Anda di halaman 1dari 14

COURSE 16

 NAME OF COURSE : Permulaan Perang Dingin

 The target audience : High School Student (SBMPTN)

 Time Frame : Completed June 2018


Overview and Course Objectives
Lessons:
1. Kekuatan Negara Adikuasa
2. Jalannya Perang Dingin
3. Dampak Perang Dingin bagi Dunia
4. Perkembangan Teknologi Perang Dingin
5. Pemerintahan Komunis Cina
6. Perang Korea
7. Revolusi Kuba
8. Perang Vietnam
9. Perkembangan Politik Indocina
BAB I

KEKUATAN NEGARA-NEGARA ADIKUASA

Perang Dunia II berakhir dengan kemenangan pihak sekutu yang terdiri dari Inggris, Prancis,
Uni Sovyet, dan Amerika Serikat. Kemenangan yang diraih oleh pihak sekutu tidak terlepas
dari peran Amerika Serikat. Pasukan sekutu yang mendapat bantuan tentara, perelngkapan,
dan persenjataan dari Amerika Serikat menganggap bahwa peran Amerika Serikat sangat
menentukan dalam kemenangan yang diraih oleh pihak sekutu. Di Medan Perang Asia
Pasifik, pengeboman terhadap Hiroshima (6 Agustus 1945) dan Nagasaki (9 Agustus 1965)
jelas mempercepat menyerahnya Jepang terhadap pihak sekutu.

Di medan Perang Eropa, pasukan Amerika Serikat beserta pasukan Inggris dan Prancis
berhasil mendesak pertahanan Jerman dan Italia serta memaksa kedua negara tersebut
menyerah kepada pihak sekutu. Pasca perang, peran Amerika Serikat sangat besar dalam
memberikan bantuan kepada negara-negara Eropa Barat untuk membangun kembali
perekonomiannya.

Uni Sovyet juga turut berperan terhadap kemenangan pasukan Sekutu yaitu melakukan
pembebasan Eropa Timur dari tangan Jerman. Sambil membebaskan Eropa bagian Timur dari
tangan Jerman, Uni Sovyet juga mempergunakan kesempatan untuk meluaskan pengaruhnya.
Uni Sovyet menyeponsori perebutan kekuasaan di berbagai negara Eropa Timur seperti di
Bulgaria, Albania, Hongaria, Rumania, Polandia, dan Cekoslowakia sehingga negara-negara
tersebut masuk ke dalam pengaruh pemerintahan Uni Sovyet.

Berakhirnya Perang Dunia II telah mengubah perkembangan politik dunia. Amerika Serikat
dan Uni Sovyet sebagai negara pemenang muncul menjadi kekuatan raksasa. Dua negara
tersebut memiliki perbedaan ideologi, yaitu Amerika Serikat memiliki ideologi kapitalis,
sedangkan Rusia berideologi komunis.

Meluasnya pengaruh Uni Sovyet sesudah Perang Dunia II di Eropa Timur sangat
mencemaskan negara-negara Eropa Barat, terutama Inggris dan Prancis. Kecemasan itu
membuat negara-negara barat dan Amerika Serikat mendirikan suatu pakta pertahanan yang
dikenal dengan nama NATO (North Atlantic Treaty Organization) atau Organisasi
Pertahanan Atlantik Utara.

Untuk mengimbangi kekuatan NATO, pada tahun 1955 Uni Sovyet mendirikan suatu pakta
pertahanan yang disebut Pakta Warsawa. Anggota Pakta Warsawa terdiri dari negara-negara
Uni Sovyet, Albania, Bulgaria, Cekoslovakia, Jerman Timur, Hongaria, Polandia, dan
Rumania.

Berdirinya pakta pertahanan yang berada di bawah pengaruh kedua negara besar telah
mengakibatkan timbulnya rasa saling curiga dan perlombaan senjata diantara kedua belah
pihak. Masing-masing pihak saling diliputi oleh suasana perang dingin.
BAB II

JALANNYA PERANG DINGIN

Perang Dingin adalah perang dalam bentuk ketegangan sebagai perwujudan dari konflik-
konflik kepentingan, dan perebutan supremasi dan perbedaan ideologi antara Blok Barat yang
dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Sovyet. Perang
Dingin disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

Perbedaan paham

Paham demokrasi-kapitalis yang dianut oleh Amerika Serikat bertentangan dengan paham
sosialis-komunis Uni Sovyet. Paham demokrasi-kapitalis mengagungkan kebebasan individu
yang memungkinkan kapitalisme berkembang subur. Uni Sovyet yang berpaham sosialis-
komunis berkeyakinan bahwa paham itu lebih dapat menyejahterakan buruh maupun
rakyatnya karena negara-negara yang mengendalikan perusahaan akan memanfaatkan
keuntungannya untuk rakyat. Negara-negara barat menyebut negara komunis sebagai negara
di balik terali besi.

Keinginan untuk berkuasa

Amerika Serikat dan Uni Sovyet mempunyai keinginan menjadi penguasa di dunia dengan
cara-cara yang baru. Amerika Serikat sebagai negara kreditur besar membantu negara-negara
yang sedang berkembang. Bantuan itu berupa pinjaman modal untuk pembangunan, dengan
harapan bahwa rakyat yang makmur hidupnya dapat menjadi tempat pemasaran hasil
industrinya dan menjauhkan diri dari pengaruh sosialis-komunis. Uni Sovyet yang mulai kuat
ekonominya juga tidak mau kalah membantu perjuangan nasonal berupa bantuan senjata atau
tenaga ahli. Hal ini dilakukan untuk mempengaruhi negara-negara tersebut.

Kemunculan dua blok ini ditandai dengan persaingan-persaingan kepentingan yang tajam.
Ketegangan paling awal dari persaingan ini kemudian dikenal dengan nama Cold War
(Perang Dingin). Perang ini dimulai sejak pembagian Jerman menjadi dua wilayah, yakni
Jerman Barat dan Jerman Timur. Pembagian dua wilayah Jerman ini berakibat pada
pembagian Kota Berlin menjadi Berlin Barat dan Berlin Timur. Berlin Barat dikuasi Amerika
Serikat, Inggris, dan Prancis sedangkan Berlin Timur dikuasai oleh Uni Sovyet.

Doktrim Thruman lalu dicetuskan oleh Amerika Serikat untuk membendung pengaruh Uni
Sovyet dan komunisnya di Eropa. Bantuan yang diberikan tidak hanya bantuan keuangan
namun juga bantuan militer. Persaingan kedua blok yang saling bertentangan ini
mengakibatkan ramainya kegiatan spionase dan sistem aliansi dunia.
Sistem Aliansi

Dalam perkembangan Perang Dingin muncul beberapa bentuk sistem aliansi, baik aliansi
yang dilakukan oleh blok timur maupun blok barat. Beberapa bentuk aliansi tersebut antara
lain:

 Pembentukan Cominform (The Communist Information Bureau) pada tahun 1947.


Badan ini adalah wadah kerja sama partai-partai komunis yang berpusat di Beograd,
Yugoslavia.

 Pembentukan NATO tahun 1949.

 Perjanjian antara RRC dan Uni Sovyet tahun 1950.

 Pembentukan Pakta ANZUS yakni pakta pertahanan antara Amerika Serikat, Selandia
Baru, dan Australia.

 Pembentukan Pakta Warsawa pada tahun 1955. Pakta Warsawa merupakan kerja
sama pertahanan negara-negara komunis.

Kegiatan Spionase

Kegiatan mata-mata (spionase) juga turut mewarnai percaturan politik selama Perang Dingin.
Kegiatan spionase tersebut tercermin dari tindakan yang dilaksanakan oleh agen-agen
spionase kedua belah pihak, yaitu antara KGB (Uni Sovyet) dan CIA (Amerika Serikat).
Keduanya selalu berusaha untuk memeproleh informasi rahasia mengenai segala hal yang
menyangkut kedua belah pihak atau negara yang berada di bawah pengaruh kedua belah
pihak.
BAB III

DAMPAK PERANG DINGIN

Setelah Perang Dunia II, antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet terjadi perebutan pengaruh
yang melahirkan Perang Dingin. Perebutan pengaruh antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet
berdampak luas pada bidang politik, ekonomi, dan militer, maupun ruang angkasa.

