Anda di halaman 1dari 17

Hak dan Kewajiban Warga Negara, Bela Negara, Pertahanan Nasional, Otonomi

Daerah
HAK DAN KEWAAJIBAN WARGA NEGARA :

1. Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara Wujud hubungan warga negara dan negara pada
umumnya berupa peranan (role).

2. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD
1945.

Hak Warga Negara Indonesia :

- Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara berhak atas

pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).

- Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(pasal 28A).

- Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah (pasal 28B
ayat 1).

- Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
Berkembang”

- Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan berhak mendapat
pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi

meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1)

- Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).

- Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta

perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).

- Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan
pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,

hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum
yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. (pasal
28I ayat 1).

Kewajiban Warga Negara Indonesia :

- Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi :

segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan

dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
- Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945

menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya

pembelaan negara”.

- Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan :

Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain

- Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J ayat 2
menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.”

- Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1) UUD 1945.
menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.”

Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28, dan 30, yaitu :

1. Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Dan pada ayat (2),
syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang.

2. Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam

hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat (2), taip-tiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

3. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan, dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.

4. Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan negara. Dan
ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-undang.

Landasan konsep Bela Negara

Landasan konsep bela negara adalah adanya wajib militer. Subyek dari konsep ini adalah tentara atau
perangkat pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari
rancangan tanpa sadar (wajib militer).

Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan Syarat-syarat
tentang pembelaan diatur dengan undang-undang. Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan
berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas,
dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai
bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.
Unsur Dasar Bela Negara

Cinta Tanah Air

Kesadaran Berbangsa & bernegara

Yakin akan pancasila sebagai ideologi negara

Rela berkorban untuk bangsa & negara

Memiliki kemampuan awal bela negara

Berdasarkan UUD 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pembelaan negara.” Dan “syarat-syarat tentang pembelaan diatur oleh UU.” Jadi
sudah jelas, mau tidak mau kita wajib ikut serta dalam membela negara dari segala macam ancaman,
gangguan, dan hambatan baik yang datang dari dalam maupun dari luar.

Dasar hukum dan peraturan tentang wajib bela negara

Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep wawasan nusantara dan keamanan Nasional.

Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.

Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI. Diubah oleh Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1988.

Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI

Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI danPOLRI.

Amandemen UUD ’45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.

Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang pertahanan negara

Landasan hukum bela negara

a. Landasan Idiil ; Pancasila

b. Landasan Konstitusional ; UUD 1945 (Amandemen)

Pasal 27 (3) ; Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara

Pasal 30 (1 &2) ;

(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara

(2) Usaha pertahanan keamanan negara dilaksanakan melalui Sishankamrata (TNI sebagai komponen
Utama dan Rakyat sebagai komponen Pendukung).

c. Landasan Operasional ; UU No. 3 Tahun 2002 (lihat Pengertian Bela Negara ).


Wujud bela negara ( UU No 3 Tahun 2002 )

a. Pendidikan Kewarganegaraan

b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib

c. Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela

d. Pengabdian sesuai profesi

Contoh-Contoh Bela Negara :

Melestarikan budaya

Belajar dengan rajin bagi para pelajar

Taat akan hukum dan aturan-aturan negara

Arti penting pembelaan negara

a. Sebagai syarat berdirinya suatu negara

b. Untuk melindungi kedaulatan negara

c. Untuk mempertahankan keutuhan wilayah negara

d. Untuk semua warga negara agar memiliki kewajiban dan hak yang jelas dalam ikut serta pembelaan
terhadap negara.

Alasan bela negara

a. Menghormati dan menghargai para pahlawan yang telah berjuang merebut kemerdekaan

b. Ingin memajukan Negara

c. Mempetahankan Negara jangan sampai dijajah kembali

d. Meningkatkan harkat dan martabat bangsa di mata dunia internasional.

