Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Biodata
Nama : Ny. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 85 tahun
Status Perkawinan : Janda
Alamat : Ngadirejo RT 2 RW I
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Pendidikan :-

2. Keluhan Utama
Luka di kaki kanan tidak sembuh-sembuh.

3. Riwayat Kesehatan Sekarang


Sekitar dua bulan yang lalu kakinya terdapat luka kecil, dan dibawa ke dokter.
Ia memutuskan untuk menjalani rawat jalan saja. Dokter kemudian
memberikan obat oral dan salep Gentamicyn. Dan saat ini, luka sudah mulai
mengering.

4. Riwayat Kesehatan Dahulu


Ny. M mengatakan sebelumnya ia tidak mengetahui kalau dirinya menderita
kencing manis. Pada suatu hari, 10 tahun yang lalu kakinya terkena pisau.
Karena, bengkak dan tidak kunjung sembuh, ia dibawa ke RS. Di RS
dilakukan pemeriksaan dan ternyata ia menderita kencing manis. Ia sempat
dirawat di RS selama satu bulan. Akhirnya lukanya sembuh meninggalkan
lesi.
Setelah itu, Ny. M periksa rutin ke dokter setiap 2 bulan sekali hingga
sekarang. Setiap kali kontrol, ia mendapatkan obat oral. Sekitar dua bulan
yang lalu kakinya terdapat luka kecil, dan dibawa ke dokter. Ia memutuskan
untuk menjalani rawat jalan saja. Dokter kemudian memberikan obat oral dan
salep Gentamicyn.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga


Tidak ada anggota keluarga yang menderita kenceing manis, darah tinggi atau
penyakit degeneratif lainnya.

6. Pola Fungsi Kesehatan


a. Persepsi Terhadap Kesehatan – Managemen Kesehatan
Sejak kecil Ny. beranggapan bahwa rokok, kopi dan alkohol tidak baik
bagi tubuh. untuk itu, ia berusaha menghindarinya. Ia mengatakan lebih
suka minum air putih dan minum jamu untuk menjaga kesehatan
tubuhnya.
Ny. M tidak alergi terhadap bahan makanan, obat-obatan, dan lingkungan.

b. Pola Aktivitas dan Latihan


Mandi
Ny. M mengatakan mandi dua kali sehari dan keramas tiga hari sekali.

Berpakaian
Ny. M mengatakan ganti pakaian dua kali sehari sehabis mandi, pada
waktu sehabis mandi pagi dan sore.

Eliminasi
Tn. H mengatakan b.a.b satu kali sehari dengan konsistensi padat dan
kadang-kadang sulit. Ia buang air kecil sekitar empat kali per sehari
dengan warna kuning jernih.
Olahraga
Menurut pengakuan Ny. M, kadang-kadang berjalan-jalan pada pagi
hari. Ia mengatakan lebih sering istirahat di rumah.

Ambulasi
Ny. M mengatakan setiap kegiatannya untuk memenuhi kebutuhannya
tersebut dilakukan secara mandiri.

c. Pola Istirahat dan Tidur


Ny. M mengatakan jarang tidur siang, hanya kalau badan terasa lelah saja.
Ia sudah terbiasa tidur malam minimal jam 21.00 dan bangun pada pukul
04.00 WIB. Ny. M mengatakan tidak terbangun pada tengah malam.

d. Pola Nutrisi – Metabolik


Diet Khusus
Ny. M mengatakan menghindari makanan yang asin, jerohan, pedas,
santan, gula dan makanan yang masam.

Nafsu Makan
Ny. M mengatakan nafsu makannya seperti biasanya, tidak ada rasa
nyeri pada lambung atau rasa mual.

Frekuensi Makan Dalam Sehari


Ny. M mengatakan setiap kali makan menghabiskan 1 “entong” nasi,
sayur, ikan, dan kadang-kadang mnegkonsumsi buah.