Bidang Politik

Amerika Serikat berusaha menjadikan negara-negara yang sedang berkembang menjadi


negara demokrasi agar hak-hak asasi manusia dapat dijamin. Di negara yang sebelumnya
kalah perang seperti Jerman Barat dan Jepang selain paham demokrasi, paham kapitalisme
juga dikembangkan. Negara tersebut sehaluan dengan Amerika Serikat. Bahkan, Jepang
akhirnya menjadi sekutu Amerika Serikat di Asia Timur beserta Korea Selatan.

Uni Sovyet dengan paham sosialis-komunisnya mendengungkan pembangunan Rencana


Lima Tahun. Caranya tidak dilakukan liberal, namun diktator. Negara yang sehaluan dengan
Uni Sovyet disebut sebagai negara satelit. Negara tersebut dikendalikan oleh Uni Sovyet. Jika
ada yang menyimpang akan ditindak keras seperti yang dilakukan Polandia dan Hungaria.

Bidang Ekonomi

Sebagai negara kreditur terbesar, Amerika Serikat memberikan pinjaman atau bantuan
ekonomi kepada negara-negara yang sedang berkembang. Negara-negara barat yang hancur
ekonominya akibat Perang Dunia II dibantu melalui Marshall Plan. Di samping itu, ada
negara yang memperoleh “Grants in Aid”, yaitu bantuan ekonomi dengan kewajiban
mengembalikannya berupa dollar atau dengan membeli barang-barang Amerika Serikat.

Untuk negara-negara di Asia, Presiden Truman mengeluarkan “The Four Points Program for
The Economic Development in Asia” berupa bantuan teknik dalam wujud perlengkapan-
perlengkapan ekonomis atau bantuan kredit yang berasal dari sektor swasta di Amerika
Serikat yang disalurkan oleh pemerintah kepada negara-negara yang sedang berkembang.

Bidang Militer

Perebutan pengaruh yang paling mencolok antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet adalah
dalam pakta pertahanan. Negara-negara Barat membentuk NATO atau pakta pertahanan
Atlantik Utara. Sementara itu, Uni Sovyet dengan negara-negara Blok Timur membentuk
Pakta Warsawa (1955). Uni Sovyet juga memberi bantuan militer kepada Vietnam yang
akhirnya bisa mengusir tentara Amerika Serikat pada Perang Vietnam tahun 1975.
BAB IV

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PERANG DINGIN

Perlombaan Senjata Nuklir dan Bahayanya

Perlombaan senjata nuklir antara pihak Amerika Serikat dengan Uni Sovyet telah
menimbulkan ketegangan luar biasa di kalangan masyarakat dunia. Masyarakat dunia diliputi
oleh kekhawatiran akan meletusnya perang nuklir yang dahsyat. Suatu isu sensitif yang
menyangkut kedua belah pihak atau berbagai isu sensitif yang menyangkut kedua belah pihak
atau berbagai isu global bisa saja menyeret mereka ke kancah perang terbuka.

Jenis-jenis senjata nuklir bisa menjangkau antarnegara atau antarbenua. Bahaya yang akan
ditimbulkan bila terjadi perang sangat dahsyat dan bisa membahayakan kelangsungan hidup
umat manusia dan makhluk hidup lainnya di dunia. Sebagai contoh, ketika reaktor nuklir
Cherlobyl meledak pada tanggal 26 April 1986, bencana itu telah mengakibatkan ratusan
orang terkontaminasi zat radioaktif, puluhan orang meninggal dan ratusan ribu orang terpaksa
mengungsi. Kontaminasi akibat ledakan reaktor nuklir itu menyebabkan cacat tubuh pada
kulit.

Selama berlangsungnya perlombaan senjata nuklir, kedua blok telah membangun pusat-pusat
tombol peluncuran senjata nuklir di berbagai negara yang berada di bawah pengaruhnya.
Sementara itu, PBB merasa perlu untuk mengurangi meningkatnya perlombaan senjata nuklir
pada kedua belah pihak. PBB kemudian membentuk apa yang disebut dengan Atomic Energy
Comission yang bertujuan mencari jalan dan cara menggunakan tenaga atom untuk maksud-
maksud damai, serta mencegah penggunaan untuk tujuan-tujuan perang.

Pada akhir Desember 1946, komisi ini menyetujui usul Amerika Serikat untuk mengadakan
pengawasan dan pengaturan-pengaturan yang ketat dengan maksud mencegah produksi
senjata-senjata atom yang dilakukan secara diam-diam. Akan tetapi, Uni Sovyet keberatan
dan mengemukakan usul pengurangan persenjataan secara menyeluruh. Namun, Amerika
Serikat tidak menerima usul yang dilontarkan oleh Uni Sovyet. Oleh karena itu, Uni Sovyet
memveto usul Amerika Serikat pada Dewan Keamanan PBB pada 1947. Pada tahun 1949,
Uni Sovyet mengadakan uji coba peledakan bom atomnya yang pertama.

Perbandingan Kekuatan Nuklir

Perlombaan senjata nuklir antara Amerika Serikat dengan Uni Sovyet jelas menimbulkan
kekhawatiran dan ketegangan yang luar biasa bagi dunia. Sebagai informasi, sampai tahun
1983, perbandingan kekuatan nuklir Uni Sovyet menujukkan posisi yang unggul
dibandingkan kekuatan Amerika Serikat. Dalam hal kekuatan nuklir medan, yaitu rudal dan
pesawat pengebom yang digunakan untuk menyerang atau melindungi Eropa Barat, Uni
Sovyet juga memiliki keunggulan.
Perlombaan Ruang Angkasa

Dunia dirasakan semakin sempit untuk diperebutkan oleh kedua negara adikuasa, Amerika
dan Uni Sovyet. Oleh karena itu, perhatian dari kedua negara itu dialihkan ke ruang angkasa
yang masih bebas diperebutkan.

Pada mulanya, Uni Sovyet meluncurkan pesawat Sputnik I tanpa awak kapal (1957),
kemudian diikuti Sputnik II yang membawa seekor anjing. Amerika Serikat mengimbangi
dengan meluncurkan Explorer I (1958) kemudian diikuti dengan Explorer II, Discover, dan
Vanguard. Uni Sovyet mengungguli Amerika Serikat dengan meluncurkan Lunik yang
berhasil didaratkan ke bulan. Namun, Amerika Serikat mampu menandingi dengan
mendaratkan manusia di bulan yakni Neil Amstrong.

Amerika Serikat berusaha menkalukkan ruang angkasa dengan mengadakan penyelidikan-


penyelidikan atas benda-benda ruang angkasa yang jauh letaknya dari bumi, seperti Saturnus,
Yupiter, dan lain-lain.

Dengan demiukian, demi kepentingan politik, ekonomi, dan militer, kedua negara tersebut
menjalankan politik pecah belah. Negara yang terpecah antara lain Vietnam, Korea, dan
Jerman. Dari ketiga negara tersebut, hanya Korea yang masih terbelah akibat Perang Dingin
ini.
BAB V

PEMERINTAHAN KOMUNIS CHINA

Pada akhir tahun 1949, Amerika Serikat sebagai pemimpin Blok Barat (liberal kapitalis)
dikejutkan dengan telah meluasnya pengaruh sosialis komunis di wilayah Asia. Keterkejutan
negara adidaya Amerika Serikat disebabkan oleh kemenangan komunis di daratan Cina.
Kemenangan komunis di Cina menyebabkan lahirnya negara komunis Cina dengan nama
Republik Rakyat Cina (RRC).

Cina Sebelum Perang Dunia II

Kehidupan bangsa Cina dikatakan memasuki masa modern setelah pemerintahannya berubah
dari kekaisaran menjadi republik untuk pertama kalinya. Pada bulan Desember 1911
Republik Rakyat Cina terbentuk dengan Dr. Sun Yat Sen sebagai presidennya. Dinasti
Manchu yang dipecundangi. Dr. Sun Yat Sen berusaha menyusun kekuatan kembali dengan
meminta bantuan Yuan Shih Kay, mantan petinggi militer. Namun, Yuan Shih Kay
bersimpati dengan perjuangan Dr. Sun Yat Sen dan berniat membantunya secara diam-diam.

Atas bantuan dan perjuangannya, Dr. Sun Yat Sen meminta Yuan Shih Kay menjadi Presiden
Republik Cina. Yuan Shih Kay memerintah Cina secara diktator. Hal itu tentu saja
mengecewakan kelompok revolusioner yang telah memberi kepercayaan Yuan Shih Kay
memimpin Cina. Oleh karena itu, mereka kemudian membentuk Partai Nasional
(Kuomintang) pada tahun 1913.

Selanjutnya, kaum revolusioner mengadakan pemberontakan terhadap pemerintahan Yuan


Shih Kay. Namun, revolusi mengalami kegagalan sehingga pemimpinnya melarikan diri ke
Jepang. Yuan Shih Kay makin bertindak tidak simpatik terhadap para pendukungnya karena
merasa paling kuat. Yuan Shih Kay berkeinginan menghidupkan kembali kekaisaran di Cina.
Tentu saja keinginan itu ditentang para pengikutnya, terutama dari kalangan militer.
Menjelang tahun 1916 pemerintahan di Beijing mulai melemah. Namun, militer yang
menjadi inti kekuatannya di Utara masih mampu mengontrol wilayahnya. Dengan demikian,
kaum militer sebenarnya yang berkuasa di Cina Utara.

Sementara itu, di Cina Selatan kaum militer meminta Dr. Sun Yat Sen untuk mendirikan
pemerintahan baru dan terbentuk di Kanton pada tahun 1917. Pada tahun 1922 pemerintahan
republik runtuh dan kaum militer yang berkuasa. oleh karena ada dua pemerintahan dalam
satu wilayah Cina, terjadilah perang saudara. Pada tahun 1919 Dr. Sun Yat Sen mengadakan
pembenahan terhadap Partai Nasional dengan merekrut pada mahasiswa. Pada saat yang
sama, ideologi komunis mulai menyusup di Cina dan banyak dianut mahasiswa yang berada
di Beijing dan Shanghai. Pada tahun 1923 Uni Soviet mulai menjalin hubungan dengan
pemerintah Cina. Uni Soviet mengirimkan beberapa penasihatnya ke Cina untuk membantu
kaum nasionalis. Uni Soviet menyarankan agar kaum komunis dan nasionalis bersatu untuk
melancarkan revolusi melawan pemerintahan militer di Utara.
Pada tahun 1925 Dr. Sun Yat Sen meninggal dan kepemimpinannya digantikan oleh Chiang
Kai-shek seorang militer. Pada tahun 1926, para pemimpin militer di Utara berhasil
ditundukkan oleh orang-orang nasionalis dan komunis. Namun, setahun kemudian, Chiang
Kai-shek berbalik memusuhi kaum komunis. Pada tahun 1928 seluruh Cina berhasil
disatukan dalam pemerintahan kaum nasionalis.

Meskipun kaum nasionalis berkuasa di Cina, sebenarnya mereka tidak mampu mengontrol
seluruh wilayah Cina secara penuh. Gangguan yang dilakukan kaum komunis dan usaha
agresi Jepang mewarnai masa pemerintahan kaum nasionalis. Kaum komunis berhasil
mengonsolidasikan kekuasaannya di wilayah tengah dan selatan Cina. Namun, pada tahun
1934 Chiang Kai-shek berhasil mematahkan perlawanan kaum komunis. Akibat pertempuran
tersebut, kaum komunis Cina mulai mengonsolidasikan kekuatannya di bagian Utara Cina.

Untuk maksud itu, Mao Zedong, pemimpin Partai Komunis Cina mengajak pengikutnya
melakukan perjalanan panjang melalui darat untuk mencapai Provinsi Shensi di Cina Utara.
Kegiatan itu kemudian dikenal sebagai peristiwa Long March. Jepang pada tahun 1931 mulai
menguasai sebagian wilayah Cina. Sementara itu, Chiang Kai-shek juga tidak mampu
mengatasi agresi Jepang karena sedang bertempur melawan kaum komunis. Pada tahun 1937
Jepang hampir menguasai seluruh wilayah Cina. Para kaum nasionalis mengundurkan diri
dari Provinsi Szechwan dan menjadikan Chung-Ching sebagai ibu kota negara sementara.

Ketika Perang Dunia II berkecamuk, Cina menggabungkan diri dalam kelompok Sekutu.
Namun, peperangan yang lama dan menguras berbagai sumber daya menyebabkan dukungan
rakyat Cina pada kelompok nasionalis mulai mengendur. Kaum komunis pandai membaca
situasi ini dan mengambil kesempatan memperluas pengaruhnya pada masyarakat.
Akibatnya, kaum komunis berhasil merebut beberapa wilayah Cina di utara dari pemerintah
pendudukan Jepang yang mulai melemah. Kaum komunis kemudian memperkuat pasukannya
dan mengajak rakyat untuk membantu menyediakan makanan dan tempat perlindungan. Atas
kebaikan penduduk di daerah pedesaan ini, kaum komunis kemudian melakukan revolusi
sosial. Caranya dengan membagi-bagikan tanah kepada para petani dan penduduk pedesaan.

Cina Setelah Perang Dunia II

Ketika Perang Dunia II berakhir, kaum komunis telah berhasil menguasai wilayah Cina
bagian utara. Usaha untuk mengakhiri pertikaian di Cina setelah Perang Dunia II juga telah
dicoba dilakukan. Amerika Serikat sebagai salah satu negara adidaya berusaha menghentikan
perang saudara di Cina dengan mengirim Jenderal George C. Marshall ke Cina pada tahun
1946. Tugasnya adalah mengusahakan penyelesaian politik antara kaum nasionalis dan kaum
komunis. Namun, usaha itu mengalami kegagalan. Keunggulan pasukan dan taktik yang jitu
dari kaum komunis dan keberhasilan revolusi sosial berhasil mengalahkan kaum nasionalis.

Pasukan Mao Zedong setelah berhasil merebut Tientsin dan Beijing pada Januari 1949
berhasil memukul mundur pasukan kaum nasionalis ke wilayah selatan. Pada tanggal 1
Oktober 1949 Mao Zedong memproklamasikan berdirinya Republik Rakyat Cina dengan ibu
kota Beijing. Sementara itu, Chiang Kai-shek dan para pengikutnya menyingkir ke Pulau
Taiwan. Pemerintahan baru Cina ini mendapat dukungan militer dan ekonomi dari Uni
Soviet.

Kehadiran Cina dengan paham komunisnya tentu saja menjadi pesaing baru bagi Blok Barat.
Kemampuan Cina membangun angkatan bersenjata dengan personal yang besar, kemampuan
tenaga ahlinya yang mampu membuat bom atom, dan keberhasilannya dalam menata
kepemilikan tanah (landreform) menjadi kekhawatiran tersendiri bagi Blok Barat. Suasana
Perang Dingin di wilayah Asia makin mencekam setelah komunis Cina berusaha meluaskan
ajaran Mao Zedong pada negara-negara berkembang lainnya. Cina juga mulai melancarkan
kebijakan ekspansi wilayah. Tibet adalah wilayah yang pertama terkena kebijakan ekspansi
Cina (1950).

Kekuatan Cina juga makin mengkhawatirkan Uni Soviet dan Amerika Serikat karena
peranannya dalam Perang Korea (1950–1953) dan klaimnya atas wilayah Taiwan. Hubungan
harmonis Cina dan Uni Soviet berakhir pada tahun 1960- an. Hal itu disebabkan Cina sangat
mengecam kebijakan Uni Soviet untuk hidup berdampingan secara damai dengan Blok Barat.
Cina beranggapan bahwa konfrontasi dengan Barat yang menganut demokrasi liberal adalah
hal yang harus terjadi.

Cina bahkan menuduh Uni Soviet telah mengkhianati komunisme. Oleh karena kejadian
tersebut, sejak tahun 1960 Uni Soviet menghentikan pengiriman para ahlinya ke Cina.
Bahkan, Uni Soviet juga menolak membantu Cina ketika terjadi perang di perbatasan dengan
India pada tahun 1962. Cina makin memusuhi Uni Soviet setelah negara itu menandatangani
perjanjian kerja sama uji coba persenjataan nuklir pada tahun 1963. Pada tahun 1966 Mao
Zedong berusaha mengembalikan Cina ke jalur revolusioner karena ia melihat adanya
pergeseran dalam pola hidup masyarakat Cina. Untuk memenuhi ambisinya itu, Mao Zedong
melaksanakan Revolusi Kebudayaan. Namun, usaha ini pun mengalami kegagalan. Oleh
karena itu, Mao Zedong menggunakan kekuatan militer untuk membenahi keadaan.
BAB VI

REVOLUSI KOREA

Pada akhir Perang Dunia II, tentara Uni Sovyet melancarkan serbuan terhadap Korea dari
arah utara untuk memusnahkan sisa-sisa kekuatan tentara Jepang yang masih ada di Korea
pada 12 Agustus 1945. Amerika Serikat pun tidak mau ketinggalan dan pada bulan
September 1945, mereka mendaratkan pasukannya di Korea Selatan. Hal ini menyebabkan di
Korea terdapat dua daerah pendudukan, yaitu Korea Utara diduduki Uni Sovyet dan Korea
Selatan diduduki oleh Amerika Serikat. Batas diantara keduanya di Korea adalah 38o garis
lintang utara.

Pertentangan antara Korea Utara dan Korea Selatan semakin bertambah panas. China ikut
melibatkan diri dalam konflik itu. China membantu Korea Utara melakukan serbuan terhadap
Korea Selatan. Tentara Korea Selatan mendapat banyak bantuan Amerika Serikat namun
tidak begitu banyak banyak jumlahnya tidak mampu menahan sebuan tentara Korea Utara
yang dibantu China dan Uni Sovyet.

Dalam waktu bulan setelah wilayah Korea Selatan yang terkecuali di daerah sekitar
pelabuahn Pusan di sebelah tenggara, diduduki oleh tentara Korea Utara. Dalam sekejap
perang ini berubah menjadi konflik antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet.

Perang Korea berlangsung sampai tiga tahun lamanya. Akhirnya pada tanggal 27 Juli 1953
ditandatangani persetujuan gencatan senjata di Pamujon. Dalam Perang Korea itu, 58.000
tentara Korea Selatan tewas dan 175.000 luka-luka. Lebih dari satu juta penduduk sipil
terbunuh serta satu juta orang menderita luka-luka. Selain itu, sebagian besar penduduk
Korea kehilangan tempat tinggal, sehingga jumlah kerugian yang diderita bangsa Korea
sangat besar.
BAB VII

REVOLUSI KOREA

Fidel Castro terus melakukan perjuangan menentang pemerintahan Batista yang korup
dengan mendekati rakyat dan menyadarkan rakyat terhadap kehidupan bangsa dan negaranya.
Castro berhasil menyadarkan kehidupan rakyat berada di bawah pemerintahan Batista yang
bertindak sewenang-wenang. Castro memimpin langsung suatu gerakan untuk
menggulingkan pemerintahan Batista.

Setelah Fidel Castro menduduki kedudukan sebagai Presiden Kuba, maka langkah
pembaharuan dilakukan pertama kalinya adalah memotong bunga bank sebesar 50% menyita
13% tanah pertanian Kuba dan membaginya menjadi korporasi-korporasi pertanian, termasuk
pertanian yang disita adalah pertanian milik keluarga Batista.

Pada bulan April 1959, dengan berpura-pura tidak tahu sikap dingin yang ditunjukkan
Washington kepada Kuba, Fidel Castro pergi ke Amerika dengan tujuan untuk memperbaiki
hubungannya yang pernah putus. Kedatangan Castro ternyata disambut oleh Wakil Presiden
Richard Nixon, sedangkan Presiden Eisenhower malah pergi berolahraga ke Georgia.
Senator John F. Kennedy menyerang pemerintahan Eisenhower yang dipandangnya gagal.

Dengan gagalnya Kuba menjalin hubungan dengan Amerika Serikat, Fidel Castro
mengerahkan hubungan Kuba dengan negara-negara komunis. Mereka cepat membuka
hubungan bisnis. Pada negara-negara komunis, Castro berhasil memperoleh pinjaman ratusan
juta dolar, pesanan jutaan ton gula, dan akan diberi pesawat terbang militer.

Terjalinnya hubungan Kuba dengan negara-negara Komunis menimbulkan kemarahan


Presiden Amerika Serikat, Eisenhower ke Kuba. Ia memerintahkan untuk menghentikan
impor gula dari Kuba. CIA (Biro khusus AS) lalu berencana menggulingkan pemerintahan
Castro. Pada tanggal 3 Januari 1961, satu tuntutan dari Castro menyebabkan Eisenhower
memutuskan semua hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat. Setiap warga AS pun
dilarang bepergian ke Kuba.

Dalam sidang Dewan Keamanan PBB, Castro menuduh AS merencanakan invasi militer ke
Kuba. Washington membantah tetapi surat kabar The Nation dan St. Louis Post meyakini
bahwa CIA sedang melatih kekuatan-kekuatan orang Kuba sendiri untuk menyerang Kuba, di
suatu daerah di Guatemala.

