Daerah
HAK DAN KEWAAJIBAN WARGA NEGARA :
1. Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara Wujud hubungan warga negara dan negara pada
umumnya berupa peranan (role).
2. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD
1945.
- Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).
- Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(pasal 28A).
- Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah (pasal 28B
ayat 1).
- Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
Berkembang”
- Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan berhak mendapat
pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1)
- Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).
- Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
- Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan
pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,
hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum
yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. (pasal
28I ayat 1).
- Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi :
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
- Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945
menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”.
- Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan :
- Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J ayat 2
menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.”
- Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1) UUD 1945.
menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.”
Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28, dan 30, yaitu :
1. Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Dan pada ayat (2),
syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang.
2. Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat (2), taip-tiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
3. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan, dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
4. Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan negara. Dan
ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-undang.
Landasan konsep bela negara adalah adanya wajib militer. Subyek dari konsep ini adalah tentara atau
perangkat pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari
rancangan tanpa sadar (wajib militer).
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan Syarat-syarat
tentang pembelaan diatur dengan undang-undang. Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan
berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas,
dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai
bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.
Unsur Dasar Bela Negara
Berdasarkan UUD 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pembelaan negara.” Dan “syarat-syarat tentang pembelaan diatur oleh UU.” Jadi
sudah jelas, mau tidak mau kita wajib ikut serta dalam membela negara dari segala macam ancaman,
gangguan, dan hambatan baik yang datang dari dalam maupun dari luar.
Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep wawasan nusantara dan keamanan Nasional.
Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI. Diubah oleh Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1988.
Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI
Pasal 27 (3) ; Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara
Pasal 30 (1 &2) ;
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara
(2) Usaha pertahanan keamanan negara dilaksanakan melalui Sishankamrata (TNI sebagai komponen
Utama dan Rakyat sebagai komponen Pendukung).
a. Pendidikan Kewarganegaraan
Melestarikan budaya
d. Untuk semua warga negara agar memiliki kewajiban dan hak yang jelas dalam ikut serta pembelaan
terhadap negara.
a. Menghormati dan menghargai para pahlawan yang telah berjuang merebut kemerdekaan
a. Secara Fisik
Segala upaya untuk mempertahankan kedaulatan negara dengan cara berpartisipasi secara langsung
dalam upaya pembelaan negara (TNI Mengangkat senjata, Rakyat Berkarya nyata dalam proses
Pembangunan).
Segala upaya untuk mempertahankan NKRI dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan
bernegara, menanamkan kecintaan pada tanah air serta berperan aktif dalam upaya memajukan bangsa
sesuai dengan profesi dan kemampuannya.
b. Lingkungan Sekolah ; Patuh pada aturan sekolah, berkata dan bersikap baik, bertanggung jawab atas
tugas yang diberikan, tidak ikut tawuran dll
c. Lingkungan Masyarakat ; Aktif dalam kegiatan masyarakat, rela berkorban untuk kepentingan
masyarakat
Segala usaha untuk mempertahakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan
bangsa dari segala bentuk ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara
Pengertian ancaman
Setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam maupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah negara dan keselamatan segenap bangsa.
Jenis-jenis ancaman
a. Ancaman Militer ; Ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisir yang dinilai
dapat mengancam kedaulatan negara.
Spionase
Sabotase
Agresi
Pelanggaran wilayah
Bentrokan bersenjata
Perang saudara
b. Ancaman Non Militer ; Ancaman yang mengganggu sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara
Aksi radikalisme
Konflik komunal
Terorisme
Gerakan separatis
Polusi
Bencana alam
· Ketahanan Nasional
· 1. PENGERTIAN
· Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa, meliputi seluruh aspek
kehidupannasional yang terintegrasi, berisi keuletan, dan ketangguhan serta mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta
gangguan dari luar maupun dari dalam, langsung maupun tidak langsung membahayakan integrasi,
identitas, kelangsungan hidupbangsa dan negara , serta perjuangan mengejar tujuan nasionalnya.
