Nama saya...., saya akan bercerita mengenai Nabi Ismail. Dewan juri dan teman-teman yang dimuliakan Allah, Nabi Ismail semakin beranjak dewasa ketika Nabi Ibrahim menjenguknya di Mekah karena perasaan rindu berpisah di tempat yang jauh. Maka Nabi Ibrahim menempuh perjalanan dari Palestina ke Mekas untuk kedua kalinya setelah meninggalkan Siti Hajar dan bayi Ismail bertahun-tahun silam. Nabi Ibrahim tentu sangat rindu berpisah dengan anak dan istrinya, namun pada saat kerinduan seorang ayah terhadapa anak kandungnya yang sudah tidak terbendung tersebut datanglah perintah Allah melalui mimpi bahwa Nabi Ibrahim harus menyembelih Ismail. Teman-teman yang saya cintai, Betapa berat hati Nabi Ibrahim, di satu sisi beliau sangat taat kepada Allah dengan selalu melaksanakan perintahnya, di sisi lain harus mengorbankan anaknya tersayang. Ketika itu Nabi Ibrahim merasakan beban perang batin karena mendapat perintah dari Allah tersebut, antara kasih sayang orangtua dan keimanan kepada Allah. Disampaikannya mimpinya tersebut kepada Ismail dengan berat hati dan sedih. Namun jawaban dari Ismail sungguh membuat hati Nabi Ibrahim sedikit tenang walaupun tetap sedih. Ismail ternyata tidak keberatan melaksanakan mimpi Nabi Ibrahim yang merupakan perintah Allah tersebut. Maka pada hari yang telah ditentukan dipersiapkanlah segala keperluan untuk penyembelihan itu, dengan parang yang sangat tajam agar dapat menyembelih dengan cepat supaya Ismail tidak merasakan sakit terlalu lama, dan dengan ditempat yang jauh dari ibunya Hal tersebut adalah permintaan Ismail sendiri agar proses penyembelihan tersebut berjalan sangat cepat dan juga tidak menyebabkan darahnya berceceran. Teman-teman yang saya cintai, Allah selalu menguji orang-orang yang bertaqwa baik dengan kesabaran, sakit, musibah, keluarganya dan lain sebagainya. Demikianlah Allah juga menguji keimanan Nabi Ibrahim dengan ujian yang luar biasa. Perintah menyembelihan tersebut adalah cara Allah untuk menguji kesabaran dan keimanan Nabi Ibrahim yang luar biasa karena setelah berusia 83 tahun baru mempunyai anak tetapi sekarang malah mendapat perintah untuk menyembelihnya. Alangkah beratnya ujian tersebut bagi manusia. Ketika parang besar sudah menempel dileher Ismail, hanya tinggal memutuskan lehernya, secepat kilat Allah mengutus malaikat untuk menggantikan tubuh Ismail dengan domba besar dan gemuk, maka yang terputus adalah leher domba tersebut. Demikianlah untuk kesekian kalinya Nabi Ibrahim lolos dari ujian yang luar biasa yang Allah berikan dengan tujuan agar memberi tauladan kepada umat manusia di bumi. Dewan juru dan teman-teman yang saya cintai, marilah kita tauladani kesabaran Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam menjalankan perintah Allah, semoga kita termasuk orang-orang yang sabar, amin ya robbalalamin. Sekian cerita saya mohon maaf jika ada kekurangan, ushikum wa nafsiy bitaqwallah Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.