Kebiasaan Minum
Ny. M mengakui bahwa dalam satu hari menghabiskan kurang lebih
3-4 gelas (air putih). Ia tidak mengkonsumsi kopi dan menghindari
minuman yang manis.
e. Pola Kognitif – Perseptual
Status Mental
Saat pengkajian, Ny. M dalam keadaan sadar. Tidak bingung terhadap
tempat dan waktu. Ia juga masih ingat dengan orang yang datang.
Ny. M mampu menjawab dengan jelas dan cepat tanpa harus diulang
pertanyaannya.

Bahasa
Ny. M berkomunikasi dengan lancar. Dalam kesehariannya
menggunakan bahasa jawa.

Pendengaran
Ny. M tidak mengalami gangguan pendengaran.

Penglihatan
Ny. M mengatakan mata sebelah kanan kabur dan sering keluar air
mata.

f. Pola Seksual – Reproduksi


Ny. M adalah seorang janda. Orang yang dekat dengannya adalah anak.

g. Pola Nilai dan Kepercayaan


Ny. M mengatakan beragama Islam. Dahulu ia beribadah bersama-sama di
masjid. Namun, setelah sakit ia beribadah sendiri di rumah. Satu tahun
yang lalu ia naik haji.

h. Pola Konsep Diri


Ny. M menyadari dirinya sudah tua.

i. Pola Koping
Ny. M mengatakan menerima dan menyadari keadaan dirinya. Ia juga
mengatakan bahwa akan memberikan informasi tentang keluhannya
kepada petugas kesehatan apa adanya. Karena ia takut kalau terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan.

7. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Ekonomi
Ny. M mengatakan pendapatan keluarga diperoleh dari dari anaknya.
Untuk kebutuhan sehari-hari, keluarga memanfaatkan hasil kebunnya di
pekarangan rumah. Untuk perawatan kesehatan (berobat dan periksa
kesehatan) ditanggung oleh anak-anaknya.

b. Fungsi Sosialisasi
Ny. M mengatakan kadang-kadang berkunjung ke rumah tetangga untuk
mengobrol. Ia aktif mengikuti posyandu lansia dan yasinan yang diadakan
di lingkungannya.

c. Fungsi Pemeliharaan dan Perawatan Kesehatan


Mengenal Masalah Kesehatan
Ny. M mengatakan sering lupa minum obat pada siang hari. Ia
mengatakan belum memahami mengenai penyakitnya dan cara
pencegahannya.

Kemampuan Keluarga / Individu Merawat Anggota Keluarga Yang


Sakit
Ny. M mengatakan setiap kali merasakan keluhan, anaknya mengantar
berobat ke petugas kesehatan dan dokter. Anaknya juga memberitahu
waktunya minum obat.
Kemampuan Anggota Keluarga / Individu Menggunakan Fasilitas
Kesehatan
Ny. M mengatakan rutin periksa ke dokter atau pelayanan kesehatan. Ia
juga tidak mengikuti kegiatan posyandu lansia.

8. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital
TB : 155 cm
BB : 55 Kg
TD : 140/80 mmHg
Nadi : 92 x / menit
Suhu : C

b. Pernafasan dan Sirkulasi


RR : 20 x / menit
Batuk : (ya / tidak)
Kualitas pernafasan dangkal dan tidak menggunakan pernafasan
cuping hidung dan otot aksesoris.

c. Metabolik – Integumen
Kulit
Warna : sawo matang
Turgor : kembali  2 detik
Bengkak : tidak ada bengkak
Luka : Luka pada kaki kanan dan ditempeli kapas.

Gigi dan mulut


Gigi : sudah yang tanggal.
Gusi : tampak hiperemik, bersih dan tidak terjadi perdarahan gusi.
d. Muskulo – Skeletal
Keseimbangan
 Kaki kanan dan kiri tidak simetris.
 Jari kaki kanan tumpuk undung dan tidak dapat digerakkan.

Kemampuan menggenggam
Ny. M dapat menggenggam dengan kuat dan tidak tremor.

