Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


“SISTEM MANAJEMEN DATABASE”

Disusun oleh :
Kelompok 7
1. Petrus Aldino B. Wutun (1910020118)
2. Salmania Rahma Maharani (1910020119)
3. Maria Junira Fahik (1910020120)
4. Roy Vito J. Malelak (1910020121)
5. Angela Noch (1910020138)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah pada mata kuliah Sistem
Informasi Akuntansi dengan judul Sistem Manajemen Database. Makalah ini disusun sebagai
syarat untuk menyelesaikan tugas kelompok pada Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi.
Keberhasilan dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari bahwa didalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik maupun saran dari semua pihak akan kami terima
dengan senang hati dari para pembaca dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Kupang, 26 Maret 2021

Kelompok 7
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.1. Latar Belakang


Sistem manajemen database mengorganisasikan volume data dalam jumlah besar yang
digunakan oleh perusahaan dalam transaksi-transaksinya sehari-hari. Data harus diorganisasikan
sehingga para manajer dapat menemukan data tertentu dengan mudah dan cepat untuk
mengambil keputusan. Perusahaan memecah keseluruhan koleksi data menjadi sekumpulan tabel
data yang saling berhubungan, kumpulan-kumpulan kecil data yang saling terhubung ini akan
mengurangi pengulangan data sehingga pada akhirnya konsistensi dan akurasi data makan
meningkat.
Dewasa ini sebagian besar perusahaan menggunakan basis data yang mengikuti suatu
struktur relasional. Dua alasan penting di balik penggunaan struktur ini adalah bahwa struktur
basis data relasional mudah untuk digunakan dan hubungan di antara tabel di dalam struktur
bersifat implisit. Kemudahan penggunaan telah memberanikan banyak manajer untuk menjadi
pengguna langsung dan sumber basis data.
Meningkatnya arti penting basis data sebagai sumber daya yang mendukung pengambilan
keputusan telah mengharuskan para manajer mempelajari lebih jauh perancangan penggunaan
basis data. Dalam makalah ini penulis akan mencoba memaparkan mengenai bagaimana sistem
manajemen database.
1.1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan flat file vs database sistem?
2. Apa yang dimaksud dengan ruang lingkup manajemen database?
3. Apa yang dimaksud dengan metode database relasional?
4. Bagaimana merancang model database?

1.1.3. Tujuan
1. Menjelaskan flat file vs database sistem.
2. Menjelaskan ruang lingkup manajemen database.
3. Menjelaskan metode database relasional.
4. Menjelaskan cara merancang model database.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.1. Flat file vs Database system


Sistem manajemen konten berkas murni atau flat-file CMS adalah sebuah perangkat
lunak untuk menyusun, menyimpan, menampilkan, dan mengatur penyajian konten web hanya
dengan menggunakan berkas dan folder saja, tanpa memerlukan basis data.

Sistem manajemen basis data (database management system) adalah suatu sistem atau
perangkat lunak yang dirancang untuk mengelola suatu basis data dan menjalankan operasi
terhadap data yang diminta pengguna.

Perbedaan Flat File vs Pendekatan Basis Data


Masalah pendekatan flat file :
1. Pengumpulan data.
Data yang diperlukan dikumpulkan dan dicatat dalam status formulir yang disebut
dokumen sumber (source document) yang berfungsi sebagai input bagi sistem.
2. Integritas dan pengujian.
Data tersebut diperiksa untuk menyakinkan konsistensi dan akurasinya berdasarkan
suatu peraturan dan kendala yang telah ditentukan sebelumnya.
3. Penyimpanan.
Data disimpan pada suatu medium seperti pita magnetik atau piringan magnetic.
4. Pemeliharaan.
Data baru ditambahkan, data yang ada diubah, dan data yang tidak lagi diperlukan
dihapus agar sumber daya tetap mutakhir.
5. Keamanan.
Data dijaga untuk mencegah penghancuran, kerusakan, atau penyalahgunaan.
6. Organisasi.
Data disusun sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai.
7. Pengambilan.
Data tersedia bagi pemakai.

Pendekatan database :
1. Akses ke sumber data dikendalikan oleh DBMS (Database Manegament System), yaitu
perangkat lunakkhusus yang diprogram untuk mengetahui elemen data mana yang
diperbolehkan untuk diakses oleh setiap user.
2. Pemusatan data organisasi kedalam sebuah database yang digunakan secara bersama
(Share) oleh semua user.
3. Mengatasi kendala yang dihadapi flat-file.

Kelebihan dan Kelemahan Flat-file vs Basis Data

Kelebihan flat-file :

1. Cepat.
Tanpa harus berkomunikasi dengan database untuk memanggil konten, situs berkas
murni sangat cepat memuat dan menyajiakan laman.
2. Aman
Database adalah titik rentan terhadap serangan peretas, sistem tanpa basis data terbebas
dari lubang keamanan potensial ini.
3. Mudah
Tanpa perlu mengkonfigurasikan basis data, proses instalasi hanya melibatkan aktivitas
pengunggahan berkas-berkas saja.
4. Ringan
Inang web atau server tak lagi dibebani dengan penggunaan basis data yang cenderung
memberatkan, sekaligus bebas dari kinerja sistem backup (pencadangan) database yang
boros memori.
5. Terkontrol
kontrol versi (version control) menjadi sedemikian simple dan transparan.
6. Portebel
Sebuah situs dapat dengan mudah dipindahkan (migrasi) ke inang lain tanpa proses
ekspor-impor dan konfigurasi ulang basis data.

Kelemahan flat-file :
1. Flat-file tidak menggunakan struktur data yang dengan mudah dapat direlasikan.
2. Sulit untuk mengatur data secara efisien dan menjamin akurasi.
3. Lokasi fisik fields data dengan file harus diketahui.
4. Program harus dikembangkan untuk mengatur data.

Kelebihan basis data :


1. Kecepatan dan kemudahan (speed)
Dengan menggunakan basis data, pengambilan informasi dapat dilakukan dengan cepat
dan mudah. Basis data memiliki kemampuan dalam mengelompokan, mengurutkan
bahkan perhitungan dengan metematika. Dengan perancangan yang benar, maka
penyajian informasi akan dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.
2. Pemusatan kontrol data
Karena cukup dengan satu basis data untuk banyak keperluan, pengontrolan terhadap data
juga cukup dilakuan di satu tempat saja.
3. Efesiensi ruang penyimpanan (space)
Dengan pemakaian bersama, tidak perlu menyediakan tempat penyimpanan diberbagai
tempat, tetapi cukup satu saja sehingga ini akan menghemat ruang penyimpanan data.
4. Keakuratan (Accuracy)
Penerapan secara ketat aturan tipe data, domain data, keunikan data, hubungan antara
data, dan lain-lain, dapat menekan keakuratan dalam pemasukan/penyimpanan data.
5. Ketersediaan (availability)
Dengan basis data kita dapat mem-backup data, memilah-milah data mana yang masih
diperlukan dan data mana yang perlu kita simpan ke tempat lain.
6. Keamanan (Security)
Basis data bisa diberikan passwordnya untuk membatasi orang yang mengaksesnya.
7. Kebebasan data (Data Independence)
Jika sebuah program telah selesai dibuat, dan ternyata ada perubahan isi/struktur data.
Maka dengan basis data, perubahan ini hanya perlu dilakukan pada level DBMS tanpa
harus membongkar kembali program aplikasinya.
8. User view
Basis data penyediaan pandangan yang berbeda-beda untuk tiap-tiap pengguna.

Kelemahan sistem basis data :

1. Lebih Mahal
Sistem basis data membutuhkan sumber daya yang tinggi, terlebih untuk melakukan
perawatannya yang secara berkala.
2. Proses back up cukup memakan waktu
Sistem basis data mencakup banyak file, sehingga jika dilakukan back up akan
menghabiskan waktu.
3. Bila ada akses yang tidak benar, kerusakan dapat terjadi.
Kesalahan dalam mengakses bisa menyebabkan berbagai masalah, terutama oleh
sembarang pengguna.
4. Sistem lebih rumit, sehingga memerlukan orang ahli.
Sistem basis data sangat kompleks, tidak sembarang orang bisa menanganinya. Terutama
dengan berbagai macam resiko, sehingga hanya orang ahli yang hanya bisa
menanganinya.

2.1.2. Ruang Lingkup Database


Pengertian Database adalah himpunan kelompok data (arsip) yang saling
berhubungan  dan diorganisasi sedemikian rupa sehingga kelak dapat dimanfaatkan kembali
dengan cepat. Database adalah kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara
bersama tanpa adanya pengulangan data.

Beberapa contoh aplikasi yang membutuhkan database sebagai landasannya antara lain:
transaksi perbankan, pemesanan tiket, aplikasi pemrosesan penjualan dan pembelian pada
perusahaan dagang, absensi perusahaan serta sistem penggajian karyawan pada perusahaan,
aplikasi akademik, aplikasi pencatatan pajak, dan lain sebagainya. Selain dapat meningkatkan
kinerja sebuah perusahaan, penggunaan database masih memiliki banyak keuntungan lain yang
bisa kita dapatkan.

