PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(20-37 minggu atau 259 hari terhitung sejak HPHT) atau dengan berat janin kurang
dari 2500 gram. Penyebab persalinan preterm sering dapat dikenali dengan jelas.
Namun, pada banyak kasus penyebab pasti tidak dapat diketahui. Beberapa faktor
mempunyai andil dalam terjadinya persalinan preterm seperti faktor pada ibu, faktor
janin dan plasenta, ataupun faktor lain seperti sosioekonomik. Dari data yang
ketuban pecah dini saat preterm (20-25%), dan persalinan preterm spontan (20-25%).
Secara teoritis faktor risiko premature dibagi menjadi 4 faktor, yaitu faktor
iatrogenik, faktor maternal, faktor janin, dan faktor perilaku. Faktor iatrogenik
merupakan faktor dari kesehatan medis. Faktor maternal meliputi riwayat prematur
sebelumnya, umur ibu, paritas ibu, plasenta previa, kelainan serviks (serviks
dan cacat bawaan (kelainan kongenital). Faktor perilaku meliputi ibu yang merokok
1
Persalinan prematur merupakan penyebab utama yaitu 60-80% morbiditas
dan mortalitas neonatal di seluruh dunia. Indonesia memiliki angka kejadian prematur
diperhitungkan kematian bayi 56/1000 KH, menjadi sekitar 280.000 per tahun yang
tinggi, termasuk di NTT. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk melakukan
B. Perumusan Masalah
1. Berapa jumlah persalinan prematur di RSUD Prof.dr.W.Z. Johannes
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui jumlah persalinan prematur di RSUD Prof.dr.W.Z.Johannes
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Sebagai wahana bagi peneliti untuk mengembangkan ilmu dan
2
Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan pihak rumah sakit untuk
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
(20-37 minggu atau 259 hari terhitung sejak HPHT) atau dengan berat janin kurang
B. Epidemiologi
preterm/prematur masih sangat tinggi. Hal ini berkaitan dengan maturitas organ pada
3
bayi lahir seperti paru, otak, dan gastrointestinal. Di Negara Barat sampai 80% dari
kematian neonates adalah akibat prematuritas, dan pada bayi yang selamat 10%
dapat dikenali dengan jelas. Namun, pada banyak kasus penyebab pasti tidak dapat
seperti factor pada ibu, factor janin dan plasenta, ataupun factor lain seperti
sosioekonomik.
harapan terhadap ketahanan hidup dan kualitas hidup bayi preterm. Di beberapa
intensive care dan akses yang lebih baik dari pelayanan ini. Di Amerika Serikat
minggu, dan lebih dari 90% pada usia 28-29 minggu. Hal ini menunjukkan bahwa
C. Etiologi
dijumpai seperti distensi berlebih uterus, ketuban pecah dini, atau trauma. Banyak
4
kasus persalinan premature sebagai akibat proses patogenik yang merupakan
1. aktivasi aksis kelenjar hipotalamus – hipofisi – adrenal baik pada ibu maupun
3. Perdarahan desidua.
D. Faktor Risiko
previa)
c. ketuban pecah dini (KPD)
d. pertumbuhan janin terhambat
e. cacat bawaan janin
f. kehamilan ganda/gemeli
g. polihidramnion
2. Ibu
5
d. usia
e. infeksi saluran kemih/genital/intrauterine
f. penyakit infeksi dengan demam
g. stress psikologik
h. kelainan bentuk uterus/serviks
i. plasenta previa
j. riwayat persalinan preterm/ abortus berulang
k. inkompetensi serviks (panjang serviks kurang dari 1 cm)
l. pemakaian obat narkotik
m. trauma
n. perokok berat
o. kelainan imunologi/kelainan resus
E. Cara persalinan
sesarea tidak memberi prognosis yang lebih baik bagi bayi, bahkan merugikan ibu.
F. Komplikasi
1. Masalah pernapasan
3. Cerebral palsy
4. Developmental delay
6
5. Masalah penglihatan
6. Gangguan pendengaran
a. Terhadap ibu
b. Terhadap janin
G. Penatalaksanaan
1. Tokolitik
paru janin.
c. Memberi kesempatan transfer intrauterin pada fasilitas yang lebih lengkap
a. Beberapa macam obat yang digunakan sebagai tokolisis adalah :
d. Kalsium antagonis : Nifedipin 10 mg/oral diulang 2-3 kali/jam, dilanjutkan
tiap 8 jam sampai kontraksi hilang. Obat dapat diberikan lagi jika timbul
kontraksi berulang.
e. Obat β-mimetik : seperti terbutalin, ritrodin, isoksuprin dan salbutamol dapat
7
f. Sulfas magnesium dan anti prostaglandin (endometasin) : jarang dipakai
2. Kortikosteroid
3. Antibiotik
terjadinya infeksi seperti pada kasus KPD. Obat diberikan per oral, yang
8
antibiotik lain seperti klindamisin. Tidak dianjurkan pemberian ko-
pemeriksaan spekulum.
c. Pada pemeriksaan USG jika didapat penurunan indeks cairan amnion
(ICA) tanpa adanya kecurigaan kelainan ginjal dan tidak adanya IUGR
a. Usia gestasi
1. Usia gestasi 34 minggu atau lebih : dapat melahirkan di tingkat
H. Perawatan neonates
Untuk perawatan bayi preterm baru lahir perlu diperhatikan keadaan umum,
9
kritis bayi prematur yang harus dihindari adalah kedinginan, pernapasan yang tidak
adekuat, atau trauma. Suasana hangat diperlukan untuk mencegah hipotermia pada
neonatus, bila mungkin sebaiknya bayi dirawat dengan cara kanguru untuk
cairan. ASI diberikan lebih sering, tetapi bila tidak mungkin, diberikan dengan sonde
atau dipasang infus. Semua bayi baru lahir harus mendapat nutrisi sesuai dengan
Sebaiknya persalinan bayi terlalu muda atau terlalu kecil berlangsung pada
fasilitas yang memadai, seperti pelayanan perinatal dengan personel dan fasilitas yang
I. Prognosis
bulan jika bayi kurang dari 1000 g angka kematian sebesar 74%.
10
5. Rentan terhadap kompresi kepala karena lunaknya tulang tengkorak dan
pasti tampaknya insiden kerusakan otak organik otak lebih tinggi pada bayi
prematur.
J. Pencegahan
1. Cervical cerclage
Untuk pasien dengan cervical incompetence tetapi tidak boleh likakukan pada
pasien dengan placenta previa, infeksi serviks atau vagina, perdarahan uterus,
fetal malformations, IUVD, gawat janin, dan perubahan jumlah cairan amnion.
Cervical cerclage digunakan pada pasien yang ada riwayat persalinan premature
sebelumnya.
2. Cervical pessary
Pemasangan cervical pessary biasa pada pasien premature tanpa gejala
dengan kehamilan tunggal, dan pasien dengan serviks yang pendek yaitu kurang
dari 25 mm, pada usia kehamilan 20–24 minggu tanpa cervical incompetence.
intrauterine.
a. Progesteron : sebelum pemberian progesterone, sebaiknya dilakukan USG
11
2. Pencegahan pada pasien dengan riwayat persalinan premature sebelumnya: 17
trimester kedua.
2. Pada wanita nullipara dengan panjang serviks < 15 mm pada usia kehamilan
Pada pasien dengan kehamilan ganda, baik gameli, triplet, dll, progesterone
12
K. Kerangka Konsep Penelitian
Usia
Tingkat
pengetahuan
Riwayat penyakit
Faktor risiko Persalinan
Kelainan yang prematur
didapat dari
pemeriksaan
KonsumsiUSG
alkohol BAB 3
merokok
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rancangan Penelitian
deskriptif yaitu mendeskripsikan angka persalinan prematur yang terjadi pada tahun
13
Populasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah semua persalinan
prematur di RSUD Prof. W. Z. Johannes Kupang tahun 2012 berjumlah 276 orang.
Sampel penelitian ditentukan dengan cara penarikan acak dari populasi sejumlah 40
orang.
Bahan dan alat yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder
persalinan prematur di RSUD Prof. W. Z. Johannes Kupang tahun 2012 dan kuisioner
persalinan prematur. Selain itu juga dipergunakan alat bantu laptop untuk proses
E. Cara Kerja
Prosedur kerja dalam penelitian ini adalah dengan melakukan analisis data
dengan melihat data-data rekapan statistik persalinan prematur tahun 2012 di RSUD
F. Analisis Data
Jenis analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif
dengan metode pendekatan retrospektif. Data yang dikumpulkan akan diolah dan
14
BAB 4
A. Hasil
dengan kelas Tipe B Non Pendidikan berdasarkan SK Menkes No. 94/Menkes/ SK/95
Rumah sakit ini berdiri sejak tahun 1941 pada zaman penjajahan Belanda dan resmi
15
menjadi rumah sakit milik dareah tingkat provinsi pada tanggal 05 Juli 1954. Rumah
sakit ini berada di jalan Moch. Hatta no. 19 Kupang. Rumah sakit ini memiliki luas
lahan sekitar 51.670 m2 dengan luas bangunannya sendiri sekitar 42.418 m2. Rumah
sakit ini memiliki akreditasi 12 standar pelayanan dan memiliki kapasitas tempat tidur
sekitar 375 tempat tidur. Rumah sakit ini memiliki sekitar 1177 pegawai termasuk di
dalamnya tenaga medis maupun non medis. Berdasarkan data sekunder RSUD Prof.
Dr. W. Z. Johannes Kupang, tidak kurang dari 1000 kasus persalinan dilakukan di
rumah sakit ini dengan angka persalinan normal menempati urutan pertama. Untuk
angka persalianan prematur sendiri memiliki angka yang cukup signifikan setiap
tahun 2012
f (orang)
Sampel 40 (14,50%)
Total persalinan prematur 276 (100%)
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat jumlah persalinan tahun 2012 sebanyak 276
16
Tabel 3 gambaran usia ibu pada persalinan prematur di RSUD Prof. W. Z. Johannes
tahun 2012
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak usia ibu yang mengalami
persalinan prematur adalah rentang usia 36-40 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin tua usia seseorang semakin besar risiko pasien tersebut untuk mengalami
persalinan prematur.
Terakhir
Tabel 4 gambaran pendidikan terakhir ibu pada persalinan prematur di RSUD Prof.
SD 8 20,0 20,0
17
D3-S2 2 5,0 5,0
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan yang paling
banyak pada penelitian ini adalah ibu dengan tingkat pendidikan terakhir SMP. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu masih kurang pengetahuan dalam
mempersiapkan kehamilan.
Tabel 5 gambaran riwayat obstetri dan ginekologi ibu yang mengalami persalinan
18
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa angka kejadian persalinan prematur
lebih banyak terjadi pada primigravida dan ibu dengan riwayat abortus. Hal ini sesuai
dengan sumber yang mengatakan bahwa salah satu penyebab terjadinya persalinan
prematur adalah riwayat abortus. Selain riwayat abortus, riwayat persalinan prematur
selanjutnya.
19
6. Riwayat USG Abdomen
kehamilannya dan 17 orang tidak. Dari 23 orang yang melakukan pemeriksaan USG,
orang. Salah satu penyebab persalinan prematur adalah plasenta previa yang
merupakan terbanyak dalam hasil penelitian ini. Selain itu didapatkan kelainan
anatomis yang juga merupakan salah satu penyebab dari persalinan prematur.
20
7. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Tabel 7 gambaran riwayat penyakit yang pernah diderita ibu yang mengalami
percent
Valid tidak 33 82,5 82,5 82,5
Total
menjadi salah satu faktor risiko untuk persalinan prematur. Selain itu trauma fisik
juga merupakan salah satu penyebab persalinan prematur dan pada penelitian ini
didapatkan 1 orang. Hal ini sesuai dengan sumber yang mengatakan bahwa hipertensi
21
8. Riwayat merokok dan mengkonsumsi alkohol
Tabel 8 gambaran riwayat merokok dan alkohol yang dikonsumsi ibu yang
Berdasarkan data di atas, didapatkan bahwa tidak terdapat ibu yang merokok dan
mengkonsumsi alkohol pada ibu yang mengalami persalinan prematur di RSUD Prof.
Dr. W. Z. Johannes Kupang. Salah satu faktor risiko dalam terjadinya persalinan
22
BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang “Gambaran Faktor Resiko
dapat disimpulkan:
1. Jumlah kasus persalinan prematur di RSUD Prof.dr.W.Z. Johannes Kupang
Johannes di Kupang tahun 2012 adalah faktor usia 36-40 tahun (30%), tingkat
alkohol (0%).
B. Saran
1. Bagi pemerintah daerah agar tetap menggalakkan dan meningkatkan kinerja
Kupang.
23
2. Bagi ibu hamil, diharapkan agar senantiasa berupaya memeriksakan
Kupang.
24