Sistem Transportasi Pada Bangunan
Sistem Transportasi Pada Bangunan
Alat transportasi dalam bangunan merupakan alat yang menunjang atau memberi fasilitas
sirkulasi dalam bangunan gedung bertingkat, serta merupakan sarana prasarana yang
memperlancar pergerakan manusia di dalamnya.
Salah satu masalah yang menjadi pemikiran pada perencanaan bangunan bertingkat
banyak adalah masalah transportasi, baik yang bersifat manual (tangga, ramp) maupun yang
bersifat mekanis (elevator, ekalator, conveyor dll).
Tangga merupakan jalur yang mempunyai undak - undak (trap) yang menghubungakan
satu lantai dengan lantai diatasnya dan mempunyai fungsi sebagai jalan untuk naik dan
turun antara lantai tingkat. Penempatan atau letak ruang tangga tersendiri mudah dilihat
dan dicari orang, tidak berdekatan dengan ruang lain agar tidak menggangu aktifitas
penghuni lain. Tangga juga mempunyai fungsi sebagai jalan darurat, direncanakan dekat
dengan pintu keluar, sebagai antisipasi terhadap bencana kebakaran, gempa keruntuhan
dan lain - lain.
Tangga dibedakan menjadi 2 jenis yaitu,
Tangga Umum
Tangga umum berfungsi untuk sirkulasi orang berjalan kaki serta ke lintasan utama
pada bangunan gedung antar lantai tingkat dalam kondisi keseharian karena
menjadi sirkulasi utama maka pada tangga umum harus memenuhi persyaratan
kenyamanan pemakaian untuk naik maupun turun yang tidak melelahkan dan
membahayakan pemakainya.
Syarat tangga utama :
- Letak tangga berada pada sirkulasi utama bangunan, mudah dilihat dan dijangkau
dari pintu masuk bangunan dan mempunyai penerangan yang cukup baik dari alam
maupun buatan.
- Mempunyai penerangan yang cukup khususnya buatan.
- Memenuhi persyaratan kenyamanan pemakaian, misalnya;
Sudut kemiringan tangga 28°-35°
Jumlah anak tangga sampai bordes maksimal 12 trap
Tinggi trap anak tangga maksimal 19 cm
Lebar bordses = ½ lebar ruang tangga
Perbandingan antrede : optrede memenuhi rumus (a + 2.O = 62 cm s/d 65 cm)
Perhitungan jumlah anak tangga : [2(n + 1) = t/O]
Perhitungan lebar bordes ; [P = (a x n) + b]
Harus dicek ; (b = ½ l)
Tangga Darurat
Tangga darurat adalah tangga yang digunakan untuk mengevakuasi atau
menyelamatkan penghuni gedung dari pengaruh bahaya. Seperti kebakaran dan
gempa bumi.
Syarat tangga darurat :
- Letaknya berhubungan dengan dinding luar bangunan dan mempunyai
pintu akses keluar gedung.
- Dilengkapi dengan pintu dari bahan tahan api sekurang-kurangnya selama 3 jam.
- Pada bagian bordes dilengkapi jendela kaca yang bisa dibuka dari luar
untuk penyelamatan penghuni.
- Dilengkapi cerobong pengisap asap di samping pintu masuk.
- Pada tangga darurat harus dilengkapi dengan lampu peneragnan dengan
supply baterai darurat.
Kontruksi Tangga
Konstruksi tangga harus kuat dan stabil, karena sebagai jalan penghubung ke
lantai tingkat. Menurut peraturan pembebanan Indonesia untuk gedung, 1983, bahwa
beban ditangga lebih besar dari beban pada pelat lantai.
Untuk bangunan rumah tinggal = 250 kg/ m2
Dan bangunan umum diambil = 300 kg/ m2
Konstruksi tangga dapat menjadi satu dengan rangka bangunannya, jika terjadi
ada penurunan bisa menyebabkan sudut kemiringan tangga berubah, Jika konstruksi
tangga tersendiri yang terpisah dengan struktural rangka bangunan, dibuatkan
pondasi tersendiri rangka tangga tidak menempel pada dinding diberi sela ± 5 cm.
Bidang momen yang terjadi pada ibu tangga;
Bahan tangga;
Dapat dari bahan; kayu, beton bertulang,baja, batu alam.
a). Tangga kayu;
Mudah dikerjakan, harga cukup murah, bentuk bahan alami menambah kesejukan
suasana ruang.
b). Tangga beton bertulang;
Konstruksinya kuat dan awet, tidak cepat rusak, dapat berumur panjang, bahan
tahan api. Dapat dipasang di bangunan umum atau bangunan tingkat rendah atau
sampai dengan 4 (empat) lantai.