Manfaat Penggunaan Database


1. Kecepatan dan Kemudahan
Database memiliki kemampuan dalam menyeleksi data sehingga menjadi suatu kelompok
yang terurut dengan cepat. Hal inilah yang ahirnya dapat menghasilkan informasi yang
dibutuhkan secara cepat pula. Seberapa cepat pemrosesan data oleh database tergantung
pula pada perancangan databasenya.
2. Pemakaian Bersama-sama
Suatu database bisa digunakan oleh siapa saja dalam suatu perusahaan. Sebagai contoh
database mahasiswa dalam suatu perguruan tinggi dibutuhkan oleh beberapa bagian,
seperti bagian admin, bagian keuangan, bagian akademik. Kesemua bidang tersebut
membutuhkan database mahasiswa namun tidak perlu masing-masing bagian membuat
databasenya sendiri, cukup database mahasiswa satu saja yang disimpan di server pusat.
Nanti aplikasi dari masing-masing bagian bisa terhubung ke database mahasiswa
tersebut.
3. Pemakaian Bersama-sama
Suatu database bisa digunakan oleh siapa saja dalam suatu perusahaan. Sebagai contoh
database mahasiswa dalam suatu perguruan tinggi dibutuhkan oleh beberapa bagian,
seperti bagian admin, bagian keuangan, bagian akademik. Kesemua bidang tersebut
membutuhkan database mahasiswa namun tidak perlu masing-masing bagian membuat
databasenya sendiri, cukup database mahasiswa satu saja yang disimpan di server pusat.
Nanti aplikasi dari masing-masing bagian bisa terhubung ke database mahasiswa
tersebut.
4. Kontrol data terpusat
Masih berkaitan dengan point ke dua, meskipun pada suatu perusahaan memiliki banyak
bagian atau divisi tapi database yang diperlukan tetap satu saja. Hal ini mempermudah
pengontrolan data seperti ketika ingin mengupdate data mahasiswa, maka kita perlu
mengupdate semua data di masing-masing bagian atau divisi, tetapi cukup di satu
database saja yang ada di server pusat.
5. Menghemat biaya perangkat
Dengan memiliki database secara terpusat maka di masing-masing divisi tidak
memerlukan perangkat untuk menyimpan database berhubung database yang dibutuhkan
hanya satu yaitu yang disimpan di server pusat, ini tentunya memangkas biaya pembelian
perangkat.
6. Keamanan data
Hampir semua Aplikasi manajemen database sekarang memiliki fasilitas manajemen
pengguna. Manajemen pengguna ini mampu membuat hak akses yang berbeda-beda
disesuaikan dengan kepentingan maupun posisi pengguna. Selain itu data yang tersimpan
di database diperlukan password untuk mengaksesnya.
7. Memudahkan dalam pembuatan aplikasi baru
Dalam poin ini database yang dirancang dengan sangat baik, sehingga si perusahaan
memerlukan aplikasi baru tidak perlu membuat database yang baru juga, atau tidak perlu
mengubah kembali struktur database yang sudah ada.
Istilah Basis Data
Istilah-istilah umum yang digunakan dalam sistem database, yaitu :
1. Table
Sebuah tabel merupakan kumpulan data (nilai) yang diorganisasikan ke dalam baris
(record) dan kolom (field). Masing-masing kolom memiliki nama yang spesifik dan unik.
2. Field
Field merupakan kolom dari sebuah table. Field memiliki ukuran type data tertentu yang
menentukan bagaimana data nantinya tersimpan.
3. Record
Record adalah kumpulan isi elemen data (atribut) yang saling berhubungan
menginformasikan tentang suatu entity secara lengkap.
4. Key
Key merupakan suatu field yang dapat dijadikan kunci dalam operasi tabel. Dalam
konsep database, key memiliki banyak jenis diantaranya Primary Key, Foreign Key,
Composite Key, dll.
5. SQL
SQL atau Structured Query Language merupakan suatu bahasa (language) yang
digunakan untuk mengakses database. SQL sering disebut juga sebagai query.
6. Primary Key
Primary merupakan attribute yang paling sedikit yang dapat membedakan  setiap baris
data dalam sebuah table secara unik yang dipilih berdasarkan sering dijadikan acuan,
lebih ringkas, dan lebih menjamin keunikan key.
7. Data value
Merupakan data aktual atau infomasi yang disimpan ditiap data elemen. Isi atribut
disebut nilai data.
8. Entitas
Entititas adalah orang, tempat, kejadian atau konsep yang informasinya direkam.
9. Relasi
merupakan sebuah tabel yang terdiri dari beberapa kolom dan beberapa baris. Relasi
menunjukkan adanya hubungan diantara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan
entitas yang berbeda.
10. Query
Seperti sebuah Table, tapi menggunkan perintah SQL (string statements) untuk membaca
dan menulis pada basisdata.

Jenis-jenis Hierarki Dalam Sistem Manajemen Database :


Hierarki Data Dalam Database

Hirarki data dalam database mulai dari yang terbesar ke yang terkecil yaitu :
1. Database
Suatu database menggambarkan data yang saling berhubungan antara satu dengan yang
lainnya.
2. File
Suatu file menggambarkan suatu kesatuan data yang sejenis, dimana kumpulan dari file
membentuk suatu database.
3. Record
Suatu record menggambarkan suatu unit data individu yang tertentu dimana kumpulan
dari record membentuk suatu file.
4. Field
Suatu field menggambarkan suatu attribute dari record, dimana kumpulan field
membentuk suatu record.
5. Byte
Attribute dari field berupa huruf yang membentuk nilai dari sebuah field.
6. Bit
Merupakan bagian terkecil dari data secara keseluruhan yaitu berupa karakter ASCII
(American Standar Code Form Information Intercharge). 0 (nol) adalah satu yang
merupakan komponen pembentuk byte.

Hirrarki Jenis Pengguna


1. Sistem engineer
Tenaga Ahli yang bertanggung jawab atas pemasangan sistem basis data dan juga
mengadakan peningkatan dan melaporkan kesalahan dari sitem tersebut kepada pihak
penjual.
2. Database administrator (DBA)
Tenaga Ahli yang mempunyai tugas untuk mengontrol sistem basis data secara
keseluruhan meramal kebutuhan akan sistem basis data merencanakannya dan
mengaturnya.
3. Pemakaian akhir (end user)
pemakai akhir dibedakan menjadi 4 berdasarkan cara mereka berinteraksi

Hierarki Pemakaian Akhir (End User)


Ada beberapa jenis (tipe) pemakai terhadap suatu sistem basis data yang dapat dibedakan
berdasarkan cara mereka berinteraksi terhadap sistem :
1. Programmer aplikasi
Pemakai yang berinteraksi dengan basis data melalui Data Manipulation Language
(DML), yang disertakan (embedded) dalam program yang ditulis pada bahasa
pemrograman induk (seperti C, pascal, cobol, dll).
2. Pemakai mahir (casual user )
Pemakai yang berinteraksi dengan sistem tanpa menulis modul program. Mereka
menyatakan query (untuk akses data) dengan bahasa query yang telah disediakan oleh
suatu DBMS.
3. Pemakai umum (end user / neve user )
Pemakai yang berinteraksi dengan sistem basis data melalui pemanggilan satu program
aplikasi permanen (executable program) yang telah ditulis (disediakan) sebelumnya.
4. Pemakai khusus (Specialized/Sophisticated User)
Pemakai yang menulis aplikasi basis data non konvensional, tetapi untuk keperluan-
keperluan khusus seperti aplikasi AI, Sistem Pakar, Pengolahan Citra, dll, yang bisa saja
mengakses basis data dengan atau tanpa DBMS yang bersangkutan.

Hierarki Pengunaan Database Dalam Dunia Nyata


1. Bank : pengelolaan data nasabah akuntansi semua transaksi perbankan.
2. Bandara : pengelolaan data reservasi , penjadwalan.
3. Penjualan : pengelolaan data customer produk penjualan.
4. Kepegawaian : pengelolaan data karyawan , gaji , pajak.
5. Telekomunikasi : pengelolaan data tagihan jumlah pulsa.
2.1.3. Model Database Relasional
Model basis data adalah kumpulan dari konsepsi basis data yang biasanya mewakili
struktur dan relasi data yang terdapat pada suatu basis data. Esensi sebuah model basis data
adalah tempat di mana data atau suatu metodologi untuk menyimpan data. Kita tidak dapat
melihat model basis data tetapi kita dapat melihat algoritma yang digunakan oleh model basis
data tersebut.

Perusahaan dapat mengatasi berbagai masalah yang berkaitan dengan file datar dengan
mengimplementasikan model basis data untuk manajemen data. Akses ke sumber daya data
dikendalikan melalui sistem manajemen basis data (Database Management System-DBMS).
DBMS adalah peranti lunak sistem khusus yang diprogram untuk mengetahui elemen data mana
yang penggunanya memiliki hak untuk mengaksesnya.

Ada dua macal model basis data :

1. Model Konseptual
Model konseptual terfokus kepada representasi basis data secara alam logika. Model ini
lebih memperhatikan tetang apa yang disajikan dibanding dengan bagaimana cara
menyajikannya.
2. Model Implementasi
Ditekankan pada Bagaimana cara data disajikan pada basis data atau bagaimana struktur
data diimplementasikan.

Dari konsep Model basis data implementasi terdapat beberapa konsep basis data yang
berkembang antara lain :

1. Model basis data hierarki (hierarchical database)


Sistem basis data hierarki merupakan konsep model basis data yang tertua, tidak ada
kepastian kapan konsep ini mulai digunakan. Model ini berupa suatu pohon dengan relasi
Parent Child Relationships dengan hubungan satu-banyak (1-N).
2. Model basis data relasional
Model basis data relasional merupakan model basis data yang dirancang agar memiliki
konsistensi informasi dalam bentuk normalisasi database. Yang secara implementatif dan
operasional dikendalikan oleh mesin Database Managemen System (DBMS).
3. Model Jaringan
Database yang terbentuk dari sekumpulan record yang membentuk relasi dalam bentuk
ring.

Struktur dasar basis data relasional :

1. Relasional Database Management System beroperasi pada lingkungan logika manusia.


2. Basis data relasional diasumsikan sebagai sekumpulan tabel-tabel.
3. Setiap tabel terdiri dari serangkaian per-potongan baris/kolom.
4. Tabel-tabel (atau relasi) terhubung satu dengan lainnya menggunakan entitas tertentu
yang digunakan secara bersama.
5. Tipe hubungan seringkali ditunjukkan dalam suatu skema.
6. Setiap tabel menghasilkan data yang lengkap dan kebebasan struktural

Keuntungan model data entity relationship :

1. Secara konseptual sangat sederhana.


2. Gambaran secara visual.
3. Alat bantu komunikasi lebih efektif.
4. Terintegrasi dengan model basis data relasional
Kerugian model data entity relationship :

1. Gambaran aturan-aturan terbatas.


2. Gambaran relasi terbatas.
3. Tidak ada bahasa untuk memanipulasi data.
4. Kehilangan isi informasi.

Diagram Hubungan Entitas (ERD-Entity Relationship Diagram)

Model Entity Relationship diperkenalkan pertama kali oleh P.P. Chen pada tahun 1976.
Model ini dirancang untuk menggambarkan persepsi dari pemakai dan berisi obyek-obyek dasar
yang disebut entity dan hubungan antar entity-entity tersebut yang disebut relationship. Pada
model ER ini semesta data yang ada dalam dunia nyata ditransformasikan dengan memanfaatkan
perangkat konseptual menjadik sebuah diagram, yaitu diagram ER ( Entity Relationship).

Diagram Entity-Relationship melengkapi penggambaran grafik dari struktur logika.


Dengan kata lain Diagram E-R menggambarkan arti dari aspek data seperti bagaimana entity-
entity, atribut-atribut dan relationship-relationshipdisajikan. Sebelum membuat Diagram E-R,
tentunya kita harus memahami betul data yang diperlukan dan ruang lingkupnya. Di dalam
pembuatan diagram E-R perlu diperhatikan penentuan sesuatu konsep apakah merupakan suatu
entity, atribut atau relationship.

Dalam rekayasa perangkat lunak, sebuah Entity-Relationship Model (ERM) merupakan


abstrak dan konseptual representasi data. Entity-Relationship adalah salah satu metode
pemodelan basis data yang digunakan untuk menghasilkan skema konseptual untuk jenis/model
data semantik sistem. Dimana sistem seringkali memiliki basis data relasional, dan ketentuannya
bersifat top-down.

Diagram hubungan entitas merupakan suatu teknik grafis yang menggambarkan skema
database. Disebut diagram E-R karena diagram tesebut menunjukkan berbagai macam entitas
yang dimodelkan, serta hubungan antar entitas tersebut. Entitas adalah segala sesuatu yang
informasinya ingin dikumpulkan dan disimpan oleh organisasi. Didalam diagram E-R, entitas
muncul dalam bentuk persegi panjang, dan hubungan antara entitas digambarkan dengan wajik.

Diagram Hubungan Entitas Diagram E-R tidak hanya menunjukkan isi dari suatu
database, tetapi juga secara grafis model suatu organisasi. Jadi diiagram E-R dapat dipergunakan
tidak hanya mendesain database, tetapi juga untuk mendokumentasikan dan memahami database
yang telah ada, serta untuk mengubah secara total proses bisnis.

Enam langkah dasar dalam mendesain dan mengimplementasikan sistem database:


1. Identifikasi kebutuhan informasi para pemakai.
2. Tahap pertama terdiri dari perencanaan awal untuk menetapkan kebutuhan dan kelayakan
pengembangan sistem baru.
3. Pengembangan berbagai skema berbeda untuk sistem yang baru, pada tingkat konseptual,
eksternal dan internal
4. Penerjemahan skema tingkat internal ke struktur database sesungguhnya, yang akan
diimplementasikan ke dalam sistem yang baru tersebut.
5. Mentransfer semua data dari sistem sebelumnya ke database SIA yang baru.
6. Penggunaan dan pemeliharaan sistem yang baru.

Model Data REA (Resource Event Agent)

Model data REA secara khusus dipergunakan dalam desain database SIA sebagai alat
pembuatan model konseptual yang fokus pada aspek sematik bisnis yang mendasari aktifitas
rantai nilai suatu organisasi. Model REA memberikan petunjuk dalam desain database dengan
cara menidentifikasi entitas apa yang seharusnya dimasukkan ke dalam database SIA, dan
dengan cara bagaimana membuat struktur antar entitas dalam database tersebut.

REA adalah model bagaimana sebuah sistem akuntansi dapat kembali direkayasa oleh
komputer. REA awalnya diusulkan pada tahun 1982 oleh William E. McCarthy sebagai model
akuntansi umum, dan berisi konsep sumber daya, peristiwa dan agen.

REA merupakan model yang populer dalam sistem informasi akuntansi (SIA). Tapi ini
jarang terjadi pada praktik bisnis, perusahaan tidak dapat dengan mudah membongkar sistem
mereka untuk memenuhi tuntutan radikal REA. Dan juga model REA menghilangkan banyak
objek akuntansi yang tidak diperlukan dalam komputer. Yang paling terlihat dari ini adalah debit
dan kredit-double-entry pembukuan menghilang dalam sistem REA. Banyak buku besar umum
juga menghilang, setidaknya sebagai obyek persisten, misalnya, piutang atau hutang. Komputer
dapat menghasilkan akun tersebut secara real time menggunakan catatan sumber dokumen.

Model REA juga merupakan suatu alat pemodelan konseptual yang khusus dirancang
untuk melengkapi struktur dalam perancangan database SIA. Dalam model REA ditentukan
entiti apa yang harus disertakan dalam database SIA dan bagaimana susunan relationship antara
entiti dalam database SIA.

Tipe entity dalam model REA dibedakan dalam tiga kategori, yaitu:

1. Sumberdaya (resources)
Resources didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki nilai ekonomisbagi organisasi
tersebut. Contoh resources adalah kas, inventaris, peralatan, persediaan, gudang, pabrik,
dan tanah.
2. Kegiatan (even)
Events menunjukkan aktivitas-aktivitas bisnis, dimana manajemen ingin mengumpulkan
informasi untuk tujuan perencanaan pengawasan. Sebagai contoh, aktivitas penjualan
akan mengurangi persediaan dan aktivitas penerimaan kas akan menambah jumlah kas.
SIA harus dirancang untuk memperoleh dan menyimpan informasi aktivitas tersebut.
3. Pelaku (agent)
Agents adalah orang dan organisasi yang berpartisipasi dalam aktivitas dan kepada siapa
informasi diserahkan untuk tujuan perencanaan, pengawasan, dan pengevaluasian.
Contoh agent adalah pengawai, pelanggan, dan pemasok.

D.1 Pola Dasar REA

Gambar D.1 di atas memperlihatkan bahwa pola dasar REA terdiri dari sepasang
kegiatan, satu kegiatan meningkatkan beberapa sumber daya, dan kegiatan satunya menurunkan
beberapa sumber daya. Pertukaran ekonomi dasar dalam siklus pendapatan melibatkan penjualan
barang dagangan atau pelayanan, serta serangkaian penerimaan kas sebagai pembayaran dalam
penjualan tersebut.

Jadi, Perancang database mulai menggambar diagram REA untuk siklus pendapatan
perusahaan dengan membuat entitas kegiatan penjualan dan penerimaan kas dalam bentuk
persegi panjang, dan hubungan dualitas ekonomi antara mereka, dalam bentuk wajik.
Membangun Diagram REA

Membangun diagram REA untuk satu siklus transaksi terdiiri dari empat langkah :

1. Identifikasi pasangan kegiatan pertukaran ekonomi yang mewakili hubungan dualitas


dasar nomal- untuk menerima, dalam siklus tersebut.
2. Identifikasi sumber daya yang dipengaruhi oleh setiap kegiatan pertukaran ekonomi dan
para pelaku yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
3. Analisa setiap kegiatan pertukaran ekonomi untuk menetapkan apakah kegiatan tersebut
harus dipecah menjadi satu kombinasi dari satu atau lebih kegiatan komitmen dan
kegiatan pertukaran ekonomi.
4. Tetapkan kardinalitas setiap hubungan Kardinal merupakan entitas yang mewakili kelas
atau rangkaian objek.

Mengimplementasikan Diagram REA Dalam Database Relasional

Diagram REA ini dapat dipergunakan untuk mendesain database relasional yang
terstruktur baik. Bahkan, membuat suatu rangkaian tabel berdasarkan diagram REA secara
otomatis akan menghasilkan database relasional yang terstruktur baik, tanpa adanya masalah
nomaly pembaruan (update), penyisipan data (insert), dan penghapusan (delete).

Mengimplementasikan diagram REA ke dalam database relasional melibatkan proses tiga


tahap, yaitu :

1. Membuat sebuah tabel untuk setiap entitas berbeda dan untuk setiap hubungan banyak-
ke-banyak.
2. Memberikan atribut ke tabel yang tepat.
3. Menggunakan kunci luar untuk mengimplementasikan hubungan satu-ke-satu dan
hubungan satu-ke-banyak.

Implementasi Hubungan Satu ke Satu dan Satu ke Banyak :

1. Hubungan Satu ke Satu


Di dalam database relasional, hubungan satu ke satu antara entitas dapat
diimplementasikan dengan memasukkan kunci utama suatu entitas sebagai kunci luar
dalam tabel yang mewakili entitas satunya. Tidak ada contohnya hubugnan 1:1 dalam
diagram contoh Implementasi Hubungan Satu ke Satu dan Satu ke Banyak
2. Hubungan Satu ke Banyak
Dalam database relasional, hubungan satu ke banyak dapat diimplementasikan juga
dalam relasi ke database dengan menggunakan kunci luar. Kunci utama dari entitas
dengan kardinal maksimum N menjadi kunci luar dalam entitas dengan kardinal
maksimum 1. Contoh: Nomor pegawai dan nomor pemasok adalah kunci luar dalam
kegiatan pembelian dan kegiatan pengeluaran kas.

Memadukan Diagram REA Antar-Siklus

Seperti yang telah disebutkan, untuk mendesain SIA yang dapat berfungsi untuk
PERUSAHAAN, Perancang database harus mengembangkan diagram REA untuk siklus
tambahan dan kemudian memadukan diagram-diagram tersebut.

Perancang database kemudian menggabungkan diagram siklus pendapatan dan


pengeluaran agar Manajemen mendapat gambaran umum tingkat tinggi mengenai hal-hal yang
akan dimasukkan dalam SIA mereka.

Pengambilan Informasi dari SIA

Diagram REA yang lengkap juga berfungsi sebagai petunjuk yang berguna untuk
meminta informasi dari database SIA.

Permintaan data dapat digunakan untuk menghasilkan jurnal dan buku besar serta
menyiapkan laporan manajerial dan menghasilkan informasi laporan keuangan lainnya dari
database rasional yang dibuat dengan menggunakan model REA.

2.1.4. Perancangan Sistem Database

Perancangan Database adalah proses untuk menentukan isi dan pengaturan data yang
dibutuhkan untuk mendukung berbagai rancangan sistem.

Perancangan sistem terjadi pada dua tingkat , yaitu :

1. Pada tingkat pertama, perencanaan sistem, analisis dan rancangan umum dilaksanakan
untuk menetapkan kebutuhan pemakai. Tingkat perancangan database ini melibatkan
tahap front-end, bebas dari perancangan database tertentu atau Database Management
System (DBMS).
2. Pada tingkat kedua, rancangan umum, seperti diagram entitas relasi tingkat tinggi,
ditransformasikan (atau didekomposisikan) ke dalam perancangan database rinci untuk
sebuah DBMS tertentu yang akan digunakan untuk mengimplementasikan sistem total.
Pada masa lalu banyak penjual (vendors) menawarkan Database Management Systems
(DBMS) yang berdasarkan pada Model Hierarkikal dan Model Jaringan. Saat ini Model
Relasional adalah dominan. Karena itu hampir semua penjual perangkat lunak database
menawarkan produk perangkat lunak Relational Database Management Systems (RDBMS).

RDBMS dibuat dengan struktur tiga skema, Struktur lapisan ini mendefinisikan data
perusahaan pada tingkat yang berbeda.

Skema Eksternal mendefinisikan bagaimana pemakai mengakses dan melihat output dari
RDBMS, bebas dari bagaimana data disimpan atau diakses secara fisik. Akses dan manipulasi
seperti ini dilaksanakan oleh pemakai dengan memperkerjakan bahasa prosedural, seperti
COBOL atau bahasa query, seperti Structured Query Language (SQL), bahasa standar yang
diakui untuk RDBMS.

Skema Konseptual yang mendefinisikan model database relasional terdiri dari


sekumpulan tabel yang dinormalisasi. Skema konseptual adalah rancangan dari database yang
merupakan subyek utama dari bab ini.

Skema Internal terdiri dari organisasi fisik dari data (mis. sekuensial, indeks sekuensial,
langsung) dalam hal struktur fisik data dan metode-metode pengaksesan dari sistem operasi
komputer.

Proses Perancangan Database

Ada 6 tahap untuk proses perancangan suatu database :

1. Pengumpulan data dan analisis


2. Perancangan database secara konseptual
3. Pemilihan sistem manajemen database
4. Perancangan database secara logika
5. Perancangan database secara fisik
6. Implementasi sistem database

Secara khusus proses perancangan berisikan 2 aktifitas paralel. Aktifitas yang pertama
melibatkan perancangan dari isi data dan struktur database, sedangkan aktifitas kedua mengenai
perancangan pemrosesan database dan aplikasi–aplikasi perangkat lunak.

Dua aktifitas ini saling berkaitan , misalnya mengidentifikasi data item yang akan
disimpan dalam database dengan cara menganalisa aplikasi–aplikasi database. Dua aktifitas ini
juga saling mempengaruhi satu sama lain. Contohnya tahap perancangan database secara fisik,
pada saat memilih struktur penyimpanan dan jalur akses dari file suatu database dimana
bergantung dengan aplikasi–aplikasi yang akan menggunakan file tersebut. Penentuan
perancangan aplikasi–aplikasi database yang mengarah ke konstruksi skema database telah
ditentukan selama aktifitas pertama.

Ke-enam tahap yang telah disebutkan sebelumnya dapat di proses secara tidak berurutan .
Dalam beberapa hal, dapat dilakukan modifikasi perancangan kembali ke tahap yang pertama
(feedback loop) setelah melakukan tahap selanjutnya.

Tahap 1 :

Sebelum merancang suatu database, yang harus dilakukan adalah mengetahui dan
menganalisis apa yang diinginkan dari pengguna aplikasi, sehingga proses ini disebut
pengumpulan data dan analisis. Untuk menspesifikasikan kebutuhan yang pertama kali dilakukan
adalah mengidentifikasi bagian lain di dalam sistem informasi yang berinteraksi dengan sistem
database. Termasuk pengguna yang baru atau yang sudah lama juga aplikasinya, kebutuhan–
kebutuhan tersebut dikumpulkan dan di analisa.

Kegiatan pengumpulan data :

1. Menentukan kelompok pemakai dan areal bidang aplikasinya.


Pengguna yang menguasai aplikasi yang lama dari setiap bagian dipilih untuk
menyampaikan kebutuhan-kebutuhan dan menspesifikasikannya.
2. Peninjauan dokumentasi yang ada.
Dokumen yang berhubungan dengan aplikasi yang akan dibuat dipelajari dan dianalisa,
sedangkan dokumen lainnya seprti kebijakan manual, form, laporan–laporan dan bagan-
bagan organisasi diuji dan ditinjau kembali untuk mengetahui apakah dokumen tersebut
berpengaruh terhadap pengumpulan data dan proses spesifikasi.
3. Analisa lingkungan operasi dan kebutuhan pemrosesan.
Lingkungan operasional yang sekarang dan informasi yang direncanakan akan di
gunakan dipelajari, termasuk menganalisa jenis–jenis dari transaksi dan frekuensi
transaksinya seperti halnya alur informasi dengan sistem. Input dan output data untuk
transaksi tersebut harus diperinci.
4. Pengumpulan respon terhadap daftar pertanyaan dan angket yang telah dibuat
sebelumnya.
Pengumpulan respon dari angket dan daftar pertanyaan berisikan prioritas para pengguna
dan penempatan mereka di dalam berbagai aplikasi. Ketua kelompok mungkin akan
ditanya untuk membantu para pengguna dalam memberikan informasi yang penting dan
menentukan prioritas.

Teknik yang digunakan dalam penspesifikasian kebutuhan secara formal :


1. OOA ( Object Oriented Analysis )
2. DFD ( Data Flow Diagram )
3. HIPO ( Hierarchical Input Process Output )
4. SADT ( Structured Analysis & Design )

Tahap 2 : Perancangan database secara konseptual

Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghasilkan skema konseptual untuk databse yang
tidak tergantung pada sistem manajemen database yang spesifik. Penggunaan model data tingkat
tinggi seperti ER/EER sering digunakan didalam tahap ini. Di dalam skema konseptual
dilakukan perincian aplikasi–aplikasi database dan transaksi–transaksi yang diketahui.

Ada dua kegiatan di dalam perancangan database secara konseptual :

Perancangan skema konseptual : Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan mengecek
tentang kebutuhan– kebutuhan pemakai terhadap data yang dihasilkan dari tahap 1, dimana
tujuan dari proses perancangan skema konseptual adalah menyatukan pemahaman dalam struktur
database, pengertian semantik, keterhubungan dan batasan-batasannya, dengan membuat sebuah
skema database konseptual dengan menggunakan model data ER/EER tanpa tergantung dengan
sistem manajemen database.

Ada dua pendekatan perancangan skema konseptual :

1. Terpusat
Kebutuhan–kebutuhan dari aplikasi atau kelompok–kelompok pemakai yang berbeda
digabungkan menjadi satu set kebutuhan pemakai kemudian dirancang menjadi satu
skema konseptual.
2. Integrasi view–view yang ada
Untuk masing–masing aplikasi atau kelompok–kelompok pemakai yang berbeda
dirancang sebuah skema eksternal ( view ) kemudian view – view tersebut disatukan ke
dalam sebuah skema konseptual.
3. Transaksi
Merancangan karakteristik dari transaksi–transaksi yang akan di implementasikan tanpa
tergantung dengan DBMS yang telah dipilih. Transaksi–transaksi ini digunakan untuk
memanipulasi database sewaktu diimplementasikan . Pada tahap ini diidentifikasikan
input, output dan fungsional . Transaksi ini antara lain : retrieval, update dan delete,
select dll.
Ada 4 strategi dalam perancangan skema konseptual :

1. Top down
2. Bottom up
3. Inside out
4. Mixed

Tahap 3 : Pemilihan Sistem Manajemen Database

Pemilihan sistem manajemen database ditentukan oleh beberapa faktor a.l : Teknik,
Ekonomi, dan Politik Organisasi.

Faktor teknik :

1. Tipe model data ( hirarki, jaringan atau relasional )


2. Struktur penyimpanan dan jalur pengaksesan yang didukung sistem manajemen database.
3. Tipe interface dan programmer
4. Tipe bahasa queri

Faktor Ekonomi :

1. Biaya penyiadaan hardware dan software


2. Biaya konversi pembuatan database
3. Biaya personalia
4. Biaya pelatihan
5. Biaya pengoperasian
6. Biaya pemeliharaan

Faktor Organisasi :

1. Struktur data
Jika data yang disimpan dalam database mengikuti struktur hirarki, maka suatu jenis
hirarki dari sistem manajemen database harus dipikirkan.
2. Personal yang terbiasa dengan sistem yang terdahulu
Jika staff programmer dalam suatu organisasi sudah terbiasa dengan sautu sistem
manajemen database maka hal ini dapat mengurangi biaya latihan dan waktu belajar.
3. Ketersediaan dari service vendor
Keberadaan fasilitas pelayanan penjual sangat dibutuhkan untuk membantu memecahkan
masalah sistem.

Tahap 4 : Perancangan database secara logika ( Transformasi model data )

Transformasi dari skema konseptual dan eksternal ( Tahap 2 ) ke model data sistem
manajemen database yang terpilih, ada dua proses yaitu :

1. Transformasi yang tidak tergantung pada sistem, pada tahap ini transformasi tidak
mempertimbangkan karakteristik yang spesifik atau hal– hal khusus yang akan
diaplikasikan pada sistem manajemen database
2. Penyesuaian skema ke sistem manajemen database yang spesifik, di lakukan suatu
penyesuaian skema yang dihasilkan dari tahap 1 untuk dikonfirmasikan pada bentuk
implementasi yang spesifik dari suatu model data seperti yang digunakan oleh sistem
manajemen database yang terpilih.

Hasil dari tahap ini dituliskan dengan perintah DDL ke dalam bahasa sistem manajemen
database terpilih. Tapi jika perintah DDL tersebut termasuk dalam parameter–parameter
perancangan fisik , maka perintah DDL yang lengkap harus menunggu sampai tahap
perancangan database secara fisik telah lengkap.

Tahap 5 : Perancangan Database Secara Fisik

Proses pemilihan struktur penyimpanan yang spesifik dan pengaksesan file– file database
untuk mencapai kinerja yang terbaik di bermacam–macam aplikasi
Kriteria pemilihan perancangan fisik :

1. Waktu respon
Waktu transaksi database selama eksekusi untuk menerima respon
2. Penggunaan ruang penyimpanan
Jumlah ruang penyimpanan yang digunakan oleh database file dan struktur jalur
pengaksesannya.
3. Terobosan yang dilakukan file transaksi(Transaction troughput )
Merupakan nilai rata–rata transaksi yang dapat di proses permenit oleh sistem database
dan merupakan parameter kritis dari sistem transaksi
Apabila waktu respon dari database tidak mencapai optimalisasi, maka pada tahap
perancangan fisik ini dapat dilakukan denormalisasi.
Denormalisasi
Denormalisasi merupakan proses yang dilakukan pada database yang sudah
dinormalisasi, dengan cara memodifikasi struktur tabel dan mengabaikan kerangkapan
data (yang terkontrol) untuk meningkatkan kinerja database.

Proses denormalisasi termasuk :


Mengkombinasikan tabel-tabel yang terpisah dengan join
Mereplikasi/menduplikat data pada tabel

Tahap 6 : Implementasi

Implementasi skema database logik dan fisik ke dalam penyataan DDL dan SDL dari
sistem manajemen database yang telah dipilih, untuk digunakan dalam pembuatan file–file
database yang masih kosong.
BAB III

PENUTUP

3.1.1. Kesimpulan
Manajemen sumber daya data, yaitu sebuah aktivitas manajerial yang mengaplikasikan
teknologi sistem informasi seperti manajemen database, gudang data, dan alat manajemen data
lainnya dalam tugas untuk mengelola sumber daya data organisasi agar dapat memenuhi
kebutuhan informasi pihak-pihak yang berkepentingan dengan bisnis mereka. Struktur basis data
adalah cara data diorganisasi agar pemrosesan data menjadi lebih efisien. Struktur ini kemudian
diimplementasikan melalui suatu sistem manajemen basis data.
Sistem manajemen basis data (DBMS) adalah suatu peranti lunak yang menyimpan
struktur basis data, data itu sendiri , hubungan di antara data di dalam basis data, nama-nama
formulir, jenis-jenis data, angka di belakang desimal, jumlah karakter, nilai-nilai default, dan
seluruh uraian field lainnya.
3.1.2. Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat
jauh dari kesempurnaan.
Tentunya, kami kelompok 7 penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu
pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan
makalah diatas.

DAFTAR PUSTAKA
https://hendri83.wordpress.com/2012/09/17/model-database/amp/

https://www.nesabamedia.com/pengertian-model-basis-data/amp/

https://robertusmikael.wordpress.com/

http://daryono.staff.gunadarma.ac.id/

https://www.coursehero.com/file/33951944/

Anda mungkin juga menyukai