Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEBAHASAN

2.1 Devinisi Hipotermi


Terlalu lama kedinginan, khususnya dalam cuaca berangin dan hujan, dapat
menyebabkan mekanisme pemanasan tubuh terganggu sehingga menyebabkan penyakit
kronis. Hipotermia adalah suatu keadaan dimana tubuh merasa sangat kedinginan. Setelah
panas dipermukaan tubuh hilang maka akan terjadi pendinginan pada jaringan dalam dan
organ tubuh.
Kedinginan yang terlalu lama dapat menyebabkan tubuh beku, pembuluh darah dapat
mengerut dan memutus aliran darah ke telinga, hidung, jari dan kaki. Dalam kondisi yang
parah mungkin korban menderita ganggren (kemuyuh) dan perlu diamputasi.
Udara dingin yang basah disertai angin yang bertiup kencang, seringkali dijumpai
para pendaki ketika melakukan pendakian gunung. Tidak jarang badai dan hujan lebat
menyertai hawa dingin. Malam yang cerah seringkali membuat udara semakin dingin dan
berembun. Di puncak musim kemarau justru di sekitar puncak gunung seringkali muncul
kristal-kristal es yang menempel pada daun-daunan dan bunga edelweis. Pakaian yang basah,
kaos kaki yang basah semakin menambah dinginnya badan. Keadaan akan semakin parah bila
pendaki tidak memperhatikan makanan sehingga tubuh tidak memperoleh energi untuk
memanaskan badan. Dinginnya udara seringkali membuat perut kembung sehingga enggan
untuk makan, kecuali memang kehabisan makanan.
Hipotermia adalah kondisi di mana tubuh kita mengalami penurunanan suhu inti
(suhu organ dalam). Hipotermia bisa menyebabkan terjadinya pembengkakan di seluruubuh
(Edema Generalisata), menghilangnya reflex tubuh (areflexia), koma, hingga menghilangnya
reaksi pupil mata. Disebut hipotermia berat bila suhu tubuh < 320C. Untuk mengukur suhu
tubuh pada hipotermia diperlukan termometer ukuran rendah (low reading termometer)
sampai 250C. Di samping sebagai suatu gejala, hipotermia dapat merupakan awal penyakit
yang berakhir dengan kematian
Bayi hipotermi adalah bayi dengan suhu badan di bawah normal. Suhu normal pada
bayi neonatus adalah adalah 36,5-37,5 derajat Celsius (suhu ketiak). Hipotermi merupakan
salah satu penyebab tersering dari kematian bayi baru lahir, terutama dengan berat badan
kurang dari 2,5 Kg Gejala awal hipotermi apabila suhu kurang dari 36 derajat Celsius atau
kedua kaki dan tangan teraba dingin.
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas titik pengaturan hipotalamus bila
mekanisme pengeluaran panas terganggu (oleh obat dan penyakit) atau dipengarhui oleh
panas eksternal (lingkungan) atau internal (metabolik)
Sengatan panas (heat stroke) per definisi adalah penyakit berat dengan ciri
temperatur inti > 40 derajat celcius disertai kulit panas dan kering serta abnormalitas sistem
saraf pusat seperti delirium, kejang, atau koma yang disebabkan oleh pajanan panas
lingkungan (sengatan panas klasik) atau kegiatan fisik yang berat. Lingkungan yang terlalu
panas juga berbahaya bagi bayi. Keadaan ini terjadi bila bayi diletakkan dekat dengan sumber
panas, dalam ruangan yang udaranya panas, terlalu banyak pakaian dan selimut.
Bila seluruh tubuh bayi terasa dingin maka bayi sudah mengalami hipotermi sedang
(suhu 32–36 derajat Celsius). Disebut hipotermi berat bila suhu < 32 derajat Celsius,
diperlukan termometer ukuran rendah (low reading thermometer) yang dapat mengukur
sampai 25 derajat Celsius.
Hipotermi dibedakan atas :
1. stres dingin (36 -36,50 C)
2. hipotermi sedang (32 -360 C)
3. hipotermi berat (dibawah 320 C)

Bayi-bayi yang sangat rawan terhadap hipotermi yaitu


:
1.bayi kurang bulan / prematur
2. bayi berat lahir rendah
3. bayi sakit

2.2 Jenis-Jenis Hipotermi


Beberapa jenis hipotermia, yaitu
Accidental hypothermia terjadi ketika suhu tubuh inti menurun hingga <35°c.>
Primary accidental hypothermia merupakan hasil dari paparan langsung terhadap
udara dingin pada orang yang sebelumnya sehat.
Secondary accidental hypothermia merupakan komplikasi gangguan sistemik
(seluruh tubuh) yan serius. Kebanyakan terjadinya sih di usim dingin (salju) dan iklim dingin.
Berdasarkan kejadiannya, hipotermia dibagi atas:
Hipotermia sepintas, yaitu penurunan suhu tubuh 1–2 derajat Celsius sesudah lahir. Suhu
tubuh akan menjadi normal kembali sesudah bayi berumur 4-8 jam, bila suhu lingkungan
diatur sebaik-baiknya. Biasanya hal ini terdapat pada BBLR, hipoksia (suatu keadaan dimana
suplai oksigen tidak mencukupi untuk keperluan sel, jaringan atau organ), ruangan tempat
bersalin yang dingin, bila bayi tidak segera dibungkus setelah lahir, terlalu cepat dimandikan
(kurang dari 4 jam sesudah lahir), dan pemberian morfin pada ibu yang sedang bersalin.

Hipotermia akut terjadi bila bayi berada di lingkungan yang dingin selama 6-12 jam.
Umumnya terdapat pada bayi dengan BBLR di ruang tempat bersalin yang dingin, inkubator
yang tidak cukup panas, kelalaian terhadap bayi yang akan lahir, yaitu diduga mati dalam
kandungan tetapi ternyata hidup dan sebagainya. Gejalanya adalah lemah, gelisah,
pernapasan dan bunyi jantung lambat serta kedua kaki dingin. Terapi yang dilakukan adalah
dengan segera memasukkan bayi ke dalam inkubator yang suhunya telah diatur menurut
kebutuhan bayi dan dalam keadaan telanjang supaya dapat diawasi dengan teliti.

Hipotermia sekunder. Penurunan suhu tubuh yang tidak disebabkan oleh suhu lingkungan
yang dingin, tetapi oleh sebab lain seperti sepsis, sindrom gangguan pernapasan dengan
hipoksia atau hipoglikemia, perdarahan intra-kranial tranfusi tukar, penyakit jantung bawaan
yang berat, dan bayi dengan BBLR serta hipoglikemia. Pengobatannya ialah dengan
mengobati penyebabnya, misalnya dengan pemberian antibiotik, larutan glukosa, oksigen,
dan sebagainya.Pemeriksaan suhu tubuh pada bayi yang sedang mendapat tranfusi tukar
harus dilakukan beberapa kali karena hipotermia harus diketahui secepatnya. Bila suhu tubuh
bayi sekitar 32 derajat Celsius, tranfusi tukar harus dihentikan untuk sementara waktu sampai
suhu tubuh menjadi normal kembali.

Cold injury, yaitu hipotermia yang timbul karena terlalu lama dalam ruangan dingin (lebih
dari 12 jam). Gejalanya ialah lemah, tidak mau minum, badan dingin, suhu berkisar antara
29,5–35 derajat Celsius, tak banyak bergerak, edema, serta kemerahan pada tangan, kaki, dan
muka seolah-olah bayi dalam keadaan sehat; pengerasan jaringan subkutis.

Bayi seperti ini sering mengalami komplikasi infeksi, hipoglikemia, dan perdarahan.
Pengobatannya ialah dengan memanaskan secara perlahan-lahan, antibiotik, pemberian
larutan glukosa 10 persen, dan kortikosteroid.
2.3 Penyebab Hipotermi
Berikut penyebab terjadinya penurunan suhu tubuh pada bayi :
Luas permukaan tubuh pada bayi baru lahir (terutama jika berat badannya rendah),
relatif lebih besar dibandingkan dengan berat badannya sehingga panas tubuhnya cepat
hilang.
Pada cuaca dingin, suhu tubuhnya cenderung menurun.Panas tubuh juga bisa hilang melalui
penguapan, yang bisa terjadi jika seorang bayi yang baru lahir dibanjiri oleh cairan ketuban.
Etiologi Penyebab terjadinya hipotermi pada bayi yaitu :
 Jaringan lemak subkutan tipis.
 Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar.
 Cadangan glikogen dan brown fat sedikit.
 BBL (Bayi Baru Lahir) tidak mempunyai respon shivering (menggigil) pada reaksi
kedinginan.
 Kurangnya pengetahuan perawat dalam pengelolaan bayi yang beresiko tinggi mengalami
hipotermi.
Neonatus mudah sekali terkena hipotermi yang disebabkan oleh:
 Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan sempurna
 Permukaan tubuh bayi relatif lebih luas
 Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas
 Bayi belum mampu mengatur posisi tubuh dan pakainnya agar dia tidak kedinginan
 Keadaan yang menimbulkan kehilangan panas yang berlebihan, seperti lingkungan dingin,
basah, atau bayi yang telanjang,cold linen, selama perjalanan dan beberapa keadaan seperti
mandi, pengambilan sampel darah, pemberian infus, serta pembedahan. Juga peningkatan
aliran udara dan penguapan.
 Ketidaksanggupan menahan panas, seperti pada permukaan tubuh yang relatif luas, kurang
lemak, ketidaksanggupan mengurangi permukaan tubuh, yaitu dengan memfleksikan tubuh
dan tonus otot yang lemah yang mengakibatkan hilangnya panas yang lebih besar pada
BBLR.
 Kurangnya metabolisme untuk menghasilkan panas, seperti defisiensib ro wn fat, misalnya
bayi preterm, kecil masa kelahiran, kerusakan sistem syaraf pusat sehubungan dengan
anoksia, intra kranial hemorrhage, hipoksia, dan hipoglikemia
Hipotermi dapat terjadi setiap saat apabila suhu disekelilingi bayi rendah dan upaya
mempertahankan suhu tubuh tidak di terapkan secara tepat,terutama pada masa stabilisasi
yaitu:6-12 jam pertama setelah lahir.

Hipotermia juga bisa menyebabkan hipoglikemia (kadar gula darah yang rendah),
asidosis metabolik (keasaman darah yang tinggi) dan kematian.Tubuh dengan cepat
menggunakan energi agar tetap hangat, sehingga pada saat kedinginan bayi memerlukan lebih
banyak oksigen. Karena itu, hipotermia bisa menyebabkan berkurangnya aliran oksigen ke
jaringan.
jika suhu inti terancam menurun, sebagai upaya untuk mengatasinya adalah dengan
mengatur produksi panas (tremor otot dan gerak tubuh). Kedinginan yang mengancam akan
memicu “perubahan sikap”, tergantung penyebab yang mendasarinya (misalnya dengan
melindungi terhadap angin dengan penambahan pakaian, meninggalkan kolam renang,
berkemul, dll). Jika reaksi “perubahan sikap” ini tidak muncul (tidak dilakukan) dapat terjadi
hipotermia, yakni penurunan suhu inti di bawah 35 drajatC. Hal ini dapat terjadi karena
alasan fisik yang tidak memungkinkan keluar dari situasi tersebut, atau bahaya hipotermia
yang tidak disadari, atau akibat ganggua neurologist, hormon, atau metabolic. Membenamkan
diri di dalam air bersuhu 5 – 10 drajatC selama 10 menit dapat menimbulkan hipotermia
(tergantung ketebalan lemak). Memakai pakaian basah ditempat dengan hembusan angin
yang kuat bersuhu lingkungan 0 drajatC dapat menyebabkan hipotermia dalam waktu kurang
dari 1 jam.
Risiko hipotermia terutama terdapat pada orang yang sudah tua (rentang pengaturan
suhunya mulai terbatas) dan bayi (terutama bayi baru lahir) karena perbandingan luas
permukaan dengan massa tubuh relatif besar, produksi panas basal yang kurang, dan lapisan
lemak subkutan yang masih tipis. Orang dewasa muda yang tidak berpakaian tetap dapat
mempertahankan suhu inti meskipun suhu lingkungan turun menjadi 27 drajatC karena
produksi panas basalnya cukup. Pada neonatus, hipotermia dapat terjadi pada suhu
lingkungan <34 drajatC.

2.4 GEJALA HIPOTERMI


Gejalanya bisa berupa:
GEJALA HIPOTERMI pada bayi baru lahir
 Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh,bayi menjadi kurang aktif,tidak kuat menghisap
asi,dan menangis lemah
 Timbulnya sklerema atau kulit mengeras berwarna kemerahan terutama dibagian
punggung,tungkai dan tangan.
 Muka bayi berwarna merah terang
 tampak mengantuk
 kulitnya pucat dan dingin
 lemah, lesu ,menggigil.
 kaki dan tangan bayi teraba lebih dingin dibandingkan dengan bagian dada
 ujung jari tangan dan kaki kebiruan
 Bayi tidak mau minum/menyusui
 Bayi tampak lesu atau mengantuk saja
 Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi mengeras (sklerema)
 Kulitnya pucat dan dingin
 Menggigil
.
Indikasi Penyakit Hipotermia
 Gejala awal hipotermia apabila suhu < 360C atau kedua kaki dan tangan teraba dingin.Bila
seluruh tubuh bayi teraba dingin, maka bayi sudah mengalami hipotermia sedang (suhu 320C
- <360C).
 Gigi gemeretakan, merasa sangat letih dan mengantuk yang sangat luar biasa.
 Selanjutnya pandangan mulai menjadi kabur, kesigapan mental dan fisik menjadi lamban.
 Bila tubuh korban basah, maka serangan hiportemia akan semakin cepat dan hebat.

Tanda-tanda klinis hipotermia:


1. . Hipotermia sedang:
 Kaki teraba dingin
 Kemampuan menghisap lemah
 Tangisan lemah
 Kulit berwarna tidak rata atau disebut kutis marmorata
2. Hipotermia berat
 Sama dengan hipotermia sedang
 Pernafasan lambat tidak teratur
 Bunyi jantung lambat
 Mungkin timbul hipoglikemi dan asidosisi metabolik
3. Stadium lanjut hipotermia
 Muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang
 Bagian tubuh lainnya pucat
 Kulit mengeras, merah dan timbul edema terutama pada punggung, kaki dan tangan
 (sklerema)
Menurut tingkat keparahannya, Gejala Klinis hipotermia dibagi menjadi 3 ,
1. Mild atau ringan
 Sistem saraf pusat: amnesia, apati, terganggunya persepsi halusinasi
 Cardiovaskular: denyut nadi cepat lalu berangsur melambat, meningkat4nya tekanandarah,
 Penafasan: nafas cepat lalu berangsur melambat,
 Saraf dan otot: gemetar, menurunnya kemampuan koordinasi otot
2. Moderate, sedang
 Sistem saraf pusat: penurunan kesadaran secara berangsur, pelebaran pupil
 Cardiovaskular: penurunan denyut nadi secara berangsur
 Pernafasan: hilangnya reflex jalan nafas(seperti batuk, bersin)
 Saraf dan otot: menurunnya reflex, berkurangnya respon menggigil, mulai munculnya kaku
tubuh akibat udara dingin
3. Severe, parah
 Sistem saraf pusat: koma,menurunnya reflex mata(seperti mengdip
 Cardiovascular: penurunan tekanan darah secara berangsur, menghilangnya tekanan darah
sistolik
 Pernafasan: menurunnya konsumsi oksigen
 Saraf dan otot: tidak adanya gerakan, menghilangnya reflex perifer

2.5 MEKANISME TERJADINYA HIPOTERMI

Penurunan suhu tubuh pada bayi terjadi melalui :


tidak segera diberi pakaian, tutup kepala, dan dibungkus,
Bayi berat lahir rendah yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 kg atau bayi
dengaan lingkar lengan kurang dari 9,5 cm atau bayi dengan tanda-tanda otot lembek, kulit
kerput.Bayi lahir sakit seperti asfiksia, infeksi sepsis dan sakit berat .
Evaporasi (menguapnya cairan dari kulit bayi yang basah)adalah cairan atau air ketuban
yang membasahi kulit bayi menguap. misalnya: Ketika bayi baru lahir tidak segera
dibersihkan, lalu terlalu cepat dimandikan
Radiasi (memancarnya panas tubuh bayi ke lingkungan sekitar yang lebih dingin)adalah
panas yang hilang dari obyek yang hangat (bayi) ke obyek yang dingin atau panas tubuh bayi
memancar ke lingkungan sekitar bayi yang lebih dingin misalnya: diletakkan pada ruangan
yang dingin, tidak segera didekapkan pada ibunya, dipisahkan dari ibunya, tidak segera
disusui ibunya.
Konduksi (pindahnya panas tubuh apabila kulit bayi langsung kontak dengan
permukaan yang lebih dingin)adalah pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langung
kontak dengan permukaan yang lebih dingin misalnya: tidak segera diberi pakaian, tutup
kepala, dan dibungkus.
Konveksi yaitu h udara hilangnya panas tubuh bayi karna aliran udara sekeliling
bayi:misalnya bayi baru lahir diletakkan di dekat pintu,jendela terbuka..
2.6 PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN HIPOTERMI
Mengatasi bayi hipotermi dilakukan dengan cara :
Prinsip penanganan hipotermia adalah penstabilan suhu tubuh dengan menggunakan
selimut hangat (tapi hanya pada bagian dada, untuk mencegah turunnya tekanan darah secara
mendadak) atau menempatkan pasien di ruangan yang hangat. Berikan juga minuman
hangat(kalau pasien dalam kondisi sadar).
Pencegahan dan Penanganan Hipotermi Pemberian panas yang mendadak, berbahaya
karena dapat terjadi apnea sehingga direkomendasikan penghangatan 0,5-1°C tiap jam (pada
bayi < 1000 gram penghangatan maksimal 0,6 °C). (Indarso, F, 2001). Alat-alat Inkubator
Untuk bayi < 1000 gram, sebaiknya diletakkan dalam inkubator. Bayi-bayi tersebut dapat
dikeluarkan dari inkubator apabila tubuhnya dapat tahan terhadap suhu lingkungan 30°C.
Radiant Warner Adalah alat yang digunakan untuk bayi yang belum stabil atau untuk
tindakan-tindakan. Dapat menggunakan servo controle (dengan menggunakan probe untuk
kulit) atau non servo controle (dengan mengatur suhu yang dibutuhkan secara manual).
Pencegahan Hipotermia Pada Bayi:
 Bayi dibungkus dengan selimut dan kepalanya ditutup dengan topi. Jika bayi harus dibiarkan
telanjang untuk keperluan observasi maupun pengobatan, maka bayi ditempatkan dibawah
cahaya penghangat.Untuk mencegah hipotermia, semua bayi yang baru lahir harus tetap
berada dalam keadaan hangat.
 Di kamar bersalin, bayi segera dibersihkan untuk menghindari hilangnya panas tubuh akibat
penguapan lalu dibungkus dengan selimut dan diberi penutup kepala.
melaksanakan metode kanguru, yaitu bayi baru lahir dipakaikan popok dan tutup
kepala diletakkan di dada ibu agar tubuh bayi menjadi hangat karena terjadi kontak kulit
langsung.Bila tubuh bayi masih teraba dingin bisa ditambahkan selimut.
1. bayi baru lahir mengenakan pakaian dan selimut yang disetrika atau dihangatkan diatas
tungku.
2. menghangatkan bayi dengan lampu pijar 40 sampai 60 watt yang diletakkan pada jarak
setengah meter diatas bayi.
3. meminta pertolongan kepada petugas kesehatan terdekat.
4. dirujuk ke rumah sakit
5. Terapi yang bisa diberikan untuk orang dengan kondisi hipotermia, yaitu jalan nafas harus
tetap terjaga juga ketersediaan oksigen yang cukup.
 Tindakan2 Pencegahan Penyakit Hipotermia

Gejala kedinginan yang lebih parah akan membuat gerakan tubuh menjadi tidak
terkoordinasi, berjalan sempoyongan dan tersandung-sandung. Pikiran menjadi kacau,
bingung, dan pembicaraannya mulai ngacau. Kulit tubuh terasa sangat dingin bila disentuh,
nafas menjadi pendek dan lamban. Denyut nadi pun menjadi lamban, seringkali menjadi
kram bahkan akhirnya pingsan. Untuk membantu penderita sebaiknya jangan cepat-cepat
menghangatkan korban dengan botol berisikan air panas atau membaringkan di dekat api atau
pemanas. Jangang menggosok-gosok tubuh penderita. Jika korban pingsan, baringkan dia
dalam posisi miring. Periksa saluran pernafasan, pernafasan dan denyut nadi. Mulailah
pernafasan buatan dari mulut dan menekan dada.Pindahkan ke tempat kering yang teduh.
Ganti pakaian basah dengan pakaian kering yang hangat, selimuti untuk mencegah
kedinginan. Jika tersedia, gunakan bahan tahan angin, seperti alumunium foil atau plastik
untuk perlindungan lebih lanjut.
Panas tubuh dari orang lain juga bagus untuk diberikan, suruh seseorang melepas
pakaian, dan berbagi pakai selimut dengan si korban. Jika penderita sadar, berikan minuman
hangat jangan memberikan minuman alkohol. Segeralah cari bantuan medis. Bila kita
melakukan kegiatan luar ruangan (pendakian gunung khususnya) pada musim hujan atau di
daerah dengan curah hujan tinggi, harus membawa jas hujan, pakaian hangat (jaket tahan air
dan tahan angin) dan pakaian ganti yang berlebih dua tiga stel, serta kaus tangan dan topi
ninja juga sangat penting.

 Melakukan tujuh rantai hangat, yaitu


1. menyiapkan tempat melahirkan yang hangat, kering, bersih, penerangan cukup.
2. Mengeringkan tubuh bayi segera ssetelah lahir dengan handuk kering dan bersih
3. Menjaga bayi tetap hangat dengan mendekap bayi di dada
ibunya dan keduanya di selimuti.
4. memberi ASI sedini mungkin dalam waktu 30 menit setelah melahirkan agar bayi
memperoleh kalori.
5. mempertahankan kehangatan pada bayi.
6. memberi perawatan bayi baru lahir yang memada
7. melatih semua orang yang terlibat dalam pertolongan persalinan / perawatan bayi baru lahir
8. Menunda memandikan bayi baru lahir :
a. pada bayi normal tunda memandikannya sampai 24 jam.
b. pada bayi berat badan lahir rendah tunda memandikannya lebih lama lagi.
Cara lain yang sangat sederhana dan mudah dikerjakan setiap orang ialah metode
dekap, yaitu bayi diletakkan telungkup dalam dekapan ibunya dan keduanya diselimuti agar
bayi senantiasa hangat.

2.7 PATOFISIOLOGI HIPOTERMI


Sewaktu kulit bayi menjadi dingin, saraf afferen menyampaikan pada sentral pengatur
panas di hipothalamus. Saraf yang dari hipothalamus sewaktu mencapaib ro wn fat
memacu pelepasan noradrenalin lokal sehingga trigliserida dioksidasi menjadi gliserol dan
asam lemak. Blood gliserol level meningkat, tetapi asam lemak secara lokal dikonsumsi
untuk menghasilkan panas. Daerah brown fat menjadi panas, kemudian didistribusikan ke
beberapa bagian tubuh melalui aliran darah.
Ini menunjukkan bahwa bayi akan memerlukan oksigen tambahan dan glukosa
untuk metabolisme yang digunakan untuk menjaga tubuh tetap hangat.Methabolicther
mogenesis yang efektif memerlukan integritas dari sistem syaraf sentral,kecukupan darib r
own fat, dan tersedianya glukosa serta oksigen. Perubahan fisiologis akibat hipotermia yang
terjadi pada sistem syaraf pusat antara lain
depresi linier dari metabolisme otak, amnesia, apatis, disartria, pertimbangan yang
terganggu adaptasi yang salah, EEG yang abnormal, depressi kesadaran yang
progresif,
dilatasi pupil, dan halusinasi. Dalam keadaan berat dapat terjadi kehilangan
autoregulasi
otak, aliran darah otak menurun, koma, refleks okuli yang hilang, dan
penurunanyangprogressif dari aktivitas EEG.
Pada jantung dapat terjadi takikardi, kemudian bradikardi yang progressif, kontriksi
pembuluh darah, peningkatan cardiacout put, dan tekanan darah. Selanjutnya,
peningkatan aritmia atrium dan ventrikel, perubahan EKG dan sistole yang
memanjang;
penurunan tekanan darah yang progressif, denyut jantung, dan cardiacout put disritmia serta
asistole. Pada pernapasan dapat terjadi takipnea, bronkhorea, bronkhospasma, hipoventilasi
konsumsi oksigen yang menurun sampai 50%, kongesti paru dan edema, konsumsi oksigen
yang menurun sampai 75%, dan apnoe. Pada ginjal dan sistem endokrin, dapat terjadicold
diuresis, peningkatan katekolamin, steroid adrenal, T3 dan T4 dan menggigil; peningkatan
aliran darah ginjal sampai 50%, autoregulasi ginjal yang intak, dan hilangnya aktivitas
insulin. Pada keadaan berat, dapat terjadi oliguri yang berat, poikilotermia, dan penurunan
Akibat-akibat yang di timbulkan oleh hipotermi:
1. HipoglikemiAsidosis metabolik, karena vasokonstrtiksi perifer dengan metabolisme anaerob.
2. Kebutuhan oksigen yang meningkat.
3. Metabolisme meningkat sehingga pertumbuhan terganggu.
4. Gangguan pembekuan sehingga mengakibatkan perdarahan pulmonal yang menyertai
hipotermi berat.
5. Shock.
6. Apnea.
7. Perdarahan Intra Ventricular
Kedinginan yang terlalu lama dapat menyebabkan tubuh beku, pembuluh darah dapat
mengerut dan memutus aliran darah ke telinga, hidung, jari dan kaki. Dalam kondisi yang
parah mungkin korban menderita ganggren (kemuyuh) dan perlu diamputasi. Hipotermia bisa
menyebabkan terjadinya pembengkakan di seluruubuh (Edema Generalisata), menghilangnya
reflex tubuh (areflexia), koma, hingga menghilangnya reaksi pupil mata. Disebut hipotermia
berat bila suhu tubuh < 320C. Untuk mengukur suhu tubuh pada hipotermia diperlukan
termometer ukuran rendah (low reading termometer) sampai 250C. Di samping sebagai suatu
gejala, hipotermia dapat merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian
Bayi hipotermi adalah bayi dengan suhu badan di bawah normal. Suhu normal pada
bayi neonatus adalah adalah 36,5-37,5 derajat Celsius (suhu ketiak). Hipotermi merupakan
salah satu penyebab tersering dari kematian bayi baru lahir, terutama dengan berat badan
kurang dari 2,5 Kg Gejala awal hipotermi apabila suhu kurang dari 36 derajat Celsius atau
kedua kaki dan tangan teraba dingin.

http://fitribiki.blogspot.co.id/2012/04/makalah-hipotermi-pada-neonatus.html

Anda mungkin juga menyukai