PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan suatu hal yang fisiologis yang
akan dialami wanita dalam siklus kehidupannya selama masa reproduksi, dimana
Asuhan kebidanan ini dilakukan agar mahasiswa dapat mengetahui hal – hal
apa saja yang terjadi pada seorang wanita semenjak hamil, bersalin, nifas sampai
kebutuhan ibu, serta mampu melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah
dilakukan.
1. Kemiskinan
1
Yang disebut 4 terlalu adalah terlalu muda saat melahirkan (<15 tahun ),
terlalu tua untuk melahirkan (>35 tahun ),terlalu banyak anak, terlalu dekat jarak
pelayanan atau pertolongan yang tepat dan cepat, terlambat dalam mengenali
Angka kematian ibu (AKI) masih tinggi. Data kementerian kesehatan pada
2016 tercatat 305 ibu meninggal per 100.000 orang. Upaya penurunan AKI harus
difokuskan pada penyebab langsung kematian ibu, yang terjadi 90 % pada saat
Departemen Kesehatan dalam mewujudkan hal ini, salah satu upaya terobosan
dalam penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi adalah
inginkan, tempat persalinan yang ibu inginkan, transportasi dan donor darah.
2
dorong untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dilanjutkan pemberian
kebidanan kepada ibu hamil, bersalin dan nifas serta bayi baru lahir, bimbingan
kesehatan ibu dan anak. Oleh karena itu, mahasiswi ikut berperan serta dalam
upaya menurunkan AKI dan AKB yaitu dengan memperdalam ilmu pengetahuan
dan keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada ibu dan bayi, salah
satunya dengan magang/praktek di BPM atau klinik guna mengasah dan melatih
Selain asuhan kehamilan dan persalinan, asuhan masa nifas juga diperlukan
dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya .
Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan
50% kematian masa nifas terjadi pada 24 jam pertama (Sarwono, 2002)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir fisiologi dengan
2. Tujuan Khusus
3
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada ibu hamil,
kebidanan .
diagnosa masalah pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir
pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir melalui pendekatan
manajemen kebidanan .
Penatalaksanaan).
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
asuhan kebidanan dan laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan
4
Dapat menjadi bahan masukan bagi lahan praktik dalam meningkatkan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Kehamilan
terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi
dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, Ida Ayu
Chadranita, 2010).
tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi. Menyadari hal tersebut dalam
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid
pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan pertama dimulai dari
hasil konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan keempat sampai
6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Marhaeni, dkk, 2015).
2. Fisiologi Kehamilan
dalam kandungan yang disebabkan pembuahan sel telur oleh sel sperma, saat
hamil akan terjadi perubahan fisik dan hormon yang sangat berubah drastis. Organ
6
reproduksi interna wanita adalah alat pembuahan atau kandungan bagian dalam
yang meliputi ovarium, tuba falopi, uterus, dan vagina. Organ reproduksi eksterna
wanita adalah alat pembuahan atau kandungan bagian luar yang meliputi mons
veneris, labia mayor, labia minor, klitoris, introitus vagina, introitus uretra,
disebabkan pembuahan sel telur oleh sel sperma. Pada saat hamil akan terjadi
Proses kehamilan adalah mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari
ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi
plasenta, tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, Ida Ayu
Chadranita, 2010) :
a. Ovulasi
b. Spermatozoa
7
seks ditumpahkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40-60 juta
c. Fertilisasi/ konsepsi
8
5) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 24 jam
d. Nidasi
seterusnya.
berjalan ke uterus
9
5) Selama pembelahan sel di bagian dalam, terjadi pembentukan
luteum gravidarum
mengadakan nidasi
12) Proses nidasi tersebut terjadi pada hari ke-6 sampai 7 setelah
konsepsi
10
Tanda-tanda kehamilan adalah sekumpulam tanda atau gejala yang timbul
pada wanita hamil dan terjadi akibat perubahan fisiologis dan psikologis pada
Seperti :
Sering terjadi pada pagi hari, tapi tidak selalu. Keadaan ini lazim
11
fisiologis,namun bila terlampau sering dapat mengakibatkan
6) Sering kencing
7) Obstipasi
12
Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh
8) Pigmentasi kulit
linea alba. Hal ini terjadi karena pengaruh hormon kortiko steroid
9) Epulis
pertama.
13
1) Uterus membesar
2) Tanda Hegar
maka ismus ini tidak teraba seolah-olah korpus uteri sama sekali
3) Tanda Chadwick
estrogen.
4) Tanda Piscaseck
rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini
tersebut.
14
5) Tanda Braxton Hicks
masa kehamilan.
6) Goodell Sign
pertama pada pagi hari. Dengan hasil tes ini dapat membantu
kehamilan.
kehamilan terdahulu. Pada bulan ke –IV dan V janin itu kecil jika
15
dibandingkan dengan banyaknya air ketuban, maka kalau rahim
trimester kedua.
16
4) Terlihat kerangka janin pada pemeriksaan sinar rontgen.
a. Sistem Reproduksi
1) Uterus
Pembesaran disebabkan:
c) Perkembangan desidua
16 ½ Pusat – SOP
17
40 3 jari dibawah proc. Xiphoideus
2) Serviks Uteri
menutup.
4) Ovarium
18
progesteron. Lebih dari 16 minggu plasenta sudah terbentuk dan
b. Sistem Payudara
berdilatasi.
c. Sistem Endokrin
19
dan progesteron dan selanjutnya akan di ambil alih oleh
plasenta.
3) Prolaktin
4) Etrogen
20
hyperplspasia dan hyperplasiajaringan payudara termasuk sistem
pembuluh.
5) Progesteron
d. Sistem kekebalan
21
antigen terlihat pada minggu ke-12. Produksi imunogbulin bersifat
e. Sistem perkemihan
gejala sering kencing tidak dijumpai lahi. Trimester III, bila kepala
janin mulai turun ke PAP keluhan sering kencing timbul lagi karena
f. Sistem Pencernaan
22
g. Sistem Muskuloskeletal
yang biasanya menjadi salah satu ciri pada ibu hamil. Lordosis
pegal, mati rasa dan lemah dialami pada anggota badan atas
h. Sistem Kardiovaskuler
i. Sistem Integumen
23
areola mamae, papilla mammae, linea nigra, pipi (chloasma
/hr, zat besi 800 mg/30-50 mg sehari, dan air mineral 8 gelas/hari.
air). Berat badan wanita hamil naik 6,5-16,5 kg, rata-rata 12,5 kg,
24
kehamilan 32-34 minggu. Serum darah (volum darah) bertambah 25-
30% dan sel darah bertambah 20%. Massa sel darah merah terus naik
4. Volum darah:
5. Sel darah
Sel darah meningkat 20%, protein darah dalam bentuk albumin dan
l. Sistem pernafasan
25
m. Sistem persyarafan
fleksus barkialis.
a. Perdarahan pervaginam
yangbersifat patologis ada dua yaitu yang terjadi pada awal kehamilan dan pada
masa kehamilan lanjut.Pada awal kehamilan, pada usia kurang dari 22 minggu,
biasanya keluar darah merah, perdarahan banyak disertai nyeri, dapat dicurigai
tandanya yaitu keluar darah merah segar atau kehitaman dengan bekuan,
26
perdarahan banyak dan terus menerus disertai nyeri, biasanya dikarnakan plasenta
previa, solusio plasenta, dan ruptur uteri, atau ada pembekuan darah.
Sakit kepala yang hebat dapat terjadi selama kehamilan dan sering kali
Hampir separuh ibu hamil akan mengalami bengkak yang normalpada kaki.
Bengkak dapat menunjukan adanya masalah serius apabila bengkak yang muncul
pada muka dan tangan tidak hilang setelah istirahat, disertai sakit kepala hebat,
pandangan mata kabur, hal ini merupakan tanda anemia, gagal jantung, atau
preeklamsi.
keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat
27
f. Gerakan Bayi yang Berkurang
Gerakan janin terjadi pada usia kehamilan 20-24 minggu. Bayi harus
bergerak paling sedikit 3kali dalam priode 3 jam. Gerakan janin akan lebih mudah
terasa jika ibu berbaring atau beristirahat serta jika ibu makan dan minum dengan
baik. Ibu hamil perlu melaporkan jika terjadi penurunan/gerakan yang berhenti .
Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan ketuban dari vagina setelah
kehamilan berusia 22 pekan. Ketuban dinyatakan pecah lebih dini jika terjadi
maupun janinnya.
perlu penanganan yang sesuai dengan keadaan perubahan yang terjadi. Ibu hamil
harus lebih sering dikunjungi jika terdapat masalah dan ia hendaknya disarankan
untuk menemui petugas kesehatan jika ia merasakan tanda-tanda bahaya atau jika
28
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
ASI eksklusif.
Pertambahan berat badan ibu yang indeks massa tubuh (IMT) <19,8
adalah 12,5-18 kg, IMT antara 19,8-26 adalah 11,5-16 kg, IMT
setiap kunjungan.
29
Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk
skrining ibu hamil berisiko Kurang Energi Kronik (KEK) artinya ibu
e. Hitung DJJ
atau DJJ cepat lebih dari 160x/ menit menunjukkan adanya gawat
janin.
panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah
lain.
30
g. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat
kontak pertama.
31
Pemeriksaan ini dilakukan minimal sekali pada trimester I dan
preeklamsia.
kasus HIV dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV. Ibu
32
untuk menetapkan sendiri keputusannya untuk menjalani tes
HIV.
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun
ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Aris
Hidayat, 2010)
Persalinan adalah proses di mana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normaal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan (membuka dan menipis) (JNPK-KR DepKes RI, 2008).
luar melalui jalan lahir (Peter Abrahams). Persalinan adalah proses pengeluaran
hasil konsepsi (janin dan uteri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar
kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lahir lain, dengan atau tanpa
33
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka, Persalinan normal adalah
pengeluaran hasil konsepsi dari uterus melalui jalan lahir dengan usia kehamilan
37-42 minggu dengan presentasi belakang kepala, keluar dengan kekuatan ibu dan
Ada dua klasifikasi persalinan, yaitu berdasarkan cara dan usia kehamilan
jam
2) Persalinan buatan
3) Persalinan anjuran
1) Abortus (keguguran)
2) Persalinan prematur
34
Adalah persalinan dengan usi kehamilan 28-36 minggu dengan
4) Persalian serotinus
2. Fisiologi Persalinan
sensitivitas otot rahim dan memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti
serta menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi. Perubahan keseimbangan
2010).
35
3. Tanda-tanda Persalinan (Manuaba, Ida Ayu Chadranita, 2010)
a. Lightening
uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggung yang
disebabkan oleh:
4) Durasinya pendek
36
a) Pinggang terasa sakit, yang menjalar ke depan
makin besar
3) Pengeluaran cairan
Keluar banyak cairan dari jalan lahir. Ini terjadi akibat pecahnya
jam.
Tanda dan gejala inpartu seperti adanya penipisan dan pembukaan serviks,
dalam 10 menit), dan cairan lendir bercampur darah (”show”) melalui vagina.(
JNPK-KR 2008)
37
mengejan, ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum). Pasanger (janin dan
plsenta). Passage (jalan lahir lunak dan jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang.
a. Faktor Power
diafragma dan aksi dari ligamen, dengan kerjasama yang baik dan
sempurna.
rahim bekerja dengan baik dan sempurna. Sifat his yang baik
relaksasi
38
5) His pengiring (kala IV) : kontraksi lemah, masih sedikit
serviks.
darah.
39
Denyut jantung janin melambat dan kurang jelas di
tidak teratur.
1) Inertia uteri
macam yaitu :
kemudian melemah.
2) Tetania uteri
tetania uteri:
rahim
40
l. Inkoordinasi otot rahim
rahim.
2) Tenaga mengejan
41
b. Faktor passager
Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor janin, yang
meliputi sikap janin, letak, presentasi, bagian terbawah dan posisi janin.
1) Sikap (Habitus)
2) Letak (situs)
misalnya letak lintang, yaitu sumbu janin tegak lurus pada suami
3) Presentasi
5) Posisi janin
42
sumbu ibu )materal-pelvis). Misalnya pada letak belakang
belakang.
terbawah janin:
Indikator sakrum
passanger utama, dan bagian janin yang paling penting adalah kepala,
karena kepala janin mempunyai ukuran yang paling besar, 90% bayi
43
seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan kedudukan anak seperti
dan janin, serta produksi hormon. Air ketuban memiliki beberapa peranan
persalinan.
e. Faktor penolong
44
diharapkan kesalahan atau malpraktek dalam memberikan asuhan tidak
terjadi.
a. Kala 1
lendir yang bersemu darah (Bloody Show). Lendir yang bersemu darah ini
berasal dari lendir canalis servicalis karena servix mulai membuka atau
menjadi 4cm.
9cm.
terjadi demikian akan tetapi fase laten, fase aktif dan fase deselerasi terjadi
45
lebih pendek. Mekanisme pembukanya servix berbeda antara pada
akan membuka lebih dahulu, sehingga servix akan mendatar dan menipis
ostium uteri internum sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan
eksternum serta penipisan dan pendataran servix terjadi dalam saat yang
sama.
b. Kala II
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3
menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masukdi
Wanita merasa pula tekanan kepala rectum dan hendak buang besar.
membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin
tampak dalam vulva pada waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih
berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi diluar his, dan dengan his dan
46
dibawah simfisis dan dahi, muka, dan dagu melewati perineum. Setelah
istirahat sebentar, his mulai lagi mengeluarkan badan anggota bayi. Para
primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-
c. Kala III
Nitabusch, karena sifat retraksi otot rahim. Lepasnya plasenta sudah dapat
bawah rahim.
b) Terjadi perdarahan.
d. Kala IV
merupakan 1 jam pertama dari masa nifas, tetapi dari segi praktis masa ini
timbul perdarahan oleh karena itu penderita harus tetap dikamar bersalin
47
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan
vagina
bayi baru lahir. Untuk asfiksia tempat yang datar dan keras, 2
kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan
a. Menggelar kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal
bahu bayi
48
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk
periksa dalam.
alat suntik).
yang tersedia
49
10. Periksa DJJ setelah kontraksi/saat relaksasi uterus untuk memastikan
11. Beritahu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik
dan bantu ibu menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan
keinginannya.
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (bila ada rasa
ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi
setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu
merasa nyaman).
13. Laksanakan bimbingan meneran saat ibu marasa ada dorongan kuat
untuk meneran.
b. Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara
50
c. Bantu ibu mengambil posisi nyaman sesuai pilihannya (kecuali
h. Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah
meneran (multigravida)
14. Anjurkan ibu untuk berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman
menit.
15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi di perut ibu, jika
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong.
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan.
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva
bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk
51
20. Seka dengan lembut muka, mulut, dan hidung bayi dengan kasa/kain
bersih.
21. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan
yang sesuai jika hal itu terjadi dan segera lanjutkan proses kelahiran
bayi.
b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua
22. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan
muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan
24. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu
sebelah atas.
25. Seteleh tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
52
26. Penilaian segera bayi baru lahir.
27. Keringkan tubuh bayi, bungkus kepala dan badan bayi kecuali
28. Jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3cm dari pusat bayi.
Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali
29. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit dan lakukan
tersebut.
30. Ganti handuk yang basah dengan handuk/kain baru yang bersih dan
kering, selimuti dan tutup kepala bayi dan biarkan tali pusat terbuka.
Tali pusat tidak perlu ditutup dengan kassa atau diberi yodium tapi
asfiksia
31. Berikan bayi kepada ibunya dan anjurkan ibu untuk memeluk
32. Letakkan kain bersih dan kering pada perut ibu, periksa kembali
uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil
tunggal).
33. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik agar uterus berkontraksi baik.
53
34. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit
menyuntikan oksitosin).
35. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
36. Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simpisis
susu
telah disediakan.
54
a. Jika selaput ketuban robek, pakai serung tangan DTT atau steril
40. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
41. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian meternal maupun fetal dan
perdarahan pervaginam.
larutan klorin 0,5 %, bilas kedua tangan tersebut dengan air DTT dan
45. Selimuti bayi dan tutupi bagian kepalanya dengan handuk atau kain
55
46. Minta ibu memulai pemberian ASI secara dini (30-60 menit setelah
bayi lahir).
pervaginam.
kontraksi.
50. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15menit
normal.
51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 %
didekontaminasi.
56
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai.
53. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan
ketuban, lendir, dan darah. Bantu ibu memakai pakaian bersih dan
kering.
54. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan
diinginkannya.
balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5 %
selama 10menit.
vital dan asuhan kala IV dan lakukan penimbangan bayi, beri tetes
segera setelah lahiran. Hal ini merupakan kodrat dan anugrah dari Tuhan yang
sudah disusun untuk kita. Melakukannya juga tidak sulit, hanya membutuhkan
57
Proses Inisiasi Menyusu Dini :
derajat lebih tinggi. Namun jika si bayi itu kedinginan, otomatis suhu
badan si ibu jadi naik 2 derajat, dan jika si bayi kepanasan, suhu badan
ibu akan turun 1 derajat. Jadi Tuhan sudah mengatur bahwa si ibu
selama 20-30 menit, dan ternyata hal ini terjadi karena si bayi sedang
2. Setelah si bayi merasa lebih tenang, maka secara otomatis kaki si bayi
gerakan ini pun bukanlah gerakan tanpa makna karena ternyata kaki si
bayi itu pasti hanya akan menginjak-injak perut ibunya di atas rahim.
bau air ketuban. Dan juga ternyata wilayah sekitar puting si ibu itu
juga memiliki bau yang sama, jadi dengan mencium bau tangannya, si
58
puting si ibu, si bayi itu akan menjilat-jilat dada si ibu. Ternyata
bakteri jahat dan begitu masuk ke tubuh si bayi akan diubah menjadi
yang bertujuan untuk merangsang supaya Air Susu Ibu (ASI) segera
2. Bayi akan tetap hangat karena langsung bersentuhan dengan kulit ibu.
3. Ibu dan bayi merasa tenang, sehingga membantu pernafasan dan laju
jantung bayi.
4. Resiko bayi dari infeksi akan berkurang karena kuman baik dari ibu
mulai menjajahi kulit dan usus bayi sehingga mencegah bakteri jahat
berkembang.
59
5. ASI adalah cairan kehidupan, yang selain mengandung makanan juga
mengendalikan perdarahan.
atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya organ kandungan
pada keadaan yang normal. Dijumpai dua kejadian penting pada masa nifas yaitu
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi serta plasenta
juga selaput chorion yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat-alat reproduksi
seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Sonda Maria , dkk ,
2016) .
Kesimpulan
Adapun tujuan asuhan masa nifas adalah (Lockhart dan Lyndon, 2014):
60
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi.
d. Memberikan pelayanan KB
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Masa ini
kandung kemih.
61
4. Fase pada periode postpartum
Fase pada periode postpartum dibagi menjadi 3 fase yaitu (Asrinah, dkk,
2013):
a. Fase taking in
pasif dan dependen, mengarahkan energi pada diri sendiri dan bukan
c. Fase Letting-go
5. Masalah perineum
a. Nyeri perineum
ibu cenderung merasakan memar di sekitar vagina dan jaringan perineum selama
beberapa hari pertama setelah persalinan. Para ibu mengalami cedera perineum
62
Jika ibu mengalami trauma perineum yang membutuhkan jahitan, masalah
yang segera timbul setelah persalinan adalah keluhan nyeri perineum yang hebat.
segera. Penggunaan analgesik oral dan juga obat komplementer lainnya dianggap
perineum.
rectum anterior.
6. Fisiologi Nifas
a. Involusio Uterus
63
pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi
plasenta.
2010)
simpisis
b. Lochea
Keluar hari ke 1-3 pasca persalinan, Lochea ini berisi darah segar
64
(yakni palit bayi, zat sepertisalep terdiri atas palit atau semacam
bulu halus padaanak yang baru lahir), dan mekonium (yakni isi
usus janincukup bulan yang terdiri atas getah kelenjar usus dan
2) Lochea Sanguinolenta
3) Lochea Serosa
Berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi, pada hari ke
4) Lochea Alba
5) Lochea Purulenta
berbaubusuk.
6) Locheohosis
Segera setelah pelahiran, vagina tetap terbuka lebar. Setelah satu atau
dua hari vagina tidak lagi lebar dan vagina tidak lagi edema. Ruang
65
Latihan pengencangan otot perineum akan mengembalikan tonusnya dan
d. Payudara
payudara terasa kencang dan membesar pada hari ke-3 atau ke-4
status kesehatan ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah,
66
perdarahan masa nifas karena atonia uteri
bayinya
mencegah hipotermia
dengan normal.
istirahat.
6 hari
2 d. Memastikan ibu menyusui dengan benar
masa nifas
dan tidak tidak ada tanda-tanda penyulit.
67
hari)
a. Kebersihan diri
air kecil atau besar dengan sabun dan air, mengganti pembalut dua
kali sehari, mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
b. Istirahat
secara bertahap
c. Latihan
d. Gizi
68
suplemen besi diminum setidaknya selama 3 bulan pascasalin,
f. Senggama
Senggama aman dilakukan setelah darah tidak keluar dan ibu tidak
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang
kepala melalui vagina tanpa melalui alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu
sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500 – 4000 gram, nilai Apgar > 7
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dengan usia kehamilan
atau masa gestasinya dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu 36-40 minggu.
(Muslihatun, 2010).
69
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42
terjadi proses adaptasi semua system organ tubuh, diawali dengan aktifitas
pengeluaran mekonium dan defekasi. Perubahan fungsi organ lain, seperti ginjal,
cukup.
sempurna.
70
l. Nilai APGAR >7.
m. Gerak aktif.
dengan baik.
Skor Apgar dihitung dengan menilai kondisi bayi yang baru lahir
menggunakan lima kriteria sederhana dengan skala nilai nol, satu, dan dua.
nol hingga 10. Kata "Apgar" dibuatkan sebagai singkatan dari Appearance, Pulse,
Grimace, Activity, Respiration (warna kulit, denyut jantung, respons refleks, tonus
71
Tabel 2.4 Sistem penilaian APGAR (Manuaba, Ida Ayu Chandranita,
2010)
Tanda 0 1 2
denyut jantung
sedikit fleksi
refleks respon
ekstrimitas biru
Esensial, 2010)
1) Kewaspadaan umum
2) Penilaian awal
5) Pencegahan perdarahan
72
6) Pencegahan infeksi mata
7) Pemberian imunisasi
8) Pemberian identitas
c. Kunjungan neonatal
setelah lahir.
hari.
tepat.
73
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila
Tali pusat dipotong sebelim atau sesudah plasenta lahir tidak begitu
kurang bulan.
1) Usahakan setiap kali akan dan setelah merawat tali pusat harus
4) Supaya tali pusat lebih cepat lepas, tali pusat tidak di tutup oleh
sendirinya.
74
Pada waktu bayi lahir, bayi belum mampu mengatur suhu badannya
e. Pencegahan infeksi
g. Pemberian Imunisasi
6) Campak 9 bulan.
7) Memberi vitamin K
75
terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi lahir normal dan
76
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Identitas Istri/Suami
1. Nama : Ny. P / Tn. A
2. Umur : 25 tahun / 26 tahun
3. Suku : Makassar / Makassar
4. Agama : Islam / Islam
5. Pendidikan : S1 / S1
6. Pekerjaan : Guru / Guru
7. Alamat : Jl. Mamoa Raya
77
5. Pergerakan janin kuat di sebelah kiri perut ibu
6. Pemeriksaan kehamilan sudah 4x selama hamil di Puskesmas Kassi-kassi.
a. Trimester I : 1x
b. Trimester II : 2x
c. Trimester III : 1x
7. Ibu mendapatkan imunisasi TT sudah 2x di puskesmas kassi-kassi
a. TT1 pada tanggal 1 Maret 2017
b. TT2 pada tanggal 3 Mei 2017
8. Tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan tanpa resep dari dokter
C. Riwayat Reproduksi
1. Riwayat Haid
a. Menarche : 15 tahun
b. Siklus Haid : 28-30 hari
c. Lamanya : 5-7 hari
d. Dismenorhea : Tidak ada
2. Riwayat Ginekologi
Tidak ada riwayat tumor kandungan, payudara, dan kanker, tidak pernah
mengalami perdarahan diluar haid, keputihan tidak gatal dan berbau
busuk.
3. Riwayat KB
Ibu belum pernah menjadi akseptor KB
78
1. Kehamilan saat ini direncanakan dengan suami, suami dan keluarga sangat
senang atas kehamilan ibu sekarang
2. Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami dan keluarga dekat
3. Ibu merencanakan persalinannya di Puskesmas Kassi-kassi
4. Penghasilan suami mencukupi kebutuhan sehari-hari,
5. Biaya kehamilan dan persalinan telah dipersiapkan
6. Ibu berserah diri kepada Allah SWT untuk menghadapi persalinan
7. Hubungan keluarga harmonis
G. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum ibu tampak senang, pakaian bersih dan rapi
2. Tinggi badan 155 cm
79
3. BB sekarang 68 kg
BB sebelum hamil 52 kg
4. Lila 31 cm
5. Tanda-tanda vital
a. TD : 110/80 Mmhg
b. Nadi : 80x/ menit
c. Suhu : 36,9° c
d. Pernafasan : 20x/ menit
6. Kepala
Tidak ada benjolan,kulit kepala bersih dan rambut tidak rontok.
7. Wajah
wajah tidak ada closma gravidarum dan tidak ada oedema.
8. Mata
Konjungtiva merah mudah, sclera putih.
9. Hidung
Tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada polip.
10. Telinga
Pendengaran baik tidak ada secret.
11. Mulut
Bibir lembab, tidak pucat tidak ada caries gigi dan gigi tidak ada yang
berlubang.
12. Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis.
13. Payudara
Simetris kiri dan kanan,tidak ada retraksi, hiperpigmentasi pada ariola,
tidak ada massa, dan nyeri tekan pada payudara, putting susu menonjol
14. Abdomen
Tampak linea nigra dan strie livide , tidak ada bekas luka operasi. hasil
palpasi :
a. Leopold I : 2 jari dibawah px (TFU 34 cm) teraba bokong.
80
b. Leopold II : Punggung Kanan (PU-KA)
c. Leopold III : Teraba kepala
d. Leopols IV : BAP (Konvergen)
LP 90 cm
TBJ : TFU x LP
: 34 cm x 90 cm
: 3060 gram
15. Genetalia
Pemeriksaan genetalia tidak di lakukan karena ibu tidak bersedia diperiksa
16. Ekstremitas
Ekstremitas atas tidak ada oedema, ekstremitas bawah tidak oedema dan
farises.
17. Pemeriksaan penunjang
a. HB : 12 gr%
b. Albumin : negative
c. Reduksi : negative
1. G1P0A0
81
DS: Ibu hamil pertama tidak pernah keguguran
DO: Teraba bagian-bagian janin pada saat palpasi
Pada saat palpasi leopold I teraba bokong dan palpasi leopold III teraba
kepala, sehingga posisi janin sejajar dengan sumbu panjang yang disebut
letak memanjang (Myles. 2009 hal.263)
82
Pada palpasi Leopold II teraba tahanan keras, lebar dan datar seperti pipa
yang merupakan punggung janin disisi kiri ibu, sedangkan sisi kanan
teraba bagian-bagian terkecil janin yaitu tangan dan tungkai.
(Prof.dr.Muchtar. Sinopsis Obstetri,Hal:53)
5. Presentase Kepala
DS :-
DO:
Pada palpasi Leopold III teraba Kepala.
Analisa dan Interprestasi Data
Pada palpasi Leopold III teraba bagian terendah janin yaitu bulat, keras
dan melenting, menandakan bagian terendah adalah kepala. (Sarwono,
2006, Hal:156-158)
6. BAP
DS: -
DO :
Pada palpasi Leopold IV kedua tangan masih bertemu (konvergen) yang
menandakan kepala belum masuk dalam panggul.
Analisa dan Interprestasi Data
Dengan menggunakan pendekatan dua tangan dan memandang wajah ibu,
lakukan palpasi untuk menentukan bagian presentasi. Jika dapat meraba
seluruh bagian kepala janin dan menggerakkannya, kemungkinan kepala
janin “bebas” dinyatakan dengan palapasi limaperlima dan ditulis 5/5
(bergerak atas pangul/ konvergen) (Holmes, 2011: 53)
7. Intrauterine
DS : ibu tidak merasa nyeri perut hebat selama hamil terutama saat
janinnya bergerak
DO : tidak nyeri saat dilakukan palpasi, janin dapat di palpasi leopold
Analisa dan Interprestasi Data
83
kehamilan intrauterine sejak hamil muda dapat dipastikan yaitu
perkembangan rahim sesuai usia kehamilan, pada saat palpasi dan janin
bergerak ibu tidak merasakan nyeri (Manuaba I.B.G, 2010: 131)
8. Tunggal
DS:Ibu mengatakan janinnya bergerak hanya satu sisi saja yaitu perut
sebelah kiri.
DO:
a. Pada palpasi teraba dua bagian besar yang berbeda yaitu satu kepala dan
satu bokong.
b. Djj terdengar jelas dan teratur pada kuadran kiri bawah perut ibu dengan
frekuensi 140x/i.
84
DO: keadaan umum ibu baik,kesadaran komposmentis, LILA 25 cm,
konjungtiva merah muda, sclera putih. TTV: TD 100/70 mmHg, nadi
80x/mnt, suhu 36,5’c, pernafasan 20x/menit
Analisa dan interpretasi data
Tanda-tanda vital merupakan indikator untuk menentukan bahwa keadaan
umum ibu baik, kesadaran komposmentis. Tanda-tanda vital dalam batas
normal menandakan keadaan ibu baik. (Sarwono, 2009: 205)
11. Keadaan janin Baik
DS :
a. Pergerakan janin kuat pada bagian perut disebelah kanan.
b. Janin mulai bergerak pada bulan November 2017
DO:Denyut jantung janin terdengar jelas kuat dan teratur pada kuadran kiri
bawah perut ibu dengan frekuensi 135x/menit
Adanya pergerakan janin yang kuat dan selalu dirasakan ibu serta
terdengar jelas denyut jantung janin yang teratur frekuensi 120-160x/menit
membuktikan dalam keadaan baik (Neonatus;102)
Tujuan :
85
4. Tidak ada tanda bahaya kehamilan
Kriteria :
Rencana Tindakan
kehamilannya.
86
Rasional : Agar ibu mengetahui dan mewaspadai tanda-tanda tersebut
Sakit atau petugas kesehatan apabila menemukan salah satu tanda bahaya.
Pencegahan Komplikasi)
Rasional : Agar pada saat persalinan ibu dan keluarga sudah siap.
Rasional : untuk mengetahui keadaan ibu baik melalui TD, nadi, suhu dan
pernafasan.
seperti semula, memperkuat ikatan batin antara ibu dan bayi, serta
7. HE tentang KB
87
Rasional : Fe berfungsi untuk menambah zat besi. Vitamin B Complex
pelayanan).
13. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 4 minggu kemudian atau
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa kondisi ibu dan janinnya
36,9°c, pernafasan 20x/mnt. Djj 130x/menit, terdengar kuat dan jelas pada
bagian bawah perut ibu sebelah kiri : Ibu telah mengerti dan mengetahui
88
a. Bengkak pada wajah, tangan dan kaki
c. Perdarahan
d. Penglihatan kabur
a. Sesak nafas
kepala lebih tinggi daripada kepala), latihan nafas melalui senam hamil
b. Insomnia
mengenai keluhan yang dirasakan,upayakan utk tidur pada satu jam yang
sama
madu juga dapat mengurangi kecemasan, selau berdoa kepada Allah SWT
89
Penyebab : Pembesaran uterus terutama waktu berdiri dan jalan
f. Kram Betis
Penyebab : Karena berdiri atau berduduk lama, baju ketat dan cuaca
panas.
Penanganan : Istirahat dengan posisi kaki lebih tinggi dari kepala, tidak
90
5. Melakukan pemeriksaan TTV setiap kali kunjungan seperti TD,nadi, suhu,
dan pernafasan : Ibu bersedia untuk melakukan pemeriksaan TTV setiap kali
kunjungan.
lahir. Karena akan membantu ibu untuk memulai proses pembentukan ASI
dan bayi serta bayi dapat memperoleh anti body lebih awal yaitu colostrums.
Ibu mengerti dan bersedia memberikan ASI eksklusif saat anaknya lahir
yang di inginkan seperti pil, suntik 1 dan 3 bulan, implant, IUD dan kondom.
ibu tetap menjaga kehamilannya dan spiritual pada ibu agar selalu
(3 x 1)
1) pergerakan janin minimal 1 kali dalam 1 jam. Dihitung mulai setelah ibu
bangun tidur, misalnya ibu memiliki gelang karet, jika janin dirasakan
2) Dihitung misalnya dari jam 07.00 mulai bergerak sampai jam 16.00 sore
91
Ibu mengerti dan bersedia menghitung pergerakan janinnya, dan apabila
b. Uang : agar tidak terlambat mendapatkan tindakan, dan ibu juga harus
pendarahan, maka keluarga dengan golongan darah yang sama pada ibu
dan fotocopy kartu keluarga dan KTP, penonor dari keluarga, pengambilan
12. Memberitahu ibu tanda-tanda persalinan seperti keluar lendir campur darah,
92
a. TD : 110/80 mmHg
b. Nadi : 80x/menit
c. Suhu : 36,9oC
d. Pernapasan : 20x/menit
2. Keadaan umum ibu baik
3. DJJ dalam batas normal dengan frekuensi 140x/menit
4. TFU sesuai dengan umur kehamilan (2 jari dinawah Px 34 cm)
5. Pergerakan janin dirasa oleh ibu
6. Ibu mengerti dan bersedia melaksanakan semua anjuran yang dijelaskan
93
PENDOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “ P” GESTASI
A. Identitas Istri/Suami
Nama : Ny. A /Tn. S
Umur : 25 tahun /26 tahun
Alamat : Jl. Mamoa raya
B. Data Subjektif (S)
1. Ini adalah kehamilan yang pertama dan tidak pernah keguguran
2. HPHT 17 januari 2017
3. Kehamilan ibu sudah memasuki ±9 bulan
4. Ibu sudah merasakan pergerakan janinnya pada bulan Juni
5. Pergerakan janin kuat dirasakan pada perut bagian kiri
6. Ibu mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2x selama hamil di Puskesmas
Kassi-kassi
7. Ibu tidak ada keluhan
94
b. Tinggi badan 155 cm
c. BB sekarang 65 kg
BB sebelum hamil 52 kg
d. Lila 31 cm
e. Tanda-tanda vital
1) TD : 110/80 Mmhg
2) Nadi : 80x/ menit
3) Suhu : 36,9° c
4) Pernafasan : 20x/ menit
f. Kepala
Tidak ada benjolan,kulit kepala bersih dan rambut tidak rontok.
g. Wajah
wajah tidak ada closma gravidarum dan tidak ada oedema.
h. Mata
Konjungtiva merah mudah, sclera putih.
i. Hidung
Tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada polip.
j. Telinga
Pendengaran baik tidak ada secret.
k. Mulut
Bibir lembab, tidak pucat tidak ada caries gigi dan gigi tidak ada yang
berlubang.
l. Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis.
m. Payudara
Simetris kiri dan kanan,tidak ada retraksi, hiperpigmentasi pada ariola,
tidak ada massa, dan nyeri tekan pada payudara, putting susu menonjol
n. Abdomen
Tampak linea nigra dan strie livide , tidak ada bekas luka operasi. hasil
palpasi :
95
1) Leopold I : 2 jari dibawah pusat Px (TFU 34 cm) teraba
bokong.
2) Leopold II : Punggung Kanan (PU-KA)
3) Leopold III : Teraba kepala
4) Leopols IV : BAP (Konvergen)
5) DJJ 140x/menit terdengar pada perut sebelah kanan bawah
6) LP 90 cm
7) TBJ : TFU x LP
: 34 cm x 90 cm
: 3060 gram
o. Genetalia
Pemeriksaan genetalia tidak di lakukan karena ibu tidak bersedia
diperiksa
p. Ekstremitas
Ekstremitas atas tidak ada oedema, ekstremitas bawah tidak oedema
dan farises.
q. Pemeriksaan penunjang
1) HB : 12 gr%
2) Albumin : negative
3) Reduksi : negative
Diperiksa pada tanggal 1 Maret 2017 dilaboratorium puskesmas Kassi-
kassi.
D. Assessment (A)
G1P0A0 , Gestasi 38 minggu 1 hari, situs memanjang, PUKA, Persentasi
Kepala, BAP, Intra uterine, Tunggal, Hidup, Keadaan Ibu dan Janin Baik
E. Planning (P)
11 Oktober 2017 Pukul 10.00 WITA
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa kondisi ibu dan
96
dan jelas pada bagian bawah perut ibu sebelah kiri Hasil : Ibu telah
c. Perdarahan
d. Penglihatan kabur
a. Sesak nafas
b. Insomnia
f. Kram Betis
97
selama di puskesmas dengan mengingat SURGA (Serahkan Urusan
dan pernafasan
kunjungan.
(keterikatan batin) antara ibu dan bayi serta bayi dapat memperoleh anti
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia memberikan ASI eksklusif saat anaknya
lahir
yang di inginkan seperti pil, suntik 1 dan 3 bulan, implant, IUD dan
kondom.
apabila ibu tetap menjaga kehamilannya dan spiritual pada ibu agar selalu
vitamin C (3 x 1)
98
10. Mengajarkan pada ibu cara menghitung pergerakan janin
kesehatan.
b. Uang : agar tidak terlambat mendapatkan tindakan, dan ibu juga harus
dan fotocopy kartu keluarga dan KTP, penonor dari keluarga, pengambilan
darah, kontraksi yang kuat dan sering, timbul mulas dan nyeri.
99
ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL FISIOLOGI PADA NY “S”
DI PUSKESMAS KASSI-KASSI
No.Register : 286
Pendidikan : SMP / SD
1. Ibu mengeluh sakit perut tembus belakang sejak tanggal 06 oktober 2017
pukul 21:00WITA, ada pelepasan lender dan darah
100
3. sifat nyeri bertambah sering dan menganggu aktifitas
1. G1P0A0
6. Pemeriksaan lab
- HB : 11,0 gr %
- Reduksi : Negatif
- Albumin : Negatif
- HIV : Negatif
- Sivilis : Negatif
- Gol.Darah :O
8. LILA : 28 cm
D. Riwayat Reproduksi
1. Menarche : 13 thn
101
3. Lamanya : 5-7 Hari
F. Riwayat KB
5. Ibu selalu berdoa agar keadaannya dan bayinya baik dan persalinan dapat
berlangsung normal
H. Nutrisi
102
e. Istirahat
Kebutuhan istirahat ibu kurang karena kesakitan, dikarenakan kontraksi
uterus yang semakin lama sakitnya semakin sering dan lama.
I. Pemeriksaan Fisik
2. Kesadaran komposmentis
3. BB sebelum hamil : 64 kg
4. BB setelah hamil : 73 kg
b. Suhu ` : 36,5ºC
c. Nadi : 82x/menit
Kepala bersih, rambut tidak rontok, tidak ada nyeri tekan, benjolan, tidak
ada oedema, cloasma gravidarum kongjungtiva merah muda, dan sclera
putih
7. Leher
Tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjer limfe, dan kelenjer tiroid
8. Payudara
Payudara simetris kiri dan kanan, tidak ada massa dan nyeri tekan, putting
susu terbentuk, kolostrum ada bila di pencet, hiperpigmentasi pada aerola
mammae
9. Abdomen
Tampak linea nigra, dan strie livide, tidak ada bekas operasi
a. Palpasi
103
- Leopold 1 : TFU 2 jari bawah px (32cm)
- Leopold 2 : PUKI
- Leopold 3 : Kepala
- Leopold 4 : BDP
b. Lingkar perut : 96cm
c. TBJ : TFU x LP
32 x 96 = 3072
d. His : 2x dalam 10 menit, durasi 20-30 detik, kuat dan
teratur
e. DJJ terdengar kuat dan teratur pada kuadran kiri bawah perut ibu dengan
frekuensi 124x/menit
- Pembukaan 4 cm
- Ketuban positif
- Penurunan HI
- Pelepasan lendir
11. Anus
Tidak ada oedema, tidak ada varises, reflex patella kiri dan kanan positif
1. G1P0A0
DS : Ini kehamilan yang pertama dan tidak pernah keguguran
104
DO : Tampak linea nigra, striae livida, dinding perut kencang.
Analisa dan interprestasi data
- Tampak linea nigra dan striae livida disebabkan oleh perubahan
deposit pigmen dan Hiperpigmentasi karena pengaruh
Melanophore Stimulating Hormone (MSH) lobus hipofisis
anterior dan adanya hormone yang berlebihan serta adanya
pembesaran/peregangan pada jaringan yang menimbulkan
perdarahan pada kapiler halus dibawah kulit warna biru
(Prawirohardjo, 2002)
- Pada Primigravida, dinding perut akan terlihat kencang, karena
tidak pernah mengalami peregangan sebelumnya. (Prawirohardjo,
2002)
2. Gestasi 38 minggu 5 hari
DS : HPHT tanggal 03 Desember 2016
DO : HTP 10 September 2017, TFU 2 jari bawah px
Anaslisa dan interprestasi data
Dari HPHT tanggal 03 Desember 2016 sampai tanggal pengkajian data
06 September 2017, maka umur kehamilannya 38 minggu 5 hari,
dihitung dengan menggunakan rumus neagel. Usia kehamilan sesuai
dengan tinggi TFU yaitu usia kehamilan 38 minggu TFU 32-38 cm
3. PUKI
DS : Pergerakan janin dirasakan paling sering pada sebelah kanan
DO :
- Leopold 2 : Punggung Kiri
- Auskultasi DJJ terdengar jelas 132x / menit pada kuadran kanan
bawah perut ibu
105
- Pada palpasi Leopold 2, apabila teraba punggung sebelah kiri perut
ibu berarti situs memanjang, sedangkan apabila teraba bokong /
kepala berarti situs melintang
- Apabila DJJ terdengar jelas disebelah kiri perut ibu maka punggung
janin berada disebelah kiri
4. Presentasi Kepala
DS : Sering dirasakan ada gerakan menendang pada sebelah kanan
perut ibu, dan sering ingin buang air kecil
DO : Pada palpasi Leopold III teraba bagian bulat, keras, dan
melenting
Analisa dan Interprestasi Data
- Pada palpasi Leopold III teraba bulat, keras, dan melenting pada
bagian atas sympisis. Pada fundus teraba bagian lunak, kurang
melenting, dan kurang bundar. Presentasi janin menandakan kepala
yang teraba dibagian terendah dan yang berada d fundus ialah
bokong
- Ibu sering buang air kecil disebabkan karena presentasi kepala
menekan kandung kemih
5. BDP
DS : -
DO : Palpasi Leopold IV kepala sudah masuk dalam panggul
Analisa dan Interprestasi data
Pada palpasi Leopold IV teraba keras, bulat, dan melenting yang tidak dapat
digoyang, dan jari tangan tidak dapat bertemu, ini menandakan bahwa
kepala sudah masuk dalam panggul
6. Intrauterin
DS : ibu tidak merasa nyeri perut hebat selama hamil terutama saat
janinnya bergerak
DO : tidak nyeri saat dilakukan palpasi, janin dapat di palpasi leopold
106
Analisa dan interprestasi data
Kehamilan intrauterine sejak hamil muda dapat dipastikan yaitu
perkembangan rahim sesuai usia kehamilan, pada saat palpasi dan janin
bergerak ibu tidak merasakan nyeri (Manuaba I.B.G, 2010: 131)
7. Tunggal
DS : Ibu mengatakan janinnya bergerak hanya satu sisi saja yaitu perut
sebelah kanan
DO :
c. Pada palpasi teraba dua bagian besar yang berbeda yaitu satu kepala dan
satu bokong.
d. Djj terdengar jelas dan teratur pada kuadran kiri bawah perut ibu dengan
frekuensi 135x/i.
107
ada moulage, tidak ada penumbungan, keadaan panggul normal,
pelepasan lendir dan darah.
Fase aktif berarti aktivitas persalinan meningkat, His makin cepat dan kuat,
pembukaan makin cepat berlangsung, tekanan terhadap kepala makin kuat,
keregangan segmen bawah rahim makin menipis (Manuaba I.A.C,
2010:163)
TD : 120/80 mmHg
S : 36,5˚C
N : 82x/mnt
P : 20x/mnt
Pada saat palpasi teraba gerakan janin, dan DJJ 132x/mnt terdengar jelas.
Hal ini menandakan janin dalam keadaan baik
108
LANGKAH V. RENCANA TINDAKAN
Tujuan :
Kriteria :
Rencana Tindakan/Intervensi
Tanggal 06 September 2017
1. Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu dan janinnya
baik-baik saja.
Rasional : dengan memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
akan merasa lebih tenang dengan mengetahui keadaannya dan janinnya serta
kemajuan persalinan.
2. Anjurkan ibu cuci kaki dan mengosongkan kandung kemih serta rectum
(BAK/BAB)
Rasional : mencuci kaki merupakan tindakan antiseptic untuk mencegah
infeksi serta kandung kemih dan rectum yang kosong dapat mempercepat
turunnya kepala dan memberikan rasa nyaman pada ibu.
3. Anjurkan ibu teknik relaksasi yaitu napas panjang melalui hidung dan
menghembuskan melalui mulut jika his timbul.
Rasional : dengan teknik relaksasi merupakan salah satu cara mengurangi
rasa nyeri dengan memberi suplai oksigen yang cukup. Pada kontraksi
109
terjadi ketegangan yang hebat, ketegangan ini akan berkurang dengan
adanya pengatur napas.
4. Anjurkan ibu untuk memilih posisi yang menguntungkan dengan tidur
miring ke salah satu sisi secara bergantian.
Rasional : Baring miring kesalah satu sisi dapat meningkatkan oksigen ke
janin, karena mencegah penekanan pada vena cava inferior olrh uterus yang
membesar yang dapat mengurangi suplai darah ibu ke jantung sehingga
mempengaruhi output jantung.
5. Ajarkan ibu tekhnik mengedan
Rasional : dengan mengetahui cara meneran yang baik dapat memperlancar
persalinan
6. Anjurkan keluarga untuk memberikan ibu intake cairan dan nutrisi yang
adekuat.
Rasional : dengan cairan dan nutrisi yang adekuat dapat memberi energy
bagi tubuh sehingga memudahkan dalam proses persalinan.
7. Observasi TTV tiap 4 jam
Rasional : untuk mengetahui keadaan umum ibu.
8. Observasi DJJ, nadi,His/30 menit
Rasional : untuk memantau keadaan janin dan observasi nadi untuk
memantau keadaan ibu
9. Lakukan pemeriksaan dalam (VT) tiap 2 jam atau bila ada indikasi
Rasional : untuk mengetahui kemajuan persalinan
10. Siapkan diri dan alat partus.
Rasional : persiapan diri penolong dapat mecegah terjadinya infeksi, alat
partus yang tersedia merupakan factor yang membantu melancarkan
tindakan yang dilakukan.
11. Beri support dan motivasi pada ibu dari keluarga dan petugas kesehatan.
Rasional : diharapkan ibu tetap optimis dan bersemangat dalam menghadapi
persalinan dan kelahiran bayinya.
12. Libatkan keluarga untuk memberi dukungan pada ibu
110
Rasional : keluarga adalah orang yang paling dekat dengan ibu yang
menjadi tempat berbagi rasa sehingga ibu merasa aman dan optimis
menghadapo persalinan.
13. Pantau kemajuan persalinan dengan partograf
Rasional : merupakan standarisasi pelayanan kebidanan dan menilai
kemajuan persalinan, keadaan ibu dan janin serta
memudahkan dalam pengambilan keputusan klinik serta
asuhan selanjutnya
LANGKAH VI IMPLEMENTASI
Tanggal 06 September 2017
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu dan janinnya
baik.
Hasil : Ibu telah mengetahui keadaannya.
2. Menganjurkan ibu cuci kaki dan mengosongkan kandung kemih dan rectum
(BAK/BAB)
Hasil : Ibu sudah mencuci kaki dan mengosongkan kandung kemihnya
3. Menganjurkan ibu teknik relaksasi yaitu napas panjang melalui hidung dan
menghembuskan melalui mulut pada saat timbul his.
Hasil : Ibu mengerti dan telah melakukannya
4. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang menguntungkan.
Hasil : Ibu miring kiri dan miring kanan apabila his timbul
5. Mengajarkan ibu cara meneran yang baik
Hasil : Ibu mengerti
6. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu intake cairan dan nutrisi
yang adekuat
Hasil : Ibu telah makan makanan dari puskesmas nasi 1 porsi, sayur dan
ikan, minum air putih dan teh kotak
7. Mengobservasi TTV tiap 2 jam kecuali nadi dan suhu
Hasil :
111
Jam (WITA) Tekanan Darah
112
10) Pelepasan : Lendir dan darah
b. VT pukul 02.30 WITA
1) Vulva dan vagina: Normal
2) Portio : tipis
3) Pembukaan : 10 cm
4) Ketuban : jernih
5) Persentase : Kepala
6) Penurunan : H-IV
7) Molase : Tidak ada
8) Penumbungan : Tidak ada
9) Kesan panggu : Normal
10) Pelepasan : Lendir dan darah
10. Siapkan diri dan alat partus
Hasil : penolong mencuci tangan dan alat partus sudah disiapkan
11. Memberi support dan motivasi pada ibu
Hasil : ibu lebih semangat dan optimis menghadapi persalinannya
12. Melibatkan keluarga untuk memberi dukungan pada ibu
13. Memantau kemajuan persalinan dengan partograf
113
4. Keadaan janin baik ditandai dengan DJJ terdengar jelas 130x/menit,
pergerakan janin kuat dan teratur
.
114
115
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL
DI PUSKESMAS KASSI-KASSI
No.Register : 286
A. Kala 1
Data Subjektif (S)
1. Ibu hamil pertama dan tidak pernah keguguran .
2. HPHT 03 Desember 2016
3. Pergerakan janin dirasakan paling sering di rasakan sebelah kanan
4. Ibu merasakan nyeri perut tembus belakang sejak tanggal 06
September 2017 pukul 21.00 WITA dengan rasa nyeri yang semakin
kuat yang disertai dengan pelepasan lendir dan darah.
5. Ibu tidak nyaman akibat rasa nyeri
6. Ibu selalu ingin BAB
7. Terakhir Istirahat pukul 20.00 Wita
8. Terakhir makan pukul 19.00 Wita
Data Objektif (O)
116
1. Keadaan Umum ibu baik, kesadaran komposmentis
2. Tanda- tanda Vital
a. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
b. Suhu ` : 36,5ºC
c. Nadi : 82x/menit
117
- Pembukaan 4 cm
- Ketuban positif
- Penurunan HI
- Pelepasan lendir
8. Anus
Tidak ada oedema, tidak ada varises, reflex patella kiri dan kanan
positif
Assesment (A)
Planning (P)
118
6. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu intake cairan dan nutrisi
yang adekuat
Hasil : Ibu telah makan makanan dari puskesmas nasi 1 porsi, sayur dan
ikan, minum air putih dan teh kotak
7. Mengobservasi TTV tiap 2 jam kecuali nadi dan suhu
Hasil :
119
3. Pembukaan : 4 cm
4. Ketuban : jernih
5. Persentase : Kepala
6. Penurunan : H-I
7. Molase : Tidak ada
8. Penumbungan : Tidak ada
9. Kesan panggul : Normal
10. Pelepasan : Lendir dan darah
b. VT pukul 02.30 WITA
1. Vulva dan vagina: Normal
2. Portio : tipis
3. Pembukaan : 10 cm
4. Ketuban : jernih
5. Persentase : Kepala
6. Penurunan : H-IV
7. Molase : Tidak ada
8. Penumbungan : Tidak ada
9. Kesan panggu : Normal
10. Pelepasan : Lendir dan darah
120
3. Ada rasa dorongan ingin meneran
Data Objektif (O)
1. His kuat 5x10 menitdurasi 40-45 detik
2. DJJ 148 kali/menit
3. Perineum menonjol, vulva dan anus membuka, tampak ingin meneran
4. Vagina Toucher pukul 02.30 Wita
Keadaan vagina : normal ,tidak ada benjolan
Porsio : lunak, tipis
Pembukaan : lengkap (10 cm)
Ketuban : pecah,jernih
Presentasi : kepala UUK kanan depan
P enurunan : hodge IV
Penumbungan :0
Molase :0
Keadaan panggul : normal
Pelepasan : lender dan darah
Assesmen (A)
Inpartu kala II, keadaan ibu dan janin baik
Planning (P)
1. Melihat tanda dan gejala kala II
a. Ada dorongan yang kuat untuk meneran
b. Tekanan pada anus
c. Perineum menonjol
d. Vulva dan vagina menonjol
2. Memastikan kelengkapan alat dan bahan pertolongan persalinan
3. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu
4. Meminta meneran saat ada dorongan yang kuat untuk meneran
121
5. Menyokong perineum saat kepala bayi membuka, vulva 5-6 cm dengan
tangan kanan dan menahan puncak kepala dengan tangan kiri memeriksa
lilitan tali pusat.
6. Melahirkan bayi dengan cara kedua tangan diletakkan secara biparietal.
Pada kepala bayi lalu menarik kepala kearah bawah untuk melahirkan
bahu depan dan menarik keatas untuk melahirkan bahu belakang,
kemudian melahirkan bayi secara sangga susur
7. Bayi lahir pukul 02.55 WITA dengan jenis kelamin laki-laki, pbk, aterm,
segera menangis, tonus otot baik, warna kemerah-merahan.
C. Kala III
Data Subjektif (S)
1. Ibu merasa lelah
2. Nyeri perut masih terasa
3. Kandung kemih kosong
Data Objektif (O)
1. Uterus teraba keras dan bulat
2. Tampak semburan darah dan tali pusat memanjang
Assesment (A)
Inpartu kala III
Planning (P)
1. Melakukan IMD
2. Plasenta lahir lengkap pada pukul 03.05 WITA
3. Melakukan massase uterus, teraba keras dan bulat
D. Kala IV
Data Subjektif (S)
Ibu mengeluh lelah setelah melahirkan, nyeri bagian perineum
Data Objektf (O)
1. TFU setinggi pusat
2. Kontraksi uterus baik teraba keras dan bulat
3. Terdapat robekan perineum tingkat 2
122
4. Kandung kemih kosong
Assesment (A)
Perlangsungan kala IV
Planning (P)
1. Periksa kembali kontraksi uterus dan adanya tanda bahaya perdarahan
pervaginam
2. Mengevaluasi kemungkinan laserasi vagina dan perineum. Lakukan
penjahitan bila terjadi yang luas dan menimbulkan perdarahan
3. Mempersiapkan alat jahitan perineum, Lakukan jahitan perineum sesuai
tingkatan
4. Setelah melakukan penjahitan, cuci tangan pada larutan klorin 0,5%
setelah itu cuci lagi menggunakan cairan DTT
5. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam
6. Mengajarkan ibu dan keluarga masase uterus dan menilai kontraksi
7. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit pada dada ibu ± 1jam
pertama
8. Membersihkan ibu dari sisa-sisa darah, cairan ketuban
9. Mengevaluasi kehilangan darah ; perdarahan ± 100 cc
10. Mengobservasi keadaan ibu setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30
menit pada jam kedua
11. Merendam alat yang telah dipakai dilarutan klorin 0,5% selama 10 menit
12. Setelah 1 jam melakukan antropometri bayi. Beri tetes mata antibiotik
profilaksis dan Vit K 1 mg Intramuskuler pada paha kiri anterolateral
BBL : 3000 gr
PB : 47 cm
Lingkar kepala : 32 cm
Lingkar dada : 30 cm
13. Setelah 1 jam pemberian Vit. K, berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di
paha kanan anterolateral
123
14. Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%, melepaskan
sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan
klorin 0,5%
15. Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dan keringkan dengan
handuk bersih
16. Lengkapi partograf
Pemantauan Kala IV
Ja Wak Tekanan Nadi Suhu Tinggi Kontr Kandun Perdarah
m tu darah fundus aksi g an
ke uteri uterus kemih
1 03.1 110/80 80x/ 36,50 Setingg Baik Kosong ± 25 cc
0 mmHg i C i pusat
03.2 100/70 78x/ Setingg Baik Kosong ± 25 cc
5 mmHg i i pusat
03.4 100/80 80x/ Setingg Baik Kosong ± 20 cc
5 mmHg i i pusat
04.0 100/80 80x/ Setingg Baik Kosong ± 10 cc
0 mmHg i i pusat
2 04.3 100/70 76x/ 36,7o Setingg Baik Kosong ± 10 cc
0 mmHg i C i pusat
05.0 100/80 78x/ Setingg Baik Kosong ± 10 cc
0 mmHg i i pusat
124
ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM HARI KEDUA
DI PUSKESMAS KASSI-KASSI
125
3. Tidak pernah dioperasi
4. Tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang, alkohol, dan rokok
D. Riwayat Reproduksi
1. Riwayat haid
a. Menarche : 14 tahun
b. Siklus : 28-30 hari
c. Lamanya : 5-7 hari
d. Dismenorhoe ada tapi tidak menganggu aktivitas
E. Riwayat Obstetri
1. Riwayat Kehamilan
a. GIIPIA0
b. HPHT 12 Desember 2016
c. HTP 19 September 2017
d. Pemeriksaan kehamilan sebanyak 5x dipuskesmas
e. Ibu mendapatkan imunisasi TT 3
2. Riwayat Persalinan Sekarang
a. Kala 1
- Masuk puskesmas tanggal 11 September 2017, pukul 19.45 Wita
- His dirasakan sejak tanggal 11 September 2017, Pukul 18.00 Wita
- Ada pengeluaran lendir dan darah
- Kala I berlangsung ±2 jam
b. Kala II
- Tanggal 11 September 2017 pukul 21.00 Wita bayi lahir spontan
dengan PBK, jenis kelamin perempuan, BBL: 2900 gr, PBL : 48
cm, LK: 33 cm
- Kala II berlangsung ±5 menit
c. Kala III
- Plasenta dan selaputnya lahir lengkap setelah 10 menit bayi lahir
- Kontraksi uterus baik teraba bulat dan keras
- Kala III berlangsung ±5 menit
d. Kala IV
126
- Kontraksi uterus baik, teraba bulat dan keras
- Keadaan umum ibu baik
- Kandung kemih kosong
- Pemantauan kala IV
Tekanan Kontraksi Kandung
Jam Waktu Nadi Suhu TFU Perdarahan
Darah Uterus kemih
21.25 100/80 85 36,6˚C Stgg pst Baik kosong ±30cc
21.40 100/80 88 1 jr bpst Baik kosong ±25cc
1
21.55 110/80 87 1 jr bpst Baik kosong ±15cc
22.10 120/70 85 1 jr bpst Baik kosong ±15cc
22.40 120/70 85 36,5˚C 1 jr bpst Baik kosong ±10cc
2
23.10 120/70 88 1 jr bpst Baik kosong ±10cc
127
BAK 2x setelah melahirkan, belum pernah BAB
c. Istirahat
Ibu sudah istirahat setelah melahirkan
d. Personal hygiene
Ibu sudah mandi setelah melahirkan, mengganti pembalut setiap kali
penuh
7. Pemeriksan fisik
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Komposmentis
c. TTV
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 82x / menit
Pernapasan : 22x / menit
Suhu : 36,5˚c
d. Pemeriksaan Head to toe
1) Kepala : Kulit kepala bersih, rambut tidak rontok, tidak ada nyeri
tekan
2) Wajah : Tidak oedema
3) Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih
4) Telinga : simetris kiri kanan, bersih
5) Mulut : Bibir tidak pucat, gigi bersih
6) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid dan
vena jugularis
7) Payudara : Simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol,
hiperpygmentasi pada areola, tidak ada nyeri tekan, colostrum sudah
keluar
8) Abdomen : Uterus bulat dan keras, TFU 2 jari bwah pusat, kandung
kemih kosong
9) Ekstrimitas : Tidak oedema, tidak varises
10) Genetalia : Normal, Lochea rubra
11) Perineum : Tidak ada luka bekas jahitan
128
LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH AKTUAL
Diagnosa : PIIA0 post partum hari kedua dengan nyeri perut
1. Post Partum hari kedua
DS : ibu mengatakan melahirkan untuk yang pertama kalinya pada
tanggal 11 September 2017
DO :pengkajian tanggal 12 September 2017, TFU 2 jari di bawah pusat,
pengeluaran lochea rubra.
129
2. Data Objektif
a. Terdapat kontraksi uterus yang teraba keras dan bundar
b. Tampak pengeluaran lochia rubra
3. Analisa dan Interpretasi Data
Involusio uterus adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi Rahim, bila
pengecilan ini kurang baik atau terganggu disebut subinvolusio. Hal ini
disebabkan oleh infeksi, sisa uri, mioma uteri, bekuan-bekuan darah dan
sebagainya. (Varney’s midwifery)
130
b. ibu dapat berjalan dengan tegak
C. Rencana asuhan
1. Ucapkan selamat kepada ibu atas kelahiran bayinya
Rasional : Ucapan selamat kepada ibu agar dapat meningkatkan
kebahagiaan ibu sehingga ibu merasa diperhatiakn
2. Observasi TTV, TFU, Kontraksi, pengeluaran lochea dan rasa nyeri pada
bagian perut
Rasional : Tanda-tanda vital adalah salah satu indicator untuk
menentukan keadaan umum ibu. TFU dan kontraksi
uterus untuk menentukan apakah proses involusio
uterus berlangsung normal atau tidak
3. Jelaskan pada ibu tentang penyebab nyeri yang dirasakan
Rasional : pada saat uterus berkontraksi pada masa nifas maka
uterus akan melakukan involusi uterus sehingga
menimbulkan rasa nyeri
4. Bimbing ibu untuk menyusui bayinya dengan teknik yang benar
- Cuci tangan sebelum menyusui dan mengajari ibu
- Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik
mengunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak
menggantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran
kursi)
- Mempersilahkan dan membantu ibu untuk membuka pakaian
bagian atas
- Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian di
oleskan pada putting dan sekitar areola payudara (cara ini
mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga
kelembapan putting susu)
- Mengajari ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan, kepala
bayi berada pada lengkung siku ibu dan bokong bayi berada
pada lengan bawah ibu
131
- Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada perut ibu
dengan meletakkan satu tangan bayi di belakang badan ibu
dan yag satu di depan, kepala bayi menghadap payudara
- Mengajari ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga dan
lengan pada garis lurus
- Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari di
atas dan jari yang lain menopang di bawah serta jangan
menekan putting susu dan areolanya
- Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi,
menyentuh pipi dengan putting susu atau menyentuh mulut
bayi
- Setelah bayi membuka mulut (anjurkan ibu untuk
mendekatkan dengan cepat kepala bayi ke payudara ibu,
kemudian masukkan putting susu serta sebagian besar areola
ke mulut bayi)
- Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak
memegang atau menyangga payudara lagi
- Menganjurkan ibu untuk memperhatikan bayi selama
menyusui
- Mengajari ibu cara melepas isapan bayi (jari kelingking di
masukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi
di tekan ke bawah)
- Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk
mengoleskan sedikit asi pada putting susu dan areola biarkan
kering dengan sendirinya
- Mengajari ibu cara menyendawakan bayi
- Bayi di gendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu
kemudian punggung di tepuk perlahan-lahan sampai bayi
bersendawa (bila bayi tidak bersendawa tunggu 10-15 menit)
atau bayi di tengkurapkan di pangkuan.
132
Rasional : Teknik menyusui yang benar membuat bayi mengisap
lebih baik sehingga produksi ASI lancer serta dapat
mencegah terjadinya lecet padaa putting susu
5. Beritahu pada ibu untuk sesering mungkin menyusui bayinya sesering
mungkin
Rasional : Dengan menyusui bayi sesering mungkin akan memicu
pengeluaran horman prolaktin yang akan merangsang
agar produksi ASI lebih banyak dan dapat membuat
uterus berkontraksi
6. Memfasilitasi ibu vulva hygiene
Rasioanal : Untuk memberikan rasa nyaman pada ibu dan
menghambat masuknya mikroorganisme yang tidak
baik bagi vagina
7. Ajarkan ibu untuk membedong, dan memakaikan pakaian yang bersih dan
kering pada bayinya
Rasional : Untuk mencegah terjadinya Hipotermi pada bayi
8. Penatalaksanaan pemberian Vit c 3x1, SF 1x1,B.com 1x1
Rasinal : -Vit c dapat mengatasi rasa lelah yang terjadi salama
proses persalinan
- SF dapat menambah zat besi / sel-sel darah agar tidak
terjadi anemia
- B.com untuk mempertahankan kondisi ibu
133
S : 36,5˚C
N : 82x/mnt
P : 22x/mnt
- TFU teraba 2 jari bawah pusat
- Kontraksi uterus baik teraba bulat dan eras
- Terlihat pengeluaran lochea rubra dari jalan lahir
- Rasa nyeri perut ibu sedang dan dapat ditahan oleh ibu
3. Menjelaskan pada ibu tentang penyebab nyeri yang dirasakan
Hasil : Ibu mengerti penyebab rasa nyeri yang ibu rasakan
4. Membimbing ibu untuk menyusui bayinya dengan teknik yang benar
- Cuci tangan sebelum menyusui dan mengajari ibu
- Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik
mengunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak menggantung dan
punggung ibu bersandar pada sandaran kursi)
- Mempersilahkan dan membantu ibu untuk membuka pakaian bagian
atas
- Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian di oleskan pada
putting dan sekitar areola payudara (cara ini mempunyai manfaat
sebagai desinfektan dan menjaga kelembapan putting susu)
- Mengajari ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan, kepala bayi
berada pada lengkung siku ibu dan bokong bayi berada pada lengan
bawah ibu
- Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan
meletakkan satu tangan bayi di belakang badan ibu dan yag satu di
depan, kepala bayi menghadap payudara
- Mengajari ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga dan lengan
pada garis lurus
- Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari di atas dan
jari yang lain menopang di bawah serta jangan menekan putting susu
dan areolanya
134
- Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi, menyentuh
pipi dengan putting susu atau menyentuh mulut bayi
- Setelah bayi membuka mulut (anjurkan ibu untuk mendekatkan dengan
cepat kepala bayi ke payudara ibu, kemudian masukkan putting susu
serta sebagian besar areola ke mulut bayi)
- Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak
memegang atau menyangga payudara lagi
- Menganjurkan ibu untuk memperhatikan bayi selama menyusui
- Mengajari ibu cara melepas isapan bayi (jari kelingking di masukkan
ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi di tekan ke bawah)
- Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk mengoleskan sedikit
asi pada putting susu dan areola biarkan kering dengan sendirinya
- Mengajari ibu cara menyendawakan bayi
Bayi di gendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian
punggung di tepuk perlahan-lahan sampai bayi bersendawa (bila bayi
tidak bersendawa tunggu 10-15 menit) atau bayi di tengkurapkan di
pangkuan.
Hasil : Ibu sudah mengerti dan telah melakukan teknik menyusui yang
benar
5. Menganjurkan pada ibu untuk sesering mungkin menyusui bayinya
sesering mungkin
Hasil : Ibu menyusui bayinya setiap kali menangis
6. Menjarkan ibu vulva hygiene
Hasil : Ibu mengerti dan akan melalukan vulva hygiene
7. Mengajarkan ibu untuk membedong, dan memakaikan pakaian yang bersih
dan kering pada bayinya untuk mencegah terjadinya hipotermi
Hasil : ibu mengerti dan akan membedong bayinya
8. Memberikan Vit c 3x1, SF 1x1,B.com 1x1
Hasil : ibu telah diberikan Vit C, SF dan B.com setelah selesai makan
malam
135
LANGKAH VII : EVALUASI
1. Masa nifas berlangsung normal di tandai :
a. Keadaan umum : Baik
b. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmhg
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,5˚c
Pernapasan : 22 x/menit
c. Kontraksi uterus baik
d. TFU 2 jari bawah pusat
e. Lochea rubra
f. Tidak ada perdarahan
g. ASI sudah keluar
2. Tidak terjadi infeksi pada jahitan perineum ditandai dengan merah, bengkak
dan nyeri tekan
136
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN
DI PUSKESMAS KASSI-KASSI
Identitas istri/suami
Nama : Ny”J”/ Tn”R”
Umur : 24 tahun / 43 tahun
Alamat : Jl. Tamalate 1 no.12
DATA SUBJECTIF
1. Ibu melahirkan tanggal 11 September 2017 pukul 21.00 Wita
2. Ibu mengeluh nyeri pada perut
3. Ibu mulai merasakan nyeri setelah melahirkan
4. Ibu mengeluh pengeluaran ASI masih sedikit
5. Rasa nyeri yang ibu rasakan sedang dan dapat ditahan
DATA OBJECTIF
1. Keadaan umum : Baik
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,5˚c
Pernapasan : 22 x/menit
3. Kontraksi uterus baik
137
4. TFU 2 jari bawah pusat
5. Lochea rubra
6. Tidak ada perdarahan
7. Asi sudah keluar
8. Terdapat nyeri tekan pada perut
9. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Kulit kepala bersih, rambut tidak mudah rontok, tidak ada
nyeri tekan
b. Wajah : Tidak oedema
c. Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih
d. Telinga : Simetris kiri kanan, bersih
e. Mulut : Bibir tidak pucat, gigi bersih
f. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid dan
vena jugularis
g. Payudara : Simetris kiri dan kanan, putig susu menonjol,
hiperpygmentasi pada areola, tidak ada nyeri tekan, colostrum sudah
keluar
h. Abdomen : Uterus bulat dan keras, TFU 2 jari bawah pusat
i. Ekstremitas : Tidak oedema, tidak varises
j. Genetalia : Normal, Lochea rubra
k. Perineum : Tidak ada luka bekas jahitan
ASSESMENT
PIIA0 post partum hari kedua
PLANNING
Tanggal 12 September 2017
1. Mengucapkan selamat kepada ibu atas kelahiran bayinya
Hasil : Ibu terlihat bahagia atas kelahiran bayinya
2. Mengobservasi TTV, TFU, Kontraksi, pengeluaran lochea dan rasa nyeri
pada bagian perut
Hasil : - TTV
138
TD : 120/70 mmHg
S : 36,5˚C
N : 82x/mnt
P : 22x/mnt
- TFU teraba 2 jari bawah pusat
- Kontraksi uterus baik teraba bulat dan keras
- Terlihat pengeluaran lochea rubra dari jalan lahir
- Rasa nyeri perut ibu sedang dan dapat ditahan oleh ibu
3. Menjelaskan pada ibu tentang penyebab nyeri yang dirasakan
Hasil : Ibu mengerti penyebab rasa nyeri yang ibu rasakan
4. Membimbing ibu untuk menyusui bayinya dengan teknik yang benar
Hasil : Ibu sudah mengerti dan telah melakukan teknik menyusui yang
benar
5. Membimbing pada ibu untuk sesering mungkin menyusui bayinya sesering
mungkin
Hasil : Ibu menyusui bayinya setiap kali menangis
6. Menjarkan ibu vulva hygiene
Hasil : Ibu mengerti dan akan melalukan vulva hygiene
7. Mengajarkan ibu untuk membedong, dan memakaikan pakaian yang bersih
dan kering pada bayinya untuk mencegah terjadinya hipotermi
Hasil : ibu mengerti dan akan membedong bayinya
8. Memberikan Vit c 3x1, SF 1x1,B.com 1x1
Hasil : ibu telah diberikan Vit C, SF dan B.com setelah selesai makan
malam
139
140
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY”H” DENGAN BAYI
CUKUP BULAN/SESUAI MASA KEHAMILAN
DI PUSKESMAS KASSI-KASSI
TANGGAL 02 OKTOBER 2017
B. Data Biologis
1. Riwayat kehamilan
a. HPHT tanggal 23 Desember 2016
141
b. Pemeriksaan kehamilan dipuskesmas 4 kali
c. Tidak ada riwayat penyakit yang menyertai kehamilan
d. Imunisasi TT ibu lengkap
2. Riwayat persalinan
a. Kala I
Ibu merasakan nyeri dan mules sejak tanggal 30 September 2017 pukul
17.00 WITA, masuk puskesmas pukul 17.45 WITA dengan keluhan
nyeri perut tembus belakang, ada pengeluaran lender dan darah, hasil
VT pembukaan 3 cm. Pukul 10.20 WITA Pembukaan lengkap.
b. Kala II
Kala II berlangsung ±10 menit. Dilakukan penilaian sepintas; bayi
langsung menangis, warna kulit kemerahan, tonus otot baik.
c. Kala III
Melakukan manajemen aktif kala III ±15 menit, dan kontraksi uterus
baik, teraba keras dan bundar.
d. Kala IV
Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar, TFU setinggi pusat,
pemantauan kala IV selama 2 jam
142
2) Tali pusat basah, belum puput
d. Tidur/ istirahat
1) Bayi tampak tenang
2) Bayi banyak tidur
3) Bayi bangun saat BAB, BAK dan lapar
C. Data psikososial
1. Pola emosional
a. Bayi sering menangis bila loyor basah dan lapar
b. Refleks menghisap/ menelan kuat
c. Bayi tampak tenang setelah loyor yang basah diganti dan disusui
E. Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksan antropometri
a. BBL : 3900 gram
b. PBL : 50 cm
c. Lingkar kepala : 33 cm
d. Lingkar dada : 33 cm
e. Lingkar perut : 32 cm
2. Tanda-tanda vital
a. DJB : 142x/menit
b. Pernapasan : 44x/menit
c. Suhu : 36,8˚C
3. Pemeriksaan head to toe
a. Kepala
143
1) Rambut tipis, hitam dan bersih
2) Tidak teraba benjolan
3) Tidak ada nyeri tekan
4) Ubun-ubun belum tertutup
b. Mata
1) Simetris kiri dan kanan
2) Sklera putih
3) Kunjungtiva merah muda
c. Hidung
1) Tidak ada benjolan
2) Tidak ada polip dan sekret
d. Telingga
1) Simetris kiri dan kanan
2) Lipatan nampak jelas
3) Tidak ada serumen
4) Daun telinga cepat kembali saat dilipat
e. Mulut
1) Mulut nampak bersih
2) Lidah tidak ada kelainan
3) Bibir nampak kemerahan
4) Refleks menghisap dan menelan baik ( Refleks Rooting)
5) Tidak ada labia palatokisis
f. Leher
1) Tidak ada benjolan
2) Adanya reflex leher menengadah (tonic neck reflex)
g. Dada dan perut
1) Payudara simetris kiri dan kanan
2) Puting susu terbentuk
3) Frekuensi napas normal
4) Gerakan dada dan perut sesuai dengan pola nafas bayi
144
5) Tali pusat masih basah
h. Genetalia dan anus
1) Terdapat lubang pada penis
2) Terdapat 2 testis dalam skrotum
3) Testis sudah turun
4) Terdapat lubang anus
i. Ekstrimitas
Simetris kiri dan kanan, jumlah jari lengkap, tidak ada fraktur dan
tidak ada kelainan bawaan
j. System Saraf : Refleks moro (+), reflex isap baik, reflex sucking
baik, reflex menggenggam baik, reflex babynsky (+), reflex plantar
(+)
Tabel Penilaian APGAR SCORE
145
(Pernapasan) tidak teratur kuat
Jumlah 8 10
LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL
Bayi cukup bulan(BCB), sesuai masa kehamilan kehamilan(SMK), PBK,
keadaan bayi baik, lahir spontan, segera menangis, tonus otot baik, warna kulit
merah-kemerahan.
A. Data subjektif
1. Haid terakhir tanggal 23 Desember 2016
2. Melahirkan tanggal 01 Oktober 2017, pukul 10.30 Wita
3. Bayinya kuat menyusui, sudah BAK dan BAB
B. Data objektif
1. Umur kehamilan 40 minggu 1 hari
2. BBL: 3900 gram, PBL: 50 cm
3. Puting susu terbentuk
Analisa dan interpretasi data
1. Bayi lahir cukup bulan dengan masa gestasi 40 minggu 1 hari dihitung dari
haid terakhir tanggal 23 desember 2016 dengan berat badan 3900 gram
dan panjang badan 50 cm
2. Menurut grafik “ Lubehenco” dikatakan BCB/SMK jika umur kehamilan
antara 37-42 minggu dengan berat badan 2500 gram-4000 gram ( sinopsis
obstetri jilid 1,hal 451).
146
Analisa dan Interpretasi Data
a. Ada pembuluh darah dan jaringan yang terbuka pada tali pusat, dan tali
pusat yang masih basah memungkinkan mikroorganisme tumbuh sehingga
terjadi infeksi tali pusat
b. Perubahan suhu dari intra uterine ke ekstra uterine memerlukan adaptasi,
sehingga apabila bayi tidak dalam pengawasan memungkinkan terjadinya
hipotermi. Suhu 36,5OC-37,5OC menandakan bahwa bayi dalam keadaan
baik.
147
4. Bayi tidur setelah disusui
C. Rencana asuhan
Tanggal 02 Oktober 2017
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan pada bayi
Rasional : Mencuci tangan merupakan salah satu cara untuk
mencengah terjadinya infeksi
2. Kenakan selimut dan pakaian kering dan bersih pada bayi
Rasional : mencegah hipotermi karena kehilangan panas melalui
konveksi dan evaporasi
3. Observasi Tanda-tanda vital
Rasional : TTV merupakan salah satu indikasi untuk mengetahui
keadaan umum bayi
4. Ajarkan pada ibu cara menyusui yang baik dan benar
Rasional : dengan beritahu ibu cara menyusui yang baik dan benar
maka kebutuhan ASI dan nutrisi bayi akan terpenuhi bila
ibu menyusui bayi dengan benar serta menyusui bayi
setiap 2 jam, langkah menyusui yang benar.
a. Cuci tangan sebelum menyusui dan mengajari ibu
b. Duduk/berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik
menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu
menggantung dan punggung ibu bersandar pada
sandaran kursi).
c. Membuka pakaian bagian atas
d. Sebelum menyusui, ASI ibu keluarkan sedikit
kemudian dioleskan pada putting dan sekitar areola
payudara (cara ini mempunyai manfaat sebagai
desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu)
e. Mengajari ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan,
kepala bayi berada pada lengkung siku ibu dan bokong
bayi berada pada lengan bawah ibu
148
f. Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada
perut ibu dengan meletakkan satu tangan bayi
dibelakang badan ibu dan yang satu didepan, kepala
bayi menghadap payudara
g. Mengajari ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga
dan lengan pada garis lurus
h. Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu
jari diatas dan jari yang lain menopang di bawah serta
jangan menekan puting susu dan areolanya
i. Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi,
menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh
sudut mulut bayi
j. Setelah bayi membuka mulut ( anjurkan ibu untuk
mendekatkan dengan cepat kepala bayi ke payudaranya,
kemudian masukkan puting susu serta sebagian besar
areola kemulut bayi)
k. Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk
tidak memegang atau menyangga payudara lagi
l. Menganjurkan ibu untuk memperhatikan bayi selama
menyusui
m. Mengajari ibu cara melepas isapan bayi ( jari kelingking
dimasukkan kemulut bayi melalui sudut mulut atau
dengan bayi ditekan kebawah
n. Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk
mengoleskan sedikit ASI pada puting susu dan areola,
biarkan kering dengan sendirinya
o. Mengajari ibu untuk menyendawakan bayi dengan cara:
bayi digendong dengan tegak dengan berstandar pada
bahu ibu kemudian punggung ditepuk perlahan-lahan
sampai bayi bersendawa tunggu 10-15 menit atau bayi
ditengkurapkan dipangkuan
149
5. Lakukan perawatan tali pusat
Rasional : dengan melakukukan perawatan tali pusat dengan cara
menjaga kebersihan tali pusat dibersihkan dengan air DTT/
NaCl secara hati-hati kemudian dikeringkan dengan
menggunakan kain bersih/kasa bersih
6. Beritahu ibu menjaga kebersihan bayi
Rasional : dengan beritahu ibu cara menjaga kebersihan bayi yaitu
dengan memandikan bayi 1x sehari dipagi hari dengan air
hangat, mengganti pakaian bayi yang basah dengan
pakaian yang kering, mengganti loyor yang basah dengan
loyor yang baru.
7. Jelaskan kepada ibu tentang ASI ekslusif
Rasional : Kebutuhan bayi dapat tercukupi dan antibodi terbentuk
dengan memberikan ASI secara ekslusif selama 6 bulan
8. Beritahu ibu tentang imunisasi bayi
Rasional : Untuk membentuk daya tahan tubuh sehingga bayi
terhindar dari penyakit tertentudan kalau terkena
penyakit tidak menyebabkan kecacatan atau kematian
9. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin
Rasional : Agar bayi mendapatkan ASI yang adekuat sehingga dapat
membantu pertumbuhan dan perkembangan bayi
10. Lakukan follow up pada bayi
Rasional : untuk mengetahui keadaan serta kondisi pada bayi
150
Hasil : - Frekuensi jantung : 144x/mnt
- Suhu : 36,8˚C
- Pernapasan : 44x/mnt
4. Mengajarkan pada ibu cara menyusui yang baik dan benar
Hasil : Ibu sudah tau dan telah melakukan teknik menyusui yang benar
5. Melakukan perawatan tali pusat
Hasil : perawatan tali pusat telah dilakukan
6. Memberitahu ibu menjaga kebersihan bayi
Hasil : Ibu menganti pakaian bayinya setiap kali bayi BAB/BAK
7. Menjelaskan kepada ibu tentang ASI ekslusif
Hasil : Ibu mengerti manfaat dari pemberian ASI untuk bayi
8. Memberitahu ibu tentang imunisasi bayi
Hasil : Ibu mengerti dan mau datang ke pelayanan kesehatan untuk imunisasi
bayinya
9. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin
Hasil : Ibu mengerti dan mau melakukannya
10. Melakukan follow up pada bayi
Hasil : ibu mengetahui kondisi bayinya nadi: 142 kali/menit, suhu 36,8ºC,
pernapasan 44 kali/menit
LANGKAH VII. EVALUASI
Tanggal 02 Oktober 2016
1. Tidak terjadi hipotermi, suhu 36,8o C dalam batas normal
2. Kebutuhan ASI sudah terpenuhi, hal ini ditandai dengan daya isap bayi kuat
dan ASI sudah keluar, bayi sudah BAK dan BAB
3. Tali pusat terjaga kebersihannya
4. Kebersihan tubuh bayi terjaga
5. Infeksi pada tali pusat tidak terjadi, dengan tanda-tanda tidak ada kemerahan,
berbau,dan tampak nanah di sekitar tali pusat.
151
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI
DI PUSKESMAS KASSI-KASSI
A. Biodata
1. Identitas Bayi
Nama : Bayi Ny.H
Tanggal lahir/Jam : 01 Oktober 2017 pukul 10.30 Wita
Anak ke : 1 (pertama)
Jenis kelamin : Laki-laki
2. Identitas orang tua
Nama : Ny.H/ Tn.F
Umur : 25 tahun/ 25 tahun
Alamat : Jln. Pandang raya
DATA OBJEKTIF(O)
1. Umur kehamilan 40 minggu 1 hari
152
2. BBL: 3900 gram, PBL: 50 cm
3. Puting susu terbentuk
ANALISA (A)
Bayi cukup bulan (BCB), sesuai masa kehamilan (SMK), PBK, keadaan bayi lahir
spontan , segera menangis, tonus otot baik, warna kulit merah-kemerahan.
PLANNING (P)
Tanggal 02 Oktober 2017
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan pada bayi
Hasil : Telah dilakukan
2. Mengenakan selimut dan pakaian kering dan bersih pada bayi
Hasil : bayi dibedong dengan selimut yang bersih dan kering
3. Mengobservasi Tanda-tanda vital
Hasil : - Frekuensi jantung : 144x/mnt
- Suhu : 36,8˚C
- Pernapasan : 44x/mnt
4. Mengajarkan pada ibu cara menyusui yang baik dan benar
Hasil : Ibu sudah tau dan telah melakukan teknik menyusui yang benar
5. Melakukan perawatan tali pusat
Hasil : perawatan tali pusat telah dilakukan
6. Memberitahu ibu menjaga kebersihan bayi
Hasil : Ibu menganti pakaian bayinya setiap kali bayi BAB/BAK
7. Menjelaskan kepada ibu tentang ASI ekslusif
Hasil : Ibu mengerti manfaat dari pemberian ASI untuk bayi
8. Memberitahu ibu tentang imunisasi bayi
Hasil : ibu mengerti dan mau datang ke pelayanan kesehatan untuk
imunisasi bayinya
9. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin
Hasil : Ibu mengerti dan mau melakukannya
10. Melakukan follow up pada bayi
153
Hasil : ibu mengetahui kondisi bayinya nadi: 142 kali/menit, suhu
36,8ºC, pernapasan 44 kali/menit
154
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
begitu pentingnya asuhan yang di berikan oleh bidan secara professional baik
B. Saran
Asuhan yang diberikan harus sesuai dengan program yang telah pemerintah
anjurkan. Agar mahasiswi lebih teliti, terampil dan tanggap dalam melakukan
tindakan dan upaya mahasiswi dapat menerapkan ilmu yang telah di dapat
kedalam situasi yang nyata dan memberikan asuhan menejemen kebidanan yang
155
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2012. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Andi Offset
Kemenkes
Manuaba, Ida Ayu Chadranita. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan
Kesehatan
156
Sonda, Maria. 2016. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Makassar: Unit Penelitian
Jakarta : WHO
157