Asas Ketahanan Indonesia adalah taat laku berdasarkan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan
Nusantara, yang terdiri dari :
· Kesejahteraan dan kemakmuran dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan dan merupakan
kebutuhan manusia yang mendasar dan esensial. Dengan demikian, kesejahteraan dan keamanan
merupakan asa dalam sistem kehidupan nasional. Tanpa kesejateraaan dan keamanan, sesitem
kehidupan nasional tidak akan dapat berlangsung. Kesejahteraan dan keamanan merupakan nilai
intrinsik yang ada pada sistem kehidupan nasuional itu sendiri. Kesejahtrean maupun keamanan harus
selalu ada, berdampingan pada kondisi apa pun. Dalam kehidupan nasional, tingkat kesejahteraan dan
keamanan nasional yang dicapai merupakan tolok ukur Ketahanan Nasional
· Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa dalam bentuk perwujudan
persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi dan selaras pada seluruh aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ketahanan Nasional mencakup ketahanan segenap aspek
kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh dan terpadu (komprehensif intergral).
· Sistem kehidupan naasional merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan bangsa yang saling
berinteraksi. Di samping itu, sistem kehidupan nasional juga berinteraksi dengan linkungan
sekelilingnya. Dalam proses interaksi tersebut dapat timbul berbagai dampak baik yang bersifat positif
maupun negatif. Untuk itu diperlukan sikap mawas ke dalam maupun keluar.
a. Mawas ke Dalam
· Mawas ke dalam bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat, dan kondisi kehidupan nasional itu
sendiri berdasarkan nilai-nilai kemadirian yang proporsional untuk meningkatkan kualitas derajat
kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh.
· b. Mawas ke Luar
· Mawas Ke luar bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan berperan serta mengatasi dampak
lingkungan stategis luar negeri dan menerima kenyataan adanya interaksi dan ketergantungan dengan
dunia internasional.
· 4. Asas Kekeluargaan
1. Mandiri
· Ketahanan Nasional percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri serta pada keuletan dan
ketangguhan, yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah, dengan tumpuan pada identitas,
integritas dan kepribadian bangsa. Kemandirian (idenpendency) ini merupakan prasyarat untuk menjalin
kerjasama yang saling menguntungkan dalam perkembangan global (interdependent).
2. Dinamis
· Ketahanan Nasional tidaklah tetap. Ia dapat meningkat atau menurun, tergantung pada situasi dan
kondisi bangsa, Negara serta lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat bahwa segala
sesuatu di dunia ini senantiasa berubah dan perubahan itu senantiasa berubah pula. Karena itu, upaya
peningkatan Ketahanan Nasional harus senantiasa diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya
diarahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih baik.
3. Wibawa
· Keberhasilan pembinaan Ketahanan Nasional Indonesia secara lanjut dan berkesinambungan akan
meningkatkan kemampuan dan keseimbangan akan meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa.
Makin tinggi tingkat Ketahanan Nasional Indonesia makin tinggi pula nilai kewibawaan dan tingkat daya
tangkal yang dimiliki oleh bangsa dan negara Indonesia.
· Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan atagonistis,
tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuata fisik semata, tetapi lebih mengutamakan sikap konsultatif,
kerjasama serta saling menghargai dengan mengandalkan kekuatan, moral dan kepribadian bangsa.
· a. Kedudukan :
· ketahanan nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa
Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu di implementasikan secara berlanjut dalam rangka
membina kondisi kehidupan nasional yang ingin diwujudkan, wawasan nusantara dan ketahanan
nasional berkedudukan sebagai landasan konseptual, yang didasari oleh Pancasil sebagai landasan ideal
dan UUD sebagai landasan konstisional dalam paradigma pembangunan nasional.
