Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH KINERJA PELAYANAN RAWAT INAP

TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS PASIEN RUMAH SAKIT

Tri Y. Evelina, Ruslina AR.


Politeknik Negeri Malang
email: trievelina@gmail.com, ruslina@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh kinerja pelayanan rawat inap
terhadap kepuasan dan loyalitas pasien rumah sakit khususnya di RS. TK. II. dr. Soepraoen Malang. Yang ingin
diketahui adalah besarnya pengaruh kinerja pelayanan rawat inap terhadap kepuasan dan loyalitas pasien baik
secara langsung maupun tidak langsung. Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan menggunakan
obyek penelitian adalah pasien yang menggunakan jasa medis di Instalasi Rawat Inap RS. TK. II. Dr. Soepraoen
Malang. Model analisis yang digunakan adalah analisis Jalur. Hasil penelitian diketahui bahwa terdapat pengaruh
secara langsung kinerja pelayanan rawat inap terhadap kepuasan dan loyalitas pasien, serta terdapat pengaruh
secara tidak langsung kinerja pelayanan rawat inap terhadap loyalitas pasien melalui kepuasan pasien

Kata kunci : Kinerja Pelayanan, Kepuasan, Loyalitas.

I. PENDAHULUAN upaya yang harus dilakukan oleh Rumah Sakit untuk


Dalam menghadapi era desentralisasi dan tetap bertahan dan berkembang adalah
globalisasi ekonomi saat ini, berbagai macam meningkatkan pendapatan dari pasien, karena pasien
tantangan serta perubahan tentu akan dihadapi oleh merupakan sumber pendapatan dari Rumah Sakit
Rumah Sakit. Oleh karena itu agar terus dapat baik secara langsung (out of pocket) maupun secara
mengembangkan dirinya dan untuk kelangsungan tidak langsung, melalui asuransi kesehatan. Tanpa
hidup organisasi, manajemen Rumah Sakit perlu adanya pasien maka Rumah Sakit tidak dapat
melakukan perubahan yang direncanakan bertahan dan berkembang mengingat besarnya biaya
sebelumnya guna mengantisipasi perubahan yang untuk operasional yang sangat tinggi.
pasti akan terjadi. Timbulnya perubahan-perubahan Oleh sebab itu dalam rangka meningkatkan
epidemiologi penyakit, perubahan struktur kunjungan pasien ke Rumah Sakit maka Rumah
demografis, perkembangan ilmu pengetahuan dan Sakit harus mampu menampilkan dan memberikan
teknologi, perubahan sosio-ekonomi masyarakat dan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan bermutu
tuntutan terhadap pelayanan kesehatan yang lebih sehingga mampu memberikan kepuasan kepada
bermutu, ramah serta sanggup memenuhi kebutuhan pasien. Kepuasan pelanggan adalah hasil yang
masyarakat, semuanya menuntut perubahan pola dicapai pada saat keistimewaan produk merespon
pelayanan kesehatan di Indonesia. kebutuhan pelanggan
Pada saat ini pola pengelolaan Rumah Sakit Penelitian ini berisi tentang kajian perilaku
telah mengalami perubahan-perubahan, terutama (pasien) terhadap pengaruh Kinerja Pelayanan
berkaitan dengan peningkatan pelayanan pada Rawat Inap terhadap kepuasan dan loyalitas pasien
masyarakat. Salah satu perubahan tersebut dapat rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk
dilihat dengan adanya perubahan paradigma dimana menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
Rumah Sakit yang dahulunya sebagai lembaga usaha kinerja pelayanan Rawat Inap terhadap kepuasan dan
not for profit menjadi lembaga usaha sosio - loyalitas pasien.
economic (suatu lembaga yang selain
memperhatikan faktor keuangan juga harus tetap 2. Tinjauan Pustaka
memperhatikan pelayanan pada pasien miskin 2.1 Konsep Kinerja
sebagai fungsi sosial). Perubahan tersebut memaksa Menurut Mulyadi (2007:337), “Kinerja adalah
manajemen Rumah Sakit yang dilaksanakan harus keberhasilan personel, tim atau unit organsiasi dalam
menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Upaya-