Kemampuan otot kaki


Ny. M dapat berdiri dengan tegak, dan mengatakan tidak kuat bila
berdiri terlalu lama.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa dan Sintesa Data
Kemungkinan
No. Data Penunjang Masalah
Penyebab
DS: - Ny. M mengatakan
belum memahami
mengenai
penyakitnya dan
cara
pencegahannya.

Kurang
Ny. Mengatakan
pengetahuan
menghindari Resiko terjadi
mengenai penyakit,
1. makanan jerohan, peningkatan kadar
prognosis,
dan gula. gula darah
pencegahan dan
perawatan
DO: - Sering bertanya
mengenai
penyakitnya dan
bagaimana cara
mengatasinya.
 Tampak gelisah.

DS: - mengatakan kakinya


terluka.
 Ny. M mengatakan
lukanya lama untuk
sembuh.
Resiko tinggi Adanya jalan
2. DO: - TD : 150/80 mmHg
infeksi masuk kuman
 nadi : 92 x / menit
 RR : 20 x / menit
 Terdapat luka pada
kaki kanan yang
ditutupi kapas.

2. Perumusan Diagnosa Keperawatan


Resiko terjadi peningkatan kadar gula darah berhubungan dengan
kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, pencegahan dan
perawatan.
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan Adanya jalan masuk
kuman.

3. Prioritas Diagnosa Keperawatan


Dx. I Resiko terjadi peningkatan kadar gula darah berhubungan dengan
kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, pencegahan dan
perawatan.
Dx. II Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan Adanya jalan masuk kuman.
C. Rencana Asuhan Keperawatan
Dx. I Resiko terjadi peningkatan kadar gula darah berhubungan dengan kurang pengetahuan mengenai penyakit,
prognosis, pencegahan dan perawatan.
Tujuan Kriteria Standar hasil Intervensi keperawatan
Setelah dilakukan Individu dapat: 1. Lakukan kontrak dengan individu.
pendidikan
kesehatan selama 1. Menjelas 2. Pantau kadar gula darah minimal satu bulan sekali.
2 x 24 jam, klien kan pengertian
mampu diabetes mellitus. 3. Adakan pertemuan dengan individu untuk berdiskusi
malaksanakan tentang:
cara perawatan 2. Menyebu a. Pengertian diabetes mellitus.
diabetes mellitus tkan 3 penyebab b. Penyebab diabetes mellitus.
secara kontinyu. diabetes mellitus. c. Tanda dan gejala diabetes mellitus.
d. Komplikasi diabetes mellitus.
3. Menyebu
tkan dua tanda e. Cara perawatan diabetes mellitus:
Verbal dan gejala  Diet
pengetahuan diabetes mellitus.  Olahraga
 Perawatan kaki
4. Menjelas
kan tiga cara 4. Pantau respon individu terhadap materi yang telah
perawatan diberikan.
diabetes mellitus.
5. Beri kesempatan individu untuk bertanya.
5. Klien
menerapkan cara 6. Ulangi bila individu kurang memahami materi.
pencegahan
komplikasi DM 7. Berikan pujian terhadap kemampuan pemahaman materi
secara kontinyu. yang didiskusikan.
Dx. II Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan Adanya jalan masuk kuman.
Tujuan Kriteria Standar hasil Intervensi keperawatan
Setelah dilakukan Individu dapat: 1. Lakukan kontrak dengan individu.
pembelajaran
selama 2 x 24 1. Menjelaskan 2. Kaji keadaan luka dan catat adanya tanda-tanda infeksi.
jam, klien cara merawat
mampu merawat luka secara 3. Berikan informasi mengenai cara merawat luka secara
luka dengan aseptik. aseptik.
benar dan tanda
infeksi tidak 2. Mampu
terjadi. Verbal mendemonstrasi 4. Beri kesempatan klien untuk mendemonstrasikan teknik
pengetahua kan cara merawat luka secara aseptik.
merawat luka
Psikomotor secara aseptik. 5. Berikan pujian terhadap kemampuan dan pemahaman materi
yang diberikan.
3. Klien mampu
melakukan 6. Anjurkan klien dan keluarga untuk segera membawa ke
tindakan rawat petugas kesehatan apabila terdapat tanda-tanda infeksi.
luka secara
aseptik dan
kontinyu.
D. Implementasi Keperawatan
Nama : Ny. M
Umur : 85 tahun
Tanggal Pukul No. Dx Implementasi
17 Februari 2005 15.00 – 16.00 I 1. Melakukan kontrak dengan Ny. M.
WIB
2. Mengadakan pertemuan dengan individu untuk berdiskusi tentang:
a. Pengertian diabetes mellitus.
b. Penyebab diabetes mellitus.
c. Tanda dan gejala diabetes mellitus.
d. Komplikasi diabetes mellitus.
e. Cara perawatan diabetes mellitus secara umum.