2. Ramps
a. Riwayat Elevator/Lift
Lift awalnya adalah derek yang terbuat dari tali. Pada tahun 1853, Elisha Graves Otis,
salah seorang pionir dalam bidang lift, memperkenalkan lift yang menghindarkan
jatuhnya ruang lift jika kabelnya putus. Rancangannya mirip dengan suatu jenis
mekanismekeamanan yang masih digunakan hingga kini
sumber : www.wikipedia.com
Elevator penumpang pertama dipasang oleh Otis di New York pada tahun 1857.
Setelah meninggalnya Otis pada tahun 1861, anaknya, Charles dan Norton
mengembangkan warisan yang ditinggalkan oleh Otis dengan membentuk Otis
Brothers & Co., pada tahun 1867. Pada tahun 1873 lebih dari 2000 elevator Otis telah
dipergunakan di gedung-gedung perkantoran, hotel, dan department store di seluruh
Amerika, dan lima tahun kemudian dipasanglah elevator penumpang hidrolik Otis
yang pertama.Berikutnya adalah era Pencakar Langit.
Pada tahun 1889 Otis mengeluarkan mesin elevator listrik direct-connected geared
pertama yang sangat sukses. Pada tahun 1903, Otis memperkenalkan desain yang
akan menjadi “tulang punggung” industri elevator,yaitu : elevator listrik gearless
traction yang dirancang dan terbukti mengalahkan usia bangunan itu sendiri. Hal ini
membawa pada berkembangnya jaman struktur-struktur tinggi, termasuk yang paling
menonjol adalah Empire State building dan World Trade Center di New York, John
Hancock Center di Chicago dan CN Tower di Toronto.
Selama bertahun-tahun ini, beberapa dari inovasi yang dibuat oleh Otis dalam bidang
pengendalian otomatis adalah Sistem Pengendalian Sinyal, Peak Period Control,
Sistem Autotronik Otis dan Multiple Zoning.
Otis adalah yang terdepan di dunia dalam
pengembangan teknologi komputer dan
perusahaan tersebut telah membuat revolusi
dalam pengendalian elevator sehingga tercipta
peningkatan yang dramatis dalam hal waktu
reaksi elevator dan mutu berkendara dalam
elevator
lift Elekrtik
lift elektrik terdiri dari sebuah tabung yang di pasang pada rel pemandu, didukung
oleh kabel pengerek, dan dikemudikan oleh mesin penggeraak elektis pada mesin
lift.
Lift Hidrolik
Lift hidrolik terdiri dari sebuah tabung yang didukung oleh piston yang bergerak
searah atau berlawanan dengan
cairan yang diberi tekanan. Tidak
diperlukan rumah lift, tapi lift
hidrolik memmiliki kecepatan
rendah dan panjang piston
membatasi penggunaannya hanya
pada bangunan enam lantai.
Observation Elevator
Lift jenis ini fungsinya sama seperti lift penumpang, hanya saja bedanya sebagian
besar dinding atau pintu lift ini terbuat dari kaca. Sehingga memungkinkan
penumpangnya dapat melihat ke arah luar. Lift jenis ini banyak kita jumpai di mall,
hotel, atau gedung-gedung yang tidak terlalu tinggi yang memiliki pemandangan
indah.
c. Bagian-bagian Lift
Bagian-bagian mekanik yang ada pada lift dan elevator adalah:
Batang Peluncur
Batang peluncur terbuat dari kerangka baja
profil yang tegak berdiri setinggi susunan
gedung.
Sangkar Lift
berfungsi sebagai tempat penumpang sejumlah
6-10 orang yang
bergerak naik-
turun melalui
kerangka atau
batangbatang peluncur tersebut. Dalam cabine lift
dilengkapi dengan tomboltombol tekan untuk
memberhentikan lift pada lantai tertentu. Selain itu juga
dilengkapi dengan pintu gingsir yang digunakan untuk
masuk dan keluarnya penumpang dan pada pintu juga
dilengkapi dengan alat pengaman.
Kerangka Sangkar
Kerangka sangkar terbuat dari baja profil (L) siku dengan DIN 1028 sheet 1 dengan
kode (L 1,5 x 2 x 2,5 ), bahan ini diambil karena sangat cocok untuk dipakai pada
konstruksi kerangka dan plat dasar. Jenis plat yang digunakan ada 2 (dua) macam
dengan tegangan tarik yang sama sB = 270 – 490 N/mm2 (Elemen Mesin, G.
Niemann, Anton Budiman, Bambang Priambodo, jilid 1, hal 95) yaitu dengan
ketebalan:
1. Plat dengan tebal 3 mm (DIN 1623)
2. Plat dengan tebal 5 mm (DIN 1621)
Alat Penuntun Sangkar Elevator
Sangkar di dalam lorong pada rel penuntun yang terpasang tetap dan kedua sisi
kenderaan pada bagian atas dan bawah di beri dua penuntun yang sesuai dengan rel.
Pengimbang Elevator
Digunakan untuk menghilangkan beban pada mesin pengangkat, bobot sangkar
diimbangi dengan beban timbangan yang dihubungkan dengan tali pada sangkar
dengan drum mesin pengangkat, pengimbang terbuat dari bahan besi cor kelabu, berat
bandul sama dengan berat sangkar di tambah dengan setengah dari berat maksimum.
