Anda di halaman 1dari 23

PERATURAN BARIS BERBARIL

 SEJARAH

Berbaris pertama kali dikenal pada jaman Kekaisaran Romawi pada


saat Kaisarnya Julius Caesar, dengan maksud agar pasukan yang
berada dibawah kekuasaannya mempunyai rasa tanggung jawab,
disiplin yang tinggi dengan melihat hasil lahir, yaitu Kerapihan,
kekompakan, Ketertiban dan Kesigapan. Pasukan Julius Caesar
sangatlah terkenal pada jamannya (baca sejarah romawi)

 PENGERTIAN

Baris berbaris adalah suatu wujud latihan fisik guna menanamkan


disiplin, patriotisme, tanggung jawab serta membentuk sikap lahir dan
bathin yang diarahkan pada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
Sikap lahir yang diperoleh :

Sikap lahir yang diperoleh : Sikap bathin yang diperoleh :


 Ketegaran  Ketenangan
 Ketangkasan  Ketaatan
 Kelincahan  Keikhlasan
 Kerapihan  Kesetiakawanan
 Ketertiban  Kebersamaan
 Kehidmatan  Persaudaraan
 Kekompakan  Keyakinan
 Keseragaman  Keberanian
 Kesigapan  Kekuatan
 Keindahan  Kesadaran

FILE : BUDI WINOTO : FBLT/ 002/PBB/BINLAT/BSI/VIII/2018


Page 1 of 23
 Ketanggapan  Konsentrasi
 Kewajaran tenaga  Kebiasaan
 Kesopanan  Berani berkorban
 Ketelitian  Persatuan

 INGAT !!! Pelatihan Inti PBB

1. Sikap dan Penampilan


2. Hentakan Kaki
3. Patah – patah
4. Rata – rata Air
5. Irama Langkah
6. Kewajaran Tenaga
7. Konsentrasi

 A. Maksud Dan Tujuan

Maksud dari PBB dibagi dua yaitu :


1) Maksud Umum adalah suatu latihan awal membela negara dan dapat
membedakan hak dan kewajiban
2) Maksud Khusus adalah menanamkan rasa disiplin, mempertebal rasa
semangat kebersamaan

 Tujuan dari PBB adalah :

Menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan,


disiplin sehingga dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan
kepentingan tugas diatas kepentingan individu, dan secara tak langsung
juga menanamkan rasa tanggung jawab. Menumbuhkan adalah
mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan untuk tugas pokok

FILE : BUDI WINOTO : FBLT/ 002/PBB/BINLAT/BSI/VIII/2018


Page 2 of 23
tersebut sampai dengan sempurna. Rasa persatuan adalah rasa senasib
sepenanggungan serta adanya ikatan batin yang sangat diperlukan
dalam menjalankan tugas. Disiplin adalah mengutamakan kepentingan
tugas diatas kepentingan individu yang hakikatnya tidak lain dari pada
keihklasan, penyisihan/menyisihkan pilihan hati sendiri.

 B. Aba - aba
 Pengertian

Suatu perintah yang di berikan oleh seorang Komandan kepada


pasukannya, untuk di laksanakan secara serentak atau berturut-turut.

 Macam aba-aba
 Aba-aba petunjuk

Di gunakan bila perlu untuk menegaskan maksud dari aba-aba


peringatan/pelaksanaan.

 Aba-aba peringatan

Inti perintah yang cukup jelas untuk dilaksanakan tanpa rugu-ragu.

 Aba-aba pelaksanaan

1) Ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba petunjuk /


peringatan dengan serentak atau berturut-turut.
2) Aba-aba pelaksanaan yang di pakai :

 a) GERAK

FILE : BUDI WINOTO : FBLT/ 002/PBB/BINLAT/BSI/VIII/2018


Page 3 of 23
Untuk gerak-gerakan tanpa meninggalkan tempat menggunakan kaki
atau anggota tubuh lain baik dalam berhenti maupun berjalan.

 b) JALAN

Untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan


tempat.
Catatan : Bila gerakan meninggalkan tempat itu tidak terbatas jaraknya,
maka di dahului dengan aba-aba peringatan ” maju ”.

 c) MULAI

Untuk pelaksanaan perintah yang harus di kerjakan berturut-turut.

