dr.Fitri Layungsari
Direktur
PENGERTIAN Kegiatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai kebutuhan dan harapan
pasien dan keluarga pasien mencakup pelayanan medis, penunjang medis dan
keperawatan
TUJUAN Sebagai pedoman untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga pasien
KEBIJAKAN
REFERENSI Panduan praktek klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer tahun 2013
PROSEDUR 1. Pengumpulan data dengan cara alloanamnesa dan heteroanamnesa
email:kliniksima@gmail.com
NO JABATAN STANDAR
1 Dokter Umum 1. S1 Kedokteran Umum
2. Telah mengikuti pelatihan – pelatihan
3. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan umum
4. Sudah memenuhi standar kompetensi
2 Perawat 1. DIII Perawat
2. Telah mengikuti pelatihan – pelatihan
3. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan umum
4. Sudah memenuhi standar kompetensi
Mengetahui,
Kepala Klinik sima Husada
email:kliniksima@gmail.com
STANDAR KOMPETENSI PETUGAS
UNIT KIA - KB
NO JABATAN STANDAR
1 Dokter Umum 1. S1 Kedokteran Umum
2. Telah mengikuti pelatihan – pelatihan
3. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan
4. Sudah memenuhi standar kompetensi
2 Bidan 1. DIII Kebidanan
2. Telah mengikuti pelatihan – pelatihan
3. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak
4. Sudah memenuhi standar kompetensi
Mengetahui,
Kepala Klinik sima Husada
email:kliniksima@gmail.com
NO JABATAN STANDAR
1 Pengelola RM 1. D III Rekam Medik
2. Mampu mengoperasikan computer
3. Mampu melaksanakan pengelolaan dan tata laksana CM
4. Sudah memenuhi standar kompetensi
2 Pelaksana RM RI 1. DIII Keperawatan
2. Mampu mengoperasikan komputer
3. Menguasai tata laksana CM RI
3 Administrasi Loket 1. SMA
2. Menguasai tata laksana CM
Mengetahui,
Kepala Klinik sima Husada
email:kliniksima@gmail.com
NO JABATAN STANDAR
1 Dokter Gigi 1. S1 Kedokteran Gigi
2. Telah mengikuti pelatihan – pelatihan
3. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
4. Sudah memenuhi standar kompetensi
2 Perawat Gigi 1. SPRG
2. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
Mengetahui,
Kepala Klinik sima Husada
email:kliniksima@gmail.com
NO JABATAN STANDAR
1 Apoteker 1. S1 Farmasi + Apoteker
2. Mampu melaksanakan pelayanan kefarmasian
3. Mampu mengoperasikan computer
Mengetahui,
Kepala Klinik sima Husada
email:kliniksima@gmail.com
NO JABATAN STANDAR
1 Pelaksana Laborat 1. DIII Analis Kesehatan
2. Telah mengikuti pelatihan – pelatihan
3. Mampu melaksanakan pemeriksaan specimen
4. Mampu mengoperasikan computer
2 Pembantu Pelaksana 1. SMA
2. Telah mengikuti pelatihan – pelatihan
Laborat
3. Mampu melaksanakan pemeriksaan specimen
Mengetahui,
Kepala Klinik sima Husada
email:kliniksima@gmail.com
NO JABATAN STANDAR
1 Pelaksana Tata Usaha 1. SMA
2. Mampu mengoperasikan komputer
3. Mampu melaksanakan kegiatan ketatausahaan
2 Pelaksana 1. SMA
2. Mampu mengoperasikan computer
Kepegawaian 3. Mampu melaksanakan urusan kepegawaian
3 Bendahara 1. SMA
2. Mampu mengoperasikan computer
Pengeluaran Pembantu
3. Mampu melaksanakan pengelolaan keuangan income
4 Bendahara Retribusi 1. SMA
2. Mampu mengoperasikan computer
3. Mampu melaksanakan pengelolaan keuangan retribusi
Klinik
5 Bendahara Barang 1. SMA
2. Mampu melaksanakan pengelolaan barang inventaris
Klinik
3. Mampu mengoperasikan computer
6 Petugas Kebersihan 1. SMP
2. Mampu melaksanakan kegiatan kebersihan di lingkungan
Klinik
Mengetahui,
Kepala Klinik sima Husada
dr.Fitri Layungsari
Direktur
Pengertian Prosedur Pelayanan Klinis merupakan pedoman pelayanan yang dipakai sebagai
dasar untuk melaksanakan layanan klinis.
Tujuan Prosedur ini sebagai pedoman dalam pelayanan klinis
Kebijakan SK Kepala Puskesmas No 188.4/UKP/VII/MAR/2015/01 tentang Penyusunan
Rencana Layanan Klinis dan Terpadu
SK Kepala Puskesmas No 188.4/UKP/VII/MAR/2015/06 tentang Layanan Klinis
yang Menjamin Kesinambungan Layanan
Referensi 1. Panduan pelayanan Medik, PB PAPDI hal 258-259, 2005
2. Kapita Selekta Kedokteran jilid I, hal 622-623, FKUI, 2001
3. Kedaruratan Medik, hal 295-300, Binarupa Aksara, 2000
4. UU RI no 36 th 2009 ps 5 tentang pelayanan, monitoring dan evaluasi pelayanan
kesehatan di Puskesmas
Prosedur Pelayanan Kesehatan Umum
Pelayanan KB
Pelayanan Kefarmasian
Pelayanan Laboratorium
1. Petugas menerima permintaan dari pasien langsung atau dari bagian terkait
2. Petugas melakukan pengambilan sampel dan pemeriksaan laboratorium
3. Petugas mencatat hasil dan melaporkannya kepada pasien dan/atau bagian
yang terkait
4. Petugas memberitahu pasien apabila ada pengulangan pemeriksaan laborat
Pelayanan Gizi
1. Petugas berkoordinasi dengan pihak terkait terhadap status gizi anak dan balita
di wilayah kerja Puskesmas
2. Petugas menerima rujukan dari unit terkait untuk konsultasi gizi
3. Petugas melakukan konsultasi sesuai status gizi pasien
4. Petugas memberitahu pasien apabila ada kasus konsultasi lanjutan
ASUHAN KEPERAWATAN
dr.Fitri Layungsari
Direktur
Pengertian Prosedur asuhan keperawatan adalah merupakan suatu tindakan kegiatan atau proses
dalam praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada pasien / klien untuk
memenuhi kebutuhan objektif klien, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang
dihadapinya. Asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan kaidah – kaidah
keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan.
Tujuan Sebagai pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan serta mewujudkan tujuan
asuhan keperawatan,yaitu :
1. Membantu individu untuk mandiri
2. Mengajak individu atau masyarakat berpartisipasi dalam bidang kesehatan
3. Membantu individu mengembangkan potensi untuk memelihara kesehatan secara
optimal agar tidak tergantung pada orang lain dalam memelihara kesehatannya
4. Membantu individu memperoleh derajat kesehatan yang optimal
Kebijakan SK Kapus No 188.4/UKP/VII/MAR/2015/06 tentang Layanan Klinis yang Menjamin
Kesinambungan Layanan
Referensi Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006
Doenges, Marilyn, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Bandung
Prosedur 1. Petugas melakukan pengkajian/mengumpulkan data secara lengkap
dan sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan
dan keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik, mental, sosial
maupun spiritual dapat ditentukan. Tahap ini mencakup tiga
kegiatan.
1.1. Pengumpulan data
1.2. Analisa data
1.3. Perumusan masalah
2. Petugas mendiagnosa penyakit pasien
3. Petugas membuat rencana asuhan keperawatan
4. Petugas mengimplementasikan rencana keperawatan
5. Petugas mendokumentasikan dalam format “DAR”
6. Petugas melakukan evaluasi
ASUHAN KEPERAWATAN
dr.Fitri Layungsari
Direktur
Pengertian Prosedur ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pelayanan medis
dan asuhan keperawatan
Tujuan Prosedur ini menjadi pedoman dalam pelayanan medis dan asuhan keperawatan
Kebijakan SK Kapus No.........tentang Jenis Pelayanan
Referensi Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006
Data yang lazim muncul adalah nyeri akut, oedem, kulit kemerahan, luka robek,
luka sayat, luka tusuk, luka gigit, luka bakar.
3) . Melakukan perawatan luka sesuai dengan kondisi luka pasien, jahit luka
bila perlu, tergantung kondisi luka
ASUHAN KEPERAWATAN
STANDAR No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1
PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh:
dr.Fitri Layungsari
Direktur
1.Pengertian Prosedur ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menangani syok
anafilaktik
2.Tujuan 1. Mengupayakan penanganan syok anafilaktik yang cepat dan tepat untuk
menyelamatkan jiwa pasien
2. Mencegah komplikasi akibat perfusi jaringan kurang ( gagal organ, distress
nafas dll)
3.Kebijakan
1. Semua pasien dengan syok anafilaktik utamakan Airway, Breathing, Circulation
(ABC)
2. Untuk semua tindakan yang beresiko syok anafilaktik harus siap dengan set
anafilaktik syok
4.Referensi 1. Panduan Pelayanan Medik, PB PAPDI hal 258-259, 2005
2. Bila terjadi henti nafas lakukan resusitasi pernafasan buatan dengan atau
tanpa O2 (perhatikan air way).
