Anda di halaman 1dari 45

Implementasi

Penerapan PMPJ
Berbasis Risiko bagi PBJ

Dhira Sudjaja, S.H,LL.M


Lingkup Materi Pelatihan

1. Latar Belakang Implementasi PERKA


7/2017 tentang Penerapan PMPJ bagi
PBJ

4. Kategori Risiko berdasarkan


PerKa 7/2017 2. Konsep Follow the money

3. Penerapan PMPJ berdasarkan


Perka 7/2017
Sejarah Rezim Anti Pencucian Uang
2001 •Indonesia Masuk dalam daftar NCCT

2002
• UU No 15 Tahun 2002 (UU TPPU pertama diundangkan)

• PPATK dibentuk & Amandemen UU menjadi UU No. 25 Tahun 2003


2003

• Februari 2005, Indonesia keluar dari NCCT


2005

2010 • UU No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan TPPU disahkan

2011 • PerKa PPATK No 10/2011 tentang Penerapan PMPJ bagi PBJ dikeluarkan

2013 • UU No. 9 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan TPPT disahkan

2015 • Dilakukan National Risk Assessment terkait TPPU & TPPT

2017 • Revisi Peraturan Kepala PPATK No 7/2017 tentang Penerapan PMPJ bagi
PBJ
Latar Belakang direvisinya ketentuan PMPJ bagi PBJ

Rec 1 FATF: Assessing Hasil NRA 2015:


risks and applying a “Perusahaan
risk based approach Property& Per
Kendaraan Bermotor
Rec 24 : Transparency sebagai Pihak Pelapor
BO & Legal Persons Berisiko tinggi”

Global best practices


POJK 12/2017
bergeser pada risk
mengatur agar PJK
based approach tidak
menerapkan RBA
lagi rule-based
Hasil Penilaian MER 2017
Peta Risiko (Hitmap) Tindak Pidana Asal TPPU

Kotak kuning
menunjukkan TP asal
yang paling berisiko
tinggi
Peta Risiko Pihak Pelapor Berisiko TPPU di Indonesia
8
Tn. A Tn. B Tn. C Tn. D Tn. E

SUMBER PENGGUNAAN
DANA DANA

STR/CTR
MENGAPA PERLU PENDEKATAN APU/AML?

TPUU = Rampas Asset = Miskinkan !!


HANYA 2 KEWAJIBAN BESAR
PRINSIP MENGENALI
PENGGUNA JASA
Berdasarkan
Peraturan Kepala PPATK No 7 Tahun 2017
Tentang Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa Bagi
Penyedia Barang dan/atau Jasa
PerKa 10/2011 vs PerKa 7/2017
• Tidak Mengatur mengenai Penerima
Manfaat (Beneficial Ownership)

Perka • Objek hanya Pengguna Jasa perorangan


& Korporasi
• Hanya mengatur 1 tahap proses

10/2011 KYC/PMPJ

• Mengatur identifikasi terhadap Beneficial


Owner (Pasal 7 & Pasal 18)

PerKa • Pengaturan mengenai legal arrangement


sebagai objek Pengguna Jasa (pasal 6 ayat 3)
• Mengimplementasikan PMPJ Sederhana,
Standar dan & Mendalam (EDD) (Pasal 5 ayat 4,

7/2017 Pasal 21, Pasal 23)


• Mengatur CDD oleh Pihak ketiga (Pasal 30)
• Mengatur mengenai Risk Based Approach (Pasal
6 ayat 1)
Ruang Lingkup PerKa 7/2017
Bab II Bab IV
BAB III
Prinsip Mengenali Pemutusan Hubungan
PMPJ Oleh Pihak Ketiga
Pengguna Jasa Usaha

• Tahapan PMPJ (Identifikasi, • Pengaturan • Alasan Pemutusan


Verifikasi & Pemantauan) pelaksanaan PMPJ oleh hubungan Usaha
• Waktu Pelaksanaan PMPJ Pihak ketiga (menolak dilakukan
• Pengelompokan Risiko PMPJ & PBJ meragukan)
Pengguna Jasa • Implementasi PMPJ
• Identifikasi Beneficial Owner oleh konglomerasi • Pelaporan LTKM atas
• Penunjukan Penanggung keuangan pemutusan hubungan
Jawab usaha

Bab VII
Bab V Bab VI
Kebijakan Prosedur &
Penatausahaan Dokumen Sistem Informasi
Pengendalian Intern

Bab VIII Bab IX Bab X


Pemanfaatan Teknologi Action Plan Pengawasan Kepatuhan

Bab XI Bab XII


Sanksi Administratif Ketentuan Lainnya
Pelaksanaan Identifikasi, Verifikasi & Pemantauan

15
CAKUPAN PMPJ
Pasal 4 ayat (2) Perka 7/2017

1. Customer Due Diligence

• Identifikasi
1 Profil dan Pola
Transaksi

• Verifikasi Terhadap
2
Pengguna jasa,
orang yang mewakili
• Pemantauan pengguna jasa,
3 Beneficial Owner

16
Hanya meminta setidaknya
JENIS PMPJ nama, TTL, NIK, alamat

POJK No 12 th 2017 Pasal 1 (11)


Pengguna Jasa,
1. Simplified CDD pihak mewakili n BO
Risiko rendah

2. Customer Due Diligence


(diterapkan pada Perka Lama)

3. Enhance Due Diligence pengguna jasa berisiko


CDD lebih mendalam tinggi (PEP, Pihak terkait
PEP, Negara High risk

1. Meminta tambahan informasi pengguna


jasa atas sumber dana, kekayaan, tujuan
transaksi dan tujuan,
WAJIB
2. Pengawasan lebih ketat atas transaksi
yang dilakukan dengan Pengguna Jasa &
Pengkinian berkala
3. Memiliki daftar atas pengguna jasa
berisiko tinggi 17
IMPLEMENTASI PROSES CDD
INPUTS CDD OUTCOMES

Profil Identifikasi
Pengguna
Beneficial Owner & Jasa
Pengguna Identifikasi
Jasa, Pihak Controllers Risk Factors Penerimaan Proses
yang & Rating Hubungan Y/T Pemantauan
Mewakili Verifikasi Relationship
SoFund/SoWealth FILE KYC yg
Tertata
Screening, Sanction,
PEPs, MEDIA

▪ Untuk memenuhi persyaratan peraturan


Informasi CDD terdiri dari fakta ▪ Meyakini apa yg Pengguna Jasa sampaikan adalah sesuai
tentang Pengguna Jasa yang ▪ Memberikan produk dan jasa yang sesuai
memungkinkan PBJ menilai tingkat ▪ mencegah penipuan, termasuk peniruan identitas dan penipuan identitas
risiko Pengguna Jasa terhadap ▪ Membantu mengidentifikasi, selama berlangsungnya hubungan, apa yang tidak biasa dan
berbagai risiko. Resiko ini termasuk memungkinkan pemeriksaan yang tidak biasa;
pencucian uang dan pendanaan ▪ Jika ada suatu peristiwa yang tidak biasa, tidak memiliki alasan komersial atau eksplisit,
teroris. PBJ perlu ‘Know Your memungkinkan melibatkan pencucian uang, penipuan, pengunaan aset kriminal, atau teroris.
Customer' karena beberapa alasan: ▪ memungkinkan membantu penegakan hukum, dengan menyediakan ketersediaan informasi
Pengguna Jasa yang diselidiki setelah membuat laporan kecurigaan kepada FIU.
Identifikasi
CDD Risiko
Sederhana Rendah

CDD
Risiko
(Customer CDD
Sedang
Due Standar
Dilligence)
Risiko
EDD Tinggi

Legal
Pengguna Jasa Pihak yang
Arrangement
mewakili
(Perikatan lain)

Diminta Identitas
Pemilik manfaat (BO)
Permintaan informasi pada Pengguna Jasa
Informasi Pengguna Jasa & yang mewakili pengguna jasa
Perorangan
Pasal 11 ayat (1) Perka 7/2017
Identitas Pengguna Jasa
Nama
No KTP/SIM
Alamat
Tempat/Tgl Lahir
Informasi
Kewarganegaraan lainnya yang
Pekerjaan terkait calon
Pengguna Jasa

Sumber Dana Maksud dan


NPWP
tujuan
Pekerjaan
hubungan
usaha/Transaksi

20
Permintaan informasi pada Pengguna Jasa
Informasi Pengguna Jasa & yang mewakili pengguna jasa
Korporasi
Pasal 11 ayat (2) huruf a Perka 7/2017

Identitas
Identitas
Penerima
Nama Korporasi Manfaat
SK Badan Hukum (BO)
Bentuk Korporasi
Identitas Pemilik,
No Izin
Pengurus,
Pengendali
Korporasi

ID, Spesimen
Sumber Dana Maksud dan td tangan, Akta
Perusahaan
tujuan
Bidang Usaha
hubungan
usaha/Transaksi Informasi
Pihak yang
ditunjuk
21
Permintaan informasi pada Pengguna Jasa
Informasi Pengguna Jasa & yang mewakili pengguna jasa
Legal Arrangment (perikatan lain)
Pasal 11 ayat (3) huruf a Perka 7/2017

Identitas
Identitas Penerima
Nama Perikatan lainnya Manfaat
(BO)
No Izin Usaha
Alamat Perikatan lainnya Informasi Pemilik
harta kekayaan

ID, Spesimen
td tangan, Akta
Perusahaan

Sumber Dana Maksud dan


Informasi
tujuan
Jenis Perikatan Pihak yang
hubungan
lainnya ditunjuk
usaha/Transaksi

22
Pengertian Benificial Owner
Cakupan siapa itu
BENIFICIAL OWNER

Berhak atas dan /atau


menerima manfaat ttt Mengendalikan Pengendali
yg berkaitan dgn rek Transaksi akhir dari
Pengguna Jasa Pengguna Jasa transaksi yg
dilakukan
Memberikan melalui
Kuasa untuk Legal Badan
Ultimately Own Account melakukan Arrangement Hukum
transaksi atau
Merupakan pemilik Mengendalikan
Perjanjian
sebenarnya dari dana korporasi atau
sebenarnya dan/atau efek perikatan
yang ditempatkan pada PJK lainnya
IDENTIFIKASI PENERIMA MANFAAT (BO)
Pasal 18 Perka 7/2017

Identitas Diri

PEKERJAAN
Informasi yang
diminta
Sumber Dana

Hubungan antara
Pengguna Jasa
dengan BO

24
KEWAJIBAN PENYEDIA JASA

25
VERIFIKASI
Pasal 26 Perka 7/2017

Foto Face to Face

Data Formulir
Wawancara
Isian
Mengecek Kebenaran
Informasi yang Tanda Tangan
Diberikan

Dokumen
Sisminduk
Pembanding

Fisik Kartu
Identitas

2626
PEMANTAUAN TRANSAKSI
Bertujuan untuk meneliti kesesuaian antara transaksi pengguna jasa
dengan profil pengguna jasa

PARAMETER
1. LAPORAN PETUGAS PRILAKU/KUALITATIF
FRONT LINER/YANG Evaluasi apakah
BERTEMU PENGGUNA JASA Identifikasi &
Verifikasi
efketif/tidak?
DATA
DATA DAN
DAN INFORMASI
INFORMASI
METODE LENGKAP
LENGKAP

2. HASIL APLIKASI
PEMANTAUAN
PARAMETER
KUANTITATIF

27
Implementasi Program TPPU/TPPT
berbasis Risiko (Risk Based Approach)

Pasal 6 ayat (2) PerKa 7/2017


Pasal 6 ayat (1) PerKa
7/2017 mengatur agar
mengatur agar pengelompokan
PBJ wajib setidaknya berdasarkan analisis Penilaian risiko oleh
mengelompokan atas: PBJ harus sejalan
pengguna jasa 1. profil, dengan Risiko
berdasarkan tingkat 2. bisnis, Nasional (NRA)
risiko terjadinya 3. negara dan;
TPPU/TPPT 28
4. produk/jasa
IMPLEMENTASI RBA TPPU/TPPT
PIHAK PELAPOR wajib mengidentifikasi, menilai, dan
memahami risiko tindak pidana Pencucian Uang
dan/atau tindak pidana Pendanaan Terorisme terkait
dengan Pengguna Jasa, negara atau area geografis,
produk, jasa, transaksi atau jaringan distribusi
(delivery channels),

RISK BASED

Untuk itu PIHAK PELAPOR Wajib:


▪ Mendokumentasikan penilaian risiko;
▪ Mempertimbangkan seluruh faktor risiko yang relevan sebelum menetapkan tingkat
keseluruhan risiko, serta tingkat dan jenis mitigasi risiko yang memadai untuk diterapkan;
▪ Mengkinikan penilaian risiko secara berkala;
▪ Memiliki mekanisme terkait penyediaan informasi penilaian risiko kepada instansi yang
berwenang.
Identifikasi Inherent Risk
Faktor Risiko (Risk Factor)

Produk,
Jasa,
Transaksi
Area Jaringan
Geografis Distribusi

pengguna AML- Faktor


jasa CFT Risk Lain
Step 1 – Identifikasi Inherent Risk
Faktor Risiko pengguna jasa
Pihak Pelapor harus mengategorikan pengguna jasa
berdasarkan tingkat risiko sesuai dengan karakteristik
masing-masing Pihak Pelapor

pengguna
jasa
Parameter Risiko pengguna jasa
Siapa itu PEPs?
Perlu dilakukan
penelitian juga
terhadap 2
kategori ini

PEP (Politically
Exposed Person)
keluarga inti PEP
s/d derajad ke-2

Pejabat Negara (Hakim Pengurus Parpol


Konstitusi, Hakim Pihak yang terkait
Agung, Angota KY, dll dengan PEP
Pimpinan Instansi
Pemerintah setingkat
atau setara eselon I
Pihak yg
punya Hub
dekat dgn PEP
Pejabat yang memiliki
fungsi strategis
(Direksi BUMN/BUMD,
Pimpinan Komisi,
Jaksa, Penyidik, Perusahaan yg
Terkait PEP
Panitera

33
34
Step 1 – Identifikasi Inherent Risk
Faktor Risiko pengguna jasa
Contoh high-risk, customer yang:
• Dalam berhubungan dengan Pihak Pelapor, diwakili oleh
profesi penunjang seperti akuntan atau advokat
• Politically exposed person (PEP), termasuk keluarga dan
pihak terkaitnya
• Proses verifikasinya non face-to-face
• Melakukan transaksi pembayaran dengan metode yang
tidak biasa
• Memberikan informasi yang sangat minim
Step 2 – Identifikasi Inherent Risk
Faktor Risiko Area Geografis
Pihak Pelapor harus mengidentifikasi tingkat risiko dengan
memperhatikan antara lain kedudukan kantor Pihak
Pelapor, domisili pengguna jasa Pihak Pelapor, lokasi
terjadinya transaksi, dan wilayah tujuan transaksi serta
lokasi sumber dana yang masuk ke rekening pengguna jasa

Area
Geografis
Risiko Geografis/Wilayah/Yurisdiksi
Step 2 – Identifikasi Inherent Risk
Faktor Risiko Area Geografis

Contoh high-risk, berdasarkan:


• Dana diterima dari atau dikirim ke negara atau
yurisdiksi yang berisiko tinggi
• pengguna jasa memiliki hubungan yang signifikan
dengan negara atau yurisdiksi berisiko tinggi
• Pengguna jasa merupakan anak perusahaan dari
holding company yang berasal dari yurisdiksi high risk
Step 3 – Identifikasi Inherent Risk
Faktor Risiko Produk, Jasa, & Transaksi
PBJ harus mengidentifikasi tingkat risiko terkait dengan
produk dan jasa yang ditawarkan, termasuk transaksi dengan
pengguna jasa atau pihak Yng mewakili, antara lain produk
dan jasa yang mudah dikonversikan menjadi kas atau setara
kas, atau yang dananya mudah dipindahkan dari suatu wilayah
ke wilayah lainnya dengan maksud mengaburkan asal-usul
dana tersebut

Produk,
Jasa,
Transaksi
Parameter Risiko Produk

MEDIUM
HIGH

LOW
Penjualan Penjualan Penjualan
Tanah, Kendaraan Kendaraan
Rumah, untuk untuk
Kavling keperluan perusahaan
pribadi /Dinas

Hal2 yg perlu dipertimbangkan

►Ada/tidaknya fitur pembayaran/penarikan tunai


►Kecepatan pergerakan uang
►Dapat/tidaknya diakses oleh non-pengguna jasa
►Dapat/tidaknya produk diakses tanpa kehadiran pengguna jasa
►Tingkat monitoring dan regulasi produk
Step 3– Identifikasi Inherent Risk
Faktor Risiko Produk, Jasa, & Transaksi

Contoh layanan berisiko tinggi:


• Layanan pengguna jasa prima
• Kartu kredit
• Kustodian
• SDB
• Kegiatan usaha penukaran valuta asing
• Trust
• L/C
• Penerimaan pembayaran dengan jumlah signifikan dalam
bentuk tunai, wesel, atau cek tunai
Step 4 – Identifikasi Inherent Risk
Faktor Jaringan Distribusi
Delivery channels merupakan sarana yang digunakan
pengguna jasa untuk memperoleh produk atau jasa,
maupun untuk melakukan suatu transaksi. Beberapa
jaringan distribusi dapat meningkatkan risiko TPPU/TPPT
karena beberapa jenis jaringan distribusi dapat digunakan
untuk mengaburkan identitas sebenarnya dari pengguna
jasa atau BO

Jaringan
Distribusi
Identifikasi Inherent Risk
Faktor Lain

• Tren, tipologi, metode, teknik, dan skema TPPU/TPPT


• Model bisnis Pihak Pelapor:
– Skala usaha
Faktor
– Jumlah kantor cabang Lain
– Jumlah pegawai
Siklus Pelaksanaan program TPPU berbasis Risiko

Identifikasi
Risiko 4 faktor

Penerapan RBA Menetapkan


& Evaluasi Toleransi Risiko

Pengurangan &
Evaluasi Risiko
Pengendalian
Residual
Risiko
The most effective weapon against crime is
cooperation...
J. Edgar Hoover

Terima kasih

45

Anda mungkin juga menyukai