Setelah Kenendy menggantikan Eisenhower menjadi Presiden AS, para penasehatnya


meyakinkan bahwa serangan ke Kuba dapat membangkitkan rakyat Kuba untuk menentang
Castro. Tetapi Kenendy ragu-ragu dan akhirnya mengisyaratkan penyerangan ke Teluk Babi
tanggal 17 April 1963. Serbuan Amerika Serikat ini mengalami kegagalan dan sangat
memalukan. Banyak pasukan Amerika Serikat terbunuh dan lebih dari seratus orang
tertangkap. Para tahanan lalu ditukarkan oleh Castro dengan barang-barang Amerika Serikat
yang dibutuhkannya.
Dalam serangan yang gagal itu, prestise Amerika Serikat jatuh dan Castro terbukti terbukti
benar dengan tuduhan bahwa Amerika Serikat melakukan campur tangan di Amerika Latin
untuk menggulingkan dirinya. Kemudian pada hari Buruh tahun 1961, Castro dengan lantang
menyatakan bahwa Kuba merupakan sebuah negara sosialis dan menganut paham Marxis.
BAB VIII

PERANG VIETNAM

Usai Perang Dunia II, Vietnam berhasil melepaskan diri dari penjajahan Prancis. Vietnam
lalu mendirikan negara merdeka. Namun, di dalam negara itu masih terdapat perang saudara
antara kaum komunis yang mendiami Vietnam Utara dan kaum nasionalis yang mendiami
Vietnam Selatan. Melaui Perundingan Jenewa tahun 1954, akhirnya Vietnam dibagi 2, yakni
Vietnam Utara dan Vietnam Selatan.

Wilayah Vietnam tidak luput dijadikan sebagai ajang perebutan pengaruh kedua blok yang
saling bersaing dan merupakan perang yang sesungguhnya antara kedua blok, karena
Vietnam Utara dibantu oleh Uni Sovyet dan RRC yang beraliran komunis sedangkan
Vietnam Selatan dibantu oleh Amerika Serikat dan Prancis.

Sementara perang tetap berkobar, pada tanggal 26 Oktober 1955, Ngo Dinh Diem
memproklamasikan kemerdekaan Vietnam Selatan berbentuk Republik. Raja Bao Dai (raja
Vietnam) diturunkan dari tahtanya. Hubungan antara Republik Vietnam Selatan dengan
Amerika Serikat bertambah erat sehingga peperangan semakin berkobar. Pada tahun 1963,
Ngo Dinh Diem terbunuh terbunuh dalam suatu perebutan kekuasaan. Kemudian tahun 1966,
diselenggarakan pemilihan umum. Dalam pemilihan umum itu berhasil memilih Letjen
Nguyen Van Thieu sebagai presiden dan Marsekal Nguyen Cao Ky sebagai wakil presiden.

Walaupun perang tetap berkobar, tetapi masing-masing pihak tetap menginginkan untuk
berdamai. Pada bulan Januari 1973, ditandatangani Perjanjian Paris antara Vietnam Utara,
Vietkong (gerakan yang berlairan komunis di Vietnam Selatan), Vietnam Selatan, dan
Amerika Serikat. Untuk mengawasi pelaksanaan Perjanjian perdamaian itu, dibentuklah
Komisi Pengawas Gencatan Senjata yang beranggotakan Kanada, Hongaria, Polandia, dan
Indonesia.

Pertempuran tetap berkecamuk bahkan hampir sebagian besar wilayah Vietnam Selatan
diduduki kaum komunis. Akibat meluasnya kaum komunis di Vietnnam selatan, pada bulan
April 1975 Presiden Nguyen Van Thieu memilih mengundurkan diri dan digantikan oleh
Wakil Presiden Tranh van Huong. Belum satu minggu setelah pergantian itu, terjadi
pergantian presiden lagi yang dijabat oleh Jendral Duong Van Minh. Pada tanggal 30 April
1975, Vietnam Selatan menyerah kepada Vietnam Utara dan Vietkong. Berakhirlah Perang
Vietnam dan menjadi negara komunis.

Anda mungkin juga menyukai