· b. Fungsi :
· Ketahanan nasional nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar nasional perlu dipahami untuk
menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak dan pola kerja dalam menyatukan langkah
bangsa yang bersifat inter – regional (wilayah), inter – sektoral maupun multi disiplin. Konsep doktriner
ini perlu supaya tidak ada cara berfikir yang terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan adalah bahwa bila
penyimpangan terjadi, maka akan timbul pemborosan waktu, tenaga dan sarana, yang bahkan
berpotensi dalam cita-cita nasional. Ketahanan nasional juga berfungsi sebagai pola dasar pembangunan
nasional. Pada hakikatnya merupakan arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunman nasional
disegala bidang dan sektor pembangunan secara terpadu, yang dilaksanakan sesuai dengan rancangan
program.
· Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang meliputi segenap kehidupan
nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan dan gangguan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar, untuk menjamin identitas,
integrasi dan kelangsungan hidup bangsa dan negar serta perjuangan mencapai tujuan nasional dapat
dijelaskan seperti dibawah ini :
· Ø Ketangguhan
· Adalah kekuatan yang menyebabkan seseorang atau sesuatu dapat bertahan, kuat menderita atau
dapat menanggulangi beban yang dipikulnya.
· Ø Keuletan
· Adalah usaha secara giat dengan kemampuan yang keras dalam menggunakan kemampuan
tersebut diatas untuk mencapai tujuan.
· Ø Identitas
· Yaitu ciri khas suatu bangsa atau negara dilihat secara keseluruhan. Negara dilihat dalam
pengertian sebagai suatu organisasi masyarakat yang dibatasi oleh wilayah dengan penduduk, sejarah,
pemerintahan, dan tujuan nasional serta dengan peran internasionalnya.
· Ø Integritas
· Yaitu kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa baik unsur sosial maupun
alamiah, baik bersifat potensional maupun fungsional.
· Ø Ancaman
· Yang dimaksud disini adalah hal/usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan dan
usaha ini dilakukan secara konseptual, kriminal dan politis.
· Adalah hal atau usaha yang berasal dari luar dan dari diri sendiri yang bersifat dan bertujuan
melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.
· a. Aspek Ekonomi
· Ketahanan Ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan perekonomian bangsa yang berisi
keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan,
ancaman, hambatan dan gangguan yang egara dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun
tidak langsung untuk menjamin kelangsungan perekonomian bangsa dan egara berlandaskan Pancasila
dan UUD 1945.
· Ketahanan sosial budaya diartikan sebagai kondisi dinamis budaya Indonesia yang berisi keuletan
dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak
langsung membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya.
· Ketahanan pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan pertahanan
dan keamanan bangsa Indonesia mengandung keuletan, ketangguhan, dan kemampuan dalam
mengembangkan, menghadapi dan mengatasi segala tantangan dan hambatan yang datang dari luar
maupun dari dalam yang secara langsung maupun tidak langsung membahayakan identitas, integritas,
dan kelangsungan hidup bangsa dan negara Kesatuan Republik Indonesia.
· d. Aspek Politik
· Ketahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan politik bangsa Indonesia
yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung
maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan kehidupan politik bangsa dan negara Republik
Indonesia berdasar Pancasila dan UUD 1945.
· e. Aspek Ideologi
· Dapat diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan ideologi bangsa Indonesia. Ketahanan ini
diartikan mengandung keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi
segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara
langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan negara
Indonesia.
· a. Aspek Ekonomi
· • Sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan
yang adil dan merata di seluruh wilayah Nusantara melalui eknomi kerakyatan
· • Ekonomi kerakyatan harus menghindari sistem free fight liberalism, etatisme, dan monopoli
ekonomi
· Untuk mewujudkan keberhasilan ketahanan sosial budaya warga negara Indonesia perlu:
· • Kehidupan sosial budaya bangsa dan masyarkat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air, maju, dan sejahtera dalam kehidupan yang serba
selaras, serasi dan seimbang serta mampu menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan
kebudayaan nasional.
