Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Manajemen dan Akuntansi Vol.4 No.

1 Th 2018 e-ISSN 2679-5635 p-ISSN 2460-5891

EFEKTIVITAS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE


LEARNING DALAM MENGEMBANGKAN INOVASI DAN KREATIVITAS
BERWIRAUSAHA MAHASISWA UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

Cut Hamdiah dan Asnariza


Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh
cut_hamdiah@yahoo.com dan Asna_riza@yahoo.co.id

Absrtak: Lulusan perguruan tinggi masih memiliki ketergantungan yang kuat terhadap instansi pemerintah
maupun swasta, lulusan perguruan tinggi kurang mampu melihat peluang pasar yang ada sehingga tidak mampu
berkreasi dan berinovasi untuk memberdayakan potensi pada dirinya dan sumber daya di sekelilingnya secara
efektif dan efisien guna pemenuhan kebutuhan hidup. Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui ketercapaian
standar kompetensi mahasiswa dalam mata kuliah Kewirausahaan dengan diimplementasikannya cooperative
learning dan mengetahui efektivitas implementasi strategi pembelajaran cooperative learning dalam
mengembangkan inovasi dan kreativitas berwirausaha mahasiswa pada mata kuliah kewirausahaan. Penelitian
ini merupakan penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini, peneliti terlibat langsung dalam proses
pembelajaran, mulai dari mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang terjadi, menyusun metode
pembelajaran, melaksanakan setiap tahap penelitian hingga menyusun laporan. Sedangkan untuk observasi
terhadap proses pembelajaran di kelas, peneliti dibantu oleh seorang pengamat. Penelitian ini mengadopsi model
penelitian tindakan dari Kemmis (Kemmis, 1982). Jenis penelitian merupakan penelitian tindakan kelas (PTK)
yang dilaksanakan sebanyak dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari: (1) Perencanaan tindakan, (2)
Pelaksanaan tindakan dan observasi, dan (3) Refleksi. Keberhasilan dan kegagalan pada siklus I diidentifikasi,
berdasar kekurangan tersebut peneliti melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran pada siklus II.

Kata kunci: Strategi Pembelajaran Cooperative Learning, Mengembangkan Inovasi dan Kreativitas
Berwirausaha Mahasiswa.

PENDAHULUAN
Tantangan perguruan tinggi saat ini adalah kalangan pendidik yang menjadi penyumbang
mencetak lulusan yang kompeten tidak hanya kualitas lulusan perguran tinggi.
dalam keilmuan tetapi juga dalam kepraktikan. Masalah pengangguran terdidik ini
Mahasiswa yang cendikia dapat ditunjukkan memberikan peringatan kepada perguruan tinggi,
dengan indeks prestasi tinggi, namun menciptakan bahwa tanggung jawab penyelenggaraan perguruan
manusia yang mandiri bukanlah hal mudah. tinggi tidak berhenti setelah mahasiswa di wisuda
Seorang lulusan perguruan tinggi diharapkan dapat tetapi sampai dengan lulusan tersebut mandiri.
langsung terjun dalam masyarakat untuk Artinya kurikulum di perguruan tinggi harus
mengaplikasikan ilmunya. Dalam kenyataannya, menyiapkan lulusannya untuk mandiri (Setyawan,
lulusan perguruan tinggi masih belum dapat 2005). Salah satu solusinya adalah memperkaya
mandiri untuk berkarya dan bekerja. Fakta aspek kewirausahaan dalam kurikulum perguruan
menunjukkan pada tahuan 2004 lulusan perguruan tinggi atau memberikan praktik kuliah
tinggi menyumbangkan sekitar 2000 orang atau Kewirausahaan secara lebih intensif. Dengan
17% dari jumlah pengangguran nasional memperkaya aspek kewirausahaan baik dalam teori
(Setyawan, 2005), dan pada tahun berikutnya maupun praktik dalam perkuliahan, mahasiswa
jumlah tersebut tidak mengalami penurunan. diharapkan mempunyai bekal cukup untuk berpikir
Permasalahan pengangguran terdidik ini hendaknya kreatif dan inovatif sesuai dengan jiwa dan
menjadi perhatian dan pemikiran bersama dari semangat kewirausahaan. Setelah lulus dari
perguruan tinggi, mahasiswa tidak hanya dapat

9
10
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah

menunggu untuk mendapatkan pekerjaan, namun Seorang yang kreatif selalu berusaha mendapatkan
dapat menciptakan pekerjaan dan lapangan kerja ide atau hal-hal baru hampir di setiap waktu. Bila
untuk orang lain. hal tersebut terhambat, kemungkinan besar
Didasarkan pada kenyataan bahwa lulusan kreativitas tidak dapat berkembang bahkan menjadi
perguruan tinggi dewasa ini masih memiliki tumpul.
ketergantungan yang kuat terhadap instansi Lulusan perguruan tinggi yang tidak
pemerintah maupun swasta, lulusan perguruan memiliki nilai jual, entrepreneurship dan kreativitas
tinggi kurang mampu melihat peluang pasar yang tinggi akan semakin sulit bersaing. Perguruan
ada sehingga tidak mampu berkreasi dan berinovasi tinggi sebagai kumpulan masyarakat akademisi
untuk memberdayakan potensi pada dirinya dan yang profesional memiliki tantangan yang cukup
sumber daya di sekelilingnya secara efektif dan besar untuk memberikan solusi pemecahan
efisien guna pemenuhan kebutuhan hidup. Sikap persoalan tersebut melalui pengintegrasian
kurang tanggap terhadap perubahan-perubahan wawasan entrepreneurship dengan pengajaran.
yang ada di lingkungan sekitarnya tersebut antara Bila mengkaji praktik perkuliahan
lain disebabkan oleh muatan kurikulum di Kewirausahaan yang ada dalam kurikulum
perguruan tinggi pada umumnya belum perguruan tinggi, yang disampaikan dalam
mengintegrasikan jiwa kewirausahaan perkuliahan hanya sebatas teori saja, belum
(entrepreneurship) secara baik. Integrasi budaya memberikan praktik berwirausaha secara riil,
entrepreneurship ke dalam mata kuliah dirasa sehingga kemampuan mahasiswa belum terasah
cukup penting dan rasional untuk mempersiapkan optimal. Standar kompetensi dalam mata kuliah
lulusan perguruan tinggi yang profesional, kreatif, Kewirausahaan menuntut mahasiswa untuk dapat
bertanggung jawab, dan mandiri (Kokom menyusun business plan atau suatu rencana
Komariah, 2006:1). Kreativitas dan inovasi yang pendirian usaha. Melalui penyusunan business plan
dimiliki secara kuat oleh mahasiswa diharapkan inilah mahasiswa akan berlatih mengembangkan
mahasiswa mampu menopang tumbuh kemampuannya merencanakan pendirian suatu
berkembangnya budaya entrepreneurship di usaha/bisnis tertentu, mulai dari pernyataan tema
kalangan Perguruan Tinggi. usaha, visi dan misi usaha, sampai pada strategi
Di bangku kuliah kreativitas seringkali usaha, pengelolaan sumberdaya manusia,
tersisih baik disadari atau tidak. Dalam proses keuangan, produksi dan pemasaran.
belajar mengajar terjadi interaksi dan komunikasi Target output pembelajaran
secara langsung antara dosen dan mahasiswa. Kewirausahaan hendaknya lebih jelas, dan
Dosen secara tidak langsung membatasi transfer membutuhkan penerapan task-oriented yang
pengetahuan kepada mahasiswa dan hal ini mengarah pada tahap implementasi berwirausaha
seringkali tidak disadari dosen yang bersangkutan. sehingga kelak mahasiswa siap terjun berwirausaha
Sebagai contoh mahasiswa membuat sesuatu yang dalam dunia nyata. Task-oriented akan mendorong
kurang sesuai dengan selera dosen akan mendapat mahasiswa untuk bertanggung jawab terhadap
nilai kecil. Perlahan hal tersebut akan mengikis sisi tugas perkuliahan dan berusaha untuk
kreativitas mahasiswa untuk melakukan inovasi menyelesaikan tugas tersebut. Penerapan task-
dan mengembangkan kreativitas yang dimiliki. oriented dalam kuliah Kewirausahaan tidak hanya
11
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah

sebatas pada penyusunan business plan saja, tetapi pembelajaran cooperative learning. Dalam
dilanjutkan dengan implementasi business plan cooperative learning, mahasiswa dalam kelompok
sehingga standar kompetensi yanag dapat dicapai kecil akan bekerjasama dengan tim kelompoknya
mahasiswa lebih baik lagi. Task-oriented ini memecahkan permasalahan dan
merupakan inti dari pelaksanaan strategi

Tujuan Penelitian
Berdasarkan judul di atas maka tujuan penelitian 2. Mengetahui efektivitas implementasi
ini adalah : strategi pembelajaran cooperative
1. Mengetahui ketercapaian standar learning dalam mengembangkan inovasi
kompetensi mahasiswa dalam mata kuliah dan kreativitas berwirausaha mahasiswa
Kewirausahaan dengan pada mata kuliah kewirausahaan.
diimplementasikannya cooperative
learning.

KAJIAN PUSTAKA
Kreativitas Dan Inovasi
Kreativitas diartikan sebagai Potensi kreativitas ada pada semua
penggunaan imaginasi dan kecerdikan untuk orang. Kewirausahaan erat kaitannya dengan
mencapai sesuatu atau untuk mendapatkan solusi kreativitas dan inovasi karena: 1) inti dari
yang unik dalam mengatasi persoalan (Sahid kewirausahaan adalah kemampuan untuk
Susanto, 1999: 3). Kreatif bukan bawaan dari lahir menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create
melainkan sesuatu yang dapat diciptakan dan new dan different) melalui berpikir kreatif dan
dilatih dengan memberikan stimulus atau bertindak inovatif untuk menciptakan peluang.
pancingan kepada otak. Permainan, atau membuat Oleh karena itu wirausaha erat hubungannya
gambar-gambar dapat merangsang otak untuk dengan kreativitas (Suryana, 2003:2); 2) menurut
berpikir kreatif. Dengan berlatih berpikir kreatif, Milgram (Munandar, 1995) intelegensi atau IQ
maka inspirasi untuk melakukan, membuat, dan semata-mata tidak dapat meramalkan kreativitas
menciptakan sesuatu terbuka lebar sehingga dapat dalam kehidupan nyata; 3) selanjutnya Rowe
menghasilkan sesuatu yang inovatif. (2004) mengatakan bahwa kecerdasan umum
Inovasi merupakan proses mendukung beberapa tipe kreativitas, tapi belum
mengembangkan ide baru atau memasukkan ide tentu bisa mendukung atau menjamin semua tipe
baru dalam kegiatan praktis sehingga terjadi kreativitas. Kecerdasan kreatif sifatnya terbuka,
konversi ide baru dalam aplikasi yang bermanfaat. inovatif, inventif, tak terbatas, berani, spontan,
Aplikasi ide baru terjadi dalam bentuk proses fantasis, imajinatif, tak terduga, revolusioner dan
inovasi yang menghasilkan cara atau metode yang berjiwa bebas, sedangkan kecerdasan umum
lebih baik dalam mengerjakan sesuatu akan mempunyai karakteristik fokus, disiplin, logis,
menghasilkan sesuatu yang inovatif. terbatas, bersahaja, realistis, praktis, serius, stabil
dan konservatif (Susiana, 2005: 13).
12
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah

Pengertian kreativitas (Munandar,1995:47- 2. variabel budaya, meliputi penerimaan


