Anda di halaman 1dari 157

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan suatu hal yang fisiologis yang

akan dialami wanita dalam siklus kehidupannya selama masa reproduksi, dimana

seorang wanita memiliki janin yang sedang tumbuh di rahimnya hingga

melahirkan dan melalui masa nifas.

Asuhan kebidanan ini dilakukan agar mahasiswa dapat mengetahui hal – hal

apa saja yang terjadi pada seorang wanita semenjak hamil, bersalin, nifas sampai

dengan bayi yang dilahirkannya serta melatih mahasiswa dalam melakukan

pengkajian, menegakkan diagnosa secara tepat, antisipasi masalah yang mungkin

terjadi, menentukan tindakan segera, melakukan perencanaan dan tindakan sesuai

kebutuhan ibu, serta mampu melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah

dilakukan.

Faktor yang diduga berpengaruh terhadap tingginya angka kematian ibu

menurut SDKI tahun 1991-2012 data kemenkes (2003) , yaitu :

1. Kemiskinan

2. Kurangnya kualitas pelayanan kesehatan

3. Empat terlalu dan tiga terlambat

1
Yang disebut 4 terlalu adalah terlalu muda saat melahirkan (<15 tahun ),

terlalu tua untuk melahirkan (>35 tahun ),terlalu banyak anak, terlalu dekat jarak

kehamilan atau kurang dari 2 tahun.

Sedangkan 3 terlambat adalah terlambat mengambil keputusan untuk di bawa

ke fasilatis kesehatan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, terlambat mendapat

pelayanan atau pertolongan yang tepat dan cepat, terlambat dalam mengenali

tanda bahaya kehamilan.

Angka kematian ibu (AKI) masih tinggi. Data kementerian kesehatan pada

2016 tercatat 305 ibu meninggal per 100.000 orang. Upaya penurunan AKI harus

difokuskan pada penyebab langsung kematian ibu, yang terjadi 90 % pada saat

persalinan dan segera setelah pesalinan yaitu perdarahan 28 %, eklamsia 24 %,

infeksi 11 %, komplikasi puerperium 8 %, partus macet 5 %, abortus 5 %, trauma

obstetris 5 %, emboli air ketuban 3 %.

Sedangkan penyebab kematian neonatal karena BBLR (Bayi Berat Lahir

Rendah) 29 %, asfiksia 27 %, masalah pemberian minum 10 %, tetanus 10 %,

gangguan hematologi 6 %, infeksi 5 % dan lain - lain 11 % (SKRT 2009).

Departemen Kesehatan dalam mewujudkan hal ini, salah satu upaya terobosan

dan terbukti mampu meningkatkan indikator persalinan oleh tenaga kesehatan

dalam penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi adalah

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yaitu

penolong persalinan oleh tenaga kesehatan, pendamping persalinan yang ibu

inginkan, tempat persalinan yang ibu inginkan, transportasi dan donor darah.

Perencanaan pemakaian alat/ obat kontrasepsi pasca persalinan. Ibu juga di

2
dorong untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dilanjutkan pemberian

ASI eksklusif selama 6 bulan.

Tugas bidan dalam berperan menurunkan AKI adalah memberikan asuhan

kebidanan kepada ibu hamil, bersalin dan nifas serta bayi baru lahir, bimbingan

terhadap kelompok remaja masa pra nikah, pertolongan persalinan, melakukan

pergerakan dan pembinaan peran serta masyarakat untuk mendukung upaya-upaya

kesehatan ibu dan anak. Oleh karena itu, mahasiswi ikut berperan serta dalam

upaya menurunkan AKI dan AKB yaitu dengan memperdalam ilmu pengetahuan

dan keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada ibu dan bayi, salah

satunya dengan magang/praktek di BPM atau klinik guna mengasah dan melatih

kemampuan dalam memberikan asuhan kebidanan yang berkualitas di masa ini

dan masa yang akan datang (Saffudin, 2010).

Selain asuhan kehamilan dan persalinan, asuhan masa nifas juga diperlukan

dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya .

Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan

50% kematian masa nifas terjadi pada 24 jam pertama (Sarwono, 2002)

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memberikan asuhan pelayanan kebidanan pada ibu

hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir fisiologi dengan

menggunakan pendekatan manajemen kebidanan Varney dan

didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

2. Tujuan Khusus

3
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada ibu hamil,

bersalin, nifas dan bayi baru lahir melalui pendekatan manajemen

kebidanan .

b. Mahasiswa mampu menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi

diagnosa masalah pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir

melalui pendekatan manajemen kebidanan .

c. Mahasiswa mampu menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera

pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir melalui pendekatan

manajemen kebidanan .

d. Mahasiswa mampu mendokumentasikan hasil asuhan pelayanan

kebidanan dengan metode SOAP (Subjektif, Objektif, Analisa,

Penatalaksanaan).

C. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa

dalam melaksanakan tindakan asuhan kebidanan

2. Bagi institusi pendidikan

Dapat mengetahui kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan tindakan

asuhan kebidanan dan laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan

dan tambahan referensi bacaan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan

bagi institusi kesehatan.

3. Bagi lahan praktik

4
Dapat menjadi bahan masukan bagi lahan praktik dalam meningkatkan

kualitas pelayanan kesehatan dari pelaksanaan asuhan kebidanan

kehamilan, persalinan, nifas, dan BBL/lanjut.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah suatu proses matarantai yang berkesinambungan dan

terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi

dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta,

dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, Ida Ayu

Chadranita, 2010).

Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis,

tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi. Menyadari hal tersebut dalam

melakukan asuhan tidak perlu melakukan intervensi-intervensi yang tidak perlu

kecuali ada indikasi (Jannah, Nurul, 2012).

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid

pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan pertama dimulai dari

hasil konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan keempat sampai

6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Marhaeni, dkk, 2015).

2. Fisiologi Kehamilan

Fisiologi kehamilan adalah seluruh proses fungsi tubuh pemeliharaan janin

dalam kandungan yang disebabkan pembuahan sel telur oleh sel sperma, saat

hamil akan terjadi perubahan fisik dan hormon yang sangat berubah drastis. Organ

6
reproduksi interna wanita adalah alat pembuahan atau kandungan bagian dalam

yang meliputi ovarium, tuba falopi, uterus, dan vagina. Organ reproduksi eksterna

wanita adalah alat pembuahan atau kandungan bagian luar yang meliputi mons

veneris, labia mayor, labia minor, klitoris, introitus vagina, introitus uretra,

kelenjar bartholini dan anus. Payudara/mamae/susu adalah kelenjar yang terletak

di bawah kulit dan di atas otot dada.

Kehamilan adalah proses pemeliharaan janin dalam kandungan yang

disebabkan pembuahan sel telur oleh sel sperma. Pada saat hamil akan terjadi

perubahan fisik dan hormon yang sangat berubah drastis.

Proses kehamilan adalah mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari

ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi

dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan

plasenta, tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, Ida Ayu

Chadranita, 2010) :

a. Ovulasi

Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh

system hormonal yang kompleks.

b. Spermatozoa

Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang

kompleks. Spermatogonium berasal dari sel primitive tubulus,

menjadi spermatosit pertama, menjadi spermatosit kedua, menjadi

spermatid, akhirnya menjadi spermatozoa. Pada setiap hubungan

7
seks ditumpahkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40-60 juta

spermatozoa tiap milliliter. Bentuk spermatozoa seperti cabang yang

terdiri atas kepala (lonjong sedikit gepeng mengandung inti), leher

(penghubung antara kepala dan ekor), ekor (panjang sekitar 10x

kepala, mengandung energy sehingga dapat bergerak). Sebagian

kematian dan hanya beberapa ratus yang mencapai tuba falopi.

Spermatozoa yang masuk ke dalam genetalia wanita dapat hidup

selama 3 hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi.

c. Fertilisasi/ konsepsi

Fertilisasi atau konsepsi adalah pertemuan antara spermatozoa

dengan ovum untuk membentuk zigot. Proses konsepsi / fertilisasi

berlansung sebagi berikut :

1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh

korona radiate, yang mengandung persediaan nutrisi

2) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah

sitoplasma yang dibentuk vitelus

3) Dalam perjalanan korona radiate makin berkurang dalam zona

pelucida. Nutrisi dialirkan ke dalam vitelus, melalui saluran

pada zona pellucid

4) Konsepsi terjadi pada pars ampuylaris tuba, tempat yang paling

luas dan dindingnya penuh jonjot dan tertutup sel yang

mempunyai silia. Ovum yang mempunyai waktu terlama di

dalam ampula tuba

8
5) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 24 jam

6) Spermatozoa dilimpahkan, masuk melalui kanalis servikalis

dengan kekuatan sendiri. Dalam kavum uteri terjadi proses

kapasitasi yaitu pelepasan sebagian dari lipoprotein sehingga

mampu mengadakan fertilisasi. Spermatozoa melanjutkan

perjalanan menuju tuba. Spermatozoa hidup selama 3 hari di

dalam genetalia interna. Spermatozoa mengelilingi ovum yang

telah siap dibuahi serta mengikis korona radioata dan zona

pelucida dengan proses enzimatik (hialurodinase). Melalui

stomata spermatozoa memasuki ovum. Setelah kepala

spermatozoa masuk ke dalam ovum, ekornya terlepas dan

tertinggal di luar. Kedua inti ovum dan inti spermatozoa

bertemu dan membentuk zigot.

d. Nidasi

Nidasi adalah masuknya dan tertanamnya hasil konsepsi ke

dalam endometrium. Bagian-bagian nidasi meliputi :

1) Pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa membentuk zigot

2) Dalam beberapa jam zigot membelah dirinya menjadi dua dan

seterusnya.

3) Bersamaan dengan pembelahan inti, hasil konsepsi terus

berjalan ke uterus

4) Hasil pembelahan sel memenuhio seluruh ruangan dalam ovum

yang besarnya 100 MU atau 0,1 mm dan disebut stadium morula

9
5) Selama pembelahan sel di bagian dalam, terjadi pembentukan

sel di bagian luar morula yang kemungkinan berasal dari korona

radiata yang menjadi sel trofoblas

6) Sel trofoblas dalam pertumbuhannya mampu mengeluarkan

hormone korionik gonadotropin yang mempertahankan korpus

luteum gravidarum

7) Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula terjadi ruangan

yang mengandung cairan yang disebut blastula

8) Perkembangan dan pertumbuhan terus berjalan, blastula dengan

vili korialis yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk

mengadakan nidasi

9) Sementara itu, fase sekresi endometrium telah makin gembur

dan makin banyak mengandung glikogen yang disebut desidua

10) Sel trofoblas yang meliputi “primer vili korialis” melakukan

destruksi enzimatik dan proteotik, sehingga dapat menanamkan

diri di dalam endometrium

11) Proses penanaman blastula disebut nidasi atau implantasi

12) Proses nidasi tersebut terjadi pada hari ke-6 sampai 7 setelah

konsepsi

13) Pada saat tertanamnya blastula ke dalam endometrium, mungkin

terjadi perdarahan yang disebut tanda Hartman.

3. Tanda dan Gejala Kehamilan (Jannah, Nurul, 2010)

10
Tanda-tanda kehamilan adalah sekumpulam tanda atau gejala yang timbul

pada wanita hamil dan terjadi akibat perubahan fisiologis dan psikologis pada

masa kehamilan. Tanda-tanda kehamilan ada 3 yaitu:

a. Tanda presumtif/tanda tidak pasti adalah perubahan-perubahan yang

dirasakan oleh ibu (subyektif) yang timbul selama kehamilan.

Seperti :

1) Amenorhoe (tidak dapat haid)

Pada wanita sehat sedang haid yang teratur, amenorhoe

menandakan kemungkinan kehamilan. Gejala ini sangat penting

karena umunya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting

diketahui tanggal hari pertama hair terakhir, supaya dapat

ditentukan usia kehamilannya dan tafsiran tanggal persalinan

dengan memakai rumus dari Naegele.Kadang-kadang amenorhoe

disebabkan oleh hal-hal lain diantaranya penyakit berat seperti

TBC,Typhus, Anemia atau karena pengaruh psyshis misalnya

karena perubahan lingkungan (dari desa ke asrama) juga dalam

masa perang sering timbul amenorhoe pada wanita.

2) Nausea (enek) dan emesis (muntah)

Ini terjadi umunya pada bulan-bulan pertama kehamilan sampai

akhir triwulan pertama disertai kadang-kadang oleh muntah.

Sering terjadi pada pagi hari, tapi tidak selalu. Keadaan ini lazim

disebut morning sickness. Dalam batas tertentu keadaan ini masih

11
fisiologis,namun bila terlampau sering dapat mengakibatkan

gangguan kesehatan dan disebut dengan hiperemisis gravidarum.

3) Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)

Sering terjadi pada bula-bulan pertama dan menghilang sengaan

makin tuanya kehamilan.

4) Mamae menjadi tegang dan membesar

Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron

yang merangsang duktus dan alveoli pada mamae, sehingga

glandula Montglomery tampak lebih jelas.

5) Anoreksia (tidak ada nafsu makan)

Terjadi pada bulan-bulan pertama, tetapi setelah itu nafsu makan

akan timbul lagi. Hendaknya dijaga jangan sampai salah

pengertian makanan untuk “dua orang”, sehingga kenaikan berat

badan tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.

6) Sering kencing

Terjadi karena kandung kecing pada bula-bulan pertama

kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada

triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus

mulai membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan

gejala bisa timbul kembali karena janin mulai masuk ke rongga

panggul dan menekan kembali kandung kencing.

7) Obstipasi

12
Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh

pengaruh hormon steroid.

8) Pigmentasi kulit

Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas. Pada pipi,hidung dan

dahi, kadang-kadang tampakn deposit pigmen yang berlebihan,

dikenal sebagai kloasma gravidarum (topeng kehamilan). Areola

mamae juga menjadi lebih hitam karena didapatkan doposid

pigmen yang berlebihan. Daerah leher menjadi lebih hitam dan

linea alba. Hal ini terjadi karena pengaruh hormon kortiko steroid

plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.

9) Epulis

Suatu hipetrofi papilla ginggivae. Sering terjadi pada triwulan

pertama.

10) Varises ( penekan vena-vena )

Sering dijumpai pada triwulan terakhir. Didapatkan pada daerah

genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada

multigravida kadang-kadang timbulnya varises merupakan gejala

pertama kehamilan muda .

b. Tanda kemungkinan hamil adalah perubahan-perubahan yang

diobservasi oleh pemeriksa (bersifat obyektif), namun berupa dugaan

kehamilan saja. Makin banyak tanda-tanda mungkin kita dapati,

makin besar kemungkinan kehamilan.

Yang termasuk tanda kemungkinan hamil yaitu :

13
1) Uterus membesar

Terjadi perubahan bentuk, besar dan konsistensi rahim. Pada

pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan

makin lama makin bunda bentuknya.

2) Tanda Hegar

Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi luank,

terutama daerah ismus. Pada minggu-minggu pertama ismus uteri

mengalami hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus pada

triwulan pertama mengakibatkan ismus menjadi panjang dan

lebih lunak. Sehingga kalau kita letakkan 2 jari dalam fornix

posterior dan tangan satunya pada dinding perut di atas simpisis,

maka ismus ini tidak teraba seolah-olah korpus uteri sama sekali

terpisah dari uterus.

3) Tanda Chadwick

Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva

tampak lebih merah,agak kebiru-biruan (livide). Warna porsiopun

tampak livide. Hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon

estrogen.

4) Tanda Piscaseck

Uterus mengalami pembesaran, kadang-kadang pembesaran tidak

rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini

menyebabkan uterus membesar ke salah satu jurusan pembesaran

tersebut.

14
5) Tanda Braxton Hicks

Bila uterus diransang akan medah berkontraksi waktu palpasi atau

pemeriksaan dalam uterus yang tadinya lunak akan menjadi keras

karena berkontraksi. Tanda ini khas untuk terus uterus dalam

masa kehamilan.

6) Goodell Sign

Di luar kehamilan konsistensi servik keras, kerasnya seperti kita

merasa ujung hidung, dalam kehamilan serviks menjadi lunak

pada perabaan selunak vivir atau ujung bawah daun telinga.

7) Reaksi kehamilan positif

Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya human

chorionec gonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing

pertama pada pagi hari. Dengan hasil tes ini dapat membantu

menentukan diagnosa kehamilan sedini mungkin

c. Tanda pasti adalah tanda-tanda obyektif yang didapatkan oleh

pemeriksa yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa pada

kehamilan.

Yang termasuk tanda pasti kehamilan yaitu:

1) Terasa gerakan janin

Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibunya

pada kehamilan 18 minggu, sedangkan pada multigravida pada

kehamilan 16 minggu, karena telah berpengalaman dari

kehamilan terdahulu. Pada bulan ke –IV dan V janin itu kecil jika

15
dibandingkan dengan banyaknya air ketuban, maka kalau rahim

didorong atau digoyangkan, maka anak melenting di dalam rahim.

Ballotement ini dapat ditentukan dengan pemeriksaan luar

maupun dengan jari yang melakukan pemeriksaan dalam.

Ballotement di luar rahim dapat ditimbulkan oleh tumor-tumor

bertangkai dalam ascites seperti fibroma ovarii. Karena seluruh

badan janin yang melenting maka ballotement semacam ini

disebut ballotement in toto untuk membedakan dengan

ballotement yang ditimbulkan oleh kepala saja pada kehamilan

yang lebih tua.

2) Teraba bagian-bagian janin

Bagian-bagian janin secara obyektif dapat diketahui oelh

pemeriksaan dengan cara palpasi menurut leopold pada khir

trimester kedua.

3) Denyut jantung janin

Denyut jantung janin secara obyektif dapat diketahui oleh

pemeriksaan dengan menggunakan :

a) Fetal Elektrocardioograph pada kehamilan 12 minggu.

b) Sistem doppler pada kehamilan 12 minggu

c) Stetoskop Laenec pada kehamilan 18-20 minggu

16
4) Terlihat kerangka janin pada pemeriksaan sinar rontgen.

Dengan menggunakan USG dapat terlihat gambaran janin berupa

ukuran kantong janin panjangnya janin,dan diameter bioaretalis

hingga dapat diperkirakan tuanya kehamilan

4. Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi Pada Ibu Hamil

a. Sistem Reproduksi

1) Uterus

Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah

pengaruh ekstrogen dan progesteron.

Pembesaran disebabkan:

a) Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah

b) Hiperplasia dan hipertrofi

c) Perkembangan desidua

Tabel 2.1 Usia kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri

(Manuaba, Ida Ayu Chandranita, 2010)

Tinggi ( cm ) Fundus Uteri ( TFU)

16 ½ Pusat – SOP

20 Dibawah pinggir pusat

24 Pinggir pusat atas

28 3 jari diatas pusat

32 ½ pusat- proc. Xiphoideus

36 1 jari dibawah proc. Xiphoideus

17
40 3 jari dibawah proc. Xiphoideus

2) Serviks Uteri

Jaringan ikat pada servik banyak mengandung kolagen lebih

banyak dari jaringan otot yang hanya 10 % . Ekstrogen

meningkat. Bertambah hipervaskularisasi seta meningkatnya

suplai darah maka konsistensi servik menjadi lunak atau disebut

tanda Goodell. Peningkatan aliran darah uterus dan limpe

mengakibatkan kongesti panggul dan oedema. Sehingga uterus,

servik dan ithmus melunak secara progressif dan servik menjadi

kebiruan. Post partum servik menjadi berlipat-lipat dan tidak

menutup.

3) Vagina dan vulva

Hipervaskularisasi pada vagina dan vulva mengakibatkan

lebih merah, kebiru-biruan (livide) yang disebut tanda Chadwick.

Warna portio tampak livide. Selama hamil Ph sekresi vagina

menjadi lebih asam, keasaman berubah dari 4 menjadi 6,5. Rentan

terhadap infeksi jamur.

4) Ovarium

Sampai kehamilan 16 minggu terdapat korpus luteum

graviditas dengan diameter 3 cm yang memproduksi estrogen dan

18
progesteron. Lebih dari 16 minggu plasenta sudah terbentuk dan

korpus luteum mengecil, sehingga produksi estrogen dan

progesteron digantikan oleh plasenta

b. Sistem Payudara

Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon

somatomamotropin, estrogen dan progesteron tapi belum

mengeluarkan ASI. Sommatomamotropin mempengaruh sel-sel

asinus dan menimbulkan perubahan dalam sel sehingga terjadi

pembuatan kasein, laktalbumum, dan laktoglobulin sehingga

mammae dipersiapkan untuk laktasi. Hiperpigmentassi pada areolla

(menjadi lebih hitam dan tegang). Terdapat tuberkel mongomery

(hipertropi kelenjar sebasea/lemak yang muncul di areola primer.

Peningkatan suplai darah membuat pembuluh darah dibawah kulit

berdilatasi.

c. Sistem Endokrin

1) HCG (Hormon Corionic Gonadotropic)

Gonadotropin korionik manusia (HCG) yang disekresi oleh sel

dari plasenta untuk mempertahankan kehamilan. HCG

meningkat 8 hari setelah ovulasi ( 9 hari setelah puncak LH

pertengahan siklus ). Selama 6-8 minggu kehamilan HCG

mempertahankan korpus luteum untuk memperoduksi estrogen

19
dan progesteron dan selanjutnya akan di ambil alih oleh

plasenta.

2) HPL (hormon Placenta Lagtogen )

Laktogen plasenta manusia (HPL) dihasilkan oleh plasenta.

Pada kehamilan cukup bulan HPL meningkat 10% dari produksi

protein plasenta. HPL bersifat diabetogenik, sehingga kebutuhan

indulin wanita hamil naik.

3) Prolaktin

Prolaktin meningkat selama kehamilan sebagai respon terhadap

meningkatnya ekstrogen. Fungsi prolaktin adalah perangsangan

produksi susu. Pada trimester II prolaktin yang disekresi oleh

hipofisis janin merupakan perangsang pertumbuhan adrenal

janin yang penting.

4) Etrogen

Estrogen dihasilkan dalam hati janin dan paling banyak dalam

kehamilan manusia. Menyebabkan pertumbuhan, baik ukuran

maupun jumlah sel. Menyebabkan penebalan endometrium

sehingga ovum yang dibuahi dapat tertahan. Estrogen juga

menyebabkan hypertrophy dinding uterus dan peningkatan

ukuran pembuluh darah dan lympatics yang mengakibatkan

peningkatan vascularitas,kongesti dan oedem. Akibat perubahan

ini : Tanda “ hegar”, hyperplspasia dan hyperplasia otot uterus,

20
hyperplspasia dan hyperplasiajaringan payudara termasuk sistem

pembuluh.

5) Progesteron

Peningkatan sekresi, mengundurkan oto-oto halus.

Menyebabkan penebalan endometrium sehingga ovum yang

dibuahi dapat tertanam. Menjaga peningkatan suhu basal ibu.

Merangsang perkembangan sistem alveolar payudara. Dengan

hormon relaxin melembutkan/ mengundurkan jaringan

penghubung,ligamen dan otot, sakit punggung, nyeri ligamen.

Prpgesteron pada kehamilan kadarnya lebih tinggi sehingga

menginduksi perubahan desidua. Sampai minggu ke 6 dan ke 7

kehamilan sumber utamanya adalah ovarium, setalah itu

plasenta memainkan peran utama. Fungsi progesteron adalah

mencegah abortus spontan, mencegah kontraksi rahim,

menginduksi beberapa kekebalan tubuh untuk hasil konsepsi.

d. Sistem kekebalan

Kadar imunoglobulin tidak berubah pada kehamilan kadar anti bodi

IgG ibu spesifik memiliki kepentingan khusus karena kemampuan

melintas plasenta. IgG adalah komponen utama dari imunoglobulin

janin in utero dan periode neonatal dini. IgG adalah satu-satunya

imunoglobulin yang menembus plasenta. Sistem imun janin timbul

secara dini. Limfosit muncul pada minggu ke-7 dan pengenalan

21
antigen terlihat pada minggu ke-12. Produksi imunogbulin bersifat

progresif selama kehamilan.

e. Sistem perkemihan

Pembesaran ureter kiri dan kanan dipengaruhi oleh hormon

progesteron, tetapi kanan lebih membesar karena uterus lebih sering

memutar kekanan. Poliuria karena peningkatan fitrasi glomerulus.

Trimester I kehamilan kandung kemih tertekan uterus yang mulai

membesar, akibatnya ibu mulai sering kencing. Trimester II

kehamilan dimana uterus sudah mulai keluar dari rongga pelvis

gejala sering kencing tidak dijumpai lahi. Trimester III, bila kepala

janin mulai turun ke PAP keluhan sering kencing timbul lagi karena

kandung kencing yang tertekan.

f. Sistem Pencernaan

Peningkatan hormon estrogen mengakibatkan terdapat perasaaan

enek (nausea). Gejala muntah (emisis) dijumpai pada bulan I

kehamilan yang terjadi pada pagi hari (morning sickness). Emesis

yang berlebihan (hiperemesis gravidarum) merupakan situasi

patologis. Tonus otot-otot traktus digestivus menurun, motilitas

seluruh traktus digestivus berkurang sehingga makanan lama berada

di usus. Hal ini baik untuk reabsorbsi, tetapi menyebabkan obstipasi

karena penurunan tonus oto-otot traktus digestivus. Sering dijumpai

morning sickness, hiperemesis gravidarum dan salivasi. Salivasi

adalah pengeluaran air liur berlebihan daripada biasanya.

22
g. Sistem Muskuloskeletal

Pada trimester pertama tidak banyak terjadi perubahan pada sistem

muskuloskeletal. Bersamaan dengan membesarnya ukuran uterus

menyebabkan perubahan yang drastis pada kurva tulang belakang

yang biasanya menjadi salah satu ciri pada ibu hamil. Lordosis

progresif merupakan gambaran karakteristik pada kehamilan normal.

Mobilitas sendi dakroiliaka, sakro koksigeal, sendi pubis bertambah

besar dan menyebabkan rasa tidak nyaman dibagian bawah

punggung khususnya pada akhir kehamilan mengakibatkan rasa

pegal, mati rasa dan lemah dialami pada anggota badan atas

h. Sistem Kardiovaskuler

Curah jantung meningkat 30% pada minggu ke-10 kehamilan.

Tekanan darah akan turun selama 24 minggu pertama kehamilan

akibat terjadinyan penurunan dalam perifer vaskuler resistance yang

disebabkan oleh pengaruh perengangan otot halus oleh progesteron.

Hipertropi atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh

peningkatan volum darah dan curah jantung.

i. Sistem Integumen

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi

karena pengaruh melanophore stimulating hormone (MSH) dari

lobus hipofisis snterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis.

Hiperpigmentasi terjadi pada striae gravidarum livide atau alba,

23
areola mamae, papilla mammae, linea nigra, pipi (chloasma

gravidarum) akan menghilang saat persalinan.

j. Metabolisme dan Indeks Masa Tubuh (IMT)

Basal metabolik rate (BMR) meningkatkan 15%-20% menurut

pertumbuhan janin dan persiapam memberikan ASI yang ditemukan

pada triwulan terakhir. Kalori dibutuhkan terutama dari pembakaran

hidrat arang khususnya kehamilan 20 minggu ke atas. Protein

diperlukan untuk perkembangan badan, alat kandungan, mammae,

janin. Protein disimpan untuk persiapan laktasi. Bumil sering haus,

nafsu makan naik, sering kencing dipengaruhi oleh hormon

soatomamotropin, peningkatan plasma insulin dan hormon adrenak.

Kebutuhan mineral ibu: kalsium 30gram/hari, fosfor rata-rata 2 gr

/hr, zat besi 800 mg/30-50 mg sehari, dan air mineral 8 gelas/hari.

Peningkatan berat badan ibu disebabkan oleh hasil konsepsi (fetus,

plasenta,cairan,ketuban) dan berat ibu uterus,mammae yang

membesar, volum darah peningkatan,lemak,protein, adanya retensi

air). Berat badan wanita hamil naik 6,5-16,5 kg, rata-rata 12,5 kg,

terutama 20 minggu terakhir. Kadar alkali-fosfatase meningkat 4x

lipat dibanding wanita tidak hamil,mulai kehamilan 4 bulan. Alkali

fosfatase dapat dipakai untuk menilai fungsi plasenta.

k. Darah dan pembukuan darah

Volume plasma meningkat pada minggu ke-6 kehamilan sehingga

terjadi pengenceran darah (hemodilus) dengan puncaknya pada umur

24
kehamilan 32-34 minggu. Serum darah (volum darah) bertambah 25-

30% dan sel darah bertambah 20%. Massa sel darah merah terus naik

sepanjang kehamilan. Hemotokrit meningkat dari TM I-TM II

Perdarahan darah dipengaruhi oelh fator:

1. Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi

kebutuhan perkembangan pertumbuhan dalam Rahim

2. Terjadinya hubungan langsung antara ateri dan vena sirkulasi retro

3. Pengaruh hormon ekstrogen dan progesterone

4. Volum darah:

Meningkat, jumlah serum lebih besar dari pertambahan sel darah,

sehingga terjadi pengenceran darah. (haemodilus).

5. Sel darah

Sel darah meningkat 20%, protein darah dalam bentuk albumin dan

gammaglobulin menurun pada TM I

l. Sistem pernafasan

Sistem respirasi terjadi perubahan guna dapat memenuhi

kebutuhan O2. Karena pembesaran uterus terutama pada bulan-bulan

terakhir kehamilan dan kebutuhan oksigen yang meningkat ± 20%

untuk metabolisme janin. Oleh karena diaphragmanya tidak dapat

bergerak bebas menyebabkan bagian thorax juga melebar kesisi luar.

Dorongan rahim yang membesar terjadi desakan diafragma. Terjadi

desakan rahim dan kebutuhan O2 meningkat, bumil akan bernafas

lebih cepat 20-25% dari biasanya.

25
m. Sistem persyarafan

Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat terjadi

timbulnya gejala neurologis dan neuromuskular berikut:

1. Kompresi syarat panggul atau statis vaskular akibat pembesaran

uterus dapat menyebabkan perubahan sensori di tungkai bawah

2. Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan

pada syaraf atau kompresi akar syarat

3. Edema yang melibatkan syaraf perifer dapat menyebabkan

carpal tunned syndrome selama trimester akhir kehamilan

4. Akroestesia (rasa gatal di tangan ) yang timbul akibat posisi

tubuh yang membungkuk berkaitan dengan tarikan pada segmen

fleksus barkialis.

5. Tanda Bahaya Dalam Kehamilan

a. Perdarahan pervaginam

Perdarahan pervaginam dalam kehamilan ada yang bersifat fisiologis

maupun patologis. Perdarahan yang bersifat fisiologis terjadipada awal kehamilan

yang terjadi oleh proses implantasi. Sedangkan perdarahan pervaginum

yangbersifat patologis ada dua yaitu yang terjadi pada awal kehamilan dan pada

masa kehamilan lanjut.Pada awal kehamilan, pada usia kurang dari 22 minggu,

biasanya keluar darah merah, perdarahan banyak disertai nyeri, dapat dicurigai

terjadi abortus, kehamilan ektopik atau kehamilan mola.Perdarahan pada

kehamilan usia lanjut, terjadi setelah 22 minggu sampaisebeliumpersalinan,tanda-

tandanya yaitu keluar darah merah segar atau kehitaman dengan bekuan,

26
perdarahan banyak dan terus menerus disertai nyeri, biasanya dikarnakan plasenta

previa, solusio plasenta, dan ruptur uteri, atau ada pembekuan darah.

b. Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala yang hebat dapat terjadi selama kehamilan dan sering kali

merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.

c. Penglihatan/ pandangan kabur

Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa

adalah perubahan visual mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang,

melihat bintik-bintik (spot) dan berkunang-kunang

d. Bengkak pada Muka dan Tangan

Hampir separuh ibu hamil akan mengalami bengkak yang normalpada kaki.

Bengkak dapat menunjukan adanya masalah serius apabila bengkak yang muncul

pada muka dan tangan tidak hilang setelah istirahat, disertai sakit kepala hebat,

pandangan mata kabur, hal ini merupakan tanda anemia, gagal jantung, atau

preeklamsi.

e. Nyeri Perut yang Hebat

Nyeri abdomen yang mungkin menunjukan masalah yang mengancam

keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat

27
f. Gerakan Bayi yang Berkurang

Gerakan janin terjadi pada usia kehamilan 20-24 minggu. Bayi harus

bergerak paling sedikit 3kali dalam priode 3 jam. Gerakan janin akan lebih mudah

terasa jika ibu berbaring atau beristirahat serta jika ibu makan dan minum dengan

baik. Ibu hamil perlu melaporkan jika terjadi penurunan/gerakan yang berhenti .

g. Ketuban pecah dini (KPD)

Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan ketuban dari vagina setelah

kehamilan berusia 22 pekan. Ketuban dinyatakan pecah lebih dini jika terjadi

sebelum proses persalinan berlangsung.

Jika ibu hamil mengalami ketuban pecah dini, hendaknya segera

memeriksakan diri ke bidan atau dokter, karena kondisi tersebut dapat

mempermudah terjadinya infeksi pada kandungan yang dapat membahayakan ibu

maupun janinnya.

6. Penatalaksanaan dalam Kehamilan

Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu maka

perlu penanganan yang sesuai dengan keadaan perubahan yang terjadi. Ibu hamil

harus lebih sering dikunjungi jika terdapat masalah dan ia hendaknya disarankan

untuk menemui petugas kesehatan jika ia merasakan tanda-tanda bahaya atau jika

ia merasa khawatir untuk mendapatkan semua informasi yang diperlukan

sehubungan dengan hal-hal diatas petugas kesehatan akan memberikan asuhan

antenatal yang lebih baik dengan tujuan:

28
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, social

ibu, dan bayi.

c. Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang

miungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara

umum kebidanan dan pembedahan.

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat

ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian

ASI eksklusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tmbuh kembang secara normal.

7. Standar Pelayanan Minimal

Berikut ini adalah standar pelayanan kesehatan asuhan antenatal

(Kementrian Kesehatan RI, 2010) :

a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

Pertambahan berat badan ibu yang indeks massa tubuh (IMT) <19,8

adalah 12,5-18 kg, IMT antara 19,8-26 adalah 11,5-16 kg, IMT

antara 26-29 adalah 7-11,5 kg, IMT>29 adalah <7 kg dilakukan

setiap kunjungan.

b. Ukur lingkar lengan atas (LiLA)

29
Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk

skrining ibu hamil berisiko Kurang Energi Kronik (KEK) artinya ibu

hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama

(beberapa bulan/ tahun) di mana LiLA kurang dari 23,5 cm.

c. Ukur tekanan darah

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan kehamilan

dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi.

d. Ukur tinggi fundus uteri

Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan kehamilan

dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak

dengan umur kehamilan.

e. Hitung DJJ

Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap

kali kunjungan kehamilan. DJJ lambat kurang dari 120x/ menit

atau DJJ cepat lebih dari 160x/ menit menunjukkan adanya gawat

janin.

f. Tentukan presentasi janin

Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan

selanjutnya setiap kali kunjungan kehamilan. Pemeriksaan ini

dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika trimester III bagian

bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke

panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah

lain.

30
g. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus

toxoid (TT) bila diperlukan.

Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus

mendapatkan imunisasi TT. Pada saat kontak pertama ibu hamil

diskrining status imunisasi TT. Pemberian imunisasi TT pada ibu

hamil disesuaikan dengan status imunisasi ibu saat ini.

Jadwal pemberian TT 1 pada kunjungan antenatal pertama atau

saat usia kehamilan sampai 7 bulan, dan suntikan kedua diberikan

dalam jangka waktu 4 sampai 6 minggu setelah suntikan pertama

memiliki perlindungan tahun. TT 3 diberikan 6 bulan setelah TT 2,

lama perlindungan 5 tahun. TT 4 diberikan 1 tahun setelah TT 3,

masa perlindungan 10 tahun. TT 5 diberikan 1 tahun setelah TT 4,

lama perlindungan 25 th/ seumur hidup (Saifuddin, dkk, 2004).

h. Pemberian tablet zat besi.

Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat

tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak

kontak pertama.

i. Tes laboratorium (rutin dan khusus)

1) Pemeriksaan golongan darah

untuk mengetahui jenis golongan darah dan mempersiapkan

calon pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan apabila

terjadi situasi kegawatdaruratan.

2) Pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) darah

31
Pemeriksaan ini dilakukan minimal sekali pada trimester I dan

sekali pada timester III.

3) Pemeriksaan protein dalam urin

Dilakukan pada trimester II dan III atas indikasi terjadinya

preeklamsia.

4) Pemeriksaan kadar gula darah

Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Militus (DM) harus

dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal

sekali pada tiap trimester

5) Pemeriksaan darah malaria

Semua ibu hamil di daerah endemis malaria dilakukan

pemeriksaan darah malaria dalam rangka skrining pada kontak

pertama. Ibu hamil di daerah non endemis malaria dilakukan

pemeriksaan darah malaria apabila ada indikasi.

6) Pemeriksaan tes sifilis

Pemeriksaan tes sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi

ibu hamil yang diduga sifilis. Pemeriksaan sifilis sebaiknya

dilakukan sedini mungkin pada kehamilan.

7) Pemeriksaan HIV (Human Immunodeficiency Virus)

Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi

kasus HIV dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV. Ibu

hamil setelah menjalani konseling kemudian diberi kesempatan

32
untuk menetapkan sendiri keputusannya untuk menjalani tes

HIV.

8) Pemeriksaan Batang Tahan Asam (BTA)

Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai

menderita Tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi

tuberkulosis tidak mempengaruhi kesehatan janin.

B. Tinjauan Umum Tentang Persalinan

1. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun

ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran

janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan

dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Aris

Hidayat, 2010)

Persalinan adalah proses di mana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar

dari uterus ibu. Persalinan dianggap normaal jika prosesnya terjadi pada usia

kehamilan cukup bulan (membuka dan menipis) (JNPK-KR DepKes RI, 2008).

Persalinan normal merupakan suatu proses dimana fetus dilahirkan ke dunia

luar melalui jalan lahir (Peter Abrahams). Persalinan adalah proses pengeluaran

hasil konsepsi (janin dan uteri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar

kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lahir lain, dengan atau tanpa

bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, Ida Ayu Chadranita, 2010).

33
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka, Persalinan normal adalah

pengeluaran hasil konsepsi dari uterus melalui jalan lahir dengan usia kehamilan

37-42 minggu dengan presentasi belakang kepala, keluar dengan kekuatan ibu dan

tanpa adanya komplikasi baik ibu maupun janin

Ada dua klasifikasi persalinan, yaitu berdasarkan cara dan usia kehamilan

(Manuaba, Ida Ayu Chadranita, 2010).

a. Jenis persalinan berdasarkan cara persalinan

1) Persalinan Normal (spontan )

Adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala (LBK)

dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak

melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang 24

jam

2) Persalinan buatan

Adalah proses persalinan dengan bantuan dari tenaga luar.

3) Persalinan anjuran

Adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan

ditimbulkan dari luar dengan janin rangsangan

b. Menurut usia kehamilan dan berat janin yang dilahirkan

1) Abortus (keguguran)

Adalah berakhirnya suatu kehamilan pada saat sebelum

kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan

belum mampu untuk hidup di luar kandungan.

2) Persalinan prematur

34
Adalah persalinan dengan usi kehamilan 28-36 minggu dengan

berat janin kurang dari 2499 garam.

3) Persalianan Mature (aterm)

Adalah persalinan dengan usia kehamilan 37-42 minggu dan

berat janin di atas 2500 gram.

4) Persalian serotinus

Adalah persalinan dengan usia kehamilan lebih dari 42 minggu

atau 2 minggu lebih dari waktu partus yang ditaksir.

2. Fisiologi Persalinan

Faktor hormonal yang berkaitan dengan terjadinya kekuatan his sehingga

terjadi persalinan diantaranya: Pertama, estrogen yang mampu meningkatkan

sensitivitas otot rahim dan memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti

rangsangan oksitosin, prostaglandin dan rangsangan mekanis. Kedua, progesteron

mampu menurunkan sensitivitas otot rahim, menyulitkan penerimaan rangsangan

dari luar seperti rangsangan oksitosin, prostaglandin dan rangsangan mekanis

serta menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi. Perubahan keseimbangan

antara estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran oksitosin yang

menimbulkan kontraksi braxton hicks. Kontraksi braxton hiks akan menjadi

kekuatan dominan saat dimulainya persalinan (Manuaba, Ida Ayu Chadranita,

2010).

35
3. Tanda-tanda Persalinan (Manuaba, Ida Ayu Chadranita, 2010)

1. Tanda persalina sudah dekat

a. Lightening

Pada minggu ke 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus

uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggung yang

disebabkan oleh:

1) Kontraksi Braxton Hicks

2) Ketegangan otot perut

3) Ketegangan ligamentum rotundum

4) Gaya berat janin kepala ke arah bawah

b. Terjadinya His permulaan

Dengan makin tua pada usia kehamilan, pengeluaran ekstrogen dan

progesteron semakin berkurang sehingga oksitosin dapat

menimbulkan kontraksi, yang lebih sering sebagai his palsu.

Sifat His Palsu:

1) Rasa nyeri ringan di bagian bawah

2) Datangnya tidak teratur

3) Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda

4) Durasinya pendek

5) Tidak bertambah jika beraktifitas

2. Tanda-tanda persalinan (Manuaba, Ida Ayu Chadranita, 2010)

1) Terjadinya His persalinan

His persalinan mempunyai sifat:

36
a) Pinggang terasa sakit, yang menjalar ke depan

b) Sifatnya teratur, intervalnya makin pendek dan kekuatannya

makin besar

c) Kontraksi uterus mangakibatkan perubahan uterus

d) Makin beraktifitas (jalan), kekuatan makin bertambah

2) Bloody show (pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina)

Dengan his permulaan, terjadi perubahan pada serviks yang

menimbulkan pendataran dan pembukaan lendir yang bterdapat

pada kanalis servikalis lepas, kapiler pembuluh darah pecah, yang

menjadikan perdarahan sedikit.

3) Pengeluaran cairan

Keluar banyak cairan dari jalan lahir. Ini terjadi akibat pecahnya

ketuban atau selaput ketuban robek. Sebagian besar ketuban baru

pecah menjelang pembukaan lengkap tetapi kadang-kadang

ketuban pecah diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24

jam.

Tanda dan gejala inpartu seperti adanya penipisan dan pembukaan serviks,

kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan servik (frekuensi minimal 2 kali

dalam 10 menit), dan cairan lendir bercampur darah (”show”) melalui vagina.(

JNPK-KR 2008)

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan

Faktor-faktor penting dalam persalinan adalah: Power( seperti His,

kontraksi otot dinding perut, kontraksi diagfrakma pelvis atau kekuatan

37
mengejan, ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum). Pasanger (janin dan

plsenta). Passage (jalan lahir lunak dan jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang.

a. Faktor Power

power adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong janin keluar.

Kekuatan tersebut meliputi his, kontraksi oto-otot perut,kontraksi

diafragma dan aksi dari ligamen, dengan kerjasama yang baik dan

sempurna.

1) His (kontraksi uterus)

Adalah kekuatan kontraksi uterus uterus karena otot-otot polos

rahim bekerja dengan baik dan sempurna. Sifat his yang baik

adalah kontraksi simetris, fundus dominan, terkoordinasi dan

relaksasi

a) Pembagian his dan sifat-sifatnya:

1) His pendahuluan : his tidak kuat, datangnya tidak teratur,

menyebabkan keluarnya lendir darah atau bloody show

2) His pembukaan (kala I) : menyebabkan pembukaan

servis, semakin kuat, teratur,dan sakit.

3) His pengeluaran ( kala II) : Untuk mengeluarkan janin,

sangat kuat, teratur, simetris,, terkoordinasi

4) His pelepasan plasenta (kala III) : kontraksi sedang untuk

melepaskan dan melahirkan plasenta.

38
5) His pengiring (kala IV) : kontraksi lemah, masih sedikit

nyeri, terjadi pengecilan rahim dalam beberapa rahim

dalam beberapa jam atau hari.

b) Dalam melakukan observasi pada ibu bersalin hal-hal yang

harus diperhatikan dari his adalah:

1) Frekuensi his : jumlah his dalam waktu tertentu,

biasanya per menit atau per 10 menit.

2) Intensitas his : kekuatan his ( adekuat dan lemah)

3) Durasi (lama his) : lamanya setiap his berlangsung dan

ditentukan dengan detik, misalnya 50 detik

4) Interval his : jarak antara his satu dengan his berikutnya,

misalnya his datang tiap 2-3 menit

j. Perubahan-perubahan akibat his:

1) Pada uterus dan serviks : uterus teraba keras atau padat

karena kontraksi. Serviks tidak mempunyai oto-otot

yang banyak, sehingga setiap muncul his, terjadi

pendataran (effacement) dan pembukaan (dilatasi) dari

serviks.

2) Pada ibu : rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi

rahim, terdapat pula kenaikan denyut nadi dan tekanan

darah.

3) Pada janin: pertukaran oksigenn pada sirkulasi

uteroplasenter kurang, sehingga timbul hipoksia janin.

39
Denyut jantung janin melambat dan kurang jelas di

dengar karena adanya iskemia fisiologis. Kalau betul-

betul terjadi hipoksia yang agak lama, misalnya pada

kontraksi tetanik, maka terjadi gawat janin asfiksia

dengan denyut jantung janin di atas 180 permenit dan

tidak teratur.

k. Kelainan kontraksi otot rahim (his)

1) Inertia uteri

His yang sifatnya lemah, pendek, dan jarang. Ada 2

macam yaitu :

a) Inersia uteri primer : apabila sejak semula

kekuatannya sudah lemah.

b) Inersia uteri sekunder : his pernah cukup kuat, tapi

kemudian melemah.

2) Tetania uteri

His yang terlalu kuat dan terlalu sering sehingga tidak

ada kesempatan untuk relaksasi otot rahim. Akibat dari

tetania uteri:

a) Persalinan presipitatus : persalianan yang

berlangsung dalam waktu 3 jam

b) Asfiksia intra uterin sampai kematian janin dalam

rahim

40
l. Inkoordinasi otot rahim

Keadaan inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat

menyebabkan sulitnya kekuatan otot rahim, untuk bisa

meningkatkan pembukaan atau pengeluaran janin dalam

rahim.

2) Tenaga mengejan

a) Setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah, tenaga

yang mendorong anak keluar selain his, terutama

disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut, yang

mengakibatkan peninggian tekanan intraabdominal.

b) Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan waktu kita

buang air besar, tapi jauh lebih kuat lagi.

c) Saat kepala sampai ke dasar panggul, timbul refleks yang

mengakibatkan ibu menutup glottisnya, mengkontraksikan

otot-otot perut dan menekan diafragmanya ke bawah.

d) Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil bila pembukaan

sudah lengkap, dan paling efektif sewaktu ada his.

e) Tanpa tenaga mengejan, anak tidak dapat lahir. Misalnya,

pada penderita yang lumpuh otot-otot perutnya, persalinan

harus dibantu dengan forceps.

f) Tenaga mengejan ini juga melahirkan plasenta setelah

terlepas dari dinding rahim.

41
b. Faktor passager

Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor janin, yang

meliputi sikap janin, letak, presentasi, bagian terbawah dan posisi janin.

1) Sikap (Habitus)

Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu

janin, biasanya terhadap tulang punggunya. Janin umumnya

berada dalam sikap fleksi, dimana kepala, tulang punggung dan

kaki dalam keaadaan fleksi, lengan bersilang di dada.

2) Letak (situs)

Adalah bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu ibu,

misalnya letak lintang, yaitu sumbu janin tegak lurus pada suami

ibu, letak, membujur, yaitu sumbu janin sejajar dengan sumbu

ibu, ini bisa berupa letak kepala atau sungsang.

3) Presentasi

Dipakai untuk menentukan bagian janin yang ada di bagian

bawah rahim, yang dijumpai ketika palpasi atau pemeriksaan

dalam. Misalnya presentasi kepala, presentasi bokong,

presentasi bahu,dan lain-lain.

4) Bagian terbawah janin

Sama dengan presentasi, hanya lebih diperjelas istilahnya

5) Posisi janin

a) Untuk indikator, atau menetapkan arah bagian terbawah janin

apakah sebelah kanan,kiri,depan atau belakang terhadap

42
sumbu ibu )materal-pelvis). Misalnya pada letak belakang

kepala (LBK) ubun-ubun kecil (uuk) kiri depan, uuk kanan

belakang.

b) Untuk menentukan presentasi dan posisi janin,

c) Ada 6 variasi dari penunjuk arah (indikator) pada bagian

terbawah janin:

(1) Letak belakang kepala

Indikator ubun-ubun kecil (uuk)

(2) Presentasi dahi

Indikator: teraba dahi dan ubun-ubun besar (uub)

(3) Presentasi muka

Indikator dagu (meto)

(4) Presentasi bokong

Indikator sakrum

(5) Letak lintang

c. Faktor passage (jalan lahir)

Passanger terdiri dari janin dan plasenta, Janin merupakan

passanger utama, dan bagian janin yang paling penting adalah kepala,

karena kepala janin mempunyai ukuran yang paling besar, 90% bayi

dilahirkan dengan letak kepala Kelainan-kelainan yang sering

menghambat dari pihak passanger adalah kelainan ukuran dan bentuk

kepala anak seperti hydrocephalus ataupun anencephalus, kelainan letak

43
seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan kedudukan anak seperti

kedudukan lintang atau pun letak sungsang.

Plasenta adalah suatu organ dalam kandungan pada masa

kehamilan.Pertumbuhan dan perkembangan plasenta penting bagi

pertumbuhan dan perkembangan janin. Fungsi plasenta adalah pertukaran

produk-produk metabolisme dan produk gas antara peredaran darah ibu

dan janin, serta produksi hormon. Air ketuban memiliki beberapa peranan

yang penting diantaranya melindungi bayi dari trauma, terjepitnya tali

pusat, menjaga kestabilan suhu dalam rahim, melindungi dari infeksi,

membuat bayi bisa bergerak sehingga otot2nya berkembang dengan baik

serta membantu perkembangan saluran cerna dan paru janin.

d. Faktor Psikologi Ibu

Keadaan psikologi ibu memengaruhi proses persalinan. Ibu

bersalin yang didampingi oleh suami dan orang-orang yang dicintainya

cenderung mengalami proses persalianan yang lebih lancar dibandingkan

dengan ibu bersalin yang tanpa dampingi suami memperlancarkan proses

persalinan dan mencegah kematian atau orang-orang yang di cintainya.

Hal ini menunjukkan bahwa dukuangan mental berdampak positif bagi

keadaan psikis ibu, yang mempengaruhi pada kelancaran proses

persalinan.

e. Faktor penolong

Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk

maternal neonatal. Dengan pengetahuan dan kompetensi yang baik

44
diharapkan kesalahan atau malpraktek dalam memberikan asuhan tidak

terjadi.

5. Perubahan Dalam Proses Persalinan

a. Kala 1

Partus dimulai bila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan

lendir yang bersemu darah (Bloody Show). Lendir yang bersemu darah ini

berasal dari lendir canalis servicalis karena servix mulai membuka atau

mendatar. Sedangkan darahnya berasal darah dari pembuluh-pembuluh

kapiler yang berada disekitar canalis servicalis itu pecah karena

pergeseran-pergeseran ketika servix membuka. Proses membukanya servix

sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase :

1) Fase Laten : Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi

sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3cm.

2) Fase Aktif : dibagi dalam 3 fase

a) Fase Akselerasi : Dalam waktu 2 jam pembukaan 3cm

menjadi 4cm.

b) Fase Dilatasi Maximal : Dalam waktu 2 jam

pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4cm menjadi

9cm.

c) Fase Deselerasi : Pembukaan menjadi lambat sekali dalam 2

jam pembukaan dari 9cm menjadi lengkap.

Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida

terjadi demikian akan tetapi fase laten, fase aktif dan fase deselerasi terjadi

45
lebih pendek. Mekanisme pembukanya servix berbeda antara pada

primigravida dan multigravida. Pada yang pertama ostium uteri interna

akan membuka lebih dahulu, sehingga servix akan mendatar dan menipis

baru kemudian ostium uteri eksternum membuka. Pada multigravida

ostium uteri internum sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan

eksternum serta penipisan dan pendataran servix terjadi dalam saat yang

sama.

Ketuban akan pecah dengan sendiri ketika pembukaan hampir atau

telah lengkap. Tidak jarang ketuban harus dipecahkan ketika pembukaan

hampir lengkap / telah lengkap. Bila ketuban telah lengkap sebelum

mencapai pembukaan 5cm, disebut KPD. Kala I selesai apabila

pembukaan servix uteri telah lengkap. Pada primigravida kala I

berlangsung kira-kira 11 jam, sedangkan pada multipara kira-kira 7 jam.

b. Kala II

Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3

menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masukdi

ruang panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan.

Wanita merasa pula tekanan kepala rectum dan hendak buang besar.

Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus

membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin

tampak dalam vulva pada waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih

berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi diluar his, dan dengan his dan

kekuatan mengejan maksimal kepala janin dilahirkan dengan sub oksiput

46
dibawah simfisis dan dahi, muka, dan dagu melewati perineum. Setelah

istirahat sebentar, his mulai lagi mengeluarkan badan anggota bayi. Para

primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-

rata 0,5 jam.

c. Kala III

Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit.

Dengan lahirnya bayi, sudah mulai pelepasan plasenta pada lapisan

Nitabusch, karena sifat retraksi otot rahim. Lepasnya plasenta sudah dapat

diperkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda dibawah ini :

1) Uterus menjadi bundar

2) Uterus terdorong ke atas, karena plasenta dilepas ke segmen

bawah rahim.

a) Tali pusat bertambah panjang

b) Terjadi perdarahan.

c) Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan

secara crede pada fundus uteri.

d. Kala IV

Masa 1 jam setelah plasenta lahir. Walaupun sebenarnya masa ini

merupakan 1 jam pertama dari masa nifas, tetapi dari segi praktis masa ini

sebaiknya dimasukkan dalam persalinan karena pada masa ini sering

timbul perdarahan oleh karena itu penderita harus tetap dikamar bersalin

tidak boleh dipindahkan ke ruangan, supaya dapat diawasi dengan baik.

47
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan

postpartum paling sering terjadi pada masa ini.

6. Penatalaksanaan Dalam Proses Persalinan (Saodang Djuhadia)

1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua

a. Ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran

b. Ibu merasa takanan yang semakin meningkat pada rektum dan

vagina

c. Perineum tampak menonjol

d. Vulva dan sfingter ani membuka

2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensia

untuk menolong persalinan dan penatalaksanaan komplikasi ibu dan

bayi baru lahir. Untuk asfiksia  tempat yang datar dan keras, 2

kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan

jarak 60 cm dari tubuh bayi.

a. Menggelar kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal

bahu bayi

b. Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di

dalam partus set

3. Pakai celemek plastik.

4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci

tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan

tangan dengan handuk yang bersih dan kering.

48
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk

periksa dalam.

6. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang

memakai sarung tangan DTT atau steril) dan letakkan di partus

set/wadah DTT atau steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada

alat suntik).

7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati

dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang

dibasahi dengan DTT.

a. Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja,

bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang

b. Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah

yang tersedia

c. Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi,

lepaskan dan rendam larutan klorin 0,5 %)

8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.

a. Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap

maka lakukan amniotomi.

9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang

masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%,

kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam

larutan klorin 0,5 % selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah

sarung tangan dilepaskan.

49
10. Periksa DJJ setelah kontraksi/saat relaksasi uterus untuk memastikan

bahwa DJJ dalam batas normal (120 – 160x/menit).

a. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal

b. Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ, dan

semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf

11. Beritahu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik

dan bantu ibu menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan

keinginannya.

a. Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan

kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman

penatalaksanaan fase aktif)

b. Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka

untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk

meneran dengan benar

12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (bila ada rasa

ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi

setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu

merasa nyaman).

13. Laksanakan bimbingan meneran saat ibu marasa ada dorongan kuat

untuk meneran.

a. Bimbing ibu agar dapat meneran secara baik dan efektif

b. Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara

meneran apabila caranya tidak sesuai.

50
c. Bantu ibu mengambil posisi nyaman sesuai pilihannya (kecuali

posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama).

d. Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi

e. Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu.

f. Berikan cukup asupan cairan per oral (minum).

g. Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai.

h. Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah

120 menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam)

meneran (multigravida)

14. Anjurkan ibu untuk berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman

jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60

menit.

15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi di perut ibu, jika

kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm).

16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong.

17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan

bahan.

18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva

maka lindungi perineum dengan tangan yang dilapisi dnegan kain

bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk

meneran perlahan atau bernafas cepat dan dangkal.

51
20. Seka dengan lembut muka, mulut, dan hidung bayi dengan kasa/kain

bersih.

21. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan

yang sesuai jika hal itu terjadi dan segera lanjutkan proses kelahiran

bayi.

a. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat

bagian atas kepala bayi.

b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua

tempat dan potong diantara dua klem tersebut

22. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.

23. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara

biparetal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan

lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan

muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan

distal untuk melahirkan bahu belakang.

24. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu

untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan

tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku

sebelah atas.

25. Seteleh tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke

punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki

(masukkan telunjuk diantara mata kaki dan pegang masing-masing

mata kaki ibu jari dan jari-jari lainnya).

52
26. Penilaian segera bayi baru lahir.

27. Keringkan tubuh bayi, bungkus kepala dan badan bayi kecuali

bagian tali pusat.

28. Jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3cm dari pusat bayi.

Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali

pusat pada 2cm distal dari klem pertama.

29. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit dan lakukan

pengguntingan (lindungi perut bayi) tali pusat diantara 2 klem

tersebut.

30. Ganti handuk yang basah dengan handuk/kain baru yang bersih dan

kering, selimuti dan tutup kepala bayi dan biarkan tali pusat terbuka.

Tali pusat tidak perlu ditutup dengan kassa atau diberi yodium tapi

dapat dioles dengan antiseptik.

a. Jika bayi mangalami kesulitan bernafas, lihat penatalaksanaan

asfiksia

31. Berikan bayi kepada ibunya dan anjurkan ibu untuk memeluk

bayinya dan untuk memulai pemberian ASI.

32. Letakkan kain bersih dan kering pada perut ibu, periksa kembali

uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil

tunggal).

33. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik agar uterus berkontraksi baik.

53
34. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit

IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum

menyuntikan oksitosin).

35. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.

36. Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simpisis

untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.

37. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah

sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas

(dorsokranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika

plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali

pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi

prosedur di atas. Jika uterus tidak segera berkontraksi minta ibu,

suami datau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting

susu

38. Lakukan penegangan dan dorongan dorso kranial hingga plasenta

terlepas. Minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat

dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas mengikuti

poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorsokranial).

39. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan

kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban

terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada tempat yang

telah disediakan.

54
a. Jika selaput ketuban robek, pakai serung tangan DTT atau steril

untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-

jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan

bagian selaput yang tertinggal.

40. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase

uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase

dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi

(fundus teraba keras)

a. Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi

setelah 15 detik masase.

41. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian meternal maupun fetal dan

pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan palsenta ke

dalam kantung plastik atau tempat khusus.

42. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan

panjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.

43. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi

perdarahan pervaginam.

44. Celupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam

larutan klorin 0,5 %, bilas kedua tangan tersebut dengan air DTT dan

keringkan dengan kain yang bersih dan kering.

45. Selimuti bayi dan tutupi bagian kepalanya dengan handuk atau kain

bersih dan kering.

55
46. Minta ibu memulai pemberian ASI secara dini (30-60 menit setelah

bayi lahir).

47. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan

pervaginam.

a. 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan

b. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan

c. Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan

d. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan

yang sesuai untuk penatalaksanaan atonia uteri

48. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai

kontraksi.

49. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

50. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15menit

selama 1 jam pertama pascapersalinan dan setiap 30menit selama

jam kedua pascapersalinan.

a. Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua

jam pertama pascapersalinan.

b. Melakukan tindakan ynag sesuai untuk temuan yang tidak

normal.

51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 %

untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah

didekontaminasi.

56
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang

sesuai.

53. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan

ketuban, lendir, dan darah. Bantu ibu memakai pakaian bersih dan

kering.

54. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan

keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang

diinginkannya.

55. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5 %.

56. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 %,

balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5 %

selama 10menit.

57. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

58. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda

vital dan asuhan kala IV dan lakukan penimbangan bayi, beri tetes

mata profilaksis dan vitamin K 0, 1 cc.

Inisiasi menyusui dini

Inisiasi Menyusu Dini adalah proses membiarkan bayi menyusu sendiri

segera setelah lahiran. Hal ini merupakan kodrat dan anugrah dari Tuhan yang

sudah disusun untuk kita. Melakukannya juga tidak sulit, hanya membutuhkan

waktu sekitar satu hingga dua jam.

57
Proses Inisiasi Menyusu Dini :

1. Sesaat setelah lahiran sehabis ari-ari dipotong, bayi langsung diletakan

di dada si ibu tanpa membersihkan si bayi kecuali tangannya, kulit

bertemu kulit. Ternyata suhu badan ibu yang habis melahirkan 1

derajat lebih tinggi. Namun jika si bayi itu kedinginan, otomatis suhu

badan si ibu jadi naik 2 derajat, dan jika si bayi kepanasan, suhu badan

ibu akan turun 1 derajat. Jadi Tuhan sudah mengatur bahwa si ibu

yang akan membawa si bayi beradaptasi dengan kehidupan barunya.

Setelah diletakkan di dada si ibu, biasanya si bayi hanya akan diam

selama 20-30 menit, dan ternyata hal ini terjadi karena si bayi sedang

menetralisir keadaannya setelah trauma melahirkan.

2. Setelah si bayi merasa lebih tenang, maka secara otomatis kaki si bayi

akan mulai bergerak-gerak seperti hendak merangkak. Ternyata

gerakan ini pun bukanlah gerakan tanpa makna karena ternyata kaki si

bayi itu pasti hanya akan menginjak-injak perut ibunya di atas rahim.

Gerakan ini bertujuan untuk menghentikan pendarahan si ibu. Lama

dari proses ini tergantung dari si bayi.

3. Setelah melakukan gerakan kaki tersebut, bayi akan melanjutkan

dengan mencium tangannya, ternyata bau tangan si bayi sama dengan

bau air ketuban. Dan juga ternyata wilayah sekitar puting si ibu itu

juga memiliki bau yang sama, jadi dengan mencium bau tangannya, si

bayi membantu untuk mengarahkan kemana dia akan bergerak. Dia

akan mulai bergerak mendekati puting ibu. Ketika sudah mendekati

58
puting si ibu, si bayi itu akan menjilat-jilat dada si ibu. Ternyata

jilatan ini berfungsi untuk membersihkan dada si ibu dari bakteri-

bakteri jahat dan begitu masuk ke tubuh si bayi akan diubah menjadi

bakteri yang baik dalam tubuhnya. Lamanya kegiatan ini juga

tergantung dari si bayi karena hanya si bayi yang tahu seberapa

banyak dia harus membersihkan dada si ibu.

4. Setelah itu, si bayi akan mulai meremas-remas puting susu si ibu,

yang bertujuan untuk merangsang supaya Air Susu Ibu (ASI) segera

berproduksi dan bisa keluar. Lamanya kegiatan ini juga tergantung

dari si bayi itu.

5. Terakhir baru mulailah si bayi itu menyusu.

Manfaat Inisiasi Menyusu Dini:

1. Anak yang dapat menyusu dini dapat mudah sekali menyusu

kemudian, sehingga kegagalan menyusui akan jauh sekali berkurang.

Selain mendapatkan kolostrum yang bermanfaat untuk bayi,

pemberian ASI ekslusif akan menurunkan kematian.

2. Bayi akan tetap hangat karena langsung bersentuhan dengan kulit ibu.

Hal ini dapat enurunkn angka kematian bayi karena hipotermi.

3. Ibu dan bayi merasa tenang, sehingga membantu pernafasan dan laju

jantung bayi.

4. Resiko bayi dari infeksi akan berkurang karena kuman baik dari ibu

mulai menjajahi kulit dan usus bayi sehingga mencegah bakteri jahat

berkembang.

59
5. ASI adalah cairan kehidupan, yang selain mengandung makanan juga

mengandung penyerap. Susu formula tak diberi enzim sehingga

penyerapannya tergantung enzim di usus anak. Sehingga ASI tidak

‘merebut’ enzim anak.

6. Pengisapan bayi pada payudara merangsang pelepasan hormon

oksitosin sehingga membantu involusi uterus dan membantu

mengendalikan perdarahan.

C. Tinjauan Umum Tentang Nifas

1. Pengertian masa Nifas

Masa nifas adalah sesudah persalinan yang berlangsung selama 6 minggu

atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya organ kandungan

pada keadaan yang normal. Dijumpai dua kejadian penting pada masa nifas yaitu

involusio uterus dan proses laktasi (Manuaba, Ida Ayu Chadranita,2010).

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi serta plasenta

juga selaput chorion yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat-alat reproduksi

seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Sonda Maria , dkk ,

2016) .

Kesimpulan

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan yang berlangsung selama 6

minggu untuk pulihnya kembali alat-alat reproduksi seperti sebelum hamil.

2. Tujuan asuhan masa nifas

Adapun tujuan asuhan masa nifas adalah (Lockhart dan Lyndon, 2014):

60
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi.

b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah

secara dini, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi baik

pada ibu maupun bayinya.

c. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu yang berkaitan dengan

perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian

imunisasi pada bayi, dan perawatan bayi sehat.

d. Memberikan pelayanan KB

e. Memberikan kesehatan emosional pada ibu

3. Tahapan masa nifas (Sonda Maria dkk, 2016)

a. Immediate postpartum period

Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Masa ini

sering terdapat banyak masalah misalnya poerdarahan karena atonia

uteri oleh karena itu bidan harus teratur melakukan pemeriksaan

kontraksi uterus, pengeluaran lokhea, tekanan darah, suhu dan

kandung kemih.

b. Early postpartum period

Dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan dan lokhea tidak

berbau busuk , tidak demam, ibu cukuo mendapatkan makanan dan

minum, dapat menyusui dengan baik.

c. Late postpartum period

Masa 1 minggu-6 minggu. Pada periode ini bidan tetap mealukan

perawatan dan pemeriksaan sehari-hari dan konseling KB.

61
4. Fase pada periode postpartum

Fase pada periode postpartum dibagi menjadi 3 fase yaitu (Asrinah, dkk,

2013):

a. Fase taking in

Perilaku maternal 1-2 hari postpartum. Fase ini berlangsung secara

pasif dan dependen, mengarahkan energi pada diri sendiri dan bukan

kepada bayi yang baru dilahirkannya, serta mengalami kesulitan

dalam pengambilan keputusan.

b. Fase taking hold

Perilaku maternal 2 hingga 7 hari postpartum. Ibu memilki lebih

banyak energi, mengambil tugas merawat bayi dan edukasi perawatan

sendiri, memperlihatkan kurangnya keyakinan diri merawat bayi.

c. Fase Letting-go

Perilaku maternal sekitar 7 hari postpartum. Pada fase ini ibu

menyesuaikan kembali hubungan dengan anggota keluarga.

5. Masalah perineum

a. Nyeri perineum

Tanpa menghiraukan apakah persalinan mengakibatkan trauma perineum,

ibu cenderung merasakan memar di sekitar vagina dan jaringan perineum selama

beberapa hari pertama setelah persalinan. Para ibu mengalami cedera perineum

akan merasakan nyeri selama beberapa hari hingga penyembuhan terjadi

(Manuaba, Ida Ayu Chadranita, 2010).

62
Jika ibu mengalami trauma perineum yang membutuhkan jahitan, masalah

yang segera timbul setelah persalinan adalah keluhan nyeri perineum yang hebat.

Pemberian kompres dingin secara lokal dapat mengurangi hematoma dengan

segera. Penggunaan analgesik oral dan juga obat komplementer lainnya dianggap

bermanfaat, meskipun efektifitasnya hingga kini belum diperkuat dengan temuan

penelitian (Manuaba, Ida Ayu Chadranita, 2010).

b. Pembagian derajat robekan perineum

Derajat robekan perineum dibagi menjadi 4 antara lain

(Manuaba, Ida Ayu Chadranita, 2010):

1) Derajat I meliputi mukosa vagina, forchette posterior, kulit

perineum.

2) Derajat II meliputi mukosa vagina, forchette posterior, kulit

perineum, otot perineum.

3) Derajat III meliputi mukosa vagina, forchette posterior, kulit

perineum, otot perineum, otot sfingter ani eksterna.

4) Derajat IV meliputi mukosa vagina, forchette posterior, kulit

perineum, otot perineum, otot sfingter ani eksterna, dinding

rectum anterior.

6. Fisiologi Nifas

a. Involusio Uterus

Setelah bayi dilahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami

kontraksi dan retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup

63
pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi

plasenta.

