Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN

RPP, SAP, MATERI, JOB SHEET, DAFTAR TILIK, EVALUASI


DOKUMENTASI DAN SOAP
KEGAWAT DARURATAN NEONATAL
‘’ BAYI BERAT LAHIR RENDAH’’

DISUSUN OLEH :
Asti Marian Sari
NPM 1726040349.P

DOSEN PEMBIMBING : NURIL ABSARI, SSiT, M. Kes

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


STIKES TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2018
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA LANSIA
A. IDENTITAS MATA KULIAH
Jurusan/ Prodi : Kebidanan/ D III
Mata Kuliah : Kesehatan reproduksi
Kode matakuliah : 234 MKK
Beban Studi : 4 SKS ( T: 2, P: 2)
Semester : Semester II
Nama Pendidik : Mastri herawati
Pokok Bahasan : Perubahan Psikologis pada Lansia
Sub Pokok Bahasan : Definisi Lansia (Lanjut Usia)
Perubahan psikologis pada Lansia
Masalah psikologis pada Lansia
Alokasi Waktu : 3 X 50 menit
Hari/ Tanggal : Jum’at, 23 Maret 2018

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah menyelesaikan perkuliahan diharapkan mahasiswa mampu mengetahui
perubahan psikologi pada Lansia
2. Tujuan Instruksional Khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan definisi Lansia
Mahasiswa mampu menjelaskan perubahan psikologis pada Lansia
Mahasiswa mampu menjelaskan masalah psikologis pada Lansia

C. TUJUAN KETERAMPILAN MENGAJAR


Setelah proses pembelajaran mahasiswa diharapkan mampu mengerti definisi Lansia,
perubahan psikologis Lansia dan permasalahan psikologis yang terjadi pada Lansia,
serta melakukan konseling perubahan psikologis pada Lansia

D. MATERI POKOK
1. Definisi Lansia
2. Perubahan psikologis pada Lansia
3. Masalah psikologis pada Lansia
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Media dan
Tahap/ waktu Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa Metode
Alat
1. Memberikan salam dan Menjawab salam dan
memperkenalkan diri memperhatikan
2. Memeriksa kehadiran Memperhatikan Laptop, LCD,
Pembukaan
3. Menjelaskan materi yang Mendengarkan dan Daftar absen Ceramah
5 Menit
akan disampaikan memperhatikan
4. Menjelaskan metode Mendengarkan dan
evaluasi yang digunakan memperhatikan
1. Menjelaskan definisi Mendengarkan dan
Lansia memperhatikan Laptop, LCD,
Pelaksanaan 2. Menjelaskan perubahan Mendengarkan dan Power point,
Ceramah
20 menit psikologis pada lansia memperhatikan White board,
3. Menjelaskan Masalah Mendengarkan dan spidol
Psikologis pada lansia memperhatikan
1. Memberikan kesempatan Sebagian mahasiswa
kepada mahasiswa untuk mengangkat tangan
bertanya untuk bertanya
2. Mengadakan evaluasi Mahasiswa menulis
Penutup Laptop, LCD,
proses tingkat jawaban atas Ceramah
5 Menit
pemahaman mahasiswa pernyanyaan yang
setelah mendapat materi diberikan
3. Memberi salam penutup Mahasiswa menjawab
salam

F. EVALUASI
1. Prosedur
- Post tes : ada pada akhir perkuliahan (tes formatif)
2. Jenis Tes : Tulisan
3. Bentuk : tes objektif
4. Alat tes : Buatan dosen sendiri
5. Soal dan kunci jawaban terlampir
G. MATERI
Terlampir
H. SUMBER
1. Davison, G. C., Neale, J.M., Kring A. M. (2014). Psikologi abnormal. Depok:
Kharisma Putra Jaya
2. Hurlock, E. B. (2002). Psikologi Perkembangan. Erlangga: Jakarta
3. Lutfiah.(2009). Psikologi abnormal. Semarang: Widya Karya
4. Santrock, J.W. (2012). Perkembangan masa hidup. Indonesia: PT Gelora Aksara
Pratama
5. Sunberk, N.D.,Winebarge, A.A., Talpin, J.R. (2007). Psikologi Klinis.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
6. R. Buedhi Darmojo buku. Buku ajar Gerriatri ilmu kesehatn usia lanjut.fakultas
kedokteran UI, Jakarta 1999.

I. LAMPIRAN
Lampiran 1 : Materi
Lampiran 2 : Evaluasi
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)
PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA

Jurusan/ Prodi : Kebidanan/ D III


Mata Kuliah : Kesehatan reproduksi
Kode matakuliah : 234 MKK
Beban Studi : 4 SKS ( T: 2, P: 2)
Semester : Semester II
Nama Pendidik : Mastri Herawati
Pokok Bahasan : Perubahan Psikologis pada Lansia
Sub Pokok Bahasan : Definisi Lansia (Lanjut Usia)
Perubahan psikologis pada Lansia
Masalah psikologis pada Lansia
Alokasi Waktu : 3 X 50 menit
Hari/ Tanggal : Jumat, 23 Maret 2018

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan InstruksionalUmum
Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu mengetahui
kesehatan reproduksi dalam perspektif gender dan permasalahan dalam reproduksi
lansia.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti mata kuliah ini, diharapkan mahasiswa mampu :
a. Mengetahui definisi Lansia
b. Mengetahui perubahan psikologi Lansia
c. Mengetahui Masalah psikologis pada lansia
B. MATERI
1. Definisi Lansia
2. Perubahan psikologis pada Lansia
3. Masalah psikologis pada Lansia
C. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Media/ Alat : Laptop dan LCD
2. Metode : Demonstrasi dan Tanya jawab
3. Sasaran : Mahasiswa DIII Kebidanan
D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Tahap/ waktu Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa Media dan Alat Metode
1. Memberikan salam dan Menjawab salam dan
memperkenalkan diri memperhatikan
2. Memeriksa kehadiran Memperhatikan
Pembukaan Laptop, LCD,
3. Menjelaskan materi yang Mendengarkan dan Ceramah
5 Menit Daftar absensi
akan disampaikan memperhatikan
4. Menjelaskan metode Mendengarkan dan
evaluasi yang digunakan memperhatikan
1. Menjelaskan definisi Mendengarkan dan
Lansia memperhatikan
2. Menjelaskan perubahan Mendengarkan dan
psikologis pada lansia memperhatikan
a. Perubahan aspek
psikososial
b. Perubahan yang
berkaitan dengan
pekerjaan
c. Perubahan dalam
Laptop, LCD,
peran sosial di
Pelaksanaan Power point,
masyarakat Ceramah
20 Menit White board,
d. Memberikan Mahasiswa bertanya
spidol
kesempatan
mahasiswa untuk
bertanya
3. Menjelaskan Masalah Mendengarkan dan
Psikologis pada lansia memperhatikan
A. Demensia
B. Alzeimer
C. Gangguan axientas
D. Parkinson
E. Gangguan tidur
4. Memberikan Mahasiswa bertanya
kesempatan
mahasiswa untuk
bertanya
1. Memberikan Sebagian mahasiswa
kesempatan kepada mengangkat tangan
mahasiswa untuk untuk bertanya
bertanya
Laptop, LCD,
2. Mengadakan evaluasi Mahasiswa menulis
Penutup Power point,
proses tingkat jawaban atas Ceramah
10Menit White board,
pemahaman pernyanyaan yang
spidol
mahasiswa setelah diberikan
mendapat materi
3. Memberi salam Mahasiswa menjawab
penutup salam

F. Evaluasi
Prosedur : Post Test
Bentuk : Test Objektif
Jenis : Tulisan
Hasil : Mahasiswa mampu menganalisis kasus dan menjawab pertanyaan
dengan benar