Bentuk-bentuk bela negara

a. Secara Fisik

Segala upaya untuk mempertahankan kedaulatan negara dengan cara berpartisipasi secara langsung
dalam upaya pembelaan negara (TNI Mengangkat senjata, Rakyat Berkarya nyata dalam proses
Pembangunan).

b. Secara Non Fisik

Segala upaya untuk mempertahankan NKRI dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan
bernegara, menanamkan kecintaan pada tanah air serta berperan aktif dalam upaya memajukan bangsa
sesuai dengan profesi dan kemampuannya.

Wujud bela negara bagi pelajar


a. Lingkungan Keluarga ; Memahami hak dan kewajiban dalam keluarga, menjaga keutuhan dan
keharmonisan keluarga, Demokratis, menjaga nama baik keluarga dll

b. Lingkungan Sekolah ; Patuh pada aturan sekolah, berkata dan bersikap baik, bertanggung jawab atas
tugas yang diberikan, tidak ikut tawuran dll

c. Lingkungan Masyarakat ; Aktif dalam kegiatan masyarakat, rela berkorban untuk kepentingan
masyarakat

d. Lingkungan berbangsa dan bernegara ; Menghormati jasa Pahlawan, berani mengemukakan


pendapat, melestarikan adat dan budaya asli daerah.

Pengertian pertahanan negara

Segala usaha untuk mempertahakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan
bangsa dari segala bentuk ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara

Pengertian ancaman

Setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam maupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah negara dan keselamatan segenap bangsa.

Jenis-jenis ancaman

a. Ancaman Militer ; Ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisir yang dinilai
dapat mengancam kedaulatan negara.

Spionase

Sabotase

Aksi teror bersenjata

Agresi

Pelanggaran wilayah

Bentrokan bersenjata

Perang saudara

b. Ancaman Non Militer ; Ancaman yang mengganggu sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara

Aksi radikalisme

Konflik komunal

Terorisme

Gerakan separatis

Kejahatan lintas negara

Kegiatan imigrasi lengkap


Gangguan keamanan

Polusi

Bencana alam

· Ketahanan Nasional

· 1. PENGERTIAN

· Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa, meliputi seluruh aspek
kehidupannasional yang terintegrasi, berisi keuletan, dan ketangguhan serta mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta
gangguan dari luar maupun dari dalam, langsung maupun tidak langsung membahayakan integrasi,
identitas, kelangsungan hidupbangsa dan negara , serta perjuangan mengejar tujuan nasionalnya.

· 2. ASAS KETAHANAN NASIONAL

Asas Ketahanan Indonesia adalah taat laku berdasarkan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan
Nusantara, yang terdiri dari :

1. Asas Kesejahteraan dan Keamanan

· Kesejahteraan dan kemakmuran dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan dan merupakan
kebutuhan manusia yang mendasar dan esensial. Dengan demikian, kesejahteraan dan keamanan
merupakan asa dalam sistem kehidupan nasional. Tanpa kesejateraaan dan keamanan, sesitem
kehidupan nasional tidak akan dapat berlangsung. Kesejahteraan dan keamanan merupakan nilai
intrinsik yang ada pada sistem kehidupan nasuional itu sendiri. Kesejahtrean maupun keamanan harus
selalu ada, berdampingan pada kondisi apa pun. Dalam kehidupan nasional, tingkat kesejahteraan dan
keamanan nasional yang dicapai merupakan tolok ukur Ketahanan Nasional

· 2. Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu

· Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa dalam bentuk perwujudan
persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi dan selaras pada seluruh aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ketahanan Nasional mencakup ketahanan segenap aspek
kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh dan terpadu (komprehensif intergral).

· 3. Asas Mawas ke Dalam da Mawas ke Luar

· Sistem kehidupan naasional merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan bangsa yang saling
berinteraksi. Di samping itu, sistem kehidupan nasional juga berinteraksi dengan linkungan
sekelilingnya. Dalam proses interaksi tersebut dapat timbul berbagai dampak baik yang bersifat positif
maupun negatif. Untuk itu diperlukan sikap mawas ke dalam maupun keluar.

a. Mawas ke Dalam

· Mawas ke dalam bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat, dan kondisi kehidupan nasional itu
sendiri berdasarkan nilai-nilai kemadirian yang proporsional untuk meningkatkan kualitas derajat
kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh.

· b. Mawas ke Luar

· Mawas Ke luar bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan berperan serta mengatasi dampak
lingkungan stategis luar negeri dan menerima kenyataan adanya interaksi dan ketergantungan dengan
dunia internasional.

· 4. Asas Kekeluargaan

· Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan kebersamaan, kesamaan, gotong royong,


tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Perbedaan tersebut harus dikembangkan secara serasi dalam hubungan kemitraan agar tidak
berkembangkan menjadi konflik yang bersifat saling menghancurkan.

· 3. SIFAT KETAHANAN NASIONAL

· Sifat Ketahanan Nasional Indonesia

1. Mandiri

· Ketahanan Nasional percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri serta pada keuletan dan
ketangguhan, yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah, dengan tumpuan pada identitas,
integritas dan kepribadian bangsa. Kemandirian (idenpendency) ini merupakan prasyarat untuk menjalin
kerjasama yang saling menguntungkan dalam perkembangan global (interdependent).

2. Dinamis

· Ketahanan Nasional tidaklah tetap. Ia dapat meningkat atau menurun, tergantung pada situasi dan
kondisi bangsa, Negara serta lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat bahwa segala
sesuatu di dunia ini senantiasa berubah dan perubahan itu senantiasa berubah pula. Karena itu, upaya
peningkatan Ketahanan Nasional harus senantiasa diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya
diarahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih baik.

3. Wibawa
· Keberhasilan pembinaan Ketahanan Nasional Indonesia secara lanjut dan berkesinambungan akan
meningkatkan kemampuan dan keseimbangan akan meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa.
Makin tinggi tingkat Ketahanan Nasional Indonesia makin tinggi pula nilai kewibawaan dan tingkat daya
tangkal yang dimiliki oleh bangsa dan negara Indonesia.

4. Konsultasi dan Kerjasama

· Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan atagonistis,
tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuata fisik semata, tetapi lebih mengutamakan sikap konsultatif,
kerjasama serta saling menghargai dengan mengandalkan kekuatan, moral dan kepribadian bangsa.

· 4. Kedudukan dan Fungsi Ketahanan Nasional

· Kedudukan dan fungsi ketahanan nasional dapat dijelaskan sebagai berikut :

· a. Kedudukan :

· ketahanan nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa
Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu di implementasikan secara berlanjut dalam rangka
membina kondisi kehidupan nasional yang ingin diwujudkan, wawasan nusantara dan ketahanan
nasional berkedudukan sebagai landasan konseptual, yang didasari oleh Pancasil sebagai landasan ideal
dan UUD sebagai landasan konstisional dalam paradigma pembangunan nasional.

· b. Fungsi :

· Ketahanan nasional nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar nasional perlu dipahami untuk
menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak dan pola kerja dalam menyatukan langkah
bangsa yang bersifat inter – regional (wilayah), inter – sektoral maupun multi disiplin. Konsep doktriner
ini perlu supaya tidak ada cara berfikir yang terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan adalah bahwa bila
penyimpangan terjadi, maka akan timbul pemborosan waktu, tenaga dan sarana, yang bahkan
berpotensi dalam cita-cita nasional. Ketahanan nasional juga berfungsi sebagai pola dasar pembangunan
nasional. Pada hakikatnya merupakan arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunman nasional
disegala bidang dan sektor pembangunan secara terpadu, yang dilaksanakan sesuai dengan rancangan
program.

· 5. Ketahanan Nasional dan Konsepsi Ketahanan Nasional

· Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang meliputi segenap kehidupan
nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan dan gangguan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar, untuk menjamin identitas,
integrasi dan kelangsungan hidup bangsa dan negar serta perjuangan mencapai tujuan nasional dapat
dijelaskan seperti dibawah ini :
· Ø Ketangguhan

· Adalah kekuatan yang menyebabkan seseorang atau sesuatu dapat bertahan, kuat menderita atau
dapat menanggulangi beban yang dipikulnya.

· Ø Keuletan

· Adalah usaha secara giat dengan kemampuan yang keras dalam menggunakan kemampuan
tersebut diatas untuk mencapai tujuan.

· Ø Identitas

· Yaitu ciri khas suatu bangsa atau negara dilihat secara keseluruhan. Negara dilihat dalam
pengertian sebagai suatu organisasi masyarakat yang dibatasi oleh wilayah dengan penduduk, sejarah,
pemerintahan, dan tujuan nasional serta dengan peran internasionalnya.

· Ø Integritas

· Yaitu kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa baik unsur sosial maupun
alamiah, baik bersifat potensional maupun fungsional.

· Ø Ancaman

· Yang dimaksud disini adalah hal/usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan dan
usaha ini dilakukan secara konseptual, kriminal dan politis.

· Ø Hambatan dan gangguan

· Adalah hal atau usaha yang berasal dari luar dan dari diri sendiri yang bersifat dan bertujuan
melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.

· 1. Konsepsi Ketahanan Nasional

· Konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan


kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara
utuh dan terpadu berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 dan wawasan nusantara dengan kata lain
konsepsi ketahanan nasional merupakan pedoman untuk meningkatkan keuletan dan ketangguhan
bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan
kesejahteraan dan keamanan. Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan bangsa dalam
menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran yang
adil dan merata, rohaniah dan jasmaniah. Sedangkan keamanan adalah kemampuan bangsa melindungi
nilai-nilai nasional terhadap ancaman dari luar maupun dari dalam.

· a. Aspek Ekonomi
· Ketahanan Ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan perekonomian bangsa yang berisi
keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan,
ancaman, hambatan dan gangguan yang egara dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun
tidak langsung untuk menjamin kelangsungan perekonomian bangsa dan egara berlandaskan Pancasila
dan UUD 1945.

· b. Aspek Sosial Budaya

· Ketahanan sosial budaya diartikan sebagai kondisi dinamis budaya Indonesia yang berisi keuletan
dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak
langsung membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya.

· c. Aspek Pertahanan dan Keamanan

· Ketahanan pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan pertahanan
dan keamanan bangsa Indonesia mengandung keuletan, ketangguhan, dan kemampuan dalam
mengembangkan, menghadapi dan mengatasi segala tantangan dan hambatan yang datang dari luar
maupun dari dalam yang secara langsung maupun tidak langsung membahayakan identitas, integritas,
dan kelangsungan hidup bangsa dan negara Kesatuan Republik Indonesia.

· d. Aspek Politik

· Ketahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan politik bangsa Indonesia
yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung
maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan kehidupan politik bangsa dan negara Republik
Indonesia berdasar Pancasila dan UUD 1945.

· e. Aspek Ideologi

· Dapat diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan ideologi bangsa Indonesia. Ketahanan ini
diartikan mengandung keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi
segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara
langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan negara
Indonesia.

· 2. Mewujudkan Keberhasilan Ketahanan Nasional

· a. Aspek Ekonomi

· Pencapaian tingkat ketahanan ekonomi memerlukan pembinaan sebagai berikut:

· • Sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan
yang adil dan merata di seluruh wilayah Nusantara melalui eknomi kerakyatan
· • Ekonomi kerakyatan harus menghindari sistem free fight liberalism, etatisme, dan monopoli
ekonomi

· • Pembangunan ekonomi merupakan usaha bersama atas asas kekeluargaan

· • Pemerataan pembangunan dan pemanfaatan hasilnya dengan memperhatikan keseimbangan


dan keserasian pembangunan antarwilayah dan antar sektor.

· b. Aspek Sosial Budaya

· Untuk mewujudkan keberhasilan ketahanan sosial budaya warga negara Indonesia perlu:

· • Kehidupan sosial budaya bangsa dan masyarkat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air, maju, dan sejahtera dalam kehidupan yang serba
selaras, serasi dan seimbang serta mampu menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan
kebudayaan nasional.

· c. Aspek Pertahanan dan Keamanan

· Untuk mewujudkan keberhasilan Ketahanan Nasional setiap warga negara Indonesia perlu:

· • Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik yang disertai keuletan
dan ketangguhan tanpa kenal menyerah dan mampu mengembangkan kekuatan nasional dalam rangka
menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan yang datang dari luar maupun dari
dalam untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta pencapaian
tujuan nasional.

· • Sadar dan peduli akan pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya dan pertahanan keamanan.

· d. Aspek Ilmu Pengetahuan

· Untuk mecapai percepatan kemandirian dan kesejahteraan berbasis dukungan ilmu pengetahuan
dan teknologi ( Iptek )

· • Dilakukan lewat penguatan empat pilar knowledge based economy ( KBE ), yaitu :

· - Sistem pendidikan

· - Sisten inovasi

· - Infrastruktur masyarakat informasi

· - Kerangka kelembagaan, peraturan perundangan, dan ekonomi

· • Perbaikan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan

· • Mewujudkan tumbuhnya masyarakat yang berbudaya iptek

· e. Aspek Ideologi

· Upaya memperkuat Ketahanan Ideologi memerulkan memerlukan langkah pembinaan berikut:


· • Pengamalan pancasila secara obyektif dan subyektif

· • Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan negara Republik Indonesia

· • Pendidikan moral Pancasila

· • Sesanti Bhineka Tunggal Ika dan konsep Wawasan Nusantara bersumber dari Pancasila

· f. Aspek Politik

· Upaya mewujudkan ketahan pada aspek politik:

· 1. Politik Dalam Negeri

· • Sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum

· • Mekanisme politik yang memungkinakan adanya perbedaan pendapat

· • Terjalin komunikasi politik timbal balik antara pemerintah dan masyarakat

· 2. Politik Luar Negeri

· • Hubungan luar negeri ditujukan untuk meningkatkan kerjasama interansional di berbagai bidang

· • Politik luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas dalam rangka meningkatkan
persahabatan dan kerjasama antarnegara

· • Peningkatan kualitas sumber daya manusia perlu dilaksanakan dengan pembenahan sistem
pendidikan, pelatihan dan penyuluhan

· • Perjuangan bangsa Indonesia yangf menyakut kepentingan nasiona

Otonomi daerah

Pengertian desentralisasi menurut para ahli administrasi Negara :

Smith, (1985),Cheema and Meddic (1963)

Ialah pelimpahan wewenag dan tanggung jawab atau kekuasaan untuk menyelenggarakan sebagian
atau seluruh fungsi manajemen daan administrasi dari pemerintah pusat dan lembaga-
lembaganya;pejabat pemerintah aau perusahaan yang bersifat semi otonom ; kewenangan fungsional
lingkup regional atau daerah ; lembaga non pemerintah atau swadaya masyarakat.

Bryant (1989)

Desentralisas menyangkut wewenang pembuatan keputusan dan control tertentu terhadap sumber-
sumber daya yang diberikan pada badan-badan pemerintah regional dan local dalam rngaka mengurus
kepentingannya

Uited Nations (1992)

Proses penyerahan kewenagan dari pemerintah pusat kepada lembaga-lembaga pemerintah daerah
baik melalui dekonsentrasi,maupun devolusi atau tugas pembantuan.
Abdul Wahab

Membagi konsep desentralisasi kedalam tiga katagori yaitu

Ø Dekonsenttrasi

Ø Delegasi

Ø Devolusi ,yang merupakan pengallihan kekuasaan dimana seluruh tanggung jawab untuk kegiatan
tertentu diserahkan kepada penerima wewenang

Hoessien (2000;3)

Otonomi daerah dipandang sebagai hasil bekerjanya dua kekuatan Yaitu:

1. kekuatan internal dalam negeri berupa gerakan Reformasi yang melanda tanah air dengan
tuntutannya tentang demokratisasi di segala bidang kehidupan.