Peralatan Penggantung
Digunakan untuk menggantung sangkar dan pengimbang digunakan tali kawat
pintalan sejajar atau silang untuk mengefektifkan penggunaan tali yang berdiameter
lebih kecil, sangkar pengimbang digantung dengan dua, empat atau enam utas tali.
Distribusi beban yang seragam pada semua tali dengan menggunakan batang silang
penggantung jenis tuas seperti gambar di bawah ini.
Rem
Semua elevator harus dilengkapi alat pengaman khusus yaitu alat yang dapat
menghentikan sangkar secara otomatis, bila tali putus atau kendur.
Prinsip Kerja Sepatu Rem
Rem sepatu ganda sering digunakan pada mekanisme pengangkatan pemindah. Rem
digerakkan oleh pemberat G dan dilepaskan dengan elektromagnet. Akibat
pengereman yang permanen hanya bekerja bila elektromagnet dinyalakan, biasanya
rangkaian listrik dibuat saling mengunci antara motor dan magnet yang secara
otomatis menghasilkan aksi pengereman walaupun berhenti secara mendadak.
Mesin Pengangkat
Untuk mengangkat sangkar, jenis drum atau roda puli penggerak. Pada desain dengan
drum tali untuk mengulur dan menarik tali yang menahan sangkar di sambung ke
bandul pengimbang dengan menggunakan elektromotor.
Sistem Transmisi
Sistem transmisi roda gigi pada perencanaan ini memiliki fungsi untuk mereduksi
putaran dari motor penggerak ke drum, dan pada umumnya putaran motor yang
tersedia tinggi sedangkan putaran yang diinginkan pada drum lebih lamban sesuai
dengan kecepatan angkat yang direncanakan pada perencanaan transmisi roda gigi ini.
6. Tali dilewatkan mengitari baja-baja beralur dan diikat bersama dengan baji ke
dalam soket rata yang sesuai yang terbuat dari baja tuang. Bahan akan menarik tali ke
dalam soket dan akan menambah daya ikatnya.
-Mata pengikat
Tali dililitkan mengelilingi mata pengikat dan ujung bebasnya dililitkan dengan
bagian utama tali. Panjang lilitan 1 > 15d dan minimum sepanjang 300 mm. Mode
pengikatan seperti ini banyak sekali digunakan. Di samping dililitkan, mata pengikat
dapat dikencangkan dengan memakai klip khusus bulldog (bull-dog-clip) atau
pengapit pada tali kawat. Jumlah pengapit minimum adalah tiga, buah, menunjukkan
tali kawat yang diikat pada mata pengikat dengan plat dan baut.
Secara umum (tidak mengikat) syarat dalam mendesain sistem transportasi lift adalah
sebagai berikut:
2. Minimal tersedia 1 buah lift untuk bangunan melebihi 1 tingkat jika ada pengguna
manula dan atau difabel.
5. Sebuah lift hanya melayani maksimal 15 lantai agar waktu tunggu tidak terlalu
lama. Tersedia express lift untuk bangunan melebihi 15 lantai (sistem zona lift).
Express lift mem-bypass lantai-lantai bawah dan langsung berhenti di lantai 16, 17,
18, dst.
6. Tersedia skylobby untuk setiap kelipatan 20-25 lantai. Skylobby adalah lantai lobby
di mana orang turun dari lift express dan berpindah ke lift-lift lokal yang berhenti
pada tiap lantai di atasnya. Dengan demikian kebutuhan ruang core/shaft lift bisa
tetap.
Jika ada dua deret lift berhadap-hadapan maka lebar lobby dibuat sekitar 3,5 – 4,5
meter atau dua kali panjang lift. Satu deret lobby sebaiknya tidak lebih dari 3 buah lift
agar calon penumpangnya bisa dengan mudah melihat lift yang terbuka atau tersedia.
2. Eskalator
a. Riwayat Eskalator
Karena digerakkan oleh motor listrik , tangga berjalan ini dirancang untuk
mengangkut orang dari bawah ke atas atau sebaliknya. Untuk jarak yang pendek
eskalator digunakan di seluruh dunia untuk mengangkut pejalan kaki yang mana
menggunakan elevator tidak praktis. Pemakaiannya terutama di daerah pusat
perbelanjaan, bandara, sistem transit, pusat konvensi, hotel dan fasilitas umum
lainnya.
Keuntungan dari eskalator cukup banyak seperti mempunyai kapasitas memindahkan
sejumlah orang dalam jumlah besar dan tidak ada interval waktu tunggu terutama di
jam-jam sibuk dan mengarahkan orang ke tempat tertentu seperti ke pintu keluar,
pertemuan khusus, dll.
3. Travelator
- Sistem operasi, memungkinkan elevator bisa digerakan dengan arah keatas atau
kebawah.
(1204205039)
TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS UDAYANA
2013