1
mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan 5. Lingkungan (termasuk gedung, taman,
sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan”. kebersihan, kenyamanan dan keamanan)
Keberhasilan pencapaian sasaran strategik 2.3 Kepuasan Pelanggan
perlu diukur. Sasaran strategik yang menjadi basis Selanjutnya beberapa ahli mendefinisikan
pengukuran kinerja perlu ditentukan ukurannya, dan kepuasan pelanggan sebagai berikut menurut
ditentukan inisiatif strategiknya untuk mewujudkan Supriyanto (2002), kepuasan adalah perbandingan
sasaran tersebut. Sasaran strategik beserta antara apa yang diterima atau dirasakan (perceived
ukurannya kemudian digunakan untuk menentukan performance) sama atau melebihi apa yang
target yang akan dijadikan basis penilaian kinerja, diharapkan. Loyalitas terjadi bila customer sangat
untuk menentukan penghargaan yang akan diberikan puas (elated) atau apa yang diterima lebih besar dari
kepada personel, tim, atau unit organisasi. harapan.

2.2 Kinerja Pelayanan Rawat Inap 2.4 Model Kepuasan Pelanggan


Menurut Juran (1988) dan Maxwell (1984) Kepuasan pasien didefinisikan sebagai
dalam Pohan (2007:43) mengatakan bahwa kinerja suatu konsep penilaian dan reaksi pasien atas
pelayanan rawat inap dapat diukur dan diamati stimuli (rangsangan) yang ia terima atau
melalui: persepsikan secara berurutan, dalam
1. Ketepatan waktu (termasuk akses, waktu lingkungan layanan kesehatan sebelum,
tunggu, dan waktu tindakan) selama, dan sesudah pasien menjalani rawat
2. Informasi (penjelasan dari jawaban apa, inap atau setelah mendapatkan kunjungan
mengapa, bagaimana, kapan dan siapa) dokter. Penilaian dan reaksi tersebut akan
3. Kompetensi teknis (termasuk pengetahuan dipengaruhi oleh perbedaan karakteristik
kedokteran dan keperawatan, keterampilan dan pasien, perilaku sebelumnya, dan pengalaman
pengalaman, pasien mendapatkan layanan kesehatan
4. Hubungan Antar Manusia (termasuk rasa sebelumnya. Model tersebut diatas
hormat, sopan santun, perilaku, dan empati) digambarkan sebagai berikut :

Perbedaan Karakteristik
Individu:
1. Faktor disposisi
2. Nilai kepercayaan
3. Pengalaman kesehatan

Rangsangan (Stimulus): Penilaian Pasien (Patient’s Reaksi (Reaction):


1. Stetoskop Value Judgment): 1. Marah
2. Menunggu 30 menit, 1. Dingin 2. Marah  Komplain ke
jawaban petugas kasar 2. Terlalu lama direktur
3. Rencana Operasi 3. Menerima atau menolak 3. Jantung berdebar,
takut
Sumber : Supriyanto, 2002

Gambar 1. Model Stimuli – Penilaian – Reaksi dan Kepuasan

2.5 Loyalitas Pelanggan 3. Metode Penelitian


Kotler (2009:152) mengatakan “The long term Jenis penelitian ini adalah explanatory
success of the a particular brand is not based on the Research. Sedangkan metode yang digunakan
number of consumer who purchase it only once, but adalah metode survey, yaitu suatu upaya untuk
on the number who becomer repeat purchase”. mengumpulkan informasi dari responden
Loyalitas pelanggan dapat didefinisikan bahwa menggunakan kuisioner. Obyek penelitian ini adalah
konsumen yang loyal tidak diukur dari berapa pasien yang menggunakan jasa medis di Instalasi
banyak dia membeli, tapi dari berapa sering dia Rawat Inap RS. TK II dr. Soepraoen Malang.
melakukan pembelian ulang, termasuk disini Dipilihnya obyek pada RS TK II dr. Soepraen
merekomendasikan orang lain untuk membeli. Malang karena terdiri dari pasien yang heterogen