3. Bila terjadi henti jantung lakukan pijat jantung luar dengan cara:
4. Baringkan pasien di atas alas keras dan datar.
5. Satu penolong: 2x nafas buatan - 15x kompresi jantung.
6. Dua penolong: 1x nafas buatan – 5 x kompresi jantung.
7. Beri suntikan adrenalin 1: 1000 sebanyak 0,3 – 0,5 cc s.c/i.m pada lengan
atas atau paha.
10. Oksigen bila sesak, mengi, sianosis 3 – 5 L/menit dengan kanul nasal
11. Bila memungkinkan beri anti histamin oral.
12. Bila tekanan darah sistolik < 90 mmHg lakukan pemasangan cairan intra vena
dengan kristaloid (RL, NaCl).
13. Bila dengan tindakan di atas tidak membaik, rujuk ke RS.
ASUHAN KEPERAWATAN
dr.Fitri Layungsari
Direktur
1.Pengertian Protap ini mencakup manifestasi klinis benda asing di liang telinga, hidung dan
mata serta penatalaksanaan.
2.Tujuan Mampu mengeluarkan benda asing di hidung dan liang telinga bila pasien
kooperatif, benda asing terlihat/ mudah terjangkau. Benda asing di mata harus
dirujuk.
3.Kebijakan Benda asing di mata harus dirujuk agar tidak terjadi kerusakan pada bola mata.
4.Referensi Kapita Selekta Kedokteran, jilid 1, hal 92,116, FKUI, 2001
5.Alat dan bahan 1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Senter
4. Pinset
5. Pengait
6. 6. Prosedur 1. Benda asing di liang telinga
2. Manifestasi klinis:
3. Penatalaksanaan:
5. Manifestasi klinik:
6. Penatalaksanaan:
ASUHAN KEPERAWATAN
dr.Fitri Layungsari
Direktur
1.Pengertian Prosedur ini memuat bagaimana menentukan luas dan derajat luka bakar pada
dewasa dan anak-anak serta penatalaksanaannya.
2.Tujuan Dengan pengobatan yang cepat dan tepat, diharapkan pembentukan jaringan parut
minimal
3.Kebijakan
1. Semua pasien dengan luka bakar segera lakukan penilaian apakah ada sumbatan
jalan nafas
2. Penentuan luas dan derajat luka bakar yang tepat menentukan ketepatan
penatalaksanaannya
3.Referensi Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2, hal 365-370, 2000
4.Alat dan bahan 1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Infus Set dan cairan infus
4. Oksigen
1. Definisi
7. 6. Prosedur
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti
api, air panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi, juga oleh sebab kontak dengan
suhu rendah (frostbite).
Tiap tangan 9%, kepala 9%, badan depan dan belakang masing-masing 18%, tiap
kaki 18%, dengan total 99%
Penentuan derajat luka bakar untuk anak-anak:
4. 1. Area 2. Umur K
0 1 5 l
A = setengah bagian kepala 9½% 8½% 6½% a
B = setengah bagian tungkai atas 2¾% 3¼% 4 s
C = setengah bagian tungkai 2½% 2½% 2¾% if
bawah i
k
asi luka bakar
Berat/kritis bila:
a. Derajat 2 dengan luas lebih dari 25%
b. Derajat 3 dengan luas lebih dari 10%, atau terdapat di muka, kaki, tangan
c. Luka bakar disertai trauma jalan nafas atau jaringan lunak luas atau
fraktur
d. Luka bakar akibat listrik
Sedang bila:
e. Derajat 2 dengan luas 15 – 25%
f. Derajat 3 dengan luas kurang dari 10%, kecuali muka, kaki, tangan
Ringan bila:
g. Derajat 2 dengan luas kurang dari 15%
h. Derajat 3 kurang dari 2%
5. Luas luka bakar
Perhitungan luas luka bakar antara lain berdasarkan rule of nine dari
Wallace, yaitu:
a. Kepala dan ekstremitas : 9%
b. Ekstremitas atas: 2 x 9% (kiri dan kanan)
c. Paha dan betis-kaki : 4 x 9% (kiri dan kanan)
d. Dada, perut, punggung, bokong: 4 x 9%
e. Perineum dan genital: 1%
6. Rumus tersebut tidak digunakan pada anak dan bayi karena luas relatif
permukaan kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki jauh
lebih kecil.Dasar presentasi yang digunakan untuk anak adalah luas telapak
tangan = 1%.
7. Penatalaksanaan
ASUHAN KEPERAWATAN
dr.Fitri Layungsari
Direktur
Pengertian Prosedur ini memuat bagaimana menjahit luka pada luka terbuka serta
penatalaksanaannya.
Tujuan Sebagai panduan dalam menjahit luka
Kebijakan
Referensi
Alat dan bahan Steril : Bak Instrumen (gunting hecting, pinset anatomis, com solution kecil, duk
lubang, handscoen, kassa.
Non steril : Plester, verban role bila perlu, gunting plester, bengkok, lampu sorot
bila perlu