Mengetahui,
Doses pembimbing Pembimbing Lahan,

Nuril Absari, SSiT, M. Kes Yessy Sulastri, SST


Lampiran 1

BAHAN AJAR
PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA LANJUT USIA

1. PENGERTIAN LANSIA
a. Pengertian Lansia
Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang telah
memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia
yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang
dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau
proses penuaan. Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan
tahapantahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan
semakin rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat
menyebabkan kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh
darah, pernafasan, pencernaan, endokrin dan lain sebagainya. Hal tersebut
disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam struktur
dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Perubahan tersebut pada umumnya
berpengaruh pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada akhirnya akan
berpengaruh pada ekonomi dan sosial lansia. Sehingga secara umum akan
berpengaruh pada activity of daily living (Fatmah, 2010).
Menurut Departemen Kesehatan RI (2006) pengelompokkan lansia menjadi tiga
(3) :
a. Virilitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang menampakkan
kematangan jiwa (usia 55-59 tahun)
b. Usia lanjut dini (senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki masa usia
lanjut dini (usia 60-64 tahun)
c. Lansia berisiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif (usia >65
tahun)
2. PERUBAHAN PSIKOLOGI
a. Perubahan aspek psikososial
Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami penurunan
fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi,
pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi
dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara fungsi psikomotorik
(konatif) meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti
gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang
cekatan.
Dengan adanya penurunan kedua fungsi tersebut, lansia juga mengalami
perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan keadaan kepribadian lansia.
Beberapa perubahan tersebut dapat dibedakan berdasarkan 5 tipe kepribadian
lansia sebagai berikut:
1. Tipe Kepribadian Konstruktif (Construction personalitiy), biasanya tipe ini
tidak banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua.
2. Tipe Kepribadian Mandiri (Independent personality), pada tipe ini ada
kecenderungan mengalami post power sindrome, apalagi jika pada masa lansia
tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada dirinya.
3. Tipe Kepribadian Tergantung (Dependent personalitiy), pada tipe ini biasanya
sangat dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu
harmonis maka pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan hidup
meninggal maka pasangan yang ditinggalkan akan menjadi merana, apalagi
jika tidak segera bangkit dari kedukaannya.
4. Tipe Kepribadian Bermusuhan (Hostility personality), pada tipe ini setelah
memasuki lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya, banyak
keinginan yang kadang-kadang tidak diperhitungkan secara seksama sehingga
menyebabkan kondisi ekonominya menjadi morat-marit.
5. Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self Hate personalitiy), pada lansia tipe ini
umumnya terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain
atau cenderung membuat susah dirinya.
b. Perubahan yang Berkaitan Dengan Pekerjaan
Pada umumnya perubahan ini diawali ketika masa pensiun. Meskipun tujuan
ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau jaminan hari
tua, namun dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya, karena pensiun
sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan, peran,
kegiatan, status dan harga diri.
Bagaimana menyiasati pensiun agar tidak merupakan beban mental setelah lansia?
Jawabannya sangat tergantung pada sikap mental individu dalam menghadapi
masa pensiun. Dalam kenyataan ada menerima, ada yang takut kehilangan, ada
yang merasa senang memiliki jaminan hari tua dan ada juga yang seolah-olah
acuh terhadap pensiun (pasrah). Masing-masing sikap tersebut sebenarnya punya
dampak bagi masing-masing individu, baik positif maupun negatif. Dampak
positif lebih menenteramkan diri lansia dan dampak negatif akan mengganggu
kesejahteraan hidup lansia. Agar pensiun lebih berdampak positif sebaiknya ada
masa persiapan pensiun yang benar-benar diisi dengan kegiatan-kegiatan untuk
mempersiapkan diri, bukan hanya diberi waktu untuk masuk kerja atau tidak
dengan memperoleh gaji penuh.
Persiapan tersebut dilakukan secara berencana, terorganisasi dan terarah bagi
masing-masing orang yang akan pensiun. Jika perlu dilakukan assessment untuk
menentukan arah minatnya agar tetap memiliki kegiatan yang jelas dan positif.
Untuk merencanakan kegiatan setelah pensiun dan memasuki masa lansia dapat
dilakukan pelatihan yang sifatnya memantapkan arah minatnya masing-masing.
Misalnya cara berwiraswasta, cara membuka usaha sendiri yang sangat banyak
jenis dan macamnya.
Model pelatihan hendaknya bersifat praktis dan langsung terlihat hasilnya
sehingga menumbuhkan keyakinan pada lansia bahwa disamping pekerjaan yang
selama ini ditekuninya, masih ada alternatif lain yang cukup menjanjikan dalam
menghadapi masa tua, sehingga lansia tidak membayangkan bahwa setelah
pensiun mereka menjadi tidak berguna, menganggur, penghasilan berkurang dan
sebagainya.
c. Perubahan Dalam Peran Sosial di Masyarakat
Akibat berkurangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan, gerak fisik dan
sebagainya maka muncul gangguan fungsional atau bahkan kecacatan pada lansia.
Misalnya badannya menjadi bungkuk, pendengaran sangat berkurang, penglihatan
kabur dan sebagainya sehingga sering menimbulkan keterasingan. Hal itu
sebaiknya dicegah dengan selalu mengajak mereka melakukan aktivitas, selama
yang bersangkutan masih sanggup, agar tidak merasa terasing atau diasingkan.
Karena jika keterasingan terjadi akan semakin menolak untuk berkomunikasi
dengan orang lain dan kadang-kadang terus muncul perilaku regresi seperti mudah
menangis, mengurung diri, mengumpulkan barang-barang tak berguna serta
merengek-rengek dan menangis bila ketemu orang lain sehingga perilakunya
seperti anak kecil.
Dalam menghadapi berbagai permasalahan di atas pada umumnya lansia yang
memiliki keluarga bagi orang-orang kita (budaya ketimuran) masih sangat
beruntung karena anggota keluarga seperti anak, cucu, cicit, sanak saudara bahkan
kerabat umumnya ikut membantu memelihara (care) dengan penuh kesabaran dan
pengorbanan. Namun bagi mereka yang tidak punya keluarga atau sanak saudara
karena hidup membujang, atau punya pasangan hidup namun tidak punya anak
dan pasangannya sudah meninggal, apalagi hidup dalam perantauan sendiri,
seringkali menjadi terlantar.
Disinilah pentingnya adanya Panti Werdha sebagai tempat untuk pemeliharaan
dan perawatan bagi lansia di samping sebagai long stay rehabilitation yang tetap
memelihara kehidupan bermasyarakat. Disisi lain perlu dilakukan sosialisasi
kepada masyarakat bahwa hidup dan kehidupan dalam lingkungan sosial Panti
Werdha adalah lebih baik dari pada hidup sendirian dalam masyarakat sebagai
seorang lansia.

