Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta
hidayah nya kepada kami sehingga penulisan laporan ini dapat terselesaikan. Penulisan laporan
ini adalah sebagai salah satu tugas mata kuliah Teknologi Pangan.
Dalam penulisan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Khususnya :
1. Ibu Agnescia Clarissa Sera, MfoodScTech selaku dosen pengajar mata kuliah Teknologi
Pangan yang telah membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan makalah.
2. Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, oleh karena itu demi
kesempurnaan laporan ini penulis mengharapkan kritik dan saran.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
BAB V PEMBAHASAN........................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
Selai merupakan produk makanan dengan konsistensi gel atau semi padat yang
dibuat dari bubur buah. Konsistensi gel atau semi padat pada selai diperoleh dari senyawa
pektin yang berasal dari buah atau pektin yang ditambahkan dari luar, gula sukrosa dan
asam. Interaksi ini terjadi pada suhu tinggi dan bersifat menetap setelah suhu diturunkan.
Kekerasan gel tergantung pada konsentrasi gula, pektin dan asam pada bubur.
Mangga atau mempelam adalah nama sejenis buah, demikian pula nama pohonnya.
Mangga termasuk ke dalam marga Mangifera, yang terdiri dari 35-40 anggota, dan suku
Anacardiaceae. Nama ilmiahnya adalah Mangifera indica. Pohon mangga termasuk
tumbuhan tingkat tinggi yang struktur batangnya (habitus) termasuk kelompok arboreus,
yaitu tumbuhan berkayu yang mempunyai tinggi batang lebih dari 5 m. Mangga bisa
mencapai tinggi 10-40 m.
Nama buah ini berasal dari Malayalam maanga. Kata ini dipadankan dalam bahasa
Indonesia menjadi mangga; dan pada pihak lain, kata ini dibawa ke Eropa oleh orang-orang
Portugis dan diserap menjadi manga (bahasa Portugis), mango (bahasa Inggris) dan lain-
lain. Nama ilmiahnya sendiri kira-kira mengandung arti: “(pohon) yang berbuah mangga,
berasal dari India”.Berasal dari sekitar perbatasan India dengan Burma, mangga telah
menyebar ke Asia Tenggara sekurangnya semenjak 1500 tahun yang silam. Buah ini dikenal
pula dalam berbagai bahasa daerah, seperti pelem atau poh.
Buah mangga merupakan salah satu buah musiman yang sangat digemari baik
sebagai buah segar maupun dalam bentuk olahannya. Selain rasanya yang enak, buah
mangga merupakan sumber gizi yang baik untuk kesehatan. Daging buah mangga yang
berwarna kuning orange banyak mengandung vitamin A yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.
Kandungan vitamin A dalam mangga berkisar antara 1.200 – 16.400 SI. Mangga dengan
kandungn vitamin A tertinggi adalah mangga Gedong (16.400 SI). Selain vitamin A, mangga
juga mengandung vitamin C berkisar antara 6-30 mg/100g buah.
Buah mangga segar bernilai ekonomi tinggi yang enak dimakan sebagai buah
segar di antaranya mangga Gedong, Gedong Gineu, Arumanis, Golek, Manalagi dan
Cengkir, sedangkan mangga untuk olahan selai antara lain adalah mangga Kidang, Kweni,
Bapang, Madu, Nanas, Kopyor, dan lain sebagainya.
1
Seperti halnya buah-buahan yang lainnya, buah mangga mempunyai daya simpan
yang singkat. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati akan memperbesar jumlah
kerusakan. Selain kerusakan mekanis dan mikrobiologis, kehilangan susut bobot selama
dalam penanganan mulai dari panen sampai ke pemasaran cukup besar.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Selai
Selai atau selei (bahasa Inggris: jam, bahasa Perancis: confiture) adalah salah satu
jenis makanan awetan berupa sari buah atau buah-buahan yang sudah yang sudah
dihancurkan, ditambah gula dan dimasak hingga kental atau berbentuk setengah padat.
Selai tidak dimakan begitu saja, melainkan untuk dioleskan di atas roti tawar atau sebagai isi
roti manis. Selai juga sering digunakan sebagai isi pada kue-kue seperti kue Nastar atau
pemanis pada minuman, seperti yogurt dan es krim.
Selai yang di dalamnya masih ditemukan potongan buah dalam berbagai ukuran
disebut preserve atau conserves, sedangkan selai yang dibuat dari sari buah dan kulit buah
genus Citrus disebut marmalade. Pektin yang dikandung buah-buahan atau sari buah
bereaksi dengan gula dan asam membuat selai menjadi kental. Buah-buahan dengan kadar
pektin atau keasaman yang rendah perlu ditambahkan pektin atau asam agar selai bisa
menjadi kental.
Buah-buahan yang dijadikan selai biasanya buah yang sudah masak, tapi tidak
terlalu matang dan mempunyai rasa sedikit masam. Buah-buahan yang umum dijadikan
selai, misalnya: stroberi, blueberi, aprikot, apel, anggur, pir, dan fig. Selain itu, selai bisa
dibuat dari sayur-sayuran seperti wortel dan seledri.
Di Indonesia, sebagian besar selai dibuat dari buah-buahan tropis seperti: nanas,
lobi-lobi, srikaya, jambu biji, pala, dan ceremai. Selai kacang adalah sebutan bahasa
Indonesia untuk peanut butter yang dibuat dari kacang tanah yang sudah dihaluskan
dicampur mentega atau margarin.
3
berat gula.Campuran ini dikentalkan sampai mencapai kadar zat terlarut tidak kurang dari
65%. Zat warna dan cita rasa dapat ditambahkan. Pektin dan asam dapat ditambahkan
untuk melengkapi kekurangan yang ada pada buah itu sendiri.
Nama buah dan bahan yang ditambahkan dalam pembutan selai harus disebutkan
label dalam ukuran berat, untuk dijual di Amerika serikat.
Ada 4 substansi yang penting untuk memproduksi suatu gel buah.Komponen-
komponen ini ialah pektin, asam, gula dan air.
2.3 Pektin
Pektin adalah golongan substansi yang terdapat dalam sari buah, yang membentuk
larutan koloidal dalam air dan berasal dari perubahan protopektin selama proses pemasakan
buah.Dalam kondisi yang cocok pektin dapat membentuk suatu gel.
Kertesz mendefenisikan istilah umum pektin sebagai asam pektinat yang larut dalam
air dari aneka metil ester dengan derajat netralisasi yang berbeda-beda, yang mampu untuk
membentuk gel dengan gula dan asam dalam kondisi yang cocok.Asam-asam
poligalakturonat yang terdiri dari unit-unit asam-asam anhidrogalakturonat merupakan
kerangka dasar dari semua pektin.Hidrolisis pektin dari buah apel dengan alkali akan
menghasilkan asam galakturonat dan metil alkohol.Komponen pektin bervariasi tergantung
4
dari sumbernya.Pektin dari umbi bit mengandung gugus asetil.Pektin buah-buahan
mengandung metoksil yang bervariasi.
Pektin adalah suatu koloid yang reversibel.Pektin dapat larut dalam air, diendapkan,
dipisahkan dan dikeringkan, dan dilarutkan kembali tanpa kehilangan kapasitas
pembentukan gelnya.Pektin diendapkan oleh alkohol, dan ini digunakan tidak hanya dalam
identifikasi tetapi juga dalam pembuatan dalam pektin komersial.Sekarang telah ditemukan
pektin dengan kandungan metoksil yang rendah yang memiliki kemampuan untuk
membentuk gel dengan kadar gula yang rendah atau bahkan dalam kondisi yang khusus
tanpa gula.Hidrolisis pektin akan menghasilkan asam pektat.Dalam transformasi tersebut
ada beberapa hasil , antara lain asam pektinat.Unit-unit pektinat dilaporkan sebagai asam
pektat dengan gugus karbonil yang diesterifikasikan oleh metil alkohol.
5
Disamping selai dibuat dari sistem gula sam pektin, dimungkinkan juga untuk
membentuk gel dari asam pektinat dengan perlakuan ion-ion logam, untuk itu diperlukan
kadar zat padat terlarut lebih rendah,Selai ini diperuntukkabagi yang melakukan diit.
Sinerisis adalah suatu iatilah yang digunakan untuk menjelaskan selai yang memiliki
cairan bebas, ialah cairan yang sibebaskan dari gel.Selai ini biasanya disebut dengan
selai’menangis”.
6
BAB III
MERODELOGI PRAKTIKUM
7
g) Apabila sudah muncul gelembung – gelembung tambahkan asam sitrat (0,02%),
asam benzoat (0,02%), aduk sampai selai menghasilokan tekstur yang pas.
h) Apabila dirasa sudah pas, coba matikan kompor lalu ambil dengan sendok lalu
dinginkan kemudian cek menggunakan refraktometer sampai terlihat 65-69 %
apabila sudah berarti selai sudah jadi, kemudian ukur PH menggunakan PH
indikator sampai Ph menunjukkan Ph 3,2.
Potong kecil
Selai
8
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
BAB V
PEMBAHASAN
9
Berdasarkan pengamatan sifat organoleptiknya selai mangga memiliki warna orange
kecoklatan, rasa manis, aroma khas buah mangga dan tekstur lembut,
Fungsi bahan yang ditambahkan pada saat pembuatan mangga diantaranya bubur
buah mangga sebagai bahan baku pembuatan selai. Gula selain sebagai pemanis juga
merupakan pengawet. Kandungan air pada bahan yang akan diawetkan ditarik dari sel buah
sehingga mikroba menjadi tidak cocok lagi tumbuh. Selain itu kadar gula yang tinggi dalam
selai juga menambah stabilitas terhadap mikroorganisme karena gula dapat menurunkan
keseimbangan kelembaban relatif (Agustina, 2007).
Asam sitrat yang sering ditambahkan pada pembuatan selai adalah asam organik
seperti asam tartrat, asam sitrat, dan asam malat. Penambahan asam bertujuan untuk
menurunkan pH selai agar diperoleh kondisi asam yang cocok untuk pembentukan gel dan
menghindari pengkristalan gula. Jumlah asam yang ditambahkan tergantung dari keasaman
buah dan pH akhir selai yang dikehendaki. Kondisi optimum agar terbentuk gel terjadi pada
pH 3,2. Selain itu asam juga digunakan untuk memperbaiki sifat koloidal dari makanan yang
mengandung pektin dan membantu ekstraksi pektin dan pigmen dari buah-buahan
(Agustina, 2007).
Fungsi perlakuan diantaranya sortasi untuk memisahkan buah yang baik dan buah
yang apkir. Trimming dilakukan untuk memisahkan kotoran, biji, dan kulit. Pencucian
dilakukan untuk membersihkan bagian buah dari kotoran atau kontaminan yang menempel.
Penghancuran dilakukan untuk memperkecil luas permukaan bahan dan mempermudah
proses selanjutnya. Penimbangan dilakukan untuk menimbang berat yang akan digunakan
dan untuk mengetahui penambahan air dan asam asaman. Pencampuran dilakukan untuk
mencampurkan semua bahan sehingga tercampur rata dan siap untuk dimasak. Pemasakan
dilakukan untuk menghilangkan sebagian kadar air didalam campuran sehingga dihasilkan
hasil akhir selai yang viskositasnya meningkat. Dan pengemasan, dilakukan dengan
menggunakan jar yang telah dibersihkan untuk menyimpan selai yang telah dimasak.
Selai atau sering disebut juga “jam” merupakan makanan semi padat yang
berbahan dasar bubur buah dicampur dengan 35 – 45 bagian gula dan dipanaskan sampai
kandungan gulanya berkisar antara 65– 69%. Pada dasarnya semua jenis buah-buahan
yang matang dapat diolah menjadi selai. Namun secara komersial perlu diperhatikan selera
konsumen sebelum mengolah buah menjadi selai untuk tujuan komersial, karena tidak
semua buah, setelah diolah, mempunyai rasa yang disukai. Beberapa tahun belakangan
banyak kreasi yang dilakukan sebagai daya tarik produk sehingga ada berbagai jenis produk
selai di pasaran. Berbagai tingkat konsistensi produk dapat dibuat, dari yang kekentalan
rendah (sangat halus dioleskan di atas roti) sampai yang sangat kental. Demikian pula, ada
10
yang menambahkan potongan buah segar ke dalam selai. Warna selai juga bisa beragam
sesuai dengan warna buah yang diolah (Tim TPC UNUD, 2012).
Syarat buah yang dapat dijadikan selai antara lain buah yang memiliki kandungan
serat yang tinggi, kandungan airnya tidak terlalu tinggi, dan memiliki pH 5-6. Selain itu, buah-
buahan yang ideal dalam pembuatan selai harus mengandung pektin dan asam yang cukup
untuk menghasilkan selai yang baik. Buah-buah tersebut meliputi tomat, apel, anggur, dan
jeruk.
Menurut Yenrina (2009) selai yang bermutu baik memiliki sifat tertentu, diantaranya
adalah konsistensi, warna cemerlang, tekstur lembut, flavor buah alami, tidak mengalami
sineresis yaitu keluarnya air dari gel sehingga kekentalan selai berkurang, dan kristalisasi
selama penyimpanan. Ciri-ciri selai yang berkualitas baik adalah sebagai berikut:
a. Warna: Bening (kekuningan, merah, coklat tua, coklat muda dan lain-lain
tergantung dari warna buah aslinya)
b. Kenampakan: Bening dan jernih
c. Aroma: Wangi buah
d. Rasa: Manis
Bahan Tambahan Pangan yang digunakan dalam pembuatan selai mangga adalah
asam dan gula. Terbentuknya gel selama proses pengolahan buah sangat tergantung pada
kandungan pektin dalam bubur buah. Selain itu keasaman dan gula yang ditambahkan
sangat menentukan mutu gel yang terbentuk (Tim TPC UNUD, 2012).
Untuk menarik molekul air yang mengelilingi senyawa pektin, gula yang
ditambahkan mempunyai peran yang signifikan pada tahapan ini. Pemanis buatan dapat
meningkatkan rasa manis, namun perannya tidak seperti gula. Untuk itulah, pektin akan
tidak berfungsi tanpa adanya gula dalam pembuatan selai (Tim TPC UNUD, 2012).
pembentukan gel. Kandungan asam bervariasi pada jenis buah-buahan dan tingkat
kematangannya. Banyak buah-buahan yang mengandung cukup asam untuk pembentukkan
gel, namun ada buah-buahan yang harus ditambahkan asam untuk dapat terbentuknya gel
(Tim TPC UNUD, 2012).
11
Asam sitrat digunakan sebagai penguat rasa asam alami buah yang mungkin hilang
dalam prosep semasakan dan pembentukan gel. Rasa sama yang dihasilkan merupakan
penyeimbang antara rasa manis dan asam yang ingin dihasilkan, sehingga rasa selai yang
dihasilkan dapat mendekati seperti rasa buah alami. Penggunaan asam sitrat sebagai zat
tambahan dalam pembuatan selai harus sesuai dengan komposisi yang aman bagi
kesehatan. Untuk buah-buahan yang karakteristik rasanya memang sudah asam,
penggunaan asam sitrat dapat dikurangi. Penggunaan asam sitrat dapat digantikan dengan
menggunakan air perasa jeruk nipis yang jumlahnya sesuai dengan selera sehingga tercapai
rasa yang diinginkan (Badan Litbang Pertanian, 2013).
Selain bahan diatas, untuk mengawetkan selai dapat juga digunakan pengawet
makanan. Zat ini digunakan untuk memperpanjang umur simpan selai yang dibuat. Zat
pengawet yang dapat digunakan adalah zat pengawet untuk makanan seperti natrium
benzoat dan asam sorbat. Natrium benzot memilki rasa yang agak asam, sedangkan asam
sorbat cenderung tidak berasa dan tidak berbau. Sebenarnya kandungan gula yang cukup
tinggi pada selai sudah cukup membantu proses pengawetan, namun pemberian zat
pengawet tetap diperlukan mengingat selai biasanya dikemas dalam jumlah yang relatif
banyak sehingga tidak langsung habis. Natrium benzoat dan asam sorbat dapat dibeli di
toko bahan kue (Badan Litbang Pertanian, 2013).
Dari hasil yang didapat diketahui bahwa selai mangga yang dibuat di laboratorium
dari segi organoleptiknya yaitu selai memiliki bau, rasa, aroma, dan tekstur yang normal,
namun memiliki persen kadar gula yang tinggi yaitu 77%.
CCP dalam proses pembuatan mangga terjadi pada saat pemanasan dimana perlu
adanya pengontrolan suhu agar suhu yang digunakan tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi
dan harus diperhatikan juga waktu pemanasannya.
12
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
adalah salah satu jenis makanan awetan berupa sari buah atau buah-buahan yang
sudah yang sudah dihancurkan, ditambah gula dan dimasak hingga kental atau berbentuk
setengah padat. Selai tidak dimakan begitu saja, melainkan untuk dioleskan di atas roti
tawar atau sebagai isi roti manis. Selai juga sering digunakan sebagai isi pada kue-kue
seperti kue Nastar atau pemanis pada minuman, seperti yogurt dan es krim.
Dari hasil yang dapat diketahui bahwa selai mangga yang dibuat dari segi
organoleptiknya yaitu selai memiliki bau, rasa, aroma, dan tekstur yang normal, namun
memiliki persen kadar gula yang tinggi yaitu 77%.
6.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Badan Litbang Pertanian. (2013). Jajar Legowo. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Kementerian Pertanian.
Tim TPC UNUD. 2012. Modul Pelatihan Pembuatan Jam. Universitas Udayana: Bali.
Yenrina, Rina, dkk. 2009. Mutu Selai Lembaran Campuran Nanas (Ananas
Commusus) dengan Jonjot Labu Kuning (Curcubita Moschata). www.student-
research.unand.ac.id. Diakses: 20 Mei 2018
14
LAMPIRAN
15