PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di masyarakat, cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan adalah
antropometri gizi. Dewasa ini dalam program gizi masyarakat, pemantauan status gizi
anak balita menggunakan metode antropometri, sebagai cara untuk menilai status gizi.
Disamping itu pula dalam kegiatan penapisan status gizi masyarakat selalu menggunakan
metode tersebut. Antropometri merupakan salah satu metode yang dapat dipakai secara
universal, tidak mahal, dan metode yang non invasif untuk mengukur ukuran, bagian, dan
komposisi dari tubuh manusia. Oleh karena itu, disebabkan pertumbuhan anak-anak dan
dimensi tubuh pada segala usia dapat mencerminkan kesehatan dan kesejahteraan dari
individu dan populasi, antropometri dapat juga digunakan untuk memprediksi performa,
kesehatan, dan daya tahan hidup. (Supariasa, 2002)
Antropometri penting untuk kesehatan masyarakat dan juga secara klinis yang dapat
mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan sosial dari individu dan populasi. Selain itu,
aplikasi antropometri mencakup berbagai bidang karena dapat dipakai untuk menilai status
pertumbuhan, status gizi dan obesitas, identifikasi individu, olahraga, militer, teknik dan
lanjut usia. Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya tubuh
dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh. Antropometri gizi
adalah pengukuran yang berhubungan dengan berbagai macam dimensi tubuh dan komposisi
tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Umumnya, antropometri digunakan untuk
mengukur status gizi dari berbagai ketidak seimbangan antara asupan protein dan energi.
(Supariasa, 2002)
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui status gizi anak di TK Al- Qonita
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi status gizi berdasarkan indeks BB/U
b. Mengidentifikasi status gizi berdasarkan indeks TB/U
c. Mengidentifikasi status gizi berdasarkan indeks BB/TB
d. Mengidentifikasi status gizi berdasarkan indeks IMT/U
e. Mengidentifikasi status pertumbuhan anak TK
C. Manfaat
1. Agar mahasiswa dapat melakukan pengukuran berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) pada
anak.
2. Agar mahasiswa dapat menentukan status gizi anak.
3. Agar mahasiswa bisa menentukan status pertumbuhan anak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi
masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan
dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial
epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang
dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya
untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk
mendeteksi secara tepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat
gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan
melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.
(Supariasa, 2002)
3. Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara
laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang
digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan
otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan
malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan
kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
(Supariasa, 2002)
4. Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan
melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari
jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja
epidemik (epidemic of night blindnes). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.
(Supariasa, 2002)
b. Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung
1. Survei Konsumsi Makanan
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung
dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi
makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat,
keluarga dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi.
(Supariasa, 2002)
2. Statistik Vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data
beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan
kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.
Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran
status gizi masyarakat. (Supariasa, 2002)
3. Faktor Ekologi
Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil
interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang
tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain.
Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi
di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi. (Supariasa,
2002)
B. Indikator Pertumbuhan
1. Indeks Antropometri
a. Berat Badan Menurut Umur ( BB/U )
Indeks berat badan menurut umur digunakan sebagai salah satu cara pengukuran status
gizi. Berat badan menurut umur tidak sensitif untuk mengetahui apakah seseorang mengalami
kekurangan gizi masa lalu atau masa kini. Berat badan menurut umur merefleksikan status
gizi masa lalu maupun masa kini. (Anggraeni, 2012).
e. Z-score
Z-Score merupakan indeks antropometri yang digunakan secara internasional untuk
menentukan status gizi dan pertumbuhan, yang diekspresikan sebagai satuan standar deviasi
(SD) populasi rujukan. Untuk pengukuran z-score pada populasi yang distribusinya normal.
Umumnya digunakan pada indicator panjang atau tinggi badan anak. Dengan rumus sebagai
berikut :
Untuk Populasi yang distribusinya tidak normal
Rumus diatas M, L, dan S adalah nilai dari populasi referensi. Rumus ini juga disebut
rumus LMS, biasanya untuk menghitung Z-score BB/U, BB/PB, BB/TB, dan IMT/U
Keterangan :
M = Nilai angka median referensi yang diperoleh dari estimasi rata-rata
populasi.
L = Nilai angka yang diperlukan untuk menstransformasikan data dalam rangka
untuk mengurangi kemencengan kurva.
S = Koefisien variansi
Atau
Untuk menarik kesimpulan mengenai status gizi seseorang harus menyimpulkan dari
ketiga indikator yang telah diukur. Cara pertama adalah melihat indikator yang bermasalah.
Contoh:
BB/U : Sangat kurang
TB/U : Pendek
BB/TB : Normal
esimpulan : Anak ini pendek, makanya berat badannya dibawah berat badan anak-
anak seusianya (klasifikasi lama dinyatakan sebagai gizi buruk). Namun, berat badan
berdasarkan tinggi badan tergolong normal. Sehingga apabila anak ini diberikan PMT
merupakan kesalahan karena anak ini bisa menjadi gemuk.
(Anggraeni, 2012)
Gambar 1
Hubungan antara klasifikasi “rendah“, “normal“ dan “Tinggi“ dari ketiga indikator (BB/U,
TB/U,BB/TB).
Keterangan :
- Horizontal : Tinggi Badan menurut Umur
Dikatakan normal apabila berada diantara -2 SD sampai dengan +2SD.
- Vertikal : Berat Badan menurut Tinggi Badan
Dikatakan normal apabila berada diantara -2SD sampai dengan +2SD.
- Diagonal : Berat Badan menurut Umur
Dikatakan normal apabila berada diantara -2SD sampai dengan +2SD.
Contoh :
- Anak pada No. 3 BB/U : Normal
TB/U : Normal
BB/TB : Gemuk
Kesimpulan : Anak ini gemuk
- Anak pada No. 12 BB/U : Kurang
TB/U : Normal
BB/TB : Kurang
Kesimpulan : Anak ini mempunyai berat badan yang
kurang
(Anggraeni, 2012)
b. W/A = 10% (Medium) ; H/A = 40% (very high); W/H = 4% (low) = > di daerah tersebut
ternyata kekurangan gizi kronis, banyak anak – anak yang pendek, perlu dikaji mengapa
terjadi hal tersebut. Apakah ada hubungannya dengan intake mineral mikro misalnya yodium.
(Anggraeni, 2012)
2. Data Sekunder
Data sekunder berupa Nama, Tempat Tanggal Lahir, Jenis kelamin dan jumlah siswa TK
Al-Qonita dari data Sekolah.
Dengan indeks
a. Kategori status gizi berdasarkan indeks BB/U
> 3 SD : Berat badan sangat lebih
> 2 SD s/d 3 SD : Berat badan lebih
-2 SD s/d 2 SD : Berat badan normal
< -2 SD s/d -3 SD : Berat badan kurang (underweight)
< -3 SD : Berat badan sangat kurang (severe underweight)
3. Status Pertumbuhan
a. Status gizi normal jika, indeks BB/U normal, TB/U normal, BB/TB normal dan IMT/U
normal.
b. Status gizi kurang jika, indeks BB/U kurang/sangat kurang, TB/U normal, BB/TB normal
dan IMT/U normal.
c. Pendek / Sangat Pendek jika, indeks BB/U normal, TB/U pendek/sangat pendek, BB/TB
normal dan IMT/U normal.
d. Status gizi lebih jika, BB/U lebih, TB/U normal, BB/TB dan IMT/U normal / resiko gemuk /
gemuk.
e. Obesitas jika, BB/U sangat lebih, TB/U normal/pendek, BB/TB dan IMT/U gemuk/obesitas.
2. Analisis Data
Data Umur, Berat Badan, Tinggi Badan, Jenis Kelamin, Status Gizi dan Status
Pertumbuhan dianalisis secara deskriptif.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Umur
Pada praktek ini umur sampel yaitu berkisar 3 tahun 9 bulan – 6 tahun 1 bulan dengan
rata-rata umur 4 tahun 6 bulan.
2. Jenis Kelamin
Pada praktek ini siswa yang menjadi sampel bejenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Tabel 3. Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin F %
Laki-laki 24 63
Perempuan 14 37
Total 38 100
Sebagian besar sampel berjenis kelamin laki-laki (63%)
3. Berat Badan
Dari hasil praktik ini berat badan sampel berkisar antara 11,7 kg – 28,3 kg dengan rata-
rata berat badannya 18 kg.
4. Tinggi Badan
Dari hasil praktik ini tinggi badan sampel berkisar antara 89,1 cm – 114,2 cm dengan
rata-rata tinggi badannya 104,27 cm.
B. Status Gizi
1. Status Gizi Menurut BB/U
Jumlah 38 100
Dari perhitungan z-score berdasarkan indeks Berat Badan menurut Umur diperoleh
status gizi Berat badan sangat lebih berjumlah 11 %.
Jumlah 38 100
Jumlah 38 100
Dari perhitungan z-score berdasarkan indeks Indeks Masa Tubuh menurut Umur
diperoleh status gizi sangat gemuk berjumlah 13 %.
5. Status Pertumbuhan
B. Pembahasan
Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat pemakaian dan penggunaan
makanan. Status gizi dibedakan menjadi status gizi lebih, baik, kurang, dan buruk. Status gizi
anak batita secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan
menurut umur maupun menurut panjang badannya dengan rujukan yang telah ditetapkan.
(Almatsier, 2011)
Pengukuran antropometri dapat digunakan untuk mengenali status gizi seseorang. Ada
beberapa cara mengukur status gizi anak, yaitu dengan pengukuran antropometri, klinis,
biokimia, dan biofisik. Dalam antropometri dapat dilakukan beberapa macam pengukuran,
yaitu pengukuran terhadap berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, dan sebagainya.
Untuk mengetahui status gizi pada anak diperlukan suatu perhitungan yang menggunakan
alat yang dinamakan antropometri dimana pada alat tersebut digunakan tiga variabel yaitu
tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala. Namun dalam praktikum ini tidak digunakan
varibel dari lingkar kepala. Sehingga dalam praktikum kali ini variabel yang digunakan yaitu
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi ukur.
Berat badan dan tinggi badan berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan: Ada
sebagian anak mengalami overweight atau kegemukan hal ini dikarenakan jumlah energi
dalam makanan yang dikonsumsi lebih besar daripada jumlah energi yang dikeluarkan, di
mana tambahan energi yang masuk tidak digunakan akan tetapi disimpan dalam tubuh
terutama sebagai jaringan lemak.
Hal itu disebab karena faktor lingkungan yang turut mempengaruhi keadaan overweight
dimungkinkan kebiasaan dimana makan bukan karena lapar, melainkan jam kebiasaan
makan anak-anak suka ngemil pada waktu senggang atau waktu luang .
Sedangkan untuk faktor makanan yang dikonsumsi yaitu jenis makanan yang dikonsumsi
di mana jumlah lemak yang di kosumsi cukup besar sehingga menyebabkan kegemukan
karena kalori yang diperlukan untuk mengubah lemak menjadi karbohidrat simpanan lebih
sedikit dibandingkan dengan kalori yang diperlukan untuk mengubah karbohidrat atau
protein makanan menjadi lemak simpanan sehingga lemak lebih menyebabkan gemuk
daripada karbohidrat atau protein.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan makan anak : (Worthington dan Williams, 2000)
Pengaruh Terhadap Penerimaan Makanan
a. Status gizi dan hidrasi anak
b. Tingkat kesehatan dan kesakitan anak
c. Pengalaman terhadap makanan yang diberikan, seperti kebiasaan, rasa dan tekstur.
d. Besar porsi, besar potongan makanan
e. Kemudahan memegang makanan berdasarkan umur, dan keterampilan motorik
f. Tingkat kekenyangan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sebagian besar sampel berjenis kelamin laki-laki ( 63 % )
2. Sebanyak 11 % sampel mempunyai status gizi sangat gemuk ( obesitas )
3. Sebanyak 8 % sampel mempunyai status gizi gemuk ( overweigth )
4. Sebanyak 68 % sampel mempunyai status gizi normal
5. Sebanyak 13 %sampel mempunyai status gizi pendek
B. Saran
Diharapkan kepada pihak sekolah agar dapat melakukan pengukuran antropometri secara
berkala, supaya orang tua murid dapat memantau pertumbuhan anaknya.
Bagi mahasiswa atau petugas kesehatan yang melakukan pengukuran antropometri
diharapkan dapat memperhatikan pemasangan alat seperti microtoice agar lebih teliti dan
mendapatkan hasil yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Achadi, E.L. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat Edisi 1. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
Almatsier, Sunita. 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama
Anggraeni, A C. 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Yogyakarta : Graha Ilmu
Markum A.H. 1991. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : FKUI
Nursalam, S P. 2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : CV.
Sagung Setyo
Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak Edisi kedua. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Suhardjo. 1986. Pangan, Gizi dan Pertanian. Jakarta : Universitas Indonesia
Suliha, Uha. 2001. Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Jakarta : EGC
Supariasa, I Dewa Nyoman, Bachyar Bakri, Ibnu Fajar. 2002. Penilaian Status Gizi Cetakan
1. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Worthington, R.B.S. dan Williams S.R. 2000. Nutrition throughout the Life Cycle, ed 4.
McGraw-Hill International Ed, Singapore.
Posting Komentar
Google+ Followers
Mengenai Saya
heny mei
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
▼ 2014 (26)
o ► Juli (2)
o ► Juni (1)
o ► Mei (7)
o ► April (6)
o ▼ Februari (10)
lemak tubuh
lemak tubuh
lemak
vitamin C
laporan praktikum part 3
laporan praktikum PSG part 2
Laporan Praktikum Penilaian status gizi
laporan praktikum PSG
laporan praktikum PSG
lirik lagu G-Dragon~who you
Google+ Badge
Cari Blog Ini
Translate
Diberdayakan oleh Terjemahan
Follow by Email