Anda di halaman 1dari 44

KONSEP MUTU DAN

KESELAMATAN PASIEN
AKREDITASI SEBAGAI UPAYA
PENINGKATAN MUTU PELAYANAN FKTP
DAN KESELAMATAN PASIEN
Dr.DHANITA AMIR,M.Kes
DIKLAT PENDAMPING AKREDITASI FKTP ANGKATAN IV
BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) JAKARTA
14 MARET s/d 25 Maret 2016
GBPP MD-2: KONSEP MUTU DAN KEBIJAKAN
AKREDITASI FKTP
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Setelah mengikuti peltihan ini, peserta memahami Konsep Mutu
dan Kebijakan Akreditasi FKTP
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Setelah pembelajaran selesai , peserta mampu menjelaskan:
1.Konsep Mutu Pelayanan Kesehatan
2.Penerapan mutu Pelayanan di Fasyankes (Puskesmas/FKTP)
3.Kebijakan Akreditasi Puskesmas/FKTP lainnya
WAKTU: 3 JPL (Teori)
PENGERTIAN MUTU, MENURUT;
CROSBY, 1984 :
Kepatuhan terhadap standar yg telah ditetapkan.
ZIMMERMAN:
Memenuhi bahkan melebihi kebutuhan & keinginan pelanggan melalui perbaikan
seluruh proses secara berkelanjutan.
MAXWELL :
Access, Relevan to Need; Effectiveness; Equity; Acceptabilty, Efficiency &
Economy
JURAN:
Trilogy; Quality Planning, Quality Control, Quality Improvement
Juran menjelaskan bahwa agar pelayanan kita bermutu, maka mutu perlu direncanakan,
dikendalikan, dan secara berkelanjutan ditingkatkan atau disempurnakan
DONABEDIAN:
Standar struktur
Standar proses
Standar outcome
Menurut Donabedian: perlu dilakukan standardisasi agar pelayanan
yang kita berikan bermutu. Standar meliputi: standar struktur/input,
standar proses, dan standar outcome/hasil
MUTU (KEMENKES)
Mutu pelayanan kesehatan :
adalah kinerja yang menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang
disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan
pada setiap pasien sesuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak
lain tata cara penyelenggaraannya sesuai
dengan standar dan kode etik profesi yang
telah ditetapkan
14 PRINSIP DEMING
1. Peningkatan mutu merupakan tujuan yang secara konsisten hendak dicapai
2. Menerapkan filosofi mutu
3. Mengurangi ketergantungan pada pengawasan
4. Hentikan pendapat bahwa “harga membawa nama”
5. Peningkatan yang berkesinambungan sistem pelayanan dan produksi
6. Pendidikan dan pelatihan karyawan
7. Kepemimpinan yang mempunyai komitmen thd mutu
8. Menghilangkan rasa takut dalam iklim kerja
9. Menghilangkan barier antar unit kerja
10. Membatasi slogan
11. Mengurangi penekanan pada angka pencapaian target
12. Menghilangkan hambatan thd kepuasan kerja
13. Merencanakan dan melaksanakan program diklat yang membangun
14. Melaksanakan proses perubahan
14 LANGKAH CROSBY
1. Komitmen manajerial
2. Pembentukan Kelompok Kerja Mutu
3. Pengukuran
4. Penetapan biaya mutu
5. Kembangkan kesadaran akan mutu
6. Lakukan tindakan koreksi
7. Perencanaan cacat nihil (zero defect)
8. Pendidikan dan pelatihan
9. Penetapan hari bebas cacat (zero defect)
10. Penetapan tujuan yang jelas
11. Hilangkan penyebab terjadinya penyimpangan
12. Penghargaan
13. Pembentukan dewan mutu
14. Lakukan sebagai kegiatan yang berkesinambungan
Dimensi Mutu
(WHO) Akses thd pelayanan

Keefektifan

Efisiensi

Keamanan

Kelangsungan layanan

Kompetensi tehnis

Kenyamanan

Hub. Antar manusia


8 PRINSIP DASAR
PENINGKATAN MUTU
1. Pusat perhatian pada pelanggan (client
centered)
2. Kepemimpinan
3. Keterlibatan personil
4. Pendekatan proses
5. Pendekatan sistem untuk pengelolaan
6. Peningkatan berkesinambungan
7. Pembuatan keputusan berdasarkan fakta
8. Kepedulian timbal balik dengan
mitra/pihak ketiga (pihak-pihak yang diajak
kerjasama dlm pelayanan)
MUTU PELAYANAN PUSKESMAS

mutu

SISTEM SISTEM
MANAJEMEN PELAYANAN
MUTU

SISTEM
MANAJEMEN
PENYEBAB MASALAH MUTU:
VARIASI PROSES
1 Proses tidak diukur dg
baik

2 Proses tidak dimonitor dg


baik
3 Proses tidak dikendalikan dg
baik

4 Proses tidak dipelihara dg


baik
5 Proses tidak
disempurnakan

6 Proses tidak didokumentasikan dg baik


MUTU PELAYANAN PUSKESMAS
Komitmen
Leadershi
p

SISTEM SISTEM
Mengukur
MANAJEMEN Memonitor PELAYANAN
MUTU Mengendalikan -Struktur
Memelihara -Proses
Menyempurnakan
Mendokumentasikan -Outcome
Mengukur Indikator

Kinerja
Memonitor Pelaksanaan
proses

Standar/
Mengendalikan
SPO

Ringkas, Rapih,
Memelihara
Resik, Rawat, Rajin

CQI:
Menyempurnakan
Siklus PDCA
PENERAPAN MUTU DLM YANKES DI
PUSKESMAS/ FKTP LAINNYA
:
PUSKESMAS TERAKREDITASI

FUNGSI PUSKESMAS, MAMPU SBG


PENYELENG-GARA YG BERMUTU
1.ADMIN &MJM (I,II,III)
2.UKM → (IV, V, VI) TERAKREDITASI
3.UKP → (VII, VIII, IX)
PELAKSANAAN PEMBINAAN DAN
PENDAMPNGAN PUSKESMAS OLEH DINKES
KAB/KOTA DLM PENINGKATAN KINERJA
YANG BERKUALITAS SESUAI STANDAR
AKREDITASI
PENDAMPING AKREDITASI
PUSKESMAS TERLATIH DARI
DINKES KAB/KOTA
TIM PEMBINA PUSKESMAS DARI DINKES
KAB/KOTA, MENGUASAI MANAJEMEN
PROGRAM UKM, UKP, ADMIN
STATU
S
PEMBI PENYE
PENERA NAAN LENGG PEN
PENERA PAN SPM PUSKE A- ETA
PAN PAN
→ SMAS RAAN INDI
PELAYA UNIVERS OLEH YAN KAT
OR
NAN AL DINKE UKM & &
UKM & ACCESS UKP TAR
S GET
UKP DAN (ASPE
PENERA KAB/K CAK
MANAJE K UPA
PAN P’ OTA
ENDEKA PENDA KUANT N
MEN (UN
MPING STATUS
ITAS)
PUSKES TAN LIFE TUK
CYCLE AN MUTU MAS
MAS ING-
→ AKRED
PATUHI PENYEL 2
SETIAP PUS
STANDA ITASI ENGGAR
TARGET KES
DAN POTENSI PUSKESMAS

R SASARA PUSKE AAN MAS


RUMUSAN MASALAH & KENDALA

N DPT SMAS YAN DI


AKREDIT KAB
LAYANA OLEH PUSKES /KO
ASI N DINKE MAS TA
LENGKA (ASPEK
S
P KUALITA
TERINTE KAB/K
OTA S)
GRASI
PENC
APAIA
KEPUAS MAS
PENI N
AN
MASYAR NGKA 100% YAR
AKAT → TAN TARGE AKA
→ ON CAKU T
PAN
T
GOING CAKU
RELATIO DAN SAS
STAT
P-AN &
NSHIP, ARA
LOYALIT US TARGE
T N
AS AKRE
MASYAR DITA STATU SEH
AKREDITASI PUSKESMAS
KINERJA & PENDAMPINGAN

AKAT SI S AT
KESINAMBUNGAN PEMBINAAN

AKRE
PENDAMPINGAN PUSKESMAS
LANGKAH-2 PEMBINAAN &

DITASI
KEBIJAKAN AKREDITASI PUSKESMAS/FKTP
1. Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan, Puskesmas wajib
diakreditasi secara berkala, minimal 3 tahun sekali
2. Akreditasi sebagaimana dimaksud, dilakukan oleh lembaga
independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh
Menteri
3. Lembaga independen penyelenggara akreditasi
sebagaimana dimaksud, bersifat mendiri dalam proses
pelaksanaan,pengambilan keputusan dan penerbitan
sertifikat status akreditasi
4. Dalam hal Lembaga Akreditasi sebagaimana dimaksud
belum terbentuk, pelaksanaan akreditasi puskesmas dilak-
sanakanoleh Komisi Akreditasi FKTP, ditetapkan Menteri
5. 2019: Hanya FKTP yg terakreditasi yang Kontrak dgn BPJS
PERAN PARA PIHAK DI KAB/KOTA &PUSKESMAS
1. Kabid, Sekretaris, Seksi-2, Subbag di Dinkes Kab/ kota, punya tugas, peran
dan tanggung-jawab dlm pembinaan Puskesmas dan dalam
pengintegrasian program dgn LP dan LS, sesuai bidang masing-2
2. Semua pihak dimaksud mempunyai tanggung-jawab pembinaan secara
terpadu Lintas Program, dalam bentuk Tim-2 Pembina atas satu wilayah
binaan cluster puskesmas, dan untuk bidangnya masing-2 atas seluruh
wilayah Kab/kota.
3. Anggota Tim Pembina terpilih, akan mewakili Bidang. Manajemen, UKM,
UKP, ditetapkan untuk menjadi Tim Pendamping Akreditasi, setelah dilatih
4. Masing-2 Kab/kota bertanggung-jawab untuk terakreditasinya
puskesmas masing-2, kaitannya dgn wujudkan layanan prima di
Puskesmas dan Kontrak dgn BPJS
PERAN PARA PIHAK DI KAB/KOTA &PUSKESMAS
Apa yang harus dipersiapkan?
1. Ka. Dinkes menggerakkan Tim Pembina Puskesmas
Dinas Kesehatan Kab/kota, untuk memberikan
pembinaan/review pembinaan tentang UKM, UKP dan
Manajemen Puskesmas, melibatkan Tim Pendamping
Akreditasi Terlatih
2. Puskesmas menurut urutan atas hasil penilaian Tim
Pembina Puskesmas, dipersiapkan untuk penilaian
Akreditasi Puskesmas, mempelajari Standar-2
Akreditasi, didampingi Tim Pendamping
3. MEMAHAMI apa Standar, Kriteria dan Elemen-Elemen
(EP-2) Penilaian, kaitannya dengan Pelayanan dan
Manajemen yang berkualitas di Puskesmas
PERAN
Apa yang harus PARA PIHAK DI KAB/KOTA &PUSKES
dipersiapkan?
4. MEMPELAJARI bagaimana hal-2 tersebut dapat MAS
diimplementasikan di Puskesmas, dengan panduan
Instrumen Akreditasi Puskesmas. yang dituangkan dalam
dokumen-dokumen
5. LAKUKAN apa yang dituliskan dan demikian pula Tuliskan
apa yang dilakukan
6. PENTING: Akreditasi bukan sekedar ada DOKUMEN tetapi
dokumen dipersiapkan untuk menuntun Puskesmas
menyelenggarakan pelayanan UKM dan UKP sebagai
fungsinya, didukung dengan Manajemen yang baik,
keseluruhannya sesuai STANDAR, →
7. Mewujudkan penyelenggaraan puskesmas dalam melayani
masyarakat secara berkualitas
KESELAMATAN PASIEN DI FASILITAS
KESEHATAN (PATIENT SAFETY):

DEFINISI :
MEREDUKSI DAN MEMINIMALKAN TINDAKAN
YANG TIDAK AMAN DALAM SISTEM
PELAYANAN KESEHATAN SEBISA MUNGKIN
MELALUI PRATIK YANG TERBAIK UNTUK MENCAPAI
LUARAN KLINIS YANG OPTIMUM.
(THE CANADIAN PATIENT SAFETY DICTIONARY,
OCTOBER 2003)
BEBERAPA DEFINISI
• KTD adalah Kejadian Tidak Diharapkan (Adverse event)
Cedera yang diakibatkan oleh pengelolaan klinis bukan oleh kondisi
pasien.
• KTC adalahKejadian Tidak Cedera
terjadi error dalam pengelolaan klinis tetapi tidak terjadi cedera
• KNC adalah Kejadian Nyaris Cedera (Near Miss)
suatu kejadian atau situasi yang sebenarnya dapat menimbulkan
kecelakaan, trauma atau penyakit tetapi belum terjadi karena secara
kebetulan diketahui atau upaya pencegahan segera dilakukan
• KPC adalah Kondisi Potensial Cedera
suatu keadaan yang mempunyai potensi menimbulkan cedera
SITUASI/KONDISI YANG MEMUDAHKAN
TERJADI MEDICAL ERROR

