Anda di halaman 1dari 3

PRA RENCANA K3 KONTRAK (PRA-RK3K)

NAMA PAKET PEKERJAAN : PRESERVASI REHABILITASI CISOMANG – PADALARANG - RAJAMANDALA


TAHUN ANGGARAN : 2018
PENYEDIA JASA : PT. VIRGININDO UTAMA KARYA

RUANG LINGKUP
Instruksi kerja ini sebagai pedoman dalam penyelenggaraan system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) di
perusahaan, yang melibatkan semua unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka
mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

DEFINISI
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari system manajemen secara keseluruhan yang
meliputi struktur organinasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan penerapan, pencapaian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian
resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman.
Kebijakan keselamatan kerja dan kesehatan kerja adalah kebijakan yang tertulis, bertanggal dan secara jelas menyatakan tujuan-tujuan
keselamatan dan kesehatan kerja dan komitmen perusahaan dalam memperbaiki kinerja dan kesehatan kerja.

KEBIJAKAN K3

 Mendapatkan hasil yang terbaik dengan mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja
 Untuk mencapai hal tersebut ditetapkan :
 Mematuhi semua perundang-undangan yang terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja
 Mencegah terjadinya bahaya yang dapat mengakibatkan cidera atau sakit akibat kerja
 Sepakat untuk mengutamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

TUJUAN DAN SASARAN


 Tujuan
Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja ini adalah untuk lebih menekankan pada pencegahan terjadinya kecelakaan,
insiden-insiden, kerugian dengan melakukan control melalui kesadaran akan perlunya pengawasan terhadap usaha penyelamatan
 Sasaran
Agar setiap personil bertanggung jawab terhadap pekerjaan dan perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja karena
kaitannya meminimilisasi kerugian perusahaan akibat kecelakaan

SASARAN K3
 Tidak ada kecelakaan kerja (Zero Accident)
 Meningkatkan kesadaran dan kepedulian tentang K3 kepada seluruh pekerja
 Pada pelaksanaan proyek tidak terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja
 Wajib menggunakan alat pelindung diri (APD) dan alat Safety lainnya
 Material ditumpuk rapi dan sesuai dengan jenisnya
 Proyek bersih, rapi dan sehat
 Menjamin produktifitas tidak terganggu

PEMENUHAN UNDANG-UNDANG DAN PERSYARATAN LAINNYA

 UU No. 1 Tahun 1970 tentan Keselamatan Kerja


 Permenker No. Per. 01/MEN/1980 tentaang K3 pada Pekerjaan Konstruksi Bangunan
 SKB Menaker dan PU No. Kep 174/MEN/1986 dan No 104/KPTS/1986 Pedoman tentang K3 pada tempat kegiatan Konstruksi
 Permenaker No. PER.05/MEN/1996 tentan SMK3
 UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
 Peraturan Menteri PU No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Konstruksi Bidang PU
PROGRAM K3
 Menyediakan sumber daya atau perlengkapan K3
 Membuat Safety Plan
 Melakukan Inspeksi K3 secara rutin
 Memastikan bahwa semua pekerja mematuhi peraturan K3 yang telah ditetapkan
 Membentuk Tim Penanganan Tanggap Darurat
 Mengevaluasi hasil pelaksanaan dan melakukan review terhadap hasil evalusi

KETENTUAN
1. KEWAJIBAN UMUM
 Mengusahakan diaturnya tempat kerja dan tata cara kerja sedemikian rupa sehingga tempat kerja dan orang – orang
sekitarnya terlindung dari resiko kecelakaan
 Mengadakan pengawasan agar tenaga kerja dapat melakukan pekerjaannya dalam keadaan selamat dan sehat
 Harus yakin bahwa semua tenaga kerja telah diberi petunjuk terhadap kemungkinan bahaya dalam pekerjaannya dan usaha
pencegahannya
 Yakin bahwa mesin, peralatan, kendaraan dan lain-lain yang akan digunakan dapat dipakai secara aman
 Menyediakan alat P3K atau kotak obat yang memadai untuk proyek besar dan terpencil harus disediakan klinik darurat untuk
pertolongan pertama
 Menyediakan perlengkapan untuk keselamatan kerja antara lain, helm, ikat pinggang pengaman dan lain-lain yang dipandang
perlu

2. TEMPAT KERJA
 Dalam merencanakan dan memilih lokasi bangunan sementara di proyek perlu dipertimbangkan kesehatan kebersihan dan
keamanan
 Penerangan yang cukup (bilamana kerja pada malam hari)
 Tersedia alat pemadam kebakaran (APAR)
 Tersedia air minum yang memenuhi syarat
 Arsip yang tertata dengan rapi

3. PENGGUNAAN ALAT – ALAT BERAT DI PROYEK


 Buatlah jalan yang cukup lebar dan tanjakan yang tidak terlalu tajam
 Untuk menjaga pandangan agar jelas, jalan harus tidak berdebu
 Harus cukup penerangan jalan dan peralatan untuk kerja malam
 Harus diperhatikan pengaturan lalu lintas didalam daerah proyek jembatan sementara harus cukup kuat untuk dilalui
peralatan proyek yang tidak berkepentingan dilarang berada dekat alat berat yang sedang bekerja
 Jalan yang lembek harus diperkeras
 Dalam iring – iringan kendaraan truck harus dijaga antara truck tersebut (dilarang melalukan Konvoi)
 Hormati keselamatan pemakain jalan lain
 Bekerjalah dengan alat sesuai dengan petunjuk yang benar (SOP)

4. BAHAN BAKAR
 Dilarang menyimpan persediaan bahan bakar yang mudah terbakar didalam proyek kecuali ada dan peralatan khusus
 Solar dapat disimpan di proyek dengan ketentuan bahwa tempat penyimpanan cukup jauh di kantor, bengkel dan gudang
serta harus diberi pagar keliling
 Dilarang merokok didekat penyimpanan bahan bakar
 Dilarang menggunakan bahan bakar bensin untuk membersihkan mesin peralatan

5. RAMBU- RAMBU / SIMBOL TANDA BAHAYA


 Periksa apakah ada petugas bendera benar-benar sudah terlatih yang berkemampuan dalam tugasnya untuk mengatur
rambu lalu lintas dan menggunakan jaket yang jelas terlihat jika bertugas pada malam hari
 Lampu kuning/rotary lamp sebagai tanda peringatan harus terpasang tepatnya diatas dinding pagar proyek untuk kelancaran
dan keamanan keluar masuk kendaraan proyek atau aktifitas lainnya
 Papan rambu/spanduk yang bertuliskan “Awas Ada Pekerjaan Proyek Jembatan/Jalan Di Depan” harus terpasang pada posisi
yang strategis
 Dalam hal apapun orang yang tidak berkepentingan tidak boleh masuk atau melewati daerah batas pengaman
 Batas rambu pengaman untuk pejalan kaki perlu dipasang untuk menunjukan jalan sementara dengan memberi batas
hambatan/pagar dengan dilengkapi pegangan tangan/handrail setinggi 1 – 1,2 m tujuannya agar terlindung dari lalu lintas
alat-alat berat, keluar masuk kendaraan material proyek, Lampu tanda bahaya harus dipasang pada ujung pagar tersebut dan
harus terlihat jelas pada malam hari

Jakarta, 13 Maret 2018


Penawar,
PT. VIRGININDO UTAMA KARYA

MULYONO
Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai