1. Pengertian Diabetes melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai
berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, saraf, ginjal dan pembuluh darah. 2. Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnosis diabetes melitus (DM) dan melakukan pengobatan dan penyuluhan untuk pencegahan diabetes melitus. 3. Kebijakan 4. Referensi Pedomam Pengobatan Dasar di Puskesmas Tahun 2002 Hal 26-27, Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1, FKUI.
Pedoman pengobatan dasar di Puskesmas, Depkes RI,
dirjen pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan 2002 5. Prosedur/Langkah- a. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut. langkah b. Petugas menulis identitas pasien di buku register c. Petugas melakukan anamnesa pada pasien apakah pasien mengeluhkan gejala klasik DM yang berupa poliuria (sering kencing), polidipsi (sering haus) dan polifagi (serng lapar). d. Petugas menanyakan pada pasien apakah terdapat keluhan lain seperti berat badan turun tanpa penyebab yang jelas, kesemutan, gatal, mata kabur, impotensi pada pria, pruritus vulva pada wanita, serta adakah luka yang tidak kunjung sembuh. e. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah f. Petugas melakukan pemeriksaan nadi g. Petugas melakukan pemeriksaan suhu h. Petugas melakukan pemeriksaan fisik termasuk ekstremitas atas dan bawah termasuk jari. i. Bila diperlukan petugas membuat permintaan pemeriksaan gula darah atau urin ke laboratorium. j. Petugas menyerahkan surat permintaan kepada pasien untuk selanjutnya pasien ke laboratorium k. Petugas menerima hasil laboratorium dari pasien l. Petugas membaca hasil laboratorium dan menegakan diagnose berdasarkan hasil lab dan anamnesis, yaitu: Gejala klasik DM +Glukosa darah sewatu ≥ 200 mg/dl (darah kapiler) Gejala klasik DM +Glukosa darah puasa ≥ 100 mg/dl (darah kapiler) Tanpa gejala kasik DM + kadar GDS ≥ 200 mg/dl atau GDP ulang ≥ 100 mg/dl (darah kapiler) m. Petugas memberikan penatalaksanaan awal DM berupa terapi gizi medis (TGM) dan latihan jasmani selama 2 – 4 minggu. Apabila kadar gula darah belum mencapai sasaran dilakukan intervensi farmakologi dengan obat hipoglikemik oral (OHO) dan atau suntikan insulin.
Obat hipoglikemik oral (OHO) dimulai dengan dosis
kecil dan ditingkatkan secara bertahap sesuai respons kadar glukosa darah, dapat diberikan sampai dosis hampir maksimal. Pemberian OHO bersamaan dengan pengaturan diit dan latihan jasmani, bila diperlukan dapat dilakukan pemberian OHO tunggal atau OHO kombinasi. Terapi OHO kombinasi harus dipilih dua macam obat dari kelompok yang mempunyai mekanisme kerja berbeda
Golongan Biguanid: Metformin, dosis awal 500 mg
dosis maksimal 2500 mg diberikan 1-3 kali/hari
Golongan Sulfonilurea: Glibenklamid dosis awal 2.5
mg dosis maksimal 15 mg/hr diberikan 15 – 30 menit sebelum makan, 1-2 kali/hari.
n. Petugas mengedukasi pasien tentang penyakit DM, perlunya
pengendalian dan pemantauan gula darah, penyulit DM dan resikonya serta bagaimana mengatasi sementara keadaan gawat darurat akibat DM (rasa sakit dan hipoglikemia).
o. Petugas mengedukasi pasien tentang terapi gizi medis
(TGM) makanan yang seimbang sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah makanan.
p. Petugas mengedukasi pasien tentan latihan jasmani secara
teratur 3 – 4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit. q. Petugas menulis resep. r. Petugas menyerahkan resep kepada pasien s. Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium,diagnose dan terapi kedalam rekam medic pasien t. Petugas menandatangani rekam medic u. Petugas menulis diagnose ke buku rgister rawat jalan. 6. Diagram Alir 7. Unit Terkait 1. Poli Umum 2. Poli Lansia 3. Farmasi
8. Riwayat Perubahan Dokumen
Tanggal Mulai No Yang Dirubah Isi Perubahan Diberlakukan