C. Gerakan Perorangan Tanpa Senjata / Gerakan Dasar

a) Sikap Sempurna

 1. Aba –aba : ” Siap – GERAK ”

2. Pelaksanaan :

 Badan / tubuh berdiri tegap, kedua tumit rapat, kedua kaki


merupakan sudut 60o
 Lutut lurus, paha rapat, berat badan di kedua kaki.
 Perut di tari sedikit, dada di busungkan, pundak di tarik ke belakang
dantidakdinaikan.
 Lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari tangan
menggenggam tidak terpaksa, rapat di paha. bu jari segaris dengan
jahitan celana.
 Leher lurus, dagu di tarik, mulut di tutup, gigi rapat, mata lurus ke
depan,bernafas wajar.
FILE : BUDI WINOTO : FBLT/ 002/PBB/BINLAT/BSI/VIII/2018
Page 4 of 23
 b) Istirahat

1. Aba-aba : ” Istirahat Ditempat – GERAK ”

2. Pelaksanaan
a. Kaki kiri di pindahkan kesamping kiri, sepanjang telapak kaki(± 30 cm).
b. Kedua belah lengan dibawa ke belakang di bawah pinggang, punggung
tangan kanan di atas telapak tangan kiri, tangan kanan di kepalkan
dengan di lepaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan di
antara ibu jari dan telunjuk serta kedua lengangan di lemaskan.

c. Dapat bergerak.

c) Lencang Kanan / Kiri


1. Hanya dalam bentuk bersaf.
2. aba-aba : ” Lencang kana / kiri – GERAK ”
3. Pelaksanaan
a) Mengangkat tangan kanan / kiri ke samping, jari-jari tangan kanan / kiri
menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas.
b) Bersamaan dengan ini kepala di palingkan ke kanan / kiri, kecuali
penjuru kana / kiri.
c) Masing-masing meluruskan diri, hingga dapat melihat dada orang di
sebelah kanan / kiri-nya.
d) Jari-jari menyentuh bahu orang yang di sebelah kanan / kirinya.
Catatan :
1) Bila bersaf tiga, saf tengah belakang, kecuali penjuru, setelah
meluruskan ke depan, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan
tidak mengangkat tangan.
2) Penjuru saf tengah dan belakang, mengambil antara kedepan setelah
lurus menurunkan tangan.

FILE : BUDI WINOTO : FBLT/ 002/PBB/BINLAT/BSI/VIII/2018


Page 5 of 23
3) Pada aba-aba : ” Tegak GERAK ”, semua dengan serentak menurunkan
lengan dan memalingkan muka kembali ke depan.

d) Setengah Lencang Kanan / Kiri

1. Aba-aba : ” Setengah Lengan Lencang Kanan – GERAK ”


2. Pelaksanaan
a. Seperti pelaksanaan lencang kanan, tetapi tangan kanan / kiri di
pinggang ( bertolak pinggang ) dengan siku menyentuh lengan orang
yang berdiri di sebelahnya.
b. Pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang dan empat jari
lainnya rapat satu sama lain di sebelah depan.
c. Pada aba-aba ” Tegak Gerak ” = Seperti pada aba-aba lencang kanan.

e) Lencang Depan

1. Hanya dalam bentuk banjar.


2. Aba-aba : ” Lencang Depan - GERAK ”
3. Pelaksanaan :
a. Penjuru tetap sikap sempurna.
b. Nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat
tangan ke depan.
c. Lengan kanan lurus, tangan menggenggam, punggung tangan
menghadap ke atas, mengambil jarak atau satu lengan dan di tambah
dua kepal.
d. Pada aba-aba ”Tegak Gerak ”, semua dengan serentak menurunkan
tangan kembali ke sikap sempurna.

FILE : BUDI WINOTO : FBLT/ 002/PBB/BINLAT/BSI/VIII/2018


Page 6 of 23
f) Berhitung

1. Aba-aba : ”Hitung - MULAI ”


2. Pelaksanaan :
a. Jika bersaf,penjuru tetap melihat ke depan, saf depan memalingkan
muka ke kanan.
b. Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut mulai dari penjuru menyebut
nomor, sambil memalingkan muka ke depan.
c. Jika berbanjar, semua dalam keadaan sikap sempurna.
d. Pada aba-aba pelaksanaan, mulai penjuru kanan depan berturut-turut ke
belakang.
e. Penyebutan nomor di ucapkan penuh.

g) Perubahan Arah

1. Hadap kanan / kiri


a. Aba-aba : ” Hadap kanan / kiri - GERAK ”
b. Pelaksanaan :
1) Kaki kanan / kiri melintang di depan kaki kanan / kiri, lekuk kaki kanan /
kiri berada di ujung kaki kanan / kiri, berat badan berpindah ke kaki
kanan / kiri.
2) Tumit kaki kanan / kiri dengan badan di putar ke kanan 90o.
3) Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali seperti sikap sempurna.

2. Hadap serong kanan / kiri

a. Aba-aba : ” Hadap serong kanan / kiri - GERAK ”.


b. Pelaksanaan :
1) Kaki kanan / kiri di ajukan ke depan, sejajar dengan kaki kanan / kiri.
2) Berputar arah 45o ke kanan / kiri.
3) Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali ke kaki kanan / kiri.
FILE : BUDI WINOTO : FBLT/ 002/PBB/BINLAT/BSI/VIII/2018
Page 7 of 23
3. Balik kanan
a. Aba-aba : ” Balik kanan - GERAK ”
b. Pelaksanaan :
1) Kaki kiri di ajukan melintang ( lebih dalam dari hadap kanan ) di depan
kaki kanan.
2) Tumit kaki kanan beserta badan di putar ke kanan 180o.
3) Kaki kiri di rapatkan pada kaki kanan.

h) Membuka / Menutup Barisan

1. Buka barisan
a. Aba –aba : ” Buka Barisan - JALAN ”
b. Pelaksanaan :
Regu kanan dan kiri, masing-masing kembali membuat satu langkah ke
samping kanan / kiri, sedangkan regu tengah tetap.

i) Bubar

1. Aba-aba : ” Bubar jalan ”


2. Pelaksanaan :
a. Memalingkan muka ke arah komandan dan memberi hormat ( sesuai
PPM )
b. Setelah di balas, kembali bersikap sempurna, balik kanan,menghitung
dua hitungan dalam hati, mengayuhkan kaki kiri ke depan dengan
hentakan bersamaan dengan itu lengan kanan di ayun setinggi pundak
kemudian bubar.

j) Berhimpun

1. Aba-aba : ” Berkumpul - MULAI ”

FILE : BUDI WINOTO : FBLT/ 002/PBB/BINLAT/BSI/VIII/2018


Page 8 of 23
2. Pelaksanaan :
a.Semua anggota datang di depan Komandan dengan berdiri
bebas,dengan jarak tiga langkah
b. Bentuk mengikat, jumlah saf tidak mengikat.

k) Berkumpul

1. Berkumpul bersaf
a. Aba-aba : ” Bersaf kumpul - MULAI ”
b. Pelaksanan :
1) Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru,untuk berdiri kurang
lebih 4 langkah di depannya.
2) Anggota lainnya berdiri di samping kiri penjuru dan berturut-turut
meluruskan diri ( lencang kanan )
3) Penjuru melihat ke kiri, setelah lurus,memberi isyarat dengan perkataan
” Lurus ”
4) Pada isyarat ini semua anggota menurunkan tangan dan kembali
bersikap sempurna
5) Bila bersenjata, sebelum meluruskan, letakan senjata di pundak kiri
terlebih dahulu.
2. Berkumpul Berbanjar
a. Aba- aba : ” Berbanjar kumpul MULAI ”
b. Pelaksanaan :
1) Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru, untuk berdiri kurang lebih
4 langkah di depannya.
2) Anggota lainya berdiri di belakang penjuru dan berturut-turut meluruskan diri.
3) Anggota yang paling belakang, melihat ke depan setelah lurus memberi isyarat
dengan perkataan ” Lurus ”
4) Pada isyarat ini semua anggota menurunkan lengannya dan kembali ke sikap
sempurna.

FILE : BUDI WINOTO : FBLT/ 002/PBB/BINLAT/BSI/VIII/2018


Page 9 of 23
5) Bila bersenjata sebelum meluruskan, letakan senjata di pundak kiri terlebih
dahulu.

l) Meninggalkan Barisan

1. Bila pelatih memberikan perintah kepada anggota dalam barisan


a) Terlebih dahulu anggota tersebut di panggil keluar dari barisan
b) Perintah di berikan bila anggota telah berdiri dalam sikap sempurna.
c) Yang menerima perintah harus mengulangi perintah tersebut.
2. Bila anggota yang akan minta izin
a) Mengambil sikap sempurna dahulu
b) Mengangkat tangan kirinya ke atas ( tangan di buka jari-jari dirapatkan )
c) Menyampaikan maksudnya.
d) Setelah mendapat izin, ia keluar dari barisan tanpa menunggu anggota
lainnya.

E. Gerakan Berjalan Tanpa Senjata

a. Panjang, Tempo Dan Macam Langkah

1. Langkah dapat di bedakan sbb :

Macam Langkah Panjang


Tempo
a. Langkah biasa 70 cm
96 menit
b. Langkah tegap 70 cm
96 menit
c. Langkah perlahan 40 cm
30 menit

FILE : BUDI WINOTO : FBLT/ 002/PBB/BINLAT/BSI/VIII/2018


Page 10 of 23
d. Langkah ke samping 40 cm
70 menit
e. Langkah ke belakang 40 cm
70 menit
f. Langkah ke depan 60 cm
70 menit
g. Langkah di waktu lari 80 cm
165 menit

2. Panjang langkah di ukur dari tumit ke tumit

b. Maju Jalan

1. Dari sikap sempurna


a. Aba-aba : ” Maju Jalan ”
b. Pelakasanaan :
1) Kaki kiri di ayun ke depan, lutut lurus telapak kaki diangkat sejajar
dengan tanah setinggi 15 cm kemudian di hentakan ke tanah dengan
jarak setengah langkah, selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.
2) Langkah pertama di lakukan dengan melenggangkan lengan kanan
ke depan 90o lengan kiri 30o
3) Langkah-langkah selanjutnya lengan atas dan bawah di lenggangkan
ke depan 45o dan ke belakang 300
4) Dilarang keras berbicara, melihat ke kanan / kiri.

c. Langkah Biasa

1) Pada waktu berjalan kepala dan badan seperti sikap sempurna.


2) Waktu mengayunkan kaki ke depan, lutut di bengkokan sedikit ( kaki
tidak di seret ).
3) Di letakan sesuai dengan jarak yang di tentukan.
FILE : BUDI WINOTO : FBLT/ 002/PBB/BINLAT/BSI/VIII/2018
Page 11 of 23
4) Langkah kaki seperti jalan biasa.
5) Pertama tumit di letakan di tanah selanjutnya seluruh kaki.
6) Lengan berlenggang wajar, lurus ke depan dan belakang.
7) Jari-jari tangan menggenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu
jari menghadap ke atas.

d. Langkah Tegap

1. Dari sikap sempurna


a. Aba-aba : ” Langkah Tegap Maju JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1) Mulai berjalan dengan kaki kiri setengah langkah,selanjutnya seperti
jalan biasa dengan cara kaki di hentakan terus menerus.
2) Telapak kaki rapat / sejajar dengan tanah, lutut lurus, kaki tidak boleh
dianggat tinggi.
3) Bersamaan dengan langkah pertama, genggaman tangan di buka,
hingga jari-jari lurus dan rapat.
4) Lenggang tangan ke depan 900, ke belakang 300.

2. Dari Langkah Biasa

a. Aba-aba : ” Langkah Tegap JALAN ”


b. Pelaksanaan :

 Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah di tambah satu


langkah
 Perubahan tangan dari menggenggam ke terbuka di lakukan
bersamaan dengan hentakan kaki.

3. Kembali ke langkah biasa

FILE : BUDI WINOTO : FBLT/ 002/PBB/BINLAT/BSI/VIII/2018


Page 12 of 23
a. Aba-aba : ” Langkah Biasa JALAN ”
b. Pelaksanaan :

 Di berikan pada waktu kaki kiri / kanan jatuh di tanah di tambah


satu langkah
 Langkah pertama di hentakan,bersamaan dengan itu tangan
kembali menggenggam.

Catatan: Dalam keadaan berjalan, cukup menggunakan aba-aba peringatan :


Langkah tegap / biasa jalan pada perubahan langkah.

e. Langkah Perlahan

1. Untuk berkabung ( mengantar jenazah ) dalam upacara kemiliteran.


a. Aba-aba : ” Langkah perlahan maju JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1) Kaki kiri di langkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak tanah di
susul dengan kaki kanan di tarik ke depan dan di tahan sebentar di
sebelah mata kaki kiri, kemudian di lanjutkan di tapakan di depan kaki
kiri.
2) Tapak kaki pada saat melangkah ( menginjak tanah ) tidak di
hentikan.

2. Berhenti dari langkah perlahan


a. Aba-aba : ” Henti GERAK ”
b. Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu
langkah.

FILE : BUDI WINOTO : FBLT/ 002/PBB/BINLAT/BSI/VIII/2018


Page 13 of 23
Selanjutnya kaki kanan / kiri di rapatkan pada kaki kanan / kiri menurut
irama langkah biasa dan kembali sikap sempurna.

f. Langkah Kesamping / Kebelakang / Depan

1. Aba-aba..........Langkah ke samping/Kebelakang/Kedepan – JALAN


2. Pelaksanaan :
ü Kaki kanan / kiri di langkahkan ke samping / kekanan / kedepan
sepanjang / sesuai ketentuan.
ü Selanjutnya kaki kiri / kanan di rapatkan pada kaki kanan / kiri.
ü Badan tetap pada sikap sempurna, tangan tidak melenggang.
ü Hanya boleh dilakukan sebanyak – banyaknya 4 langkah.
ü Khusus untuk langkah ke depan, gerakan dilakukan dengan langkah
tegap.

g. Langkah di Waktu Lari

1. Dari sikap sempurna :


a. Aba-aba : ” Langkah Maju-JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1) Pada aba-aba peringatan, kedua tangan di kepalkan dengan lemas di
letakan di pinggang sebelah depan dengan punggung tangan
menghadap ke luar, kedua siku sedikit ke belakang.
2) Pada aba-aba pelaksanaan, di mulai lari dengan menghentakan kaki
setengah langkah dan selanjutnya lari menurut panjang langkah.

2. Dari Langkah Biasa :

a. Aba-aba : ” Lari – JALAN ”


b. Pelaksanaan :
FILE : BUDI WINOTO : FBLT/ 002/PBB/BINLAT/BSI/VIII/2018
Page 14 of 23
1) Pada aba-aba peringatan, sama dengan di atas.
2) Pada aba-aba pelaksanaan, di berikan pada kaki kanan / kiri jatuh
di tanah di tambah satu langkah.

3. Kembali ke langkah Biasa :

a. Aba-aba : ” Langkah biasa – JALAN ”


b. Pelaksanaan :
Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah di tambah tiga lankah
kemudian berjalan biasa, di mulai dengan kaki kiri di hentakan,
bersamaan dengan itu kedua lengan di lenggangakan.

4. Berhenti dari berlari

a. Aba-aba : ” Henti – GERAK ”


b. Pelaksanaan :
Di berikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah tiga
Langkah, selanjutnya kaki di rapatkan, kedua di turunkan, kembali
bersikap sempurna.

h. Ganti Langkah

1. Aba-aba : ” Ganti Langkah JALAN ”


2. Pelaksanaan :
a) Gerakan dapat di lakukan pada waktu langkah biasa / tegap.
b) Di berikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu
langkah.
c) Ujung kaki kanan / kiri yang sedang di belakang di rapatkan dengan
tumit kaki sebelahnya.

FILE : BUDI WINOTO : FBLT/ 002/PBB/BINLAT/BSI/VIII/2018


Page 15 of 23
d) Bersamaan dengan itu lenggang tangan di hentikan tanpa di rapatkan di
paha.
e) Selanjutnya di sesuaikan dengan langkah baru.
f) Gerakan ini di lakukan dalam satu hitungan.

i. Jalan di Tempat

1. Dari sikap sempurna :

a. Aba-aba : ” Jalan ditempat – GERAK ”

b. Pelaksanaan :

 Di mulai dengan kaki kiri, lutut berganti – ganti diangkat hingga paha
rata-rata.
 Ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah sesuai langkah biasa.
 Badan tegak, pandangan lurus ke depan dan lengan di rapatkan
pada badan (tidak melenggang)

2. Dari Langkah Biasa :

a. Aba-aba : ” Jalan di tempat – Gerak ”


b. Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu
langkah kemudian jalan di tempat.

3. Dari Jalan di Tempat ke Langkah Biasa :

a. Aba-aba ; ” Maju – JALAN ”


b. Pelaksanaan :

FILE : BUDI WINOTO : FBLT/ 002/PBB/BINLAT/BSI/VIII/2018


Page 16 of 23
Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah
dan mulai berjalan dengan menghentakan kaki kiri setengah langkah ke
depan.

4. Dari Jalan di Tempat ke Berhenti :

a. Aba-aba : ” Henti – GERAK ”


b. Pelaksanaan :
Di berikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu
langkah, selanjutnya kaki kanan / kiri di rapatkan.

J. Berhenti

a. Aba-aba : ” Henti GERAK ”

b. Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah di tambah satu
langkah, selanjutnya kaki kanan / kiri dirapatkan.

k. Hormat Kanan / Kiri

1. Gerakan Hormat kanan / kiri

a. Aba-aba hormat kanan kiri – GERAK ”

b. Pelaksanaan :
1) Gerakan dilakukan pada waktu langkah tegap.
2) Di berikan pada waktu kaki kanan jatuh di tanah di tambah satu langkah
3) langkah berikutnya di hentakan.
4) Bersamaan dengan itu tangan kanan diangkat ke arah pelipis ( PPM )
kepala di palingkan dan pandangan mata di arahkan kepada yang di beri
hormat sampai 450 hingga ada aba-aba ”Tegak gerak ”

FILE : BUDI WINOTO : FBLT/ 002/PBB/BINLAT/BSI/VIII/2018


Page 17 of 23
5) Penjuru kanan / kiri tetap melihat kedepan untuk memelihara arah.
6) Lengan kiri tidak melenggang, rapat pada badan, pada waktu
menyampaikan penghormatan.

2. Gerakan Selesai Menghormat :

a. Aba-aba : ” Tegak - GERAK ”


b. Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kanan jatuh di tanah, ditambah satu langkah,
langkah berikutnya di hentakan.
Bersamaan dengan itu lengan kanan maupun kiri kembali melenggang,
pandangan kembali kedepan.

l. Perubahan Arah Dari Berhenti ke Berjalan

1. Ke Hadap Kanan / Kiri Maju Jalan :

a. Aba-aba : ” Hadap Kanan / Kiri ” Maju - JALAN ”

b. Pelaksanaan :
1) Membuat gerakan hadap kanan / kiri.
2) Pada hitungan ke tiga kaki kanan / kiri tidak dirapatkan tetapi
dilangkahkan seperti gerakan maju jalan.

2. Ke Hadap Serong Kanan / Kiri Maju Jalan

a. aba-aba : ” Hadap Serong kanan / kiri – JALAN ”


b. Pelaksanaan :
1.Membuat gerakan hadap serong kanan / kiri
2.Gerakan selanjutnya sama seperti diatas

3. Balik Kanan Maju Jalan


FILE : BUDI WINOTO : FBLT/ 002/PBB/BINLAT/BSI/VIII/2018
Page 18 of 23
a. Aba-aba : ” Balik Kanan maju – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1. Membuat gerakan balik Kanan
2. Gerakan selanjutnya sama seperti di atas.

4. Ke Belok Kanan / Kiri Maju Jalan :

a. Aba-aba : ” Belok kanan / kiri maju - JALAN ”


b. Pelaksanaan :
1. Penjuru merubah arah 900 ke kanan / kiri dan mulai berjalan ke arah
tertentu.
2. Anggota lainnya mengikuti.

j. Perubahan Arah Dari Berjalan ke Berjalan

1. Ke Hadap Kanan / Kiri Maju Jalan.


2. Ke Hadap Serong Kanan / Kiri Maju Jalan.
3. Ke Balik kanan maju jalan.
a.Aba-aba disesuaikan
b.Pelaksanaan :
ü Aba-aba pelaksanaan jatuh pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di
tambah satu langkah.
ü Melakukan gerakan-gerakan hadap kanan / kiri hadap serong kanan /
kiri, balik kanan / kiri.
ü Gerakan selanjutnya, pada hitungan ke tiga kaki kanan / kiri tidak
dirapatkan, tetapi dilangkahkan.

4.Ke Belok Kanan / Kiri

FILE : BUDI WINOTO : FBLT/ 002/PBB/BINLAT/BSI/VIII/2018


Page 19 of 23
a. Aba-aba : ” Belok kanan / Kiri – JALAN ”

b. Pelaksanaan :
ü Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, ditambah satu langkah.
ü Penjuru depan merubah arah 900 ke kanan / kiri dan mulai jalan ke arah
yang baru.
ü Anggota lainnya mengikuti.
Catatan :
1. a. Aba-aba : ” Dua kali belok kanan / kiri – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
ü Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
ü Setelah dua langkah berjalan, kemudian melakukan gerakan belok kanan
/ kiri – jalan.
2. a. Aba-aba : ” Tiap-tiap banjar dua kali belok kanan
/ kiri - JALAN”
b. Pelaksanaan :
ü Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
ü Setelah dua langkah berjalan, tiap-tiap banjar melakukan belok kanan /
kiri, pada tempat dimana aba- aba di berikan.
ü Perubahan arah 1800.

k. Perubahan Arah Dari Berjalan ke Berhenti

1. Ke hadap kanan / kiri berhenti


2. Ke hadap serong kanan / kiri berhenti
3. Ke balik kanan berhenti
a. Aba-aba + Hadap kanan / kiri – henti GERAK
+ Hadap serong kanan / kiri henti GERAK
+ Balik kanan henti – GERAK

FILE : BUDI WINOTO : FBLT/ 002/PBB/BINLAT/BSI/VIII/2018


Page 20 of 23
b. Pelaksanaan :

ü Aba-aba pelaksanaan jatuh pada kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di


tambah satu tanah.
ü Melakukan hadap kanan / kiri, hadap serong kanan / kiri, balik kanan.
ü Pada hitungan ketiga, kaki kanan / kiri di rapatkan,kembali ke sikap
sempurna.

l. Haluan Kanan / Kiri

Gerakan ini hanya dalam bentuk bersaf, guna merubah arah tanpa
merubah bentuk.
1. Berhenti ke Berhenti

a. Aba-aba : ” Halauan Kanan / kiri – JALAN ”

b. Pelaksanaan :
ü Pada aba-aba pelaksanaan, penjuru kanan / kiri jalan di tempat,dengan
merubah arah secara perlahan-lahan sampai 900.
ü Bersamaan dengan ini saf mulai maju, sambil meluruskan safnya, hingga
merubah arah 900, kemudian berjalan di tempat.
ü Setelah penjuru kanan / kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi isyarat
” LURUS ”.
ü Kemudian Komandan memberi aba-aba Henti – Gerak .

2. Berhenti ke Berjalan

a. Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri maju – Jalan ”

b. Pelaksanaan :
ü Gerakan seperti tersebut di atas
FILE : BUDI WINOTO : FBLT/ 002/PBB/BINLAT/BSI/VIII/2018
Page 21 of 23
ü Setelah aba-aba ” Maju – Jalan ” ,pasukan mulai berjalan.( aba-aba di
berikan Komandan ).

3. Berjalan ke Berhenti

a. Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri – jalan ”


b. Pelaksanaan :
ü Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
ü Setelah penjuru kanan/kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi isyarat
”LURUS”.

ü Pelatih memberi aba-aba ” Henti – Jalan ”

4. Berjalan ke Berjalan
a. Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri maju - Jalan ”
b. Pelaksanaan :
ü Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
ü Setelah penjuru kanan/kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi isyarat
”LURUS”.
ü Pelatih memberi aba-aba ” Maju – Jalan ”
ü Seluruhnya melaksanakan berjalan.

m. Melintang Kanan / Kiri

Gerakan ini di lakukan dalam bentuk berbanjar, guna merubah bentuk


pasukan menjadi bersaf dengan arah tetap.
1. Berhenti ke Berhenti

a. Aba-aba ” Melintang kanan / kiri – Jalan ”

b. Pelaksanaan :

FILE : BUDI WINOTO : FBLT/ 002/PBB/BINLAT/BSI/VIII/2018


Page 22 of 23
Setelah aba-aba pelaksanaan, melakukan gerakan hadap kanan / kiri,
kemudian barisan mebuat gerakan Haluan kiri / kanan.

2. Berhenti ke Berjalan

a. Aba-aba : Melintang kanan / kiri maju – Jalan ”


b. Pelaksanaan :
ü Setelah aba-aba pelaksanaan, melakukan gerakan hadap kanan / kiri
kemudian barisan membuat gerakan haluan kanan / kiri.
ü Setelah beri aba-aba Maju – Jalan,barisan malakukan gerakan maju
jalan.

3. Berjalan ke Berjalan

a. Aba-aba : ” Melintang Kanan / kiri Maju-Jalan ”


b. Pelaksanaan :
ü Setelah aba-aba pelaksanaan dan ditambah satu langkah barisan
melakukan haluan kiri / kanan.
ü Setelah beri aba-aba Maju – Jalan,barisan malakukan gerakan maju
jalan.

4. Berhenti ke Berhenti

a. aba-aba : ” Melintang kanan / kiri – Jalan ”


b. Pelaksanaan :

 Setelah aba-aba pelaksanaan dan ditambah satu langkah


barisan melakukan haluan kiri / kanan.
 Setelah aba-aba Henti – Gerak, seluruhnya kembali ke sikap
sempurna

FILE : BUDI WINOTO : FBLT/ 002/PBB/BINLAT/BSI/VIII/2018


Page 23 of 23

Anda mungkin juga menyukai