2. kekuatan supra nasional berupa globalisasi dengan berbagai bidang konsekuensi dan implikasinya
yang memerlukan tanggapan dalam negeri melalui penyesuaian dalam struktur dan mekanisme
kepemerintahn demokratik di tingkat local.

Pengertian otonnomi daerah

Syaukani(2001)

Pada hakekatnya otonomi daerah adalah senagai berikut

a) Hak mengurus rumah tangganya sendiri bagi suatu daerah otonom , hak tersebut bersumber dari
wewenang pangkal dan urusan- urusan pemerintah puast yang diserahkan kepada daerah.

b) Pemerintah daerah tidak dapat menjalankan hak dan ewenang otonominya itu diluar batas-batas
wilayah daerahnya

c) Daerah tidak boleh mencmpuri ak mengatur dan mengurus rumah tangga daerah lain

Martin (2005)

Otonomi daerah berarti suatu bentuk pemerintahan sendiri , hak untuk memerintah atau menentukan
nasib sendiri

Franseen yang di kutip oleh Syarif(1993)

Otonimi daerah Adalah hak untuk mengatur urusan – urusan daerah dan juga menyesuaikan peraturan-
peraturan yang sudah dibuat dengannya.

Wajong yang di kutip oleh Syarifuddin (1985)

Otonomi daerah sebagai kebebasan untuk memelihara dan memaukan kepentingan khusus daerah
dengan keuangan sendiridan pemerintahan sendiri.

Lemieux dalam Zuhro (1998)


Otonomi merupakan suatu kebebasan untuk mengambil kepitusan sendiri, baik keputusan politik
maupun keputusan administrasi dengan tetap menghormati peraturan perundang-undangan

Kristiadi dalam jurnal ilmu social

Otonomi sering juga disebut Devolusi merupakan pelimpahan wewenang kepada badan hokum local
diluar organisasi yang memberikan wewenang tersebut,ruang lingkup atau isi otonom itu bersifat
kondisional atu tergantung pada tempat dan waktudimana prinsip otonomi itu di tetapkan.

Kaho (1997)

“mula-mula otonomi atau berotonom berarti mempunyai peraturan sendiri atau mempunyai
hak/kekuasaan/kwenangan untuk mwmbuat peratuan sendiri. Kemudian istilah otonomi itu
berkembang menjadi pemerintahn sendiri”

UU No.5 tahun 1974,UU No.22 tahun1999, UU No.32 tahun 2004

Menyebutkan bahwa otonomi adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri sesuai peraturan perundang-undangn yang berlaku.

Sebelum adanya otonomi daerah neghara kita menggunakan Azas sentralisasi , yaitu segalanya
sesuatunya langsung diatur dan diurus oleh pemeritah pusat sendiri , termasuk segala yang menyangkut
pemerintah dan kekuasaan pemerintah dan kekuasaan derah . intinya , dalam pelaksanaan pemerintah
Negara tidak ada pembagian tugas . memang benar ada beberapa keuntungan dari Azas Sentralisasi ini,
diantaranya; dapat menghemat biaya, adanya kesatuan peraturan dan kemajuan yang merata. Akan
tetapi beberapa kelemahannya adalah birokrasi yang tidak Efisien, Demokrasi terhambat, dan daerah
tidak diberikan tanggung jawab untuk mengurus rumah tangganya sendiri.

Ciri-ciri dari otonomi daerah Adalah sebagai berikut:

a) Daerah memiliki wewenwg untuk memilih, menetapkan siapa nantinya yang akan memimpin di
daerahnya

b) Daerah memiliki hak untuk membuat suatu kebijakan daerahnya sendiri tanpa campur tangan dari
luar

c) Daerah memiliki kewenangan penuh dalam mengelola keuangan daerah, baik itu alam hal
penerimanaan, pengeluaran dari kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah tersebut

Daerah otonom harus dilengkapi dengan perangkat-perangkat yang terdiri dari:

a) Pemerintah daerah yang berfungsi sebagai kepala daerah otonom dan kepala wilayah(wakil
pemerintah pusat yang berad di daerah)

b) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang merupakan mitra dari pemerintah daerah yang
mewakili kepentingan suara rakyat di daerah tersebut.bersama kepala daerah ,DPRD menyusun
anggaran pendapatan dan belanja daerah , membuat peraturan daerah serta melaksanakan
pengawasan .