3. Memantau respon individu terhadap materi yang telah diberikan.


4. Memberi kesempatan individu untuk bertanya.
5. Mengulangi bila individu kurang memahami materi.
6. Memberikan pujian.
1. Lakukan kontrak dengan individu.
2. Kaji keadaan luka dan catat adanya tanda-tanda infeksi.
3. Berikan informasi mengenai cara merawat luka secara
aseptik.
16.00 – 16.30
II 4. Beri kesempatan klien untuk mendemonstrasikan teknik
WIB merawat luka secara aseptik.
5. Berikan pujian terhadap kemampuan dan pemahaman materi
yang diberikan.
6. Anjurkan klien dan keluarga untuk segera membawa ke
petugas kesehatan apabila terdapat tanda-tanda infeksi.
Tanggal Pukul No. Dx Implementasi
1. Melakukan kontrak dengan Ny. M.
2. Mengukur GDA.
3. Mengkaji tingkat pengetahuan Ny. M tentang diabetes mellitus.
4. Mengadakan pertemuan dengan individu untuk berdiskusi tentang:
a. Olahraga
18.30 – 19.30
18 Februari 2005 I b. Diet yang benar
WIB
c. Perawatan kaki
5. Memantau respon individu terhadap materi yang telah diberikan.
6. Memberi kesempatan individu untuk bertanya.
7. Mengulangi bila individu kurang memahami materi.
8. Memberikan pujian.
E. Evaluasi Keperawatan
Nama : Ny. M
Umur : 85 tahun
Tanggal Pukul No. Dx Evaluasi
17 Fabruari 2005 15.00 – 16.00 I S: - Ny. M tidak tahu tentang kencing manis.
WIB  Ny. M menyebutkan kencing manis adalah gula darahnya
tinggi.
 Ny. M menyebutkan tanda dan gejala dari krncing manis adalah
sesak barat badan menurun, lemah, sering kesemutan, dan gatal-
gatal.
 Ny. mengatakan salah satu komplikasi dari kencing manis
adalah luka yang sulit sembuh.
 Ny. M menyebutkan penanganan kencing manis adalah dengan
mengurangi makan gula.
O:- Ny. M dapat menjawab pertanyaan yang diberikan setelah
penyuluhan dengan kata-katanya sendiri dengan baik.
 Ny. M tampak antusias terhadap materi pembelajaran.

A: Masalah teratasi sebagian.


P: Lanjutkan intervensi.
S: - Ny. M mengatakan akan mencoba melakukan teknik perawatan luka
yang benar.
 Anak Ny. M mengatakan sudah memahami tentang cara
membersihkan luka yang benar.
16.00 – 16.30
17 Fabruari 2005 II O: - Klien tampak antusias untuk mencoba cara yang diajarkan.
WIB
 Klien mampu mendemonstrasikan cara perawatan luka.

A: Masalah teratasi sebagian.


P: Lanjutkan intervensi.
Tanggal Pukul No. Dx Evaluasi
S: - Ny. M mengatakan akan mematuhi aturan diet, akan berolahraga
dan sering melakukan perawatan kaki.
 Ny. M mengatakan sudah mengurangi makanan yang banyak
18.30 – 19.30 mengandung gula.
18 Fabruari 2005 I
WIB O: - GDA: 129 mg/ dl.

A: Masalah teratasi sebagian.


P: Lanjutkan intervensi.
S: - Ny. M mengatakan luka sudah dirawat setelah mandi sore.
O: - Keadaan luka bersih dan kering tetapi masih ditutup dengan kapas.
18 Fabruari 2005
18.30 – 19.30
II  Tidak tampak tanda-tanda infeksi.
WIB
A: Masalah teratasi sebagian.
P: Lanjutkan intervensi.
19 Fabruari 2005 16.30 WIB I S: - Ny. M mengatakan tadi pagi berjalan-jalan pagi.
 Ny. M mengatakan mulai merawat kakinya.
O: - Ny. M masih tampak tidak berkaos kaki.
 Terlihat mamakai alas kaki yamg lunak (sandal japit)

A: Masalah teratasi sebagian


P: Lanjutkan intervensi.
19 Fabruari 2005 17.00 WIB II S: - Ny. M mengatakan luka sudah dirawat setelah mandi sore.
O: - Keadaan luka bersih dan kering tetapi masih ditutup dengan kapas
 Tidak tampak tanda-tanda infeksi.

A: Masalah teratasi.
P: Pertahankan intervensi.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
Diabetes Mellitus

1. Identifikasi Masalah.
Setelah dilakukan pengkajian terhadap Ny. M diperoleh data bahwa ia menderita
DM sejak sepuluh tahun yang lalu. Namun, ia belum mengetahui tentang cara
perawatannya sehingga mempunyai resiko peningkatan kadar gula darah dengan
cepat.

2. Prioritas Masalah.
Kurang pengetahuan Ny. M mengenai penyakit, prognosis, pencegahan dan
perawatan diabetes mellitus.

3. Diagnosa Edukatif.
Resiko terjadi peningkatan kadar gula darah berhubungan dengan kurang
pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, pencegahan dan perawatan.

4. Sasaran HE.
Ny. M dan keluarga.

5. Topik / Pokok Bahasan.


Diabetes Mellitus

6. Tujuan Edukatif.
a. Tujuan Umum.
Setelah mendapatkan pembelajaran tentang asma selama 1 x 60 menit, maka
Ny. M dan keluarga memahami masalah kesehatan tentang diabetes mellitus.

b. Tujuan Khusus.
Setelah mendapatkan HE selama 1 x 60 menit, Ny. M dapat :
1. Menjelaskan pengertian diabetes mellitus.
2. Menjelaskan penyebab diabetes mellitus.
3. Menyebutkan tanda dan gejala diabetes mellitus.
4. menyebutkan komplikasi diabetes mellitus.
5. menjelaskan cara penanganan diabetes mellitus.

7. Materi Belajar.
Lingkup bahasan materi ini meliputi :
a. Pengertian diabetes mellitus.
b. Penyebab diabetes mellitus.
c. Tanda dan gejala diabetes mellitus.
d. Komplikasi diabetes mellitus.
e. Cara penanganan diabetes mellitus.

8. Metode Belajar.
a. Ceramah.
b. Diskusi.

9. Sarana.
Booklet dan alat tulis.

10. Strategi Belajar.


a. Mengadakan kontrak dengan sasaran.
b. Menyiapkan lingkungan belajar yang kondusif.
c. Melaksanakan HE
1. Memulai kegiatan.
2. Menyiapkan materi.
3. Diskusi (tanya jawab).
4. Evaluasi dan penutupan kegiatan.
11. Waktu Kegiatan.
Tanggal : 17 Februari 2005
Jam : Pukul 15.00 – 16.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. M

12. Evaluasi Belajar.


Evaluasi Formatif.
Evaluasi kognitif tentang penguasaan materi:
Jenis soal : subyektif singkat.
Bentuk soal : uraian singkat.
Jumlah : 5 soal.
Bahan test :
a. Jelaskan pengertian diabetes mellitus dengan kata-kata
sendiri!
b. Sebutkan penyebab diabetes mellitus!
c. Sebutkan tanda dan gejala diabetes mellitus!
d. sebutkan komplikasi diabetes mellitus!
e. Jelaskan cara penanganan diabetes mellitus!
Materi Pembelajaran
Diabetes Mellitus

I. Pengertian
Diabetus melitus adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang
pengambilan glukosa oleh jaringan perifir dan untuk menghambat produksi
glukosa oleh hati.

II. Penyebab
Kurangnya sekresi insulin / tidak mampunya pankreas menghasilkan insulin
sehingga menyebabkan kadar gula darah tinggi.
III. Tanda dan Gejala
1. sangat haus
2. poliurine / banyak kencing
3. merasa sangat lapar
4. bau napas seperti buah
5. pernapasan dalam, cepat, sesak
6. denyut nadi cepat, lemah
7. selaput lendir kering
8. turgor kulit buruk
9. kadar gula darah > 250 mg/dl

IV. Komplikasi Diabetus Melitus


1. Akut/dalam waktu cepat
Koma/hilangnya kesadaran
2. Kronis/menahun
1). Gangren/luka khas DM yang sulit sembuh
2). Gangguan pembuluh darah besar
3). Gangguan pembuluh darah kecil
4). Gangguan syaraf
5). Penyakit mata (katarak,miopi)

V. Cara penanganan Diabetus Melitus


1. Diit harus selalu dipatuhi
a) Hindari makanan yang manis
b) Makan secara tertur
c) Makan sesuai engan iit pada penderita DM
2. Hindari terjadinya luka baru
Luka yang kecil pada penderita DM dapat menjadi luka yang besar.
3. Cek gula darah secara berkala
Memonitor gula darah secara teratur dengan diperiksakan ke pelayanan kesehatan.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
FISIOTERAPI DADA

1. Identifikasi Masalah.
Setelah dilakukan pengkajian terhadap Tn. H diperoleh data bahwa Tn. H
mengeluh sesak dan lelah. Tn. H dan keluarga tidak bisa melakukan cara
penanggulangan dengan teknik fisioterapi dada.

2. Prioritas Masalah.
Kurang pengetahuan Tn. H mengenai cara melakukan teknik fisioterapi dada.

3. Diagnosa Edukatif.
Kurang pengetahuan Tn. H mengenai cara melakukan teknik fisioterapi dada
sehubungan dengan kurang terpaparnya informasi.

4. Sasaran HE.
Tn. H
Keluarga.

5. Topik / Pokok Bahasan.


Fisioterapi Dada

6. Tujuan Edukatif.
a. Tujuan Umum.
Setelah mendapatkan HE tentang fisioterapi dada selama 1 x 60 menit, maka
Tn. H dan keluarga dapat melakukan teknik fisioterapi dada sesuai dengan
prosedur tindakan.
b. Tujuan Khusus.
Setelah mendapatkan HE selama 1 x 60 menit, Tn. H dan keluarga dapat:
Menjelaskan pengertian fisiterapi dada.
Menjelaskan tujuan fisiterapi dada.
Menyebutkan alat-alat yang digunakan dalam fisiterapi dada.
Menjelaskan teknik pelaksanaan fisioterapi dada.
Melakukan teknik fisioterapi dada sesuai prosedur.

7. Materi Belajar.
Lingkup bahasan materi ini meliputi :
a. Pengertian fisiterapi dada.
b. Tujuan fisiterapi dada.
c. Persiapan alat fisiterapi dada
d. Teknik pelaksanaan fisiterapi dada.

8. Metode Belajar.
Ceramah
Diskusi
Demonstrasi

9. Sarana.
Leaflet dan alat tulis.
Tempat untuk membuang sputum dan tutupnya.
Kertas tissue.
Bantal atau sandaran.
Tempat sampah.

