Anda di halaman 1dari 3

CINTANYA KEPADA ALLAH SANG AYAH RELA MENGORBANKAN ANAKNYA

Tidak terasa Hari Raya Iedul Fitri telah berlalu dan tinggal beberapa hari lagi kita
menghitung hari dan minggu hingga kita bertemu dengan hari raya Idul Adha. Pada hari raya
ini pula, kita umat muslim melakukan ibadah yang mulia bagi Allah SWT, yaitu berkurban.
Mungkin sahabat sudah banyak mengetahui apa itu kurban, dan bagaimana sejarah
diturunkannya anjuran berkurban.

Ketika kita memasuki bulan besar ( nama lain Iedul Adha ) kita pasti akan teringat dengan
sosok seorang Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Adapun sosok dibalik turunnya perintah
berkurban adalah Nabi Ibrahim A.S sebagai seorang ayah dan puteranya, Nabi Ismail
A.S. mereka berdua sama sama mempunyai nilai ketauhidan yang sangat luar biasa, untuk
lebih jelasnya marilah kita akan membahas mengenai cerita singkat nabi Ibrahim dan Ismail
tentang kurban.

Mengenal Sosok Nabi Ibrahim A.S dan Ismail A.S

Dilansir dari beberapa keterangan kitab klasik yang sering di jadikan sebagai rujukan di
pesantren salaf bahwasanya nabi Ibrahim A.S merupakan sosok yang sangat luar biasa. Nabi
Ibrahim sendiri dilahirkan di era kepemimpinan Raja Namrud dari Shinar. Dari cerita, Sang
Raja diketahui memberikan perintah untuk membunuh semua anak lelaki yang lahir pada
tahun kelahiran Ibrahim karena sebuah ramalan. Adapun ramalan tersebut merupakan
keruntuhan Sang Raja. Hal ini menyebabkan ibu dari Ibrahim melahirkan di dalam gua. Dan
ketika ia dilahirkan, terjadi beberapa keanehan seperti jatuhnya berhala yang berdiri kokoh,
hingga jatuhnya mahkota dari kepala Raja Namrud. 

Keberanian Nabi Ibrahim A.S dalam menentang kemusyrikan membuatnya dikaruniai banyak
mukjuzat. Ketika dia menghancurkan berhala dan hendak dibakar ke dalam api, atas perintah
Allah SWT api pun mendingin. Sehingga, tidak ada satu pun luka bakar dan gores di tubuh
Nabi Ibrahim A.S. Hal ini memberikan pelajaran bahwa sesungguhnya, kepada Allah SWT
kita percaya dan berserah, serta meyakini kuasa-Nya.

Nabi Ibrahim A.S menikah dengan Siti Sarah. Namun dikarenakan mereka tidak kunjung
memiliki anak untuk melanjutkan perjuangan dakwah Nabi Ibrahim, maka Siti Sarah
memberikan izin agar Nabi Ibrahim menikahi Siti Hajar. Hajar merupakan budak dari Sarah,
yangmana ia memiliki hati mulia dan penyabar. Dari pernikahan ini, lahirlah Nabi Ismail A.S
dengan cerita luar biasa mengenai keikhlasan dan pengorbanan.

Sejarah Diturunkannya Perintah Kurban

Suatu ketika, Nabi Ibrahim A.S berkunjung ke rumah Siti Hajar dan Ismail A.S. Ketika beliau
melakukan kunjungan, di satu malam dia mendapatkan mimpi berupa perintah dari Allah
SWT untuk menyembelih Nabi Ismail A.S sebagai kurban. Nabi Ibrahim kemudian
terbangun dari tidur itu dengan perasaan gelisah dan sedih. 

Nabi Ibrahim pun menceritakan mimpi itu kepada Ismail. Dengan kesabaran, ketaatan, dan
keikhlasan, Ismail menerima perintah tersebut untuk disembelih dan dikurbankan. Begitupula
dengan ibunda Ismail, Siti Hajar, yang menerima perintah itu dengan keikhlasan walaupun
sangat sedih. 
Pada akhirnya, Nabi Ibrahim membawa Ismail ke sebuah tempat untuk disembelih. Selama
perjalanan, banyak sekali godaan iblis yang mengikuti Nabi Ibrahim. Namun, dengan
ketakwaan dan keyakinan, mereka berdua melakukan perjalanan hingga tiba di tempat
penyembelihan.

Ketika Ismail berbaring dan hendak disembelih, Nabi Ibrahim menutup wajah Ismail. Tepat
ketika Nabi Ibrahim hendak menyembelih, datanglah malaikat Jibril untuk mencegah proses
itu atas izin Allah SWT. Setelah itu, Jibril mengganti Ismail dengan seekor kambing,
kemudian memerintahkan Nabi ibrahim untuk menyembelih kambing tersebut sebagai ganti
Ismail. Nabi Ibrahim pun diperintahkan untuk membagikan daging hasil kurban itu kepada
fakir miskin. 

