The Digestive
System
and
The Spleen
ANATOMI BMD- 2
BMSS
ANATOMI BMD- 3
BMSS
ANATOMI BMD- 4
BMSS
Dispepsia
• Kolelitiasis simtomatik
• Pankreatitis kronik
• Gangguan metabolic (uremia,
hiperkalsemia, gastroparesis DM)
• Keganasan (gaster, pancreas kolon)
• Insuvisiensi vaskula messenterikus
• Nyeri dinding perut
Dispepsia Fungsional
• Disfungi sensorik-motorik
gastroduodenum
• Gastroparesis idiopatik/hipomotilitas
antrom
• Distrit miagaster
• Hipersisnsitifitas gaster/duodenum
• Factor psikososial
• Gastritis Hpylori
• Idiopatik
• Manifestasi Klinis
• Klasifikasi klinis praktis, didasarkan
atas dasar keluhan/gejala yang
dominant, membagi dyspepsia menjadi
3 tipe :
•
• Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus
(ulcus-like dyspesia), dengan gejala :
– Nyeri epigastrium terlokalisasi.
– Nyeri hilang setelah makan atau pemberian
antacid.
– Nyeri saat lapar.
– Nyeri episodic
• Dispepsia dengan gejala seperti
dismotilitas (dysmotility-like
dyspepsia), dengan gejala :
– Mudah kenyang
– Perut cepat terasa penuh saat makan
– Mual
– Muntah
– Upper ubdominalbloating
– Rasa tak nyaman bertambah saat makan
• Dispepsia nonspesifik (tidak ada gejala
seperti kedua tipe diatas)
• Pembagian akut dan kronik berdasarkan
atas jangka waktu 3 bulan.
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan radiologi yaitu OMD
dengan kontras ganda, serologi,
helicobacter pylori, dan urea breath test
(belum tersedia di Indonesia).
Endoskopi merupakan pemriksaan baku
emas, selain sebagai diagnostik
sekaligus terapeutik. Pemeriksaan yang
dapat dilakukan dengan endoskopi
adalah :
• CLO (rapid urea test)
• Patologi anatomi (PA)
• Kultur mikroorganisme (MO jaringan)
• PCR (Polymerase Cain Reaction) hanya
dalam rangka penelitian.
Pengobatan
• Pengobatan dyspepsia mengenal
beberapa golongan obat, yaitu :
• Antasid 20-150 ml per hari
• Golongan obat ini mudah didapat dan
murah. Anatasid akan menetralisir
sekresi asam lambung, campuran yang
biasanya terdapat dalam antacid antara
lain Na bikarbonat, Al (OH)3, Mg
(OH)2, dan Mg trisilikat.
• Pemakaian obat ini sebaiknya jangan
diberikan terus menerus, sifatnya hanya
simtomatis, untuk mengurangi rasa
nyeri. Mg trisilikat dapat dipakai dalam
waktu lebih lama, juga berkhasiat
sebagai adsorben sehingga bersifat non
toxik, namun dalam dosis besar akan
menyebabkan diare karena terbentuk
senyawa MgCl2.
Antikolinergik