2
meliputi pelayanan kesehatan prajurit, PNS TNI-AD (dapat diandalkan untuk digunakan sebagai
beserta keluarga dan juga masyarakat umum. Selain instrumen penelitian.
itu sebagai rumah sakit tingkat II, fasilitas pelayanan
rawat inap yang diberikan cukup lengkap sehingga b. Analisis Deskriptif
obyek yang dihadapi berbeda-beda. Sumber data Analisis regresi dilakukan untuk membuktikan
yang digunakan adalah data primer. Adapun data hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yakni
primernya dalam hal ini adalah data yang diperoleh untuk menganalisis pengaruh antara variabel bebas
dari jawaban responden yang diteliti, yaitu berupa terhadap variabel terkait serta menguji hipotesis
data mengenai pendapat atau fenomena dari obyek. penelitian. Dasar pengujian hipotesis dalam
Sedangkan skala pengukuran Penulis memperoleh penelitian ini menggunakan nilai probabilitas untuk
langsung data-data yang dibutuhkan berdasarkan uji secara parsial.
dari keterangan dan informasi yang diberikan
responden melalui angket (Kuesioner) yang telah Pengaruh Kinerja Pelayanan Rawat Inap (X)
disebarkan dengan metode skor, pemberian skor ini terhadap Kepuasan Pasien (Y1) Secara Langsung
digunakan sistem skala lima. Pengaruh Kinerja Pelayanan Rawat Inap terhadap
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini Kepuasan Pasien secara langsung dapat dilihat dari
untuk Variabel Independen adalah Kinerja hasil analisis path dengan menggunakan uji t, dapat
Pelayanan Rawat Inap (X), Variabel Dependen dilihat pada Gambar 4.
yaitu Kepuasan Pasien (Y.1) dan Loyalitas Pasien
(Y.2).

Gambar 3. Model path analysis dengan uji t


Pengaruh Kinerja Pelayanan Rawat Inap
terhadap Kepuasan Pasien secara Langsung

Koefisien beta pada variabel Kinerja Pelayanan


Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian Rawat Inap (X) sebesar 0.729 menunjukkan bahwa
semakin baik kinerja pelayanan rawat inap maka
4. Hasil dan Pembahasan semakin tinggi kepuasan pasien.
4.1 Hasil Penelitian
a. Uji Instrumen Penelitian
Pengaruh Kinerja Pelayanan Rawat Inap (X) dan
Pengambilan sampel sebanyak 25 pasien
Kepuasan Pasien (Y1) terhadap Loyalitas Pasien
dilakukan secara acak terhadap 102 responden.
(Y2) Secara Langsung
Setelah sampel diperoleh, kemudian dilakukan uji
validitas kuisioner dengan menghitung korelasi
antara skor masing-masing variabel atau pertanyaan
dengan skor faktor dengan metode korelasi product
moment. 26 variabel yang dinyatakan valid karena
variabel-variabel tersebut memiliki koefisien
korelasi di atas angka kritis 0,396 dan probabilitas
menerima Ho (P) kurang dari taraf signifikansi  =
0,05.
Dalam uji reliabilitas instrumen penelitian
menghasilkan alpha yang telah dibakukan
standardized item alpha) dan nilai alpha ini harus
lebih besar dari reliabilitas yang diijinkan. Apabila Gambar 4. Model path analysis dengan uji t
jumlah butir pertanyaan 4 buah dan uji reliabilitas Pengaruh Kinerja Pelayanan Rawat Inap dan
kuisioner menghasilkan alpha lebih besar dari 0,20 Kepuasan Pasien terhadap Loyalitas Pasien
maka instrumen penelitian dinyatakan reliabel. Jadi secara Langsung
dalam uji reliabilitas ini memberi arti bahwa Berdasarkan gambar diatas diperoleh
kuisioner dengan 26 butir pertanyaan adalah reliabel persamaan 2 sebagai berikut :

3
ZLoyalitas Pasien = 0.603 ZKinerja Pelayanan + 0.273
ZKepuasan Pasien + 2

a. Pengaruh Kinerja Pelayanan Rawat Inap (X)


