Anda di halaman 1dari 5

Kisah Keteladanan Nabi Ismail

Terdapat beragam kisah Nabi Ismail yang memberikan banyak hikmah dan pelajaran
berharga untuk diajarkan ke anak. Nabi Ismail merupakan salah satu dari 25 nabi dan rasul
yang wajib diimani oleh umat Islam.

Kisah Nabi Ismail yang paling terkenal adalah ketika ia dan ibunya ditinggalkan di sebuah
padang pasir tandus. Saat itu, kaki Nabi Ismail yang menghentak-hentakkan tanah dapat
mengeluarkan air yang kini dikenal dengan nama air zam-zam.

Tak hanya itu, kisah Nabi Ismail yang tak kalah terkenal yaitu ketika sang ayah, Nabi
Ibrahim mendapat perintah untuk menyembelihnya. Namun, saat hendak menyembelih Nabi
Ismail kemudian Allah SWT mengganti dengan seekor domba gemuk.

Peristiwa tersebut lantas dapat Bunda ceritakan kepada anak sebagai salah satu upaya dalam
mengenalkan ajaran Islam melalui kisah-kisah para nabi. Bunda juga dapat mengajarkan
sifat-sifat teladan dari hikmah kisah Nabi Ismail kepada anak agar mereka dapat tumbuh
menjadi pribadi yang baik dan taat kepada Allah SWT.

Kisah Nabi Ismail lengkap dari lahir sampai wafat

Nabi Ismail adalah putra dari Nabi Ibrahim dan istrinya yaitu Siti Hajar. Nabi Ismail lahir di
Kan’an yang sekarang merupakan wilayah Palestina. Kelahiran Nabi Ismail membawa
kebahagiaan yang besar karena sudah sejak lama Nabi Ibrahim dan istrinya merindukan
kehadiran seorang anak.

Setelah kelahiran Nabi Ismail, Nabi Ibrahim dan Siti Hajar berhijrah. Bersama dengan Nabi
Ismail yang masih bayi, mereka meninggalkan Palestina. Mereka tiba di sebuah padang pasir
yang tandus. Di sekeliling mereka hanya terdapat hamparan pasir dan perbukitan.

Allah SWT lantas memerintahkan Nabi Ibrahim untuk meninggalkan Siti Hajar dan Nabi
Ismail di tempat tersebut. Siti Hajar merasa sedih. Ia khawatir berada di tempat itu hanya
bersama dengan Nabi Ismail.

“Kepada siapakah engkau menitipkan kami?” tanya Siti Hajar.


Siti Hajar mengulang pertanyaannya hingga beberapa kali. Namun Nabi Ibrahim tidak
menjawab.

“Apakah ini perintah dari Allah?” tanya Siti Hajar kemudian.

“Iya, ini perintah dari-Nya.” jawab Nabi Ibrahim.

“Jika demikian, pergilah. Allah pasti akan menjaga kami.” ujar Siti Hajar. Ia yakin Allah
yang memerintahkan, maka Allah pula yang akan menjaga mereka. Nabi Ibrahim sebenarnya
juga merasa sedih karena harus meninggalkan istri dan anaknya. Namun ia harus
melaksanakan perintah dari Allah SWT.

Siti Hajar hanya membawa perbekalan secukupnya. Ketika air telah habis, Nabi Ismail mulai
menangis. Siti Hajar kebingungan. Saat tangisan Nabi Ismail semakin kencang, Siti Hajar
segera bangkit untuk mencari air.

Dari kejauhan ia melihat ada genangan air di sebuah bukit yang kini dikenal dengan nama
Bukit Shafa. Saat ia berlari menghampiri ternyata genangan air itu hanyalah fatamorgana.
Dari Bukit Shafa lantas Siti Hajar melihat adanya genangan air di bukit lain, yaitu Bukit
Marwah. Ia pun segera berlari ke sana, namun lagi-lagi ia tidak menemukan air. Siti Hajar
bahkan berlari-lari di antara Bukit Shafa dan Marwah hingga tujuh kali.

Siti Hajar lalu menghampiri Nabi Ismail yang masih menangis sambil menghentak-hentakkan
kakinya ke tanah. Secara ajaib tiba-tiba di bawah entakkan kaki Nabi Ismail memancarkan
air. “Zamzam (berkumpullah)!” seru Siti Hajar sembari berusaha mengumpulkan air dengan
kedua tangannya.

Mata air zam-zam itu terus memancarkan air. Daerah tersebut yang semula tandus kini
perlahan mulai subur. Wilayah tersebut perlahan-lahan mulai disinggahi oleh para kabilah-
kabilah dagang yang ingin beristirahat.

Nabi Ismail tumbuh menjadi anak yang cerdas. Ketika Nabi Ismail mulai beranjak dewasa,
Nabi Ibrahim mengajak putranya tersebut untuk membangun Ka’bah. Saat susunan batu
Ka’bah mulai meninggi, Nabi Ibrahim mengambil sebuah batu sebagai pijakan.
Batu tempat berpijak Nabi Ibrahim itulah yang kini disebut Maqam Ibrahim yang terletak
tepat di samping Ka’bah. Setelahnya Allah lantas mengajarkan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail
mengenai tata cara beribadah dan juga memerintahkan kepada keduanya untuk menjaga
kesucian Ka’bah.

Nabi Ismail menghabiskan seluruh waktunya untuk berdakwah di kota Makkah hingga wafat.
Nabi Ismail hidup selama 137 tahun lamanya. Selama masa hidupnya, Nabi Ismail dikaruniai
12 orang putra. Dari anak keturunannya Nabi Ismail, terbentuklah bangsa Arab Musta’ribah
yang di antaranya kemudian lahirlah Nabi Muhammad SAW.

Kisah Nabi Ismail yang akan disembelih Nabi Ibrahim

Suatu hari ketika Nabi Ismail masih anak-anak, Nabi Ibrahim pergi datang berkunjung
menemui istri dan putranya. Pada saat Nabi Ibrahim sedang tertidur ia mendapat perintah
untuk menyembelih putranya. Perintah itu ia terima melalui mimpi. Nabi Ibrahim lalu
terbangun dan terkejut. Ia pun meminta ampunan dan perlindungan kepada Allah SWT.

Namun ternyata mimpi tersebut terus terjadi hingga beberapa kali. Nabi Ibrahim amat sedih
waktu itu. Akan tetapi ia tahu bahwa mimpi tersebut adalah ujian yang harus ia jalani. Lantas
Nabi Ibrahim menceritakan mimpi itu kepada Nabi Ismail. Nabi Ismail malah berkata,
“Ayah, lakukanlah perintah itu. Sesungguhnya engkau akan mendapatiku sebagai seseorang
yang sabar.”

Dalil kisah Nabi Ismail tersebut terdapat dalam surah Ash-Shaffat ayat 102 yang berbunyi:

‫َفَلَّم ا َبَلَغ َم َع ُه ٱلَّسْع َى َقاَل َٰي ُبَنَّى ِإِّنٓى َأَر ٰى ِفى ٱْلَم َناِم َأِّنٓى َأْذ َبُحَك َفٱنُظْر َم اَذ ا َتَر ٰى ۚ َقاَل َٰٓيَأَبِت ٱْفَع ْل َم ا ُتْؤ َم ُرۖ َس َتِج ُد ِنٓى ِإن َش ٓاَء ٱُهَّلل‬
‫ِم َن ٱلَّٰص ِبِريَن‬

Artinya: Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku
termasuk orang-orang yang sabar".
Lantas pada hari yang telah ditentukan, Nabi Ibrahim membawa Nabi Ismail pergi dari rumah
dan menuju sebuah tempat yang telah ditentukan. Nabi Ibrahim sebenarnya juga merasa sedih
harus menyembelih putra kesayangannya. Dengan penuh kesabaran keduanya lantas
melakukan perintah Allah SWT tersebut. Nabi Ibrahim menidurkan Nabi Ismail di atas
tanah.

Namun ketika Nabi Ibrahim hendak mengayunkan pedangnya, Allah SWT mengganti tubuh
Nabi Ismail dengan seekor domba yang gemuk. Alangkah gembira hati Nabi Ibrahim. Ia lalu
memeluk Nabi Ismail dengan penuh keharuan. Peristiwa itulah yang kemudian mengawali
adanya perintah berkurban bagi kaum muslimin pada Hari Raya Idul Adha.

Hikmah cerita dari kisah Nabi Ismail untuk diajarkan kepada anak

Beragam kisah mengenai kesabaran dan kesalehan dari Nabi Ismail banyak mengajarkan sifat
teladan yang patut diajarkan kepada anak, Bunda. Seperti saat perintah dari Allah yang
mengharuskan Nabi Ibrahim menyembelih anaknya, Nabi Ismail bukannya menolak malah
mengiyakan dan memasrahkan dirinya semata-mata karena hal tersebut adalah perintah dari
Allah.

Nabi Ismail memiliki sifat yang patut dicontoh yaitu selalu sabar dalam menghadapi masalah.
Nabi Ismail tidak pernah mengeluh dan percaya bahwa jika Allah menimpakan sebuah
masalah, maka Allah juga akan memberikan banyak solusi atau cara penyelesaiannya. Tak
hanya itu Bunda, Nabi Ismail adalah sosok anak yang berbakti dan taat kepada kedua orang
tuanya. Ia juga selalu taat menjalankan perintah Allah.

Melalui kisah Nabi Ismail, ajarkan anak untuk menjadi pribadi yang taat pada perintah Allah
dan selalu sabar ketika menghadapi cobaan serta yakin bahwa Allah juga akan memberikan
jalan keluarnya.
Mukjizat Nabi Ismail dalam Al-Quran

Nabi Ismail merupakan nabi utusan Allah SWT dan memiliki keistimewaan atau mukjizat
yang tidak dimiliki oleh manusia biasa. Kisah dan mukjizat Nabi Ismail banyak disebutkan
dalam ayat-ayat Al-Qur’an, di antaranya surah Ash-Shaffat ayat 101-107; An-Nisa ayat 163;
surah Al-Anbiya ayat 85-86 dan masih banyak lagi.

Lantas apa saja mukjizat yang dimiliki Nabi Ismail, Bunda? Berikut ini mukjizat-mukjizat
yang dimiliki oleh Nabi Ismail:

1. Melalui entakan kaki Nabi Ismail keluar air zam-zam yang hingga kini tidak pernah
surut.
2. Mukjizat Nabi Ismail yang ketika hendak disembelih oleh ayahnya yaitu Nabi
Ibrahim, tubuhnya lalu ditukar oleh Allah SWT dengan seekor domba gemuk.
3. Bersama dengan Nabi Ibrahim, Nabi Ismail membangun Ka’bah di Makkah yang kini
menjadi kiblat dan pusat peribadatan bagi umat Islam di seluruh dunia.

Anda mungkin juga menyukai