PENDAHULUAN
1.4 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1
a. Mempelajari mengenai sistem dan desain system basis data terdistribusi
b. Memahami metode-metode yang terdapat pada materi sistem basis data
terdistribusi.
1.5 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini terdiri dari:
a. Manfaat Bagi Penulis adalah makalah ini dapat menambah wawasan
bagi penulis terutama dalam memahami materi-materi yang
berhubungan dengan basis data.
b. Manfaat Bagi Pembaca adalah makalah ini dapat digunakan sebagai
referensi dan masukan untuk makalah selanjutnya.
2
Penerapan sistem basis data terdistribusi yang baik dan benar akan
menghasilkan keuntungan-keuntungan berikut ini
a. Pembagian (pemakaian bersama) data dan kontrol yang tersebar.
Setiap user pada suatu lokasi (simpul) dapat mengakses data yang
berada dilokasi lainnya, sama halnya dengan user-user pada lokasi
tempat data tersebut berada.
b. Kehandalan dan ketersediaan. Jika ada sebuah simpul
mengalami kerusakan, simpul atau lokasi yang lain akan tetap
dapat beroperasi. Apalagi jika di dalam sebuah sistem terdistribusi
digunakan mekanisme replikasi maka ketersediaan data akan semakin
tinggi.
c. Kecepatan Query. Jika sebuah query melibatkan data di
sejumlah lokasi/simpul. (Haviludin, 2004)
3
3.1 Tipe Basis Data Terdistribusi
3.2 Arsitektur Basis Data Terdistribusi
3.3 Penyimpanan Data pada Sistem Terdistribusi
3.4 Pemrosesan Query dalam Basis Data Terdistribusi
3.5 Transformasi Query
3.6 Keuntungan dan Kerugian Basis Data Tersistribusi
BAB IV: PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1.2 Saran
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB II
LANDASAN TEORI
5
bahwa suatu aplikasi dapat saja secara transparan beroperasi pada data yang
penyimpanannya berada pada beberapa lokasi (basis data), menggunakan
berbagai produk perangkat lunak DBMS, bekerja pada komputer yang
berbeda, dan pada sistem operasi yang berbeda pula, serta dihubungkan
satu sama lain yang dihubungkan melalui berbagai media jaringan
komunikasi.
Pengertian transparan diatas mengandung arti bahwa dengan berbagai
bentuk fisik basisdata tersebut. Secara logikal dirasakan oleh pengguna
basisdata sebagai layaknya sebuah basis data yang dioperasikan pada sebuah
komputer.
Definisi basis data terdistribusi dapat dituliskan sebagai berikut:
Sistem basisdata terdistribusi adalah basisdata yang terdiri dari kumpulan
site (instalasi), dihubungkan satu dengan yang lainnya menggunakan
jaringan komunikasi, dimana:
a. Setiap site adalah merupakan basis data sendiri, atau masing-
masing site merupakan betul-betul satu basisdata yang memiliki
sendiri DBMS maupun perangkat lunak management transaksi
(termasuk locking local, logging, dan prosedur recovery), serta
perangkat lunak komunikasi data.
b. Semua site setuju bekerja sama (bila perlu), sehingga pengguna pada
site yang mana saja dapat mengakses tersebut berada pada lokasi
pengguna itu sendiri.
Disebutkan, bahwa berbagai site tersebut menggunakan DBMS yang
berbeda, namun untuk memudahkan pembahasan selanjutnya maka kita
asumsikan bahwa berbagai site yang terlibat dalam jaringan basisdata
terdiri dari sistem-sistem yang homogen. Mengapa diperlukan basis data
terdistribusi? Jawaban mendasar dari pertanyaan ini adalah pada umumnya
enterprise sendiri pada umumnya secara fisik sudah terdidtribusi misalnya
dengan kontor pusat dan kantor-kantor cabangnya, atau secara structural
terdiri dari divisi-divisi (pemasaran, personil, pembelian, penjualan dan
lain-lain) dari bentuk seperti ini saja sudah bisa kita bayangkan bahwa
datanya pasti terdistribusi, karena setiap bagian dan cabang akan secara
6
logical mengelola datanya sendiri untuk kepentingan operasinya. Data lokal
dapat dikelola pasa masing-masing site, namun bila diperlukan suatu site
dapat mengakses data yang lain, tentunya dengan pengaturan batasan
wewenang akses yang berlaku. Salah satu keuntungan yang jelas dari
model basis data terdistribusi adalah memungkinkan dibuat struktur yang
merupakan model dari enterprise itu sendiri.
7
BAB III
PEMBAHASAN
a. Client-server
Sistem client-server mepunyai satu atau lebih proses client dan satu atau
lebih proses server, dan sebuah proses client dapat mengirim query ke
sembarang proses server seperti pada gambar 3.2 client bertanggung jawab pada
antar muka untuk user, sedangkan server mengatur data dan mengeksekusi
transaksi. Sehingga suatu proses client berjalan pada sebuah personal computer
dan mengirim query ke sebuah server yang berjalan pada mainframe.
8
Gambar 3.2 sistem client-server
9
Gambar 3.3 collaboration system
10
1. Fragmentasi horisontal: union dari fragmen horisontal harus
sama dengan relasi asal. Fragmen biasanya dibutuhkan disjoint.
2. Fragmentasi vertikal : koleksi fragmen vertikal seharusnya
dekomposisi lossless-join.
b. Replikasi
Replikasi berarti bahwa kita menyimpan beberapa copy sebuah
relasi atau fragmen relasi. Keseluruhan relasi dapat direplikasi pada satu
atau lebih tempat. Sebagai contoh, jika relasi R difragmentasikan ke R1,
R2 dan R3, kemungkinan terdapat hanya satu copy R1, dimana R2 adalah
replikasi pada dua tempat lainnya dan R3 replikasi pada semua tempat. Hal
ini dapat diilustrasikan pada gambar 3.5.
11
lain. Demikian pula, jika copy lokal dari relasi yang diremote tersedia,
maka tidak terpengaruh saluran komunikasi yang gagal.
b. Evaluasi query yang lebih cepat : query dapat mengeksekusi lebih
cepat menggunakan copy local dari relasi termasuk ke remote site
12
kota = ‘Bandung (mahasiswa)
Jika tabel mahasiswa difragmentasi secara horizontal di dua fragmen
(diberi nama mahasiswa1 dan mahasiswa2) sehingga tabel mahasiswa
sesungguhnya merupakan hasil operasi Union dari keduanya.
mahasiswa1 mahasiswa2
Maka query di atas dapat kita translasi menjadi :
kota=‘Bandung’ (mahasiswa1 mahasiswa2)
13
Kerugian basis data terdistribusi terdiri dari:
a. Harga software mahal
Hal ini disebabkan sangat sulit untuk membuat sistem database distribusi.
b. Kompleksitas
Site-site beroperasi secara paralel sehingga lebih sulit untuk menjamin
kebenaran dan algoritma. Adanya kesalahan mungkin tak dapat
diketahui.
c. Biaya pemrosesan tinggi
Perubahan pesan dan penambahan perhitungan dibutuhkan untuk
mencapai koordinasi antar site.
d. Sulit menjaga keutuhan data
Banyaknya pengaksesan data membuat kurangnya sekuritas terhadap
data yang telah terdistribusi.
e. Kurangnya standar
Tidak ada tool atau metodologi untuk membantu user mengubah
database terpusat ke database terdistribusi.
f. Kurang pengalaman
Sistem DB terdistribusi bertujuan umum (generalpurpose) tidak sering
digunakan. Yang digunakan adalah sistem prototype yang dibuat untuk
satu aplikasi (misal : reservasi pesawat)
g. Perancangan basis data lebih kompleks
Sebelumnya menjadi keuntungan. Tetapi karena distribusi menyebabkan
masalah sinkronisasi dan koordinasi, kontrol terdistribusi menjadi
kerugian atau kekurangan di masalah ini.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada basis data terdistribusi, data disimpan pada beberapa lokasi
dengan tujuan untuk membuat distribusi yang transparan. Pada basis data
terdistribusi, distributed transaction independence (pemakai tidak perlu
mengetahui lokasi data) dan distributed transaction atomicity (dimana tidak
ada perbedaan antara transaksi terdistribusi dan transaksi lokal) jika semua
lokasi menjalankan perangkat lunak DBMS yang sama, system disebut
homogen, selain itu disebut heterogen.
Pada DBMS terdistribusi, suatu relasi difragmentasi dan direplikasi
pada beberapa tempat. Dalam fragmentasi horizontal, setiap partisi terdiri dari
himpunan baris dan relasi asal. Pada replikasi, disimpan beberapa copy dari
relasi atau suatu partisi pada beberapa tempat.
Pada pemrosesan query dalam DBMS terdistribusi, lokasi partisi dari
relasi perlu dihitung. Join dua relasi dapat dilakukan dengan mengirim satu
relasi ke tempat lain dan membentuk local join. Jika join melibatkan kondisi
seleksi, jumlah tupel yang diperlukan kemungkinan kecil. Optimasi query
pada system terditribusi harus mempertimbangkan komunikasi dengan model
biaya.
4.2 Saran
Dengan keterbatasan kemampuan dan waktu yang tersedia disadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Saran, perlu ada nya
pembahasan mengenai Basis Data Terdistribusi secara langsung.
15