10. Strategi Belajar.


a. Mengadakan kontrak dengan sasaran.
b. Menyiapkan lingkungan belajar yang kondusif.
c. Melaksanakan HE
d. Memulai kegiatan.
e. Menyiapkan materi.
f. Diskusi (tanya jawab).
g. Demonstrasi.
h. Evaluasi.
i. Penutup kegiatan.

11. Waktu Kegiatan.


Tanggal : 4 Agustus 2004
Jam : 18.30 – 19.00 WIB
Tempat : Rumah Tn. H

12. Evaluasi Belajar.


Evaluasi Formatif.
Evaluasi kognitif tentang penguasaan materi:
Jenis soal : subyektif singkat.
Bentuk soal : uraian singkat.
Jumlah : 4soal.
Bahan test :
1. Apakah fisiterapi dada itu?
2. Apa tujuan fisiterapi dada? (sebutkan minimal 2!)
3. Apa saja alat yang harus disiapkan sebelkum melakukan
fisiterapi dada? (sebutkan minimal 2!)
4. Bagaimana teknik pelaksanaan fisiterapi dada? Jelaskan!

Evaluasi Psikomotor tentang praktik:


Lakukanlah teknik fisioterapi dada sesuai prosedur yang telah
diajarkan!
Amati bagian mana yang dianggap belum sempurna kemusian langsung dibetulkan.
Materi Pembelajaran
FISIOTERAPI DADA

A. Pengertian
Fisoterapi dada merupakan suatu teknik untuk membantu mempermudah
pengeluaran sputum dan pembebasan jalan nafas.

B. Tujuan
1. Mengeluarkan mukus dari saluran pernafasan.
2. Memperbaiki efisiensi ventilasi.
3. Memperbaiki dan meningkatkan kekuatan fisik.

C. Persiapan Alat
1. Tempat untuk membuang sputum
dan tutupnya.
2. Kertas tissue.
3. Bantal atau sandaran.
4. Tempat sampah.

D. Pelaksanaan
1. Cuci tangan.
2. Postural Drainase
Berbaring di tempat tidur, kepala menempel pada tempat tidur dan
panggul diganjal dengan bantal (posisi panggul 30 – 40 lebih tinggi
dari kepala).
Duduk tegak atau setengah duduk untuk mengalirkan area paru
atas dan memungkinkan batuk lebih kuat.
Baringkan pada sisi kanan dan paggul ditinggikan.
Pertahan kan posisi selama 10 – 15 menit.
Lanjutkan dengan clapping.
3. Clapping
Tangan dibentu seperti mangkuk dan ibu jari bersentuhan dengan
jari telunjuk.
Tepuk diding dada secara mekanis dan teratur.
Lakukan selama 1 menit.
Jangan melakukan tepukan pada rongga dada, sternum dan area
tulang belakang.
Lanjutkan dengan vibrasi.

4. Vibrasi
Anjurkan untuk nafas dalam, lalu vibrasi dinding dada pada saat
mengeluarkan nafas secara perlahan-lahan.
Letakkan satu tangan diatas tangan yang lain atau tangan yang lain
disamping tangan yang satunya pada area yang akan divibrasi.
Berikan tekanan dan getaran tangan.
Jangan memberika tekanan saat menarik nafas.

5. Batuk Efektif.
Atur posisi tegak dan nyaman.
Bimbing individu untuk bernafas dalam dengan penfasan
diafragma, tahan sebentr dan hembuskan melalui mulut. (Ulangi 3 kali)
Pada hitungan yng ketiga, pengeluaran udara dengan membtukkan
sekuat tenaga.

6. Istirahat beberapa menit.


7. Ulangi rangkaian teknik tersebut sesuai toleransi.
8. Cuci tangan.
Asuhan Keperawatan Gerontik
Pada Tn. H dengan Asma

Di RT 01 / IV Lingkungan Sidorejo, Kelurahan Bendogerit, Kota Blitar

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik


Semester IV

Oleh:
Arif Wicaksono (0201300002)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BLITAR


POLITEKNIK KESEHATAN MALANG

AGUSTUS 2004

Anda mungkin juga menyukai