2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai aspek penting asuhan pasien yang dilakukan oleh banyak
profesi dan sebagai tim yang terintegrasi sehingga diperlukan kolaborasi
interprofesional baik aspek cure maupun care. Professional pemberi asuhan
(PPA) mengidentifikasi kebutuhan pelayanan pasien, selain itu pasien
umumnya memiliki system pendukung (support system) ketika dirawat ;
keluarga, teman dsb, yang membantunya menghadapi berbagai masalah,
sehingga pasien memiliki kemandirian dan kualitas hidup. Pelayanan yang
diberikan oleh PPA harus memiliki keseragaman dalam pelayanan, termasuk
reimbursemen yang sesuai dan memadai. Konsep pemberian asuhan yang
sesuai dengan standar untuk memenuhi standar akreditasi rumah sakit adalah
patient centered care dengan pola asuhan pasien terintegrasi (Position
Statement Australian College Of Nursing, 2014).
Dengan meningkatnya kompleksitas asuhan pasien, tuntutan kualitas
dan safety, pemenuhan terhadap peraturan perundangan rumah sakit harus
dapat menghadapi tantangan dan tekanan tersebut. Dalam konteks biaya,
rumah sakit harus mengatasi kenaikan biaya staf, proses yang inefisien,
pasien dengan lama dirawat yang memanjang, prosedur yang tidak perlu dsb.
berdasarkanhal tersebut menurut standar akreditasi program kerja ARK maka
rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses kesinambungan
pelayanan di RS dan koordinasi diantara PPA yang di bantu oleh manajer
pelayaan pasien (MPP)/ Case Manager.
Manajemen pelayanan pasien adalah suatu proses kolaboratif untuk
asesmen, perencanaan, fasilitasi, koordinasi pelayanan, evaluasi dan advokasi
untuk opsi dan pelayanan bagi pemenuhan kebutuhan komprehensif pasien
dan keluarganya, melalui komunikasi dan sumber daya yang terseda sehingga
memberi hasil asuhan pasien yang bermutu dengan biaya efektif.
B. Tujuan Pedoman
Pedoman ini menjadi dasar pelayanan MPP dalam konteks menjaga
kesinambungan dan koordinasi pelayanan bagi individu pasien melalui
komunikasi dan kerjasama dengan PPA dan pimpinan unit sehingga keluaran
yang di harapkan dari kegiatan manajemen pelayanan pasien adalah :
Pasien mendapat asuhan sesuai kebutuhannya
Terpeliharanya kesinambungan pelayanan
Pasien memahami dan mematuhi asuhan, serta meningkatnya
kemandirian pasien
Kemampuan pasien mengambil keputusan
Keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga
Optimalisasi system pendukung pasien
Pemulangan yang aman
Kualitas hidup dan kepuasan pasien
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Pelayanan berfokus pada pasien diterapkan dalam bentuk asuhan
pasien terintegrasi yang bersifat integrasi horizontal dan vertical. Pada
integrasi horizontal kontribusi profesi masing-masing PPA adalah sama
pentingnya atau sederajat. Pada integrasi vertical pelayanan berjenjang oleh/
melalui berbagai unit pelayanan ketingkat pelayanan yang berbeda, disini
peran MPP penting untuk integrasi tersebut dan komunikasi yang memadai
dengan PPA.
Pelaksanaan asuhan pasien terintegrasi pusatnya adalah pasien,
mencakup elemen :
Keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga
DPJP sebagai ketua tim PPA (Clinical Team Leader)
PPA bekerja sebagai tim interdisiplin dengan kolaborasi interprofesional
dengan menggunakan panduan alur klinis pasien (PPK), panduan asuhan
PPA lainnya, disertai alur klinis terintegrasi/ clinical pathway, catatan
perkembangan pasien terintegrasi (CPPT)
Perencanaan pemulangan pasien/ discharge planning terintegrasi
Asuhan gizi terintegrasi
D. Batasan Operasional
MPP bukan merupakan PPA aktif, dalam menjalankan manajemen
pelayanan pasien mempunyai peran minimal adalah sebagai berikut :
Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan asuhan pasien
Mengoptimalkan terlaksananya pelayanan berfokus pada pasien
Mengoptimalkan proses reimbursemen dan dengan fungsi :
Asesmen untuk manajemen pelayanan pasien
Perencanaan untuk manajemen pelayanan pasien
Komunikasi dan koordinasi
Edukasi dan advokasi
Kendali mutu dan biaya pelayanan pasien
E. Landasan Hukum
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran (Lembaran Negara RI tahun 2004 No. 116, Tambahan
lembaran Negara RI No.. 4431);
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Standar Pelayanan
Minimal (Lembaran Negara RI tahun 2005 Nomor 150, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 4585);
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159 tahun 1988
tentang Rumah Sakit
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumedang
No.445/Kep-119/ark/2017 tentang Akses Ke Rumah Sakit Dan
Kontinuitas Pelayanan (ARK).
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Pelatihan tambahan :
Peran MPP :
Bagi rumah sakit MPP dalam manajemen pelayanan pasien akan memberikan
keuntungan :
Identifikasi dan seleksi pasien : focus pada identifikasi pasien yang akan
mendapatkan manfaat dari pelayanan MPP, dipertimbangkan kebutuhan
informed consent
Asesmen dan identifikasi masalah dan kesempatan : dimulai saat admisi
maupun selama dirawat secara intermiten sesuai kebutuhan
Penyusunan rencana manajemen pelayanan pasien : tetapkan sasaran
intervensi dan prioritas kebutuhan pasien, termasuk kebutuhan jenis
pelayanan sesuai sumber daya yang tersedia atau tetapkan hasil yang
diharapkan
Implementasi dan koordinasi : untuk pelaksanaan rencana manajemen
pelayanan pasien
Monitoring dan evaluasi : pelaksanaan manajemen pelayanan pasien,
pemenuhan kebutuhan pasien dan hasil asuhan
Terminasi proses manajemen pelayanan pasien : bila kebutuhan pasien sudah
tercapai, sudah terlakasana ke transisi pelayanan lebih baik
LOGISTIK
Monitoring, follow up
Identifikasi masalah dan kesempatan
Fasilitasi, koordinasi, komunikasi dan kolaborasi
Advokasi
Hasil pelayanan
Terminasi manajemen pelayanan pasien
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
KESELAMATAN KERJA
PENGENDALIAN MUTU
Berdasarkan manfaat yang dapat di berikan oleh MPP untuk rumah sakit
diantaranya : penurunan tingkat asuhan sesuai kebutuhan pasien dan panduan
klinis yang dapat menurunkan lama hari rawat dan pencegahan hari rawat yang
tidak perlu. Penurunan frekuensi, jenis dan lama pemeriksaan, termasuk
pemeriksaan yang tidak perlu sehingga dapat mengurangi/ menghindari tagihan
yang tidak perlu. Dengan hal tersebut diharapkan mutu pelayanan asuhan yang
diberikan akan lebih baik untuk klien maupun rumah sakit.
BAB IX
PENUTUP