· Untuk mewujudkan keberhasilan Ketahanan Nasional setiap warga negara Indonesia perlu:
· • Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik yang disertai keuletan
dan ketangguhan tanpa kenal menyerah dan mampu mengembangkan kekuatan nasional dalam rangka
menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan yang datang dari luar maupun dari
dalam untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta pencapaian
tujuan nasional.
· • Sadar dan peduli akan pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya dan pertahanan keamanan.
· Untuk mecapai percepatan kemandirian dan kesejahteraan berbasis dukungan ilmu pengetahuan
dan teknologi ( Iptek )
· • Dilakukan lewat penguatan empat pilar knowledge based economy ( KBE ), yaitu :
· - Sistem pendidikan
· - Sisten inovasi
· e. Aspek Ideologi
· • Sesanti Bhineka Tunggal Ika dan konsep Wawasan Nusantara bersumber dari Pancasila
· f. Aspek Politik
· • Hubungan luar negeri ditujukan untuk meningkatkan kerjasama interansional di berbagai bidang
· • Politik luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas dalam rangka meningkatkan
persahabatan dan kerjasama antarnegara
· • Peningkatan kualitas sumber daya manusia perlu dilaksanakan dengan pembenahan sistem
pendidikan, pelatihan dan penyuluhan
Otonomi daerah
Ialah pelimpahan wewenag dan tanggung jawab atau kekuasaan untuk menyelenggarakan sebagian
atau seluruh fungsi manajemen daan administrasi dari pemerintah pusat dan lembaga-
lembaganya;pejabat pemerintah aau perusahaan yang bersifat semi otonom ; kewenangan fungsional
lingkup regional atau daerah ; lembaga non pemerintah atau swadaya masyarakat.
Bryant (1989)
Desentralisas menyangkut wewenang pembuatan keputusan dan control tertentu terhadap sumber-
sumber daya yang diberikan pada badan-badan pemerintah regional dan local dalam rngaka mengurus
kepentingannya
Proses penyerahan kewenagan dari pemerintah pusat kepada lembaga-lembaga pemerintah daerah
baik melalui dekonsentrasi,maupun devolusi atau tugas pembantuan.
Abdul Wahab
Ø Dekonsenttrasi
Ø Delegasi
Ø Devolusi ,yang merupakan pengallihan kekuasaan dimana seluruh tanggung jawab untuk kegiatan
tertentu diserahkan kepada penerima wewenang
Hoessien (2000;3)
1. kekuatan internal dalam negeri berupa gerakan Reformasi yang melanda tanah air dengan
tuntutannya tentang demokratisasi di segala bidang kehidupan.
2. kekuatan supra nasional berupa globalisasi dengan berbagai bidang konsekuensi dan implikasinya
yang memerlukan tanggapan dalam negeri melalui penyesuaian dalam struktur dan mekanisme
kepemerintahn demokratik di tingkat local.
Syaukani(2001)
a) Hak mengurus rumah tangganya sendiri bagi suatu daerah otonom , hak tersebut bersumber dari
wewenang pangkal dan urusan- urusan pemerintah puast yang diserahkan kepada daerah.
b) Pemerintah daerah tidak dapat menjalankan hak dan ewenang otonominya itu diluar batas-batas
wilayah daerahnya
c) Daerah tidak boleh mencmpuri ak mengatur dan mengurus rumah tangga daerah lain
Martin (2005)
Otonomi daerah berarti suatu bentuk pemerintahan sendiri , hak untuk memerintah atau menentukan
nasib sendiri
Otonimi daerah Adalah hak untuk mengatur urusan – urusan daerah dan juga menyesuaikan peraturan-
peraturan yang sudah dibuat dengannya.
Otonomi daerah sebagai kebebasan untuk memelihara dan memaukan kepentingan khusus daerah
dengan keuangan sendiridan pemerintahan sendiri.
Otonomi sering juga disebut Devolusi merupakan pelimpahan wewenang kepada badan hokum local
diluar organisasi yang memberikan wewenang tersebut,ruang lingkup atau isi otonom itu bersifat
kondisional atu tergantung pada tempat dan waktudimana prinsip otonomi itu di tetapkan.
Kaho (1997)
“mula-mula otonomi atau berotonom berarti mempunyai peraturan sendiri atau mempunyai
hak/kekuasaan/kwenangan untuk mwmbuat peratuan sendiri. Kemudian istilah otonomi itu
berkembang menjadi pemerintahn sendiri”
Menyebutkan bahwa otonomi adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri sesuai peraturan perundang-undangn yang berlaku.
Sebelum adanya otonomi daerah neghara kita menggunakan Azas sentralisasi , yaitu segalanya
sesuatunya langsung diatur dan diurus oleh pemeritah pusat sendiri , termasuk segala yang menyangkut
pemerintah dan kekuasaan pemerintah dan kekuasaan derah . intinya , dalam pelaksanaan pemerintah
Negara tidak ada pembagian tugas . memang benar ada beberapa keuntungan dari Azas Sentralisasi ini,
diantaranya; dapat menghemat biaya, adanya kesatuan peraturan dan kemajuan yang merata. Akan
tetapi beberapa kelemahannya adalah birokrasi yang tidak Efisien, Demokrasi terhambat, dan daerah
tidak diberikan tanggung jawab untuk mengurus rumah tangganya sendiri.
a) Daerah memiliki wewenwg untuk memilih, menetapkan siapa nantinya yang akan memimpin di
daerahnya
b) Daerah memiliki hak untuk membuat suatu kebijakan daerahnya sendiri tanpa campur tangan dari
luar
c) Daerah memiliki kewenangan penuh dalam mengelola keuangan daerah, baik itu alam hal
penerimanaan, pengeluaran dari kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah tersebut
a) Pemerintah daerah yang berfungsi sebagai kepala daerah otonom dan kepala wilayah(wakil
pemerintah pusat yang berad di daerah)
b) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang merupakan mitra dari pemerintah daerah yang
mewakili kepentingan suara rakyat di daerah tersebut.bersama kepala daerah ,DPRD menyusun
anggaran pendapatan dan belanja daerah , membuat peraturan daerah serta melaksanakan
pengawasan .
a) Daerah memiliki kewenangan untuk membuat kebijakannya sendriri tanpa intervensi dari pihak
luar
c) Daerah memiliki kewenangan penuh mengelola keuangannya membiayai kegiatan rumah tangga
pemerintahannya.
1. Ibrahim (1991)
Hakekat otonomi daerah adalah bahwa otonomi lebih merupakan kewajiban daripada hak, yaitu
kewajiban pemerintah daerah yang bersangkutan untuk ikut melancarkan pembangunan nasional ,
dimana pembangunan daerah adlah penunjang pembanguynan nasional
2. Mansyur (1993)
Ø Lebih menitik beratkan tanggung jawab meklaksnakan pembangunan dan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka meningkatkan kesjahteraan fisik , ketentraman dan ketertiban umum
Dalam rangka memberi kebebasan daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri ,
maka asas Desentraslisasilah yang sesuai dan dipandang cocok untuk diterapkan. Hal ini sejalan dengan
pendapat The Liang Gie (1968) yang mengatakan bahwa alasan dianutnya asas Desentralisasi Adalah:
b) Pelaksanaan otonomi daerah didasrkan pada otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab
c) Pelaksanaan otonomi yang luas dan utuh diletakkan pada daerah kabupaten dan daerah kota,
sedangkan otonomi propinsi merupakan otonomi yang terbatas
d) Pelaksanaan otonomi daerah harus sesuai dengan konstitusi Negara sehingga tetap terjamin
hubungan yang serasi antara pusat dan daerahserta antar daerah
e) Pelaksanaan otonomi daerah harus meningkatkan kemandirian daerah otonom dan karenanya
di dalam kbupaten dan daerah kota tidak ada lagi daerah administratif.
f) Pelaksnaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan peranan dan fungsi anggaran atasd
penyelenggaraan pemerintahn daerah .
g) Pelaksanaan asas dekonsetrasi di letakkna pada propinsi dalam kedudukannya sebagai wilayah
dministratif untuk melaksnskan pemerintahn tertentu yang di limpah kan kepada Gubernur senagai
wakil pemerintah puast.
h) Pelaksanaan asas pembantuan dimungkinkan tidak hanya dari pemerintah kepada daerah,
tetapi juga dari pemerintah dan daerah kepada desa yang disertai dengan pembiayaan, sarana dan
prasarana, serta sumber daya manusia yang kewajiban melaporkan pelaksanaan dan
mempertanggungjawabkan kepada yang menugaskan.
Menurut Koswara (2000) secara universal penyelenggaraan kebijakan desentralisasi dan otonomi
daerah meiliki dua tujuan yaitu :
2) Untuk mengembangkan dan membangun demokrasi dalam arti memberi peluang yang luas
epada kreatifitas, peran serta pemberdayaan masyasrakat dalam kegiatan berbangsa dan bernegara dan
bermasyarakat
Menurut Abdul Wahab(1991) Implementasi kebijakan desentralaisasi baru bermakna jika dapat
menunjukkan hasil-hasil yang positif yang berwujud sebagai berikut:
1. pada Negara-negara sedang berkembang yang telah melaksanakan desentralisasi ,ternyata akses
orang-orang miskin yang tinggal di daerah pedesaanm, yang semula teranbaikan terhadap sumber-
sumber daya dan lembaga-lembaga pemertintah kini secara berangsur-angsur mulai meningkat
3. di beberapa Negara kemampauan adminitratif dan teknis dari organisasi regional dan local
berangsur-angsur mulai meningkat.
4. sejumlah organisasi telah dibentuk, baik pada tingkat egional maupun pada tingkat local untuk
merncanakan dan mengelola pembangunan
menurut (Josef Riwu Kaho) , keberhasilan penyelanggaraan otonomi daerah atau desentralisasi secara
umum tidak terlepas dari 4 faktor yang mempengaruhi yaitu:
1. factor sumber daya manusia(SDM)
2. factor Finansial
3. Faktor sarana
Menurut Indriadi (2001) permaslahan pelaksanaan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung
jawab adalah :
1. Aspek SDM menyangkut pihak legislative dan eksekutuif. Pelaksaan yang kurang memiliki
kemempuan di bidang manajerial dan teknikal
3. Aspek pengawasan . pengwasan di sector penerimanaan masih lemah, belum lagi adanya
indikasi KKN sehingga “kebocoran-kebiocoran” daerah realatif tunggi.
Mengenai kemampuan (kapabilatas) Aparatur pemerintah , Depnaker (1991), Memberikan 3 Aspek yang
dapat di bahas, Yaitu :
1. Aspek Fisik, yaitu kualitas yang yang berhubungan dengan kondisi Jasmani seserorang
2. Aspek intelegensia yaitu, aspek yang menggambarkan kemampuan berpikir seseorang dan
meralisasikan gagasan-gagasan atau ide-idenya
3. Aspek sikap mental, Yaitu Aspek yang menggambarkan karakter dan sikap seseorang dalam
mengantisipasi situasi lingkungannya pada waktu dan tempat tertentu
Tujuan pemberian otonomi daerah berupa peningkatan poelayanan dan kesejahteran rakyat yang
semakin membaik, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan serta pemeliharaan
hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta antar daerah dalam rangka menjaga
keutuhan Negar Kesatuan Republik Indonesia.