• Tekanan waktu
• Lingkungan kerja yang tidak menentu
• Beban kerja yang tinggi
• Menghadapi situasi, alat, kasus yang belum pernah sebelumnya
• Kesibukan yang tinggi shg kurang istirahat
• Tuntutan kecepatan dlm menangani kasus setiap saat
• Petunjuk yang meragukan/tidak tepat
• Terlalu percaya diri
• Komunikasi yang tidak memadai
• Lingkungan kerja dg stress tinggi
RISIKO YANG MUNGKIN TERJADI PADA
SARANA PELAYANAN KESEHATAN
(MCCAFFREY & HAGG-RICKERT, RISK MANAGEMENT HANDBOOK, PP 100-104, 2004)

• Risiko yang terkait dengan pelayanan pasien


• Risiko yang mungkin dialami oleh tenaga klinis
• Risiko yang mungkin dialami oleh tenaga kesehatan yang lain
• Risiko yang terkait dengan sarana dan prasarana
• Risiko financial
• Risiko lain (yang lain, misalnya yang terkait dengan
penggunaan kendaraan/alat transportasi, misalnya ambulans,
vans, sepeda motor dsb)
RISIKO PADA SAAT AKSES KE FASKES

Akses
• Kegagalan melakukan
akses
• Keterlambatan akses
• Salah menuju/
memilih tempat
pelayanan
RISIKO PADA SAAT PENDAFTARAN

Pendaftaran
• Kekeliruan identitas
rekam medis
• Rekam medis tidak
ditemukan, dibuatkan
rekam medis baru,
• Kartu identitas tertukar,
• Rekam medis tertukar
RISIKO PADA SAAT PENGKAJIAN DAN
PENYUSUNAN RENCANA ASUHAN
Pengkajian
&
Penyusunan
Rencana asuhan
• Salah diagnosis
• Salah baca hasil pem
Penunjang
• Salah interpertasi hasil
• Salah menyusun rencana
terapi
Risiko pada
Tindakan dan
Pemberian obat
• Pelaksanaan asuhan tidak sesuai
rencana asuhan
• Kekeliruan dalam melakukan
tindakan medik/keperawatan
• Kekeliruan dalam menyediakan diit
• Kekeliruan dalam penulisan resep,
penyediaan obat, pemberian obat
yang tidak perlu, tidak memberikan
obat yang diperlukan, peracikan
obat, informasi ttg obat, dsb
• Pemberian pelayanan yang tidak
bersih,
• Pemberian terapi yang tidak
dimonitor
Risiko pada
saat Evaluasi
dan tindak
lanjut
Risiko pada saat
kembali
kerumah/
masyarakat
PROSES MANAJEMEN RISIKO
Menetapkan lingkup
Manajemen risiko
Kajian risiko (risk assessment)

Identifikasi risiko
Monitoring,
Komunikasi audit
dan dan
Konsultasi Analisis risiko Tinjauan
pd (review)
stakeholders Dukungan
Evaluasi risiko internal
tdk

ya

Tindakan/treatment
terhadap
risiko
32

HEALTH CARE
REGULATION
(NIHAL HAFEZ, 1997)
Suatu aksi sosial yang dilakukan (oleh
pemerintah) untuk mempengaruhi
secara langsung atau tidak langsung
terhadap perilaku dan fungsi tenaga
kesehatan dan/atau organisasi
kesehatan
33

MEKANISME REGULASI

Perijinan (lisensi)
Sertifikasi (ISO)
Akreditasi
34
Proses Pelaksana Sasaran evaluasi Komponen persyaratan Standard

Akreditasi (sukarela), Lembaga yang Organisasi atau Kepatuhan pada standar, Standar maksimal yang
contoh: akreditasi diakui, biasanya LSM sebagian fungsi on-site evaluation, dapat dicapai untuk
organisasi kepatuhan tsb tidak memacu perbaikan mutu
RS, yan med dasar
diharuskan oleh hukum yang kontinyu

Lisensi (wajib): Pemerintah atau Individu atau organisasi Bagian dari regulasi Standar minimal untuk
lisensi tenaga konsil untuk menjamin melindungi pasien,
kompetensi minimum menjamin keamanan,
kesehatan, lisensi
Bagian dari regulasi dan meminimalkan
fasilitas pelayanan resiko
untuk menjamin standar
minimal suatu fasilitas
pelayanan

Sertifikasi Lembaga yang diberi Individu/organisasi Evaluasi persyaratan Standar lembaga


(sukarela/wajib): kewenangan, yang ditetapkan, (misalnya ISO) untuk
pendidikan/pelatihan mengevaluasi kepatuhan
sertifikasi ATLS, pemerintah, atau
tambahan, dan terhadap spesifikasi
sertifikasi tehnologi LSM kompetensi di bidang rancangan lembaga
kesehatan, sertifikasi tertentu
berbagai pusat di RS Menunjukkan bahwa
organisasi mempunyai
pelayanan, tehnologi
atau kapasitas khusus
DEFINISI AKREDITASI
ISQua (2001) :Accreditation is a public recognition by a
national healthcare accreditation body of the achievement
of its accreditation standards by a healthcare organisation,
demonstrated through an independent external peer
assessment of that organisation’s level of performance in
relation to the standards.
Akreditasi adalah pengakuan oleh publik melalui lembaga
akreditasi pelayanan kesehatan nasional pada suatu
organisasi pelayanan kesehatan atas tingkat pencapaian
terhadap standar akreditasi yang diwujudkan melalui
penilaian eksternal oleh peer secara independen thd
tingkat kinerja terkait dengan standar tsb.
PERMENKES NO 46 TAHUN 2015

AKREDITASI PUSKESMAS, KLINIK PRATAMA,


TEMPAT PRAKTIK MANDIRI DOKTER DAN
TEMPAT PRAKTIK MANDIRI DOKTER GIGI
AKREDITASI FASYANKES TINGKAT
PERTAMA
Pengakuan terhadap puskesmas, klinik
pratama, tempat praktik mandiri dokter dan
tempat praktik mandiri dokter gigi yang
diberikan oleh lembaga independen
KOMISI AKREDITASI
penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh FKTP
Menteri setelah dinilai bahwa fasilitas (PERMENKES NO. 57
TAHUN 2014)
kesehatan tingkat pertama itu memenuhi
standar pelayanan fasilitas kesehatan tingkat
pertama yang telah ditetapkan untuk
meningkatkan mutu pelayanan secara
berkesinambungan
Penyelenggaraan
Pelayanan
Peraturan (Produksi):
Perundangan Kebijakan -mengukur
Pedoman Outcome
Pedoman Kr.Acuan -memonitor
Prosedur Pelayanan
Acuan -mengendalikan
Manual Kepuasan
Standar -memelihara
-menyempurnakan
-mendokumentasikan

Akreditasi

Standar
Akreditasi
AKREDITASI PUSKESMAS

Administrasi manajemen
Puskesmas

Pelayanan
Penyelenggaraan
Yang
Upaya Kesehatan Masyarakat
diakredita
si
Upaya Kesehatan Perorangan
STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS
DISUSUN DALAM 9 BAB,
DENGAN 776 ELEMEN PENILAIAN (EP):

Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP) dengan 59 EP


Bab II. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP) dengan 121 EP
Bab III. Peningkatan Mutu dan Manajemen Risiko (PMMR) dengan 32 EP
Bab IV. Upaya Puskesmas yang Berorientasi Sasaran (UPBS) dengan 53 EP
Bab V. Kepemimpinan dan Manajemen Upaya Puskesmas (KMPP) dengan 101 EP
Bab VI. Sasaran Kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat (SKUKM) dengan 27 EP
Bab VII. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP) dengan 151 EP
Bab VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK) dengan 172 EP
Bab IX. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP) dengan 58 EP
AKREDITASI KLINIK PRATAMA / TEMPAT
PRAKTIK MANDIRI DR. / DRG

Administrasi Manajemen

Pelayanan
Yang
diakredita
si Upaya Kesehatan Perorangan
4 BAB STANDAR AKREDITASI KLINIK
(TOTAL 503 EP)

Bab I Kepemimpinan dan Manajemen Klinik (KMK) : 122 EP


Bab II Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP) : 151 EP
Bab III Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK): 172 EP
Bab IV Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) : 58
EP
STANDAR AKREDITASI PRAKTIK
DOKTER MANDIRI (227 EP)

Bab I Kepemimpinan dan Manajemen Praktik Mandiri (KMPM) dengan 71 EP


Bab II Layanan Klinis dan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (LKPM) dengan
156 EP
Terima kasih

Learn more at http://aka.ms/officemix

Anda mungkin juga menyukai