Anda di halaman 1dari 6

MEMAHAMI ANALISIS POHON MASALAH

Dibuat: Senin, 10 Juni 2013 11:24

download artikel ini

Tulisan ini merupakan bagian keempat dari tulisan membedah kompetensi in-depth problem solving
and analysis. Bahasan yang akan diuraikan masih berhubungan dengan alat untuk memvisualisasikan
suatu masalah atau persoalan. Alat tersebut adalah Problem Tree Analysis (Analisis Pohon Masalah).
Banyak istilah yang digunakan oleh para penulis untuk alat analisis ini. Scarvada, dkk (2004)
mengistilahkan dengan nama issues tree. Silverman dan Silverman (1994) menggunakan istilah
systematic diagram atau tree diagram, sedangkan Duffy, dkk. (2012) menggunakan istilah tree
diagrams.

Pembahasan analisis pohon masalah dalam tulisan ini terdiri dari tiga bagian. Ketiga bagian tersebut
adalah pertama, Pengertian Analisis Pohon Masalah. Kedua, Manfaat Analisis Pohon Masalah. Ketiga,
langkah-langkah dalam penyusunan Pohon Masalah.

Pengertian Analisis Pohon Masalah

Banyak istilah yang digunakan untuk pengertian analisis pohon masalah. Miller (2004) dalam Scarvada
(2004) menggunakan istilah issues trees. Lebih lanjut, Miller menyatakan issues trees merupakan
pendekatan yang membantu merinci suatu masalah ke dalam komponen-komponen penyebab utama
dalam rangka menciptakan rencana kerja proyek. Silverman dan Silverman (1994) menggunakan
istilah tree diagramdan menyatakan diagram sistematik atau diagram pohon dirancang untuk
mengurutkan hubungan sebab-akibat. Modul Pola Kerja Terpadu (2008) menggunakan istilah pohon
masalah yang merupakan bagian dari analisis pohon. Analisis pohon adalah suatu langkah pemecahan
masalah dengan mencari sebab dari suatu akibat. Lebih lanjut, Modul Pola kerja Terpadu menguraikan
pohon masalah sebagai suatu teknik untuk mengidentifikasi

semua masalah dalam suatu situasi tertentu dan memperagakan informasi ini sebagai rangkaian
hubungan sebab akibat.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, terdapat beberapa poin penting mengenai pengertian
analisis pohon masalah:

Analisis pohon masalah merupakan suatu alat atau teknik atau pendekatan untuk mengidentifikasi dan
menganalis masalah.

Analisis pohon masalah menggambarkan rangkaian hubungan sebab akibat dari beberapa faktor yang
saling terkait.

Alat atau teknik analisis pohon masalah umumnya digunakan pada tahap perencanaan.

Manfaat Analisis Pohon Masalah

Sebagai suatu alat atau teknik dalam mengidentifikasi dan menganalisis masalah, analisis
pohon masalah mempunyai banyak kegunaan. Alat analisis ini membantu untuk mengilustrasikan
korelasi antara masalah, penyebab masalah, dan akibat dari masalah dalam suatu hirarki faktor-faktor
yang berhubungan. Analisis ini digunakan untuk menghubungkan berbagai isu atau faktor yang
berkontribusi pada masalah organisasi dan membantu untuk mengidentifikasi akar penyebab dari
masalah organisasi tersebut.

Duffy, dkk. (2012) menyatakan tree diagram merupakan suatu alat generik yang dapat
diadaptasikan untuk berbagai maksud yang luas diantaranya:

Mengembangkan langkah-langkah logis untuk mencapai hasil yang spesifik.

Melakukan analisis five whys dalam mengeksplorasi penyebab.

Mengkomunikasikan untuk mendorong keterlibatan dalam pengembangan hasil yang didukung


bersama.

Menggali pada level yang lebih rinci suatu alur proses.

Menggambarkan secara grafik suatu perkembangan hirarkis, seperti silsilah atau skema klasifikasi.

Berdasarkan uraian di atas, beberapa manfaat dari penggunaan analisis pohon masalah adalah:
Membantu kelompok/tim kerja organisasi untuk merumuskan persoalan utama atau masalah prioritas
organisasi.

Membantu kelompok/tim kerja organisasi menganalisis secara rinci dalam mengeksplorasi penyebab
munculnya persoalan dengan menggunakan metode five whys. Metode five whys adalah suatu metode
menggali penyebab persoalan dengan cara bertanya “mengapa” sampai lima level atau tingkat.

Membantu kelompok/tim kerja organisasi menganalisis pengaruh persoalan utama terhadap


kinerja/hasil/dampak bagi organisasi atau stakeholder lainnya.

Membantu kelompok/tim kerja organisasi mengilustrasikan hubungan antara masalah utama, penyebab
masalah, dan dampak dari masalah utama dalam suatu gambar atau grafik.

Membantu kelompok/tim kerja organisasi mencari solusi atas persoalan utama yang ada.

Langkah-langkah dalam Penyusunan Pohon Masalah

Terdapat dua model dalam membuat pohon masalah. Model pertama, pohon masalah dibuat dengan
cara menempatkan masalah utama pada sebelah kiri dari gambar. Selanjutnya, penyebab munculnya
persoalan tersebut ditempatkan pada sebelah kanannya (arah alur proses dari kiri ke kanan). Format
penyusunan pohon masalah Model Pertama ini dapat digambarkan pada Gambar 1 berikut ini:

Model kedua, pohon masalah dibuat dengan cara menempatkan masalah utama pada titik sentral atau
di tengah gambar. Selanjutnya, penyebab munculnya persoalan tersebut ditempatkan di bagian
bawahnya (alur ke bawah) dan akibat dari masalah utama ditempatkan di bagian atasnya (alur ke
atas). Format penyusunan pohon masalah Model Kedua ini dapat digambarkan pada Gambar 2 berikut
ini:

Uraian selanjutnya dalam tulisan ini akan menggunakan Model Kedua. Langkah-langkah dalam
penyusunan Pohon Masalah Model Kedua berikut contohnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Langkah pertama dalam menyusun pohon masalah adalah mengidentifikasi dan merumuskan
masalah utama organisasi berdasarkan hasil analisis atas informasi yang tersedia. Banyak cara yang
dapat dilakukan untuk merumuskan masalah utama, misalnya dengan cara diskusi, curah pendapat,
dan lain-lain. Contoh perumusan masalah utama pada suatu lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat)
adalah rendahnya mutu lulusan diklat. Masalah utama ini kita tempatkan pada bagian tengah dari
gambar.

2. Langkah kedua adalah menganalisis akibat atau pengaruh adanya masalah utama yang telah
dirumuskan pada poin 1 di atas. Misalnya akibat dari rendahnya mutu lulusan diklat adalah instansi
pengguna tidak puas dengan lulusan diklat yang dihasilkan dan kinerja lulusan diklat di tempat kerja
tidak meningkat. Hubungan antara masalah dengan akibat ini dapat digambarkan sebagai berikut:

3. Langkah ketiga adalah menganalisis penyebab munculnya masalah utama. Penyebab pada tahap ini
kita namakan penyebab level pertama. Misalnya penyebab rendahnya mutu lulusan diklat adalah
kompetensi pengajar kurang, kurang baiknya kualitas kurikulum diklat, dan banyaknya sarana diklat
(laboratorium, komputer, peralatan kelas) yang rusak. Hubungan antara masalah utama dengan
penyebab level pertama dapat digambarkan sebagai berikut:

4. Langkah keempat adalah menganalisis lebih lanjut penyebab dari penyebab level pertama.
Penyebab dari munculnya penyebab level pertama ini kita namakan penyebab level kedua. Contoh
analisis penyebab level kedua adalah sebagai berikut:

a. Penyebab kurangnya kompetensi pengajar adalah pengajar tidak sesuai dengan latar belakang
pendidikannya dan kurangnya pengalaman pengajar. Hubungan antara kurangnya kompetensi
pengajar dengan penyebab level kedua dapat kita gambarkan sebagai berikut:

b. Penyebab kurangnya kualitas kurikulum diklat adalah tidak dilakukannya training needs analysis
(TNA) atas diklat dimaksud. Hubungan antara kurangnya kualitas kurikulum dan penyebab level kedua
dapat digambarkan sebagai berikut:
c. Penyebab banyaknya sarana diklat yang rusak adalah kurang baiknya pemeliharaan sarana diklat
dan tidak adanya dana penggantian sarana diklat yang baru. Hubungan antara banyaknya sarana
diklat yang rusak dan penyebab level keduanya dapat digambarkan sebagai berikut:

5. Langkah kelima adalah menganalisis lebih lanjut penyebab dari munculnya penyebab level kedua.
Demikian seterusnya, analisis dapat dilakukan sampai dengan level kelima. Contoh dalam tulisan ini,
penulis batasi hanya sampai dengan penyebab level kedua.

6. Langkah keenam adalah menyusun pohon masalah secara keseluruhan. Berdasarkan langkah
pertama sampai dengan kelima, pohon masalah secara keseluruhan dapat digambarkan pada Gambar
3 berikut:

Gambar 3. Contoh Pohon Masalah

Daftar Rujukan

Duffy, Gace L., Scott A. Laman, Pradip Mehta, Goving Ramu, Natalia Scriabina, dan Keith Wagoner.
2012. Beyond The Basics: Seven New Quality Tools Help Innovate, Communicate, and Plan.
Http:/www. Asq-qm.org/resourcesmodule/download_resource/id/881/.

Scarvada, A.J., Tatiana Bouzdine-Chameeva, Susan Meyer Goldstein, Julie M. Hays, Arthur V. Hill.
2004. A Review of the Causal Mapping Practice and Research Literature. Second World Conference on
POM and 15th Annual POM Conference, Cancun, Mexico, April 30 – May 3, 2004.

Silverman, Steven N. dan Lori L. Silverman.1994. Using Total Quality Tools for Marketing Research: A
Qualitative Approach for Collecting, Organizing, and Analyzing Verbal Response Data.
http:/www.epiheirimatikotika.gr/elibrary/marketresearch/using tools for marketing research.pdf.
____, 2008. Modul Pola Kerja Terpadu. Lembaga Administrasi Negara.

Anda mungkin juga menyukai