Menurut Kaho (1995) pemerintahan yang baik akan terlaksana jika:


a) Manusia pelaksananya harus baik

b) Keuangannya harus cukup baik

c) Peralatannya harus baik

d) Organisasi dan manajemennya harus baik

Secara universal otonomi daerah mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:

a) Daerah memiliki kewenangan untuk membuat kebijakannya sendriri tanpa intervensi dari pihak
luar

b) Daerah memiliki kewenangan untuk memilih dan menentukan pempinan daerahnya

c) Daerah memiliki kewenangan penuh mengelola keuangannya membiayai kegiatan rumah tangga
pemerintahannya.

Hakekat otonomi daerah

1. Ibrahim (1991)

Hakekat otonomi daerah adalah bahwa otonomi lebih merupakan kewajiban daripada hak, yaitu
kewajiban pemerintah daerah yang bersangkutan untuk ikut melancarkan pembangunan nasional ,
dimana pembangunan daerah adlah penunjang pembanguynan nasional

2. Mansyur (1993)

Menyatakan bahwa hakekat otonomi daerah adalah sebagai berikut:

Ø Secara nyata mampu mengurus rumah tangganya sendiri

Ø Lebih menitik beratkan tanggung jawab meklaksnakan pembangunan dan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka meningkatkan kesjahteraan fisik , ketentraman dan ketertiban umum

Dalam rangka memberi kebebasan daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri ,
maka asas Desentraslisasilah yang sesuai dan dipandang cocok untuk diterapkan. Hal ini sejalan dengan
pendapat The Liang Gie (1968) yang mengatakan bahwa alasan dianutnya asas Desentralisasi Adalah:

a) Mencegah penumpukan kekuasaan yang mengakibatkan penumpukkan tirani

b) Desentralisasi merupakan suatu tindakan pendemokrasian rakyat

c) Untuk mencapai pemerintahan yang efektif dan efisien

d) Mendekatkan pemerintahan kepada rakyatnya

Prinsip-prinsip pemberian otonomi daerah:

a) Otonomi daerah dilaksanakan dengan memperhatikan aspek demokrasi,keadilan pemerataan


serta potensi dan keanekaragaman daerah

b) Pelaksanaan otonomi daerah didasrkan pada otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab
c) Pelaksanaan otonomi yang luas dan utuh diletakkan pada daerah kabupaten dan daerah kota,
sedangkan otonomi propinsi merupakan otonomi yang terbatas

d) Pelaksanaan otonomi daerah harus sesuai dengan konstitusi Negara sehingga tetap terjamin
hubungan yang serasi antara pusat dan daerahserta antar daerah

e) Pelaksanaan otonomi daerah harus meningkatkan kemandirian daerah otonom dan karenanya
di dalam kbupaten dan daerah kota tidak ada lagi daerah administratif.

f) Pelaksnaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan peranan dan fungsi anggaran atasd
penyelenggaraan pemerintahn daerah .

g) Pelaksanaan asas dekonsetrasi di letakkna pada propinsi dalam kedudukannya sebagai wilayah
dministratif untuk melaksnskan pemerintahn tertentu yang di limpah kan kepada Gubernur senagai
wakil pemerintah puast.

h) Pelaksanaan asas pembantuan dimungkinkan tidak hanya dari pemerintah kepada daerah,
tetapi juga dari pemerintah dan daerah kepada desa yang disertai dengan pembiayaan, sarana dan
prasarana, serta sumber daya manusia yang kewajiban melaporkan pelaksanaan dan
mempertanggungjawabkan kepada yang menugaskan.

