Anda di halaman 1dari 2

Senyawa Hidrokarbon

1. Senyawa parafin
Senyawa parafin adalah senyawa hidrokarbon dengan ikatan rantai lurus yang
mempunyai rumus molekul CnH2n+2 dan pada umumnya mempunyai sifat sebagai berikut :

 Stabil pada suhu kamar.

 Tidak bereaksi dengan asam sulfat pekat, larutan alkali pekat, asam nitrat, ataupun oksidator
kuat seperti asam kromat kecuali senyawa yamg mempunya atom karbon tersier.

 Bereaksi lambat dengan khlor dengan bantuan sinar matahari.

 Bereaksi dengan khlor dan brom dengan bantuan katalisator.


2. Senyawa monoolefin
Senyawa olefin adalah senyawa hidrokarbon tidak jenuh dengan rumus molekul CnH2n
yang mempunyai sebuah ikatan rangkap dua. Olefin tidak terdapat pada crude oil, tetapi
mungkin terbentuk pada saat proses pengolahannya. Karena mempunyai ikatan rangkap, maka
olefin sangat reaktif dan merupakan bahan dasar utama industri petrokimia seperti ethylene
(C2H4) dan propylene (C3H6).
3. Senyawa Diolefin
Senyawa diolefin adalah senyawa hidrokarbon tidak jenuh dengan rumus molekul
CnH2n-2 yang mempunyai dua buah ikatan rangkap. Senyawa ini juga tidak terdapat di dalam
crude oil, tetapi terbentuk pada saat proses pengolahannya. Diolefin tidak stabil ddan akan
berpolimerisasi membentuk gum (damar)

4. Senyawa Naften

Senyawa naften adalah senyawa hidrokarbon jenuh dengan rumus molekul CnH2n senyawa
ini sering di sebut senyawa sikloparafin karena sifat kimianya sama dengan sifat kimia
hidrokarbon parafin hanya saja struktur molekulnya melingkar. Senyawa hidrokarbon naften
yang terdapat dalam crude oil adalah siklopentan dan siloheksan, yang tedapat dalam fraksi nafta
dan fraksi lain dengan titik didih tinggi.

5. Senyawa Aromat
Senyawa aromat adalah senyawa hidrokarbon tidak jenuh dengan rumus molekul CnH2n-
6 dan ikatan rantainya melingkar. Senyawa ini mempunyai sifat kimia reaktif mudah teroksidasi
menjadi asam dan pada kondisi operasi tertentu dapat mengalami subtitusi maupun adisi. Hanya
sedikit sekali crude oil yang mengandung senyawa aromat dengan titik didih rendah.

2.4. Impurities Dalam Minyak Bumi

1. Senyawaan Sulfur
Crude oil yang densitynya lebih tinggi mempunyai kandungan Sulfur yang lebih tinggi pula.
Keberadaan Sulfur dalam minyak bumi sering banyak menimbulkan akibat, misalnya dalam
gasoline dapat menyebabkan korosi (khususnya dalam keadaan dingin atau berair), karena
terbentuknya asam yang dihasilkan dari oksida sulfur (sebagai hasil pembakaran gasoline) dan
air.

2. Senyawaan Oksigen
Kandungan total oksigen dalam minyak bumi adalah kurang dari 2 % dan menaik dengan
naiknya titik didih fraksi. Kandungan oksigen bisa menaik apabila produk itu lama berhubungan
dengan udara. Oksigen dalam minyak bumi berada dalam bentuk ikatan sebagai asam
karboksilat, keton, ester, eter, anhidrida, senyawa monosiklo dan disiklo dan phenol. Sebagai
asam karboksilat berupa asam Naphthenat (asam alisiklik) dan asam alifatik.

3. Senyawaan Nitrogen
Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah, yaitu 0,1-0,9 %. Kandungan
tertinggi terdapat pada tipe Asphalitik. Nitrogen mempunyai sifat racun terhadap katalis dan
dapat membentuk gum / getah pada fuel oil. Kandungan nitrogen terbanyak terdapat pada fraksi
titik didih tinggi. Nitrogen klas dasar yang mempunyai berat molekul yang relatif rendah dapat
diekstrak dengan asam mineral encer, sedangkan yang mempunyai berat molekul yang tinggi
tidak dapat diekstrak dengan asam mineral encer.

4. Konstituen Metalik
Logam-logam seperti besi, tembaga, terutama nikel dan vanadium pada proses catalytic cracking
mempengaruhi aktifitas katalis, sebab dapat menurunkan produk gasoline, menghasilkan banyak
gas dan pembentukkan coke. Pada power generator temperatur tinggi, misalnya oil-fired gas
turbine, adanya konstituen logam terutama vanadium dapat membentuk kerak pada rotor turbine.
Abu yang dihasilkan dari pembakaran fuel yang mengandung natrium dan terutama vanadium
dapat bereaksi dengan refactory furnace (bata tahan api), menyebabkan turunnya titik lebur
campuran sehingga merusakkan refractory itu.

Anda mungkin juga menyukai