Modul E-Learning 2
Pada saat melakukan hubungan usaha dengan Pengguna Jasa, Pihak Pelapor wajib meminta informasi dan
dokumen pendukung kepada Pengguna Jasa (profil Pengguna Jasa), dengan memberikan formulir yang
memuat isian sekurang-kurangnya mengenai identitas diri, sumber dana, dan tujuan transaksi pengguna jasa
Apabila transaksi dilakukan untuk kepentingan pihak lain, maka Pengguna Jasa harus menyertakan informasi
mengenai identitas diri, sumber dana, dan tujuan transaksi pihak lain tersebut.
Beberapa tahapan dalam permintaan informasi dan dokumen oleh Pihak Pelapor:
a. Pihak pelapor mengidentifikasi dan mengklasifikasikan pengguna jasa dalam kelompok perorangan atau
perusahaan
b. Memastikan pengguna jasa yang membuka hubungan usaha atau melakukan transaksi bertindak untuk diri
sendiri atau untuk kepentingan Beneficial Owner
c. Identitas Calon Pengguna Jasa harus dapat dibuktikan dengan keberadaan dokumen pendukung
Perorangan Perusahaan
1. Identitas (KTP,SIM,Paspor, KIMS/KITAP) 1. Identitas (AD, SITU, TDP, SIUP, Identitas pengurus, dan BO
- Nama lengkap termasuk alias - Nama perusahaan
- Nomor dokumen identitas - Nomor izin usaha dari instansi berwenang
- Alamat tempat tinggal sesuai dokumen identitas dan - Bidang usaha
alamat tempat tinggal lain apabila ada - Alamat kedudukan perusahaan
- Tempat tanggal lahir - Tempat dan tanggal pendirian perusahaan
- Kewarganegaraan - Bentuk badan hukum perusahaan
- Pekerjaan (surat pengangkatan, jika perlu) - Identitas Beneficial Owner apabila calon pengguna
- Jenis kelamin jasa memiliki Beneficial Owner
- Status perkawinan (surat nikah, jika perlu) - Identitas dan dokumen pengendali akhir (diluar
perusahaan go public)
3. Perkiraan nilai transaksi dalam 1 (satu) tahun 3. Perkiraan nilai transaksi dalam 1 (satu) tahun (laporan
keuangan atau deskripsi kegiatan usaha)
4. Maksud dan tujuan hubungan usaha atau transaksi yang 4. Maksud dan tujuan hubungan usaha atau transaksi yang
akan dilakukan Calon Pengguna Jasa akan dilakukan Calon pengguna Jasa
5. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 5. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
6. Informasi lain 2.3.3 Informasi lain (struktur manajemen, dokumen identitas
anggota direksi)
Wajib dilakukan:
a. EDD secara berkala paling kurang berupa analisis terhadap informasi sumber dana, tujuan transaksi, dan
hubungan usaha dengan pihak- pihak yang terkait; dan
b. Pemantauan yang lebih ketat.
4. Penanganan calon Pengguna Jasa PEP:
a. Pihak Pelapor wajib menunjuk pejabat senior yang bertanggung jawab atas hubungan usaha dengan
Calon Pengguna Jasa tersebut.
b. Pejabat senior berwenang untuk:
1) Memberikan persetujuan atau penolakan
2) Membuat keputusan untuk meneruskan atau menghentikan hubungan usaha dengan Pengguna Jasa
atau Beneficial Owner yang tergolong PEP.
2.3.6 Laporan Transaksi Keuangan Transfer Dana dari dan ke Luar Negeri/IFTI
UU TPPU mengatur pula mengenai pelaporan Transaksi Keuangan Transfer Dana dari dan ke Luar Negeri.
Dalam hal ini, Pihak Pelapor wajib menyampaikan laporan Transaksi transfer dana tersebut paling lama 14
(empat belas) hari kerja terhitung sejak tanggal transaksi dilakukan. Adapun Pelaksanaan kewajiban
pelaporan transfer dana dari dan ke luar negeri dilaksanakan paling lama 5 (lima) tahun setelah UU TPPU
diundangkan tanggal 22 Oktober 2010.
Pengertian transfer dana adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dengan perintah dari Pengirim Asal yang
bertujuan untuk memindahkan sejumlah Dana kepada Penerima yang disebutkan dalam Perintah Transfer
Dana sampai dengan diterimanya Dana oleh Penerima Dana.
Kewajiban PBJ
1. Laporan Transaksi yang dilakukan oleh Pengguna Jasa dengan mata uang rupiah dan/atau mata uang asing yang
nilainya paling sedikit atau setara dengan Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) kepada PPATK.
2. Laporan TKM berdasarkan permintaan PPATK
Tata Cara Pelaporan (Peraturan Kepala PPATK No.: PER-12/1.02.1/PPATK/09/11 tentang Tata Cara
Pelaporan Transaksi Bagi Penyedia Barang dan/atau Jasa Lainnya)
Pihak Pelapor terdiri dari Penyedia Jasa keuangan (PJK) dan Penyedia Barang dan/atau Jasa lain (PBJ).
PJK wajib menyampaikan laporan kepada PPATK yang meliputi: Transaksi Keuangan Mencurigakan (TKM);
Transaksi Keuangan Tunai (TKT); dan Transaksi Keuangan transfer dana dari dan ke luar negeri (TKTD).
Sedangkan PBJ wajib menyampaikan laporan kepada PPATK berupa laporan Transaksi Pengguna Jasa senilai
Rp500 juta atau lebih.
Untuk bisa menyampaikan laporan TKM, Pihak Pelapor harus menerapkan PMPJ secara efektif. Apakah suatu
transaksi memenuhi unsur TKM, didasarkan pada profesional judgement Pihak Pelapor. Tanpa pemahaman
atau keahlian yang cukup, laporan TKM yang disampaikan kepada PPATK kualitasnya rendah. Keseluruhan
laporan tersebut disampaikan kepada PPATK sesuai ketentuan tata cara pelaporan.
Disamping laporan yang disampaikan oleh Pihak Pelapor, PPATK juga menerima laporan dari Ditjen Bea dan
Cukai mengenai laporan pembawaan uang senilai Rp. 100 juta atau lebih yang keluar atau masuk wilayah RI.