama bagi kegiatan-kegiatan sel
tersebut dapat dikatakan bahwa inti sel ini fungsinya merupakan sentra segala proses yang
berlangsung dalam sel tersebut.
Pada sel-sel yang masih muda, inti sel relative lebih besar daripada sel-sel yang dewasa, karena
pada pertumbuhan sel-sel muda menjadi dewasa, selnya akan bertambah besar, dan dalam
keadaan demikian inti selnya dapat dikatakan tetap, tidak bertambah besar.
Tentang besar atau kecilnya, satu atau banyak inti sel dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pada tumbuh-tumbuhan yang tergolong loranthaceae, ranunculaceae dan coniferae, umumnya
mempunyai inti sel yang besar.
b. Pada tumbuhan yang tergolong fungi dan algae, berinti sel yang umumnya kecil.
c. Pada tumbuhan tingkat tinggi pada tiap selnya hanya memiliki satu inti sel.
d. Pada tumbuhan rendah, seperti halmya pada cladophora, pada tiap selnya ternyata inti selnya
lebih dari satu.
Pada tiap inti sel dapat kita ketahui adanya membrane atau selaput inti, reticulum atau rangka
inti, cairan inti, dan nucleolus atau butir inti. Reticulum terdiri dua bagian yaitu:
a. Khromatin reticulum yang berupa butir-butir kecil yang dapat menghisap zat warna,
b. Linin reticulum, yang berupa benang-benang halus, kurang menghisap zat warna
Retikulum atau rangka inti kerap kali memperlihatkan strukturnya yang seperti jala, sedangkan
membrane atau selaput inti berfungsi sebagai jalan mengangkut bahan-bahan antara plasma sel
dengan bagian-bagian dalam dari inti, bahan-bahan antara lain ribonuklease dan
deoksiribonuklease. Membrane ini mempunyai sifat dapat tertembus zat-zat cair (selekti
permeable).
Cairan inti atau kariolymph adalah bagian yang merupakan cairan yang terdapat dalam inti. Para
ahli menduga bahwa kariolymph yang membantu dilangsungkan pembelahan-pembelahan sel.
Butir inti atau nucleolus merupakn butir-butir kecil yang terdapat dalam inti, bentuknya bundar
bundar. Jumlah butir-butir inti ini tentunya sama dengan jmlah pasangan kromosom yang
terkandung di dalamnya, tergantung pada spesies dan justru karena inilah sering terjadi adanya
hubungan antara jumlah butir-butir inti dengan jumlah pasangan kromosom.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.1.1 Sel adalah suatu kesatuan aktivitas biologi yang dibatasi oleh selaput
semi permiabel dan mampu memperbanyak diri dalam suatu medium
yang bebas dari sistem kehidupan lain.
Protoplasma adalah bagian yang terpenting dalam sel setiap mahluk hidup karena merupakan
tempat terjadinya perubahan kimia yang menyelenggarakan pencernaan, penyerapan, kegiatan
otot dan semua kegiatan-kegiatan lainnya.
3.1.2 Memiliki dinding sel, memiliki butir plastid, bentuk tetap, jumlah mitokondria relative
sedikit dan mempunyai vakuola yang besar. Sentrosom dan sentriolnya tidak jelas.

3.1.3 Bentuk-bentuk sel sebagai berikut: bulat bagaikan peluru, persegi bagaikan kubus, prisma,
lurus memanjang, panjang berkelok-kelok, silindris dan lain-lain.
Bagian-bagian sel terdiri dari dinding sel, membran plasma, mitokondria, lisosom, badan golgi,
retikulum endoplasma, nukleus, plastida, sentriol, dan vakuola.

3.1.4 Plasma sel atau sitoplasma merupakan benda yang hidup yang terdapat dalam sel,
berbentuk cairan yang agak kental. Plasma sel atau sitoplasma lazim disebut dengan dinding sel.
Pada plasma ini terdapat tiga lapisan yaitu lapisan luar (ektoplasma), lapisan tonoplasma, dan
lapisan polioplasma.

3.1.5 Inti sel merupakan bagian yang penting dari protoplas, terutama bagi kegiatan-kegiatan sel
tersebut dapat dikatakan bahwa inti sel ini fungsinya merupakan sentra segala proses yang
berlangsung dalam sel tersebut.

3.2 Saran
Bagi pemabaca untuk mempermudah mempelajari tentang sel, sebaiknya membuat sebuah
struktur agar lebih mudah untuk memahami pembagian-pembaginya dari sel tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

http://abdulsyahid-forum.blogspot.com/2009/03/sejarah-virus.html,
Abd syahid di 23.10,Jumat, 20 Maret 2009
International,Grolier.1998.Ilmu Pengetahuan Populer.PT.Widyadara;Jakarta
Kartasapoetra, A.G. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan (Tentang Sel dan Jaringan.
Rineka Cipta; Jakarta
Sutrian,Yayan.2004.Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan Tentang sel dan Jaringan.Rineka
Cipta; Jakarta
Tjitrosoepomo, G. 1994. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai