Anda di halaman 1dari 24

PENGKAJIAN AWAL KLINIS

STANDAR No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh:

dr.Fitri Layungsari
Direktur
PENGERTIAN Kegiatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai kebutuhan dan harapan
pasien dan keluarga pasien mencakup pelayanan medis, penunjang medis dan
keperawatan
TUJUAN Sebagai pedoman untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga pasien
KEBIJAKAN
REFERENSI Panduan praktek klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer tahun 2013
PROSEDUR 1. Pengumpulan data dengan cara alloanamnesa dan heteroanamnesa

2. Pemeriksaan vital sign

3. Pemeriksaan fisik pasien

4. Pemeriksaan penunjang bila diperlukan

5. Dokumentasi hasil pengkajian dalam rekam medis

UNIT TERKAIT BP Umum, BP Gigi, KIA, , Pendaftaran, Laboratorium


KLINIK PRATAMA SIMA HUSADA
Jl.Trisula Desa Suruhwadang RT.4 RW.1 Kecamatan Kademangan
BLITAR 66161
No handphone: 081 217 146 550

email:kliniksima@gmail.com

STANDAR KOMPETENSI PETUGAS


UNIT PENGOBATAN UMUM

NO JABATAN STANDAR
1 Dokter Umum 1. S1 Kedokteran Umum
2. Telah mengikuti pelatihan – pelatihan
3. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan umum
4. Sudah memenuhi standar kompetensi
2 Perawat 1. DIII Perawat
2. Telah mengikuti pelatihan – pelatihan
3. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan umum
4. Sudah memenuhi standar kompetensi

Mengetahui,
Kepala Klinik sima Husada

dr. Fitri layung


SIP: 503/62/DU/409.104.5/X/2018

KLINIK PRATAMA SIMA HUSADA


Jl.Trisula Desa Suruhwadang RT.4 RW.1 Kecamatan Kademangan
BLITAR 66161
No handphone: 081 217 146 550

email:kliniksima@gmail.com
STANDAR KOMPETENSI PETUGAS

UNIT KIA - KB

NO JABATAN STANDAR
1 Dokter Umum 1. S1 Kedokteran Umum
2. Telah mengikuti pelatihan – pelatihan
3. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan
4. Sudah memenuhi standar kompetensi
2 Bidan 1. DIII Kebidanan
2. Telah mengikuti pelatihan – pelatihan
3. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak
4. Sudah memenuhi standar kompetensi

Mengetahui,
Kepala Klinik sima Husada

dr. Fitri layung


SIP: 503/62/DU/409.104.5/X/2018

KLINIK PRATAMA SIMA HUSADA


Jl.Trisula Desa Suruhwadang RT.4 RW.1 Kecamatan Kademangan
BLITAR 66161
No handphone: 081 217 146 550

email:kliniksima@gmail.com

STANDAR KOMPETENSI PETUGAS


REKAM MEDIK

NO JABATAN STANDAR
1 Pengelola RM 1. D III Rekam Medik
2. Mampu mengoperasikan computer
3. Mampu melaksanakan pengelolaan dan tata laksana CM
4. Sudah memenuhi standar kompetensi
2 Pelaksana RM RI 1. DIII Keperawatan
2. Mampu mengoperasikan komputer
3. Menguasai tata laksana CM RI
3 Administrasi Loket 1. SMA
2. Menguasai tata laksana CM

Mengetahui,
Kepala Klinik sima Husada

dr. Fitri layung


SIP: 503/62/DU/409.104.5/X/2018

KLINIK PRATAMA SIMA HUSADA


Jl.Trisula Desa Suruhwadang RT.4 RW.1 Kecamatan Kademangan
BLITAR 66161
No handphone: 081 217 146 550

email:kliniksima@gmail.com

STANDAR KOMPETENSI PETUGAS


PENGOBATAN GIGI

NO JABATAN STANDAR
1 Dokter Gigi 1. S1 Kedokteran Gigi
2. Telah mengikuti pelatihan – pelatihan
3. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
4. Sudah memenuhi standar kompetensi
2 Perawat Gigi 1. SPRG
2. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut

Mengetahui,
Kepala Klinik sima Husada

dr. Fitri layung


SIP: 503/62/DU/409.104.5/X/2018

KLINIK PRATAMA SIMA HUSADA


Jl.Trisula Desa Suruhwadang RT.4 RW.1 Kecamatan Kademangan
BLITAR 66161
No handphone: 081 217 146 550

email:kliniksima@gmail.com

STANDAR KOMPETENSI PETUGAS


KAMAR OBAT

NO JABATAN STANDAR
1 Apoteker 1. S1 Farmasi + Apoteker
2. Mampu melaksanakan pelayanan kefarmasian
3. Mampu mengoperasikan computer

Mengetahui,
Kepala Klinik sima Husada

dr. Fitri layung


SIP: 503/62/DU/409.104.5/X/2018

KLINIK PRATAMA SIMA HUSADA


Jl.Trisula Desa Suruhwadang RT.4 RW.1 Kecamatan Kademangan
BLITAR 66161
No handphone: 081 217 146 550

email:kliniksima@gmail.com

STANDAR KOMPETENSI PETUGAS


LABORATORIUM

NO JABATAN STANDAR
1 Pelaksana Laborat 1. DIII Analis Kesehatan
2. Telah mengikuti pelatihan – pelatihan
3. Mampu melaksanakan pemeriksaan specimen
4. Mampu mengoperasikan computer
2 Pembantu Pelaksana 1. SMA
2. Telah mengikuti pelatihan – pelatihan
Laborat
3. Mampu melaksanakan pemeriksaan specimen

Mengetahui,
Kepala Klinik sima Husada

dr. Fitri layung


SIP: 503/62/DU/409.104.5/X/2018

KLINIK PRATAMA SIMA HUSADA


Jl.Trisula Desa Suruhwadang RT.4 RW.1 Kecamatan Kademangan
BLITAR 66161
No handphone: 081 217 146 550

email:kliniksima@gmail.com

STANDAR KOMPETENSI PETUGAS


KETATAUSAHAAN

NO JABATAN STANDAR
1 Pelaksana Tata Usaha 1. SMA
2. Mampu mengoperasikan komputer
3. Mampu melaksanakan kegiatan ketatausahaan
2 Pelaksana 1. SMA
2. Mampu mengoperasikan computer
Kepegawaian 3. Mampu melaksanakan urusan kepegawaian
3 Bendahara 1. SMA
2. Mampu mengoperasikan computer
Pengeluaran Pembantu
3. Mampu melaksanakan pengelolaan keuangan income
4 Bendahara Retribusi 1. SMA
2. Mampu mengoperasikan computer
3. Mampu melaksanakan pengelolaan keuangan retribusi
Klinik
5 Bendahara Barang 1. SMA
2. Mampu melaksanakan pengelolaan barang inventaris
Klinik
3. Mampu mengoperasikan computer
6 Petugas Kebersihan 1. SMP
2. Mampu melaksanakan kegiatan kebersihan di lingkungan

Klinik

Mengetahui,
Kepala Klinik sima Husada

dr. Fitri layung


SIP: 503/62/DU/409.104.5/X/2018
PELAYANAN MEDIS

STANDAR No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh:

dr.Fitri Layungsari
Direktur

Pengertian Prosedur Pelayanan Klinis merupakan pedoman pelayanan yang dipakai sebagai
dasar untuk melaksanakan layanan klinis.
Tujuan Prosedur ini sebagai pedoman dalam pelayanan klinis
Kebijakan SK Kepala Puskesmas No 188.4/UKP/VII/MAR/2015/01 tentang Penyusunan
Rencana Layanan Klinis dan Terpadu
SK Kepala Puskesmas No 188.4/UKP/VII/MAR/2015/06 tentang Layanan Klinis
yang Menjamin Kesinambungan Layanan
Referensi 1. Panduan pelayanan Medik, PB PAPDI hal 258-259, 2005
2. Kapita Selekta Kedokteran jilid I, hal 622-623, FKUI, 2001
3. Kedaruratan Medik, hal 295-300, Binarupa Aksara, 2000
4. UU RI no 36 th 2009 ps 5 tentang pelayanan, monitoring dan evaluasi pelayanan
kesehatan di Puskesmas
Prosedur Pelayanan Kesehatan Umum

1. Petugas melakukan anamnesa, tentang keluhan pasien.


2. Petugas memeriksa Vital Sign
3. Petugas memeriksa fisik meliputi: Inspeksi, Palpasi, Perkusi dan Auskultasi
dilakukan sesuai dengan keluhan pasien.
4. Petugas memeriksa penunjang bila diperlukan.
5. Petugas menentukan diagnosis ( assessment) tentang kondisi pasien
6. Petugas memberikan resep obat jika bisa ditangani di Puskesmas
7. Petugas melakukan intervensi atau tindakan yang diperlukan jika mampu
dilakukan Puskesmas
8. Petugas merujuk ke dokter spesialis atau Rumah Sakit apabila kasusnya tidak
dapat ditangani di Puskesmas
9. Petugas memberitahu kepada pasien apabila ada pengulangan pemeriksaan
penunjang diagnosa, tindakan atau pemberian obat

Pelayanan Kesehatan Gigi

1. Petugas melakukan anamnesa


2. Petugas memeriksa Vital Sign
3. Petugas memeriksa Gigi dan Mulut
4. Petugas melakukan Assessment atau penilaian diagnosis dari keluhan pasien
5. Petugas melakukan tindakan atau intervensi yang bisa dilakukan di Puskesmas
6. Petugas memberikan resep obat yang dibutuhkan
7. Petugas merujuk pasien ke dokter spesialis atau RS apabila kasusnya tidak
dapat ditangani di Puskesmas
8. Petugas memberitahu kepada pasien apabila ada pengulangan pemeriksaan
penunjang diagnosa, tindakan atau pemberian obat

Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

1. Petugas melakukan anamnesa


2. Petugas memeriksa Kebidanan dan Imunisasi
3. Petugas melakukan assessment
4. Petugas melakukan tindakan atau intervensi yang bisa dilakukan di Puskesmas
5. Petugas memberikan resep obat yang dibutuhkan
6. Petugas merujuk pasien ke dokter spesialis atau RS untuk kasus yang tidak
dapat ditangani.
7. Petugas memberitahu kepada pasien apabila ada pengulangan pemeriksaan
penunjang diagnosa, tindakan atau pemberian obat

Pelayanan KB

1. Petugas melakukan anamnesa


2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
3. Petugas melakukan kolaborasi apabila diperlukan
4. Petugas memberikan informed choice untuk diisi bagi pasien baru
5. Petugas memberikan informed concent untuk pasien lama
6. Petugas melakukan tindakan KB
7. Petugas memberitahu kepada pasien apabila ada pengulangan pemeriksaan
penunjang diagnosa, tindakan atau pemberian obat

Pelayanan Kefarmasian

1. Petugas menerima resep dari poliklinik yang terkait


2. Petugas memberikan obat sesuai resep yang tercantum
3. Petugas menjelaskan etiket penggunaan obat kepada pasien
4. Petugas menjelaskan efek samping obat kepada pasien
5. Petugas melakukan konsultasi kepada pihak terkait bilamana didapatkan
penulisan resep yang rancu atau obat tidak tersedia
6. Petugas memberitahu pasien apabila ada pengulangan pemberian obat

Pelayanan Laboratorium

1. Petugas menerima permintaan dari pasien langsung atau dari bagian terkait
2. Petugas melakukan pengambilan sampel dan pemeriksaan laboratorium
3. Petugas mencatat hasil dan melaporkannya kepada pasien dan/atau bagian
yang terkait
4. Petugas memberitahu pasien apabila ada pengulangan pemeriksaan laborat

Pelayanan Gizi

1. Petugas berkoordinasi dengan pihak terkait terhadap status gizi anak dan balita
di wilayah kerja Puskesmas
2. Petugas menerima rujukan dari unit terkait untuk konsultasi gizi
3. Petugas melakukan konsultasi sesuai status gizi pasien
4. Petugas memberitahu pasien apabila ada kasus konsultasi lanjutan
ASUHAN KEPERAWATAN

STANDAR No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh:

dr.Fitri Layungsari
Direktur

Pengertian Prosedur asuhan keperawatan adalah merupakan suatu tindakan kegiatan atau proses
dalam praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada pasien / klien untuk
memenuhi kebutuhan objektif klien, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang
dihadapinya. Asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan kaidah – kaidah
keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan.
Tujuan Sebagai pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan serta mewujudkan tujuan
asuhan keperawatan,yaitu :
1. Membantu individu untuk mandiri
2. Mengajak individu atau masyarakat berpartisipasi dalam bidang kesehatan
3. Membantu individu mengembangkan potensi untuk memelihara kesehatan secara
optimal agar tidak tergantung pada orang lain dalam memelihara kesehatannya
4. Membantu individu memperoleh derajat kesehatan yang optimal
Kebijakan SK Kapus No 188.4/UKP/VII/MAR/2015/06 tentang Layanan Klinis yang Menjamin
Kesinambungan Layanan
Referensi Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006
Doenges, Marilyn, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Bandung
Prosedur 1. Petugas melakukan pengkajian/mengumpulkan data secara lengkap
dan sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan
dan keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik, mental, sosial
maupun spiritual dapat ditentukan. Tahap ini mencakup tiga
kegiatan.
1.1. Pengumpulan data
1.2. Analisa data
1.3. Perumusan masalah
2. Petugas mendiagnosa penyakit pasien
3. Petugas membuat rencana asuhan keperawatan
4. Petugas mengimplementasikan rencana keperawatan
5. Petugas mendokumentasikan dalam format “DAR”
6. Petugas melakukan evaluasi
ASUHAN KEPERAWATAN

STANDAR No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh:

dr.Fitri Layungsari
Direktur

Pengertian Prosedur ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pelayanan medis
dan asuhan keperawatan
Tujuan Prosedur ini menjadi pedoman dalam pelayanan medis dan asuhan keperawatan
Kebijakan SK Kapus No.........tentang Jenis Pelayanan
Referensi Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006

Doenges, Marilyn, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Bandung


Prosedur 1. Pengkajian Data Fokus (D : Data)

Data yang lazim muncul adalah nyeri akut, oedem, kulit kemerahan, luka robek,
luka sayat, luka tusuk, luka gigit, luka bakar.

2. Menentukan Diagnosa Keperawatan

Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul :

 Nyeri Akut (12.1.1)

 Kerusakan Integritas Jaringan (11.2.8)

 Kerusakan Integritas Jaringan Kulit (11.2.6)

 Risiko Infeksi (11.1.1)

 Kerusakan Mobilitas Fisik (4.2.2)

 Intoleransi Aktivitas (4.4.4)

 Gangguan Citra Tubuh (6.3.1)

 Kurang Pengetahuan (5.4.1)


3. Melaksanakan Tindakan Keperawatan (A : Action)

1) . Mengkaji kondisi luka, tingkat perdarahan, tingkat kontaminasi luka,


tingkat nyeri, dan kemampuan gerak

2) . Mengukur vital sign

3) . Melakukan perawatan luka sesuai dengan kondisi luka pasien, jahit luka
bila perlu, tergantung kondisi luka

4) . Mengkaji tingkat kemampuan klien tentang perawatan luka

5) . Menganjurkan untuk meminimalkan gerakan pada daerah yang sakit

6) . Menganjurkan untuk menjaga kebersihan luka dan tidak basah selama di


rumah

4. Melakukan evaluasi pasien ( R : respon)

 Perawatan luka tergantung kondisi luka

 Pasien mengerti tentang pentingnya menjaga kebersihan luka

5. Mendokumentasikan dalam format DAR

6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain / rujukan

ASUHAN KEPERAWATAN
STANDAR No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1
PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh:

dr.Fitri Layungsari
Direktur

1.Pengertian Prosedur ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menangani syok
anafilaktik
2.Tujuan 1. Mengupayakan penanganan syok anafilaktik yang cepat dan tepat untuk
menyelamatkan jiwa pasien
2. Mencegah komplikasi akibat perfusi jaringan kurang ( gagal organ, distress
nafas dll)
3.Kebijakan
1. Semua pasien dengan syok anafilaktik utamakan Airway, Breathing, Circulation
(ABC)
2. Untuk semua tindakan yang beresiko syok anafilaktik harus siap dengan set
anafilaktik syok
4.Referensi 1. Panduan Pelayanan Medik, PB PAPDI hal 258-259, 2005

2. Kapita Selekta Kedokteran jilid I, hal 622-623, FKUI, 2001

3. Kedaruratan Medik, hal 295-300, Binarupa Aksara, 2000


5.Alat dan bahan 1. Adrenalin/ Epinefrin
2. Tensimeter
3. Stetoskop
4. Infus set dan cairan infus O2
6.Prosedur 1. Segera evaluasi jalan nafas, jantung dan respirasi

2. Bila terjadi henti nafas lakukan resusitasi pernafasan buatan dengan atau
tanpa O2 (perhatikan air way).

3. Bila terjadi henti jantung lakukan pijat jantung luar dengan cara:
4. Baringkan pasien di atas alas keras dan datar.
5. Satu penolong: 2x nafas buatan - 15x kompresi jantung.
6. Dua penolong: 1x nafas buatan – 5 x kompresi jantung.

7. Beri suntikan adrenalin 1: 1000 sebanyak 0,3 – 0,5 cc s.c/i.m pada lengan
atas atau paha.

8. Bila renjatan anafilaktik karena sengatan serangga beri suntikan adrenalin


kedua 0,1 – 0,3 cc pada tempat sengatan kecuali bila sengatan di kepala,
leher , tangan, dan kaki.

9. Pasang tournikuet proksimal dari suntikan atau sengatan serangga (bila


memungkinkan) dilonggarkan 1 – 2 menit setiap 10 menit.

10. Oksigen bila sesak, mengi, sianosis 3 – 5 L/menit dengan kanul nasal
11. Bila memungkinkan beri anti histamin oral.
12. Bila tekanan darah sistolik < 90 mmHg lakukan pemasangan cairan intra vena
dengan kristaloid (RL, NaCl).
13. Bila dengan tindakan di atas tidak membaik, rujuk ke RS.

ASUHAN KEPERAWATAN

STANDAR No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh:

dr.Fitri Layungsari
Direktur

1.Pengertian Protap ini mencakup manifestasi klinis benda asing di liang telinga, hidung dan
mata serta penatalaksanaan.
2.Tujuan Mampu mengeluarkan benda asing di hidung dan liang telinga bila pasien
kooperatif, benda asing terlihat/ mudah terjangkau. Benda asing di mata harus
dirujuk.
3.Kebijakan Benda asing di mata harus dirujuk agar tidak terjadi kerusakan pada bola mata.
4.Referensi Kapita Selekta Kedokteran, jilid 1, hal 92,116, FKUI, 2001
5.Alat dan bahan 1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Senter
4. Pinset
5. Pengait
6. 6. Prosedur 1. Benda asing di liang telinga

2. Manifestasi klinis:

a. Rasa tidak enak di telinga, tersumbat dan pendengaran terganggu.


b. Pada inspeksi telinga akan tampak benda asing.

3. Penatalaksanaan:

a. Usaha pengeluaran harus dengan hati-hati. Biasanya dijepit dengan


pinset dan ditarik keluar.
b. Bila benda asing adalah serangga yang masih hidup harus dimatikan lebih
dulu dengan meneteskan minyak atau alkohol baru kemudian dikeluarkan.
c. Bila pasien tidak kooperatif atau anak-anak rujuk ke rumah sakit atau ahli
THT.

4. Benda asing di hidung

5. Manifestasi klinik:

a. Pada inspeksi tampak benda asing dalam kavum nasi.


b. Kadang disertai rasa nyeri, demam, epistaksis, bersin, tersumbat sekret
mukopurulen dan atau berbau busuk.

6. Penatalaksanaan:

a. Benda asing dengan permukaan kasar dapat dikeluarkan memakai


forcep.
b. Benda asing yang bulat dan licin dipergunakan pengait yang ujungnya
tumpul.
c. Pemberian antibiotik sistemik selama 5 – 7 hari hanya bila ada infeksi
hidung dan sinus.
d. Tidak dianjurkan mendorong ke nasofaring dengan tujuan agar masuk ke
mulut karena dapat terus masuk ke laring dan saluran nafas nafas,
sehingga timbul sesak nafas dan kegawatan.
e. Bila pasien tidak kooperatif dan alat tidak memadai, rujuk ke rumah sakit
atau ahli THT.

7. Benda asing di mata


8. Semua pasien dengan benda asing di mata dirujuk ke rumah sakit atau
spesialis mata.

ASUHAN KEPERAWATAN

STANDAR No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh:

dr.Fitri Layungsari
Direktur

1.Pengertian Prosedur ini memuat bagaimana menentukan luas dan derajat luka bakar pada
dewasa dan anak-anak serta penatalaksanaannya.
2.Tujuan Dengan pengobatan yang cepat dan tepat, diharapkan pembentukan jaringan parut
minimal
3.Kebijakan
1. Semua pasien dengan luka bakar segera lakukan penilaian apakah ada sumbatan
jalan nafas
2. Penentuan luas dan derajat luka bakar yang tepat menentukan ketepatan
penatalaksanaannya
3.Referensi Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2, hal 365-370, 2000
4.Alat dan bahan 1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Infus Set dan cairan infus
4. Oksigen
1. Definisi
7. 6. Prosedur
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti
api, air panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi, juga oleh sebab kontak dengan
suhu rendah (frostbite).

2. Kedalaman luka bakar

 Derajat 1 (luka bakar superfisialis). Hanya terbatas pada lapisan epidermis.


Ditandai dengan kemerahan yang biasanya akan sembuh tanpa jaringan
parut dalam waktu 5-7 hari
 Derajat 2 (luka bakar dermis). Mencapai kedalamam dermis tetapi masih
ada elemen epitel yang tersisa. Biasanya sembuh sendiri dalam 10-21 hari.
 Derajat 3. Meliputi seluruh kedalaman kulit, mungkin subkutis atau jaringan
yang lebih dalam, tidak ada lagi epitel yang hidup.

3. Penentuan derajat luka bakar untuk dewasa: rule of nine.

Tiap tangan 9%, kepala 9%, badan depan dan belakang masing-masing 18%, tiap
kaki 18%, dengan total 99%
Penentuan derajat luka bakar untuk anak-anak:

4. 1. Area 2. Umur K
0 1 5 l
A = setengah bagian kepala 9½% 8½% 6½% a
B = setengah bagian tungkai atas 2¾% 3¼% 4 s
C = setengah bagian tungkai 2½% 2½% 2¾% if
bawah i
k
asi luka bakar
 Berat/kritis bila:
a. Derajat 2 dengan luas lebih dari 25%
b. Derajat 3 dengan luas lebih dari 10%, atau terdapat di muka, kaki, tangan
c. Luka bakar disertai trauma jalan nafas atau jaringan lunak luas atau
fraktur
d. Luka bakar akibat listrik
 Sedang bila:
e. Derajat 2 dengan luas 15 – 25%
f. Derajat 3 dengan luas kurang dari 10%, kecuali muka, kaki, tangan
 Ringan bila:
g. Derajat 2 dengan luas kurang dari 15%
h. Derajat 3 kurang dari 2%
5. Luas luka bakar
 Perhitungan luas luka bakar antara lain berdasarkan rule of nine dari
Wallace, yaitu:
a. Kepala dan ekstremitas : 9%
b. Ekstremitas atas: 2 x 9% (kiri dan kanan)
c. Paha dan betis-kaki : 4 x 9% (kiri dan kanan)
d. Dada, perut, punggung, bokong: 4 x 9%
e. Perineum dan genital: 1%
6. Rumus tersebut tidak digunakan pada anak dan bayi karena luas relatif
permukaan kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki jauh
lebih kecil.Dasar presentasi yang digunakan untuk anak adalah luas telapak
tangan = 1%.
7. Penatalaksanaan

Prinsip penanganan adalah: penutupan lesi sesegera mungkin, pencegahan


infeksi, mengurangi rasa sakit, pencegahan trauma mekanik pada kulit yang vital
dan elemen didalamnya, dan pembatasan pembentukan jaringan parut.
Tindakan yang dilakukan:
 Perhatikan jalan nafas, bebaskan jalan nafas bila ada obstruksi, oksigen bila
perlu
 Terapi cairan diindikasikan pada luka bakar derajat 2 atau 3 dengan luas >
25% atau pasien tidak dapat minum.Selanjutnya pasien dapat dirujuk.
 Berikan analgetik.
 Lakukan pembersihan luka dengan larutan antiseptik betadin.
 Berikan antibiotik topikal, bioplasenton gel
 Balut luka dengan menggunakan kassa gulung kering dan steril
 Beri ATS 3000 unit pada orang dewasa dan separuhnya pada anak-anak
pada luka bakar yang kotor
Indikasi rawat inap:
 Penderita syok atau terancam syok bila luas luka bakar > 10% pada anak
atau >15% pada orang dewasa.
 Terancam edema laring akibat terhirupnya asap atau udara hangat
 Letak luka memungkinkan penderita terancam cacat berat, seperti pada
wajah, mata, tangan, kaki atau perineum.

ASUHAN KEPERAWATAN

STANDAR No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh:

dr.Fitri Layungsari
Direktur

Pengertian Prosedur ini memuat bagaimana menjahit luka pada luka terbuka serta
penatalaksanaannya.
Tujuan Sebagai panduan dalam menjahit luka
Kebijakan
Referensi
Alat dan bahan Steril : Bak Instrumen (gunting hecting, pinset anatomis, com solution kecil, duk
lubang, handscoen, kassa.

Non steril : Plester, verban role bila perlu, gunting plester, bengkok, lampu sorot
bila perlu

Prosedur 1. Mencuci tangan


2. Balutan lama dibuka dan dibuang ke tempatnya
3. Luka dibersihkan dengan kasa iodine, dilakukan satu arah dari dalam keluar
4. Simpul jahitan ditarik keatas dengan hati-hati memakai pinset chirurgis
sehingga benang ada ada di dalam kulit kelihatan. Benang ini digunting dan
ditarik, kemudian di buang ke bengkok.
5. Luka dioles kembali dengan kassa iodine
6. Luka ditutup dengan kassa steril dan diplester
7. Peralatan dibersihkan
8. Mencuci tangan
9. Mendokumentasikan dalam kartu rawat jalan/askep, dan register kunjungan

Anda mungkin juga menyukai