Alat transportasi dalam bangunan merupakan alat yang menunjang atau memberi
fasilitas sirkulasi dalam bangunan gedung bertingkat, serta merupakan sarana prasarana yang
memperlancar pergerakan manusia di dalamnya.
Semakin kecilnya lahan di kota yang tidak sebanding dengan kebutuhan ruang
menyebabkan timbulnya bangunan-bangunan bertingkat sebagai solusinya. Oleh karena itu,
alat transportasi vertical sangat diperlukan untuk bangunan-bangunan tersebut.
Salah satu masalah yang menjadi pemikiran pada perencanaan bangunan bertingkat
banyak adalah masalah transportasi, baik yang bersifat manual (tangga, ramp) maupun yang
bersifat mekanis (elevator, ekalator, conveyor dll).
1. Tangga
sumber : http://www.interior-
minimalis.com
Tangga merupakan jalur
yang mempunyai undak -
undak (trap) yang
menghubungakan satu lantai
dengan lantai diatasnya dan
mempunyai fungsi sebagai
jalan untuk naik dan turun
antara lantai tingkat. Penempatan atau letak ruang tangga tersendiri mudah dilihat dan
dicari orang, tidak berdekatan dengan ruang lain agar tidak menggangu aktifitas
penghuni lain. Tangga juga mempunyai fungsi sebagai jalan darurat, direncanakan dekat
dengan pintu keluar, sebagai antisipasi terhadap bencana kebakaran, gempa keruntuhan
dan lain - lain.
1
Tangga dibedakan menjadi 2 jenis yaitu,
Tangga Umum
Tangga umum berfungsi untuk sirkulasi orang berjalan kaki serta ke lintasan
utama pada bangunan gedung antar lantai tingkat dalam kondisi keseharian karena
menjadi sirkulasi utama maka pada tangga umum harus memenuhi persyaratan
kenyamanan pemakaian untuk naik maupun turun yang tidak melelahkan dan
membahayakan pemakainya.
Syarat tangga utama :
- Letak tangga berada pada sirkulasi utama bangunan, mudah dilihat dan dijangkau
dari pintu masuk bangunan dan mempunyai penerangan yang cukup baik dari alam
maupun buatan.
- Mempunyai penerangan yang cukup khususnya buatan.
- Memenuhi persyaratan kenyamanan pemakaian, misalnya;
Sudut kemiringan tangga 28°-35°
Jumlah anak tangga sampai bordes maksimal 12 trap
Tinggi trap anak tangga maksimal 19 cm
Lebar bordses = ½ lebar ruang tangga
Perbandingan antrede : optrede memenuhi rumus (a + 2.O = 62 cm s/d 65 cm)
Perhitungan jumlah anak tangga : [2(n + 1) = t/O]
Perhitungan lebar bordes ; [P = (a x n) + b]
Harus dicek ; (b = ½ l)
Tangga Darurat
Tangga darurat adalah tangga yang digunakan untuk mengevakuasi atau
menyelamatkan penghuni gedung dari pengaruh bahaya. Seperti kebakaran dan
gempa bumi.
Syarat tangga darurat :
- Letaknya berhubungan dengan dinding luar bangunan dan mempunyai
pintu akses keluar gedung.
- Dilengkapi dengan pintu dari bahan tahan api sekurang-kurangnya selama 3 jam.
- Pada bagian bordes dilengkapi jendela kaca yang bisa dibuka dari luar
untuk penyelamatan penghuni.
- Dilengkapi cerobong pengisap asap di samping pintu masuk.
2
- Pada tangga darurat harus dilengkapi dengan lampu peneragnan dengan
supply baterai darurat.
