A. Pengkajian
1. Biodata
Nama : Ny. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 85 tahun
Status Perkawinan : Janda
Alamat : Ngadirejo RT 2 RW I
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Pendidikan :-
2. Keluhan Utama
Luka di kaki kanan tidak sembuh-sembuh.
Berpakaian
Ny. M mengatakan ganti pakaian dua kali sehari sehabis mandi, pada
waktu sehabis mandi pagi dan sore.
Eliminasi
Tn. H mengatakan b.a.b satu kali sehari dengan konsistensi padat dan
kadang-kadang sulit. Ia buang air kecil sekitar empat kali per sehari
dengan warna kuning jernih.
Olahraga
Menurut pengakuan Ny. M, kadang-kadang berjalan-jalan pada pagi
hari. Ia mengatakan lebih sering istirahat di rumah.
Ambulasi
Ny. M mengatakan setiap kegiatannya untuk memenuhi kebutuhannya
tersebut dilakukan secara mandiri.
Nafsu Makan
Ny. M mengatakan nafsu makannya seperti biasanya, tidak ada rasa
nyeri pada lambung atau rasa mual.
Kebiasaan Minum
Ny. M mengakui bahwa dalam satu hari menghabiskan kurang lebih
3-4 gelas (air putih). Ia tidak mengkonsumsi kopi dan menghindari
minuman yang manis.
e. Pola Kognitif – Perseptual
Status Mental
Saat pengkajian, Ny. M dalam keadaan sadar. Tidak bingung terhadap
tempat dan waktu. Ia juga masih ingat dengan orang yang datang.
Ny. M mampu menjawab dengan jelas dan cepat tanpa harus diulang
pertanyaannya.
Bahasa
Ny. M berkomunikasi dengan lancar. Dalam kesehariannya
menggunakan bahasa jawa.
Pendengaran
Ny. M tidak mengalami gangguan pendengaran.
Penglihatan
Ny. M mengatakan mata sebelah kanan kabur dan sering keluar air
mata.
i. Pola Koping
Ny. M mengatakan menerima dan menyadari keadaan dirinya. Ia juga
mengatakan bahwa akan memberikan informasi tentang keluhannya
kepada petugas kesehatan apa adanya. Karena ia takut kalau terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan.
7. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Ekonomi
Ny. M mengatakan pendapatan keluarga diperoleh dari dari anaknya.
Untuk kebutuhan sehari-hari, keluarga memanfaatkan hasil kebunnya di
pekarangan rumah. Untuk perawatan kesehatan (berobat dan periksa
kesehatan) ditanggung oleh anak-anaknya.
b. Fungsi Sosialisasi
Ny. M mengatakan kadang-kadang berkunjung ke rumah tetangga untuk
mengobrol. Ia aktif mengikuti posyandu lansia dan yasinan yang diadakan
di lingkungannya.
8. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital
TB : 155 cm
BB : 55 Kg
TD : 140/80 mmHg
Nadi : 92 x / menit
Suhu : C
c. Metabolik – Integumen
Kulit
Warna : sawo matang
Turgor : kembali 2 detik
Bengkak : tidak ada bengkak
Luka : Luka pada kaki kanan dan ditempeli kapas.
Kemampuan menggenggam
Ny. M dapat menggenggam dengan kuat dan tidak tremor.
A: Masalah teratasi.
P: Pertahankan intervensi.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
Diabetes Mellitus
1. Identifikasi Masalah.
Setelah dilakukan pengkajian terhadap Ny. M diperoleh data bahwa ia menderita
DM sejak sepuluh tahun yang lalu. Namun, ia belum mengetahui tentang cara
perawatannya sehingga mempunyai resiko peningkatan kadar gula darah dengan
cepat.
2. Prioritas Masalah.
Kurang pengetahuan Ny. M mengenai penyakit, prognosis, pencegahan dan
perawatan diabetes mellitus.
3. Diagnosa Edukatif.
Resiko terjadi peningkatan kadar gula darah berhubungan dengan kurang
pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, pencegahan dan perawatan.
4. Sasaran HE.
Ny. M dan keluarga.
6. Tujuan Edukatif.
a. Tujuan Umum.
Setelah mendapatkan pembelajaran tentang asma selama 1 x 60 menit, maka
Ny. M dan keluarga memahami masalah kesehatan tentang diabetes mellitus.
b. Tujuan Khusus.
Setelah mendapatkan HE selama 1 x 60 menit, Ny. M dapat :
1. Menjelaskan pengertian diabetes mellitus.
2. Menjelaskan penyebab diabetes mellitus.
3. Menyebutkan tanda dan gejala diabetes mellitus.
4. menyebutkan komplikasi diabetes mellitus.
5. menjelaskan cara penanganan diabetes mellitus.
7. Materi Belajar.
Lingkup bahasan materi ini meliputi :
a. Pengertian diabetes mellitus.
b. Penyebab diabetes mellitus.
c. Tanda dan gejala diabetes mellitus.
d. Komplikasi diabetes mellitus.
e. Cara penanganan diabetes mellitus.
8. Metode Belajar.
a. Ceramah.
b. Diskusi.
9. Sarana.
Booklet dan alat tulis.
I. Pengertian
Diabetus melitus adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang
pengambilan glukosa oleh jaringan perifir dan untuk menghambat produksi
glukosa oleh hati.
II. Penyebab
Kurangnya sekresi insulin / tidak mampunya pankreas menghasilkan insulin
sehingga menyebabkan kadar gula darah tinggi.
III. Tanda dan Gejala
1. sangat haus
2. poliurine / banyak kencing
3. merasa sangat lapar
4. bau napas seperti buah
5. pernapasan dalam, cepat, sesak
6. denyut nadi cepat, lemah
7. selaput lendir kering
8. turgor kulit buruk
9. kadar gula darah > 250 mg/dl
1. Identifikasi Masalah.
Setelah dilakukan pengkajian terhadap Tn. H diperoleh data bahwa Tn. H
mengeluh sesak dan lelah. Tn. H dan keluarga tidak bisa melakukan cara
penanggulangan dengan teknik fisioterapi dada.
2. Prioritas Masalah.
Kurang pengetahuan Tn. H mengenai cara melakukan teknik fisioterapi dada.
3. Diagnosa Edukatif.
Kurang pengetahuan Tn. H mengenai cara melakukan teknik fisioterapi dada
sehubungan dengan kurang terpaparnya informasi.
4. Sasaran HE.
Tn. H
Keluarga.
6. Tujuan Edukatif.
a. Tujuan Umum.
Setelah mendapatkan HE tentang fisioterapi dada selama 1 x 60 menit, maka
Tn. H dan keluarga dapat melakukan teknik fisioterapi dada sesuai dengan
prosedur tindakan.
b. Tujuan Khusus.
Setelah mendapatkan HE selama 1 x 60 menit, Tn. H dan keluarga dapat:
Menjelaskan pengertian fisiterapi dada.
Menjelaskan tujuan fisiterapi dada.
Menyebutkan alat-alat yang digunakan dalam fisiterapi dada.
Menjelaskan teknik pelaksanaan fisioterapi dada.
Melakukan teknik fisioterapi dada sesuai prosedur.
7. Materi Belajar.
Lingkup bahasan materi ini meliputi :
a. Pengertian fisiterapi dada.
b. Tujuan fisiterapi dada.
c. Persiapan alat fisiterapi dada
d. Teknik pelaksanaan fisiterapi dada.
8. Metode Belajar.
Ceramah
Diskusi
Demonstrasi
9. Sarana.
Leaflet dan alat tulis.
Tempat untuk membuang sputum dan tutupnya.
Kertas tissue.
Bantal atau sandaran.
Tempat sampah.
A. Pengertian
Fisoterapi dada merupakan suatu teknik untuk membantu mempermudah
pengeluaran sputum dan pembebasan jalan nafas.
B. Tujuan
1. Mengeluarkan mukus dari saluran pernafasan.
2. Memperbaiki efisiensi ventilasi.
3. Memperbaiki dan meningkatkan kekuatan fisik.
C. Persiapan Alat
1. Tempat untuk membuang sputum
dan tutupnya.
2. Kertas tissue.
3. Bantal atau sandaran.
4. Tempat sampah.
D. Pelaksanaan
1. Cuci tangan.
2. Postural Drainase
Berbaring di tempat tidur, kepala menempel pada tempat tidur dan
panggul diganjal dengan bantal (posisi panggul 30 – 40 lebih tinggi
dari kepala).
Duduk tegak atau setengah duduk untuk mengalirkan area paru
atas dan memungkinkan batuk lebih kuat.
Baringkan pada sisi kanan dan paggul ditinggikan.
Pertahan kan posisi selama 10 – 15 menit.
Lanjutkan dengan clapping.
3. Clapping
Tangan dibentu seperti mangkuk dan ibu jari bersentuhan dengan
jari telunjuk.
Tepuk diding dada secara mekanis dan teratur.
Lakukan selama 1 menit.
Jangan melakukan tepukan pada rongga dada, sternum dan area
tulang belakang.
Lanjutkan dengan vibrasi.
4. Vibrasi
Anjurkan untuk nafas dalam, lalu vibrasi dinding dada pada saat
mengeluarkan nafas secara perlahan-lahan.
Letakkan satu tangan diatas tangan yang lain atau tangan yang lain
disamping tangan yang satunya pada area yang akan divibrasi.
Berikan tekanan dan getaran tangan.
Jangan memberika tekanan saat menarik nafas.
5. Batuk Efektif.
Atur posisi tegak dan nyaman.
Bimbing individu untuk bernafas dalam dengan penfasan
diafragma, tahan sebentr dan hembuskan melalui mulut. (Ulangi 3 kali)
Pada hitungan yng ketiga, pengeluaran udara dengan membtukkan
sekuat tenaga.
Oleh:
Arif Wicaksono (0201300002)
AGUSTUS 2004