3. Masalah psikologi pada lansia


a. Demensia
1. Pengertian
Davidson, Neale dan Kring (2014), mengemukakan bahwa demensia
merupakan istilah yang umum digunakan untuk menjelaskan kemunduran
intelegtual hingga ketitik melemahkan fungsi sosial dan pekerjaan. Liftiah
(2009), demensia merupakan gangguan kognitif, meliputi berkurangnya
ingatan secara bertahap, ketidakmampuan mempelajari informasi baru,
kemampuan komunikasi, berpendapat, dan cara koordinasi motorik.
2. Penyebab demensia
Sunberk winebarge dan Taplin (2007) mengemukakan bahwa demensia
disebabkan oleh perubahan pada otak yang tidak dapat dipulihkan meliputi
penyakit dan kematian jaringan otak. Papalia dan Feldman (2014),
mengungkapkan bahwa demensia timbul disebabkan oleh penyebab fisiologis.
Penyebab fisiologis utama demensia adalah penyakit alzeimer dan Parkinson.
3. Gejala demensia
Gejala utama penyakit ini yaitu kesulitan dalam mengingat banyak hal dan
peristiwa baru. Demensia mengakibatkan penderita mengalami kesulitan
dalam memahami pemikiran abstrak dan gangguan emosi menjadi hal umum,
termasuk gejala depresi, afek datar dan ledakan emosional secara berkala.
Individu yang menderita demensia memiliki kemungkinan gangguan pola
bicara yang membingungkan. Meskipun system motoric tetap berfungsi
namun penderita demensia mengalami kesulitan berbagai aktivitas motoric,
seperti menggosok gigi, melambaikan tangan, dan berpakaian, lebih dari 50%
penderita demensia mengalami delusi dan halusinari.
b. Alzeimer
1. Pengertian
Alzeimer merupakan pengklasifikasian paling umum dari demensia. Alzeimer
merupakan istilah untuk rusaknya jaringan otak yang tidak dapat diperbaiki.
Alzeimer disebabkan oleh perubahan besar pada otak , yaitu pembentukan
daerah yang mengeras pada bagian otak. Letak dari plak mempengaruhi gejala
yang muncul. Penyakit ini secara perlahan-lahan merampas kecerdasan
bahkan kemampuan penderita untuk mengontrol fungsi tubuh mereka dan
pada akhirnya menyebabkan kematian.
2. Gejala
Gejala klasik dari alzeimer berupa kerusakan memori , kemunduran bahasa,
kekurangan dalam pemprosesan visual dan ruangan. Salah satu gejala yang
paling jelas adalah ketidakmampuan mengingat kejadian baru atau memproses
informasi baru, gejala lain yang cenderung muncul diawal penyakit yaitu
gangguan kepribadian secara cepat menjadi kaku, apatis, egosentris, dan
control emosi yang terganggu. Semakin banyak gejala yang mengikuti seperti
mudah tersinggung, cemas, depresi, delusi, delirium, dan berkeliaran,
mengakibatkan kerusakan pada ingatan jangka panjang, penilaian, konsentrasi,
dan orientasi serta gangguan bicara. Individu yang mengalami ini kesulitan
melakukan aktivitas rutin dikehidupan sehari-hari, dan pada akhirnya individu
tidak memahami atau menggunakan bahasa, tidak mengenali anggota
keluarga, tidak bisa makan tanpa bantuan, tidak bisa mengatur kapan buang air
dan kehilangan kemampuan untuk berjalan dan duduk.
3. Penyebab alzeimer
Penyebab utama perkembangan penyakit ini adalah kekusutan neurofibriler
(massa neuron mati yang terpelintir) dan sejumlah lilin plak amyloid ( jaringan
yang tidak berfungsi).
c. Gangguan anxietas
1. Pengertian
Merupakan perasaan khawatir yang tidak nyata, tidak masuk akal, tidak
sesuai, yang berlangsung intens atas dasar prinsip yang terjadi dan nyata.
Menurut Litfiah (2009), anxietas merupakan sebagai kondisi mood yang
negative yang ditandai dengan gejala tubuh, ketegangan fisik, dan ketakutan
terhadap kejadian yang akan datang.
2. Penyebab
Anxietas pada individu usia lanjut merupakan kecemasan yang umumnya
khawatir pada munculnya berbagai macam penyakit dan mengalami
kelemahan fisik dan khawatir tidak mampu berperan penting sehingga akan
tersingkir dari kehidupan kehidupan social. Masalah kecemasan lansia sering
kali berhubungan dengan penyakit medis.
d. Parkinson
Menurut santrock (2012), Parkinson merupakan penyakit kronis dan progresif
yang ditandai oleh gemetar pada otot, gerakan yang mmelambat, kelumpuhan
sebagian wajah. Sedangkan menurut Papilia dan Feldman (2014) Parkinson
merupakan penyakit yang melibatkan degenerasi neurologis yang progresif,
ditandai dengan tremor, kekakuan, pergerakan lambat, dan postur yang tidak
stabil.

e. Gangguan tidur
Insomnia atau gangguan tidur merupakan gangguan yang umum terjadi pada
lansia, masalah tidur yang paling sering dialami oleh lansia adalah sering terjaga
pada malam hari, sering terbangun pada dini hari, sulit untuk tidur, dan rasa lelah
yang amat sangat disiang hari. Waktu tidur lansia agak singkat dan sering
terputus secara spontan, selain itu lansia membutuhkan waktu yang lebih lama
untuk dapat tertidur setelah mereka terbangun. Gangguan tidur pada lansia
disebabkan oleh penyakit, obat-obatan, kafein, stress, kecemasan, depresi, kurang
beraktifitas dan kebiasaan tidur yang buruk.
Lampiran 2
Evaluasi
Perubahan psikologis pada lansia
Kasus I
Ny “A” usia 56 tahun datang ke klinik, dengan keluhan selalu merasa khawatir yang tidak
nyata, tidak masuk akal, serta merasakan ketakutan terhadap kejadian yang akan datang.
Riwayat kesehatan sebelumnya ny”A” mengalami penyakit hipertensi dan rutin
mengkonsumsi obat-obatan, dan saat tidur malam sering terjaga.
1. Ditinjau dari pengelompokkan usia lansia, kasus tersebut termasuk kategori …..
a. Virilitas (prasenium)
b. Usia lanjut dini (senescen)
c. Lansia beresiko tinggi
d. Lansia beresiko rendah
2. Masalah psikologis yang dialami ny “A” adalah …….
a. Parkinson
b. Gangguan anxietas (kecemasan)
c. Demensia
d. Alzeimer
3. Ditinjau dari riwayat kesehatan, masalah psikologis yang di alami ny “A” adalah..
a. Gangguan psikologis
b. Gangguan eliminasi
c. Gangguan tidur
d. Gangguan jiwa

Kasus II
Ny” I” usia 60 tahun mengatakan mudah lupa atau berkurangnya daya ingat, sulit menerima
informasi, dan sulit menyampaikan pendapat. semenjak pensiun Ny”I” tidak banyak
mengalami gejolak dan merasa lebih tenang.
4. Tipe perubahan kepribadian apakah yang dialami ny “I”
a. Tipe kepribadian mandiri
b. Tipe kepribadian konstruktif
c. Tipe kepribadian tergantung
d. Tipe kepribadian kritik diri

5. Masalah psikologis yang dialami ny “I” adalah


a. Parkinson
b. Demensia
c. Alzeimer
d. Gangguan tidur

Jawaban
1. A
2. B
3. C
4. A
5. B
BERITA ACARA BIMBINGAN RPP DAN SAP

NAMA : ASTI MARIAN SARI


JURUSAN : DIV KEBIDANAN

NO MATERI KETERANGAN PARAF PEMBIMBING

Bengkulu, Maret 2018

Yessy Sulastri, SST

Anda mungkin juga menyukai