Pada involusio uteri, jaringan ikat dan jaringan otot mengalami

proses proteolitik, berangsur-angsur akan mengecil sehingga pada

akhir kala nifas besarnya seperti semula denga berat 30 gram.

Tebel 2.2 Proses involusio uteri (Manuaba, Ida Ayu Chadranita,

2010)

Involusi Tinggi Fundus uterus Berat Uterus

Bayi Lahir Setinggi pusat 1000 gram

1 minggu Pertengahan pusat 500 gram

simpisis

2 minggu Tidak teraba 350 gram

6 minggu Sebesar hamil 2 minggu 50 gram

8 minggu Normal 30 gram

b. Lochea

Adalah istilah untuk sekret dari uterus yang keluar melalui

vagina selama puerperium . ada beberapa jenis lochea yaitu:

1) Lochea Rubra ( Cruenta)

Keluar hari ke 1-3 pasca persalinan, Lochea ini berisi darah segar

dan sisa-sisa selaput ketuban, sel sel darah desidua (Desidua

yakni selaput tenar rahim dalamkeadaan hamil), venix caseosa

64
(yakni palit bayi, zat sepertisalep terdiri atas palit atau semacam

noda dan sel-sel epitelyang mnyelimuti kulit janin), lanugo (yakni

bulu halus padaanak yang baru lahir), dan mekonium (yakni isi

usus janincukup bulan yang terdiri atas getah kelenjar usus dan

airketuban berwarna hijau).

2) Lochea Sanguinolenta

Warnanya putih bercampur merah berisi darah dan lendir. Ini

terjadi pada hari ke 3-7 pasca persalinan.

3) Lochea Serosa

Berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi, pada hari ke

7-14 pasca persalinan.

4) Lochea Alba

Cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2 minggu.

5) Lochea Purulenta

Ini terjadi karena infeksi, keluarnya cairan seperti nanah

berbaubusuk.

6) Locheohosis

Lochea yang tidak lancar keluarnya.

c. Vagina dan perineum

Segera setelah pelahiran, vagina tetap terbuka lebar. Setelah satu atau

dua hari vagina tidak lagi lebar dan vagina tidak lagi edema. Ruang

vagina selalu sedikit lebih besar daripada sebelum kelahiran pertama.

65
Latihan pengencangan otot perineum akan mengembalikan tonusnya dan

memungkinkan wanita secara perlahan mengencangkan vaginanya.

d. Payudara

Laktasi dimulai pada semua wanita dengan perubahan hormon saat

melahirkan. Baik yang menyusui atau tidak, ia dapat mengalami

kongesti payudara selama beberapa hari pertama pascapartum,

payudara terasa kencang dan membesar pada hari ke-3 atau ke-4

karena pengaruh hormon memicu payudara memproduksi ASI untuk

persiapan pemberikan nutrisi kepada bayi.

7. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai

status kesehatan ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah,

mendeteksi dan menangai masalah-masalah yang terjadi.

Tabel 2.3 Pemantauan selama masa nifas menurut program nasional

(Sonda Maria, dkk. 2016)

Kunjungan Waktu Tujuan

a. Mencegah perdarahan masa nifas

b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain

6-8 jam perdarahan dan merujuk bila perdarahan


1
masa nifas berlanjut

c. Memberikan koseling kepada ibu atau salah

satu anggota keluarga bagaimana mencegah

66
perdarahan masa nifas karena atonia uteri

d. Pemberian ASI awal

e. Melakukan/memfasilitasi hubungan ibu dan

bayinya

f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara

mencegah hipotermia

Jika petugas kesehatan menolong persalinan ia

harus tinggal dengan inu dan bayi untuk 2 jam

pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan

ibu dan bayi dalam keadaan stabil

a. Memastikan involusio uterus berjalan

dengan normal.

b. Evaluasi adanya tanda-tanda demam, infeksi

atau perdarahan abnormal.

c. Memastikan ibu cukup makan, minum dan

istirahat.
6 hari
2 d. Memastikan ibu menyusui dengan benar
masa nifas
dan tidak tidak ada tanda-tanda penyulit.

e. Memberikan konseling pada ibu mengenai

hal-hal berkaitan dengan asuhan pada bayi.

(perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat,

cara memandikan bayi, pemberian ASI dini dan

ASI esklusif termasuk perawatan bayi sehari-

67
hari)

2 minggu Sama seperti kunjungan ke dua


3
masa nifas

1) Menanyakan penyulit-penyulit yang ada.


6 minggu
4 2) Memberikan konseling untuk KB secara
masa nifa
dini.

8. Informasi yang perlu diberikan pada ibu nifas

Berikan informasi tentang perlunya melakukan hal-hal berikut:

a. Kebersihan diri

Membersihkan daerah vulva dari depan ke belakang setelah buang

air kecil atau besar dengan sabun dan air, mengganti pembalut dua

kali sehari, mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan

sesudah membersihkan daerah kelamin, menghindari menyentuh

daerah luka episiotomi atau laserasi.

b. Istirahat

Beristirahat yang cukup, kembali melakukan rutinitas rumah tangga

secara bertahap

c. Latihan

Menjelaskan pentingnya otot perut dan panggul

d. Gizi

Mengkonsumsi tambahan 500 kalori/hari, diet seimbang (cukup

protein, mineral dan vitamin), minum minimal 3 liter/hari,

68
suplemen besi diminum setidaknya selama 3 bulan pascasalin,

terutama di daerah dengan prevalensi anemia tinggi, suplemen

vitamin A: 1 kapsul 200.000 IU diminum segera setelah persalinan

dan 1 kapsul 200.000 IU diminum 24 jam kemudian.

e. Menyusui dan merawat payudara Jelaskan kepada ibu mengenai

cara menyusui dan merawat payudara.

f. Senggama

Senggama aman dilakukan setelah darah tidak keluar dan ibu tidak

merasa nyeri ketika memasukan jari ke dalam vagina. Keputusan

bergantung pada pasangan yang bersangkutan.

g. Kontrasepsi dan keluarga berencana

Jelaskan kepada ibu mengenai pentingnya kontrasepsi dan keluarga

berencana setelah bersalin.

D. Tinjauan Umum Tentang Bayi Baru Lahir

1. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang

kepala melalui vagina tanpa melalui alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu

sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500 – 4000 gram, nilai Apgar > 7

dan tanpa cacat bawaan. (Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial, 2010).

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dengan usia kehamilan

atau masa gestasinya dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu 36-40 minggu.

(Muslihatun, 2010).

69
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42

minggu dengan berat badan 2500 gram- 4000 gram.

2. Tanda-tanda Bayi Baru Lahir Sehat

Masa neonatus merupakan masa terjadinya kehidupan baru di luar uterus.

terjadi proses adaptasi semua system organ tubuh, diawali dengan aktifitas

pernafasan pertama, penyesuaian denyut jantung janin, pergerakan bayi,

pengeluaran mekonium dan defekasi. Perubahan fungsi organ lain, seperti ginjal,

hati, dan sistem kekebalan tubuh belum sempurna. (Muslihatun, 2010)

Ciri-ciri bayi baru lahir normal

a. Lahir aterm antara 37-42 minggu.

b. Berat badan 2.500-4.000 gram.

c. Panjang badan 48-52 cm.

d. Lingkar dada 30-38 cm.

e. Lingkar kepala 33-35 cm.

f. Lingkar lengan 11-12 cm.

g. Frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit.

h. Pernafasan ±40-60 x/menit.

i. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang

cukup.

j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah

sempurna.

k. Kuku agak panjang dan lemas.

70
l. Nilai APGAR >7.

m. Gerak aktif.

n. Bayi lahir langsung menangis kuat.

o. Refleks Rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil

pada pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik.

p. Refleks Moro (gerakan memeluk bila di kagetkan) sudah terbentuk

dengan baik.

q. Refleks Sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik.

r. Refleks Grasping (menggenggam) sudah baik.

s. Genetalia: Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang

berada pada skrotum dan penis yang berlubang. Pada perempuan

kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang berlubang, serta

adanya labia minora dan mayora.

t. Eliminasi baik yang di tandai dengan keluarnya mekonium dalam 24

jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan.

3. Sistem penilaian APGAR

Skor Apgar dihitung dengan menilai kondisi bayi yang baru lahir

menggunakan lima kriteria sederhana dengan skala nilai nol, satu, dan dua.

Kelima nilai kriteria tersebut kemudian dijumlahkan untuk menghasilkan angka

nol hingga 10. Kata "Apgar" dibuatkan sebagai singkatan dari Appearance, Pulse,

Grimace, Activity, Respiration (warna kulit, denyut jantung, respons refleks, tonus

otot/keaktifan, dan pernapasan) .

71
Tabel 2.4 Sistem penilaian APGAR (Manuaba, Ida Ayu Chandranita,

2010)

Tanda 0 1 2

Frekuensi Tidak ada <100 >100

denyut jantung

Tidak ada Pelan, tidak Baik, menangis

Usaha bernafas teratur

Tonus otot Flasid Ekstrimitas Gerak aktif

sedikit fleksi

Iritabilitas Tidak ada Meringis Menangis kuat

refleks respon

Warna Biru, pucat Badan merah Seluruhnya

jambu, merah jambu

ekstrimitas biru

4. Pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir (Pelayanan Kesehatan Neonatal

Esensial, 2010)

a. Perawatan neonatal esensial pada saat lahir

1) Kewaspadaan umum

2) Penilaian awal

3) Pencegahan kehilangan panas

4) Inisiasi menyusu dini

5) Pencegahan perdarahan

72
6) Pencegahan infeksi mata

7) Pemberian imunisasi

8) Pemberian identitas

9) Anamnesis dan pemeriksaan fisik

b. Perawatan neonatal esensial setelah lahir:

1) Menjaga bayi tetap hangat

2) Pemeriksaan setelah lahir

c. Kunjungan neonatal

Kunjungan neonatal adalah pelayanan kesehatan kepada neonatal

sedikitnya 3 kali yaitu (Kementrian Kesehatan, 2010):

1) Kunjungan neonatal I (KN1) pada 6 jam sampai dengan 48 jam

setelah lahir.

2) Kunjungan neonatal II (KN2) pada hari ke 3 sampai dengan 7

hari.

3) Kunjungann neonatal III (KN3) pada hari ke 8-28 hari.

5. Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir

Penatalaksanaan awal dimulai sejak proses persalinan hingga

kelahiran bayi, dikenal sebagai asuhan essensial neonatal yang meliputi

a. Persalinan bersih dan aman.

Melaksanakan persalinan selalu menerapkan upaya pencegahan

infeksi dan ditatalaksana sesuai dengan ketentuan atau indikasi yang

tepat.

b. Membersihkan jalan nafas

73
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila

bayi tidak langsung menangis segeralah membersihkan jalan nafas.

Segera lakukan penilaian awal 0 – 30 detik. Nilai kondisi bayi baru

lahir secara cepat

c. Memotong dan merawat tali pusat

Tali pusat dipotong sebelim atau sesudah plasenta lahir tidak begitu

menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi

kurang bulan.

Beberapa cara merawat tali pusat, diantaranya:

1) Usahakan setiap kali akan dan setelah merawat tali pusat harus

mencuci tangan terlebih dahulu.

2) Jaga kebersihan tali pusat dan sekitarnya, dan diupayakan tali

pusat selalu dalam keadaan kering.

3) Gunakan kapas baru pada setiap basuhan.

4) Supaya tali pusat lebih cepat lepas, tali pusat tidak di tutup oleh

kasa steril ataupun oleh kasa alkohol atau kasa betadine

sehingga mendapat udara cukup biarkan kering dengan

sendirinya.

5) Saat membersihkan, pastikan suhu kamar tidak terlalu dingin.

6) Kenakan popok dan atasan dari bahan kaos yang longgar.

7) Membersihkan tali pusat minimal 1–2 kali sehari.

d. Mempertahankan suhu tubuh bayi

74
Pada waktu bayi lahir, bayi belum mampu mengatur suhu badannya

dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap

hangat, bayi baru lahir harus dibungkus hangat

e. Pencegahan infeksi

Cara pencegahan infeksi pada bayi yaitu dengan cara mencegah

terjadinya perdarahan pada bayi dengan memberikan vitamin K

parenteral dengan dosis 0,5-1 mg diberikan secara IM (intra

muscular). Dan diberikan obat tetes mata atau salep mata

f. ASI dini dan eksklusif

Anjurkan ibu memberikan ASI dalam waktu 30 menit setelah bayi

lahir dan berikan ASI saja selama 6 bulan pertama.

g. Pemberian Imunisasi

Rekomendasi jadwal imunisai PPI (program pengembangan

imunisasi) (Mikrobiologi dan parasitologi 2003, 35).

1) Hepatitis B 0 ( uniject) 0 – 7 hari dan polio 1,

2) BCG pada 1 bulan

3) Hb I dan DPT 1 ( combo 1 ) pada 2 bulan dan polio2,

4) Hb 2 dan DPT2 ( combo 2 ) pada 3 bulan dan polio3

5) Hb 3 dan DPT 3 ( combo 3 ) pada 4 bulan dan polio4

6) Campak 9 bulan.

7) Memberi vitamin K

Kejadian perdarahan karena defisiensi vitamin K pada BBL

dilaporkan cukup tinggi, berkisar 0,25 – 0,5 %. Untuk mencegah

75
terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi lahir normal dan

cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral dengan dosis 1 mg /

hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin K

parenteral dengan dosisi 0,5-1 mg I.M.(Sarwono, 2013 )

76
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “ P” GESTASI 38 MINGGU 1 HARI

DI PUSKESMAS KASSI-KASSI MAKASSAR

TANGGAL 11 OKTOBER 2017

No. Register : 582/17

Tanggal Kunjungan : 11 Oktober 2017 Pukul 09.00 WITA

Tanggal pengkajian : 11 Oktober 2017 Pukul 10.00 WITA

Nama pengkaji : Andi Ainun Afiyah

LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR

A. Identitas Istri/Suami
1. Nama : Ny. P / Tn. A
2. Umur : 25 tahun / 26 tahun
3. Suku : Makassar / Makassar
4. Agama : Islam / Islam
5. Pendidikan : S1 / S1
6. Pekerjaan : Guru / Guru
7. Alamat : Jl. Mamoa Raya

B. Riwayat Kehamilan Sekarang


1. Ini merupakan kehamilan yang pertama dan tidak pernah keguguran
2. HPHT tanggal 17 Januari2017
3. HTP tanggal 24 Oktober 2017
4. Ibu sudah merasakan pergerakan janinnya sejak bulan Juni 2017

77
5. Pergerakan janin kuat di sebelah kiri perut ibu
6. Pemeriksaan kehamilan sudah 4x selama hamil di Puskesmas Kassi-kassi.
a. Trimester I : 1x
b. Trimester II : 2x
c. Trimester III : 1x
7. Ibu mendapatkan imunisasi TT sudah 2x di puskesmas kassi-kassi
a. TT1 pada tanggal 1 Maret 2017
b. TT2 pada tanggal 3 Mei 2017
8. Tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan tanpa resep dari dokter
C. Riwayat Reproduksi
1. Riwayat Haid
a. Menarche : 15 tahun
b. Siklus Haid : 28-30 hari
c. Lamanya : 5-7 hari
d. Dismenorhea : Tidak ada
2. Riwayat Ginekologi
Tidak ada riwayat tumor kandungan, payudara, dan kanker, tidak pernah
mengalami perdarahan diluar haid, keputihan tidak gatal dan berbau
busuk.
3. Riwayat KB
Ibu belum pernah menjadi akseptor KB

D. Riwayat kesehatan yang lalu dan sekarang.


Riwayat kehamilan sekarang ibu tidak mengidap penyakit menular seperti
TBC, Hipertensi, malaria. Penyakit menurun seperti DM, jantung, hipertensi,
tidak ada kerabat atau keluarga yang mempunyai keturunan anak kembar,ibu
tidak pernah dirawat dirumah sakit dan tidak pernah mendapat tindakan
operasi. Keluarga ibu juga tidak ada yang menderita penyakit turunan ataupun
penyakit menular.

E. Riwayat Psikologi, Sosial, Ekonomi dan Spiritual

78
1. Kehamilan saat ini direncanakan dengan suami, suami dan keluarga sangat
senang atas kehamilan ibu sekarang
2. Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami dan keluarga dekat
3. Ibu merencanakan persalinannya di Puskesmas Kassi-kassi
4. Penghasilan suami mencukupi kebutuhan sehari-hari,
5. Biaya kehamilan dan persalinan telah dipersiapkan
6. Ibu berserah diri kepada Allah SWT untuk menghadapi persalinan
7. Hubungan keluarga harmonis

F. Riwayat Kebutuhan Dasar


a. Kebutuhan nutrisi
Saat hamil ibu mengomsumsi jenis makanan nasi, sayur, daging, ikan, dan
buah dengan frekuensi 3-4 kali sehari, nafsu makan ibu baik, dan minum
±8 gelas/hari.
b. Pola eliminasi
1) Sebelum hamil: BAB 1 kali seharidan BAK 3-4 kali sehari.
2) Selama hamil : BAB 1 kali sehari dan BAK 7-8kali.
c. Istirahat
1) Sebelum hamil : Ibu jarang tidur siang dan tidur malam ±7
2) Selama hamil : Ibu biasanya tidur siang 1-2 jam sehari dan tidur
malam 8-10 jam.
d. Personal hygine
1) Sebelum hamil : ibu mandi 2 kali sehari sikat gigi setiap kali mandi
mengganti pakaian dalam jikasudah merasa lembab
2) Selama Hamil : ibu mandi 2 kali sehari sikat gigi setiap kali mandi,
mengganti pakaian dalam kapan saja saat ibu sudah mersa lembab dan
tidak nyaman dengan pakaian dalam yang digunakan.

G. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum ibu tampak senang, pakaian bersih dan rapi
2. Tinggi badan 155 cm

79
3. BB sekarang 68 kg
BB sebelum hamil 52 kg
4. Lila 31 cm
5. Tanda-tanda vital
a. TD : 110/80 Mmhg
b. Nadi : 80x/ menit
c. Suhu : 36,9° c
d. Pernafasan : 20x/ menit
6. Kepala
Tidak ada benjolan,kulit kepala bersih dan rambut tidak rontok.
7. Wajah
wajah tidak ada closma gravidarum dan tidak ada oedema.
8. Mata
Konjungtiva merah mudah, sclera putih.
9. Hidung
Tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada polip.

10. Telinga
Pendengaran baik tidak ada secret.
11. Mulut
Bibir lembab, tidak pucat tidak ada caries gigi dan gigi tidak ada yang
berlubang.
12. Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis.
13. Payudara
Simetris kiri dan kanan,tidak ada retraksi, hiperpigmentasi pada ariola,
tidak ada massa, dan nyeri tekan pada payudara, putting susu menonjol
14. Abdomen
Tampak linea nigra dan strie livide , tidak ada bekas luka operasi. hasil
palpasi :
a. Leopold I : 2 jari dibawah px (TFU 34 cm) teraba bokong.

80
b. Leopold II : Punggung Kanan (PU-KA)
c. Leopold III : Teraba kepala
d. Leopols IV : BAP (Konvergen)

DJJ 140x/menit terdengar pada perut sebelah kanan bawah

LP 90 cm

TBJ : TFU x LP

: 34 cm x 90 cm
: 3060 gram
15. Genetalia
Pemeriksaan genetalia tidak di lakukan karena ibu tidak bersedia diperiksa
16. Ekstremitas
Ekstremitas atas tidak ada oedema, ekstremitas bawah tidak oedema dan
farises.
17. Pemeriksaan penunjang
a. HB : 12 gr%
b. Albumin : negative
c. Reduksi : negative

Diperiksa pada tanggal 1 Maret 2017 dilaboratorium puskesmas Kassi-


kassi.

H. Riwayat pengetahuan ibu


Ibu kurang mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan ditrimester 3 dan
tanda bahaya persalinan.

LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA /MASALAH AKTUAL

Diagnosa : G1P0A0 , Gestasi 38 minggu 1 hari, situs memanjang, PUKA,


Persentasi Kepala, BAP, Intra uterine, Tunggal, Hidup, Keadaan Ibu
dan Janin Baik

1. G1P0A0

81
DS: Ibu hamil pertama tidak pernah keguguran
DO: Teraba bagian-bagian janin pada saat palpasi

Analisa dan Interprestasi Data

Teraba bagian-bagian janin pada palpasi merupakan tanda-tanda pasti


kehamilan (synopsis obstetric, Hal: 5)

2. Gestasi 34 minggu 3 hari


DS: HPHT 17 Januari 2017
DO: TFU 34 cm ( 2 jari dibawah px ), umur kehamilan 38 minggu satu
hari
Analisa dan Interpretasi Data
Menurut rumus neagle dari hpht 17 Januari 2017 sampai tanggal
pengkajian 11 Oktober 2017, maka umur kehamilan adalah 38 minggu 1
hari (Wiknjosastro Hanifa. 2007)
3. Situs Memanjang
DS: -
DO:
a. Leopold I teraba bokong
b. Leopold III teraba kepala

Analisa dan Interpretasi Data

Pada saat palpasi leopold I teraba bokong dan palpasi leopold III teraba
kepala, sehingga posisi janin sejajar dengan sumbu panjang yang disebut
letak memanjang (Myles. 2009 hal.263)

4. Punggung Kanan (PU-KA)


DS: Ibu merasakan pergerakan janinnya kuat terutama pada perut sebelah
kiri
DO: Leopold II teraba punggung kanan
Analisa dan Interpretasi Data

82
Pada palpasi Leopold II teraba tahanan keras, lebar dan datar seperti pipa
yang merupakan punggung janin disisi kiri ibu, sedangkan sisi kanan
teraba bagian-bagian terkecil janin yaitu tangan dan tungkai.
(Prof.dr.Muchtar. Sinopsis Obstetri,Hal:53)

5. Presentase Kepala
DS :-
DO:
Pada palpasi Leopold III teraba Kepala.
Analisa dan Interprestasi Data
Pada palpasi Leopold III teraba bagian terendah janin yaitu bulat, keras
dan melenting, menandakan bagian terendah adalah kepala. (Sarwono,
2006, Hal:156-158)
6. BAP
DS: -
DO :
Pada palpasi Leopold IV kedua tangan masih bertemu (konvergen) yang
menandakan kepala belum masuk dalam panggul.
Analisa dan Interprestasi Data
Dengan menggunakan pendekatan dua tangan dan memandang wajah ibu,
lakukan palpasi untuk menentukan bagian presentasi. Jika dapat meraba
seluruh bagian kepala janin dan menggerakkannya, kemungkinan kepala
janin “bebas” dinyatakan dengan palapasi limaperlima dan ditulis 5/5
(bergerak atas pangul/ konvergen) (Holmes, 2011: 53)
7. Intrauterine
DS : ibu tidak merasa nyeri perut hebat selama hamil terutama saat
janinnya bergerak
DO : tidak nyeri saat dilakukan palpasi, janin dapat di palpasi leopold
Analisa dan Interprestasi Data

83
kehamilan intrauterine sejak hamil muda dapat dipastikan yaitu
perkembangan rahim sesuai usia kehamilan, pada saat palpasi dan janin
bergerak ibu tidak merasakan nyeri (Manuaba I.B.G, 2010: 131)
8. Tunggal
DS:Ibu mengatakan janinnya bergerak hanya satu sisi saja yaitu perut
sebelah kiri.
DO:
a. Pada palpasi teraba dua bagian besar yang berbeda yaitu satu kepala dan
satu bokong.
b. Djj terdengar jelas dan teratur pada kuadran kiri bawah perut ibu dengan
frekuensi 140x/i.

Analisa dan Interprestasi Data

a. melakukan palpasi umtuk menghitung kutub janin. Apabila pada


palpasi kutub tersebut didapatkan kepala atau bokong dan jika teraba
tidak lebih dari satu atau dua kutub maka kehamilan tersebut dikataka
tunggal (Holmes, 2011: 53)
b. Teraba dua bagian besar janin pada lokasi yang berbeda, bagian kepala
pada kuadran bawah perut dan bokong pada kuadran atas perut, pada
kehamilan tunggal hanya terdengar satu bunyi jantung janin dengan
perbedaan 10 denyutan permenit. (Sarwono)
9. Hidup
DS :Ibu merasakan pergerakan janinnya kuat dan teratur.
DO:Djj terdengar jelas dan teratur pada kuadran kiri bawah perut ibu
dengan frekuensi 135x/i.
Analisa dan Interprestasi Data
adanya suatu tanda kehamilan adalah terabanya bagian janin bergerak dan
terdengarnya djj, gerakan janin pada primigravida dirasakan pada umur
kehamilan 20 minggu (Sarwono, 2009: 205)
10. Keadaan ibu baik
DS: ibu mengatakan tidak ada keluhan

84
DO: keadaan umum ibu baik,kesadaran komposmentis, LILA 25 cm,
konjungtiva merah muda, sclera putih. TTV: TD 100/70 mmHg, nadi
80x/mnt, suhu 36,5’c, pernafasan 20x/menit
Analisa dan interpretasi data
Tanda-tanda vital merupakan indikator untuk menentukan bahwa keadaan
umum ibu baik, kesadaran komposmentis. Tanda-tanda vital dalam batas
normal menandakan keadaan ibu baik. (Sarwono, 2009: 205)
11. Keadaan janin Baik
DS :
a. Pergerakan janin kuat pada bagian perut disebelah kanan.
b. Janin mulai bergerak pada bulan November 2017

DO:Denyut jantung janin terdengar jelas kuat dan teratur pada kuadran kiri
bawah perut ibu dengan frekuensi 135x/menit

Analisa dan Interprestasi Data

Adanya pergerakan janin yang kuat dan selalu dirasakan ibu serta
terdengar jelas denyut jantung janin yang teratur frekuensi 120-160x/menit
membuktikan dalam keadaan baik (Neonatus;102)

LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL

Tidak ada data yang mendukung terjadinya masalah potensial

LANGKAH IV TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI

Tidak ada data yang mendukung perlunya tindakan segera / kolaborasi

LANGKAH V RENCANA ASUHAN

Tujuan :

1. Proses kehamilan berlangsung normal


2. Keadaan ibu dan janin baik
3. Pertumbuhan dan pergerakan janin sesuai umur kehamilan

85
4. Tidak ada tanda bahaya kehamilan

Kriteria :

1. TFU sesuai umur kehamilan


2. a. keadaan ibu :
a) Tekanan darah : 100/70 mmHg
b) Nadi : 80x/i
c) Pernapasan : 20x/i
d) Suhu : 36,50 C

b. keadaan janin : Djj terdengar jelas dengan frekuensi 128x/ menit

3. Pergerakan janin 1-2 kali/menit

4. Tidak ada tanda bahaya kehamilan

a. Nyeri kepala yang hebat


b. Gangguan penglihatan
c. Mual muntah yang berlebihan
d. Pergerkan janin berkurang
e. Bengkak pada wajah dan tungkai
f. Pengeluaran darah melalui jalan lahir sebelum waktunya
g. Demam
h. Kejang

Rencana Tindakan

1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan dan jelaskan tentang kondisi

kehamilannya.

Rasional : Agar ibu mengetahui dan memahami keadaannya

2. Beritahu ibu tanda-tanda bahaya pada Trimester III

86
Rasional : Agar ibu mengetahui dan mewaspadai tanda-tanda tersebut

sehingga dapat segera memeriksakan keadaannya ke puskesmas, Rumah

Sakit atau petugas kesehatan apabila menemukan salah satu tanda bahaya.

3. Beritahu ibu ketidaknyamanan pada trimester III

Rasional: Agar ibu tidak merasa khawatir dengan keadaannya jika

mengalami ketidaknyamanan karena masih fisiologis.

4. Diskusikan tentang P4K (Program Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi)

Rasional : Agar pada saat persalinan ibu dan keluarga sudah siap.

5. Lakukan pemantauan TTV setiap kali kunjungan

Rasional : untuk mengetahui keadaan ibu baik melalui TD, nadi, suhu dan

pernafasan.

6. HE pemberian ASI Eksklusif

Rasional : pemberian ASI pada bayi dapat mempercepat pengecilan rahim

seperti semula, memperkuat ikatan batin antara ibu dan bayi, serta

menyempurnakan tumbuh kembang bayi.

7. HE tentang KB

Rasional : Agar ibu bias mengatur jarak kehamilannya

8. Berikan support mental dan spiritual pada ibu

Rasional: Agar ibu selalu optimis dalam menghadapi kehamilannya dan

selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT

9. Berikan Fe, B Complex dan Vitamin C pada ibu

87
Rasional : Fe berfungsi untuk menambah zat besi. Vitamin B Complex

berfungsi untuk mempertahankan kondisi ibu. Dan vitamin C untuk

meningkatkan kekebalan tubuh ibu dan mengabsorbsi tablet Fe

10. Ajarkan ibu menghitung pergerakan janinnya

Rasional: agar ibu mengetahui kondisi janinnya didalam perut dengan

menghitung minimal 10 jam dengan 1x pergerakan

11. Beritahu ibu tentang persiapan menghadapi persalinannnya nanti

Rasional: agar tidak terjadi 3T (terlambat dalam mengambil

keputusan,terlambat sampai ketempat tujuan dan terlambat mendapatkan

pelayanan).

12. Beritahu Ibu tanda-tanda Persalinan

Rasional : Agar ibu segera ke pelayanan kesehatan untuk melahirkan

anaknya jika mendapatkan tanda persalinan.

13. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 4 minggu kemudian atau

jika ada keluhan.

Rasional : Agar komplikasi dalam kehamilan dapat segera ditangani.

LANGKAH VI. IMPLEMENTASI

1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa kondisi ibu dan janinnya

baik berdasarkan hasil pemantauan . TD 100/80 mmHg, nadi 80x/mnt, suhu

36,9°c, pernafasan 20x/mnt. Djj 130x/menit, terdengar kuat dan jelas pada

bagian bawah perut ibu sebelah kiri : Ibu telah mengerti dan mengetahui

kondisinya dan janinnya.

2. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada kehamilan trimester III yaitu :

88
a. Bengkak pada wajah, tangan dan kaki

b. Sakit kepala hebat

c. Perdarahan

d. Penglihatan kabur

e. Ketuban Pecah Sebelum Waktunya (KPSW)

f. Gerakan janin tidak ada

g. Nyeri perut hebat

3. Memberitahu ibu ketidaknyamanan pada trimester III antara lain:

a. Sesak nafas

Penyebab : Peningkatan kadar hormon yang mempengaruhi pusat

pernafasan, Uterus membesar dan menekan pada Diafragma

Penanganan : Posisi bantal bila tidur menggunakan ekstra bantal (posisi

kepala lebih tinggi daripada kepala), latihan nafas melalui senam hamil

b. Insomnia

Penyebab : Gerakan janin, kram otot, sering BAK

Penanganan : Sering berkomunikasi dengan keluarga atau suami

mengenai keluhan yang dirasakan,upayakan utk tidur pada satu jam yang

sama

c. Rasa Khawatir dan cemas

Penyebab : Gangguan hormonal, khawatir jika ibu melahirkan dll

Penanganan : Banyak membaca utk mengurangi kekhawatiran, minum

madu juga dapat mengurangi kecemasan, selau berdoa kepada Allah SWT

d. Rasa Tidak Nyaman dan Tekanan pada Perineum (jalan lahir)

89
Penyebab : Pembesaran uterus terutama waktu berdiri dan jalan

Penanganan : Istirahat, relaksasi, senam hamil, jika sangat berlebihan

periksa ke petugas kesehatan

e. Kontraksi Palsu (mules)

Penyebab : Hormonal, kecapean dll

Penanganan : Biasanya jika dibawa istirahat akan berkurang jika tidak

berkurang periksa ke petugas kesehatan

f. Kram Betis

Penyebab : Karena penekanan pada syaraf yang terkait dengan uterus

yang membesar dan perubahan kadar kalsium fospor.

Penanganan : Masase dan kompres hangat pada otot yang kram

g. Odema (bengkak) Pada Kaki Sampai Tungkai

Penyebab : Karena berdiri atau berduduk lama, baju ketat dan cuaca

panas.

Penanganan : Istirahat dengan posisi kaki lebih tinggi dari kepala, tidak

terllau lama berdiri, jika duduk posisi kaki jangan menggantung

4. Mendiskusikan dengan ibu tentang P4K (Program Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi) tentang persiapan kelahiran dan persalinan yaitu

pemilihan tempat persalinan, penentuan penolong persalinan, persiapan biaya

persalinan, persiapan keluarga yang akan ditinggalkan selama di puskesmas

dengan mengingat SURGA (Serahkan Urusan Rumah Tangga Pada Keluarga)

dan jika ada komplikasi

90
5. Melakukan pemeriksaan TTV setiap kali kunjungan seperti TD,nadi, suhu,

dan pernafasan : Ibu bersedia untuk melakukan pemeriksaan TTV setiap kali

kunjungan.

6. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya pemberian ASI

Eksklusif. Menganjurkan ibu untuk segera memberikan ASI setelah bayinya

lahir. Karena akan membantu ibu untuk memulai proses pembentukan ASI

lebih awal, menciptakan bounding attachment (keterikatan batin) antara ibu

dan bayi serta bayi dapat memperoleh anti body lebih awal yaitu colostrums.

Ibu mengerti dan bersedia memberikan ASI eksklusif saat anaknya lahir

7. Menganjurkan ibu untuk menjadi akseptor KB setelah melahirkan untuk

mengatur jarak kehamilan. Ibu dapat menggunakan alat kontrasepsi sesuai

yang di inginkan seperti pil, suntik 1 dan 3 bulan, implant, IUD dan kondom.

8. Memberikan support mental bahwa kehamilannya akan baik-baik saja apabila

ibu tetap menjaga kehamilannya dan spiritual pada ibu agar selalu

mendekatkan diri dan berdoa kapada Allah SWT.

9. Memberikan obat kepada ibu yaitu Fe (2 x 1) , B. Complex (3 x 1), vitamin C

(3 x 1)

10. Mengajarkan pada ibu cara menghitung pergerakan janin

1) pergerakan janin minimal 1 kali dalam 1 jam. Dihitung mulai setelah ibu

bangun tidur, misalnya ibu memiliki gelang karet, jika janin dirasakan

bergerak ibu ambil 1 gelang karet kemudian disimpan ditangannya.

2) Dihitung misalnya dari jam 07.00 mulai bergerak sampai jam 16.00 sore

91
Ibu mengerti dan bersedia menghitung pergerakan janinnya, dan apabila

dirasakan tidak bergerak ibu segera menghubungi bidan/tenaga kesehatan.

11. Memberitahu kepada ibu tentang persiapan menghadapi persalinan.

a. Kendaraan : agar tidak terlambat sampai ditempat tujuan

b. Uang : agar tidak terlambat mendapatkan tindakan, dan ibu juga harus

mempersiapkan kartu BPJS, kartu keluarga dan KTP.

c. Pendonor : jika sewaktu-waktu terjadi komplikasi dengan ibu

pendarahan, maka keluarga dengan golongan darah yang sama pada ibu

ada tempat jika sewaktu-waktu dibutuhkan

d. Pengambilan keputusan : untuk mempermudahkan untuk melakukan

tindakan dibutuhkan persetujuan suami dan keluarga.

Ibu mengerti dan telah mempersiapkannya seperti kendaraan

menggunakan kendaraan pribadi ,uang telah dipersiapkan dengan BPJS

dan fotocopy kartu keluarga dan KTP, penonor dari keluarga, pengambilan

keputusan secara musyawarah adalah suami.

12. Memberitahu ibu tanda-tanda persalinan seperti keluar lendir campur darah,

kontraksi yang kuat dan sering, timbul mulas dan nyeri.

13. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 4 minggu kemudian

atau jika ada keluhan.

LANGKAH VII EVALUASI

11 Oktober 2017 Pukul 10.00 WITA

A. Kehamilan sementara berlangsung normal, ditandai dengan


1. TTV dalam batas normal

92
a. TD : 110/80 mmHg
b. Nadi : 80x/menit
c. Suhu : 36,9oC
d. Pernapasan : 20x/menit
2. Keadaan umum ibu baik
3. DJJ dalam batas normal dengan frekuensi 140x/menit
4. TFU sesuai dengan umur kehamilan (2 jari dinawah Px 34 cm)
5. Pergerakan janin dirasa oleh ibu
6. Ibu mengerti dan bersedia melaksanakan semua anjuran yang dijelaskan

93
PENDOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “ P” GESTASI

38 MINGGU 1 HARI DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

TANGGAL 11 OKTOBER 2017

No. Register : 582/17

Tanggal Kunjungan : 11 Oktober 2017 Pukul 09.00 WITA

Tanggal pengkajian : 11 Oktober 2017 Pukul 10.00 WITA

Nama pengkaji : Andi Ainun Afiyah

A. Identitas Istri/Suami
Nama : Ny. A /Tn. S
Umur : 25 tahun /26 tahun
Alamat : Jl. Mamoa raya
B. Data Subjektif (S)
1. Ini adalah kehamilan yang pertama dan tidak pernah keguguran
2. HPHT 17 januari 2017
3. Kehamilan ibu sudah memasuki ±9 bulan
4. Ibu sudah merasakan pergerakan janinnya pada bulan Juni
5. Pergerakan janin kuat dirasakan pada perut bagian kiri
6. Ibu mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2x selama hamil di Puskesmas
Kassi-kassi
7. Ibu tidak ada keluhan

C. Data Objektif (O)


1. Keadaan umum ibu baik
2. Penampilan ibu bersih dan rapi
3. Kesadaran komposmentis
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum ibu tampak senang, pakaian bersih dan rapi

94
b. Tinggi badan 155 cm
c. BB sekarang 65 kg
BB sebelum hamil 52 kg
d. Lila 31 cm
e. Tanda-tanda vital
1) TD : 110/80 Mmhg
2) Nadi : 80x/ menit
3) Suhu : 36,9° c
4) Pernafasan : 20x/ menit
f. Kepala
Tidak ada benjolan,kulit kepala bersih dan rambut tidak rontok.
g. Wajah
wajah tidak ada closma gravidarum dan tidak ada oedema.
h. Mata
Konjungtiva merah mudah, sclera putih.
i. Hidung
Tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada polip.
j. Telinga
Pendengaran baik tidak ada secret.
k. Mulut
Bibir lembab, tidak pucat tidak ada caries gigi dan gigi tidak ada yang
berlubang.
l. Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis.
m. Payudara
Simetris kiri dan kanan,tidak ada retraksi, hiperpigmentasi pada ariola,
tidak ada massa, dan nyeri tekan pada payudara, putting susu menonjol
n. Abdomen
Tampak linea nigra dan strie livide , tidak ada bekas luka operasi. hasil
palpasi :

95
1) Leopold I : 2 jari dibawah pusat Px (TFU 34 cm) teraba
bokong.
2) Leopold II : Punggung Kanan (PU-KA)
3) Leopold III : Teraba kepala
4) Leopols IV : BAP (Konvergen)
5) DJJ 140x/menit terdengar pada perut sebelah kanan bawah
6) LP 90 cm
7) TBJ : TFU x LP
: 34 cm x 90 cm
: 3060 gram
o. Genetalia
Pemeriksaan genetalia tidak di lakukan karena ibu tidak bersedia
diperiksa
p. Ekstremitas
Ekstremitas atas tidak ada oedema, ekstremitas bawah tidak oedema
dan farises.
q. Pemeriksaan penunjang
1) HB : 12 gr%
2) Albumin : negative
3) Reduksi : negative
Diperiksa pada tanggal 1 Maret 2017 dilaboratorium puskesmas Kassi-
kassi.
D. Assessment (A)
G1P0A0 , Gestasi 38 minggu 1 hari, situs memanjang, PUKA, Persentasi
Kepala, BAP, Intra uterine, Tunggal, Hidup, Keadaan Ibu dan Janin Baik
E. Planning (P)
11 Oktober 2017 Pukul 10.00 WITA
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa kondisi ibu dan

janinnya baik berdasarkan hasil pemantauan . TD 100/80 mmHg, nadi

80x/mnt, suhu 36,9°c, pernafasan 20x/mnt. Djj 130x/menit, terdengar kuat

96
dan jelas pada bagian bawah perut ibu sebelah kiri Hasil : Ibu telah

mengerti dan mengetahui kondisinya dan janinnya.

2. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada kehamilan trimester III yaitu :

a. Bengkak pada wajah, tangan dan kaki

b. Sakit kepala hebat

c. Perdarahan

d. Penglihatan kabur

e. Ketuban Pecah Sebelum Waktunya (KPSW)

f. Gerakan janin tidak ada

g. Nyeri perut hebat

3. Memberitahu ibu ketidaknyamanan pada trimester III antara lain:

a. Sesak nafas

b. Insomnia

c. Rasa Khawatir dan cemas

d. Rasa Tidak Nyaman dan Tekanan pada Perineum (jalan lahir)

e. Kontraksi Palsu (mules)

f. Kram Betis

g. Odema (bengkak) Pada Kaki Sampai Tungkai

4. Mendiskusikan dengan ibu tentang P4K (Program Perencanaan Persalinan

dan Pencegahan Komplikasi) tentang persiapan kelahiran dan persalinan

yaitu pemilihan tempat persalinan, penentuan penolong persalinan,

persiapan biaya persalinan, persiapan keluarga yang akan ditinggalkan

97
selama di puskesmas dengan mengingat SURGA (Serahkan Urusan

Rumah Tangga Pada Keluarga) dan jika ada komplikasi

5. Melakukan pemeriksaan TTV setiap kali kunjungan seperti TD,nadi, suhu,

dan pernafasan

Hasil : Ibu bersedia untuk melakukan pemeriksaan TTV setiap kali

kunjungan.

6. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya pemberian ASI

Eksklusif. Menganjurkan ibu untuk segera memberikan ASI setelah

bayinya lahir. Karena akan membantu ibu untuk memulai proses

pembentukan ASI lebih awal, menciptakan bounding attachment

(keterikatan batin) antara ibu dan bayi serta bayi dapat memperoleh anti

body lebih awal yaitu colostrums.

Hasil : Ibu mengerti dan bersedia memberikan ASI eksklusif saat anaknya

lahir

7. Menganjurkan ibu untuk menjadi akseptor KB setelah melahirkan untuk

mengatur jarak kehamilan. Ibu dapat menggunakan alat kontrasepsi sesuai

yang di inginkan seperti pil, suntik 1 dan 3 bulan, implant, IUD dan

kondom.

8. Memberikan support mental bahwa kehamilannya akan baik-baik saja

apabila ibu tetap menjaga kehamilannya dan spiritual pada ibu agar selalu

mendekatkan diri dan berdoa kapada Allah SWT.

9. Memberikan obat kepada ibu yaitu Fe (2 x 1) , B. Complex (3 x 1),

vitamin C (3 x 1)

98
10. Mengajarkan pada ibu cara menghitung pergerakan janin

Hasil : Ibu mengerti dan bersedia menghitung pergerakan janinnya, dan

apabila dirasakan tidak bergerak ibu segera menghubungi bidan/tenaga

kesehatan.

11. Memberitahu kepada ibu tentang persiapan menghadapi persalinan.

a. Kendaraan : agar tidak terlambat sampai ditempat tujuan

b. Uang : agar tidak terlambat mendapatkan tindakan, dan ibu juga harus

mempersiapkan kartu BPJS, kartu keluarga dan KTP.

c. Pendonor : jika sewaktu-waktu terjadi komplikasi dengan ibu

pendarahan, maka keluarga dengan golongan darah yang sama pada

ibu ada tempat jika sewaktu-waktu dibutuhkan

d. Pengambilan keputusan : untuk mempermudahkan untuk melakukan

tindakan dibutuhkan persetujuan suami dan keluarga.

Hasil : Ibu mengerti dan telah mempersiapkannya seperti kendaraan

menggunakan kendaraan pribadi ,uang telah dipersiapkan dengan BPJS

dan fotocopy kartu keluarga dan KTP, penonor dari keluarga, pengambilan

keputusan secara musyawarah adalah suami.

12. Memberitahu ibu tanda-tanda persalinan seperti keluar lendir campur

darah, kontraksi yang kuat dan sering, timbul mulas dan nyeri.

13. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 4 minggu kemudian

atau jika ada keluhan.

99
ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL FISIOLOGI PADA NY “S”

GESTASI 38 MINGGU LIMA HARI DENGAN PBK

DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

TANGGAL 6 SEPTEMBER 2017

No.Register : 286

Tanggal Masuk : 06 September 2017 pukul 23:15

Tanggal Partus : 07 September 2017 pukul 02:55

Tanggal Pengkajian : 06 September 2017 pukul 23.30

Nama Pengkaji : Andi Ainun Afiyah. Z

LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR

A. Identitas Istri / Suami

Nama : Ny “S” / Tn “T”

Umur : 20 thn / 23 thn

Nikah / Lamanya :1x / 1 thn

Suku : Flores / Flores

Agama : Kristen / Kristen

Pendidikan : SMP / SD

Pekerjaan : IRT / Buruh Harian

Alamat : Jl. Cilalang

B. Riwayat Persalinan Sekarang

1. Ibu mengeluh sakit perut tembus belakang sejak tanggal 06 oktober 2017
pukul 21:00WITA, ada pelepasan lender dan darah

2. Ibu mengatakan tidak pernah jatuh dan tidak mengalami trauma

100
3. sifat nyeri bertambah sering dan menganggu aktifitas

4. Ibu mengatakan tidak nyaman karena nyeri

5. Ibu mengatakan selalu ingin BAB

6. Ibu terakhir makan pukul 19:00 WITA

7. Ibu terakhir istirahat pukul 20:00 WITA

8. Ibu mengatakan janinnya lebih sering bergerak disebelah kanan

C. Tinjauan Kartu ANC

1. G1P0A0

2. HPHT 03 Desember 2016

3. HTP 10 September 2017

4. Ibu telah memeriksa kehamilannya sebanyak 3 kali

5. Ibu telah mendapat suntikan TT sebanyak 2 kali

6. Pemeriksaan lab

- HB : 11,0 gr %

- Reduksi : Negatif

- Albumin : Negatif

- HIV : Negatif

- Sivilis : Negatif

- Gol.Darah :O

7. Tinggi Badan : 152cm

8. LILA : 28 cm

D. Riwayat Reproduksi

1. Menarche : 13 thn

2. Siklus Haid : 28-30 hari

101
3. Lamanya : 5-7 Hari

4. Disminorhe : Ada tapi tidak mengganggu aktifitas

E. Riwayat Kesehatan Lalu dan Sekarang

1. Tidak pernah menderita penyakit jantung, hipertensi, hepatitis, DM, asma,


malaria, typoid, PMS

2. Tidak ada riwayat operasi, ketergantungan obat-obatan

3. Tidak ada riwayat alergi terhadap makan

F. Riwayat KB

Ibu tidak pernah menjadi akseptor KB

G. Data Psikososial, Spiritual, dan Ekonomi

1. Ibu dan keluarga senang dengan kehamilan

2. Ibu datang ke puskesmas bersama suami dan keluarga

3. Hubungan ibu dan keluarga baik

4. Pengambilan keputusan dalam keluarga secara musyawarah dan Mufakat

5. Ibu selalu berdoa agar keadaannya dan bayinya baik dan persalinan dapat
berlangsung normal

6. Penghasilan suami mencukupi kebutuhan sehari-hari, biaya persalinan


ditanggung oleh suami dan dibantu dengan menggunakan KIS

H. Nutrisi

a. Makan : frekuensi makan 2 kali sehari dengan komposisi Nasi, Tempe,


Telur, dan Mie Goreng
b. Minum : ± 3-5 gelas/hari
c. Eliminasi
BAK : 4-5 kali/hari
BAB : tidak pernah BAB selama Inpartu
d. Personal Hygiene
Selama inpartu, ibu tidak pernah mandi, sikat gigi, dan keramas.

102
e. Istirahat
Kebutuhan istirahat ibu kurang karena kesakitan, dikarenakan kontraksi
uterus yang semakin lama sakitnya semakin sering dan lama.

I. Pemeriksaan Fisik

1. Ibu nampak kesakitan,

2. Kesadaran komposmentis

3. BB sebelum hamil : 64 kg

4. BB setelah hamil : 73 kg

5. Tanda- tanda Vital

a. Tekanan Darah : 130/80 mmHg

b. Suhu ` : 36,5ºC

c. Nadi : 82x/menit

d. Pernapasan : 20x/ menit

6. Kepala dan Wajah

Kepala bersih, rambut tidak rontok, tidak ada nyeri tekan, benjolan, tidak
ada oedema, cloasma gravidarum kongjungtiva merah muda, dan sclera
putih

7. Leher

Tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjer limfe, dan kelenjer tiroid

8. Payudara

Payudara simetris kiri dan kanan, tidak ada massa dan nyeri tekan, putting
susu terbentuk, kolostrum ada bila di pencet, hiperpigmentasi pada aerola
mammae

9. Abdomen

Tampak linea nigra, dan strie livide, tidak ada bekas operasi

a. Palpasi

103
- Leopold 1 : TFU 2 jari bawah px (32cm)
- Leopold 2 : PUKI
- Leopold 3 : Kepala
- Leopold 4 : BDP
b. Lingkar perut : 96cm
c. TBJ : TFU x LP
32 x 96 = 3072
d. His : 2x dalam 10 menit, durasi 20-30 detik, kuat dan
teratur
e. DJJ terdengar kuat dan teratur pada kuadran kiri bawah perut ibu dengan
frekuensi 124x/menit

10. Pemeriksaan dalam Tanggal 06 September 2017 pukul 23:35 WITA

Hasil : - Vulva tidak ada kelainan

- Vagina tidak ada kelainan

- Portio lunak dan tebal

- Pembukaan 4 cm

- Ketuban positif

- Penurunan HI

- Kesan panggul normal

- Pelepasan lendir

11. Anus

Tidak ada hemoroid

12. Ekstremitas atas dan Bawah

Tidak ada oedema, tidak ada varises, reflex patella kiri dan kanan positif

LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL

G1P0A0, Gestasi 38 minggu 5 hari, puki, presentasi kepala, BDP, intrauterin,


tunggal, inpartu kala 1 fase aktif, keadaan ibu dan janin baik.

1. G1P0A0
DS : Ini kehamilan yang pertama dan tidak pernah keguguran

104
DO : Tampak linea nigra, striae livida, dinding perut kencang.
Analisa dan interprestasi data
- Tampak linea nigra dan striae livida disebabkan oleh perubahan
deposit pigmen dan Hiperpigmentasi karena pengaruh
Melanophore Stimulating Hormone (MSH) lobus hipofisis
anterior dan adanya hormone yang berlebihan serta adanya
pembesaran/peregangan pada jaringan yang menimbulkan
perdarahan pada kapiler halus dibawah kulit warna biru
(Prawirohardjo, 2002)
- Pada Primigravida, dinding perut akan terlihat kencang, karena
tidak pernah mengalami peregangan sebelumnya. (Prawirohardjo,
2002)
2. Gestasi 38 minggu 5 hari
DS : HPHT tanggal 03 Desember 2016
DO : HTP 10 September 2017, TFU 2 jari bawah px
Anaslisa dan interprestasi data
Dari HPHT tanggal 03 Desember 2016 sampai tanggal pengkajian data
06 September 2017, maka umur kehamilannya 38 minggu 5 hari,
dihitung dengan menggunakan rumus neagel. Usia kehamilan sesuai
dengan tinggi TFU yaitu usia kehamilan 38 minggu TFU 32-38 cm

3. PUKI
DS : Pergerakan janin dirasakan paling sering pada sebelah kanan
DO :
- Leopold 2 : Punggung Kiri
- Auskultasi DJJ terdengar jelas 132x / menit pada kuadran kanan
bawah perut ibu

Analisa dan Interprestasi data

105
- Pada palpasi Leopold 2, apabila teraba punggung sebelah kiri perut
ibu berarti situs memanjang, sedangkan apabila teraba bokong /
kepala berarti situs melintang
- Apabila DJJ terdengar jelas disebelah kiri perut ibu maka punggung
janin berada disebelah kiri
4. Presentasi Kepala
DS : Sering dirasakan ada gerakan menendang pada sebelah kanan
perut ibu, dan sering ingin buang air kecil
DO : Pada palpasi Leopold III teraba bagian bulat, keras, dan
melenting
Analisa dan Interprestasi Data
- Pada palpasi Leopold III teraba bulat, keras, dan melenting pada
bagian atas sympisis. Pada fundus teraba bagian lunak, kurang
melenting, dan kurang bundar. Presentasi janin menandakan kepala
yang teraba dibagian terendah dan yang berada d fundus ialah
bokong
- Ibu sering buang air kecil disebabkan karena presentasi kepala
menekan kandung kemih
5. BDP
DS : -
DO : Palpasi Leopold IV kepala sudah masuk dalam panggul
Analisa dan Interprestasi data
Pada palpasi Leopold IV teraba keras, bulat, dan melenting yang tidak dapat
digoyang, dan jari tangan tidak dapat bertemu, ini menandakan bahwa
kepala sudah masuk dalam panggul
6. Intrauterin
DS : ibu tidak merasa nyeri perut hebat selama hamil terutama saat
janinnya bergerak
DO : tidak nyeri saat dilakukan palpasi, janin dapat di palpasi leopold

106
Analisa dan interprestasi data
Kehamilan intrauterine sejak hamil muda dapat dipastikan yaitu
perkembangan rahim sesuai usia kehamilan, pada saat palpasi dan janin
bergerak ibu tidak merasakan nyeri (Manuaba I.B.G, 2010: 131)

7. Tunggal
DS : Ibu mengatakan janinnya bergerak hanya satu sisi saja yaitu perut
sebelah kanan
DO :
c. Pada palpasi teraba dua bagian besar yang berbeda yaitu satu kepala dan
satu bokong.
d. Djj terdengar jelas dan teratur pada kuadran kiri bawah perut ibu dengan
frekuensi 135x/i.

Analisa dan Interprestasi data

a. melakukan palpasi umtuk menghitung kutub janin. Apabila pada palpasi


kutub tersebut didapatkan kepala atau bokong dan jika teraba tidak lebih
dari satu atau dua kutub maka kehamilan tersebut dikataka tunggal
(Holmes, 2011: 53)
b. Teraba dua bagian besar janin pada lokasi yang berbeda, bagian kepala
pada kuadran bawah perut dan bokong pada kuadran atas perut, pada
kehamilan tunggal hanya terdengar satu bunyi jantung janin dengan
perbedaan 10 denyutan permenit. (Sarwono)

8. Inpartu Kala 1 Fase Aktif


DS : Sakit perut tembus belakang
DO :
a. Kontraksi uterus teratur frekuensi 4x/10 menit durasi 20-30
detik
b. Vulva bersih, VT pukul 00.40, hasil : portio tebal, pembukaan 4
cm, selaput ketuban positif, presentasi kepala, Hodge II, tidak

107
ada moulage, tidak ada penumbungan, keadaan panggul normal,
pelepasan lendir dan darah.

Analisa dan Interpretasi data

Fase aktif berarti aktivitas persalinan meningkat, His makin cepat dan kuat,
pembukaan makin cepat berlangsung, tekanan terhadap kepala makin kuat,
keregangan segmen bawah rahim makin menipis (Manuaba I.A.C,
2010:163)

9. Keadaan ibu dan janin baik


DS : Janinnya sering bergerak, dan tidak merasa pusing
DO : - Keadaan umum ibu baik, konjungtiva merah muda,sclera putih,
tidak ada oedema pada wajah, tangan dan kaki .

-TTV pukul 23:15

TD : 120/80 mmHg

S : 36,5˚C

N : 82x/mnt

P : 20x/mnt

Analisa dan Interprestasi data

Pada saat palpasi teraba gerakan janin, dan DJJ 132x/mnt terdengar jelas.
Hal ini menandakan janin dalam keadaan baik

LANGKAH III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL

Tidak ada data yang menunjang

LANGKAH IV. TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI

Tidak ada data yang menunjang

108
LANGKAH V. RENCANA TINDAKAN

Tujuan :

1. Kala I fase aktif berlangsung normal


2. Keadaan ibu dan janin baik
3. Kontraksi uterus kuat dan teratur

Kriteria :

1. Kala I fase aktif berlangsung ± 6 jam


2. Tanda-tanda vital dalam batas normal TD: sistol 100-130 mmHg
diastole 60-90 mmHg, nadi: 60-100x/menit, suhu: 36,5-37,5°c,
pernafasan 18-24x/menit.
3. a. Denyut Jantung Janin 120-160 mnt, pergerakan janin teratur 1x
dalam 1 jam.
b. Kontraksi adekuat 3-5 x/10 menit durasi 40-50 detik

Rencana Tindakan/Intervensi
Tanggal 06 September 2017
1. Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu dan janinnya
baik-baik saja.
Rasional : dengan memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
akan merasa lebih tenang dengan mengetahui keadaannya dan janinnya serta
kemajuan persalinan.
2. Anjurkan ibu cuci kaki dan mengosongkan kandung kemih serta rectum
(BAK/BAB)
Rasional : mencuci kaki merupakan tindakan antiseptic untuk mencegah
infeksi serta kandung kemih dan rectum yang kosong dapat mempercepat
turunnya kepala dan memberikan rasa nyaman pada ibu.
3. Anjurkan ibu teknik relaksasi yaitu napas panjang melalui hidung dan
menghembuskan melalui mulut jika his timbul.
Rasional : dengan teknik relaksasi merupakan salah satu cara mengurangi
rasa nyeri dengan memberi suplai oksigen yang cukup. Pada kontraksi

109
terjadi ketegangan yang hebat, ketegangan ini akan berkurang dengan
adanya pengatur napas.
4. Anjurkan ibu untuk memilih posisi yang menguntungkan dengan tidur
miring ke salah satu sisi secara bergantian.
Rasional : Baring miring kesalah satu sisi dapat meningkatkan oksigen ke
janin, karena mencegah penekanan pada vena cava inferior olrh uterus yang
membesar yang dapat mengurangi suplai darah ibu ke jantung sehingga
mempengaruhi output jantung.
5. Ajarkan ibu tekhnik mengedan
Rasional : dengan mengetahui cara meneran yang baik dapat memperlancar
persalinan
6. Anjurkan keluarga untuk memberikan ibu intake cairan dan nutrisi yang
adekuat.
Rasional : dengan cairan dan nutrisi yang adekuat dapat memberi energy
bagi tubuh sehingga memudahkan dalam proses persalinan.
7. Observasi TTV tiap 4 jam
Rasional : untuk mengetahui keadaan umum ibu.
8. Observasi DJJ, nadi,His/30 menit
Rasional : untuk memantau keadaan janin dan observasi nadi untuk
memantau keadaan ibu
9. Lakukan pemeriksaan dalam (VT) tiap 2 jam atau bila ada indikasi
Rasional : untuk mengetahui kemajuan persalinan
10. Siapkan diri dan alat partus.
Rasional : persiapan diri penolong dapat mecegah terjadinya infeksi, alat
partus yang tersedia merupakan factor yang membantu melancarkan
tindakan yang dilakukan.
11. Beri support dan motivasi pada ibu dari keluarga dan petugas kesehatan.
Rasional : diharapkan ibu tetap optimis dan bersemangat dalam menghadapi
persalinan dan kelahiran bayinya.
12. Libatkan keluarga untuk memberi dukungan pada ibu

110
Rasional : keluarga adalah orang yang paling dekat dengan ibu yang
menjadi tempat berbagi rasa sehingga ibu merasa aman dan optimis
menghadapo persalinan.
13. Pantau kemajuan persalinan dengan partograf
Rasional : merupakan standarisasi pelayanan kebidanan dan menilai
kemajuan persalinan, keadaan ibu dan janin serta
memudahkan dalam pengambilan keputusan klinik serta
asuhan selanjutnya
LANGKAH VI IMPLEMENTASI
Tanggal 06 September 2017
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu dan janinnya
baik.
Hasil : Ibu telah mengetahui keadaannya.
2. Menganjurkan ibu cuci kaki dan mengosongkan kandung kemih dan rectum
(BAK/BAB)
Hasil : Ibu sudah mencuci kaki dan mengosongkan kandung kemihnya
3. Menganjurkan ibu teknik relaksasi yaitu napas panjang melalui hidung dan
menghembuskan melalui mulut pada saat timbul his.
Hasil : Ibu mengerti dan telah melakukannya
4. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang menguntungkan.
Hasil : Ibu miring kiri dan miring kanan apabila his timbul
5. Mengajarkan ibu cara meneran yang baik
Hasil : Ibu mengerti
6. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu intake cairan dan nutrisi
yang adekuat
Hasil : Ibu telah makan makanan dari puskesmas nasi 1 porsi, sayur dan
ikan, minum air putih dan teh kotak
7. Mengobservasi TTV tiap 2 jam kecuali nadi dan suhu
Hasil :

111
Jam (WITA) Tekanan Darah

23.15 120/80 mmHg

01.15 120/80 mmHg

02.15 120/70 mmHg

8. Observasi DJJ, Nadi, His tiap 30 menit


Hasil :
Jam DJJ HIS Nadi Suhu

23.15 124 x/i 2x10 menit (20-30 detik) 82 x/i 37,60 𝐶


23.45 128 x/i 2x10 menit (20-30 detik) 86 x/i
00.15 130 x/i 3x10 menit (30-35 detik) 84 x/i
00.45 132 x/i 4x10 menit (40-45 detik) 89 x/i

01.15 140 x/i 4x10 menit (40-45 detik) 89 x/i 36,80 𝐶


01.45 140 x/i 4x10 menit (40-45 detik) 88 x/i

02. 15 138 x/i 4x10 menit (40-45 detik) 88 x/i

02.45 138 x/i 5x10 menit (40-45 detik ) 88x/i

9. Melakukan pemeriksaan dalam (VT)


Hasil :
a. VT pukul 23.35 WITA
1) Vulva dan vagina: Normal
2) Portio : Lunak dan tebal
3) Pembukaan : 4 cm
4) Ketuban : jernih
5) Persentase : Kepala
6) Penurunan : H-I
7) Molase : Tidak ada
8) Penumbungan : Tidak ada
9) Kesan panggul : Normal

112
10) Pelepasan : Lendir dan darah
b. VT pukul 02.30 WITA
1) Vulva dan vagina: Normal
2) Portio : tipis
3) Pembukaan : 10 cm
4) Ketuban : jernih
5) Persentase : Kepala
6) Penurunan : H-IV
7) Molase : Tidak ada
8) Penumbungan : Tidak ada
9) Kesan panggu : Normal
10) Pelepasan : Lendir dan darah
10. Siapkan diri dan alat partus
Hasil : penolong mencuci tangan dan alat partus sudah disiapkan
11. Memberi support dan motivasi pada ibu
Hasil : ibu lebih semangat dan optimis menghadapi persalinannya
12. Melibatkan keluarga untuk memberi dukungan pada ibu
13. Memantau kemajuan persalinan dengan partograf

LANGKAH VII: EVALUASI


Tanggal 7 September 2017, pukul 00.15
1. Keadaan umum ibu dan janin baik, kesadaran composmentis, ditandai
dengan TTV dalam batas normal :
a. Tekanan Darah : 120/70 mmHg
b. Nadi : 80x/ menit
c. Suhu : 36,7 oC
d. Pernapasan : 24x/ menit
2. Kala I berlangsung normal ditandai dengan kala I berlangsung tidak lebih
dari 10 jam.
3. Ibu dapat beradaptasi terhadap nyeri, ditandai dengan mengelus-elus perut,
dan meringis serta menarik napas panjang saat ada his.

113
4. Keadaan janin baik ditandai dengan DJJ terdengar jelas 130x/menit,
pergerakan janin kuat dan teratur
.

114
115
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL

PADA NY “S” DENGAN PRESENTASI BELAKANG KEPALA

DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

TANGGAL 6 SEPTEMBER 2017

No.Register : 286

Tanggal Masuk : 06 September 2017 pukul 23:15

Tanggal Partus : 07 September 2017 pukul 02:55

Tanggal Pengkajian : 06 September 2017 pukul 23.30

Nama Pengkaji : Andi Ainun Afiyah.Z

A. Identitas Istri / Suami

Nama : Ny “S” / Tn “T”

Umur : 20 thn / 23 thn

Alamat : Jl. Cilalang

A. Kala 1
Data Subjektif (S)
1. Ibu hamil pertama dan tidak pernah keguguran .
2. HPHT 03 Desember 2016
3. Pergerakan janin dirasakan paling sering di rasakan sebelah kanan
4. Ibu merasakan nyeri perut tembus belakang sejak tanggal 06
September 2017 pukul 21.00 WITA dengan rasa nyeri yang semakin
kuat yang disertai dengan pelepasan lendir dan darah.
5. Ibu tidak nyaman akibat rasa nyeri
6. Ibu selalu ingin BAB
7. Terakhir Istirahat pukul 20.00 Wita
8. Terakhir makan pukul 19.00 Wita
Data Objektif (O)

116
1. Keadaan Umum ibu baik, kesadaran komposmentis
2. Tanda- tanda Vital
a. Tekanan Darah : 120/80 mmHg

b. Suhu ` : 36,5ºC

c. Nadi : 82x/menit

d. Pernapasan : 20x/ menit

3. Kepala dan Wajah


Kepala bersih, rambut tidak rontok, tidak ada nyeri tekan, benjolan,
tidak ada oedema, cloasma gravidarum kongjungtiva merah muda,
dan sclera putih
4. Leher
Tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjer limfe, dan kelenjer
tiroid
5. Payudara
Payudara simetris kiri dan kanan, tidak ada massa dan nyeri tekan,
putting susu terbentuk, kolostrum ada bila di pencet, hiperpigmentasi
pada aerola mammae
6. Abdomen
Tampak linea nigra, dan strie livide, tidak ada bekas operasi
a. Palpasi
- Leopold 1 : TFU 2 jari bawah px (32cm)
- Leopold 2 : PUKI
- Leopold 3 : Kepala
- Leopold 4 : BDP
a. Lingkar perut : 96cm
b. TBJ : TFU x LP
32 X 96 = 3072
c. His : 2x dalam 10 menit, durasi 20-30 detik, kuat dan teratur
d. DJJ terdengar kuat dan teratur pada kuadran kiri bawah perut ibu
dengan frekuensi 124x/menit

7. Pemeriksaan dalam Tanggal 06 September 2017 pukul 23:35 WITA

Hasil : - Vulva tidak ada kelainan

- Vagina tidak ada kelainan

- Portio lunak dan tebal

117
- Pembukaan 4 cm

- Ketuban positif

- Penurunan HI

- Kesan panggul normal

- Pelepasan lendir

8. Anus

Tidak ada hemoroid

9. Ekstremitas atas dan Bawah

Tidak ada oedema, tidak ada varises, reflex patella kiri dan kanan
positif

Assesment (A)

G1P0A0, Gestasi 38 minggu 5 hari, puki, presentasi kepala, BDP, intrauterin,


tunggal, inpartu kala 1 fase aktif, keadaan ibu dan janin baik.

Planning (P)

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu dan


janinnya baik.
Hasil : Ibu telah mengetahui keadaannya.
2. Menganjurkan ibu cuci kaki dan mengosongkan kandung kemih dan
rectum (BAK/BAB)
Hasil : Ibu sudah mencuci kaki dan mengosongkan kandung kemihnya
3. Menganjurkan ibu teknik relaksasi yaitu napas panjang melalui hidung dan
menghembuskan melalui mulut pada saat timbul his.
Hasil : Ibu mengerti dan telah melakukannya
4. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang menguntungkan.
Hasil : Ibu miring kiri dan miring kanan apabila his timbul
5. Mengajarkan ibu cara meneran yang baik
Hasil : Ibu mengerti

118
6. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu intake cairan dan nutrisi
yang adekuat
Hasil : Ibu telah makan makanan dari puskesmas nasi 1 porsi, sayur dan
ikan, minum air putih dan teh kotak
7. Mengobservasi TTV tiap 2 jam kecuali nadi dan suhu
Hasil :

Jam (WITA) Tekanan Darah

23.15 120/80 mmHg

01.15 120/80 mmHg

02.15 120/70 mmHg

8. Observasi DJJ, Nadi, His tiap 30 menit


Hasil :
Jam DJJ HIS Nadi Suhu

23.15 124 x/i 2x10 menit (20-30 detik) 82 x/i 37,60 𝐶


23.45 128 x/i 2x10 menit (20-30 detik) 86 x/i
00.15 130 x/i 3x10 menit (30-35 detik) 84 x/i
00.45 132 x/i 4x10 menit (40-45 detik) 89 x/i

01.15 140 x/i 4x10 menit (40-45 detik) 89 x/i 36,80 𝐶


01.45 140 x/i 4x10 menit (40-45 detik) 88 x/i

02. 15 138 x/i 4x10 menit (40-45 detik) 88 x/i

02.45 138 x/i 5x10 menit (40-45 detik ) 88x/i

9. Melakukan pemeriksaan dalam (VT)


Hasil :
a. VT pukul 23.35 WITA
1. Vulva dan vagina: Normal
2. Portio : Lunak dan tebal

119
3. Pembukaan : 4 cm
4. Ketuban : jernih
5. Persentase : Kepala
6. Penurunan : H-I
7. Molase : Tidak ada
8. Penumbungan : Tidak ada
9. Kesan panggul : Normal
10. Pelepasan : Lendir dan darah
b. VT pukul 02.30 WITA
1. Vulva dan vagina: Normal
2. Portio : tipis
3. Pembukaan : 10 cm
4. Ketuban : jernih
5. Persentase : Kepala
6. Penurunan : H-IV
7. Molase : Tidak ada
8. Penumbungan : Tidak ada
9. Kesan panggu : Normal
10. Pelepasan : Lendir dan darah

10.Siapkan diri dan alat partus

Hasil : penolong mencuci tangan dan alat partus sudah disiapkan

11. Memberi support dan motivasi pada ibu


Hasil : ibu lebih semangat dan optimis menghadapi persalinannya
12. Melibatkan keluarga untuk memberi dukungan pada ibu
13. Memantau kemajuan persalinan dengan partograf
B. Kala II

Data Subjektif (S)


1. Mules semakin sering, rasa ingin meneran
2. Ibu merasa ingin BAB

120
3. Ada rasa dorongan ingin meneran
Data Objektif (O)
1. His kuat 5x10 menitdurasi 40-45 detik
2. DJJ 148 kali/menit
3. Perineum menonjol, vulva dan anus membuka, tampak ingin meneran
4. Vagina Toucher pukul 02.30 Wita
Keadaan vagina : normal ,tidak ada benjolan
Porsio : lunak, tipis
Pembukaan : lengkap (10 cm)
Ketuban : pecah,jernih
Presentasi : kepala UUK kanan depan
P enurunan : hodge IV
Penumbungan :0
Molase :0
Keadaan panggul : normal
Pelepasan : lender dan darah

Assesmen (A)
Inpartu kala II, keadaan ibu dan janin baik

Planning (P)
1. Melihat tanda dan gejala kala II
a. Ada dorongan yang kuat untuk meneran
b. Tekanan pada anus
c. Perineum menonjol
d. Vulva dan vagina menonjol
2. Memastikan kelengkapan alat dan bahan pertolongan persalinan
3. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu
4. Meminta meneran saat ada dorongan yang kuat untuk meneran

121
5. Menyokong perineum saat kepala bayi membuka, vulva 5-6 cm dengan
tangan kanan dan menahan puncak kepala dengan tangan kiri memeriksa
lilitan tali pusat.
6. Melahirkan bayi dengan cara kedua tangan diletakkan secara biparietal.
Pada kepala bayi lalu menarik kepala kearah bawah untuk melahirkan
bahu depan dan menarik keatas untuk melahirkan bahu belakang,
kemudian melahirkan bayi secara sangga susur
7. Bayi lahir pukul 02.55 WITA dengan jenis kelamin laki-laki, pbk, aterm,
segera menangis, tonus otot baik, warna kemerah-merahan.
C. Kala III
Data Subjektif (S)
1. Ibu merasa lelah
2. Nyeri perut masih terasa
3. Kandung kemih kosong
Data Objektif (O)
1. Uterus teraba keras dan bulat
2. Tampak semburan darah dan tali pusat memanjang
Assesment (A)
Inpartu kala III

Planning (P)
1. Melakukan IMD
2. Plasenta lahir lengkap pada pukul 03.05 WITA
3. Melakukan massase uterus, teraba keras dan bulat
D. Kala IV
Data Subjektif (S)
Ibu mengeluh lelah setelah melahirkan, nyeri bagian perineum
Data Objektf (O)
1. TFU setinggi pusat
2. Kontraksi uterus baik teraba keras dan bulat
3. Terdapat robekan perineum tingkat 2

122
4. Kandung kemih kosong
Assesment (A)
Perlangsungan kala IV
Planning (P)
1. Periksa kembali kontraksi uterus dan adanya tanda bahaya perdarahan
pervaginam
2. Mengevaluasi kemungkinan laserasi vagina dan perineum. Lakukan
penjahitan bila terjadi yang luas dan menimbulkan perdarahan
3. Mempersiapkan alat jahitan perineum, Lakukan jahitan perineum sesuai
tingkatan
4. Setelah melakukan penjahitan, cuci tangan pada larutan klorin 0,5%
setelah itu cuci lagi menggunakan cairan DTT
5. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam
6. Mengajarkan ibu dan keluarga masase uterus dan menilai kontraksi
7. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit pada dada ibu ± 1jam
pertama
8. Membersihkan ibu dari sisa-sisa darah, cairan ketuban
9. Mengevaluasi kehilangan darah ; perdarahan ± 100 cc
10. Mengobservasi keadaan ibu setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30
menit pada jam kedua
11. Merendam alat yang telah dipakai dilarutan klorin 0,5% selama 10 menit
12. Setelah 1 jam melakukan antropometri bayi. Beri tetes mata antibiotik
profilaksis dan Vit K 1 mg Intramuskuler pada paha kiri anterolateral
BBL : 3000 gr
PB : 47 cm
Lingkar kepala : 32 cm
Lingkar dada : 30 cm
13. Setelah 1 jam pemberian Vit. K, berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di
paha kanan anterolateral

123
14. Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%, melepaskan
sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan
klorin 0,5%
15. Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dan keringkan dengan
handuk bersih
16. Lengkapi partograf
Pemantauan Kala IV
Ja Wak Tekanan Nadi Suhu Tinggi Kontr Kandun Perdarah
m tu darah fundus aksi g an
ke uteri uterus kemih
1 03.1 110/80 80x/ 36,50 Setingg Baik Kosong ± 25 cc
0 mmHg i C i pusat
03.2 100/70 78x/ Setingg Baik Kosong ± 25 cc
5 mmHg i i pusat
03.4 100/80 80x/ Setingg Baik Kosong ± 20 cc
5 mmHg i i pusat
04.0 100/80 80x/ Setingg Baik Kosong ± 10 cc
0 mmHg i i pusat
2 04.3 100/70 76x/ 36,7o Setingg Baik Kosong ± 10 cc
0 mmHg i C i pusat
05.0 100/80 78x/ Setingg Baik Kosong ± 10 cc
0 mmHg i i pusat

124
ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM HARI KEDUA

PADA NY.H DENGAN NYERI PERUT

DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

TANGGAL 12 SEPTEMBER 2017

No. Register : 289


Tanggal masuk : 11 September 2017, pukul 19.45 WITA
Tanggal partus : 11 September 2017, pukul 21.00 WITA
Tanggal pengkajian : 12 September 2017, pukul 07.00 WITA
Nama Pengkaji : Andi Ainun Afiyah. Z

LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR


A. Identitas istri/suami
Nama : Ny”J”/ Tn”R”
Umur : 24 tahun / 43 tahun
Nikah : 1x
Suku : Makassar / Makassar
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : S1 / S1
Pekerjaan : IRT / Wirausaha
Alamat : Jl. Tamalate 1 no.12
B. Riwayat Keluhan
Ibu mengeluh nyeri perut sejak selesai melahirkan tanggal 11 September
2017 pukul 21.00, nyeri perut yang ibu rasakan sedang/tidak terlalu sakit dan
ibu dapat menahan nyeri perutnya. Ibu juga mengeluh pengeluaran ASI masih
sedikit, dan ibu sudah buang air kecil
C. Riwayat Kesehatan Lalu dan Sekarang
1. Tidak pernah menderita penyakit hipertensi, jantung, anemia, DM,
malaria, TBC, dan asma
2. Tidak menderita penyakit PMS

125
3. Tidak pernah dioperasi
4. Tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang, alkohol, dan rokok
D. Riwayat Reproduksi
1. Riwayat haid
a. Menarche : 14 tahun
b. Siklus : 28-30 hari
c. Lamanya : 5-7 hari
d. Dismenorhoe ada tapi tidak menganggu aktivitas
E. Riwayat Obstetri
1. Riwayat Kehamilan
a. GIIPIA0
b. HPHT 12 Desember 2016
c. HTP 19 September 2017
d. Pemeriksaan kehamilan sebanyak 5x dipuskesmas
e. Ibu mendapatkan imunisasi TT 3
2. Riwayat Persalinan Sekarang
a. Kala 1
- Masuk puskesmas tanggal 11 September 2017, pukul 19.45 Wita
- His dirasakan sejak tanggal 11 September 2017, Pukul 18.00 Wita
- Ada pengeluaran lendir dan darah
- Kala I berlangsung ±2 jam
b. Kala II
- Tanggal 11 September 2017 pukul 21.00 Wita bayi lahir spontan
dengan PBK, jenis kelamin perempuan, BBL: 2900 gr, PBL : 48
cm, LK: 33 cm
- Kala II berlangsung ±5 menit
c. Kala III
- Plasenta dan selaputnya lahir lengkap setelah 10 menit bayi lahir
- Kontraksi uterus baik teraba bulat dan keras
- Kala III berlangsung ±5 menit
d. Kala IV

126
- Kontraksi uterus baik, teraba bulat dan keras
- Keadaan umum ibu baik
- Kandung kemih kosong
- Pemantauan kala IV
Tekanan Kontraksi Kandung
Jam Waktu Nadi Suhu TFU Perdarahan
Darah Uterus kemih
21.25 100/80 85 36,6˚C Stgg pst Baik kosong ±30cc
21.40 100/80 88 1 jr bpst Baik kosong ±25cc
1
21.55 110/80 87 1 jr bpst Baik kosong ±15cc
22.10 120/70 85 1 jr bpst Baik kosong ±15cc
22.40 120/70 85 36,5˚C 1 jr bpst Baik kosong ±10cc
2
23.10 120/70 88 1 jr bpst Baik kosong ±10cc

3. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


Ham Penyulit/ Tahun Jenis Jenis Penyulit/ Penolo BB Keada Nifas
il Komplik lahir kelam persalina Komplik ng an
Ke asi anak in n asi anak
1 Tidak 2014 L Normal Tidak Bidan 3000 Sehat Norm
ada ada al
2 Nifas ini
4. Riwayat Keluarga Berencana
Tidak pernah menjadi aseptor KB
5. Riwayat Psikologis, ekonomi dan spiritual
- Ibu dan keluarga senang dengan kjelahiran bayinya
- Pengambilan keputusan dalam keluarga secara musyawarah
- Hubungan ibu dan keluarga baik
- Selama kehamilan,proses persalinan, dan masa nifas ibu senantiasa
berdoa dan berserah diri pada Tuhan yang Maha Esa
6. Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar
a. Nutrisi
Makan 3x sehari dengan porsi makan 1 piring seperti (nasi,ikan,
tempe/tahu, sayur bening). Minum 6-8 kali porsi 1 gelas
b. Eliminasi

127
BAK 2x setelah melahirkan, belum pernah BAB
c. Istirahat
Ibu sudah istirahat setelah melahirkan
d. Personal hygiene
Ibu sudah mandi setelah melahirkan, mengganti pembalut setiap kali
penuh
7. Pemeriksan fisik
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Komposmentis
c. TTV
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 82x / menit
Pernapasan : 22x / menit
Suhu : 36,5˚c
d. Pemeriksaan Head to toe
1) Kepala : Kulit kepala bersih, rambut tidak rontok, tidak ada nyeri
tekan
2) Wajah : Tidak oedema
3) Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih
4) Telinga : simetris kiri kanan, bersih
5) Mulut : Bibir tidak pucat, gigi bersih
6) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid dan
vena jugularis
7) Payudara : Simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol,
hiperpygmentasi pada areola, tidak ada nyeri tekan, colostrum sudah
keluar
8) Abdomen : Uterus bulat dan keras, TFU 2 jari bwah pusat, kandung
kemih kosong
9) Ekstrimitas : Tidak oedema, tidak varises
10) Genetalia : Normal, Lochea rubra
11) Perineum : Tidak ada luka bekas jahitan

128
LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH AKTUAL
Diagnosa : PIIA0 post partum hari kedua dengan nyeri perut
1. Post Partum hari kedua
DS : ibu mengatakan melahirkan untuk yang pertama kalinya pada
tanggal 11 September 2017
DO :pengkajian tanggal 12 September 2017, TFU 2 jari di bawah pusat,
pengeluaran lochea rubra.

Analisa dan interpretasi data


Masa nifas diikuti pengeluaran cairan sisa lapisan endometrium dan
sisa dari tempat implantasi plasenta disebut lochea. Lochea rubra
keluar dari hari ke-1 sampai ke-3 berwarna merah dan hitam.
(manuaba, 1990)
2. Nyeri Perut
DS : Ibu merasa nyeri perut sedang dan dapat ditahan oleh ibu
DO : - uterus teraba keras dan bulat
- Ada nyeri tekan pada saat uterus ditekan
- Ibu tampak meringis saat uterus ditekan
Analisa dan Interprstasi Data
- Nyeri perut akibat kontraksi uterus yang dapat menyebabkan
kembalinya uterus kebentuk semula, hal ini bisa dialami selama 2-3
hari sesudah bersalin
- Involusi uterus berlangsung dengan baik jika terjadi kontraksi pada
uterus, dimana kontraksi ini akan menekan pembuluh darah yang
mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus sehingga
penurunan uterus dapat berlangsung

LANGKAH III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL


Diagnosa : Antisipasi terjadinya subinvolusio uterus
1. Data Subjektif
Ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah

129
2. Data Objektif
a. Terdapat kontraksi uterus yang teraba keras dan bundar
b. Tampak pengeluaran lochia rubra
3. Analisa dan Interpretasi Data

Involusio uterus adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi Rahim, bila
pengecilan ini kurang baik atau terganggu disebut subinvolusio. Hal ini
disebabkan oleh infeksi, sisa uri, mioma uteri, bekuan-bekuan darah dan
sebagainya. (Varney’s midwifery)

LANGKAH IV. TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI


Tidak ada data yang mendukung

LANGKAH V : RENCANA TINDAKAN


A. Tujuan : 1. Masa nifas berlangsung normal
2. Ibu dapat beradaptasi dengan nyeri perut
B. Kriteria : 1. Post partum hari pertama berlangsung normal
a. Keadaan umum ibu baik
b. Tanda-tanda vital dalam atas normal
Tekanan darah : - systole 90-130 mmHg dan tidak
pertambah >15 mmHg
- Diastole 70-90 mmHg dan tidak
bertambah >10 mmHg
Nadi : 60 - 80 x/menit
Pernapasan : 18-24 x/menit
Suhu : 36,5-37,5˚c
c. TFU 2 jari bawah pusat
d. Pengeluaran lochea rubra (berwarna merah tua dan tidak
berbau busuk)
2. Ibu dapat beradaptasi dengan nyeri
a. ibu dapat bergerak dan menyusui bayinya

130
b. ibu dapat berjalan dengan tegak
C. Rencana asuhan
1. Ucapkan selamat kepada ibu atas kelahiran bayinya
Rasional : Ucapan selamat kepada ibu agar dapat meningkatkan
kebahagiaan ibu sehingga ibu merasa diperhatiakn
2. Observasi TTV, TFU, Kontraksi, pengeluaran lochea dan rasa nyeri pada
bagian perut
Rasional : Tanda-tanda vital adalah salah satu indicator untuk
menentukan keadaan umum ibu. TFU dan kontraksi
uterus untuk menentukan apakah proses involusio
uterus berlangsung normal atau tidak
3. Jelaskan pada ibu tentang penyebab nyeri yang dirasakan
Rasional : pada saat uterus berkontraksi pada masa nifas maka
uterus akan melakukan involusi uterus sehingga
menimbulkan rasa nyeri
4. Bimbing ibu untuk menyusui bayinya dengan teknik yang benar
- Cuci tangan sebelum menyusui dan mengajari ibu
- Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik
mengunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak
menggantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran
kursi)
- Mempersilahkan dan membantu ibu untuk membuka pakaian
bagian atas
- Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian di
oleskan pada putting dan sekitar areola payudara (cara ini
mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga
kelembapan putting susu)
- Mengajari ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan, kepala
bayi berada pada lengkung siku ibu dan bokong bayi berada
pada lengan bawah ibu

131
- Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada perut ibu
dengan meletakkan satu tangan bayi di belakang badan ibu
dan yag satu di depan, kepala bayi menghadap payudara
- Mengajari ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga dan
lengan pada garis lurus
- Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari di
atas dan jari yang lain menopang di bawah serta jangan
menekan putting susu dan areolanya
- Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi,
menyentuh pipi dengan putting susu atau menyentuh mulut
bayi
- Setelah bayi membuka mulut (anjurkan ibu untuk
mendekatkan dengan cepat kepala bayi ke payudara ibu,
kemudian masukkan putting susu serta sebagian besar areola
ke mulut bayi)
- Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak
memegang atau menyangga payudara lagi
- Menganjurkan ibu untuk memperhatikan bayi selama
menyusui
- Mengajari ibu cara melepas isapan bayi (jari kelingking di
masukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi
di tekan ke bawah)
- Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk
mengoleskan sedikit asi pada putting susu dan areola biarkan
kering dengan sendirinya
- Mengajari ibu cara menyendawakan bayi
- Bayi di gendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu
kemudian punggung di tepuk perlahan-lahan sampai bayi
bersendawa (bila bayi tidak bersendawa tunggu 10-15 menit)
atau bayi di tengkurapkan di pangkuan.

132
Rasional : Teknik menyusui yang benar membuat bayi mengisap
lebih baik sehingga produksi ASI lancer serta dapat
mencegah terjadinya lecet padaa putting susu
5. Beritahu pada ibu untuk sesering mungkin menyusui bayinya sesering
mungkin
Rasional : Dengan menyusui bayi sesering mungkin akan memicu
pengeluaran horman prolaktin yang akan merangsang
agar produksi ASI lebih banyak dan dapat membuat
uterus berkontraksi
6. Memfasilitasi ibu vulva hygiene
Rasioanal : Untuk memberikan rasa nyaman pada ibu dan
menghambat masuknya mikroorganisme yang tidak
baik bagi vagina
7. Ajarkan ibu untuk membedong, dan memakaikan pakaian yang bersih dan
kering pada bayinya
Rasional : Untuk mencegah terjadinya Hipotermi pada bayi
8. Penatalaksanaan pemberian Vit c 3x1, SF 1x1,B.com 1x1
Rasinal : -Vit c dapat mengatasi rasa lelah yang terjadi salama
proses persalinan
- SF dapat menambah zat besi / sel-sel darah agar tidak
terjadi anemia
- B.com untuk mempertahankan kondisi ibu

LANGKAH VI. IMPLEMENTASI


Tanggal 12 September 2017
1. mengucapkan selamat kepada ibu atas kelahiran bayinya
Hasil : Ibu terlihat bahagia atas kelahiran bayinya
2. Mengobservasi TTV, TFU, Kontraksi, pengeluaran lochea dan rasa nyeri
pada bagian perut
Hasil : - TTV
TD : 120/70 mmHg

133
S : 36,5˚C
N : 82x/mnt
P : 22x/mnt
- TFU teraba 2 jari bawah pusat
- Kontraksi uterus baik teraba bulat dan eras
- Terlihat pengeluaran lochea rubra dari jalan lahir
- Rasa nyeri perut ibu sedang dan dapat ditahan oleh ibu
3. Menjelaskan pada ibu tentang penyebab nyeri yang dirasakan
Hasil : Ibu mengerti penyebab rasa nyeri yang ibu rasakan
4. Membimbing ibu untuk menyusui bayinya dengan teknik yang benar
- Cuci tangan sebelum menyusui dan mengajari ibu
- Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik
mengunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak menggantung dan
punggung ibu bersandar pada sandaran kursi)
- Mempersilahkan dan membantu ibu untuk membuka pakaian bagian
atas
- Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian di oleskan pada
putting dan sekitar areola payudara (cara ini mempunyai manfaat
sebagai desinfektan dan menjaga kelembapan putting susu)
- Mengajari ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan, kepala bayi
berada pada lengkung siku ibu dan bokong bayi berada pada lengan
bawah ibu
- Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan
meletakkan satu tangan bayi di belakang badan ibu dan yag satu di
depan, kepala bayi menghadap payudara
- Mengajari ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga dan lengan
pada garis lurus
- Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari di atas dan
jari yang lain menopang di bawah serta jangan menekan putting susu
dan areolanya

134
- Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi, menyentuh
pipi dengan putting susu atau menyentuh mulut bayi
- Setelah bayi membuka mulut (anjurkan ibu untuk mendekatkan dengan
cepat kepala bayi ke payudara ibu, kemudian masukkan putting susu
serta sebagian besar areola ke mulut bayi)
- Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak
memegang atau menyangga payudara lagi
- Menganjurkan ibu untuk memperhatikan bayi selama menyusui
- Mengajari ibu cara melepas isapan bayi (jari kelingking di masukkan
ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi di tekan ke bawah)
- Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk mengoleskan sedikit
asi pada putting susu dan areola biarkan kering dengan sendirinya
- Mengajari ibu cara menyendawakan bayi
Bayi di gendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian
punggung di tepuk perlahan-lahan sampai bayi bersendawa (bila bayi
tidak bersendawa tunggu 10-15 menit) atau bayi di tengkurapkan di
pangkuan.
Hasil : Ibu sudah mengerti dan telah melakukan teknik menyusui yang
benar
5. Menganjurkan pada ibu untuk sesering mungkin menyusui bayinya
sesering mungkin
Hasil : Ibu menyusui bayinya setiap kali menangis
6. Menjarkan ibu vulva hygiene
Hasil : Ibu mengerti dan akan melalukan vulva hygiene
7. Mengajarkan ibu untuk membedong, dan memakaikan pakaian yang bersih
dan kering pada bayinya untuk mencegah terjadinya hipotermi
Hasil : ibu mengerti dan akan membedong bayinya
8. Memberikan Vit c 3x1, SF 1x1,B.com 1x1
Hasil : ibu telah diberikan Vit C, SF dan B.com setelah selesai makan
malam

135
LANGKAH VII : EVALUASI
1. Masa nifas berlangsung normal di tandai :
a. Keadaan umum : Baik
b. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmhg
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,5˚c
Pernapasan : 22 x/menit
c. Kontraksi uterus baik
d. TFU 2 jari bawah pusat
e. Lochea rubra
f. Tidak ada perdarahan
g. ASI sudah keluar
2. Tidak terjadi infeksi pada jahitan perineum ditandai dengan merah, bengkak
dan nyeri tekan

136
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN

MASA NIFAS HARI KEDUA PADA NY “J”

DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

TANGGAL 12 SEPTEMBER 2017

No. Register : 289


Tanggal masuk : 11 September 2017, pukul 19.45 WITA
Tanggal partus : 11 September 2017, pukul 21.00 WITA
Tanggal pengkajian : 12 September 2017, pukul 07.00 WITA
Nama Pengkaji : Andi Ainun Afiyah. Z

Identitas istri/suami
Nama : Ny”J”/ Tn”R”
Umur : 24 tahun / 43 tahun
Alamat : Jl. Tamalate 1 no.12

DATA SUBJECTIF
1. Ibu melahirkan tanggal 11 September 2017 pukul 21.00 Wita
2. Ibu mengeluh nyeri pada perut
3. Ibu mulai merasakan nyeri setelah melahirkan
4. Ibu mengeluh pengeluaran ASI masih sedikit
5. Rasa nyeri yang ibu rasakan sedang dan dapat ditahan
DATA OBJECTIF
1. Keadaan umum : Baik
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,5˚c
Pernapasan : 22 x/menit
3. Kontraksi uterus baik

137
4. TFU 2 jari bawah pusat
5. Lochea rubra
6. Tidak ada perdarahan
7. Asi sudah keluar
8. Terdapat nyeri tekan pada perut
9. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Kulit kepala bersih, rambut tidak mudah rontok, tidak ada
nyeri tekan
b. Wajah : Tidak oedema
c. Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih
d. Telinga : Simetris kiri kanan, bersih
e. Mulut : Bibir tidak pucat, gigi bersih
f. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid dan
vena jugularis
g. Payudara : Simetris kiri dan kanan, putig susu menonjol,
hiperpygmentasi pada areola, tidak ada nyeri tekan, colostrum sudah
keluar
h. Abdomen : Uterus bulat dan keras, TFU 2 jari bawah pusat
i. Ekstremitas : Tidak oedema, tidak varises
j. Genetalia : Normal, Lochea rubra
k. Perineum : Tidak ada luka bekas jahitan

ASSESMENT
PIIA0 post partum hari kedua
PLANNING
Tanggal 12 September 2017
1. Mengucapkan selamat kepada ibu atas kelahiran bayinya
Hasil : Ibu terlihat bahagia atas kelahiran bayinya
2. Mengobservasi TTV, TFU, Kontraksi, pengeluaran lochea dan rasa nyeri
pada bagian perut
Hasil : - TTV

138
TD : 120/70 mmHg
S : 36,5˚C
N : 82x/mnt
P : 22x/mnt
- TFU teraba 2 jari bawah pusat
- Kontraksi uterus baik teraba bulat dan keras
- Terlihat pengeluaran lochea rubra dari jalan lahir
- Rasa nyeri perut ibu sedang dan dapat ditahan oleh ibu
3. Menjelaskan pada ibu tentang penyebab nyeri yang dirasakan
Hasil : Ibu mengerti penyebab rasa nyeri yang ibu rasakan
4. Membimbing ibu untuk menyusui bayinya dengan teknik yang benar
Hasil : Ibu sudah mengerti dan telah melakukan teknik menyusui yang
benar
5. Membimbing pada ibu untuk sesering mungkin menyusui bayinya sesering
mungkin
Hasil : Ibu menyusui bayinya setiap kali menangis
6. Menjarkan ibu vulva hygiene
Hasil : Ibu mengerti dan akan melalukan vulva hygiene
7. Mengajarkan ibu untuk membedong, dan memakaikan pakaian yang bersih
dan kering pada bayinya untuk mencegah terjadinya hipotermi
Hasil : ibu mengerti dan akan membedong bayinya
8. Memberikan Vit c 3x1, SF 1x1,B.com 1x1
Hasil : ibu telah diberikan Vit C, SF dan B.com setelah selesai makan
malam

139
140
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY”H” DENGAN BAYI
CUKUP BULAN/SESUAI MASA KEHAMILAN
DI PUSKESMAS KASSI-KASSI
TANGGAL 02 OKTOBER 2017

No. Register : 306


Tanggal Masuk : 30 September 2017, pukul 17.45 Wita
Tanggal Partus : 01 Oktober 2017, pukul 10.30 Wita
Tanggal Pengkajian : 02 Oktober 2017, pukul 08.00 Wita
Pengkaji : Andi Ainun Afiyah

LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR


A. Biodata
1. Identitas Bayi
Nama : Bayi Ny.H
Tanggal lahir/Jam : 01 Oktober 2017 pukul 10.30 Wita
Anak ke : 1 (pertama)
Jenis kelamin : Laki-laki
2. Identitas orang tua
Nama : Ny.H/ Tn.F
Umur : 25 tahun/ 25 tahun
Nikah/lamanya : 1x ±2 tahun
Suku : Ambon / Ambon
Agama : Kristen/ Kristen
Pendidikan : SMA/ SMA
Pekerjaan : IRT/ Karyawan
Alamat : Jln. Pandang raya

B. Data Biologis
1. Riwayat kehamilan
a. HPHT tanggal 23 Desember 2016

141
b. Pemeriksaan kehamilan dipuskesmas 4 kali
c. Tidak ada riwayat penyakit yang menyertai kehamilan
d. Imunisasi TT ibu lengkap
2. Riwayat persalinan
a. Kala I
Ibu merasakan nyeri dan mules sejak tanggal 30 September 2017 pukul
17.00 WITA, masuk puskesmas pukul 17.45 WITA dengan keluhan
nyeri perut tembus belakang, ada pengeluaran lender dan darah, hasil
VT pembukaan 3 cm. Pukul 10.20 WITA Pembukaan lengkap.
b. Kala II
Kala II berlangsung ±10 menit. Dilakukan penilaian sepintas; bayi
langsung menangis, warna kulit kemerahan, tonus otot baik.
c. Kala III
Melakukan manajemen aktif kala III ±15 menit, dan kontraksi uterus
baik, teraba keras dan bundar.
d. Kala IV
Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar, TFU setinggi pusat,
pemantauan kala IV selama 2 jam

3. Riwayat kelahiran bayi


a. Bayi lahir pada tanggal 1 Oktober 2017, jam 10.30 Wita, normal, PBK,
BBL: 3900 gram, PBL: 50 cm, LK: 33 cm, LD: 33 cm, LP: 32 cm,
terdapat lubang anus, jenis kelamin laki-laki
4. Riwayat pemenuhan kebutuhan bayi
a. Nutrisi
Kemampuan menghisap dan menelan baik
b. Eliminasi
1) Sudah BAK 3 kali, warna kuning jernih
2) Sudah BAB 1 kali, warna hijau kehitaman, konsitensi lembek
c. Personal hygiene
1) Badan bayi bersih

142
2) Tali pusat basah, belum puput
d. Tidur/ istirahat
1) Bayi tampak tenang
2) Bayi banyak tidur
3) Bayi bangun saat BAB, BAK dan lapar
C. Data psikososial
1. Pola emosional
a. Bayi sering menangis bila loyor basah dan lapar
b. Refleks menghisap/ menelan kuat
c. Bayi tampak tenang setelah loyor yang basah diganti dan disusui

D. Data sosial, spiritual dan ekonomi


1. Suami dan keluarga sangat senang dengan kelahiran bayinya
2. Hubungan orang tua dengan bayinya baik
3. Ibu menganggap kelahiran bayinya merupakan anugerah dari Tuhan
Yang Maha Esa
4. Kebutuhan sehari-hari tercukupi dan terpenuhi oleh suami

E. Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksan antropometri
a. BBL : 3900 gram
b. PBL : 50 cm
c. Lingkar kepala : 33 cm
d. Lingkar dada : 33 cm
e. Lingkar perut : 32 cm
2. Tanda-tanda vital
a. DJB : 142x/menit
b. Pernapasan : 44x/menit
c. Suhu : 36,8˚C
3. Pemeriksaan head to toe
a. Kepala

143
1) Rambut tipis, hitam dan bersih
2) Tidak teraba benjolan
3) Tidak ada nyeri tekan
4) Ubun-ubun belum tertutup
b. Mata
1) Simetris kiri dan kanan
2) Sklera putih
3) Kunjungtiva merah muda
c. Hidung
1) Tidak ada benjolan
2) Tidak ada polip dan sekret
d. Telingga
1) Simetris kiri dan kanan
2) Lipatan nampak jelas
3) Tidak ada serumen
4) Daun telinga cepat kembali saat dilipat
e. Mulut
1) Mulut nampak bersih
2) Lidah tidak ada kelainan
3) Bibir nampak kemerahan
4) Refleks menghisap dan menelan baik ( Refleks Rooting)
5) Tidak ada labia palatokisis

f. Leher
1) Tidak ada benjolan
2) Adanya reflex leher menengadah (tonic neck reflex)
g. Dada dan perut
1) Payudara simetris kiri dan kanan
2) Puting susu terbentuk
3) Frekuensi napas normal
4) Gerakan dada dan perut sesuai dengan pola nafas bayi

144
5) Tali pusat masih basah
h. Genetalia dan anus
1) Terdapat lubang pada penis
2) Terdapat 2 testis dalam skrotum
3) Testis sudah turun
4) Terdapat lubang anus
i. Ekstrimitas
Simetris kiri dan kanan, jumlah jari lengkap, tidak ada fraktur dan
tidak ada kelainan bawaan
j. System Saraf : Refleks moro (+), reflex isap baik, reflex sucking
baik, reflex menggenggam baik, reflex babynsky (+), reflex plantar
(+)
Tabel Penilaian APGAR SCORE

Penilaian Nilai Score


0 1 2 Menit 1 Menit 5
Apperance Biru atau Tubuh Seluruh 2 2
colour Pucat Kemerahan, tubuh
(warna kulit) Ekstermitas kemerahan
Biru
Pulse (Heart Tidak ada Dibawah Diatas 2 2
rate) 100x/menit 100x/menit
frekuensi
jantung
Grimace Tidak ada Sedikit Menangis 2 2
(reaksi gerakan keras
terhadap mimic
rangsangan
Activity Lumpuh Gerakan Bergerak 1 2
(tonus otot) sedikit aktif
Respiration Tidak ada Lemah, Menangis 1 2

145
(Pernapasan) tidak teratur kuat
Jumlah 8 10
LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL
Bayi cukup bulan(BCB), sesuai masa kehamilan kehamilan(SMK), PBK,
keadaan bayi baik, lahir spontan, segera menangis, tonus otot baik, warna kulit
merah-kemerahan.
A. Data subjektif
1. Haid terakhir tanggal 23 Desember 2016
2. Melahirkan tanggal 01 Oktober 2017, pukul 10.30 Wita
3. Bayinya kuat menyusui, sudah BAK dan BAB
B. Data objektif
1. Umur kehamilan 40 minggu 1 hari
2. BBL: 3900 gram, PBL: 50 cm
3. Puting susu terbentuk
Analisa dan interpretasi data
1. Bayi lahir cukup bulan dengan masa gestasi 40 minggu 1 hari dihitung dari
haid terakhir tanggal 23 desember 2016 dengan berat badan 3900 gram
dan panjang badan 50 cm
2. Menurut grafik “ Lubehenco” dikatakan BCB/SMK jika umur kehamilan
antara 37-42 minggu dengan berat badan 2500 gram-4000 gram ( sinopsis
obstetri jilid 1,hal 451).

LANGKAH III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL


Diagnosa : Antisipasi terjadinya infeksi tali pusat dan hipotermi
1. Data Subjektif : Bayi Lahir tanggal 01 Oktober 2017 Pukul 10.30 WITA
2. Data Objektif : Tanggal pengkajian 02 Oktober 2017 Pukul 08.00 WITA
Tanda-tanda Vital
a. Suhu : 36,8oC
b. Pernapasan : 44x/menit
c. Nadi : 142x/menit

146
Analisa dan Interpretasi Data
a. Ada pembuluh darah dan jaringan yang terbuka pada tali pusat, dan tali
pusat yang masih basah memungkinkan mikroorganisme tumbuh sehingga
terjadi infeksi tali pusat
b. Perubahan suhu dari intra uterine ke ekstra uterine memerlukan adaptasi,
sehingga apabila bayi tidak dalam pengawasan memungkinkan terjadinya
hipotermi. Suhu 36,5OC-37,5OC menandakan bahwa bayi dalam keadaan
baik.

LANGKAH IV. TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI


Tidak ada indikasi untuk melakukan tindakan segera/kolaborasi

LANGKAH V. RENCANA TINDAKAN


A. Tujuan
1. Bayi dapat beradaptasi dengan perubahan dari intrauterine ke ekstrauterine
2. Tidak terjadi infeksi tali pusat dan hipotermi
3. Kebutuhan ASI terpenuhi
B. Kriteria
1. Tali pusat bersih dan tidak ada tanda-tanda infeksi seperti nyeri tekan,
pembengkakan, kulit merah-merahan atau tidak ada nanah
2. Bayi tidak mengalami gangguan TTV
- Suhu : 36-37,5˚C
- DJB : 120-150 kali/mnt
- Pernapasan : 40-60x/mnt
3. Keadaan bayi baik
- BBL : 2,5 – 4 Kg
- PBL : 48 – 52 Kg
- Lingkar kepala : 33 – 35 cm
- Lingkar Dada : 30 – 38 cm
- Lingkar perut : 20 – 33 cm
- Lila : 9,5 – 11 cm

147
4. Bayi tidur setelah disusui
C. Rencana asuhan
Tanggal 02 Oktober 2017
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan pada bayi
Rasional : Mencuci tangan merupakan salah satu cara untuk
mencengah terjadinya infeksi
2. Kenakan selimut dan pakaian kering dan bersih pada bayi
Rasional : mencegah hipotermi karena kehilangan panas melalui
konveksi dan evaporasi
3. Observasi Tanda-tanda vital
Rasional : TTV merupakan salah satu indikasi untuk mengetahui
keadaan umum bayi
4. Ajarkan pada ibu cara menyusui yang baik dan benar
Rasional : dengan beritahu ibu cara menyusui yang baik dan benar
maka kebutuhan ASI dan nutrisi bayi akan terpenuhi bila
ibu menyusui bayi dengan benar serta menyusui bayi
setiap 2 jam, langkah menyusui yang benar.
a. Cuci tangan sebelum menyusui dan mengajari ibu
b. Duduk/berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik
menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu
menggantung dan punggung ibu bersandar pada
sandaran kursi).
c. Membuka pakaian bagian atas
d. Sebelum menyusui, ASI ibu keluarkan sedikit
kemudian dioleskan pada putting dan sekitar areola
payudara (cara ini mempunyai manfaat sebagai
desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu)
e. Mengajari ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan,
kepala bayi berada pada lengkung siku ibu dan bokong
bayi berada pada lengan bawah ibu

148
f. Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada
perut ibu dengan meletakkan satu tangan bayi
dibelakang badan ibu dan yang satu didepan, kepala
bayi menghadap payudara
g. Mengajari ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga
dan lengan pada garis lurus
h. Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu
jari diatas dan jari yang lain menopang di bawah serta
jangan menekan puting susu dan areolanya
i. Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi,
menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh
sudut mulut bayi
j. Setelah bayi membuka mulut ( anjurkan ibu untuk
mendekatkan dengan cepat kepala bayi ke payudaranya,
kemudian masukkan puting susu serta sebagian besar
areola kemulut bayi)
k. Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk
tidak memegang atau menyangga payudara lagi
l. Menganjurkan ibu untuk memperhatikan bayi selama
menyusui
m. Mengajari ibu cara melepas isapan bayi ( jari kelingking
dimasukkan kemulut bayi melalui sudut mulut atau
dengan bayi ditekan kebawah
n. Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk
mengoleskan sedikit ASI pada puting susu dan areola,
biarkan kering dengan sendirinya
o. Mengajari ibu untuk menyendawakan bayi dengan cara:
bayi digendong dengan tegak dengan berstandar pada
bahu ibu kemudian punggung ditepuk perlahan-lahan
sampai bayi bersendawa tunggu 10-15 menit atau bayi
ditengkurapkan dipangkuan

149
5. Lakukan perawatan tali pusat
Rasional : dengan melakukukan perawatan tali pusat dengan cara
menjaga kebersihan tali pusat dibersihkan dengan air DTT/
NaCl secara hati-hati kemudian dikeringkan dengan
menggunakan kain bersih/kasa bersih
6. Beritahu ibu menjaga kebersihan bayi
Rasional : dengan beritahu ibu cara menjaga kebersihan bayi yaitu
dengan memandikan bayi 1x sehari dipagi hari dengan air
hangat, mengganti pakaian bayi yang basah dengan
pakaian yang kering, mengganti loyor yang basah dengan
loyor yang baru.
7. Jelaskan kepada ibu tentang ASI ekslusif
Rasional : Kebutuhan bayi dapat tercukupi dan antibodi terbentuk
dengan memberikan ASI secara ekslusif selama 6 bulan
8. Beritahu ibu tentang imunisasi bayi
Rasional : Untuk membentuk daya tahan tubuh sehingga bayi
terhindar dari penyakit tertentudan kalau terkena
penyakit tidak menyebabkan kecacatan atau kematian
9. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin
Rasional : Agar bayi mendapatkan ASI yang adekuat sehingga dapat
membantu pertumbuhan dan perkembangan bayi
10. Lakukan follow up pada bayi
Rasional : untuk mengetahui keadaan serta kondisi pada bayi

LANGKAH VI. IMPLEMENTASI


Tanggal 02 Oktober 2017
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan pada bayi
Hasil : Telah dilakukan
2. Mengenakan selimut dan pakaian kering dan bersih pada bayi
Hasil : bayi dibedong dengan selimut yang bersih dan kering
3. Mengobservasi Tanda-tanda vital

150
Hasil : - Frekuensi jantung : 144x/mnt
- Suhu : 36,8˚C
- Pernapasan : 44x/mnt
4. Mengajarkan pada ibu cara menyusui yang baik dan benar
Hasil : Ibu sudah tau dan telah melakukan teknik menyusui yang benar
5. Melakukan perawatan tali pusat
Hasil : perawatan tali pusat telah dilakukan
6. Memberitahu ibu menjaga kebersihan bayi
Hasil : Ibu menganti pakaian bayinya setiap kali bayi BAB/BAK
7. Menjelaskan kepada ibu tentang ASI ekslusif
Hasil : Ibu mengerti manfaat dari pemberian ASI untuk bayi
8. Memberitahu ibu tentang imunisasi bayi
Hasil : Ibu mengerti dan mau datang ke pelayanan kesehatan untuk imunisasi
bayinya
9. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin
Hasil : Ibu mengerti dan mau melakukannya
10. Melakukan follow up pada bayi
Hasil : ibu mengetahui kondisi bayinya nadi: 142 kali/menit, suhu 36,8ºC,
pernapasan 44 kali/menit
LANGKAH VII. EVALUASI
Tanggal 02 Oktober 2016
1. Tidak terjadi hipotermi, suhu 36,8o C dalam batas normal
2. Kebutuhan ASI sudah terpenuhi, hal ini ditandai dengan daya isap bayi kuat
dan ASI sudah keluar, bayi sudah BAK dan BAB
3. Tali pusat terjaga kebersihannya
4. Kebersihan tubuh bayi terjaga
5. Infeksi pada tali pusat tidak terjadi, dengan tanda-tanda tidak ada kemerahan,
berbau,dan tampak nanah di sekitar tali pusat.

151
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI

NY”H” DENGAN CUKUP BULAN/SESUAI MASA KEHAMILAN

DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

TANGGAL 02 OKTOBER 2017

No. Register : 306


Tanggal Masuk : 30 September 2017, pukul 17.45 Wita
Tanggal Partus : 01 Oktober 2017, pukul 10.30 Wita
Tanggal Pengkajian : 02 Oktober 2017, pukul 08.00 Wita
Pengkaji : Andi Ainun Afiyah

A. Biodata
1. Identitas Bayi
Nama : Bayi Ny.H
Tanggal lahir/Jam : 01 Oktober 2017 pukul 10.30 Wita
Anak ke : 1 (pertama)
Jenis kelamin : Laki-laki
2. Identitas orang tua
Nama : Ny.H/ Tn.F
Umur : 25 tahun/ 25 tahun
Alamat : Jln. Pandang raya

DATA SUBJEKTIF (S)


1. Haid terakhir tanggal 23 Desember 2016
2. Melahirkan spontan tanggal 01 Oktober 2017, pukul 10.30 WITA
3. Bayinya kuat menyusui
4. Bayinya sudah BAK dan BAB

DATA OBJEKTIF(O)
1. Umur kehamilan 40 minggu 1 hari

152
2. BBL: 3900 gram, PBL: 50 cm
3. Puting susu terbentuk

ANALISA (A)
Bayi cukup bulan (BCB), sesuai masa kehamilan (SMK), PBK, keadaan bayi lahir
spontan , segera menangis, tonus otot baik, warna kulit merah-kemerahan.

PLANNING (P)
Tanggal 02 Oktober 2017
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan pada bayi
Hasil : Telah dilakukan
2. Mengenakan selimut dan pakaian kering dan bersih pada bayi
Hasil : bayi dibedong dengan selimut yang bersih dan kering
3. Mengobservasi Tanda-tanda vital
Hasil : - Frekuensi jantung : 144x/mnt
- Suhu : 36,8˚C
- Pernapasan : 44x/mnt
4. Mengajarkan pada ibu cara menyusui yang baik dan benar
Hasil : Ibu sudah tau dan telah melakukan teknik menyusui yang benar
5. Melakukan perawatan tali pusat
Hasil : perawatan tali pusat telah dilakukan
6. Memberitahu ibu menjaga kebersihan bayi
Hasil : Ibu menganti pakaian bayinya setiap kali bayi BAB/BAK
7. Menjelaskan kepada ibu tentang ASI ekslusif
Hasil : Ibu mengerti manfaat dari pemberian ASI untuk bayi
8. Memberitahu ibu tentang imunisasi bayi
Hasil : ibu mengerti dan mau datang ke pelayanan kesehatan untuk
imunisasi bayinya
9. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin
Hasil : Ibu mengerti dan mau melakukannya
10. Melakukan follow up pada bayi

153
Hasil : ibu mengetahui kondisi bayinya nadi: 142 kali/menit, suhu
36,8ºC, pernapasan 44 kali/menit

154
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian dan pembahasan kasus tersebut Dapat disimpulkan bahwa

begitu pentingnya asuhan yang di berikan oleh bidan secara professional baik

pada masa kehamilan,persalinan, nifas maupun bayi baru lahir, sehingga

deteksi dini resiko yang mungkin terjadi dapat dihindari.

Kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan suatu hal yang fisiologis

yang akan dialami wanita dalam siklus kehidupannya selama masa

reproduksi, dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang tumbuh di

rahimnya hingga melahirkan dan melalui masa nifas.

B. Saran

Asuhan yang diberikan harus sesuai dengan program yang telah pemerintah

anjurkan. Agar mahasiswi lebih teliti, terampil dan tanggap dalam melakukan

tindakan dan upaya mahasiswi dapat menerapkan ilmu yang telah di dapat

kedalam situasi yang nyata dan memberikan asuhan menejemen kebidanan yang

sesuai dengan teori.

155
DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, dkk. 2013. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Depkes RI. 2012. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Jannah, Nurul.2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta:C.V

Andi Offset

Kementrian Kesehatan RI. 2010. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta:

Kemenkes

Kementrian Kesehatn RI. 2012. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal

Edisi 2. Jakarta: Kemenkes

Manuaba, Ida Ayu Chadranita. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan

KB. Jakarta: EGC

Marhaeni, dkk. 2015. Askeb I Kehamilan (ANC). Makassar: Unit Penelitian

Politeknik Kesehatan Makassar

Muslihatun. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Sumber Daya

Kesehatan

Prawirohardjo, Sarwono dkk. 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP- SP.

Saadong, Djuhadiah. Asuhan Kebidanan Persalinan Normal & Patologi.

Makassar: Unit Penelitian Politeknik Kesehatan Makassar

156
Sonda, Maria. 2016. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Makassar: Unit Penelitian

Politeknik Kesehatan Makassar

WHO. 2012. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.

Jakarta : WHO

157

Anda mungkin juga menyukai