Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENGGUNAAN

“LIFT DAN TANGGA PADA GEDUNG BERLANTAI 7”

DISUSUN OLEH

MUHAMMAD RAFLY GHIFARI RAHAYAAN

UNIVERSITAS YAPIS PAPUA


FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar belakang

Bangunan tingkat tinggi sangat populer pada jaman sekarang, karena dinilai lebih efektif
dan efien dengan kondisi yang ada. Semakin meningkatnya pertambahan penduduk tetapi tata
guna lahan yang semakin terbatas menjadi masalah baru dalam era modernisasi saat ini. Dalam
membangun sesuatu bangunan yang diperuntukkan untuk kapasasitas daya guna yang besar
dengan kondisi lahan yang kurang memadai luasannya, maka dipilihlah bangunan tinggi sebagai
salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut.

Semakin tingginya suatu bangunan mempunyai resiko keruntuhan yang semakin tinggi
pula. Oleh karena itu dalam membangun suatu struktur bangunan tinggi mempunyai persyaratan
yang lebih kompleks. Apabila bangunan tersebut didirikan di Indonesia, maka bangunan tersebut
harus memenuhi syarat Standart Nasional Indonesia (SNI).

Sekarang ini banyak bangunan atau gedung (perkantoran, apartemen, instansi, hotel
berbintang, trade center, dan lainnya) yang dibangun dengan konsep luas dan ketinggian yang
berbeda. Sebagian besar gedung-gedung tersebut mencapai ketinggian hingga empat lantai atau
bahkan lebih. Hal tersebut diperhatikan dengan maksud untuk meminimalisir lahan bangunan,
supaya tidak memakan banyak tempat atau lahan yang dipakai. Para arsitektur membuat konsep
bangunan gedung bertingkat yang kebanyakan diterapkan di daerah perkotaan, dikarenakan
banyak faktor yang mendukung hal tersebut.

Dahulu sebelum adanya Elevator (lift), Eskalator (tangga berjalan), dan Travelator
(Moving walk)untuk mencapai lantai atas dari lantai dasar atau sebaliknya, kita harus naik
tangga lantai secara manual yaitu dengan jalan kaki. Mungkin hal ini tidak akan menjadi
masalah/kerepotan, jika lantai gedung berjumlah sedikit dan hanya kita saja yang naik ke atas
atau turun gedung, namunakan menjadi masalah besar dan sangat kerepotan, jika lantai gedung
berjumlah banyak, sedangkan kita akan memindahkan barang yang berbobot berat dari lantai
dasar ke lantai atas. Hal tersebut dirasa kurang efektif dan efisien, karena terlalu banyak
memakan waktu dan tenaga. Apalagi bila hal tersebut terjadi disebuah perkantoran atau instansi
penting lainnya, maka bisa dibayangkan banyak kerugian yang akan dirasakan instansi
perusahaan/perkantoran tersebut.

Zaman sekarang ini sudah banyak terdapa gedung yang menjulang tinggi untuk
menyambungkan lantai perlantai yang ada pada gedung berlantai 7 menggunakan lift jika lebih
dari lantai dan jika masih di bawah 3 lantai kita akan menggunakan tangga maka dari itu penulis
mengangkat makalah ini.

b. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut :
1) Apa yang dimaksud dengan Tangga dan Lift pada bangunan bertingkat ?
2) Apa kelebihan pada penggunaan Tangga dan Lift pada bangunan bertingkat ?
3) Apa kekurangan pada penggunaan Tangga dan Lift pada bangunan bertingkat ?

c. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut :
 Mengetahui kelebihan dan kekurangan pada pesawat sederhana seperti Tangga dan
lift pada bangunan bertingkat.
 Mengetahui segi kegunaan pada Tangga dan lift, jenis-jenis Tangga pada bangunan
bertingkat, dan dapat mengaplikasikanya dalam suatu bangunan.

d. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan adalah sebagai berikut :
1) Mengetahui kelebihan dan kekurangan pada penggunaan Tangga dan Lift dalam
melakukan aktifitas pekerjaan sehari-sehari.
2) memberikan pengetahuan dampak positif dan negatif dalam adanya Tangga dan lift
disuatu bangunan bertingkat
BAB II
LANDASAN TEORI

a. Pengertian Tangga
Tangga merupakan jalur yang mempunyai undak - undak (trap) yang
menghubungakan satu lantai dengan lantai diatasnya dan mempunyai fungsi sebagai jalan
untuk naik dan turun antara lantai tingkat.

1) Rencana letak ruang tangga

 Penempatan atau letak ruang tangga tersendiri mudah dilihat dan dicari orang, tidak
berdekatan dengan ruang lain agar tidak menggangu aktifitas penghuni lain.
 Tangga juga mempunyai fungsi sebagai jalan darurat, direncanakan dekat dengan
pintu keluar, sebagai antisipasi terhadap bencana kebakaran, gempa keruntuhan dan
lain - lain.
2) Bagian - bagian dari struktur tangga
 Pondasi tangga
Pondasi Tangga Sebagai dasar tumpuan (landasan) agar tangga tidak mengalami
penurunan, pergeseran. Pondasi tangga bisa dari pasangan batu kali, beton bertulang
atau kombinasi dari kedua bahan dan pada dibawah pangkal tangga harus diberi balok
anak sebagai pengaku pelat lantai, agar lantai tidak menahan beban terpusat yang
besar.
 Ibu tangga
Ibu Tangga Merupakan bagian dari tangga sebagai konstruksi pokok yang berfungsi
untuk mendukung anak tangga
 Anak tangga
Anak Tangga berfungsi sebagai bertumpunya telapak kaki, dibuat dengan jarak yang
sama dan selisih tinggi (trap) dibuat, supaya kaki yang melangkah menjadi nyaman,
enak untuk melangkah, bentuk anak tangga dapat divariasikan sesuai selera pemilik
atau arsiteknya.
 Pagar tangga
Pagar Tangga atau reilling tangga adalah bagian dari struktur tangga sebagai
pelindung yang diletakkan disamping sisi tangga dan di pasang pada/ diatas ibu
tangga untuk melindungi agar orang tidak terpelosok jatuh. Pagar tangga dapat dibuat
dengan macam - macam variasi agar lebih artistik dan pada lantai tingkat disekitar
lubang tangga harus dipasang juga pagar pengaman agar penghuni tidak terjerumus
jatuh. Penggunaan tangga Merupakan batang yang di pasang sepanjang anak tangga
untuk bertumpunya tangan agar orang turun naik tangga merasa lebih aman,
pegangan tangga bertumpu pada tiang - tiang tangga yang tertanam kuat pada ibu
tangga.
 Bordes
Adalah pelat datar diantara anak - anak tangga sebagai tempat beristirahat sejenak,
bordes di pasang pada bagian sudut tempat peralihan arah tangga yang berbelok.-
Untuk rumah tinggal, lebar bordes antara 80 - 100 cm dan untuk bangunan umum,
lebar bordesnya dibuat antara 120 - 200 cm.- Dapat dibuat dengan 3 model, yaitu
Bordes tangga lurus, bordes tangga L dan bordes tangga U.

3) Macam - macam bentuk tangga


Bentuk tangga dapat disesuaikan dengan beda tinggi lantai dan ruangan yang
tersedia. Untuk menambah suasana yang harmonis dalam ruangan, bentuk tangga juga
sebaiknya dibuat indah dan serasi dengan interior ruangan.Dengan makin majunya
tingkat kebudayaan manusia, perkembangan teknologi yang memproduksi bahan dan alat
bangunan, ide para seniman, maka bentuk tangga makin lama makin berkembang
bervariasi, bahkan dewasa ini bentuk sudah merupakan seni tersendiri.
Bentuk tangga yang umum banyak dipakai, yaitu:
 Tangga lurus,
 Tangga miring,
 Tangga lengkung,
 Tangga siku,
 Tangga lingkar
4) Perhitungan dan standarisasi bentuk tangga serta ukurannya
 Membuat tangga disamping keindahan perlu diperhatikan segi - segi teknisnya, harus
diperhatikan juga kemudahan, rasa aman, bagi orang yang melaluinya.
 Lebar anak tangga;
- Untuk rumah tinggal, lebar anak tangga 80 cm.
- Untuk bangunan umum, lebar anak tangga 120 cm s/d 200 cm.
- Untuk tangga darurat, lebar anak tangga bisa 70 cm.
 Tetapi dapat juga diperhatikan jika yang melewati berpapasan di satu anak tangga:
- Untuk satu orang, lebarnya 60 - 80 cm
- Untuk dua orang, lebarnya 120 cm
- Untuk tiga orang, lebarnya 180 cm

5) Lebar dan tinggi anak tangga (trap)


 Semua anak tangga harus dibuat bentuk dan ukuran yang seragam, dan untuk
memberi kenyamanan bagi yang turun dan naik tangga perlu diperhatikan lebar dan
tinggi anak tangga.
 Rumus untuk anak tangga (undak -undak)
2t + l = 60 - 65 cm
t = tinggi anak tangga (tinggi tanjakan = optrede)
l = lebar anak tangga (lebar injakan = aantrede)
 Rumus diatas didasarkan pada;
-Satu langkah arah datar antara 60 - 65 cm.
-Untuk melangkah naik perlu tenaga 2 kali lebih besar dari pada melangkah datar.
 Lebar dan tinggi anak tangga sangat menentukan kenyamanan, yang naik tidak cepat
lelah dan yang turun tidak mudah tergelincir

6) Kemiringan tangga
- Kemiringan tangga dibuat tidak curam, agar orang mudah untuk naik dan turun
tangga, jadi tidak banyak energi yang keluar, tetapi jika kemiringan dibuat terlalu
landai dan dapat menjemukan bagi orang yang melaluinya, disamping itu banyak
memakan tempat (space) yang ada, jadi kurang efisien.
- Kemiringan tangga yang wajar berkisar antara 250 s/d 420 dan untuk bangunan
rumah tinggal biasa digunakan kemiringan 380.

7) Bahan tangga
Dapat dari bahan; kayu, beton bertulang,baja, batu alam.
- Tangga kayu;
Mudah dikerjakan, harga cukup murah, bentuk bahan alami menambah kesejukan
suasana ruang.

- Tangga beton bertulang;


Konstruksinya kuat dan awet, tidak cepat rusak, dapat berumur panjang, bahan
tahan api. Dapat dipasang di bangunan umum atau bangunan tingkat rendah atau
sampai dengan 4 (empat) lantai.

- Tangga baja;
Kurang serasi ditempatkan pada ruang dalam karena bentuknya kasar, biasanya
dipasang sebagai tangga pribadi atau tangga darurat dengan bentuk lingkar.

- Tangga dari batu alam;


Merupakan pasangan bata pada halaman rumah, tidak terlindung, tidak
memerlukan perhitungan konstruksi.

- Disamping beberapa jenis tangga ada juga tangga gerak (eskalator), tangga ini
bergerak naik atau turun, tanpa perlu melangkahkan kaki, karena digerakkan
dengan mesin, biasanya dipasang pada bangunan komersil dan biaya
operasionalnya mahal.

b. Pengertiaan Lift
Lift adalah salah satu fasilitas selain tangga yang biasanya disediakan di gedung-
gedung bertingkat tinggi (lebih dari tiga tingkat) untuk memudahkan manusia mencapai
tiap tingkat pada gedung tersebut.
 Metode Lift
Apabila tidak terdapat lift dalam gedung bertingkat tinggi maka manusia akan
lebih sulit dalam mencapai tingkat dari suatu gedung terutama dengan rentang yang
panjang (misalnya dari lantai 1 ke lantai 7) apalagi dengan membawa barang.

Lift merupakan mesin yang di gunakan untuk kemudahan mengangkut


penumpang atau peralatan untuk di bawa ke tempat yang tinggi (lantai bertingkat)dalam
sebuah bangunan .Untuk memaksimalkan kinerja dari tiap lift digunakan penjadualan.

Ada beberapa algoritma penjadualan yang bisadi gunakan dalam penjadwalan lift
yaitu algoritma FCFS, C-SCAN dan C-LOOK.FCFS (First Come First Serve) pada
algoritma ini penjadwalan lift didasarkan oleh permintaan yang pertama masuk dalam
antrian akan dilayani terlebih dahulu. Algoritma ini tidak efektif,jarak kerja menjadi lift
akan sangat besarkarena melayani penumpang berdasarkan waktu permintaan yang
terlebih dahulu ada. Dengan menggunakan algoritma ini panjang lintasan lift. C-SCAN
adalah salah satu algoritma penjadwalan dimana lift akan melewati lintasan yang ada.
Lift akan melayani permintaan dari lantai terbawah lalu naik ke lantai teratas (naik terus
sampai lantai teratas) lalu dari lantai teratas turun ke lantai terbawah (turun terus sampai
lantai terbawah).
 Jenis jenis Lift
Jenis-jenis Lift Secara umum jenis-jenis dapat di golongkan menjadi beberapa
kelompok yaitu :
- Lift Penumpang ( Passenger Elevator)
- Lift Barang ( Freight elevator )
- Lift Observasi (Panorama)
- Lift kendaraan
BAB III
PEMBAHASAN
https://blog-mue.blogspot.com/2016/03/definisi-tangga-teknik-sipil-
terlengkap.html

Anda mungkin juga menyukai