Peristiwa ini diperingati oleh seluruh umat muslim di dunia sebagai hari raya Idul Adha,
dimana pada hari raya ini, dianjurkan bagi muslim untuk melakukan ibadah kurban.

Nah, sahabat muslim, itu tadi Cerita Singkat Nabi Ibrahim dan Ismail Tentang Kurban. Dari
kisah tersebut, banyak sekali sikap teladan yang bisa kita petik. Salah satunya ialah bersabar,
dan tetap ikhlas dan tawakal dengan perintah Allah SWT. Selain itu, kita pula harus bisa
melawan bisikan dan godaan syaitan seperti yang dilakukan Nabi Ibrahim dan Ismail A.S. 

Dari pernikahan Nabi Ibrahim dan Siti Hajar, lahirlah seorang anak lelaki yang dinamakan
Ismail. Ibrahim, Siti Hajar, dan Ismail melakukan hijrah ke Mekkah ketika Ismail masih
kecil. Di tengah perjalanan, Nabi Ibrahim meninggalkan mereka atas perintah Allah, dan
meminta Siti Hajar agar selalu bertakwa kepada Allah.

Namun ketika hari mulai siang, Ismail merasa kepanasan dan haus. Akan tetapi, perbekalan
mereka mulai menipis, dan tidak ada air yang bisa diberikan kepada Ismail. Saat itu, tidak ada
pula musafir yang lewat, yang dapat membantu mereka. 

Ismail kecil mulai menangis tanpa henti, sehingga Siti Hajar mulai pergi mencari air. Dia pun
pergi ke Bukit Safa dan Marwa, namun tidak menemukan sedikit air pun. Tidak hanya sekali,
Siti Hajar pergi dari Bukit Safa ke Bukit Marwa sebanyak tujuh kali, berlari-lari. Namun
tetap saja, beliau tidak kunjung menemukan air.

Siti Hajar pun berdoa kepada Allah untuk diberikan pertolongan. Dan Allah mengabulkan
permohonan itu melalui malaikat Jibril, yang datang dan menghentakkan kakinya di tanah.
Hentakan kaki itu menyemburkan air yang menyerupai telaga, disebut dengan air ‘Zam-zam’.
Adapun arti dari air zam-zam ini ialah melimpah ruah.

Hingga sekarang, mata air zam-zam tidak pernah mengering, dan selalu menjadi buah tangan
wajib ketika seseorang pulang dari ibadah haji.

menyembelih Nabi Ismail A.S sebagai kurban. Nabi Ibrahim kemudian terbangun dari tidur
itu dengan perasaan gelisah dan sedih. 

Nabi Ibrahim pun menceritakan mimpi itu kepada Ismail. Dengan kesabaran, ketaatan, dan
keikhlasan, Ismail menerima perintah tersebut untuk disembelih dan dikurbankan. Begitupula
dengan ibunda Ismail, Siti Hajar, yang menerima perintah itu dengan keikhlasan walaupun
sangat sedih. 

Pada akhirnya, Nabi Ibrahim membawa Ismail ke sebuah tempat untuk disembelih. Selama
perjalanan, banyak sekali godaan iblis yang mengikuti Nabi Ibrahim. Namun, dengan
ketakwaan dan keyakinan, mereka berdua melakukan perjalanan hingga tiba di tempat
penyembelihan.

Ketika Ismail berbaring dan hendak disembelih, Nabi Ibrahim menutup wajah Ismail. Tepat
ketika Nabi Ibrahim hendak menyembelih, datanglah malaikat Jibril untuk mencegah proses
itu atas izin Allah SWT. Setelah itu, Jibril mengganti Ismail dengan seekor kambing,
kemudian memerintahkan Nabi ibrahim untuk menyembelih kambing tersebut sebagai ganti
Ismail. Nabi Ibrahim pun diperintahkan untuk membagikan daging hasil kurban itu kepada
fakir miskin. 

Peristiwa ini diperingati oleh seluruh umat muslim di dunia sebagai hari raya Idul Adha,
dimana pada hari raya ini, dianjurkan bagi muslim untuk melakukan ibadah kurban.

Nah, barangkali dari keteladanan yang di tunjukkan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail
dapatlah kita contoh, meneladani atas kepasrahan dalam menjalankan semua perintah Allah
SWT. sekaligus menjadi keyakinan bagi kita bahwa setiap pekerjaan yang di dasari karena
Allah maka Allah tidak akan membiarkan mahluknya begitu saja, tapi Allah akan
memberikan imbalan yang setimpal bahkan melebihi apa yang telah di korbankan. Selain itu,
kita pula harus bisa melawan bisikan dan godaan syaitan seperti yang dilakukan Nabi Ibrahim
dan Ismail A.S. 

Anda mungkin juga menyukai