51) antara lain : terhadap ambiguitas, toleransi terhadap hal-
a. Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat hal yang tidak praktis, rendahnya kontrol
kombinasi baru berdasarkan data, informasi ekstrenal, toleransi terhadap resiko, toleransi
atau unsur-unsur yang ada. terhadap konflik, berfokus terhadap hasil, dan
b. Kreativitas (berpikir kreatif atau berpikir sistem yang terbuka.
divergen) adalah kemampuan berda-sarkan 3. variabel sumber daya manusia, meliputi
data atau informasi yang tersedia, menemukan komitmen tinggi terhadap pelatihan dan
banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu pengembangan, tingkat keamanan pekerjaan,
masalah yang penekanannya pada dan sumber daya orang yang kreatif.
ketepatgunaan dan keragaman jawaban.
c. Secara operasional kreativitas dapat Menurut Munandar (1995:150), kegiatan
dirumuskan sebagai kemampuan yang belajar mengajar yang menumbuhkan gagasan
mencerminkan kelancaran, keluwesan kreatif anak dapat dilaksanakan melalui penciptaan
(fleksibilitas), orisinal dalam berpikir, dan lingkungan kelas yang merangsang belajar kreatif
kemampusan untuk mengelaborasi dan mengajukan pertanyaan. Penciptaan
(mengembangkan, memperkaya, mem-perinci) lingkungan kelas yang merangsang belajar kreatif
suatu gagasan. dapat dilakukan melalui hal-hal sebagai berikut.
Menurut Cropley (Utami Munandar, 1. Memberikan pertanyaan-pertanyaan terbuka
1995:9) kemampuan kreatif adalah kemampuan yang menimbulkan minat dan merangsang rasa
menciptakan gagasan, mengenal kemungkinan ingin tahu mahasiswa. Pertanyaan dosen
alternatif, melihat kombinasi yang tidak diduga dan diajukan bersama demon-strasi pada awal
memiliki keberanian untuk mencoba sesuatu yang pembelajaran (fase pendahuluan).
tidak lazim. Atau dengan kata lain kreativitas 2. Pengaturan fisik, misalnya pengaturan tempat
mahasiswa adalah kemam-puan untuk memberikan duduk sesuai kegiatan-kegiatan mahasiswa.
gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam Dosen mengelompokkan mahasiswa menjadi
pemecahan masalah. delapan kelompok. Mahasiswa duduk
Inovasi adalah proses menerjemahkan ide berhadapan pada kelompok masing-masing
dan merubahnya menjadi suatu produk, jasa atau saat praktikum (fase penggalian) dan siswa
metode yang berguna (Robbins dan Coulter, 1999). duduk terfokus menghadap ke depan saat fase
Terdapat beberapa hal yang menjadi faktor pendahuluan, penjelasan, penerapan konsep,
pendorong inovasi, yaitu: dan evaluasi.
1. variabel struktur, meliputi struktur organisasi, 3. Kesibukan di dalam kelas yang mengasyikkan,
sumber daya yang dimiliki, dan komunikasi misalnya kegiatan praktikum secara kelompok
yang terjadi dalam organisasi. dan pengalaman langsung dengan benda-benda
konkrit.

Berwirausaha
13
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah

Dalam pengertian secara estimologis Pengertian di atas mencakup esensi


wira berarti utama, gagah, mulia dan luhur, kewirausahaan yaitu tanggapan yang positip
sedangkan swa berarti pribadi atau kekuatan sendiri terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan
dan sta berarti berdiri, berjuang untuk hidup sendiri untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih
dengan bijaksana, mulia dan merdeka. Dengan baik pada pelanggan dan masyarakat, cara yang etis
demikian wiraswasta dapat diartikan sebagai sifat- dan produktif untuk mencapai tujuan serta sikap
sifat keberanian dan keteladanan dalam mengambil mental untuk merealisasikan tanggapan yang
resiko yang bersumber pada kekuatan dan positip tersebut. Semangat, perilaku dan
kemampuan sendiri. kemampuan wirausaha tentunya bervariasi satu
Dari pengertian tersebut dapat sama lain dan atas dasar itu wirausaha
diperoleh gambaran bahwa wirausaha adalah usaha dikelompokkan menjadi tiga tingkatan yaitu:
yang dilakukan oleh orang yang berani mengambil wirausaha awal, wirausaha tangguh, wirausaha
resiko dan berani berdiri sendiri untuk lapangan unggul. Wirausaha yang perilaku dan
pekerjaaan atau nafkah untuk hidupnya sendiri kemampuannya yang lebih menonjol dalam
serta orang lain yang dapat ditampungnya. memobilisasi sumber daya dan dana, serta
Kewirausahaan adalah semangat, mentransformasikannya menjadi output dan
perilaku dan kemampuan untuk memberikan memasarkannya secara efisien lazim disebut
tanggapan yang positif terhadap peluang Administrative Entrepreneur. Sebaliknya wirausaha
memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau yaitu perilaku dan kemampuannya menonjol dalam
pelayanan yang lebih baik, serta menciptakan dan kreativitas, inovasi serta mengantisipasi dan
menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menghadapi resiko lazim disebut Innovative
menerapkan cara kerja efisien, melalui keberanian Entrepreneur.
mengambil resiko, kreativitas dan inovasi serta
kemampuan manajemen.

Strategi Pembelajaran Cooperative learning

Bagaimana setiap mahasiswa satu sama lainnya metode pembelajaran cooperative learning.
berinteraksi merupakan salah satu aspek penting Cooperative learning melibatkan kerjama
dari sebuah instruksi tugas dalam kelas. Terdapat antarmahasiswa dengan belajar untuk berjuang
beberapa cara mahasiswa dapat berinteraksi dengan bersama, menyelesaikan suatu pekerjaan bersama,
mahasiswa lainnya. Mereka dapat berkompetisi mendukung satu sama lain, merayakan kesuksesan
untuk mengetahui siapa yang menjadi terbaik, atau bersama, dengan mengabaikan latar belakang
mereka dapat bekerja secara individu untuk meraih budaya dan jenis kelamin (Roger T. and David W.
tujuan perkuliahan tanpa memperhatikan dan Johnson, 2004).
bekerjasama dengan mahasiswa lainnya, atau Beberapa hal yang mengkondisikan
mereka bekerjasama dengan menetapkan terjadinya cooperative learning adalah:
kepentngan yang sama sebagai pembelajaran satu 1. Adanya positive interdependence yang jelas.
sama lainnya. Hal yang terakhir adalah inti dari
14
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah

2. Terjadi interaksi face-to-face (promotive 4. Penggunaan kemampuan interpersonal dalam


interaction). kelompok kecil (phsycological, adjustment,
3. Adanya akuntabilitas dan tanggung jawab social competence).
individu untuk meraih tujuan bersama dalam
kelompok (positive relationship).
5. Terdapat proses perbaikan keefektifan masa depan(effort to achieve).

Gambar Elemen Cooperative learning

Persyaratan utama dari cooperative learning yang tidak adanya free-riders dalam kelompok. Selain
efektif adalah saat setiap mahasiswa dalam itu, setiap mahasiswa dalam kelompok akan
kelompoknya percaya bahwa mereka berenang mempunyai kontribusi unik sesuai dengan
bersama atau mereka tenggelam bersama. Dalam tanggung jawab dan sumber daya yang dimilikinya
situasi dalam kelas, mahasiswa mempunyai dua (2) untuk mencapai tujuan kelompok.
tanggung jawab, yaitu mempelajari bahan ajar dan Positive Interdependence mempengaruhi
meyakinkan bahwa setiap anggota kelompok terjadinya interaksi face to face. Interaksi ini
mempelajari bahan ajar tersebut. Positive ditandai dengan kerja sama antaranggota dalam
interdependence terjadi saat anggota kelompok kelompok secara efektif dan efisien untuk saling
merasa bahwa kesuksesan kelompok tidak akan membantu, saling bertukar informasi dan sumber
tercapai jika anggota kelompok lain tidak daya, memberikan feedback sebagai sarana
bekerjasama. Oleh karenanya, setiap mahasiswa perbaikan anggota kelompok lain, mempengaruhi
dalam kelompok harus berkoordinasi satu sama lain satu sama lain untuk saling bekerja sama meraih
untuk menyelesaikan tugas perkuliahan. Dengan tujuan, membangun kepercayaan satu sama lain
adanya positive interdependence, kontribusi setiap dan lebih mengutamakan pengambilan keputusan
mahasiswa sangat dibutuhkan, yang mengakibatkan yang lebih berkualitas. Dengan adanya interaksi ini
15
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah

motivasi kelompok akan terbangun dan harus 1) saling mengetahui satu sama lain, 2) saling
menghindari konflik dan stress dalam kelompok. berkomunikasi secara akurat dan tidak ambigu, 3)
Elemen ketiga dari cooperative learning saling menerima dan mendukung dan 4) saling
adalah akuntabilitas individu, yang terjadi saat memecahkan permasalahan secara konstruktif.
kinerja individu dinilai, kemudian hasilnya Kemampuan interpersonal bukan bawaan lahir.
diberikan kepada kelompok dan individu tersebut Kemampuan ini tidak hadir begitu saja,
bertanggung jawab atas pencapaian kesuksesan membutuhkan kemampuan sosial untuk kolaborasi
kelompok. Adalah hal yang penting ketika yang berkualitas tinggi dan dimotivasi untuk lebih
kelompok mengetahui anggota mana yang produktif. Semakin baik kemampuan sosial anggota
membutuhkan bantuan dan dukungan untuk kelompok, semakin tinggi peluang ketercapaian
menyelesaikan tugas. tujuan kelompok.
Tujuan dari cooperative learning adalah Kinerja kelompok yang efektif
membuat setiap anggota kelompok lebih kuat dipengaruhi oleh seberapa baik kelompok tersebut
dalam haknya. Untuk meyakinkan bahwa setiap berfungsi. Proses kelompok diraih dalam jangka
anggota kelompok berkontribusi secara adil, dosen waktu yang cukup lama, dan proses meraih tujuan
harus memberikan penilaian untuk setiap anggota melibatkan keseluruhan elemen organisasi untuk
kelompok, memberikan feedback, membantu berjuang bersama. Proses perbaikan kelompok ini
kelompok untuk menghindari konflik/stress, dan mengandung arti: 1) mendiskripsikan apakah
meyakinkan bahwa setiap individu bertanggung perilaku anggota kelompok saling membantu atau
jawab untuk hasil akhir tugas kelompok. tidak, 2) penentuan keputusan tentang apakah
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk sesuatu keputusan dilanjutkan atau diubah. Tujuan
mendapatkan akuntabilitas dan tanggung jawab proses perbaikan kelompok ini adalah untuk
individu secara optimal adalah: mengklarifikasi dan meningkatkan keefektivan
1. membentuk kelompok kecil sehingga dapat anggota kelompok dalam memberikan kontribusi
diketahui secara jelas anggota kelompok mana dan usaha kolaboratif untuk meraih tujuan
yang mempunyai akuntabilitas dan tanggung kelompok. Salah satu aspek penting dari proses
jawab yang baik, perbaikan kelompok adalah rasa kebersamaan
2. memberikan penilaian untuk setiap anggota sukses, dihargai dan dihormati satu sama lain
kelompok, sehingga membangun komitmen pembelajaran,
3. menanyakan kinerja seorang anggota antusiasme terhadap bekerja dalam kelompok, dan
kelompok kepada anggota kelompok lain, rasa percaya diri untuk bekerjasama secara
4. memberikan tutorial/penjelasan kepada kooperatif.
anggota kelompok lain ketika seseorang telah Cooperative learning telah banyak
mengerti sesuatu (simutaneous explaining). digunakan dalam pembelajaran kelas. Salah satu
prinsip dasar dari cooperative learning adalah
Elemen keempat dari cooperative learning prinsip dari pengelompokkan secara heterogen.
adalah penggunaan kemampuan interpersonal yang Dalam cooperative learning, keberagaman akan
tepat dalam kelompok. Untuk mengkoordinasikan lebih efektif menghasilkan ide-ide yang lebih kaya
usaha meraih tujuan kelompok, setiap anggota dan pengalaman belajar yang lebih baik. Selain itu,
16
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah

kemampuan penting seperti pemikiran kritis, dalam kelompok kecil setiap anggota
pemecahan masalah yang kreatif dan penciptaan dimungkinkan untuk memberikan kontribusi
pengetahuan dapat dengan mudah dicapai melalui optimal untuk meraih tujuan/tugas kelompok.
aktivitas kelompok. Selain itu, setiap anggota akan mengembangkan
Beberapa pendapat juga menyatakan kemampuan interpersonalnya, terlibat dengan
bahwa cooperative learning terjadi ketika konflik kelompok, namun dengan kejelasan tujuan
pembelajaran tujuan kelompok sangat penting dan komitmen bersama maka peningkatan
dilakukan, task/tugas yang diberikan pada pemahaman pembelajaran akan tercapai. Setiap
kelompok relatif kompleks, diperlukan analisis anggota kelompok tidak hanya bertanggung jawab
pemecahan masalah, kreativitas dan kinerja terhadap dirinya, namun juga harus membantu
kelompok yang tinggi dan strategi dinamika anggota lain untuk memahami pembelajaran agar
kelompok. Tujuan kelompok adalah pencapaian tujuan/tugas kelompok tercapai
penyelesaian task.tugas yang diberikan, sehingga (http://edtech.kennesaw.edu/intech/cooperativelear
seluruh anggota kelompok berkonsentrasi untuk ning.htm).
memecahkan permasalahan tersebut.
Cooperative learning akan sangat
bermanfaat pada kelompok-kelompok kecil, karena

METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan Penelitian ini mengadopsi model penelitian
kelas. Dalam penelitian ini, peneliti terlibat tindakan dari Kemmis (Kemmis, 1982). Jenis
langsung dalam proses pembelajaran, mulai dari penelitian merupakan penelitian tindakan kelas
mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang (PTK) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus,
terjadi, menyusun metode pembelajaran, masing-masing siklus terdiri dari: (1) Perencanaan
melaksanakan setiap tahap penelitian hingga tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan dan observasi,
menyusun laporan. Sedangkan untuk observasi dan (3) Refleksi. Keberhasilan dan kegagalan pada
terhadap proses pembelajaran di kelas, peneliti siklus I diidentifikasi, berdasar kekurangan tersebut
dibantu oleh seorang pengamat. peneliti melakukan perbaikan-perbaikan
pembelajaran pada siklus II.

Perencanaan Perencanaan 2
dst

Refleksi Tindakan dan Refleksi 2 dst Tindakan dan


observasi observasi 2 dst
17
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah

Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan di Program Studi
Akuntasi dan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Serambi Mekkah.

Subyek dan Obyek Penelitian


Subyek dari kegiatan penelitian tindakan kuliah kewirausahaan. Obyek penelitian adalah
kelas ini adalah mahasiswa Program Studi Akuntasi metode pembudayaan kewirausahaan berbasis
dan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas kreativitas dan inovasi pada mahasiswa.
Serambi Mekkah yang telah mengambil mata

Prosedur Penelitian
1. Tahap Perencanaan Tindakan Langkah selanjutnya adalah merencanakan
Pada tahap ini, peneliti menggunakan hasil kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan selama
observasi dari pelaksanaan perkuliahan kuliah berlangsung. Kegiatan ini dirumuskan sesuai
Kewirausahaan pada semester sebelumnya untuk dengan model pembelajaran Cooperative Learning.
mengetahui permasalahan-permasalahan yang Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
terjadi selama perkuliahan berlangsung. a. Menyusun rancangan perkuliahan
Setelah permasalahan berhasil dirumuskan, b. Menyusun satuan perkuliahan
peneliti kemudian menentukan strategi/model c. Menyusun task/ penugasan (individu dan
pembelajaran yang dirasa tepat untuk kelompok)
menyelesaikan permasalahan tersebut. Model d. Menyusun kelompok mahasiswa
pembelajaran Cooperative Learning bersifat task- e. Menyusun angket
oriented yang harus dicapai mahasiswa dalam f. Menyusun lembar observasi
kelompok dipilih untuk menyelesaikan g. Menyusun pedoman wawancara
permasalahan.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi


Pelaksanaan tindakan dilaksanakan sesuai e. Implementasi rancangan bisnis, yang
dengan skenario pembelajaran, dengan setting dilakukan melalui integrasi dengan mata
pembelajaran sebagai berikut: kuliah praktek yang lain.
a. Pembelajaran bermodul. f. Monitoring, refleksi dan evaluasi
b. Melakukan kunjungan lapangan. sebelum, selama dan setelah kegiatan

c. Merangkai task/tugas-tugas yang diaksanakan, sampai target yang

diperintahkan dalam modul berupa ditetapkan dapat tercapai.

rancangan bisnis. Pada tahap ini juga peneliti melakukan

d. Presentasikan rancangan bisnis. observasi proses dan hasil pengajaran melalui cara:
(1) mencatat kesulitan mahasiswa dalam
18
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah

melakukan proses pembelajaran; (2) orientasi dan Pengamatan dilakukan oleh dosen sebagai
kunjungan lapangan, (3) diskusi/brainstorming peneliti partisipatoris dan peneliti lain sebagai
penggalian ide, (4) Restrukturisasi ide, (5) pengamat dari luar kelas untuk menjaga agar
pemberian tugas pemecahan masalah, (6) situasi pembelajaran berjalan dengan wajar. Objek
konstruksi ide berupa rencana-rencana kegiatan dan yang diamati antara lain pola tata laku yang
(7) evaluasi terhadap rencana (8) mengaplikasikan mencerminkan kemampuan wirausaha mahasiswa
rencana, (9) memberikan angket perkuliahan dan penerapan kreativitas yang dilakukan.
kepada mahasiswa dan memintanya memberikan Kejadian-kejadian khusus yang tidak dirancang
balikan (feedback secara tertulis). sebelumnya selama proses pembelajaran juga
Personil yang terlibat dalam tindakan dibagi diamati dengan menggunakan catatan anekdot.
sesuai jadwal pelaksanaan yang disepakati dalam Observasi dilaksanakan bersama dengan
forum perancangan. Setiap siklus menampilkan kegiatan pelaksanaan tindakan. Alat yang
satu bentuk kegiatan yang mengarah pada produk digunakan untuk mengobservasi terdiri dari
hasil mata kuliah praktek lain yang sudah lembar pengamatan perilaku mahasiswa.
ditentukan. Peran peneliti sebagai observer yang Pengamatan perilaku mahasisswa dilakukan oleh
sekaligus mengevaluasi kemajuan-kemajuan yang peneliti dan pengamat dari luar untuk menjaga
dicapai oleh setiap kelompok. Untuk mahasiswa agar situasi pembelajaran berjalan secara wajar.
program studi akuntasi mahasiswa dapat Secara khusus instrumen observasi
melakukan wirausaha dengan berintegrasi dengan digunakan untuk mengevaluasi kinerja yang
mata kuliah. Sedangkan untuk mahasiswa dari dan dicapai oleh mahasiswa dalam aspek keterampilan
program studi manajemen mahasiswa dapat produksi, keterampilan manajemen, kreativitas dan
melakukan wirausaha dengan berintegrasi dengan kemampuan memasarkan, dan indikator-indikator
mata kuliah. Selama mahasiswa melakukan keberhasilan dalam kegiatan pemasaran. Observasi
wirausaha, dosen bertindak sebagai pengamat yang dilakukan terhadap kegiatan individu dan
menilai kreativitas usaha, pengelolaan atas produk kelompok.
yang dihasilkan, pemasaran yang dilakukan dan Selain menggunakan lembar observasi,
pelayan yang diberikan kepada konsumen. Saat peneliti menggunakan beberapa instrument
melakuan aktivitas tersebut dosen sekaligus pengumpul data, yaitu pedoman wawancara,
melakukan refleksi. angket, test dan porto folio. Wawancara dilakukan
Observasi dilaksanakan bersama dengan dengan beberapa mahasiswa secara acak.
kegiatan pelaksanaan tindakan. Alat yang Peningkatan kualitas pembelajaran diamati
digunakan untuk observasi adalah lembar berdasarkan catatan-catatan khusus yang diamati
pengamatan mahasiswa yang terdiri dari pola tata dari kegiatan pembelajaran dosen, perilaku belajar
kelakuan ideal wirausaha, kreativitas yang mahasiswa, pencapaian standar kompetensi
ditunjukan, kemampuan teknis yang meliputi aspek mahasiswa, dan iklim pembelajaran.
produksi, aspek layanan, aspek pemasaran, dan
kemampuan manajerial.
3. Analisis Data, Evaluasi dan Refleksi
19
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah

Data yang diperoleh dalam penelitian ini informasi yang mempunyai makna, (2) Paparan
berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data data secara naratif tentang proses dan hasil
kuantitatif dianalisis melalui tabel, dan data tindakan, (3) Penyimpulan dalam bentuk kalimat
kualitatif dianalisis dengan menggunakan prosedur singkat atau intisari hasil penelitian.
: (1) reduksi data untuk menyederhanakan data Berdasarkan observasi kemudian dosen
melalui penyeleksian, pengelompokan dan melakukan refleksi. Refleksi proses dan hasil akan
penyederhanaan dari data mentah menjadi sebuah menjadi dasar bagi perencanaan berikutnya.

REFERENSI
Fibriyanti, R, (2004). Implementasi Modul Model Munandar, Utami. 1995. Pengembangan
Siklus Belajar Untuk Meningkatkan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Kreativitas dan Prestasi Belajar Fisika Rineka Cipta.
Siswa Kelas VII SMP Laboratorium UM.
Robbins, S dan Coulter, M, (1999). Management.
http://edtech.kennesaw.edu/intech/cooperativelearn International Edition. New Jersey: Prentice
ing.htm Hall.

Johnson, D. W., Johnson, R. T., dan Stanne, M. B., Setyawan, Anton A. (2005). Pengangguran
(2000). Cooperative learning Methods: A Terdidik vs Kualitas Perguruan Tinggi. FE
Meta-Analysis. Minnesota: University of UMS: Artikel Ekonomi dan Bisnis.
Minnesota.
Susanto, Sahid, (1999). Impelementasi Wawasan
Johnson, R. T. dan Johnson, D. W., (2004). Entrepreneurship dalam Penelitian di
Improving the Quality of the Teaching and Perguruan Tinggi. Yogyakarta: IKIP
Learning Process through Cooperatie Yogyakarta.
Learning. Baltimore: Brookes Press.
Susiana, N, (2005). Program Pembelajaran Kimia
Komarah, Kokom, (2006). Pengembangan Untuk Menumbuhkan Sikap Wirausaha
Kewirausahaan yang Terintegrasi Untuk Siswa SMA. Jakarta: Universitas Pelita
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran pada Harapan
Mata Kuliah Restoran dan Produksi Busana
Perorangan pada Prodi S-1. Yogya:
Penelitian A3.

Anda mungkin juga menyukai