terhadap Loyalitas Pasien (Y2)
Koefisien Beta pada variabel Kinerja Pelayanan
Rawat Inap sebesar 0.603 menunjukkan semakin
baik Kinerja Pelayanan Rawat Inap maka akan
semakin baik pula Loyalitas Pasien.
Gambar 5. Model Akhir path analysis dengan
b. Pengaruh Kepuasan Pasien (Y1) terhadap uji-t Pengaruh Kinerja Pelayanan Rawat Inap
Loyalitas Pasien (Y2) (X) dan Kepuasan Pasien (Y1) terhadap
Koefisien beta pada variabel Kepuasan Pasien Loyalitas Pasien (Y2) secara Langsung
menunjukkan semakin baik Kepuasan Pasien
semakin baik pula Loyalitas Pasien. Tingkat
signifikansi pengaruh variabel Kepuasan Pasien 4.2 Pembahasan
terhadap Loyalitas Pasien diuji dengan uji t.
Hiportesis I: Kinerja Pelayanan Rawat Inap
Berpengaruh Signifikan Terhadap Kepuasan
Pengaruh Kinerja Pelayanan Rawat Inap (X) Pasien
terhadap Loyalitas Pasien (Y2) secara Tidak Dari hasil analisis untuk hipotesis I diketahui
Langsung melalui Kepuasan Pasien (Y1) bahwa Kinerja Pelayanan Rawat Inap berpengaruh
Setelah dilakukan path analysis secara tidak signifikan terhadap Kepuasan Pasien. Hal ini
langsung untuk variabel Kinerja Pelayanan Rawat menunjukkan bahwa semakin baik Kinerja
Inap (X) terhadap Loyalitas Pasien (Y2) melalui Pelayanan Rawat Inap yang diberlakukan dalam
Kepuasan Pasien (Y1), maka diperoleh hasil bahwa rumah sakit semakin baik pula Kepuasan Pasien
Kinerja Pelayanan Rawat Inap berpengaruh positif dalam rumah sakit tersebut. Ini berarti pasien sudah
terhadap kinerja secara tidak langsung melalui sesuai dengan Kinerja Pelayanan Rawat Inap yang
Kepuasan Pasien. Pengaruh Kinerja Pelayanan diterapkan yang meliputi ketepatan waktu,
Rawat Inap terhadap Loyalitas Pasien secara tidak Informasi, kompetensi teknis, hubungan antar
langsung melalui Kepuasan Pasien adalah sebesar manusia maupun lingkungan.
0.729 x 0.273 = 0.199. Lebih lanjut, Halimi Maksum (2009) dalam
Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang penelitiannya yang berjudul Pengaruh Faktor-faktor
menyatakan terdapat pengaruh Kinerja Pelayanan Kinerja Pelayanan Rawat Inap terhadap Kepuasan
Rawat Inap terhadap Loyalitas Pasien secara Pasien di RSD Dr. Haryoto Lumajang yang
langsung melalui Kepuasan Pasien dapat diterima. mengemukakan bahwa Kinerja Pelayanan Rawat
Demikian juga, pengaruh Kinerja Pelayanan Inap yang terdiri dari variabel Ketepatan Waktu (X1),
Rawat Inap terhadap Loyalitas Pasien secara tidak Informasi (X2), Kompetensi teknis (X3), Hubungan
langsung melalui Kepuasan Pasien meskipun lebih Antar Manusia (X4) dan Lingkungan (X5 )secara
kecil jika dibandingkan dengan pengaruhnya secara signifikan terhadap Kepuasan Pasien.
langsung yaitu sebesar 0.603.
Adapun model akhir hasil path analysis dapat Hipotesis II: Kepuasan Pasien Berpengaruh
dilihat pada gambar berikut ini. Signifikan secara langsung terhadap Loyalitas
Pasien
Dari hasil analisis untuk hipotesis II diketahui bahwa
Kepuasan Pasien berpengaruh signifikan terhadap
Loyalitas Pasien. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin baik Kepuasan Pasien dalam rumah sakit
maka semakin baik pula Loyalitas Pasiennya. Ini
berarti bahwa pasien sudah puas terhadap Kinerja
Pelayanan yang diterapkan dalam rumah sakit
tersebut.