Anak Tangga
Anak tangga berfungsi sebagai bertumpunya
telapak kaki, dibuat dengan jarak yang sama
dan selisih tinggi (trap) dibuat, supaya kaki
yang melangkah menjadi nyaman, enak untuk
melangkah, bentuk anak tangga dapat
divariasikan sesuai selera pemilik atau
arsiteknya.
sumber : https://www.google.com/search
Anak tangga terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian horizontal (pijakan datar) dan vertical
(pijakan untuk langkah naik). Ukuran lebar anak tangga untuk hunian berkisar antara
3
20-33 cm. dan untuk bagian vertical langkah atasnya berkisar antara 15-18 cm.
untuk ukuran tangga darurat biasanya bagian vertical mencapai 20 cm. Ukuran lebar
tangga juga penting diperhatikan, untuk panjang atau lebar tangga pada hunian
tempat tinggal adalah minimal 90 cm. sedangkan untuk tangga servis biasanya lebih
kecil, yaitu 75 cm.
Bordes
Bordes dalah pelat datar diantara anak - anak tangga
sebagai tempat beristirahat sejenak, bordes di
pasang pada bagian sudut tempat peralihan arah
tangga yang berbelok.
- Untuk rumah tinggal, lebar bordes antara 80 - 100
cm dan untuk bangunan umum, lebar bordesnya
dibuat antara 120 - 200 cm.
- Dapat dibuat dengan 3 model, yaitu Bordes tangga
lurus, bordes tangga L dan bordes tangga U.
sumber : http://yudirachman.blogspot.com
4
- Macam- Macam Bentuk Tangga
Bentuk tangga dapat disesuaikan dengan beda
tinggi lantai dan ruangan yang tersedia. Untuk
menambah suasana yang harmonis dalam
ruangan, bentuk tangga juga sebaiknya dibuat
indah dan serasi dengan interior ruangan.
Dengan makin majunya tingkat kebudayaan
manusia, perkembangan teknologi yang
memproduksi bahan dan alat bangunan, ide
para seniman, maka bentuk tangga makin
lama makin berkembang bervariasi, bahkan
sumber : https://www.google.com/search dewasa ini bentuk sudah merupakan seni
tersendiri.
1. Tangga lurus, 2. Tangga miring, 3.Tangga lengkung, 4. Tangga siku,
5. Tangga lingkar
7
Konstruksi tangga dapat menjadi satu dengan rangka bangunannya, jika terjadi
ada penurunan bisa menyebabkan sudut kemiringan tangga berubah, Jika konstruksi
tangga tersendiri yang terpisah dengan struktural rangka bangunan, dibuatkan
pondasi tersendiri rangka tangga tidak menempel pada dinding diberi sela ± 5 cm.
Bidang momen yang terjadi pada ibu tangga;
Bahan tangga;
Dapat dari bahan; kayu, beton bertulang,baja, batu alam.
a). Tangga kayu;
Mudah dikerjakan, harga cukup murah, bentuk bahan alami menambah kesejukan
suasana ruang.
b). Tangga beton bertulang;
Konstruksinya kuat dan awet, tidak cepat rusak, dapat berumur panjang, bahan
tahan api. Dapat dipasang di bangunan umum atau bangunan tingkat rendah atau
sampai dengan 4 (empat) lantai.
c). Tangga baja;
Kurang serasi ditempatkan pada ruang dalam karena bentuknya kasar, biasanya
dipasang sebagai tangga pribadi atau tangga darurat dengan bentuk lingkar.
d). Tangga dari batu alam;
Merupakan pasangan bata pada halaman rumah, tidak terlindung, tidak memerlukan
perhitungan konstruksi.
2. Ramps
sumber : http://www.lowes.com/
Menurut kemiringannya, ramps dibagi menjadi:
• Ramps rendah sampai dengan 5% kemiringan (00-50). Ramps
8
jenis low atau landai ini tidak perlu menggunakan anti selip untuk
lapisan permukaan lantainya.
• Ramps sedang atau medium dengan kemiringan sampai dengan
7% (50-100) dianjurkan menggunakan bahan penutup lantai anti
selip.
• Ramps curam atau steep dengan kemiringan antara sampai
dengan 90% (100-200) yang dipersyaratkan harus menggunakan
bahan anti selip pada permukaan lantai dengan dibuat kasar.
Untuk manusia, dilengkapi dengan railing terutama untuk
handicapped / disabled person (penderita cacat tubuh, yang
sekarang lebih dikenal sebagai para “Difable” atau Different ability
people).
Sistem transportasi jenis ini juga dikenal sebagai sistim transportasi dengan mesin
penggerak. Ada dua macam sistim transportasi jenis mekanis ini, ialah escalator (tangga
berjalan) dan elevator (lift).
1. Elevator ( Lift )
a. Riwayat Elevator/Lift
Lift awalnya adalah derek yang terbuat dari tali. Pada tahun 1853, Elisha Graves Otis,
salah seorang pionir dalam bidang lift, memperkenalkan lift yang menghindarkan
jatuhnya ruang lift jika kabelnya putus. Rancangannya mirip dengan suatu jenis
mekanismekeamanan yang masih digunakan hingga kini
sumber : www.wikipedia.com
9
Setelah meninggalnya Otis pada tahun 1861, anaknya, Charles dan Norton
mengembangkan warisan yang ditinggalkan oleh Otis dengan membentuk Otis
Brothers & Co., pada tahun 1867. Pada tahun 1873 lebih dari 2000 elevator Otis telah
dipergunakan di gedung-gedung perkantoran, hotel, dan department store di seluruh
Amerika, dan lima tahun kemudian dipasanglah elevator penumpang hidrolik Otis
yang pertama.Berikutnya adalah era Pencakar Langit.
Pada tahun 1889 Otis mengeluarkan mesin elevator listrik direct-connected geared
pertama yang sangat sukses. Pada tahun 1903, Otis memperkenalkan desain yang
akan menjadi “tulang punggung” industri elevator,yaitu : elevator listrik gearless
traction yang dirancang dan terbukti mengalahkan usia bangunan itu sendiri. Hal ini
membawa pada berkembangnya jaman struktur-struktur
tinggi, termasuk yang paling menonjol adalah Empire
State building dan World Trade Center di New York,
John Hancock Center di Chicago dan CN Tower di
Toronto.
Selama bertahun-tahun ini, beberapa dari inovasi yang
dibuat oleh Otis dalam bidang pengendalian otomatis
adalah Sistem Pengendalian Sinyal, Peak Period
Control, Sistem Autotronik Otis dan Multiple Zoning.
Otis adalah yang terdepan di dunia dalam
pengembangan teknologi komputer dan perusahaan tersebut telah membuat revolusi
dalam pengendalian elevator sehingga tercipta peningkatan yang dramatis dalam hal
waktu reaksi elevator dan mutu berkendara dalam elevator
lift Elekrtik
10
lift elektrik terdiri dari sebuah tabung yang di pasang pada rel pemandu, didukung
oleh kabel pengerek, dan dikemudikan oleh
mesin penggeraak elektis pada mesin lift.
sumber : http://indonetwork.co.id
Lift Hidrolik
Lift hidrolik terdiri dari sebuah tabung yang didukung oleh piston yang bergerak
searah atau berlawanan dengan cairan yang diberi tekanan. Tidak diperlukan rumah
lift, tapi lift hidrolik memmiliki kecepatan rendah dan panjang piston membatasi
penggunaannya hanya pada bangunan enam lantai.
11
vertical untuk barang di samping untuk orang. Kriteria untuk lift barang yang penting
ialah ukuran dan berat barang yang harus diangkut. Dalam gedung- gedung dengan
penggunaan campuran (mixed use) seringkali lift barang juga harus dapat melayani
angkutan orang terutama pada jam-jam sibuk. Perkiraan yang dapat digunakan dalam
perencanca ialah untuk setiap 5 lift diperlukan 1 lift barang. Kapasitas lift barang
berkisar antara 1-5 ton dengan ukuran dalam antara 1.60 x 2.10 m sampai 3.10 x 4.20
m dan kecepatan bergerak 1.5 – 2 m/detik maximum atau
rata-rata 0.25 –1 m/detik.
Lift service
Lift ini juga merupakan lift penumpang, namun fungsinya dikhususkan bagi karyawan
gedung tersebut atau untuk membawa barang barang yang kecil. Lift ini banyak kita
temui di gedung perkantoran.
sumber : http://www.hotfrog.co.id
Observation Elevator
Lift jenis ini fungsinya sama seperti lift penumpang, hanya saja bedanya sebagian
besar dinding atau pintu lift ini terbuat dari kaca. Sehingga memungkinkan
12
penumpangnya dapat melihat ke arah luar. Lift jenis ini banyak kita jumpai di mall,
hotel, atau gedung-gedung yang tidak terlalu tinggi yang memiliki pemandangan
indah.
sumber : http://ifelift.en.made-in-china.com
c. Bagian-bagian Lift
Bagian-bagian mekanik yang ada pada lift dan elevator adalah:
Batang Peluncur
Batang peluncur terbuat dari kerangka baja profil yang tegak berdiri setinggi susunan
gedung.
Sangkar Lift
berfungsi sebagai tempat penumpang sejumlah 6-10 orang yang bergerak naik-turun
melalui kerangka atau batangbatang peluncur tersebut. Dalam cabine lift dilengkapi
dengan tomboltombol tekan untuk memberhentikan lift pada lantai tertentu. Selain itu
juga dilengkapi dengan pintu gingsir yang digunakan untuk masuk dan keluarnya
penumpang dan pada pintu juga dilengkapi dengan alat pengaman.
Kerangka Sangkar
Kerangka sangkar terbuat dari baja profil (L) siku dengan DIN 1028 sheet 1 dengan
kode (L 1,5 x 2 x 2,5 ), bahan ini diambil karena sangat cocok untuk dipakai pada
konstruksi kerangka dan plat dasar. Jenis plat yang digunakan ada 2 (dua) macam
dengan tegangan tarik yang sama sB = 270 – 490 N/mm2 (Elemen Mesin, G.
Niemann, Anton Budiman, Bambang Priambodo, jilid 1, hal 95) yaitu dengan
ketebalan:
1. Plat dengan tebal 3 mm (DIN 1623)
2. Plat dengan tebal 5 mm (DIN 1621)
Alat Penuntun Sangkar Elevator
Sangkar di dalam lorong pada rel penuntun yang terpasang tetap dan kedua sisi
kenderaan pada bagian atas dan bawah di beri dua penuntun yang sesuai dengan rel.
13
Pengimbang Elevator
Digunakan untuk menghilangkan beban pada mesin pengangkat, bobot sangkar
diimbangi dengan beban timbangan yang dihubungkan dengan tali pada sangkar
dengan drum mesin pengangkat, pengimbang terbuat dari bahan besi cor kelabu, berat
bandul sama dengan berat sangkar di tambah dengan setengah dari berat maksimum.
Peralatan Penggantung
Digunakan untuk menggantung sangkar dan pengimbang digunakan tali kawat
pintalan sejajar atau silang untuk mengefektifkan penggunaan tali yang berdiameter
lebih kecil, sangkar pengimbang digantung dengan dua, empat atau enam utas tali.
Distribusi beban yang seragam pada semua tali dengan menggunakan batang silang
penggantung jenis tuas seperti gambar di bawah ini.
Rem
Semua elevator harus dilengkapi alat pengaman khusus yaitu alat yang dapat
menghentikan sangkar secara otomatis, bila tali putus atau kendur.
Prinsip Kerja Sepatu Rem
Rem sepatu ganda sering digunakan pada mekanisme pengangkatan pemindah. Rem
digerakkan oleh pemberat G dan dilepaskan dengan elektromagnet. Akibat
pengereman yang permanen hanya bekerja bila elektromagnet dinyalakan, biasanya
rangkaian listrik dibuat saling mengunci antara motor dan magnet yang secara
otomatis menghasilkan aksi pengereman walaupun berhenti secara mendadak.
