Pada akhir Perang Dunia II, tentara Uni Sovyet melancarkan serbuan terhadap Korea
dari arah utara untuk memusnahkan sisa-sisa kekuatan tentara Jepang yang masih ada
di Korea pada 12 Agustus 1945. Amerika Serikat pun tidak mau ketinggalan dan pada
bulan September 1945, mereka mendaratkan pasukannya di Korea Selatan. Hal ini
menyebabkan di Korea terdapat dua daerah pendudukan, yaitu Korea Utara diduduki
Uni Sovyet dan Korea Selatan diduduki oleh Amerika Serikat. Batas diantara
keduanya di Korea adalah 38o garis lintang utara.
Pertentangan antara Korea Utara dan Korea Selatan semakin bertambah panas. China
ikut melibatkan diri dalam konflik itu. China membantu Korea Utara melakukan
serbuan terhadap Korea Selatan. Tentara Korea Selatan mendapat banyak bantuan
Amerika Serikat namun tidak begitu banyak banyak jumlahnya tidak mampu
menahan sebuan tentara Korea Utara yang dibantu China dan Uni Sovyet.
Dalam waktu bulan setelah wilayah Korea Selatan yang terkecuali di daerah sekitar
pelabuahn Pusan di sebelah tenggara, diduduki oleh tentara Korea Utara. Dalam
sekejap perang ini berubah menjadi konflik antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet.
Perang Korea berlangsung sampai tiga tahun lamanya. Akhirnya pada tanggal 27 Juli
1953 ditandatangani persetujuan gencatan senjata di Pamujon. Dalam Perang Korea
itu, 58.000 tentara Korea Selatan tewas dan 175.000 luka-luka. Lebih dari satu juta
penduduk sipil terbunuh serta satu juta orang menderita luka-luka. Selain itu,
sebagian besar penduduk Korea kehilangan tempat tinggal, sehingga jumlah kerugian
yang diderita bangsa Korea sangat besar.
Revolusi Kuba
Setelah Fidel Castro menduduki kedudukan sebagai Presiden Kuba, maka langkah
pembaharuan dilakukan pertama kalinya adalah memotong bunga bank sebesar 50%
menyita 13% tanah pertanian Kuba dan membaginya menjadi korporasi-korporasi
pertanian, termasuk pertanian yang disita adalah pertanian milik keluarga Batista.
Pada bulan April 1959, dengan berpura-pura tidak tahu sikap dingin yang ditunjukkan
Washington kepada Kuba, Fidel Castro pergi ke Amerika dengan tujuan untuk
memperbaiki hubungannya yang pernah putus. Kedatangan Castro ternyata disambut
oleh Wakil Presiden Richard Nixon, sedangkan Presiden Eisenhower malah pergi
berolahraga ke Georgia. Senator John F. Kennedy menyerang pemerintahan
Eisenhower yang dipandangnya gagal.
Dengan gagalnya Kuba menjalin hubungan dengan Amerika Serikat, Fidel Castro
mengerahkan hubungan Kuba dengan negara-negara komunis. Mereka cepat
membuka hubungan bisnis. Pada negara-negara komunis, Castro berhasil
memperoleh pinjaman ratusan juta dolar, pesanan jutaan ton gula, dan akan diberi
pesawat terbang militer.
Dalam serangan yang gagal itu, prestise Amerika Serikat jatuh dan Castro terbukti
terbukti benar dengan tuduhan bahwa Amerika Serikat melakukan campur tangan di
Amerika Latin untuk menggulingkan dirinya. Kemuian pada hari Buruh tahun 1961,
Castro dengan lantang menyatakan bahwa Kuba merupakan sebuah negara sosialis
dan menganut paham Marxis.