Anda di halaman 1dari 12

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Senyawa Turunan Alkana

2.1.1 Alkohol

Alkohol atau alkanol adalah senyawa turunan alkana yang mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) pada rantai

atom karbon. Sebagai senyawa karbon yang memiliki gugus hidroksi (-OH) alkanol bersifat polar, namun semakin

panjang gugus alkilnya maka semakin berkurang kepolarannya. Selain bersifat polar, alkanol juga dapat membentuk

ikatan hidrogen.Sifat kimia alkohol berhubungan dengan sifat kereaktifan (dapat tidaknya bereaksi).

a. Gugus fungsi: -OH

b. Struktur umum: R-OH

c. Rumus umum: CnH2n+2O

d. Contoh: metanol (CH3OH) dan etanol (C2H5OH) yang sering digunakan sebagai pelarut untuk reaksi-reaksi kimia.
2.1.2 Eter

Eter atau alkoksi alkana adalah senyawa yang memiliki dua residu hidrokarbon yang dapat sama atau berbeda.

eter tidak memiliki ikatan hidrogen antar molekul sehingga titik didih eter di bawah titik didih alkohol untuk jumlah atom

karbon yang sama. Eter tidak bereaksi dengan hampir semua oksidator maupun reduktor. Demikian juga dalam asam

dan basa, eter cenderung stabil, kecuali pada suhu tinggi. Karena itu, eter sering digunakan sebagai pelarut untuk

reaksi-reaksi organik.

a. Gugus fungsi: -O-

b. Struktur umum: R-O-R’ (-OR’ disebut juga gugus alkoksi)

c. Rumus umum: CnH2n+2O

d. Contoh: dimetil eter (CH3-O-CH3/C2H6O) atau sering disebut DME, banyak digunakan untuk pendingin/refrigerant

2.1.3 Aldehida

Aldehid atau Alkanal adalah salah satu kelompok senyawa karbonil yang memiliki gugus karbonil yang berikatan

dengan atom hidrogen pada ujung rantai induknya.Aldehid merupakan salah satu kelompok senyawa karbon yang

memiliki gugus karbonil. Gugus karbonil pada aldehid menunjukkan gugus yang bersifat polar karena atom oksigen dan

4
karbon mempunyai perbedaan keelektronegatifan cukup besar. Kepolaran gugus karbonil ditunjukkan oleh sifat fisika

aldehid, seperti titik didih lebih tinggi (50–80 °C) dibandingkan senyawa hidrokarbon dengan masa molekul relatif sama.

a. Gugus fungsi: -CHO

b. Struktur umum: R-CHO

c. Rumus umum: CnH2nO

d. Contoh: metanal (CHOH) atau sering disebut formalin/formaldehid, suatu senyawa yang digunakan sebagai bahan

pengawet mayat.

2.1.4 Keton

Keton atau alkanon tergolong senyawa karbonil karena memiliki gugus fungsional C=O, dan atom karbon pada

gugus karbonil dihubungkan dengan dua residu alkil (R). Sifat senyawa keton umumnya adanya kepolaran

menimbulkan antaraksi antarmolekul keton sehingga senyawa keton umumnya memiliki titik didih relatif tinggi

dibandingkan dengan senyawa non polar yang massa molekulnya relatif sama.

a. Gugus fungsi: -C=O-

b. Struktur umum: R-C=O-R’

5
c. Rumus umum: CnH2nO

d. Contoh: propanon (C3H6O) atau sering disebut aseton, digunakan untuk pembersih cat kuku

2.1.5 Asam Karbosilat

Asam karbosilat atau asam alkanoat adalah golongan asam organik alifatik yang memiliki gugus karboksil dan

gugus karbonil. Ditinjau dari gugus fungsionalnya, asam karboksilat umumnya bersifat polar, tetapi kepolaran berkurang

dengan bertambahnya rantai karbon. Asam karboksilat juga dapat larut di dalam pelarut yang kurang polar. Kelarutan di

dalam pelarut kurang polar ini makin tinggi dengan bertambahnya rantai karbon. Akibat kepolaran dan struktur dimer

dari molekul asam karboksilat menimbulkan titik didih dan titik beku lebih tinggi dibandingkan alkohol dengan massa

molekul yang relatif sama.

a. Gugus fungsi: -COOH

b. Struktur umum: R-COOH

c. Rumus umum: CnH2nO2

d. Contoh: Asam asetat (CH3COOH) atau sering disebut asam cuka, dapat digunakan untuk pengawet makanan,

penambah rasa makanan, dan sebagai salah satu bahan pembuatan nata de coco.

6
2.1.6 Ester

Ester atau alkil alkanoat adalah senyawa yang dapat dianggap turunan dari asam karboksilat dengan mengganti

ion hidrogen pada gugus hidroksil oleh radikal hidrokarbon. Ester dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam atau

basa. Hidrolisis ester disebut juga reaksi penyabunan.Ester dengan massa molekul relatif rendah umumnya tidak

berwarna, berwujud cair, mudah menguap, dan memiliki bau yang sedap. Ester-ester ini umumnya memiliki rasa buah.

Ester-ester ini banyak ditemukan dalam buah-buahan atau bunga.

a. Gugus fungsi: -COO-

b. Struktur umum: R-COO-R’

c. Rumus umum: CnH2nO2

d. Contoh: metil salisilat (C8H8O3), banyak digunakan untuk campuran bahan koyo

7
2.1.7 Haloalkana

Haloalkana atau alkoksi alkana adalah senyawa karbon yang mengandung halogen. Senyawa klorometana dan

kloroetana berwujud gas pada suhu kamar dan tekanan normal. Haloalkana yang lebih tinggi berupa cairan mudah

menguap. Haloalkana dapat dihidrolisis menjadi alkohol yang bersesuaian jika diolah dengan basa alkali berair.

a. Gugus fungsi: -X

b. Struktur umum: R-X

c. Rumus umum: CnH2n+1X

d. Contoh: triklorometana (CHCl3) atau sering disebut kloroform, digunakan sebagai obat bius

2.2 Senyawa Turunan Benzena

2.2.1 Toluena

Toluena adalah senyawa turunan benzena yang salah satu atom hidrogennya tersubstitusi oleh gugus metil (-

CH3). Nama lain toluena adalah metil benzena. Senyawa ini ditemukan di alam pada jenis pohon balsam yang disebut

balsam tolu, serta minyak mentah. Toluena dapat pula ditemukan sebagai aditif dalam berbagai produk seperti cat

kuku, rokok, bensin, pewarna, parfum, bahan peledak, cat dan thinner, perekat, serta barang-barang manufaktur

8
lainnya. Toluena juga digunakan dalam produksi polimer yang digunakan untuk membuat nilon, botol soda plastik, dan

poliuretan serta untuk obat-obatan, pewarna, produk kosmetik kuku, dan sintesis kimia organik. Bahan kimia ini dapat

mempengaruhi kesehatan seseorang bila dihirup atau ketika air yang terkontaminasi dengan toluena tertelan. Toluena

juga dikenal sebagai toluol, methylbenzene, phenylmethane, dan methylbenzol, bersifat racun dan bisa membahayakan

kesehatan.

2.2.2 Fenol

Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus

kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil.Fenol

memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia

dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya.Fenol didapatkan melalui oksidasi sebagian pada benzena atau asam

benzoat dengan proses Raschig, Fenol juga dapat diperoleh sebagai hasil dari oksidasi batu bara.Fenol dapat

digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir Joseph Lister saat mempraktikkan pembedahan antiseptik.

Fenol merupakan komponen utama pada anstiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol).

9
2.2.3 Klorobenzena

Klorobenzena adalah senyawa turunan benzena dengan rumus kimia C6H5Cl. Senyawa ini memiliki warna

bening dan mudah terbakar. Klorobenzena dapat diperoleh dengan cara mereaksikan fenol dan fosfor pentaklorida.

Klorobenzena tidak larut di dalam air serta memiliki titik leleh 45oC dan titik didih 131oC. Klorobenzena banyak

digunakan dalam pembuatan pestisida, seperti DDT yang penggunaannya telah dilarang di seluruh dunia. Senyawa ini

juga digunakan dalam pembuatan fenol. Saat ini, klorobenzena digunakan sebagai produk antara pembuatan

nitroklorobenzena dan difeniloksida. Nitrokloro benzene dan difeniloksida merupakan bahan baku pembuatan

herbisida,zat pewarna, dan karet. Klorobenzena juga digunakan sebagai pelarut dalam kimia organik, diantaranya

sebagai pelarut untuk cat.

2.2.4 Anilina

Anilina memiliki rumus kimia C6H5NH2 dan biasa dikenal dengannama fenilamina atau aminobenzena. Senyawa t

urunan benzena inimengandung gugus amina. Berikut struktur molekul anilina. Anilina memilikiwujud cair pada suhu ka

mar dan tidak berwarna. Titik didihnya 184°C, sedangkan titik lelehnya 6 °C. Dilihat dari sifat kimianya, aniline tergolong

10
basa lemah. Anilina dapat bereaksi dengan asam kuat mengahasilkan garam yang mengandung ionn anilinium (CH-

NH+).

2.2.5 Benzaldehida

Benzaldehida (C6H5CHO) adalah sebuah senyawa kimia yang terdiri dari cincin benzena dengan sebuah

substituen aldehida. Ia merupakan aldehida aromatik yang paling sederhana. Pada suhu kamar, ia berupa cairan tidak

berwarna dengan aroma seperti badam (almond). Ia merupakan komponen utama pada ekstrak kacang almond, dan

dapat diekstraksi dari beberapa sumber alami seperti aprikot, ceri, dan biji persik. Pada saat ini, benzaldehida pada

umumnya dibuat dari toluena menggunakan berbagai macam proses yang berbeda.

2.2.6 Asam Benzoat

Asam benzoat, C7H6O2 (atau C6H5COOH), adalah padatan kristal berwarna putih dan merupakan asam

karboksilat aromatik yang paling sederhana. Nama asam ini berasal dari gum benzoin (getah kemenyan), yang dahulu

merupakan satu-satunya sumber asam benzoat. Asam lemah ini beserta garam turunannya digunakan sebagai

pengawet makanan. Asam benzoat adalah prekursor yang penting dalam sintesis banyak bahan-bahan kimia lainnya.

11
Asam benzoat diproduksi secara komersial dengan oksidasi parsial toluena dengan oksigen. Proses ini dikatalisis

oleh kobalt ataupun mangan naftenat. Proses ini menggunakan bahan-bahan baku yang murah, menghasilkan

rendemen yang tinggi, dan dianggap sebagai ramah lingkungan.

2.2.7 Asam Benzensulfonat

Asam benzena sulfonat merupakan senyawa dengan rumus C6H5SO3H. Asam benzensulfonat adalah asam

sulfonat aromatik yang paling sederhana yang di hasilkan dari salah satu reaksi benzene yaitu reaksi Sulfonasi. Asam

benzena sulfonat adalah senyawa turunan benzena yang salah satu atom hidrogennya tersubstitusi oleh gugus asam

sulfonat (-SO3H). Dengan demikian Asam benzena sulfonat mempunyai rumus molekul C 6H5SO3H. Asam benzena

sulfonat di peroleh dengan mereaksikan benzena (C 6H6) dengan Asam sulfat pekat (H2SO4) sebagai katalisator yang

nantinya akan terbentuk Kristal padat melalui proses kristalisasi. Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat

dari pengendapan larutan, melt (campuran leleh), atau lebih jarang pengendapan langsung dari gas. Kristalisasi juga

merupakan teknik pemisahan kimia antara bahan padat-cair, di mana terjadi perpindahan massa (mass transfer) dari

suat zat terlarut (solute) dari cairan larutan ke fase kristal padat.

12
2.2.8 Nitrobenzena

Nitrobenzena adalah senyawa organik dengan rumus kimia C6H5NO2. Berupa minyak yang tak larut dalam air

dan berwarna kuning pucat, dengan bau seperti buah badam. Ketika membeku, senyawa ini berbentuk kristal

berwarna kuning kehijauan. Nitrobenzena diproduksi dalam skala besar dari benzena sebagai prekursor pada

pembuatan anilin. Di laboratorium, senyawa ini banyak digunakan sebagai pelarut, terutama untuk pereaksi elektrofilik.

Nitrobenzene disiapkan melalui nitrasi benzena dengan campuran asam sulfat pekat, air, dan asam nitrat. Campuran ini

kadang-kadang disebut "campuran asam." Produksi nitrobenzene adalah salah satu proses yang paling berbahaya

yang dilakukan dalam industri kimia karena keeksotermalan reaksinya (ΔH = −117 kJ/mol).

2.2.9 Anisol

Anisol atau methoxybenzene adalah senyawa organik yang merupakan eter dari para rumus Ph-CH 3

(dimana Ph adalah radikal fenil ) atau CH3OC6H. Anisol tidak berwarna, mudah terbakar cair dengan karakteristik, bau

menyenangkan, mirip dengan adas manis . Senyawa dapat secara resmi dipandang

sebagai eter dari fenol dan metanol , dan karena itu kadang-kadang disebut sebagai metil fenil eter, atau

methoxybenzene. Senyawa ini terutama dihasilkan artifisial dan merupakan prekursor dalam sintesis organik untuk

13
senyawa sintetis lainnya. Reaksi anisol mengalami substitusi aromatik elektrofilik lebih cepat dari benzena, yang pada

gilirannya bereaksi lebih cepat dari nitrobenzena . Kelompok metoksi adalah kelompok sopir orto/ke WO berarti bahwa

substitusi elektrofilik sebaiknya terjadi di tiga lokasi tersebut. Thenucleophilicity peningkatan anisol vs benzena

mencerminkan pengaruh kelompok metoksi yang membuatnya cincin terkaya elektron.

2.2.10 Asetofenon

Asetofenon adalah senyawa organik dengan rumus C6H5C(O)CH3. Ini adalah aromatik sederhana keton . Ini

kental, cairan tak berwarna adalah prekursor yang berguna resin dan wewangian. Asetofenon dapat diperoleh dengan

berbagai metode. Dalam industri, asetofenon diambil sebagai produk sampingan dari oksidasi. Asetofenon dapat

diperoleh dengan berbagai metode. Dalam industri, asetofenon didapatkan oleh produk dari oksidasi etil

benzena,terutama memberikan etilbenzena hidroperoksida untuk digunakan dalam produksi propilena oksida. resin

komersial signifikan yang dihasilkan dari pengobatan asetofenon dengan formaldehida dan basa. kopolimer yang

dihasilkan secara konvensional digambarkan dengan rumus [(C 6H5COCH) x (CH2) x] n, yang dihasilkan dari kondensasi

aldol. Zat-zat ini adalah komponen dari pelapis dan tinta. Dimodifikasi resin asetofenon-formaldehida yang diproduksi

oleh hidrogenasi. Resin ini dimodifikasi lagi ditemukan di pelapis, tinta, serta perekat.

14

Anda mungkin juga menyukai