Anda di halaman 1dari 20

3.1.3.

2 SOP Pemeliharaan Peralatan

3.1.3.2.1 Umum

SOP Pemeliharaan ini disusun sesuai dengan jenis dan tipe peralatan yang ada,
untuk dijadikan acuan bagi personel teknisi dalam melakukan tanggungjawabnya.

3.1.3.2.2 Ruang Lingkup

SOP ini berisi tentang prosedur yang harus dilakukan dalam melakukan
pemeliharaan secara rutin pada fasilitas telekomunikasi penerbangan.

3.1.3.2.3 Checklist Panduan SOP Pemeliharaan Peralatan

PEMENUHAN
NO. ITEM CATATAN
YA TIDAK
Nama, Merk, Type Peralatan dan lokasi penempatan
A Menyiapkan Rencana Pemeliharaan
peralatan
1. Menyiapkan Anggaran
Pemeliharaan Peralatan
2. Menetapkan Jadwal Dinas Teknisi
untuk pemeliharaan
3. Menyiapkan log book pemeliharaan
peralatan
B Penyiapan peralatan Penunjang
Pemeliharaan
1. Menyiapkan peralatan ukur
sebelum melakukan pemeliharaan
2. Menyiapkan peralatan penunjang
lain pemeliharaan peralatan
C Pemeliharaan Harian
1. Pembersihan ruangan
2. Pembersihan peralatan, unit/bagian
peralatan atau modul
3. Memeriksa kondisi pengaturan suhu
ruangan
4. Melakukan pencatatan Meter
Reading
5. Melaporkan Hasil Pelaksanaan
pemeliharaan Harian
D Pemeliharaan Mingguan
1 Memeriksa Power Supply dan Back
Up Supply
2 Melakukan pencatatan Meter
Reading pada Monitor
3 Melakukan pencatatan Meter
Reading pada Power Supply dan
Back Up Supply
4 Melakukan Change Over peralatan

ϭϯ

(Main ke Stand by dan sebaliknya)
5. Melaporkan Hasil Pelaksanaan
pemeliharaan Mingguan
E Pemeliharaan Bulanan
1 Membersihkan sistem pendingin
pada ruangan peralatan
2 Melakukan Ground Check
Melaporkan Hasil Pelaksanaan
pemeliharaan Bulanan
F Pemeliharaan Triwulanan
1 Melakukan pengukuran Parameter
pada Power Supply Peralatan
Melakukan pencatatan Parameter
pada Power Supply Peralatan
2 Melakukan Pengukuran Parameter
Peralatan
3 Melakukan pencatatan Parameter
Peralatan
4 Melaporkan Hasil Pelaksanaan
pemeliharaan Bulanan
G Pemeliharaan Semesteran
1. Membersihkan Perangkat Power
Supply
2. Melakukan Pengecekan Pancaran
Peralatan
3. Mengecek interkoneksi sistem
pada peralatan
4. Melaporkan Hasil Pelaksanaan
pemeliharaan Semesteran
H Pemeliharaan Tahunan
1. Membersihkan Back Up Supply
2. Melakukan pergantian Back Up
Supply, bila perlu
3. Memeriksa fungsi kontrol dan
monitor
4. Melakukan Pengukuran Parameter
Peralatan
5. Melakukan pencatan pengukuran
parameter peralatan
6. Melaporkan Hasil Pelaksanaan
pemeliharaan Tahunan
(Disesuaikan dengan kondisi masing-masing peralatan)

Tabel 4 : Checklist Panduan SOP Pemeliharaan Peralatan

ϭϰ

3.1.3.3 SOP Perbaikan Peralatan

3.1.3.3.1 Umum

SOP Perbaikan ini kami buat sesuai dengan jenis dan tipe peralatan yang ada,
untuk dijadikan acuan bagi personel teknisi dalam melakukan tanggungjawabnya.

3.1.3.3.2 Ruang Lingkup

SOP ini berisi tentang prosedur yang harus dilakukan dalam melakukan perbaikan
fasilitas telekomunikasi penerbangan.

3.1.3.3.3 Checklist Panduan SOP Perbaikan Peralatan

PEMENUHAN
NO. ITEM CATATAN
YA TIDAK
Nama, Merk, Type Peralatan dan lokasi penempatan
1. Mempersiapkan Suku Cadang
2. Memastikan kejadian kerusakan yang
dialami peralatan dengan membaca
laporan saksi atau melihat ditempat
kejadian
3. Melakukan koordinasi untuk melakukan
perbaikan kepada Pimpinan Terkait Dan
ATC
4. Mempersiapkan peralatan kerja (Alat
Ukur, Manual Book Peralatan)
5. Melakukan Analisis kerusakan
6. Melakukan Penggantian Suku Cadang
Pada unit/bagian/modul peralatan yang
mengalami kerusakan
7. Melakukan Perbaikan dan penyetelan
unit/bagian/modul peralatan yang
mengalami gangguan/kerusakan
8. Melakukan Modifikasi dan penyetelan
unit/bagian/modul peralatan
9. Melakukan Rekondisi atau overhaul
peralatan
10. Melakukan Koordinasi dengan pihak
Balai Elektronika Penerbangan, Bila Perlu
11. Melakukan Ground Check
12. Melakukan Kalibrasi Penerbangan, bila
perlu
13. Membuat laporan hasil perbaikan
peralatan
(Disesuaikan dengan kondisi masing-masing peralatan)

Tabel 5 : Checklist Panduan SOP Perbaikan Peralatan

ϭϱ

3.1.4 SOP Pelaksanaan Kalibrasi Peralatan

3.1.4.1 Umum

SOP pelaksanaan kalibrasi ini dibuat sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal
Perhubungan Udara Nomor SKEP/116/VII/2010 (AC 171-5) yang bertujuan
untuk memperlancar pelaksanaan kalibrasi penerbangan.

3.1.4.2 Ruang Lingkup

SOP pelaksanaan kalibrasi ini mencakup tentang pola koordinasi antara pihak
Penyelenggara Pelayanan dengan Balai Kaibrasi Fasilitas Penerbangan serta
Direktorat Navigasi Penerbangan sebagai Regulator. Selain itu juga mencakup
hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum, selama dan setelah pelaksanaan
kalibrasi.

3.1.4.3 Prosedur Pelaksanaan Kalibrasi Penerbangan

1. Persiapan kalibrasi peralatan

a. Koordinasi
1) Melakukan rapat koordinasi awal dengan pihak-pihak terkait seperti:
ATC, Teknisi listrik, AIS, Security, PKP-PK, Tim Kalibrasi
penerbangan, dan Regulator untuk mempersiapkan pelaksanaan
kalibrasi penerbangan.
2) Melakukan koordinasi dengan pihak Penyelenggara Kalibrasi
Penerbangan tentang jadwal pelaksanaan kalibrasi penerbangan.
3) Mempersiapkan teknisi yang berkompeten untuk melakukan setting
dan adjustment dalam pelaksanaan kalibrasi penerbangan.
4) Melaksanakan rapat awal sebelum pelaksanaan kalibrasi
penerbangan.

b. Menyiapkan peralatan pendukung


1) Personel teknisi menyiapkan test equipment, antara lain : PIR,
modulation meter, watt meter, multi-meter, dll., serta menyiapkan
spare module;
2) Personel teknisi menyiapkan peralatan ground to air communication
VHF untuk sarana komunikasi dengan personil di pesawat kalibrasi
dan radio komunikasi dua arah untuk koordinasi.

c. Penyiapan data dukung


Personel Teknisi menyiapkan dan mempelajari data-data dukung antara
lain:
1) Hasil flight commissioning;
2) Hasil kalibrasi penerbangan terakhir;
3) Data ground check terakhir.
4) Menyiapkan form-form, data parameter dan toleransi untuk reference
limit, buku catatan/log book dan buku panduan pelayanan kalibrasi
penerbangan.

ϭϲ

5) Untuk flight commissioning diharuskan mengisi dan melampirkan
data-data penempatan peralatan telekomunikasi yang akan
dilkalibrasi.
6) Dokumen Aeronautical Information Publication (bila diperlukan);
7) Instrument Flight Procedure (bila diperlukan);

d. Menyiapkan peralatan yang akan dikalibrasi


Personel Teknisi melakukan pengecekan awal sebagai berikut :
1) Performance check / pengukuran parameter-parameter dengan
oscilloscope dan spectrum analyzer dan catat hasilnya serta
bandingkan dengan pengukuran kalibrasi penerbangan terakhir.
2) Ground check dan print out hasilnya serta bandingkan dengan ground
check kalibrasi penerbangan terakhir. Evaluasi dan analisa kesiapan
peralatan, apabila siap lanjutkan dengan briefing dan kegiatan
kalibrasi penerbangan dan apabila belum siap lakukan penjadwalan
ulang pelaksanaan kalibrasi penerbangan.

2. Kegiatan kalibrasi penerbangan

a. Melakukan rapat koordinasi lanjutan dengan ATC, Teknisi listrik, AIS,


Security, PKP-PK, Tim Kalibrasi penerbangan, dan Regulator untuk
mempersiapkan pelaksanaan kalibrasi penerbangan.
b. Pada saat kegiatan kalibrasi penerbangan berlangsung :
1) Personel teknisi mempersiapkan form pelayanan kalibrasi
penerbangan dan data dukung.
2) Personel teknisi mencatat pembacaan parameter peralatan (Data
Fasilitas).
3) Personel teknisi mencatat hasil pengukuran oleh panel pesawat
kalibrasi yang dilaporkan melalui radio (Data Kalibrasi Penerbangan).
4) Personel teknisi melakukan adjustment sesuai dengan arahan pihak
panel pesawat kalibrasi.

3. Checklist pelaksanaan kalibrasi

Nama, Merk, Type Peralatan dan lokasi penempatan

NO PEMENUHAN
ITEM CATATAN
. YA TIDAK
1 Melakukan pengecekan
Modulasi. Teknisi
menggunakan PMDT, dari
commands menu, ketik STO1 /
STT1 kemudian set SDM
sesuai dengan yang
dikehendaki. Tekan F4 dan
kemudian catat penunjukan
Combined Executive Monitor.
Tekan Esc untuk kembali ke
Transmitter Waveform Setup.

ϭϳ

Ulangi langkah-langkah di atas
sampai penunjukan SDM = 40
± 4 % atau sesuai dengan yang
dikehendaki.
2 Melakukan pengecekan
Course Alignment (0 DDM).
Teknisi menggunakan PMDT,
dari commands menu, ketik
STO1 / STT1 kemudian set
Modulation Balance sesuai
dengan yang dikehendaki.
Apabila 0 DDM bernilai –
(minus) tambah Modulation
Balance dan apabila 0 DDM
bernilai + (plus) kurangi
Modulation Balance sebesar
nilai - atau + nya. Tekan F4
dan kemudian catat
penunjukan Combined
Executive Monitor. Tekan Esc
untuk kembali ke Transmitter
Waveform Setup. Ulangi
langkah-langkah di atas sampai
penunjukan Course/Path DDM
= 0.000 ± 0.002 DDM atau
sesuai dengan yang
dikehendaki.
3 Melakukan pengecekan
Course Width. Teknisi
menggunakan PMDT, dari
commands menu, ketik STO1 /
STT1 kemudian set Sideband
Amplitude sesuai dengan yang
dikehendaki. Untuk
mempersempit width tambah
Sideband Amplitude, untuk
memperlebar width kurangi
Sideband Amplitude. Tekan F4
dan kemudian catat
penunjukan Combined
Executive Monitor. Tekan Esc
untuk kembali ke Transmitter
Waveform Setup. Ulangi
langkah-langkah di atas sampai
penunjukan Width DDM =
0.155 ± 0.030 DDM atau
sesuai dengan yang
dikehendaki.
4 Melakukan pengecekan
Course Alignment and

ϭϴ

Structure. Teknisi
menggunakan PMDT, dari
commands menu, ketik STO1 /
STT1 kemudian adjust SBO
Phase sesuai dengan yang
dikehendaki. Tekan F4 dan
kemudian catat penunjukan
Combined Executive Monitor.
Tekan Esc untuk kembali ke
Transmitter Waveform Setup.
Ulangi langkah-langkah di atas
sampai Alignment = ± 15µA
atau sesuai dengan yang
dikehendaki.
5 Melakukan pengecekan
Monitor :
a. Course Width to Narrow
Alarm. Teknisi
menggunakan PMDT, dari
commands menu, ketik
STO2 / STT2 kemudian set
Sideband Amplitude sesuai
dengan yang dikehendaki.
Untuk mempersempit width
perbesar Sideband
Amplitude. Tekan F4 dan
kemudian catat penunjukan
Combined Executive
Monitor. Tekan Esc untuk
kembali ke Transmitter
Waveform Setup. Ulangi
langkah-langkah di atas
sampai penunjukan Width
DDM = 0.125 atau sesuai
dengan yang dikehendaki.
b. Course Width to Wide
Alarm. Teknisi
menggunakan pmdt, dari
commands menu, ketik
STO3 / STT3 kemudian set
Sideband Amplitude sesuai
dengan yang dikehendaki.
Untuk memperlebar width
perkecil Sideband
Amplitude. Tekan F4 dan
kemudian catat penunjukan
Combined Executive
Monitor. Tekan Esc untuk
kembali ke Transmitter
Waveform Setup. Ulangi

ϭϵ

langkah-langkah di atas
sampai penunjukan Width
DDM = 0.185 atau sesuai
dengan yang dikehendaki.
c. Course Width to Normal.
Teknisi menggunakan
pmdt, dari commands
menu, ketik STO3 / STT3
kemudian aktifkan
waveform Normal.
d. Course Alignment Alarm
90 Hz. Teknisi
menggunakan PMDT, dari
commands menu, ketik
STO5 / STT5 kemudian set
Modulation Balance
sehingga dominan pada 90
Hz. Tekan F4 dan
kemudian catat penunjukan
Combined Executive
Monitor. Tekan Esc untuk
kembali ke Transmitter
Waveform Setup. Ulangi
langkah-langkah di atas
sampai penunjukan
Course/Path DDM = -
0.015 DDM atau sesuai
dengan yang dikehendaki.
e. Course Alignment Alarm
150 Hz. Teknisi
menggunakan PMDT dari
commands menu, ketik
STO6 / STT6 kemudian set
Modulation Balance
sehingga dominan pada 150
Hz. Tekan F4 dan
kemudian catat penunjukan
Combined Executive
Monitor. Tekan Esc untuk
kembali ke Transmitter
Waveform Setup. Ulangi
langkah-langkah di atas
sampai penunjukan
Course/Path DDM = +
0.015 DDM atau sesuai
dengan yang dikehendaki.
f. Course Alignment to
Normal. Teknisi
menggunakan PMDT dari
commands menu, ketik

ϮϬ

STO6 / STT6 kemudian
aktifkan waveform Normal.
g. Coverage in RF Level
Alarm (Reduced Power).
Teknisi menggunakan
PMDT, dari commands
menu, ketik STO4 / STT4
kemudian reduce RF Level
sesuai dengan yang
dikehendaki. Tekan F4 dan
kemudian catat penunjukan
Combined Executive
Monitor. Tekan Esc untuk
kembali ke Transmitter
Waveform Setup. Ulangi
langkah-langkah di atas
sampai penunjukan RF
Level = 90 % atau sesuai
dengan yang dikehendaki.
h. Standby Power. Pemancar
beroperasi normal. Matikan
Main Supply dari PLN
sehingga pemancar bekerja
dengan Battery. Setelah
selesai, hidupkan lagi Main
Supply.

4. Kegiatan setelah kalibrasi penerbangan:

a. Melakukan rapat mengenai hasil kalibrasi penerbangan.


b. Personel teknisi melakukan ground check ulang dan print out hasilnya.

5. Laporan Hasil Kalibrasi

a. Melaporkan status peralatan sesuai dengan hasil kalibrasi penerbangan


berdasarkan peraturan yang berlaku kepada pimpinan terkait.
b. Menyampaikan hasil kalibrasi penerbangan sementara (interim report)
kepada unit pelayanan informasi aeronautika bandar udara dan kantor
NOTAM internasional dengan menggunakan format NOTAM sesuai
dengan aturan yang berlaku.
c. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan kalibrasi penerbangan.

Ϯϭ

3.1.5 SOP pelaksanaan Ground check

3.1.5.1 Umum

SOP pelaksanaan ground check ini dibuat sesuai dengan SKEP/83/VI/2005


tentang Prosedur Pengujian di Darat (Ground Check) Fasilitas Peralatan
elektronika dan Listrik Penerbangan yang bertujuan untuk mempertahankan
kinerja operasional sesuai standar dan persyaratan operasional yang ditetapkan.

3.1.5.2 Ruang Lingkup

SOP ini berisi tentang prosedur yang harus dilakukan dalam pelaksanaan ground
check yang mencakup pengukuran parameter dan pengukuran output.

3.1.5.3 Prosedur Pelaksanaan Ground Check Peralatan

Dalam pengujian darat/Ground Check ini, teknisi perlu mendapat izin dari ATC
terutama dalam melakukan check dengan menggunakan PIR di Runway (khusus
untuk Localizer).

1. Laksanakan perawatan harian sesuai prosedur.


2. Laksanakan perawatan mingguan sesuai prosedur.
3. Laksanakan ground check untuk Tx. 1 dan Tx. 2. sesuai prosedur yang ada
dalam SKEP Dirjen Hubud No : SKEP/83/VI/2005
4. Catat informasi yang perlu di Log Book.
5. Laporkan ke ATC bahwa pengecekan sudah selesai dan pemancar kembali
beroperasi normal.

ϮϮ

3.1.5.3 Checklist Pelaksanaan Ground Check Form berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor Skep 157 Tahun
2003.

3.1.5.3.1 VHF-AG/AD

Tabel 3.28 : Contoh Format Ground Check VHF A/G

Ϯϯ

3.1.5.3.2 NDB

Tabel 3.29 : Contoh Format Ground Check NDB

Ϯϰ

3.1.6 SOP Dokumentasi

3.1.6.1 Umum

SOP dokumentasi ini dibuat untuk melakukan dokumentasi terhadap dokumen –


dokumen yang menunjang pelayanan navigasi penerbangan.

3.1.6.2 Ruang Lingkup

SOP dokumentasi ini merupakan prosedur yang dilaksanakan dalam melakukan


dokumentasi terhadap data-data yang kami miliki sebagai penyelenggara, baik
hard copy maupun soft copy.

3.1.6.3 Dokumen dan data

Dokumen-dokumen yang didokumentasikan adalah :


1. Peraturan-peraturan yang menjadi referensi dasar hukum (peraturan nasional
dan internasional);
2. Dokumen Manual Operasi ;
3. Buku manual peralatan / fasilitas (pabrikan).
4. Standard Operating Procedure (SOP),
5. Data Site Acceptance Test (SAT) ;
6. Data flight commissioning ;
7. Data kalibrasi peralatan / fasilitas ;
8. Data ground check ;
9. Sejarah peralatan / fasilitas ;
10. Log book ;
11. Data personil teknik telekomunikasi penerbangan;
12. Dokumen dan data yang berhubungan dengan penyelenggara pelayanan.

3.1.6.4 Tahap dokumentasi

1. Mengesahkan Dokumen dan data yang telah dibuat.


2. Menyimpan Semua dokumen yang berhubungan dengan pelayanan dan
fasilitas telekomunikasi penerbangan sehingga mudah diakses oleh petugas /
personil teknisi.
3. Menyimpan dalam bentuk hardcopy dan softcopy (elektronik).
4. Master dokumen disimpan di ruang Kepala Penyelenggara.
5. Menyimpan Standard Operating Procedure (SOP) yang berkaitan dengan
peralatan / fasilitas di lokasi peralatan / fasilitas.
6. Menyimpan dokumen versi terbaru.
7. Menyimpan data – data sekurang-kurangnya 5 tahun
8. Mendokumentasikan data-data mengenai sejarah peralatan (sesuai format
sejarah peralatan) yang memuat :
a. Data pemasangan,
b. Data pengujian commissioning,
c. Data perbaikan tiap fasilitas.
d. Data modifikasi peralatan.

Ϯϱ

3.1.7 SOP Pelaporan

3.1.7.1 Umum
SOP ini kami buat sebagai panduan dalam melakukan pelaporan hasil kegiatan
pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan fasilitas telekomunikasi penerbangan.

3.1.7.2 Ruang Lingkup


SOP pelaporan ini mencakup prosedur dalam melaporkan hasil kegiatan
pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan fasilitas telekomunikasi penerbangan.

3.1.7.3 Prosedur Pelaporan pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan


Setiap pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan fasilitas telekomunikasi
penerbangan kami laporkan kepada Direktorat Navigasi Penerbangan secara
berkala dan khusus.
1. Laporan berkala terdiri dari :laporan bulanan, berisikan tentang :
a. unjuk hasil peralatan fasilitas elektronika dan listrik penerbangan;
b. daftar peralatan dan kondisi.
c. laporan tahunan, berisikan tentang kegiatan perbaikan peralatan fasilitas
elektronika dan listrik penerbangan.
2. Laporan Khusus berisikan tentang laporan kerusakan dan perbaikan terhadap
peralatan fasilitas telekomunikasi penerbangan yang mengalami kerusakan
Kategori 1 dan Kategori 2 yang harus ditindaklanjuti penerbitan NOTAM.
3. Format laporan berkala dan laporan khusus

Tabel 6 : Format Laporan Bulanan Unjuk Kerja

Ϯϲ

Tabel 7 : Format Laporan Daftar Peralatan dan Kondisi

3.1.8 SOP Prosedur Keamanan Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan

3.1.8.1 Umum

SOP ini dibuat sebagai panduan dalam memberikan keamanan bagi fasilitas
telekomunikasi penerbangan.

3.1.8.2 Ruang Lingkup

SOP prosedur Keamanan ini mencakup prosedur untuk mengamankan fasilitas


telekomunikasi penerbangan baik yang berupa software maupun hardware.

3.1.8.3 Prosedur Keamanan

1. Pengamanan penunjang sipil


Yaitu pengamanan fisik penunjang sipil peralatan yang berada pada area air
site bandara terhadap :

a. Bangunan Sipil
1) Membangun pagar pada area bangunan sipil, pemagaran di sekeliling
area Bandara yang termasuk pada pelayanan fasilitas sisi darat dan
sisi udara;

Ϯϳ

2) Memasang lampu penerangan yang cukup pada area bangunan/shelter
peralatan, untuk mempermudah pengawasan di malam hari;
3) Pengamanan oleh pihak security dengan membuat pos – pos
penjagaan pada area-area vital peralatan, pengamanan di lokasi
DVOR, lokasi G/P, Lokasi Localizer, Lokasi Radar, Lokasi General
Operation.

b. Bangunan Penunjang
Antenna
1) Memasang Obstraction Light pada top antenna.

c. Access Road
1) Membuat dan memelihara access road ke area-area lokasi peralatan;
2) Menggunakan lampu khusus dan kartu identitas khusus untuk setiap
kendaraan operasional area air site dan personil yang akan
menggunakan access road.

2. Pengamanan teknis
Yaitu pengamanan terhadap hardware dan software peralatan berupa:
a. Pengamanan Hardware
1) Menggunakan conduit cable/tray cable untuk area-area penggelaran
kabel indoor dan outdoor;
2) Pemasangan penangkal petir;
3) Memberi tanda pada area-area sambungan ground cable;
4) Memasang back up supply power untuk setiap peralatan;
5) Menyediakan back up peralatan untuk peralatan-peralatan yang
sifatnya harus dalam kondisi “Operational Status” pada jam
operasional bandara, jika sewaktu-waktu terjadi gangguan significant
pada peralatan utamanya;
6) Menggunakan hand to ground safety saat melakukan/perbaikan untuk
perangkat perangkat yang sifatnya sensitif.

b. Pengamanan Software
1) Untuk semua peralatan yang dikontrol dengan komputer, harus
dioperasikan oleh user yang bertanggung jawab;
2) Menggunakan password untuk melindungi seluruh data base
peralatan;
3) Membuat back up untuk setiap data base peralatan yang tersimpan
dalam PC peralatan, sebagai security action jika terjadi
kerusakan/failure pada software.
4) Melindungi komputer dengan anti virus untuk komputer-komputer
yang dapat melakukan proses browsing, input data, transport data
melalui fasilitas comm. USB, CD driver, wireless dan Internet.

Ϯϴ

5) Membatasi penggunaan unit komputer peralatan hanya untuk
operasional teknis, tidak untuk umum.

3.1.9 SOP Perubahan Pelayanan

3.1.9.1 Umum
SOP ini kami buat sebagai panduan dalam melakukan perubahan pelayanan.
3.1.9.2 Ruang Lingkup
SOP perubahan pelayanan ini merupakan prosedur yang dilakukan jika
penyelenggara pelayanan telekomunikasi penerbangan di Bandara Udara xxx
akan melakukan perubahan pelayanan dan atau perubahan fasilitas
telekomunikasi penerbangan termasuk penerapan pelayanan atau fasilitas baru.
a. Prosedur Perubahan Pelayanan :
1) Menyiapkan draft amandemen perubahan pelayanan dan atau perubahan
fasilitas telelekomunikasi penerbangan termasuk perubahan pada tingkat
modifikasi peralatan ataupun software.
2) Menyiapkan Personil dan fasilitas yang diperlukan dalam melakukan
perubahan pelayanan.
3) Melaporkan kepada Direktorat Navigasi Penerbangan, Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara mengenai perubahan tersebut secara
tertulis, dengan memuat alasan, maksud dan tujuan perubahan tersebut ;
4) Mengirimkan salinan amandemen perubahan pelayanan / fasilitas kepada
Direktorat Navigasi Penerbangan, Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara.
5) Menggabungkan amandemen kedalam manual operasi setelah perubahan
tersebut di setujui oleh Direktorat Navigasi Penerbangan, Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara.
6) Melakukan kegiatan sosialisasi kepada petugas – petugas atau unit kerja
yang terkait.
7) Melaksanakan perubahan pelayanan / fasilitas tersebut.

3.1.10 SOP Penanganan Gangguan Pelayanan

3.1.10.1 Umum
SOP ini kami buat untuk mengantisipasi apabila terjadi gangguan dalam
pelayanan navigasi penerbangan.

3.1.10.2 Ruang Lingkup


SOP ini berisi prosedur tahapan pelaksanaan apabila terjadi gangguan pelayanan
navigasi penerbangan

Gangguan pelayanan terganggu jika:

a. Selama jam operasi, fasilitas tidak beroperasi karena terjadi kegagalan atau
dihentikan; atau
b. Selama jam operasi, fasilitas beroperasi menyimpang dari spesifikasi teknis.

Ϯϵ

3.1.10.2 Prosedur Penanganan Gangguan Pelayanan
Apabila diketahui bahwa pelayanan telekomunikasi penerbangan mengalami
gangguan, tindakan yang harus dilakukan adalah :

a. Memberikan informasi kepada Unit Pelayanan Informasi Aeronautika


Bandar Udara atau ATS Reporting Office mengenai gangguan pelayanan.
b. Memberitahukan tentang gangguan pelayanan kepada maskapai
penerbangan.
c. Mengirimkan laporan khusus berisikan tentang laporan kerusakan dan
perbaikan terhadap peralatan fasilitas pelayanan telekomunikasi penerbangan
yang mengalami kerusakan Kategori -1 dan Kategori-2 yang harus
ditindaklanjuti penerbitan NOTAM.
d. Mengirimkan laporan khusus selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah
terjadinya kerusakan.

3.2 Rumus Nilai Kinerja Pelayanan

a. Ketersediaan peralatan (availability)


1) Ketersediaan peralatan menunjukkan tingkat kesiapan suatu peralatan atau
kelompok peralatan untuk dioperasikan. Ketersediaan merupakan
perbandingan antara waktu operasi yang aktual dengan waktu operasi yang
ditetapkan dalam suatu periode tertentu, dan dinyatakan dalam persen.
Dinyatakan dalam rumus :

Waktu operasi yang aktual


A = X 100 %
Waktu operasi yang ditetapkan

Contoh : jika suatu peralatan beroperasi secara normal selama 700 jam dari 720 jam
(24 jam x 30) dalam sebulan, ketersediaan untuk bulan itu adalah :

700
A = X 100 %
720

= 97.2 %.
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketersediaan peralatan adalah:
a) keandalan peralatan;
b) responsi personil pemeliharaan terhadap kegagalan;
c) pelatihan personil pemeliharaan;
d) kemudahan dalam mendapatkan suku cadang untuk pemeliharaan;
e) tersedianya alat ukur;
f) tersedianya peralatan cadangan.

ϯϬ

b. Penghitungan waktu rata-rata antara kegagalan (MTBF) dan ketersediaan (A)
Misalkan :

a1 + a2 + a3 + a4 + a5 + a6 + a7 = 5540 jam

s1 = 20 jam

f1 = 2 ½ jam

f2 = 6 ¼ jam

f3 = 3 ¾ jam

f4 = 5 jam

f5 = 2 ½ jam

Jumlah kegagalan = 5 kali

Waktu operasi yang ditetapkan = 5580 jam

Waktu operasi yang aktual

MTBF = Jumlah kegagalan

5540
= = 1108 jam
5

Waktu operasi yang aktual


A = X 100 %
Waktu operasi yang ditetapkan

5540
= X 100 % = 99.3 %
5580

c. Penghitungan waktu rata-rata perbaikan peralatan/ Mean Time To Repair (MTTR)

Jumlah waktu tidak beroperasinya peralatan karena kegagalan


MTTR =
Jumlah kegagalan

2½+6¼+3¾+5+2½ 20
= = = 4 jam
5 5

ϯϭ

a1 a2 a3 a4 a5 a6 a7
Operasi

Tidak
Operasi s1 f1 f2 f3 f4 f5
Waktu operasi yang ditetapkan

Waktu operasi yang aktual = a1 + a2+ a3+ a4+ a5+ a6+ ........+ an
a = periode operasi
Waktu tidak operasi = s1 + ...... + sn + f1 + f2 + ....... + fn
s = periode mematikan yang dijadwalkan
f = periode kegagalan
Waktu operasi yang ditetapkan = jumlah dari waktu operasi yang aktual
dan waktu tidak operasi

Gambar 2 : Evaluasi ketersediaan dan keandalan peralatan.

d. Keandalan Peralatan (reliability)


1) Rumus untuk menyatakan keandalan peralatan dalam persentase:

R = 100 e-t/m

atau

Ps = 100 e-t/m

R = keandalan peralatan (kemungkinan akan beroperasi dalam batas toleransi


yang ditetapkan untuk waktu t, juga dikenal sebagai kemungkinan
kelangsungan operasi, Ps.);

e = bilangan natural (= 2.718);

t = periode waktu yang dikehendaki;

m = waktu rata-rata antara kegagalan peralatan (MTBF).

Keandalan meningkat jika Waktu Rata-Rata Antara Kegagalan/Mean Time Between


Failures (MTBF) meningkat. MTBF merupakan cara yang lebih mudah untuk
menyatakan keandalan peralatan.

ϯϮ


Anda mungkin juga menyukai