Mesin Pengangkat
Untuk mengangkat sangkar, jenis drum atau roda puli penggerak. Pada desain dengan
drum tali untuk mengulur dan menarik tali yang menahan sangkar di sambung ke
bandul pengimbang dengan menggunakan elektromotor.
Sistem Transmisi
Sistem transmisi roda gigi pada perencanaan ini memiliki fungsi untuk mereduksi
putaran dari motor penggerak ke drum, dan pada umumnya putaran motor yang
tersedia tinggi sedangkan putaran yang diinginkan pada drum lebih lamban sesuai
dengan kecepatan angkat yang direncanakan pada perencanaan transmisi roda gigi ini.
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
• Putaran poros drum
• Ukuran utama roda gigi
• Poros roda gigi
• Bantalan yang digunakan
14
Tali
Tali merupakan suatu kumpulan beberapa wayar yang dibentuk atau dipilin sehingga
menjadi satu kesatuan yang utuh. Tali merupakan alat yang cukup besar pengaruhnya
dalam kegiatan sistim pesawat angkat. Tali terdiri atas 2 jenis yang kita, kenal pada
saat ini yaitu :
a) Tali non metal
Tali non metal adalah tali yang konstruksinya terdiri dari bahan bukan logam. Dan
biasanya tali ini digunakan untuk mesin pengangkat yang digerakkan oleh tangan
karena sifat mekanisnya yang lemah (cepat aus, kekuatannya rendah, mudah rusak
oleh benda tajam). Tali ini biasanya digunakan untuk mengikat muatan ke pegangan
pengangkat kait dan lainnya.
b). Tali baja
Tali baja digunakan secara luas pada mesin-mesin pengangkat. Dibandingkan dengan
rantai, tali baja mempunyai keunggulan sebagai berikut:
- lebih ringan
- lebih tahan terhadap sentakan
- operasi tenang walaupun pada kecepatan operasi tinggi
Tali baja adalah tali yang dikonstruksikan dari kumpulan jalinan serat-serat baja (steel
wire), yang terbuat dari kawat baja dengan ultimate strength sb = 130 ÷ 200 kg/mm2.
Mula-mula beberapa serat baja dipintal hingga menjadi satu jalinan (strand),
kemudian beberapa strand dijalin pula pada suatu inti (core), sehingga membentuk tali
dengan tipe-tipe sebagai berikut:
• Tipe 6 x 19 + 1 fibre core, artinya sebuah tali baja dengan konstruksi yang terdiri
dari 6 strand dan tiap strand terdiri dari 19 steel wire dengan 1 inti serat.
• Tipe 6 x 37 + 1 fibre core; 6 x 36 + 1; 6 x 41 + 1 dan lain-lain.
Kelebihan steel wire rope dibandingkan dengan rantai adalah:
• Lebih ringan
• Lebih tahan terhadap sentakan, bila beban terbagi rata pada semua strand.
• Kurang mengalami fatique dan internal wear, sebab wire tidak mempunyai tendensi
untuk menjadi lurus yang selalu menyebabkan internal stress.
• Kurang mempunyai tendensi untuk berbelit, peletakan yang tenang pada drum dan
cakra, penyambungan yang lebih cepat, mudah dijepit (clip) atau ditekuk (socket).
• Lebih fleksibel
- Perhitungan Daya Tahan (Kekuatan Batas Lelah) Tali
15
Bermula dari kenyataan bahwa kerusakan tali disebabkan oleh kelelahan
bahan dan setiap tali hanya dapat mengalami lengkungan dalam jumlah tertentu, para
peneliti telah melakukan percobaan untuk mencari hubungan antara umur tali dengan
berbagai faktor yang menyebabkan keausan dan menentukan jumlah lengkungan yang
telah melampaui batas yang akan terjadi kerusakan tali dalam setiap kasus.
Metode perhitungan daya tahan tali kawat harus dilakukan secara ilmiah dan
sesempurna mungkin. Prinsipnya harus benar dan berguna dalam prakteknya. Dalam
mendesain peralatan pengangkat, pendesain harus selalu memperhatikan
ketergantungan umur pakai tali pada ukuran puli atau drum, beban, konstruksi tali dan
faktor lainnya.
- Metode perhitungan daya tahan tali kawat
Metode perhitungan daya tahan tali kawat yang dijelaskan berikut dihasilkan oleh
penelitian bertahun-tahun yang dilakukan di Hammer dan Sicle Works. Berbagai
konstruksi tali yang berdiameter dari 3mm sampai 28mm diuji dengan tiga buah
mesin khusus untuk dilakukan untuk menentukan metalurgi, produksi, desain dan
operasi yang mempengaruhi kekuatan tali.
Pulli
Puli terdiri dari logam maupun bukan logam yang berbentuk bundar yang disebut
dengan nama disc, dan pulli ini diberi alur sebagai laluan tali. Pulli ada 2 macam:
a. Pulli tetap
Pulli tetap terdiri dari sebuah cakra dan seutas tali atau rantai yang dilingkarkan pada
alur di bagian atasnya yang salah satu ujungnya digantungi dengan beban (Q) sedang
ujung yang lain ditahan atau ditarik ke bawah sehingga dengan demikian beban
terangkat ke atas.
b. Pulli tidak tetap
Pulli bergerak mempunyai cakra yang bebas dan porosnya yang bebas pula. Tali atau
rantai dilingkarkan dalam alur pada bagian bawah. Salah satu ujung tali diikatkan
tetap dan ujung lainnya ditahan atau ditarik pada waktu pengangkatan, beban
digantungkan pada kait yang tergantung pada poros.
Drum
Drum dalam hal ini berfungsi sebagai tempat gulungan tali ataupun rantai.
Bedanya hanya pada sarang rantai untuk drum dan alur tali untuk drum tali.
Drum rantai digunakan untuk keperluan operasional dari crane-crane putar yang
digerakkan dengan tangan dengan kapasitas angkat 5 ton dan bahan drum terbuat dari
16
besi tuang. Sedangkan untuk tali terbuat dari bahan yang licin untuk menggulung tali
dalam beberapa gulungan.
Drum pada operasi pengangkatan di pergunakan untuk penggulung rantai atau puli.
Dalam rancangan ini drum yang digunakan adalah drum tali. Drum tali baja ini dibuat
dari yang licin dengan flens yang tinggi untuk memungkinkan menggulung tali dalam
beberapa gulungan. Drum untuk baja ini terbuat dari bahan besi tuang, jarang dari
baja tuang. Kalau penggerak dengan mesin maka drum dilengkapi dengan alur spiral,
maka oleh sebab itu gulungan tali akan merata dan dapat mengurangi gesekan.
1. Ujung kawat tali pertama-tama dililit dengan baik dengan menggunakan kawat
lunak pada titik a dan b yang tergantung pada panjang soket bajanya. Lilitan pada
bagian bawah b harus lebih lebar dari a.
2. Lilitan pada ujung atas a kemudian dilepas dan untaian tali dibuka.
3. Kawat kemudian diurai dari untaian dan inti raminya dipotong.
4. Kawat kemudian dililitkan pada dua titik dengan ikatan sementara a’ dan a”.
5. Ujung Tali dimasukkan ke soket, kawat dilengkukkan menjadi lengkungan dan
Timah cair kemudian dituangkan ke dalam soket tersebut.
6. Tali dilewatkan mengitari baja-baja beralur dan diikat bersama dengan baji ke
dalam soket rata yang sesuai yang terbuat dari baja tuang. Bahan akan menarik tali ke
dalam soket dan akan menambah daya ikatnya.
-Mata pengikat
Tali dililitkan mengelilingi mata pengikat dan ujung bebasnya dililitkan dengan
bagian utama tali. Panjang lilitan 1 > 15d dan minimum sepanjang 300 mm. Mode
pengikatan seperti ini banyak sekali digunakan. Di samping dililitkan, mata pengikat
dapat dikencangkan dengan memakai klip khusus bulldog (bull-dog-clip) atau
pengapit pada tali kawat. Jumlah pengapit minimum adalah tiga, buah, menunjukkan
tali kawat yang diikat pada mata pengikat dengan plat dan baut.
17
-Pengikat Tali Pada Drum
Suatu lubang disediakan pada drum coran untuk tempat ujung dari tali. Pada lubang
bukaan ini dimasukkan pelat b dengan sebuah semat yang beralur berbentuk setengah
lingkaran pada sisi dalam yang dibentuk sedemikian rupa sehingga sesuai dengan
bentuk penampang tali: a. pelat dijepit dengan dua buah skrup c. Cara pengikatan ini
dapat disetel, sehingga tali dapat diganti dengan cepat. Bila dua utas tali sekaligus
digulung pada drum, proses pengikatan dilakukan dengan dua kali untuk menjaga
keamanan. Pengencangan dengan pasak baja b, tali a dilingkarkan pada pasak baja b
dan dimasukkan kedalam lubang bukaan pada drum. Lubang ini harus ditiruskan dari
kedua sisi ke bagian tengahnya, sehingga baja tersebut dapat diselipkan dari kedua
arah.
Metode pengikatan ini paling banyak digunakan dan sangat mudah serta dapat
diandalkan. Pelat baja disediakan pada sisi dalam drum dan mempunyai dua alur
untuk tempat ujung tali dan ditengahnya terdapat lubang untuk baut atau pasak
benam.
Secara umum (tidak mengikat) syarat dalam mendesain sistem transportasi lift adalah
sebagai berikut:
18
Jika ada dua deret lift berhadap-hadapan maka lebar lobby dibuat sekitar 3,5 – 4,5
meter atau dua kali panjang lift. Satu deret lobby sebaiknya tidak lebih dari 3 buah lift
agar calon penumpangnya bisa dengan mudah melihat lift yang terbuka atau tersedia.
21
c. Pintu lift sebaiknya didesain terbuka dari tengah dan ukuran lebar ruang masuk
disarankan selebar mungkin dengan tetap mempertimbangkan ukuran dimensi
kedalaman ruang elevator.
2. Eskalator
a. Riwayat Eskalator
24
b. Definisi Eskalator
Eskalator adalah tangga berjalan yang terdiri dari pijakan-pijakanyang pasang pada
sabuk yang beputar secara terus menerus. Eskalator atau
tangga jalan adalah salah satu transportasi vertikal berupa
konveyor untuk mengangkut orang, yang terdiri dari tangga
terpisah yang dapat bergerak ke atas dan ke bawah
mengikuti jalur yang berupa rail atau rantai yang digerakkan
oleh motor.
25
menggunakan sambungan bersilang sepanjang bagian dasar dan tepat dibawah bagian
ujungnya. Ujung-ujung truss tersandar pada penopang beton atau baja.
3. Travelator
- Sistem operasi, memungkinkan elevator bisa digerakan dengan arah keatas atau
kebawah.
26
-Diletakkan di bagian atas berupa motor listrik 3Ø, transmission reducer dan rantai
penggerak yang memutar tangga.
4. Anak tangga
-Terbuat dari die cast aluminium alloy yang dibentuk dengan alur-alur khusus.
5. Moving Handrails
- Terbuat dari campuran karet khusus.
6. Balustrade
- Terbuat dari transparant tempered glass
7. Pengaman / Safety
- Current overload, hand rail & Step chain safety Switch
- Emergency stop botton
- Over / under speed control switch
Pengaman terhadap perbedaan kecepatan antara step & handrail yang melebihi 10%
dari kecepatan nominal. Pengaman-pengaman lain sesuai standard pabrik.
27