Menurut Koswara (2000) secara universal penyelenggaraan kebijakan desentralisasi dan otonomi
daerah meiliki dua tujuan yaitu :

1) Unttuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam menyelenggaraan fungsi-fungsi


pemerintahan(fungsi pelayanan, fungsi perlindungan, fungsi penemgangan atau administratif

2) Untuk mengembangkan dan membangun demokrasi dalam arti memberi peluang yang luas
epada kreatifitas, peran serta pemberdayaan masyasrakat dalam kegiatan berbangsa dan bernegara dan
bermasyarakat

Menurut Abdul Wahab(1991) Implementasi kebijakan desentralaisasi baru bermakna jika dapat
menunjukkan hasil-hasil yang positif yang berwujud sebagai berikut:

1. pada Negara-negara sedang berkembang yang telah melaksanakan desentralisasi ,ternyata akses
orang-orang miskin yang tinggal di daerah pedesaanm, yang semula teranbaikan terhadap sumber-
sumber daya dan lembaga-lembaga pemertintah kini secara berangsur-angsur mulai meningkat

2. desentralisasi telah memperbesar kemampuan administrasi local untuk mendesakkan tuntuttan


mereka pada badan-badan pemerintah pusat

3. di beberapa Negara kemampauan adminitratif dan teknis dari organisasi regional dan local
berangsur-angsur mulai meningkat.

4. sejumlah organisasi telah dibentuk, baik pada tingkat egional maupun pada tingkat local untuk
merncanakan dan mengelola pembangunan

menurut (Josef Riwu Kaho) , keberhasilan penyelanggaraan otonomi daerah atau desentralisasi secara
umum tidak terlepas dari 4 faktor yang mempengaruhi yaitu:
1. factor sumber daya manusia(SDM)

2. factor Finansial

3. Faktor sarana

4. Faktor organisasi dan manajemen

Menurut Indriadi (2001) permaslahan pelaksanaan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung
jawab adalah :

1. Aspek SDM menyangkut pihak legislative dan eksekutuif. Pelaksaan yang kurang memiliki
kemempuan di bidang manajerial dan teknikal

2. Aspek keuangan daerah dan potensi daerah. Menyangkut kesulitan sumber-sumber


pembiayaan, menyebabkan daerah mencari peluang secara terus menerus untuk meningkatkan
pendapatan daerah. Sehingga bagi daerah yang kurang kreatif akan menaikkan segala bentuk biaya
perijinan dan pajak daerah,sehingga menyebabkan ekonomi biaya tinggi yang akan menhambat
pertumbuhan ekonomin daerah

3. Aspek pengawasan . pengwasan di sector penerimanaan masih lemah, belum lagi adanya
indikasi KKN sehingga “kebocoran-kebiocoran” daerah realatif tunggi.

4. Aspek pertanggungjawaban Walikota dan Bupati. Mekanisme pertanggungjawaban di daerah


baik di kota maupun kabupaten cenderung relative baru dalam system pemerintahan daerah , sehingga
sering di jumpai pertnggungjawaban Walikota/Bupati di tolak oleh DPRD.

Mengenai kemampuan (kapabilatas) Aparatur pemerintah , Depnaker (1991), Memberikan 3 Aspek yang
dapat di bahas, Yaitu :

1. Aspek Fisik, yaitu kualitas yang yang berhubungan dengan kondisi Jasmani seserorang

2. Aspek intelegensia yaitu, aspek yang menggambarkan kemampuan berpikir seseorang dan
meralisasikan gagasan-gagasan atau ide-idenya

3. Aspek sikap mental, Yaitu Aspek yang menggambarkan karakter dan sikap seseorang dalam
mengantisipasi situasi lingkungannya pada waktu dan tempat tertentu

Tujuan pemberian otonomi daerah berupa peningkatan poelayanan dan kesejahteran rakyat yang
semakin membaik, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan serta pemeliharaan
hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta antar daerah dalam rangka menjaga
keutuhan Negar Kesatuan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai