Anda di halaman 1dari 11

TUGAS SISTEM KENDALI

Nama : Rd. Luthfan Sentani


NIM : 151734024
Kelas : 3D-TKE

JARINGAN KOMUNIKASI

Komunikasi data adalah proses pengiriman dan penerimaan data/informasi dari dua atau lebih
device (alat,seperti komputer/laptop/printer/dan alat komunikasi lain)yang terhubung dalam
sebuah jaringan. Baik lokal maupun yang luas, sepeti internet. Pada dasarnya komunikasi data
merupakan proses pengiriman informasi di antara dua titik menggunakan kode biner melewati
saluran transmisi dan peralatan switching, bisa antara komputer dan komputer,komputer dengan
terminal, atau komputer dengan peralatan, atau peralatan dengan peralatan.

Pengertian lain komunikasi data yaitu transmisi data elektronik melalui beberapa media(kabel
coaksial, fiber optik, microwave dsb). Sistem yang mungkin terjadinya transmisi data sering disebut
sebagai jaringan komunikasi data.

Dalam pengertian sistem kendali jaringan komunikasi data digunakan untuk menghubungkan sensor
hingga ke ruang kontrol. Dimana sensor merupakan garda terdepan sebagai alat yang ditaruh untuk
melakukan pengukuran secara langsung terhadap objek yang hendak diamati. Sedangkan ruang
kontrol merupakan pusat kendali dari seluruh objek yang hendak di kendalikan, dalam artian untuk
melakukan pengamatan secara terpusat terhadap puluhan bahkan ratusan sensor yang dipasang dan
mengendalikannya agar nilai-nilai yang diinginkan sesuai dengan yang diharapkan (set point). Pada
pembahasan ini, saya lebih menjelaskan bagaimana dan apa saja komponen yang terlibat dalam
sistem jaringan komunikasi yang menghubungkan dari sensor hingga ke ruang kontrol. Berikut
beberapa perihal jaringan komunikasi:

1. Sensor

2. Junction Box

3. Marshalling

4. DCS (Digital Control System)


Diagram alir hubungan antara sensor dan server (Ruang Kontrol)
Diagram Alir Kerja

Dari beberapa gambar diagram alir diatas dapat dilihat bahwa tahapan pertama ialah dari sensor
yang melakukan pengukuran terhadap objek, kemudian melewati sebuah transmitter baru kemudian
masuk ke dalam junction box, Marshalling, dan terakhir pada proses kontrol untuk
memerintahkan/menggerakan aktuator melakukan suatu aksi.

A. Junction Box

Junction Box atau Kotak sambungan listrik merupakan wadah untuk sambungan(wiring)
listrik, biasanya digunakan untuk menyembunyikankumpulan jaringan kabel dari pandangan dan
mencegah gangguan dari luar. Sebuah logam kecil atau kotak persimpangan plastik dapat menjadi
bagian dari sistem kabel saluran listrik di gedung, atau mungkin
ditutup dengan plester dinding, tersembunyi di balik panelakses atau ditempelan ke beton
dengan hanya menunjukkan permukaan tutupnya. Terkadang meliputi terminal
untuk sambungan kabel. Sebuah kontainer yang sama digunakan untuk sambungan kabel ke saklar
listrik atau soket. Sebutan lain Junction Box Distributor alat listrik murah biasanya dengan istilah
Kabinet wiring.

Tujuan dari adanya junction box ini adalah agar kabel yang jumlahnya banyak, terdiri dari puluhan
bahkan ratusan sensor yang harus dihubungkan ke ruang control agar dapat disatukan dan dibuat
lebih rapih sehingga kabel-kabel tersebut dapat dipusatkan dalam satu area. Kemudian dari
beberapa junction box tersebut nantinya akan di gabungkan lagi atau dihubungkan lagi pada
marshalling.
Gambar diatas merupakan salah satu contoh komponen junction box

B. Marshalling

Dalam ilmu komputer, marshalling atau marshaling adalah proses transformasi representasi memori
dari suatu objek ke format data yang sesuai untuk penyimpanan atau transmisi, dan biasanya
digunakan saat data harus dipindahkan antara berbagai bagian program komputer atau dari satu
program ke program lain. Marshalling mirip dengan serialisasi dan digunakan untuk berkomunikasi
dengan remote object dengan objek, dalam hal ini objek serial. Dengan adanya Marshalling Ini
tujuannya adalah agar menyederhanakan komunikasi yang kompleks, menggunakan objek komposit
untuk berkomunikasi dan bukan primitif. Kebalikannya marshalling disebut unmarshalling (atau
demarshalling, mirip dengan deserialisasi).

Marshalling Panel menyediakan fungsi lintas kabel antara instrumen lapangan dan sistem kontrol.
Dengan memiliki jenis interface ini, masalah input dan output dapat diidentifikasi dengan cepat dan
pegawai maintenance dapat melakukan fungsi rutin di lapangan tanpa membahayakan jantung
sistem kontrol. Marshalling biasanya digunakan dalam sistem DCS yang besar di kilang dan pabrik
kimia.

Marshalling Elektronik

C. Digital Control System (DCS)


Sistem Kontrol Digital (Digital Control System)adalah cabang sistem kontrol dengan prosesdalam
kawasan waktu kontinyu yangdihubungkan dengan kontroler berupakontroler digital sebagai
elemen kontrol yangmengendalikan sistem dan melakukankomputasi waktu diskrit. Tergantung
padapersyaratan, kontroler digital dapat berbentukmikrokontroler dan ASIC untuk komputerdesktop
standar. Karena komputer digitaladalah sistem diskrit, maka TransformasiLaplace yang digunakan
dalam sistem kontroldiganti dengan Z-transform.

Berikut pula keuntungan digunakannya sistem dengan kontrol digital :

 Mudah dalam mendesainnya.


 Penyimpanan informasi lebih mudah
 Ketelitiannya lebih besar
 Kerjanya dapat diprogram. Sistem analog dapat juga diprogram tetapi lebih kompleks dan
terbatas.
 Rangkaian digital lebih rendah noise nya
 Rangkaian digital dapat di fabrikasi dalam ICchips

Dalam tahap kontrol inilah data-data yang diperoleh dari sensor-sensor yang melakukan pengukuran
selanjutnya diolah dan dipantau secara terpusat. Dalam hal ini respon yang diberikan oleh sistem
akan berlangsung secara otomatis sesuai dengan yang diprogramkan sebelumnya.

D. Kabel Instrument

Dalam perjalnannya, sebuah data yang didapatkan oleh sensor harus dihubungkan dengan sebuah
kabel, berikut beberapa hal mengenai kabel sepeti jenis, bahan materialnya, fungsi, dll. Berikut
konstruksi umum kabel instrumentasi :

Gambar : Kabel Triad (4/T) dengan Individual & Overall Screen, Konduktor tembaga berserabut,
Inner Sheath dari PVC, Steel Wire Armour, Outer Sheath PVC dengan warna hitam

1. Konduktor,

merupakan bagian yang berfungsi sebagai penghantar arus listrik. Kuat hantar arus listrik konduktor
sangat dipengaruhi oleh unsur - unsur campurannya, kemurnian dan ketidaksempurnaan dalam
kristal logam.

a. Material Konduktor yang paling sering digunakan adalah :

Tembaga (Cooper),

Aluminium (Aluminum),

Umumnya, konstruksi konduktor tersebut adalah :


Solid conductor (Class 1 menurut IEC 60288), konduktor ini memiliki karakteristik lebih rigid
kekurangannya adalah lebih mudah patah Namun memiliki harga yang relatif lebih murah

Stranded conductor (Class 2 menurut IEC 60288), konduktor memiliki ciri-ciri berserabut dan
memiliki karakteristik lebih fleksibel dibandingkan dengan konduktor solid.

Untuk kebutuhan industri, saat ini yang paling umum digunakan adalah tipe serabut dengan bahan
tembaga berpilin 7. Biasanya di dokumen spec cable akan menyebutkan seperti ini :

"CONCENTRIC CIRCULAR STANDARD (7 STRANDED) CONDUCTOR COMPOSED OF ANNEALED BARE


COPPER WIRES"

b. Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan konduktor adalah luas area kabel tersebut
karena nilai nya akan berpengaruh terhadap hambatan konduktor tersebut (ingat rumus R=rho.l/A).
Umumnya untuk kebutuhan instrumentasi dimana arus yang dihantarkan tidak terlalu besar (untuk
kebutuhan sinyal 4-20mA, switch, solenoid) maka yang paling sering digunakan adalah ukuran :

 0.75 mm2 atau setara 18 AWG


 1.5 mm2 atau setara 16 AWG
 dan 2.5 mm2 atau setara 14 AWG

Pemilihan luas area konduktor juga didasari oleh drop tegangan yang mana semakin panjang kabel
maka drop tegangan akan semakin besar yang perlu diakomodir oleh luas penampang tersebut.

c. Selain Material dan luas penampang kabel, yang perlu diperhatikan adalah jumlah konduktor yang
dibuthkan. Umumnya sebagai berikut :

Single pair, artinya satu pasang kabel yang terdiri dari dua konduktor. untuk aplikasi umum seperti
transmitter, positioner atau field device lainnya dari Junction box ke field device.

Multi pair, banyak pair. umumnya terdiri dari 2/PR, 5/PR, 10/PR, 15/PR, 20/PR, 30/PR, 50/PR dst.
Untuk aplikasi dari Junction box ke Marshalling Cabinet

Triad, artinya satu Triad terdiri dari 3 konduktor. Biasanya untuk Device 3-wire. Seperti RTD, Gas
detector, Proximitor dsb.

Quad, artinya satu Quad terdiri dari 4 konduktor


2. Isolasi,

berfungsi untuk memisahkan konduktor, hal - hal yang perlu diperhatikan adalah :

a. Material insulasi, pemilihan material ini berdasarkan Rating suhu, ketahanan terhadap abrasi dan
korosi. Material yang sering digunakan antara lain :

 PVC (Polyvinylchloride), Murah, tempeartur kerja sampai dengan 70 degreeC, lebih fleksibel
 PE (Polyethylene), lebih mudah terbakar dibanding PVC, tahan terhadap air, bahan kimia.
 XLPE (Cross-linked Polyethylene, Memiliki semua keunggulan yang dimiliki material
Polyethylene (PE), Tahan panas, temperatur kerja tinggi (90 degreeC), tahanan isolasi tinggi
(10^19 ohm-cm), umur kabel lama
 HDPE (High Density Polyethylene), Tahan terhadap abrasi/goresan, suhu tinggi

Untuk material yang sering digunakan adalah PVC atau XLPE.

Rating cable juga perlu diperhatikan. Umumnya untuk Instrument Rating 300V sudah cukup. Untuk
keperluan Power Supply 600/1000 V

3. Cable Screen,

berfungsi untuk mengatasi interferensi signal. Jenis yang paling umum digunakan adalah Aluminium
Tape Screen.

IS untuk Individual Screen, artinya Shield pada setiap pair dan OS untuk Overall Screen artinya satu
screen untuk seluruh pair yang ada.

Untuk kabel multipair wajib menggunakan individual Screen. Screen ini terbuat dari aluminium tape
yang menyelubungi seluruh Pair kabel (Dengan overlap 25% agar memastikan tercover ketika ada
bending/lekukan kabel). Lapisan aluminium ini menyelubungi satu kabel Draing Wire (terbuat dari
tembaga dengan ukuran 18 AWG atau 0.75 mm2).

Kabel Drain (Drain Wire) yang diterminasi dan di ground kan secara terpisah dengan Power Earthing
di Control Room. Untuk menghindari Ground Loop Drain wire ini hanya diterminasi pada satu
Earthing (Control Room) dan tidak diterminasi pada Field Device (biasanya di potong & di isolasi).
Jenis lain adalah Copper Wire Braid, Jenis ini hanya menyelubungi 80% s.d. 95% sehingga memiliki
proteksi yang lebih rendah dibanding tipe Aluminium Tape Screen. Kelebihannya adalah lebih tahan
terhadap intervensi mekanik.

4. Inner Sheath,

-> atau disebut selubung kabel, dapat dibagi menjadi tiga golongan :

 Selubung logam, misalnya timbal/lead (tahan terhadap korosi dan kelembapan),


aluminium/aluminum (tahan terhadap korosi dan kelembapan dan lebih ringan dan memiliki
bending radius lebih kecil dibandingkan selubung timbal)
 Continuous Corrugated Aluminium Sheath, berfungsi ntuk proteksi terhadap kelembapan
dan korosi)
 Selubung karet (sintesis), misalnya karet silikon, polychloroprene
 Selubung plastik, misalnya PVC, paling banyak digunakan dan untuk kebutuhan Control biasa
menggunakan tipe Flame Retardant

Fungsi dari selubung antara lain :

 Melindungi inti kabel dari pengaruh luar.


 Melindungi kabel terhadap korosi.
 Menahan gaya mekanis.
 Melindungi / mengamankan kabel terhadap gaya listrik dari luar.
 Mencegah masuknya uap air / cairan ke dalam kabel secara vertikal.
 Untuk kabel kertas yang diresapi minyak (impregnated paper), selubung juga mencegah
keluarnya minyak.
 Material yang sering digunakan adalah PVC sebagai bantalan/bedding bagi armor kabel.

5. Armour,

secara umum berfungis sebagai proteksi mekanikal, terpotong, rayap, kutu, hewan pengerat dan
sebagai proteksi terhadap interferensi elektromagnetik.

Terdapat 3 jenis yang sering digunakan :

A. SWA, Steel Wire Armour, terbuat dari lapisan kabel galvanis memberikan proteksi mekanik yang
baik (terselubung 90%).

B. GSWB, Galvanized Steel Wire Braid, memberikan proteksi mekanik yang baik (terselubung 80%)
sekaligus mampu memberikan bending radius yang lebih kecil dibandingkan jenis armor lainnya

C. GSTA, Steel Tape Armour, memberikan proteksi yang sangat baik (terselubung 100%).

D. GSFA, Steel Flat Armour, sejenis dengan SWA tetapi bentuknya yang pipih memberikan proteksi
mekanik yang lebih.
6. Outer Sheath,

 Selubung luar yang langsung kontak dengan lingkungan/tanah.


 Hal - hal yang perlu diperhatikan adalah :
 Tipe instalasi (indoor/outdoor, direct buried, dst)
 Kemungkinan adanya kelembapan, minyak, bahan kimia, dst..
 Jika terbakar api (Perambatan (dihalau dengan tipe Flame Retardant untuk Process Control,
Fire Resistance untuk SIS, keluaran gas dst)
 Suhu kerja
 UV Resistance

7. Proteksi Tambahan,

 Moisture Barrier
 Laminated Sheath
 Lead Sheath,
 Hi-Pack, alternatif daripada Sheath berbahan timbal memberikan proteksi terhadap korosi
dan kelembapan tetapi lebih ringan arena berbahan aluminium

8. Hal lain yang perlu diperhatikan :

 IS atau NON-IS, apakah aplikasinya untuk Intrinsically Safety Circuit atau bukan
 Warna kabel, umumnya berwarna hitam untuk outer sheath. Hitam & Putih untuk masing -
masing pair. Hitam, merah dan putih untuk Triad
 Nomor pair/wire
 Tahanan terhadap api. Flame Retardant IEC 60332 dimana api tidak akan merambat
meskipun kabel terbakar. Fire Resistance IEC 60331 dimana sirkuit akan tetap beroperasi.

Anda mungkin juga menyukai