4
Hipotesis III : Kinerja Pelayanan Rawat Inap kepuasan pasien maka besar kemungkinan juga akan
Berpengaruh Signifikan secara langsung menurunkan loyalitas pasien terhadap rumah sakit.
terhadap Loyalitas Pasien Berdasarkan hal tersebut, rumah sakit TK II dr.
Soepraoen Malang harus memperhatikan kinerja
Dari hasil analisis untuk hipotesis III diketahui pelayanan khususnya rawat inap guna meningkatkan
bahwa Kinerja Pelayanan Rawat Inap berpengaruh kepuasan dan loyalitas pasien sehingga visi, misi dan
terhadap Loyalitas Pasien secara langsung. Hal ini tujuan Rumah Sakit TK II dr. Soepraoen Malang
menunjukkan bahwa Kinerja Pelayanan Rawat Inap tercapai.
yang diterapkan dalam rumah sakit ini sudah sesuai
pasien sehingga pasien merasa puas terhadap kinerja
pelayanan rawat inap yang diberikan sehingga 5. Simpulan Dan Saran
Loyalitas Pasien meningkat. Semakin baik Kinerja
Pelayanan Rawat Inap diterapkan maka semakin 5.1 Simpulan
tinggi pula Loyalitas Pasiennya. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang
telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Hipotesis IV : Kinerja Pelayanan Rawat Inap 1. Terdapat pengaruh secara langsung kinerja
berpengaruh signifikan secara tidak langsung pelayanan rawat inap terhadap kepuasan pasien.
terhadap Loyalitas Pasien melalui Kepuasan Dapat dikatakan bahwa semakin baik kinerja
Pasien pelayanan rawat inap yang diberikan maka akan
semakin baik pula kepuasan pasien.
Hasil analisis untuk hipotesis IV menunjukkan 2. Terdapat pengaruh secara langsung kepuasan
bahwa Kinerja Pelayanan Rawat Inap berpengaruh pasien terhadap loyalitas pasien. Dapat dikatakan
secara tidak langsung melalui Kepuasan Pasien bahwa semakin baik kepuasan pasien yang
terhadap Loyalitas Pasien. Tetapi nilai pengaruh diberikan maka akan semakin baik pula loyalitas
paling besar terjadi pada Kinerja Pelayanan Rawat pasien.
Inap terhadap kinerja secara langsung jika 3. Terdapat pengaruh secara langsung kinerja
dibandingkan melalui Kepuasan Pasien. pelayanan rawat inap terhadap loyalitas pasien.
Dapat dikatakan bahwa semakin baik kinerja
pelayanan rawat inap yang diberikan maka akan
Implikasi Penelitian semakin baik pula loyalitas pasien.
Rumah Sakit TK. II dr. Soepraoen Malang Terdapat pengaruh secara tidak langsung kinerja
merupakan lembaga yang menyediakan jasa pelayanan rawat inap terhadap loyalitas pasien
pelayanan kesehatan. Sebagai lembaga kesehatan, melalui kepuasan pasien. Nilai pengaruhnya lebih
Rumah Sakit TK. II dr. Soepraoen Malang harus besar jika dibandingkan pengaruh kinerja pelayanan
memberikan kinerja pelayanan rawat inap yang rawat inap terhadap loyalitas pasien secara langsung.
sangat memuaskan kepada pasien. Hal ini untuk
mengantisipasi perubahan era desentralisasi dan
globalisasi serta adanya tuntutan pelayan kesehatan 5.2 Saran
yang berkualitas dan bermutu. Selain itu adanya Berdasarkan pada hasil penelitian, disampaikan
perubahan paradigma rumah sakit sebagai lembaga saran sebagai berikut :
usaha non profit menjadi sosio – economic, akan 1. Bagi Rumah Sakit TK. II dr. Soepraoen
menuntut persaingan antar rumah sakit semakin Malang, kinerja pelayanan rawat inap yang
berlomba-lomba memberikan pelayanan yang diterapkan pada rumah sakit sudah baik, namun
memuaskan bagi pasiennya. Kepuasan dan loyalitas hendaknya tetap dipertahankan atau bahkan
pasien yang memuaskan tidak akan terwujud jika ditingkatkan lagi. Demikian pula dengan
kinerja pelayanan rawat inap yang diberikan tidak kepuasan kerja yang diberikan kepada pasien
sesuai dengan yang diharapkan oleh pasien. telah diterima oleh pasien dengan baik
Peningkatan loyalitas pasien didukung dengan sehingga loyalitas pasien meningkat. Hal ini
kepuasan pasien dapat terjadi karena adanya kinerja perlu dipertahankan atau bahkan lebih
pelayanan rawat inap yang diterapkan telah sesuai ditingkatkan kembali agar semakin
yang diharapkan oleh pasien yang meliputi ketepatan meningkatkan loyalitas pasiennya.
waktu, Informasi, kompetensi teknis, hubungan 2. Bagi peneliti berikutnya dapat menambahkan
antar manusia maupun lingkungan. Jika kinerja variabel-variabel lain seperti: mutu pelayanan,
pelayanan rawat inap kurang terpenuhi oleh pasien layanan petugas secara umum, dan lain-lain
maka kemungkinan besar akan terjadi penurunan 6. Daftar Pustaka
kepuasan pasien. Jika sampai terjadi penurunan

5
[1] Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran.
Penerbit Prenhallindo, Jakarta.
[2] Mulyadi. 2007. Alat Manajemen Kontemporer
Untuk Pelipat Ganda Kinerja. Balanced
Scorecard. CV. Salemba Empat. Jakarta.
[3] Pohan Imbalo. 2007. Jaminan Mutu Layanan
Kesehatan. Dasar-dasar Pengertian dan
Penerapan. EGC. Jakarta.
[4] Supriyanto (2002). Strategi Pemasaran Jasa
Pelayanan Kesehatan. Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai