Anda di halaman 1dari 109

BAB I

Pendahuluan

Definisi Biologi

Biologi adalah ilmu mengenai kehidupan. Istilah ini diambil dari bahasa
belanda yaitu biologie, yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa Yunani,
bios (hidup) dan logos (lambang, ilmu). Dahulu digunakan istilah ilmu hayat yang
diambil dari bahasa Arab, artinya ilmu kehidupan. Obyek kajian biologi sangat luas
dan mencakup semua mahluk hidup (Mustahib, 2010).
Setiap makhluk hidup tersusun atas sel yang merupakan unit fungsional dan
herediter terkecil dari makhluk hidup. Makhluk hidup ada yang tersusun atas satu
sel saja yang disebut makhluk hidup uniseluler dan tersusun atas jutaan bahkan
milyaran sel yang disebut makhluk hidup multiseluler. Makhluk hidup tingkat
tinggi yang termasuk dalam kindom hewan dan tumbuhan tersusun dalam milyaran
sel. Sel tersebut dapat bekerja secara bersamaan sesuai dengan fungsinya masing-
masing sehingga makhluk hidup itu dapat hidup dan melaksanakan
aktivitasnya. Jaringan dasar adalah jaringan yang mendasari terbentuknya organ
tubuh yang fungsional (Anonim, 2017).
Sekumpulan sel dengan bentuk dan fungsi yang sama akan membentuk
jaringan. Sekumpulan jaringan akan membentuk organ. Ilmu yang mempelajari
mengenai jaringan adalah histologi, atau dalam hubungannya dengan penyakit
adalah histopatologi. Jaringan yang ada pada hewan berbeda dengan tumbuhan.
Ada empat jaringan dasar pada hewan yaitu: jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan
otot, dan jaringan saraf (Angelina, 2008).
Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan
fungsi yang sama. Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk suatu
fungsi fisiologi yang sama membentuk organ. Cabang ilmu biologi yang
mempelajari jaringan adalah histologi, sedangkan cabang ilmu biologi yang
mempelajari jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi.

1
Tubuh hewan tersusun dari kumpulan sel-sel yang tersusun berdasarkan aturan
tertentu. Sel-sel tersebut menjadi banyak karena membelah dari zigot. Hasil
pembelahan zigot merupakan embrio. Meskipun berasal dari zigot yang sama,
namun setelah mengalami diferensiasi dan spesialisasi, terbentuklah berbagai sel
yang memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda (Campbell, 2003).
Jaringan didalam tubuh hewan mempunyai sifat yang khusus dalam
melakukan fungsinya, seperti peka dan pengendali (jaringan saraf), gerakan
(jaringan otot), penunjang dan pengisi tubuh (jaringan ikat), absorbsi dan sekresi
(jaringan epitel), bersifat cair (darah), dan lainnya. Masing-masing jaringan dasar
dibedakan lagi menjadi beberapa tipe khusus sesuai dengan fungsinya. Pada saat
perkembangan embrio, lapisan kecambah berdiferensiasi (dengan proses yang
disebut histogenesis) menjadi empat macam jaringan utama, yaitu jaringan epitel,
jaringan pengikat, jaringan otot, dan jaringan saraf (Anonim, 2017).
Dilihat dari arti kata epitel (Epi, di atas, Thele, puting atau pentil) berarti
sesuatu yang menutupi puting atau pentil (yang dimaksudkan dengan puting atau
pentil disini adalah papil-papil jaringan ikat kecil-kecil yang mengandung kapiler,
yang terjulur ke dalam epitel translusen bibir dan memberinya warna merah).
Berawal dari sini, istilah epitel akhirnya dipergunakan untuk menyebut semua
membran pembatas dan penutup tubuh yang terdiri atas sel-sel yang saling
berdampingan. Bagian epitel kulit (bagian luar) berkembang dari eksoderm. Epitel
pembatas saluran cerna berkembang dari endoderm, sedangkan yang membatasi
rongga peritoneum berkembang dari mesoderm (Cormack, 1994).
Bentuk-bentuk sel biasanya lebih tidak teratur, khususnya permukaan lateral
sel sering mempunyai morfologi yang kompleks tonjolan-tonjolan sel dari sel
disampingnya yang saling bertautan satu sama lain. Suatu bentuk khusus epitel
silindris terdiri atas lapisan-lapisan sel, dimana semua sel-sel melekat pada
membran basalis, tetapi hanya beberapa sel mencapai permukaan, karena tingginya
bervariasi. Letak inti bervariasi tingginya diatas membran basalis dan karenanya
epitel tampak bertingkat sehingga disebut epitel bertingkat (pseudostratified). Pada
epitel berlapis dalam arti kata yang sebenarnya, hanya sel-sel pada lapisan paling
bawah melekat pada membran basalis (Geneser, 1994).

2
BAB II
KAJIAN TEORI

Tingkatan Organisasi Kehidupan


Urutan tingkat organisasi kehidupan dari yang terendah hingga tertinggi
dimulai dari tingkat molekul, sel, jaringan, organ, organisme, populasi, komunitas,
ekosistem, dan bioma.

1. Tingkat Molekul
Pada pelajaran kimia, kita mempelajari bahwa tingkatan matei terendah
adalah proton, neutron, dan electron. Partikel proton, neutron, dan electron
bergabung membentuk atom (contohnya atom hydrogen, karbon, nitrogen dan
oksigen). Atom – atom lalu berikatan membentuk molekul, contohnya molekul
air, protein, dan DNA. Molekul – molekul ini saling berikatan dan membentuk
ikatan yang lebih kompleks penyusun organel pada sel. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa molekul, atom, dan parikel subatomic merupakan organisasi
fungsional tingkat biokimia (senyawa kimia penyusun makhluk hidup).

2. Tingkat Sel
Berbagai jennies molekul saling berikatan dan membentuk organel. Organel
adalah subunit sel dengan fungsi spesifik, contohnya ribosom sebagai temat
sintesis protein.berbagai snyawa serta organel berinteraksi satu sama lain
membentuk suatu kesatuan yang disebut sel.
Suatu sel tunggal memiliki karakteristik makhluk hidup. Setiap sel memiliki
materi hereditas, melakukan aktivitas metabolism, mampu tumbuh serta
berkembang. Karena memiliki karakteristik yang dibutuhkan sebagai makhluk
hidup, sel disebut sebagai satuan unit terkecil kehidupan.

3
3. Tingkat Jaringan
Struktur organisasi kehidupan tingkat jaringan adalah kumpulan berbagai
macam sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Sekumpulan sel
tersebut membentuk pola yang sama dengan fungsi yang sama. Jaringan
berperan membentuk struktur dasar pada bagian tubuh mahluk hidup. Contoh
organisasi kehidupan tingkat jaringan adalah:

 Jaringan hewan: jaringan epitel, jaringan otot, jaringan saraf, dan


jaringan ikat.
 Jaringan tumbuhan: jaringan meristem, jaringan epidermis, dan jaringan
pengangkut

4. Tingkat Organ
Organ adalah kumpulan jaringan yang memiliki peranan tertentu. Tiap
organ memiliki fungsi untuk menyokong kehidupan suatu mahluk hidup.
Keberadaan organ menjadikan mahluk hidup memiliki fungsi fisiologis
terhadap kondisi lingkungannya. Contoh organisasi tingkat organ adalah:
 Organ hewan: jantung, paru-paru, lambung, ginjal, mata, dll.
 Organ tumbuhan: akar, daun, batang, bunga.

Organ batang tumbuhan (kiri) dan organ lambung manusia yang tersusun dari
berbagai macam jaringan.

Tingkatan organisasi kehidupan pada sistem organ terdiri dari berbagai


organ yang saling tersusun membentuk sistem tertentu yang saling berinteraksi.
Adanya interaksi berbagai organ dengan tujuan yang sama akan membentuk
satu kesatuan fungsional bagi keberlangsungan hidup suatu mahluk hidup.
Sebagai contoh sistem peredaran darah yang terdiri dari organ jantung dan

4
pembuluh darah vena, arteri, dan kapiler. Contoh tingkatan organisasi
kehidupan sistem organ adalah:

 Sistem organ hewan: sistem pernafasan, sistem pencernaan, sistem


reproduksi.
 Sistem organ tumbuhan: sistem transportasi, sistem transpirasi.

Sistem organ pada manusia

5. Tingkat Orgnisme (Individu)


Pada tingkat ini, organisme atau individu adalah suatu satuan mahluk hidup
yang tersusun secara kompleks dengan berbagai macam sistem tubuh yang
saling mendukung. Dari tingkatan molekul hingga sistem organ memberikan
daya dukung untuk hidup dan berinteraksi dengan sekitar.

6. Tingkat Populasi
Populasi adalah kumpulan sekelompok organisme sejenis di suatu tempat
dan waktu yang sama. Contoh sekumpulan manusia di suatu desa/kota,
sekumpulan gajah di padang rumput, dan sekumpulan padi di sawah.

5
Ganbar suatu contoh populasi
7. Tingkat Komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi dari berbagai spesies di suatu waktu dan
tempat yang sama. Sebagai contoh suatu sawah terdapat populasi padi,
populasi belalang, populasi semut, populasi alga hijau, dan lainnya. Tiap
komunitas terdapat interaksi pada antar populasinya.

Gambar tersebut menjelaskan komunitas yang terdiri dari


populasi rusa, populasi banteng, populasi zebra, populasi rumput, dll

8. Tingkat Ekosistem
Ekosistem adalah interkasi antara berbagai populasi penyusun komunitas
dengan lingkungan abiotiknya (udara, air, tanah, sinar matahari). Tingakatan
ekosistem merupakan hubungan timbal balik antara komponen biotik (mahluk

6
hidup) dengan abiotik yang saling berinteraksi membentuk kondisi tertentu.
Ekosistem terdiiri dari alami dan buatan. Contoh ekosistem yakni ekosistem
sungai, ekosistem pantai, ekosistem hutan, ekosistem sawah, ekosistem
tambak.

9. Tingkat Bioma
Bioma adalah kumpulan ekosistem terestrial yang melingkupi wilayah yang
luas yang pada umumnya dipengaruhi oleh iklim regional sehingga terdapat
tumbuhan dan hewan khas yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya.
Pengelompokan bioma berdasarkan vegetasi yang mendominasi bioma
tersebut. Cntoh bioma adalah gurun, padang rumput, tundra, taiga, hutan gugur,
hutan hujan tropis.

Gambar peta bioma yang ada di dunia

10. Tingkat Biosfer


Biosfer adalah bumi yang di dalamnya berisi seluruh kehidupan. Pada
tingkatan ini, seluruh kehidupan di bumi membentuk satu kesatuan utuh yang
interkasinya skala global.

7
SEL
Sel merupakan unit (satuan, zarah) terkecil dari makhluk hidup, yang dapat
melaksanakan kehidupan. Sel disebut sebagai unit terkecil karena tidak dapat
dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil yang berdiri sendiri.Secara
setruktural, tubuh makhluk hidup terrsusun atas sel-sel sehingga sel disebut satuan
struktural makhluk hidup. Secara fungsional, tubuh makhluk hidup dapat
menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel penyusun itu berfungsi. Karena itu sel
juga disebut satuan fungsional makhluk hidup.

Sel mengandung materi genetik, yaitu materi penentu sifat-sifat makhluk


hidup. Dengan adanya materi genetik, sifat makhluk hidup dapat di wariskan
kepada keturunan. Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau
disebut organisme uniseluler, misalnya bakteri dan amoeba. Makhluk hidup
lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia, merupakan organisme
multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya
masing-masing. Tubuh manusia, misalnya, tersusun atas lebih dari
1013 sel. Namun, seluruh tubuh semua organisme berasal dari
hasil pembelahan satu sel. Contohnya, tubuh bakteri berasal dari pembelahan sel
bakteri induknya, sementara tubuh tikus berasal dari pembelahan sel telur induknya
yang sudah dibuahi.

Sel-sel pada organisme multiseluler tidak akan bertahan lama jika masing-
masing berdiri sendiri. Sel yang sama dikelompokkan menjadijaringan, yang
membangun organ dan kemudian sistem organ yang membentuk tubuh organisme
tersebut. Contohnya, sel otot jantung membentuk jaringan otot jantung pada
organ jantung yang merupakan bagian dari sistem organ peredaran darah pada
tubuh manusia. Sementara itu, sel sendiri tersusun atas komponen-komponen yang
disebut organel.

8
A. Struktur Sel

Struktur sel secara umum

Secara umum struktur sel terbagi atas 3 bagian, yaitu sebagai berikut:

1. Membran Sel

Membran sel (bahasa Inggris: cell membrane, plasma membrane,


plasmalemma) adalah fitur universal yang dimiliki oleh semua jenis sel berupa
lapisan antarmuka yang disebut membran plasma, yang memisahkan sel dengan
lingkungan di luar sel, terutama untuk melindungi inti sel dan sistem
kelangsungan hidup yang bekerja di dalam sitoplasma.

Merupakan pemisah antara lingkungan luar sel dan dalam sel atau media
keluar-masuknya zat dari dalam dan ke dalam sel. Membran sel bersifat
semipermeabel dan selektifpermiabel karena hanya dapat dilalui zat-zat
tertentu.

9
a. Struktur Membran Sel

Komponen penyusun membran sel antara lain


adalah fosfolipid, protein, oligosakarida, glikolipid, dan kolesterol.

 Bagian tengah bilayer atau ekor asam lemak membentuk membran


Hidrofobic (tidak suka air)
 Bagian kepala Fospolipid bilayer atau bagian kepala membentuk membran
Hidrofilik (suka air)
 Protein Integral/Intrinsik adalah protein yang menjulang atau menembus
membran sel dari lapisan atas hingga ke bawah.
 Protein Peripheral/Ektrinsik adalah protein yang berada di lapisan atas atau
bawah dari membran sel
 Fospolipid (lemak yang berikatan denga posfat)
 Glikolipid (Lemak yang berikatan dengan karbohidrat)
 Glikoprotein (Protein yang berikatan dengan karbohidrat)

 Model mosaik fluida

Pada tahun 1972, Seymour Jonathan Singer dan Garth


Nicholson mengemukakan model mosaik fluida yang disusun berdasarkan
hukum-hukum termodinamika untuk menjelaskan struktur membran sel.
Pada model ini, protein penyusun membran dijabarkan sebagai

10
sekelompok molekul globular heterogenus yang tersusun dalam
strukturamfipatik, yaitu dengan gugus ionik dan polar menghadap
ke fase akuatik, dan gugus non-polar menghadap ke dalam interior
membran yang disebut matriks fosfolipid dan bersifat hidrofobik.
Himpunan-himpunan molekul globular tersebut terbenam sebagian ke
dalam matriks fosfolipid tersebut. Struktur membran teratur membentuk
lapisan ganda fluida yang diskontinu, dan sebagian kecil dari matriks
fosfolipid berinteraksi dengan molekul globular tersebut sehinggal struktur
mosaik fluida merupakan analogi lipoprotein atau protein integral di dalam
larutan membran ganda fosfolipid.

 Lapisan ganda fosfolipid

Umumnya, membran sel memiliki bagian kepala


polar hidrofilik dengan daya ikat gliserofosforilester yang terdiri
dari gliserol, fosfat, dan gugus tambahan seperti kolina, serina, dll; dengan
dua rantai hidrofobik asam lemak yang membentuk ikatan ester. Pada rantai
primer, ditempati oleh asam lemak jenuh dan pada rantai sekunder ditempati
oleh asam lemak tak jenuh. Bagian kepala dapat berinteraksi
dengan air maupun larutan fase akuatik, sedangkan bagian rantai akan
berhimpit membentuk matriks fosfolipid yang disebut fase internal.
Antara fase internal dan fase akuatik terjadi tegangan potensial antara 220-
280 mV yang disebut tegangan potensial dipol, atau potensial membran.

Penamaan dan sifat bagian kepala fosfolipid bergantung pada jenis


gugus tambahan yang dimilikinya, antara lain terdapat
sebutan fosfokolina (pc), fosfoetanolamina (pe),fosfoserina (ps),
dan fosfoinositol (pi); dan masing-masing nama senyawa fosfolipid terkait
yang terbentuk pada membran sel adalah fosfatidil kolina, fosfatidil
etanolamina,fosfatidil serina, dan fosfatidil inositol. Membran juga dapat
terbentuk dari senyawa lipid seperti sfingomielin, sardiolipin, atau ikatan
dengan senyawa kolesterol, dan glikolipida.

11
 Protein integral membran
Protein integral memiliki domain membentang di luar sel dan di
sitoplasma. Protein intregral juga berfungsi untuk memasukkan zat-zat yang
ukurannya lebih besar.
 Protein transmembran
Protein ini terintegrasi pada lapisan lipid dan menembus 2 lapisan
lipid / transmembran. Bersifat amfipatik, mempunyai sekuen helix protein,
hidrofobik, menembus lapisan lipida, dan untaian asam amino hidrofilik.
Banyak diantaranya merupakan glikoprotein, gugus gula pada sebelah luar
sel. Di sintesis di RE, gula dimodifikasi di badan golgi
 Kerangka membran
Kerangka membran atau disebut juga sitoskeleton mempunyai tiga
macam jenis yaitu mikrotubulus, mikrofilamen,dan filamen intermediet.

b. Fungsi Membran Sel


 Sebagai sekat pembatas antara isi sel dan lingkungan luar sel.
 Sebagai reseptor
 Sebagai tempat terjadinya reaksi kimia, misalnya respirasi sel.
 Sebagai pengontrol transportasi zat dari dalam keluar sel, maupun dari luar
ke dalam sel
 Sebagai pelindung sel
 Menjaga kestabilan pH, menjaga konsentrasi ion, dan membuang sisa
metabolisme yang bersifat racun.
 Mempertahankan Struktur Sel
o Pembungkus

Membran sel berfungsi sebagai pembungkus dan menentukan bentuk sel


itu sendiri. Dengan adanya membran sel, sel dapat mempertahankan bentuk
fisiknya, khususnya pada sel hewan yang pada umumnya tidak memiliki
dinding sel.

12
Dengan adanya membran sel khususnya pada sel hewan, mampu
mempertahanakan organel dan sitoplasma sel terhadap pengaruh
lingkungannya. Oleh karena itu, salah satu fungsi membran sel bila ditinjau
dari strukturnya adalah memisahkan sel dengan lingkungannya dengan
kemampuan atau sifatnya yaitu selektif permeabel.

o Sitoskeleton

Pada banyak kasus, membran sel berfungsi menyokong sitoskeleton


yang berada dalam sel (sitoplasma) tetap pada posisinya. Hal ini dapat terjadi
dengan adanya bantuan protein yang melekat diantara membran sel yang
melekat pada beberapa sitoskeleton sehingga mampu mempertahankan bentuk
sel.

o Matriks Ekstraselular

Dengan adanya matriks ekstraselular yang ada pada membran sel


mampu membuat terjadinya interaksi antara sel sel yang berdekatan
khususnya pada jaringan.

o Pertahanan

Membran sel dapat melindungi sel dari bahaya kimia serta


mempertahankan molekul macro yang penting sehingga tidak keluar dari sel.

 Fungsi Membran Sel sebagai Fasilitas Selektif Permeabel


Membran sel yang membungkus sel memiliki sifat “pilih kasih”
dalam memilih zat zat yang dapat masuk atau keluar sel. Hal ini disebut
selektif permeabel.
Struktur yang dimiliki oleh membran sel membuatnya mampu
melakukan hal tersebut (Baca tentang Membran Sel). Selain dari
strukturnya fosfolipid bilayer, “pilih kasih” ini pula didukung oleh adanya
mekanisme transport aktif dan protein transport.

13
 Fungsi Membran Sel sebagai Transportasi Aktif Sel

Membran sel dapat melakukan transport aktif atau pemindahan zat


zat / molekul dari dalam atau dari luar sel walaupun terjadi perbedaan
gradien konsentrasi. Dengan kata lain, transport aktif ini berlawanan dengan
proses osmosis dan difusi. Dengan adanya transport aktif, bahan bahan tidak
dibutuhkan atau sangat dibutuhkan oleh sel mampu diatur. Energi seperti
ATP dibutuhkan dalam kerja transport aktif membran

 Fungsi membran sel untuk transportasi makromolekul

Hal ini dilakukan oleh membran sel dengan dua cara yaitu
eksositosis dan endositosis. Kedua cara ini menggunakan vesikel yang
nantinya akan keluar atau masuk melalui membran sel.

Eksositosis adalah proses mengeluarkan isi dari vesikel keluar dari


sel melalui membran sel

Endositosis adalah proses memasukkan molekul besar melalui


membran sel dengan membentuk vesikel.

 Fungsi Membran Sel sebagai Penanda (Marker) dan Signalling

Membran sel mampu ditandai oleh penanda protein tertentu yang


membuat komunikasi antar sel dapat terjadi. Pada membran sel juga
terdapat beberapa titik reseptor untuk hormon, neurotransmitter dan protein
imunitas. Dengan cara ini, sel mampu tanggap terhadap respon lingkungan
diluar sel melalui adanya membran sel

 Fungsi Membran dalam Aktivitas Metabolisme

Membran plasma pada beberapa bagian dari strukturnya seperti


protein ataupun enzim ikut terlibat dalam proses metabolisme dalam sel.

14
c. Membran Sel Eukariota

Pada sel eukariota, membran sel yang membungkus organel-organel di


dalamnya, terbentuk dari dua macam senyawa yaitu lipid dan protein, umumnya
berjenis fosfolipid seperti senyawa antara fosfatidil
etanolamina dan kolesterol, yang membentuk struktur dengan dua
lapisan dengan permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui
membran sel, namun di sela-sela molekul fosfolipid tersebut,
terdapat transporter yang merupakan jalur masuk dan keluarnya zat-zat yang
dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel.

d. Sisten Transpor Membran

Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu


lintas molekul dan ion secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membran
sel antara lain ialah molekul hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang
sangat kecil (air, etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar
dengan ukuran besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan
mekanisme khusus agar dapat masuk ke dalam sel.

Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan


terciptanya lalu lintas membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua
cara, yaitu dengan transpor pasif untuk molekul-molekul yang mampu melalui
membran tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif untuk molekul yang

15
membutuhkan mekanisme khusus. Lalu lintas membran akan membuat
perbedaan konsentrasi ion sebagai akibat dari dua proses yang berbeda
yaitu difusi dan transpor aktif, yang dikenal sebagai gradien ion. Lebih lanjut,
gradien ion tersebut membuat sel memiliki tegangan listrik seluler. Dalam
keadaan istirahat, sitoplasma sel memiliki tegangan antara 30 hingga 100 mV
lebih rendah daripadainterstitium.

a. Transpor pasif

Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien


konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi
terfasilitasi merupakan contoh dari transpor pasif. Difusi terjadi akibat gerak
termal yang meningkatkan entropi atau ketidakteraturan sehingga
menyebabkan campuran yang lebih acak. Difusi akan berlanjut selama respirasi
seluler yang mengonsumsi O2 masuk. Osmosis merupakan difusi pelarut
melintasi membran selektif yang arah perpindahannya ditentukan oleh beda
konsentrasi zat terlarut total (dari hipotonis ke hipertonis). Difusi terfasilitasi
juga masih dianggap ke dalam transpor pasif karena zat terlarut berpindah
menurut gradien konsentrasinya.

16
Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah air dan glukosa.
Transpor pasif air dilakukan lipid bilayer dan transpor pasif glukosa terfasilitasi
transporter. Ion polar berdifusi dengan bantuan protein transpor.

b. Transpor aktif

Definisi transport aktif, pertama kali dicetuskan oleh Rosenberg sebagai sebuah
proses yang menyebabkan perpindahan suatu substansi dari sebuah area yang
mempunyaipotensial elektrokimiawi lebih rendah menuju ke tempat dengan
potensial yang lebih tinggi. Proses tersebut dikatakan, memerlukan
asupan energi dan suatu mekanisme kopling agar asupan energi dapat
digunakan demi menjalankan proses perpindahan substansi.

Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak
spontan. Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi.
Transpor aktif membutuhkan bantuan dari beberapa protein. Contoh protein
yang terlibat dalam transpor aktif ialah channel protein dan carrier protein,
serta ionofor. Ionofor merupakan antibiotik yang menginduksi transpor ion
melalui membran sel maupun membran buatan.

Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP driven pumps,
dan light driven pumps. Dalam transpor menggunakan coupled carriers dikenal
dua istilah, yaitu simporter dan antiporter. Simporter ialah suatu protein yang
mentransportasikan kedua substrat searah, sedangkan antiporter mentransfer
kedua substrat dengan arah berlawanan. ATP driven pump merupakan suatu
siklus transpor Na+/K+ ATPase. Light driven pump umumnya ditemukan pada
sel bakteri. Mekanisme ini membutuhkan energi cahaya dan contohnya terjadi
pada Bakteriorhodopsin.

Hormon tri-iodotironina yang dikenal sebagai aktivator enzim fosfatidil


inositol-3 kinase dengan mekanisme dari dalam sitoplasma dengan
bantuan integrin alfavbeta3. Lintasan enzim fosfatidil inositol-3 kinase, lebih
lanjut akan memicu transkripsi genetik dari Na+ ATP sintase, K+ ATP sintase,

17
dll, beserta penyisipan ATP sintase tersebut pada membran plasma, berikut
regulasi dan modulasi aktivitasnya.

e. Interaksi Fosfolipid

Pembentukan dwilapis lipid adalah proses yang menguras banyak energi


ketika gliserofosfolipid yang dijelaskan di atas berada di dalam lingkungan
basah. Di dalam sistem basah, gugus polar lipid berjejer menuju polar,
lingkungan basah, sedangkan ekor hidrofobik memperkecil hubungannya
dengan air dan cenderung menggerombol bersama-sama, membentuk vesikel;
bergantung pada konsentrasi lipid, interaksi biofisika ini dapat berujung pada
pembentukan misel, liposom, atau dwilapis lipid. Penggerombolan lainnya juga
diamati dan membentuk bagian dari polimorfisma
perilaku amfifila (lipid). Polimorfisme lipid adalah cabang pengkajian di
dalam biofisika dan merupakan mata pelajaran penelitian akademik saat
ini. Bentuk dwilapis dan misel di dalam medium polar oleh proses yang dikenal
sebagai efek hidrofobik. Ketika memecah zat lipofilik atau amfifilik di dalam
lingkungan polar, molekul polar (yaitu, air di dalam larutan air) menjadi lebih
teratur di sekitar zat lipofilik yang pecah, karena molekul polar tidak dapat
membentuk ikatan hidrogen ke wilayah lipofilik daru amfifila. Jadi, di dalam
lingkungan basah, molekul air membentuk kurungan "senyawa klatrat" tersusun
di sekitar molekul lipofilik yang terpecah.

Secara alami di alam fosfolipid akan membentuk struktur misel (struktur


menyerupai bola) atau membran lipid 2 lapis. Karena strukturnya yang dinamis
maka komponen fosfolipid di membran dapat melakukan pergerakan dan
perpindahan posisi. Pergerakan yang terjadi antara lain adalah pergerakan
secara lateral (Pergerakan molekul lipid dengan tetangganya pada monolayer
membran) dan pergerakan secara flip flop (Tipe pergerakan trans bilayer).

18
2. Inti (nukleus)

Inti sel atau nukleus adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik.
Organel ini mengandung sebagian besar materi genetiksel dengan bentuk
molekul DNA linier panjang yang membentuk kromosom bersama dengan
beragam jenis protein. Gen di dalam kromosom-kromosom inilah yang
membentuk genom inti sel.

Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut


dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu,
nukleus juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan
sel, memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat
sintesis ribosom, tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta
mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan
diakhiri.

a. Struktur Inti Sel

Elemen struktural utama nukleus adalah membran inti, suatu membran


ganda fosfolipid yang membungkus keseluruhan organel dan memisahkan
bagian inti dengan sitoplasmasel, serta lamina inti, suatu struktur dalam
nukleus yang memberi dukungan mekanis seperti sitoskeleton yang
menyokong sel secara keseluruhan.

Berdasarkan jumlah nukleus, sel dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Sel mononukleat

19
Sesuai dengan namanya, sel mononukleat memiliki satu inti sel dalam
setiap selnya. Umumnya sel eukariotik hanya memiliki satu nukleus. Sel
hewan dan sel tumbuhan umumnya memiliki satu inti sel.
2. Sel multinukleat.
Sel multi nukleat adalah sel yang memiliki nukleus lebih dari satu. Sel
yang memiliki dua inti sel disebut sel binukleat misalnya paramecium.
Sel yang memiliki inti sel lebih dari dua disebut sel polinukleat misalnya
sel osteoblas, sel otot lurik, jamur lendir, dan lain sebagainya.

STRUKTUR INTI SEL


Secara garis besar, inti sel terdiri dari tiga bagian yaitu :
1. Membran nukleus
2. Nukleolus
3. Nukleoplasma

Bagian-bagian inti sel (nukleus)

MEMBRAN NUKLEUS
Membran nukleus adalah selaput terluar dari inti sel yang membungkus
inti. Setiap membran terdiri dari dua lapis selaput. Sama halnya dengan membran
sel, membran inti juga berfungsi untuk melindungi inti sel dari bagian luar. Selaput
ini berperan penting dalam pertukaran zat antara sitoplasma dengan nukleoplasma.

20
NUKLEOLUS
Nukleolus atau anak inti merupakan bagian dari inti sel yang terletak di
dalam. Anak inti terdiri atas DNA, posfoprotein, ortoposfat, dan berbagai jenis
enzim. Sama seperti nukleus, anak inti juga dilindungi oleh membran atau selaput
yang disebut membran nukleolus atau membran anak inti. Nukleoulus berperan
penting dalam sintesis RNA.

NUKLEOPLASMA
Jika cairan sel disebut sitoplasma, maka cairan nukleus disebut
nukleoplasma. Cairan ini bersifat kental dan transparan. Nukleoplasma
mengandung kromatin, senyawa kompleks, granula, dan protein inti.

FUNGSI INTI SEL (NUKLEUS)


1. Selain mengendalikan seluruh kegiatan sel, inti sel juga memiliki beberapa
fungsi lainnya, yaitu :
2. Sebagai tempat penyimpanan materi herediter, kromatin.
3. Sebagai tempat penyimpanan protein dan RNA.
4. Berperan penting dalam proses transkripsi dalam sintesis protein.
5. Mengatur pertukaran molekul antara inti dan bagian sel lainnya.
6. Sebagai penghasil protein pada nukleoulus.
7. Transportasi selektif melalui pori-pori inti.

Sifat membran inti yang tak permeabel terhadap sebagian besar molekul
membuat nukleus memerlukan pori inti agar molekul dapat bergerak melintasi
membran. Pori nukleus bagaikan terowongan yang terletak pada membran nukleus
yang berfungsi menghubungkan nukleoplasma dengan sitosol.

Fungsi utama dari pori nukleus adalah untuk sarana pertukaran molekul antara
nukleus dengan sitoplasma. Molekul yang keluar, kebanyakan mRNA, digunakan
untuk sintesis protein.

21
Pori nukleus tersusun atas 4 subunit yaitu :
1. Subunit kolom berfungsi dalam pembentukan dinding pori nukleus.
2. subunit anular berguna untuk membentuk spoke yang mengarah menuju
tengah dari pori nukleus.
3. subunit lumenal mengandung protein transmembran yang menempelkan
kompleks pori nukleus pada membran nukleus.
4. subunit ring berfungsi untuk membentuk permukaan sitosolik (berhadapan
dengan sitoplasma) dan nuklear (berhadapan dengan nukleoplasma) dari
kompleks pori nukleus.

Meskipun bagian dalam nukleus tidak mengandung badan yang dibatasi


oleh membran, isi nukleus tidak seragam dan memiliki beberapa badan
subnukleus yang terbentuk dari protein-protein unik, molekul RNA, serta
gugus DNA. Contoh utama dari badan subnukleus adalah nukleolus, yang
terutama terlibat dalam pembentukan ribosom. Setelah diproduksi
oleh nukleolus, ribosom diekspor ke sitoplasma untuk menjalankan fungsi
translasi mRNA.

3. Sitoplasma

Sitoplasma adalah bagian sel yang meliputi semua materi yang berada di
antara membran sel dan inti sel (nukleus). Sitoplasma merupakan salah satu
bagian utama dalam sel yang memiliki peran dalam biosintesis dam biogenetika.
Oleh karena itu, sitoplasma merupakan bagian sel yang sangat penting.
Sitoplasma merupakan massa protoplasma yang terletak di bagian dalam sel di
antara membran sel dan nukleus. Sitoplasma terdiri dari dua bagian yaitu bagian
luar (ektoplasma) dan bagian dalam (endoplasma).

22
Sitoplasma dapat berbentuk cair atau gel dan berperan penting dalam
transportasi zat makanan. Di dalam sitoplasma terdapat organel-orgnael sel yang
memiliki fungsi-fungsi tertentu. Selain itu, di dalam sitoplasma juga terdapat
beberapa macam zat yang terlarut seperti protein, lemak, karbohidrat dan garam-
garam mineral. Sitoplasma tediri dari matriks dan inklusio sitoplasma.

STRUKTUR SITOPLASMA
Secara garis besar, sitoplasma terdiri atas tiga bagian utama yaitu :

1. Matriks
2. Organel sitoplasma
3. Inklusio sitoplasma

MATRIKS SITOPLASMA
Matriks sitoplasma merupakan cairan homogen penyusun sel yang bersifat
koloid. Matriks sel dapat berbentuk sol atau gel (dapat berubah dari fase sol
menjadi gel atau sebaliknya). Matriks sitoplasma memiliki karakteristik sebagai
berikut :
1. Dapat berubah fase
2. Mampu memantulkan cahaya berbentuk kerucut. Peristiwa pantulan
cahaya berupa kerucut disebut efek Tyndall.
3. Partikel penyusun larutan koloid matriks dapat bergerak secara zig-zag
mengikuti gerak Brown.
4. Mampu bergerak seperti arus atau bergerak secara siklosis.
5. Berperan sebagai larutan penyangga.
6. Sensitif terhadap rangsangan

23
7. Bersifat konduktif yaitu mampu meneruskan rangsangan

ORGANEL SITOPLASMA
Organel sitoplasma juga dikenal sebagai organel sel. Organel merupakan
bagian-bagian sel yang terstruktur dan memiliki fungsi tertentu. Organel
sitoplasma antara lain :
1. Retikulum endoplasma
2. Ribosom
3. Mitokondria
4. Badan golgi
5. Lisosom
6. Sentriol
7. Plastida
8. Vakuola
9. Mikrotubulus
10. Mikrofilamen

FUNGSI SITOPLASMA
Secara umum sitoplasma memiliki beberapa fungsi yaitu :
1. Sebagai tempat untuk organel-organel sel.
2. Berperan penting dalam biosintesis dan biogenetik seperti sintesis asam
lemak, sintesis protein, sintesis asam amino dan lain sebagainya.
3. Melindungi organel dari benturan.
4. Sebagai tempat penyimpanan bahan-bahan kimia yang penting untuk
kegiatan metabolisme
5. Menjamin berlangsungnya pertukaran zat agar metabolisme berjalan
dengan baik.
6. Menjaga bentuk dan konsistensi sel
7. Sebagai perantara transfer bahan atau zat dari luar sel ke organel atau inti
sel
8. Mengisi ruang sel yang tidak ditempati oleh organel dan vesikula
9. Pelarut protein dan senyawa lain dalam sel
10. Membantu pergerakan unsur atau zat dari satu bagian sel ke bagian sel
yang lain.

24
Organel Sel
1. Mitokondria (Pembangkit Tenaga)

Mitokondria, kondriosom (bahasa Inggris: chondriosome, mitochondrion,


plural:mitochondria) yaitu organel tempat berlangsungnya
fungsi respirasi sel makhluk hidup, selain fungsi selular lain,
seperti metabolisme asam
lemak, biosintesispirimidina, homeostasis kalsium, transduksi sinyal selular dan
penghasil energi berupa adenosina trifosfat pada lintasankatabolisme.

Mitokondria mempunyai dua lapisan membran, yaitu lapisan membran


luar dan lapisan membran dalam. Lapisan membran dalam ada dalam bentuk
lipatan-lipatan yang sering disebut dengan cristae. Di dalam mitokondria
terdapat 'ruangan' yang disebut matriks, dimana beberapa mineral dapat
ditemukan. Sel yang mempunyai banyak mitokondria dapat dijumpai
dijantung, hati, dan otot.

Terdapat hipotesis bahwa mitokondria merupakan organel


hasil evolusi dari sel α-proteobacteria prokariota yang ber-
endosimbiosis dengan sel eukariota. Hipotesis ini didukung oleh beberapa fakta
antara lain

 adanya DNA di dalam mitokondria menunjukkan bahwa dahulu


mitokondria merupakan entitas yang terpisah dari sel inangnya,
 beberapa kemiripan antara mitokondria dan bakteri, baik ukuran maupun
cara reproduksi dengan membelah diri, juga struktur DNA yang
berbentuk lingkaran.

Oleh karena itu, mitokondria memiliki sistem genetik sendiri yang berbeda
dengan sistem genetik inti. Selain itu, ribosom dan rRNA mitokondria lebih
mirip dengan yang dimiliki bakteri dibandingkan dengan yang dikode oleh inti
sel eukariota.

Secara garis besar, tahap respirasi pada tumbuhan dan hewan melewati
jalur yang sama, yang dikenal sebagai daur atau siklus Krebs.

25
a. Struktur Mitokondria

Struktur umum suatu mitokondrion

Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas metabolisme


tinggi dan memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak, misalnya sel otot
jantung. Jumlah dan bentuk mitokondria bisa berbeda-beda untuk setiap sel.
Mitokondria berbentuk elips dengan diameter 0,5 µm dan panjang 0,5 – 1,0 µm.
Struktur mitokondria terdiri dari empat bagian utama, yaitu membran luar,
membran dalam, ruang antar membran, dan matriks yang terletak di bagian dalam
membran.

Membran luar terdiri dari protein dan lipid dengan perbandingan yang sama
serta mengandung protein porin yang menyebabkan membran ini bersifat
permeabel terhadap molekul-molekul kecil yang berukuran 6000 Dalton. Dalam hal
ini, membran luar mitokondria menyerupai membran luar bakteri gram-negatif.
Selain itu, membran luar juga mengandung enzim yang terlibat dalam biosintesis
lipid dan enzim yang berperan dalam proses transpor lipid ke matriks untuk
menjalani β-oksidasi menghasilkan asetil-KoA.

Membran dalam yang kurang permeabel dibandingkan membran luar terdiri


dari 20% lipid dan 80% protein. Membran ini merupakan tempat utama
pembentukan ATP. Luas permukaan ini meningkat sangat tinggi diakibatkan
banyaknya lipatan yang menonjol ke dalam matriks, disebut krista. Stuktur krista
ini meningkatkan luas permukaan membran dalam sehingga meningkatkan

26
kemampuannya dalam memproduksi ATP. Membran dalam mengandung protein
yang terlibat dalam reaksi fosforilasi oksidatif, ATP sintase yang berfungsi
membentuk ATP pada matriks mitokondria, serta protein transpor yang mengatur
keluar masuknya metabolit dari matriks melewati membran dalam.

Ruang antar membran yang terletak di antara membran luar dan membran
dalam merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi yang penting bagi sel,
seperti siklus Krebs, reaksi oksidasi asam amino, dan reaksi β-oksidasi asam lemak.
Di dalam matriks mitokondria juga terdapat materi genetik, yang dikenal dengan
DNA mitkondria (mtDNA), ribosom, ATP, ADP, fosfat inorganik serta ion-ion
seperti magnesium, kalsium, dan kalium.

Fungsi Mitokondria

Peran utama mitokondria adalah sebagai pabrik energi sel yang


menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Metabolisme karbohidrat akan berakhir di
mitokondria ketika piruvat di transpor dan dioksidasi oleh O2 menjadi CO2 dan air.
Energi yang dihasilkan sangat efisien yaitu sekitar tiga puluh molekul ATP yang
diproduksi untuk setiap molekul glukosa yang dioksidasi, sedangkan dalam proses
glikolisis hanya dihasilkan dua molekul ATP. Proses pembentukan energi atau
dikenal sebagai fosforilasi oksidatif terdiri atas lima tahapan reaksi enzimatis yang
melibatkan kompleks enzim yang terdapat pada membran bagian dalam
mitokondria. Proses pembentukan ATP melibatkan proses transpor elektron dengan
bantuan empat kompleks enzim, yang terdiri dari kompleks I (NADH
dehidrogenase), kompleks II (suksinat dehidrogenase), kompleks III (koenzim Q –
sitokrom C reduktase), kompleks IV (sitokrom oksidase), dan juga dengan bantuan
FoF1 ATP Sintase dan Adenine Nucleotide Translocator (ANT).

b. DNA Mitokondria

Mitokondria memiliki DNA tersendiri, yang dikenal


sebagai mtDNA (Ing. mitochondrial DNA). MtDNA berpilin ganda, sirkular, dan
tidak terlindungi membran (prokariotik). Karena memiliki ciri seperti DNA bakteri,
berkembang teori yang cukup luas dianut, yang menyatakan bahwa mitokondria

27
dulunya merupakan makhluk hidup independen yang kemudian
bersimbiosis dengan organisme eukariotik. Teori ini dikenal dengan teori
endosimbion. Pada makhluk tingkat tinggi, DNA mitokondria yang diturunkan
kepada anaknya hanya berasal dari betinanya saja (mitokondria sel telur).
Mitokondria jantan tidak ikut masuk ke dalam sel telur karena letaknya yang berada
di ekor sperma. Ekor sperma tidak ikut masuk ke dalam sel telur sehingga DNA
mitokondria jantan tidak diturunkan.

2. Badan Golgi

Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks


Golgi atau diktiosom) adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel,
dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa.
Organel ini terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada
organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel
hewan memiliki 10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki
hingga ratusan badan Golgi. Badan Golgi pada tumbuhan biasanya
disebut diktiosom.

Badan Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan patologi


berkebangsaan Italia yang bernama Camillo Golgi.

28
a. Struktur

Struktur badan Golgi berupa berkas kantung berbentuk cakram yang


bercabang menjadi serangkaian pembuluh yang sangat kecil di ujungnya. Karena
hubungannya dengan fungsi pengeluaran sel amat erat, pembuluh mengumpulkan
dan membungkus karbohidrat serta zat-zat lain untuk diangkut ke permukaan sel.
Pembuluh itu juga menyumbang bahan bagi pembentukan dinding sel.

Badan golgi dibangun oleh membran yang berbentuk tubulus dan juga
vesikula. Dari tubulus dilepaskan kantung-kantung kecil yang berisi bahan-bahan
yang diperlukan seperti enzim–enzim pembentuk dinding sel.

Badan Golgi merupakan bagian sel yang hampir serupa dengan Retikulum
Endoplasma. Hanya saja, Badan Golgi terdiri dari berlapis-lapis ruangan yang juga
ditutupi oleh membran. Badan Golgi mempunyai 2 bagian, yaitu bagian cis dan
bagian trans. Bagian cis menerima vesikel-vesikel [vesicle] yang pada umumnya
berasal dari Retikulum Endoplasma Kasar. Vesikel ini akan diserap ke ruangan-
ruangan di dalam Badan Golgi dan isi dari vesikel tersebut akan diproses
sedemikian rupa untuk penyempurnaan dan lain sebagainya. Ruangan-ruangan
tersebut akan bergerak dari bagian cis menuju bagian trans. Di bagian inilah
ruangan-ruangan tersebut akan memecahkan dirinya dan membentuk vesikel, dan
siap untuk disalurkan ke bagian-bagian sel yang lain atau ke luar sel.

b. Fungsi Badan Golgi

Skema transpor di dalam badan Golgi. 1. Vesikel retikulum endoplasma, 2. Vesikel


eksositosis, 3. Sisterna, 4. Membran sel, 5. Vesikel sekresi.

29
Fungsi badan golgi:
 Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel
kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
 Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti
membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari
membran plasma.
 Membentuk dinding sel tumbuhan
 Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi
enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
 Tempat untuk memodifikasi protein
 Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel
 Untuk membentuk lisosom
 Membentuk Akrosom pada spermatozoa

Dalam badan golgi terdapat variasi coated vesicle, antara lain:

Clathrin-coated adalah yang pertama ditemukan dan diteliti. tersusun dari


clathrin dan adaptin. interaksi lateral antara adaptin dengan clatrin membentuk
formasi tunas. jika tunas clathrin sudah tumbuh, protein yang larut dalam
sitoplasma termasuk dynamin akan membentuk cincin di setiap leher tunas dan
memutusnya.

COPI-coated memaket tunas dari bagian pre-golgi dan antar cisternae.


beberapa protein COPI-coat memperlihatkan sekuens yang bermiripan dengan
adaptin, dapat diduga berasal dari evolusi yang bermiripan.

COPII-coated memaket tunas dari retikulum endoplasma.

terdapat 2 protein dalam badan golgi. Protein Snare V-snare menuju T-snare
dan akan bergabung. T-snare adalah protein yang ada di target sedangkan V-snare
adalah vesikel snare. V-snare akan mencari T-snare dan kemudian akan berfusi
menjadi satu. Protein Rab termasuk ke dalam golongan GTP-ase. protein Rab
memudahkan dan mengatur kecepatan pelayaran vesikel dan pemasangan v-snare
dan t-snare yang diperlukan pada penggabungan membran.

30
3. Retikulum Endoplasma

Retikulum Endoplasma (RE, atau endoplasmic reticula) adalah organel yang


dapat ditemukan pada semua sel eukariotik.

Sistem endomembran sel.

Retikulum Endoplasma merupakan bagian sel yang terdiri atas sistem


membran. Di sekitar Retikulum Endoplasma adalah bagian sitoplasma yang
disebut sitosol. Retikulum Endoplasma sendiri terdiri atas ruangan-ruangan kosong
yang ditutupi dengan membran dengan ketebalan 4 nm (nanometer, 10−9 meter).
Membran ini berhubungan langsung dengan selimut nukleus atau nuclear envelope.

Pada bagian-bagian Retikulum Endoplasma tertentu, terdapat


ribuan ribosom atau ribosome. Ribosom merupakan tempat dimana proses
pembentukan protein terjadi di dalam sel. Bagian ini disebut dengan Retikulum
Endoplasma Kasar atau Rough Endoplasmic Reticulum. Kegunaan daripada
Retikulum Endoplasma Kasar adalah untuk mengisolir dan membawa protein
tersebut ke bagian-bagian sel lainnya. Kebanyakan protein tersebut tidak diperlukan
sel dalam jumlah banyak dan biasanya akan dikeluarkan dari sel. Contoh protein
tersebut adalah enzim dan hormon.

Sedangkan bagian-bagian Retikulum Endoplasma yang tidak diselimuti


oleh ribosom disebut Retikulum Endoplasma Halus atau Smooth Endoplasmic

31
Reticulum. Kegunaannya adalah untuk membentuk lemak dan steroid. Sel-sel yang
sebagian besar terdiri dari Retikulum Endoplasma Halus terdapat di beberapa organ
seperti hati.

Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung


berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae. Fungsi retikulum endoplasma
bervariasi, tergantung pada jenisnya. Retikulum Endoplasma (RE) merupakan
labirin membran yang demikian banyak sehingga retikulum endoplasma melipiti
separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik. (kata endoplasmik
berarti “di dalam sitoplasma” dan retikulum diturunkan dari bahasa latin yang
berarti “jaringan”).

Pengertian lain menyebutkan bahwa RE sebagai perluasan membran yang


saling berhubungan yang membentuk saluran pipih atau lubang seperti tabung di
dalam sitoplsma.

Lubang/saluran tersebut berfungsi membantu gerakan substansi-substansi


dari satu bagian sel ke bagian sel lainnya.

a. Jenis-jenis RE

 RE kasar

Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom.


Ribosom ini berperan dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama RE kasar adalah
sebagai tempat sintesis protein.

 RE halus

Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom di


permukaannya. RE halus berfungsi dalam beberapa proses metabolisme yaitu
sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-
obatan, dan tempat melekatnya reseptor pada protein membran sel.

RE sarkoplasmik

RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini


ditemukan pada otot licin dan otot lurik. Yang membedakan RE sarkoplasmik dari

32
RE halus adalah kandungan proteinnya. RE halus mensintesis molekul, sementara
RE sarkoplasmik menyimpan dan memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik
berperan dalam pemicuan kontraksi otot.

b. Fungsi RE

jaring-jaring endoplasma adalah jaringan keping kecil-kecil yang tersebar


bebas di antara selaput selaput di seluruh sitoplasma dan membentuk saluran
pengangkut bahan. Jaring-jaring ini biasanya berhubungan dengan ribosom (titik-
titik merah) yang terdiri dari protein dan asam nukleat, atau RNA. Partikel-partikel
tadi mensintesis protein serta menerima perintah melalui RNA tersebut (Time Life,
1984).

Jadi fungsi RE adalah mendukung sintesis protein dan menyalurkan bahan


genetic antara inti sel dengan sitoplasma dan berfungsi sebagai alat transportasi zat-
zat di dalam sel itu sendiri.

 Menjadi tempat penyimpan Calcium, bila sel berkontraksi maka calcium akan
dikeluarkan dari RE dan menuju ke sitosol
 Memodifikasi protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan ke
kompleks golgi dan akhirnya dikeluarkan dari sel. (RE kasar)
 Mensintesis lemak dan kolesterol, ini terjadi di hati (RE kasar dan RE halus)
 Menetralkan racun (detoksifikasi) misalnya RE yang ada di dalam sel-sel hati.
 Transportasi molekul-molekul dan bagian sel yang satu ke bagian sel yang lain
(RE kasar dan RE halus)

4. Ribosom

33
Ribosom adalah salah satu organel yang berukuran kecil dan padat
dalam sel yang berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Ribosom berdiameter
sekitar 20 nm serta terdiri atas 65% RNA ribosom (rRNA) dan 35% protein
ribosom (disebut Ribonukleoprotein atau RNP). Organel ini
menerjemahkan mRNA untuk membentuk rantai polipeptida (yaitu protein)
menggunakan asam amino yang dibawa oleh tRNA pada proses translasi. Di
dalam sel, ribosom tersuspensi di dalam sitosol atau terikat pada retikulum
endoplasma kasar, atau pada membran inti sel.
Ribosom adalah komponen sel yang membuat protein dari semua asam
amino. Salah satu prinsip utama biologi, sering disebut sebagai “dogma
sentral,” adalah DNA yang digunakan untuk membuat RNA, yang, pada
gilirannya, digunakan untuk membuat protein. Urutan DNA gen disalin ke
RNA mRNA. Ribosom kemudian membaca informasi dalam RNA dan
menggunakannya untuk membuat protein. Proses ini dikenal sebagai translasi;
yaitu, ribosom “menerjemahkan” informasi genetik dari RNA menjadi protein.
Ribosom melakukan hal ini dengan mengikat sebuah mRNA dan
menggunakannya sebagai template untuk urutan yang benar asam amino pada
protein tertentu. Asam amino yang melekat pada RNA transfer tRNA molekul,
yang masuk salah satu bagian dari ribosom dan mengikat ke urutan messenger
RNA. Asam amino terlampir yang kemudian bergabung bersama oleh bagian
lain dari ribosom.
Ribosom bergerak sepanjang mRNA, “membaca” urutan dan menghasilkan
rantai asam amino. Ribosom terbuat dari kompleks dari RNA dan protein.
Ribosom dibagi menjadi dua subunit, satu lebih besar daripada yang lain.
Mengikat subunit kecil untuk mRNA, sedangkan mengikat subunit yang lebih
besar kepada tRNA dan asam amino. Ketika selesai membaca mRNA ribosom,
kedua subunit terpecah. Ribosom telah diklasifikasikan sebagai ribozim,
karena RNA ribosomal tampaknya paling penting bagi aktivitas transferase
peptidil yang menghubungkan asam amino bersama. Ribosom dari bakteri,
archaea dan eukariota tiga domain kehidupan di Bumi, memiliki struktur secara
signifikan berbeda dan urutan RNA. Perbedaan-perbedaan dalam struktur

34
memungkinkan beberapa antibiotik untuk membunuh bakteri oleh ribosom
menghambat mereka, sementara meninggalkan ribosom manusia tidak
terpengaruh. Ribosom dalam mitokondria sel eukariotik mirip pada bakteri,
yang mencerminkan asal usul evolusi kemungkinan organel ini berasal dari
kata ribosom asam ribonukleat.
Ribosom tidak memiliki membran (selaput). Hal ini disebabkan antara lain:
o Ribosom merupakan organel terkecil.
o Untuk membuat membran (selaput) harus terdiri dari lipid (lemak) dan
protein, sedangkan pada ribosom hanya terdapat protein.

5. Lisosom

Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang


berisi enzim hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler
pada berbagai keadaan. Lisosom ditemukan pada tahun 1950 oleh Christian de
Duve dan ditemukan pada semua sel eukariotik. Di dalamnya, organel ini memiliki
40 jenis enzim hidrolitik asam seperti protease, nuklease, glikosidase, lipase,
fosfolipase, fosfatase, ataupun sulfatase. Semua enzim tersebut aktif pada pH 5.
Fungsi utama lisosom adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi.

Pada tumbuhan organel ini lebih dikenal sebagai vakuola, yang selain untuk
mencerna, mempunyai fungsi menyimpan senyawa organik yang dihasilkan
tanaman.

a. Komposisi Lisosom

Untuk menyediakan pH asam bagi enzim hidrolitik, membran lisosom


mempunyai pompa H+ yang menggunakan energi dari hidrolisis ATP. Membrane

35
lisosom juga sangat terglikosilasi yang dikenal dengan lysosomal-associated
membrane proteins (LAMP). Sampai saat ini sudah terdeteksi LAMP-1, LAMP-2,
dan CD63/LAMP-3. LAMP berguna sebagai reseptor penerimaan kantong vesikel
pada lisosom.

o Enzim hidrolitik

Enzim hidrolitik dibuat pada retikulum endoplasma, yang mengalami


pemaketan di badan Golgi dan kemudian ke endosom lanjut yang nantinya akan
menjadi lisosom. Untuk prosesnya ini, enzim ini mempunyai molekul penanda
unik, yaitu manosa 6-fosfat (M6P) yang berikatan dengan oligosakarida terikat-N.

Seluruh glikoprotein yang ditransfer oleh retikulum endoplasma ke cis Golgi


memiliki rantai oligosakarida terikat-N yang identik, dengan manosa di ujung
terminalnya. Untuk membentuk manosa 6-fosfat, cis Golgi membutuhkan situs
pengenalan, yang disebut signal patch, yang memiliki situs H3N+–COO−

Pembentukan M6P ini memerlukan dua buah enzim, yaitu GlcNac


fosfotransferase yang berfungsi untuk mengikat enzim hidrolitik secara spesifik dan
menambah GlcNac-fosfat ke enzim. Kemudian terdapat enzim kedua yang
memotong GlcNac sehingga membentuk M6P. Satu enzim hidrolitik mengandung
banyak oligosakarida sehingga dapat mengandung banyak residu M6P. Setelah itu,
dari cis Golgi, enzim hidrolitik ini akan ditransfer ke trans Golgi.

M6P yang terikat pada enzim hidrolitik akan berikatan pada reseptor protein
M6P yang berada pada jaringan trans Golgi. Reseptor ini terikat pada membran dan
berguna untuk pemaketan enzim hidrolitik dengan memasukkan enzim tersebut ke
vesikel clathrin coats, dan nantinya vesikel tersebut dikirim ke endosom lanjut.
Pemaketan ini terjadi pada pH 6,5–6,7, dan dikeluarkan pada pH 6.

Pada endosom, enzim hidrolitik akan terlepas dari reseptor M6P karena
adanya penurunan pH (menjadi 5). Setelah terlepas, reseptor M6P akan dibawa oleh
vesikel transpor dari endosom kembali ke membran trans Golgi untuk digunakan
kembali. Transpor, baik menuju endosom atau kebalikannya, membutuhkan peptida
penanda (signal peptide) yang terdapat pada ekor sitoplasmik dari reseptor M6P.

36
Namun, tidak semua molekul dengan M6P dikirim ke lisosom; ada yang 'lolos' dari
pengepakan dan ditransfer ke luar sel. Reseptor M6P juga terdapat di membran
plasma, yang berguna untuk menangkap enzim hidrolitik yang lolos tersebut dan
membawanya kembali ke endosom.

b. Fungsi Lisosom

Endositosis ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke dalam sel


melalui mekanisme endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan dibawa ke
vesikel kecil dan tidak beraturan, yang disebut endosom awal. Beberapa materi
tersebut dipilah dan ada yang digunakan kembali (dibuang ke sitoplasma), yang
tidak dibawa ke endosom lanjut. Di endosom lanjut, materi tersebut bertemu
pertama kali dengan enzim hidrolitik. Di dalam endosom awal, pH sekitar 6. Terjadi
penurunan pH (5) pada endosom lanjut sehingga terjadi pematangan dan
membentuk lisosom.

o Autofagi

Proses autofagi digunakan untuk pembuangan dan degradasi bagian sel sendiri,
seperti organel yang tidak berfungsi lagi. Mula-mula, bagian dari retikulum
endoplasma kasar menyelubungi organel dan membentuk autofagosom. Setelah itu,
autofagosom berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang
menjadi lisosom (atau endosom lanjut). Proses ini berguna pada sel hati,
transformasi berudu menjadi katak, dan embrio manusia.

o Fagositosis

Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran besar dan


mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel. Pertama, membran akan
membungkus partikel atau mikroorganisme dan membentuk fagosom. Kemudian,
fagosom akan berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang
menjadi lisosom (endosom lanjut).

37
6. Sentrosom dan Sentriol
a. Sentrosom
Sentrosom terletak di sitoplasma biasanya dekat dengan inti. Sentrosom terdiri
dari dua sentriol – berorientasi tegak lurus satu sama lain yang tertanam dalam
massa bahan amorf yang mengandung lebih dari 100 protein yang berbeda.
Kejadian ini digandakan ketika berlangsung dari siklus sel. Tepat sebelum mitosis,
dua sentrosom bergerak terpisah sampai mereka berada di sisi berlawanan dari inti.
Sebagai hasil mitosis, mikrotubulus tumbuh dari setiap Sentrosom dengan ditambah
mereka berakhir berkembang ke arah pelat metafase. Kelompok mikrotubulus ini
disebut serat gelondong

Sentrosom serat gelendong memiliki tiga tujuan:


 Beberapa melampirkan satu kinetokor dari angka dua dengan yang tumbuh dari
sentrosom berlawanan mengikat kinetokor lain angka dua itu.
 Beberapa mengikat lengan kromosom.
 Yang lain terus tumbuh dari dua sentrosom sampai mereka memperpanjang
antara satu sama lain di wilayah tumpang tindih.
Pembuatan serat serabut sentrosom adalah sebagai berikut, perakitan
kromosom pada pelat metafase pada metafase. Mikrotubulus melekat pada sisi
berlawanan dari angka dua mengecilkan atau tumbuh sampai mereka dengan
panjang yang sama. Motor mikrotubulus melekat pada kinetochores memindahkan
mereka menjelang akhir minus menyusut mikrotubulus (dynein) dan menuju
ditambah akhir perpanjangan mikrotubulus (kinesin). Lengan kromosom
menggunakan kinesin yang berbeda untuk pindah ke pelat metafase. pemisahan
kromosom pada anafase. Bagian kinetochores terpisah dan, membawa kromatid

38
mereka terpasang, bergerak sepanjang mikrotubulus yang dengan cara ini kromatid
berakhir di kutub yang berlawanan.

Fungsi sentrosom adalah sebagai berikut:


 Sentrosom berperan dalam pembentukan serat serabut
 Pada sel hewan pada pembentukan jaringan mikrotubulus yang berpartisipasi
dalam membuat sitoskeleton, Memisahkan molekul mRNA sehingga mereka
masuk ke hanya salah satu dari dua sel anak yang dihasilkan oleh mitosis.
Dengan cara ini, dua sel anak bisa masuk jalur yang berbeda diferensiasi
meskipun mereka mengandung genom identik. Dan Posisi Sentrosom dapat
menetapkan titik di mana akson akan tumbuh pada perkembangan neron.
b. Sentriol

Sentriol merupakan satu dari sepuluh organel sel, yang mana oragnel-
organel sel tersebut adalah sentriol, mitokondria, ribosom, lisosom, retikulum
endoplasma, badan golgi, sitoskeleton, badan mikro, plastida dan vakuola.
Sentriol merpakan organel sel yang berperan dalam proses pembelahan sel yang
mengatur arah gerak kromosom. Struknya meliputi sekelompok mikrotubulus
yang terdiri dari sembilan tripet yang membentuk satu kesatuan yang disebut
sentrosom.

Sentriol

Setiap Sentrosom berisi sepasang sentriol. Sentriol dibangun dari 9


mikrotubulus yang berbentuk silinder , yang masing-masing telah melekat
padanya 2 mikrotubulus parsial. Foto di bawah ini adalah mikrograf

39
elektron yang menunjukkan penampang dari sebuah sentriol dengan
sembilan triplet mikrotubulus. Pembesaran fotnya adalah sekitar 305.000
kali.
Ketika sel memasuki siklus sel , masing-masing sentriol diduplikasi. Sebuah
anak sentriol tumbuh dari sisi setiap induk sentriol. Jadi sentriol replikasi –
sama dengan seperti replikasi DNA yang terjadi pada waktu yang sama
secara konservatif.
Mikrotubulus Fungsional tumbuh hanya dari sebuah induk. Ketika sel-
sel induk membagi, satu sel anak tetap menjadi sel induk; yang lain terus
untuk membedakan. Dalam dua sistem hewan yang telah diperiksa , sel yang
menerima lama sentriol tetap menjadi sel induk sementara salah satu yang
menerima apa yang telah asli anak sentriol melanjutkan untuk membedakan.

Fungsi sentriol adalah sebagai beikut:

 Sentriol diperlukan untuk mengatur Sentrosom.


 Dalam membelah sel, yang sentriol induk dapat melampirkan ke bagian dalam
membran plasma membentuk tubuh basal.
 Di hampir semua jenis sel, tubuh basal membentuk silia primer nonmotile.
 Dalam sel-sel dengan flagela, mis sperma, flagela berkembang dari tubuh basal
tunggal
 Sementara sel sperma memiliki tubuh basal; telur tidak memilikinya. Jadi
tubuh basal sperma sangat penting bagi pembentukan Sentrosom yang akan
membentuk poros yang memungkinkan pembagian pertama zigot berlangsung.

40
JARINGAN EPITEL
Pengertian Jaringan Epitel
Jaringan epithelium adalah jaringan yang melapisi suatu rongga dalam atau
suatu permukaan luar. Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang tersusun rapat
sehingga tidak terdapat ruang antar sel. Lapisan sel epithelium bertumpu pada suatu
membran dasar yang biasa disebut membran basalis. Berdasarkan atas banyaknya
lapisan sel yang menyusunnya, maka epithelium dapat dibedakan menjadi
epithelium selapis dan epithelium berlapis. Sedangkan atas dasar bentuk selnya
maka sel epitel dapat berbentuk pipih (squamosa), kubus (kuboid), atau memanjang
(kolumner). Sel-sel epitel dapat pula dilengkapi dengan rambut-rambut halus (silia
atau rambut getar) pada permukaan distalnya. Beberapa sel epitel juga dapat
mengalami modifikasi (Nasir, 1994).
Jaringan epitel merupakan jaringan yang menutupi permukaan tubuh, antara
lain yaitu pembuluh darah dan sel napas. Jaringan epitel terbagi menjadi dua
golongan utama, masing-masing juga terdiri atas beberapa varietas. Semua epitel
terletak di atas bahan homogennya yang disebut membran alas (dasar) dan juga
mempersatukan sel itu jaringan ini terdiri dari selapis atau beberapa lapis sel epitel
yang bentuknya teratur dan satu sama lain terletak berdekatan, hanya dihubungkan
oleh zat sel atau zat intra seluler (Syaifuddin, 1997).
Jaringan epitel mengandung helaian sel yang terkemas rapat. Sel epitel terikat
erat, dalam banyak kasus oleh taut erat di antara sel. Kalaupun ada, hanya sedikit
bahan yang dapat lewat di antara dua sel epitel. Sebuah epitel mempunyai dua
permukaan. Sel di permukaan bebas terpajang ke udara atau cairan. Sel di bagian
dasar sawar terikat pada sebuah membran basalis. Salah satu kriteria
pengelompokkan jenis epitel yang berbeda adalah bentuk sel di permukaan
bebasnya. Bentuk sel yang berbeda adalah kuboid (seperti dadu), kolumner (seperti
batu bata di ujungnya), dan squamosa (Bresnick, 2003).

41
Susunan Jaringan Epitel

Epithelium sederhana (simple epithelium) terdiri dari lapisan sel tunggal,


sementara epithelium berlapis (stratified epithelium) terdiri dari sel-sel majemuk
yang tersusun bertingkat. Epithelium berlapis semu sebenarnya berlapis tunggal,
tetapi terlihat berlapis-lapis karena sel itu memiliki panjang yang berbeda-beda.
Jaringan epitel sering disebut sebagai epitelium. Jaringan ini memiliki permukaan
bebas yang menghadap cairan tubuh atau lingkungan luar. Epitel selapis atau
impleks dengan selapis sel tunggal yang berfungsi untuk melapisi rongga tubuh,
duktus dan saluran. Epitel berlapis atau kompleks, yakni yang memiliki dua atau
lebih lapisan biasanya berfungsi sebagai lapisan misalnya kulit (Latunra, 2009).
Klasifikasi jaringan epitel berdasarkan bentuk sel-sel dan jumlah lapisannya,
misalnya: epitel selapis, terdiri dari satu lapis sel di atas membran basal, dan epitel
banyak lapis, terdiri dari dua atau lebih lapis sel di atas membran basal. Penamaan
epitel banyak lapis lazimnya didasarkan pada bentuk sel-sel permukaan tanpa
memandang bentuk sel yang terdapat di bawahnya. Epitel pipih, terdiri dari sel yang
berbentuk pipih dan licin pada penampang samping. Epitel kubus, terdiri dari sel
berbentuk kubus yang lebar dan tingginya sama. Epitel silinder, terdiri dari sel-sel
berbentuk silinder, berdiri pada membran basal (Brown,1988).
Jaringan epitel terdiri atas satu atau banyak lapis sel, yang menutupi
permukaan dalam dan luar suatu organ. Di bagian tubuh luar, epitel ini membentuk
lapisan pelindung, sedangkan pada bagian dalam tubuh, jaringan epitel terdapat
disepanjang sisi organ. Jaringan epitel dibedakan berdasarkan bentuk dan jumlah

42
lapisan sel penyusunnya, yaitu epitel satu lapisan, terdiri atas sel-sel berbentuk
pipih, kubus, dan silindris. Epithelium pipih selapis ditemukan antara lain pada
lapisan endotel pembuluh darah. Epithelium bentuk kubus ditemukan pada kelenjar
tyroid dan pembuluh darah. Epitel berbentuk silindris ditemukan pada lambung dan
usus. Epitel berlapis benyak yang dibentuk oleh beberapa lapis sel yang berbentuk
pipih, kuboid, atau silindris (Anonim, 2017).
Epitel pipih berlapis, seperti yang terdapat di permukaan kulit kita, mampu
melakukan mitosis dengan cepat. Sel-sel baru hasil mitosis menggantikan sel-sel
permukaan yang mati. Epitel ini juga sebagai pelindung organ terhadap abrasi oleh
makanan yang kasar, seperti yang ditemukan pada esofagus. Sebaliknya, epithelium
pipih selapis berukuran tipis dan lemah, yang cocok untuk pertukaran material
dengan cara difusi. Epitel ini ditemukan pada dinding kapiler darah dan alveolus
paru-paru (Hernawati, 2017).
Jaringan epitel kubus bersilia ini terdapat pada ductus spermaticus atau
saluran tetis, terdapat juga pada trakea maupun pada bronkus. Kulit merupakan
lapisan terluar dari tubuh kita, merupakan pelindung tubuh bagian luar. Setiap hari
ada jutaan kulit yang rusak dan mesti diperbaiki. Kulit terbagi atas dua lapis yakni
epidermis (bagian luar) dan dermis korium atau lapisan dalam. Lapisan luar
(epidermis) terdiri atas stratum korneum (lapisan zat tanduk), yang selalu mati dan
selalu mengelupas, kemudian stratum iusidium dimana lapisan ini hanya terdapat
pada lapisan telapak kaki dan tangan, selanjutnya adalah stratum granulosum yang
mengandung pigmen (warna) atau granula-granula dan yang terakhir adalah stratum
germinativum, sel-selnya dibuat dan dibentuk kearah luar (Yayan, 1994).
Epitel silindris selapis merupakan jenis epitel yang terdiri atas selapis sel
tinggi yang saling berhimpitan berpola heksagonal. Dalam bentuknya yang biasa,
sel ini semuanya tampak serupa di bawah mikroskop. Fungsi utama epitel selapis
silindris ialah untuk melindungi permukaan badan yang basah. Setelah itu ia
menghasilkan sekret cair. Epitel melapisi saluran keluar kecil kelenjar. Epitel
selapis silindris yang terdiri atas sel absorptif dan sel sekretori membatasi usus.
Agar memudahkan absorbsi, membran ini hanya setebal satu sel. Epitel silindris

43
selapis ini terdapat pada lambung, jonjot usus, kantung empedu, saluran pernafasan
bagian atas, saluran rahim, dan saluran pencernaan (Cormack, 1994).

Ciri-Ciri Jaringan Epitel


 Dapat ditemukan di seluruh tubuh
 Berbentuk pipih, batang dan kubus
 Bentuk sel penyusunnya bervariasi bergantung pada fungsi dan letaknya
 Tidak terdapat material di antara sel-sel penyusunnya
 Sebagai penutup dan kelenjar
 Tersusun sel dan molekul ekstraseluler yang berbentuk matriks yang
berguna untuk mengikat jaringan dengan bagian bawahnya
 Mempunyai sebuah permukaan yang tidak berhubungan dengan jaringan
lain, sedangkan pada permukaan lainnya berhubungan dengan membrane
bawahnya.
 Beberapa jenis epitel menunjukkan spesialisasi yaitu berupa tonjolan
jaringan untuk memperluas permukaan, memindahkan partikel asing atau
untuk pergerakan

Fungsi Jaringan Epitel


Jaringan epitel dengan ciri khasnya mampu melaksanakan beberapa fungsi,
misalnya, penerima rangsang (reseptor), sebagai proteksi (melindungi jaringan
yang ada dibawahnya), sebagai absorbsi (mengisap zat-zat yang ada diluarnya),
sebagai sekresi (mengeluarkan atau menghasilkan zat-zat yang berguna bagi tubuh
berupa kelenjar eksokrin atau kelenjar terbuka yang merupakan kelenjar yang
mempunyai saluran yang digunakan untuk mengeluarkan hasil kelenjarnya ke
tempat yang butuh, misalnya pembuluh darah), sebagai ekskresi (mengeluarkan zat-
zat yang tidak berguna lagi), sebagai filtrasi (dapat menyaring zat-zat, misalnya
pada dinding kapiler darah dan kapsule bowman pada ginjal) dan sebagai penerima
rangsangan dari luar (Syarifuddin, 1997).

44
JARINGAN IKAT
DEFINISI JARINGAN IKAT
Jaringan ikat dan penunjang yaitu jaringan yang berada di antara berbagai
jaringan lain. Fungsi jaringan ikat adalah:
1. Melekatkan suatu jaringan ke jaringan lain
2. Menyalurkan berbagai saluran dan rongga
3. Menyalurkan atau mengangkut bahan dari suatu jaringan atau alat
4. Mengisi rongga dan celah
5. Menghasilkan bahan penangkal (imunitas)
6. Menunjang alat dan tubuh
7. Pelindung alat lunak
8. Cadangan air, elektrolit mineral, dan energi (lemak)

Jaringan ikat berkembang dari mesenkim. Mesenkim berasal dari


mesoderm, yaitu lapisan tengah embrio. Jaringan ikat ini sering disebut juga
jaringan penyokong dan penyambung. Letak sel-sel jaringan ikat ini tidak
berhimpitan rapat, tetapi berpencar-pencar, dan jika berhubungan hanya pada
ujung-ujung protoplasmanya.
Jaringan ikat adalah jaringan yang berfungsi mengikat antara bagian tubuh,
Jaringan ini yang mengikat berbagai jaringan menjadi organ dan mengikat berbagai
organ menjadi system organ.

STRUKTUR JARINGAN IKAT


Ciri khusus jaringan ikat adalah memiliki komponen interseluler yang
disebut matriks. Matriks disekresikan oleh sel-esl jaringan ikat. Dengan demikian
jaringan ikat itu terdiri dari: Matriks dan Sel-sel jaringan ikat
1. Matriks
Matriks tersusun dari serat-serat dan bahan dasar yang meliputi:
1) Serat
Berdasarkan bentuk dan reaksi kimianya serat pada matriks dapat dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu serat kolagen, elastis, dan retikuler.

45
a. Serat kolagen
serat kolagen adalah protein fibrosa kuat yang tebal dan tidak bercabang.
Serat kolagen paling banyak jumlahnya dan di temukan di hampir semua jaringan
ikat semua organ.Serat kolagen berwarna putih dan bentuknya berupa berkas yang
beraneka ragam. Sifat serat kolagen adalah mempunyai daya rengang yang sangat
tinggi dengan elastisitas yang rendah. Kolagen terdapat
pada tendon, tulang dan kulit.(bevelander, 1988)
b. Serat elastin
Serat elastin berwarna kuning dan lebih tipis dari pada kolagen. Sifat serat
elastin adalah mempunyai elastisitas tinggi. Bentuk serat ini seperti bengunan yang
bercabang-cabang dan tebal, tersusun dari protein dan mukopolisakarida. Semakin
bertambah usia seseorang. Daya elatisitas serat elastin akan semakin menurun.
Serat elastin antara lain terdapat dalam pembuluh darah, ligament dan tulang
rawan laring
c. Serat retikuler
Serat retikuler hampir sama dengan seart kolagen, akan tetapi ukurannya
lebih kecil. Serat ini berperan penting dalam menghubungkan jaringan ikat dan
jaringan lain. Khususnya di membrane antara jaringan epithelium dan jaringan ikat.
Serat ini terdapat pada hati, limpa dan kelenjar limfe.
2. Sel-Sel Jaringan Ikat
Sel yang paling utama dalam jaringan pengikat, guna menghasilkan serat
dan bahan kandung ekstraseluler ada dua jenis yaitu yang muda, di sebut fibroblast
biasa, dan yang matang atau dewasa, di sebut fibrosit.
Namun selain ke dua sel itu terdapat sel-sel lain penyusun jaringan pengikat,
diantaranya adalah:
1) Sel Makrofag
Fungsi dari sel makrofag atau histiosit ini adalah fagosit yang fungsi
utamanya adalah memakan bakteri, sel mati, debris sel, dan benda asing lain di
dalam jaringan ikat. Makrofag berbentuk tidak teratur dan khusus terdapat di dekat
pembuluh darah, makrofag dapat digerakkan jika terjadi peradangan ditempat lain
(jaringan lain).

46
2) Sel lemak (Sel Adiposa)
Sel-sel adipose atau sel lemak terdapat sendirian atau berkelompok dalam
jaringan penyambung longgar, sel ini terspesialisasi khusus untuk menyimpan
lemak. Jika jaringan ikat banyak mengandung sel lemak, maka disebut jaringan
adiposa.( Bevalender, 1988)
3) Sel Plasma
Sel plasma dapat ditemukan dalam jumlah melimpah di bawah membrane
epitel yang basah. Sel plasma adalah sel yang memproduksi antibodi untuk antigen
(Bevalender, 1988)
4) Sel Fibroblas
Sel-sel mesenkim mendiferensiasi diri menjadi fibroblast, sel-sel jaringan
penyambung yang membentuk matriks, sel ini mempunyai nucleus bulat telur besar
dengan kromatin yang menyerupai debu tersebar dan luas.
5) Sel Tiang (Mast cell)
Sel tiang berfungsi menghasilkan substansi heparin dan histamine.
 Heparin : antikoagulan yang berperan dalam pembekuan darah.
 Histamin : zat akibat reaksi sel tiang terhadap antigen yang sesuai, berperan dalam
meningkatkan permeabilitas darah.

MACAM - MACAM JARINGAN IKAT

Jaringan ikat dibagi menjadi :


1) Jaringan ikat longgar

47
Jaringan ikat longgar paling banyak ditemukan di dalam tubuh. Jaringan ini
terdiri dari kumpulan sel fibroblas, sel mast, sel makrofag, sel lemak, serat elastin,
dan serat kolagen. Jaringan ini memiliki ciri sel-selnya jarang dan sebagian besar
tersusun atas matriks. Dalam matriks jaringan ikat longgar hanya sedikit ditemukan
serabut. Fungsi utama jaringan ikat longgar adalah pengikat dan pengepak material,
dan sebagai tumbuhan bagi jaringan dan organ lainnya. Jaringan ikat longgar di
kulit membatasi dengan otot. Contohnya: mesenkim (pada embrio), mukoid (pada
tali pusat), areolar (organ pada umumnya), lemak (jaringan subkutis), retikular
(sumsum tulang dan limfonodus).

2) Jaringan ikat rapat/padat


Jaringan ikat padat atau sering disebut jaringan pengikat serabut putih karena
pada matriksnya mempunyai serat-serat yang berhimpitan yang terbuat dari serat
kolagen. Jaringan ini lebih banyak disusun oleh serat kolagen dibandingkan sel-sel
jaringan ikatnya. Jaringan ini membentuk tendon sebagai tempat perlekatan otot
dengan tulang, dan ligamen sebagai tempat persendian tulang dengan tulang.

Jaringan Ikat dengan Sifat Khusus


Jaringan ikat dengan sifat khusus terdiri atas jaringan tulang rawan
(kartilago), jaringan tulang keras, serta darah dan limfa.
a. Jaringan Tulang Rawan (kartilago)
Matriks jaringan tulang rawan terdiri atas kondrin, yaitu zat jernih seperti
kanji yang terbuat dari mukopolisakarida dan fosfat. Oleh karena itu, sel tulang
rawan disebut kondrosit. Kondrosit berfungsi mensintesis dan mempertahankan
matriks yang mengandung serabut kolagen, serabut elastis, dan serabut fibrosa.
Kondrin dihasilkan oleh sel kondroblast yang terletak pada lakuna. Tulang rawan
selalu terbungkus oleh membran perikondrium karena masih bersifat lunak.
Tulang rawan berfungsi sebagai rangka tubuh pada awal embrio, menunjang
jaringan lunak dan organ dalam, serta melicinkan permukaan tulang dan sendi.
Tulang rawan tidak mempunyai saraf dan pembuluh darah. Perhatikan struktur
tulang rawan penyusun trakea pada Gambar 4.

48
Jaringan tulang rawan (kartilago) terdiri atas kartilago hialin, kartilago
fibrosa, dan kartilago elastis
 Kartilago Hialin
Kartilago hialin mengandung serabut kolagen yang halus, berwarna putih
kebirubiruan, dan tembus cahaya. Kartilago hialin terdapat pada ujung tulang keras,
cakram epifisis, persendian, dan saluran pernapasan (dari hidung sampai dengan
bronkus). Kartilago hialin berfungsi untuk memberi kekuatan, menyokong rangka
embrionik, menyokong bagian tertentu rangka dewasa, dan membantu pergerakan
persendian. Anda dapat mengamati penampang kartilago hialin pada Gambar 5.

 Kartilago Fibrosa
Kartilago fibrosa mengandung serabut kolagen yang padat dan kasar
sehingga matriksnya berwarna gelap dan keruh. Kartilago fibrosa terdapat pada
ruas-ruas tulang belakang, simfisis pubis, dan persendian. Kartilago fibrosa
berfungsi untuk menyokong dan melindungi bagian di dalamnya. Anda dapat
mengamati penampang kartilago fibrosa pada Gambar 6

 Kartilago Elastis
Kartilago elastis mengandung serabut elastis dan serabut kolagen. Matriksnya
berwarna keruh kekuning-kuningan. Kartilago ini lebih elastis dari kartilago yang
lain sehingga mudah pulih posisinya. Kartilago ini terdapat di epiglotis, daun
telinga, dan bronkiolus. Kartilago elastis berfungsi untuk memberi fleksibilitas dan
sebagai penyokong. Anda dapat mengamati penampang kartilago elastis.

b. Jaringan Tulang Keras

Tulang merupakan jaringan ikat yang termineralisasi (mengandung


mineral). Sel tulang disebut osteosit yang dibentuk oleh osteoblast. Antara osteosit
yang satu dengan yang lain dihubungkan oleh kanalikuli. Matriks osteoblast

49
mengandung kalsium fosfat yang memperkeras matriks sehingga tulang lebih keras
daripada tulang rawan
c. Jaringan Darah
Darah merupakan jaringan ikat. Pada mamalia terdapat 6 liter darah atau 6–
10% dari berat tubuh. Darah beredar dalam pembuluh darah arteri, vena, dan
kapiler. Jaringan darah terdiri atas substansi cair dan substansi padat. Substansi cair
disebut plasma darah, sedangkan substansi padat berupa sel-sel darah. Perhatikan
Gambar 7. Ada tiga tipe sel darah, yaitu eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel
darah putih), dan trombosit (keping-keping darah).
Leukosit ada dua macam, yaitu granulosit (leukosit bergranula) dan
agranulosit (leukosit tak bergranula). Granulosit meliputi neutrofil, eosinofil, dan
basofil. Agranulosit meliputi limfosit dan monosit. Sel-sel darah terdapat dalam
plasma darah.
Darah mempunyai beberapa fungsi berikut.
 Mengangkut sari makanan, O2, dan hormon ke sel-sel tubuh.
 Mengangkut zat sisa dan CO 2 dari sel-sel tubuh.
 Mengatur suhu badan.
 Leukosit dapat berfungsi untuk melawan penyakit.
 Menutup luka dengan pembekuan darah
Lemak

Terdiri dari sel-sel pengikat lemak dan serat retikulosa, banyak mengandung
pembuluh darah diseliputi dan di bagi-bagi oleh selaput jaringan pengikat rapat.
Energi yang berasal dari lemak yang dimobilisasi dari dalam sel lemak, ada yang
dipakai untuk membangkitkan panas yang perlu untuk menaikan suhu tubuh yang
kedinginan, ada untuk sumber energi bagi pergerakan otot.

Ada dua macam sel lemak yaitu:


• Unilokuler
• Multilokuler.

50
JARINGAN SARAF
Jaringan saraf terdiri dari neuron dan neuroglia. Neuron adalah perantara
komunikasi antara otak dan tubuh, sedang neuroglia adalah sel pendukung bagi
neuron- sel neuroglia melindungi dan memelihara neuron. Rangsang adalah
stimulus yang mengakibatkan perubahan dalam tubuh atau bagiannya. Kecepatan
lintasan serabut mengirimkan pesan dari satu tempat ketempat lain berkisar 300
kilometer perjam. Neurohumor adalah ujung serabut saraf pelepas zat kimia, yang
bila salah satu sel mengeluarkan sinyal sel saraf yang lain sekitar 25000 akan siap
beraksi. Jaringan saraf memiliki fungsi, yaitu:
a. Mengetahui kejadian dan perubahan di sekitar, yang dilakukan oleh sistem
indera
b. Mengendalikan tanggapan atau reaksi terhadap keadaan sekitar
c. Mengendalikan kerja organ – organ tubuh supaya dapat bekerja secara teratur
sesuai dengan fungsinya

STRUKTUR SEL SARAF ( NEURON )

Merupakan kesatuan struktural dan fungsional sistem saraf. Dalam neuron


terdapat sitoplasma yang mengandung ribosom, badan golgi, retikulum
endoplasma, dan mithokondria. Neuron terdiri dari:
a) Badan Sel
Mengandung inti sel yang besar didalamnya terdapat RNA (Asam Ribo Nukleat)
dan sitoplasma, ini sering disebut dengan neuroplasma. Dalam badan sel terdapat
juga terdapat inti sel, mitokondria, aparat golgi, lisosom, dan badan niesel.

51
b) Dendrit
Merupakan kumpulan dari serabut sitoplasma. Serabut sarafnya tidak panjang dan
bercabang seperti pohon, berfungsi menerima rangsang yang datang dari ujung
akson dari neuron lain lalu meneruskannya ke badan sel.
c) Akson (neurit)
Merupakan serabut sitoplasma tunggal. Serabut sitoplasma tunggal memiliki
serabut yang panjang dan tidak bercabang, yang berfungsi membawa rangsangan
yang berasal dari badan sel saraf ke kelenjar dan serabut – serabut saraf. Akson di
bungkus oleh selubung lemak yang disebut selubung mielin. Selubung meielin
terdiri atas membran sel yang meluas dari sel schwan. Daerah akson yang tidak
diselubungi oleh mielin dinamakan Nodus Ranvier. Nodus Ranvier berfungsi untuk
mempercepat jalannya impuls dan berperan penting pada perbanyakan impuls saraf.
Titik temu antara terminal akson yang satu dengan akson yang lain dinamakan
Sinapsis, yang berfungsi untuk meneruskan rangsangan ke sel saraf lainnya. Pada
sinapsis mengeluarkan bahan kimia yang disebut neurotransmiter, yang berguna
untuk meneruskan rangsang.

PENGGOLONGAN NEURON
Berdasarkan pada cara neuron memindahkan rangsangan dan posisi yang
ditempatinya, neuron dibedakan menjadi 3, yaitu:
1) Neuron Aferen (Neuron Sensori)
Bertugas menghantarkan rangsang dari organ penerima rangsang (reseptor) kepada
sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Kumpulan badan sel saraf
neuron membetuk ganglion yang berlanjut ke sumsum tulang belakang atau tali
spinal. Struktur neuron sensorik yakni memiliki dendrit panjang dan neurit atau
akson pendek.
2) Neuron Intermedier
Merupakan penghubung antara neuron aferen dan neuron eferen. Neuron
Intermedier terdapat di saraf pusat. Berfungsi untuk meneruskan rangsang dari
aferen ke eferen atau ke neuron intermedier yang lainnya. Memiliki struktur dendrit
yang panjang dan neurit atau akson pendek atau panjang.

52
3) Neuron Eferen (Neuron Motorik)
Berfungsi untuk mengirimkan impuls atau tanggapan dari saraf pusat ke otot atau
kelenjar yang akan melakukan respons tubuh. Umumnya neuron ini menerima
ragsang dari neuron intermedier, akan tetapi ada kalanya impuls ditransmisikan
langsung dari neuron aferen ke neuron eferen. Strukturnya berupa dendrit pendek
dan neurit atau akson panjang.

CARA KERJA PENGHANTARAN RENGSANGAN


Cara penghantaran rangsangan ada dua, yaitu:
a) Lewat Sel Saraf
Impuls berjalan sepanjang akson,setelah itu membran neuron memulihkan
keaadaanya seperti semula. Selama masa pemulin ini, impuls tidak bisa melewati
neuron tersebut , waktu ini disebutkan dengan periode refaktori..
b) Lewat Sinapsis
Impuls yang tiba pada tombol sinapsis akan menyebabkan meningkatnya
permeabilitas pada membran pra sinapsis terhadap ion Ca, kemudian ion Ca masuk
dan gelombang sinapsis smbil mengeluarkan neutransmiter kecelah sinapsis.
Setelah menyampaikan impuls, neutransmiter dihidrolisir oleh enzim yang
dikeluarkan oleh membran post sinapsis.
Secara skematis jalanya rangsang adalah Rangsang ---> reseptor ---> konduktor
---> efektor ---> respon (baik berupa gerakan pada otot maupun pengeluaran pada
kelenjar).
Jalannya rangsang untuk gerak biasa dengan gerak refleks berbeda, jika pada gerak
biasa rangsang dibawa ke otak sebagai pusat kesadaran, maka pada gerak refleks
rangsang dibawa ke sumsum tulang belakang, ini disebabkan karena gerak refleks
terjadi diluar kesadaran manusia untuk itu otak tidak sempat merespon rangsangan,
dan hanya sampai pada sumsum tulang belakang. Jika dibuat skema alurnya sebagai
berikut:
Gerak biasa: Rangsang ---> Urat saraf sensorik ---> otak ---> saraf motorik
Gerak Refleks : Rangsang ---> Saraf sensorik ---> sumsum tulang belakang --- >
saraf motorik

53
JARINGAN OTOT
Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu menggerakkan tulang, kulit
dan rambut setelah mendapat rangsangan. Otot memiliki tiga kemampuan khusus
yaitu:
1. Kontraktibilitas yaitu kemampuan untuk berkontraksi / memendek.
2. Ekstensibilitas yaitu kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari
gerakan yang ditimbulkan saat kontraksi.
3. Elastisitas yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula setelah
berkontraksi. Saat kembali pada ukuran semula otot disebut dalam keadaan
relaksasi

BAGIAN OTOT
Otot memiliki bagian-bagian, yaitu:
1. Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya
sebagai pelindung otot.
2. Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana
miofibril dan miofilamen berada.
3. Filamen
4. Tersusun atas dua macam dasar, yaitu filament aktin dan filament miosin.
Filamen aktin tipis dan filament miosin tebal. Kedua filamen ini menyusun
miofibril. Miofibril menyusun serabut otot dan serabut otot-serabut otot
menyusun satu otot.
5. Miofibril merupakan serat-serat pada otot.
6. Miofilamen adalah benang-benang/filamen halus yang berasal dari
miofibril. Miofilamen terbagi atas 2 macam, yakni:
a. Miofilamen homogen (terdapat pada otot polos)
b.Miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak dan pada
otot rangka/otot lurik).
Di dalam miofilamen terdapat protein kontaraktil yang disebut
aktomiosin (aktin dan miosin), tropopin dan tropomiosin. Ketika otot kita
berkontraksi (memendek) maka protein aktin yang sedang bekerja dan jika

54
otot kita melakukan relaksasi (memanjang) maka miosin yang sedang
bekerja.

JENIS-JENIS OTOT

a. Otot lurik (Otot Rangka)


Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini bekerja
di bawah kesadaran. Pada otot lurik, fibril-fibrilnya mempunvai jalur-jalur
melintang gelap (anisotrop) dan terang (isotrop) yang tersusun berselang-selang.
Sel-selnya berbentuk silindris dan mempunvai banvak inti. Otot rangka dapat
berkontraksi dengan cepat dan mempunyai periode istirahat berkali - kali. Otot
rangka ini memiliki kumpulan serabut yang dibungkus oleh fasia super
fasialis.Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari bagian:
1. Ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang menggembung
2. Urat otot (tendon), merupakan kedua ujung yang mengecil.
Urat otot (tendon) tersusun dari jaringan ikat dan bersifat keras serta liat.
Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai berikut ini:
a. Origo merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah
kedudukannya ketika otot berkontraksi.
b. Insersio merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot
berkontraksi.Otot yang dilatih terus menerus akan membesar atau mengalami
hipertrofi, Sebaliknya jika otot tidak digunakan (tidak ada aktivitas) akan
menjadikisut atau mengalami atrofi.

55
Ciri-ciri otot lurik:
 Bentuknya silindris, memanjang.
 Tampak adanya garis-garis melintang yang tersusun seperti daerah gelap
danterang secara berselang-seling (lurik).
 Mempunyai banyak inti sel.
 Bekerja dibawah kesadaran, artinya menurut perintah otak, oleh karena ituotot
lurik disebut sebagai otot sadar.
 Terdapat pada otot paha, otot betis, otot dada, otot.

b. Otot Polos
Otot polos disebut juga otot tak sadar atau otot alat dalam (otot viseral).
Otot polos tersusun dari sel – sel yang berbentuk kumparan halus. Masing – masing
sel memiliki satu inti yang letaknya di tengah. Kontraksi otot polos tidak menurut
kehendak, tetapi dipersarafi oleh saraf otonom. Otot polos terdapat pada alat-alat
dalam tubuh, misalnya pada:
1. Dinding saluran pencernaan
2. Saluran-saluran pernapasan
3. Pembuluh darah
4. Saluran kencing dan kelamin

Ciri-ciri otot polos


 Bentuknya gelondong, kedua ujungnya meruncing dan dibagian
tengahnyamenggelembung.
 Mempunyai satu inti sel.
 Tidak memiliki garis-garis melintang (polos).
 Bekerja diluar kesadaran, artinya tidak dibawah pe tah otak, oleh karena ituotot
polos disebut sebagai otot tak sadar.
 Terletak pada otot usus, otot saluran peredaran darah otot saluran kemih,dan
lain lain.

56
c. Otot Jantung
Otot jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik hanya saja
serabut – serabutnya bercabang - cabang dan saling beranyaman serta dipersarafi
oleh saraf otonom.Letak inti sel di tengah. Dengan demikian, otot jantung disebut
juga otot lurik yang bekerja tidak menurut kehendak.
Ciri-ciri otot jantung:
 Otot jantung ini hanya terdapat pada jantung. Struk turnya sama seperti
ototlurik, gelap terang secara berselang seling dan terdapat percabangan sel.
 Kerja otot jantung tidak bisa dikendalikan oleh kemauan kita, tetapi
bekerjasesuai dengan gerak jantung. Jadi otot jantung menurut bentuknya
sepertiotot lurik dan dari proses kerjanya seperti otot polos, oleh karena itu
disebut juga otot spesial.

57
Struktur dan Fungsi Makromolekul
Karbohidrat
Karbohidrat merupakan jenis senyawa organik yang terdiri dari karbon,
hidrogen, dan oksigen yang merupakan sumber makanan dan energi yang penting
bagi manusia dan hewan. Karbohidrat dihasilkan oleh tumbuhan hijau pada proses
fotosintesis.
Berdasarkan reaksi hidrolisis dan ukuran molekulnya, karbohidrat
dibedakan menjadi karbohidrat sederhana (monosakarida dan disakarida) dan
karbohidrat kompleks (polisakarida).
Karbohidrat Sederhana
Karbohidrat sederhana sangat mudah dikenali melalui rumus empirisnya,
karena perbandingan antara atom karbon, hidrogen, dan oksigennya yaitu 1:2:1,
contohnya adalah C3H6O3 (triosa) atau C5H5O10 (pentosa). Selain itu, karbohidrat
sederhana umumnya juga dapat diidentifikasi melalui tata namanya yang sesuai
dengan jumlah atom karbon yang terdapat dalam molekul, contohnya adalah triosa
yang memiliki 3 atom karbon, pentosa yang memilik 5 atom karbon, dan heksosa
yang memilik 6 atom karbon. Berdasarkan jumlah molekulnya, karbohidrat
sederehana dibagi menjadi monosakarida dan polisakarida.
1. Monosakarida (Gula Sederhana)
Monosakarida (gula sederhana) merupakan karbohidrat yang paling
sederhana dan tidak dapat diurai atau dihidrolisis lagi menjadi karbohidrat yang
lebih sederhana.

Monosakarida dapat berupa aldosa atau ketosa. Semua monosakarida


mempunyai atom C asimetris. Dalam hal ini, atom C asimetris terjadi jika atom

58
karbon mengikat empat gugus yang berbeda. Pada dasarnya struktur
monosakarida dapat digambarkan dengan menggunakan struktur yang
dikemukakan oleh Emil Fischer yang dikenal sebagai konformasi Fischer dan
struktur lingkaran yang dikemukakan oleh Tollens dan direalisasikan oleh
Haworth yang dikenal sebagai struktur Haworth.
Pada dasarnya, setiap konformasi Fitcher dapat diubah menjadi struktur
Haworth, seperti gambar berikut ini.

2. Disakarida
Disakarida terdiri dari dua buah monosakarida yang terikat melalui sintesis
dehidrasi yang membentuk suatu rantai. Ketika disakarida terbentuk, maka air akan
dihilangkan, sehingga proses pembentukannya disebut sintesis dehidrasi.
Disakarida dapat dibelah menjadi dua buah monosakarida sederhana dengan
menggunakan air kembali (hidrolisis). Contoh-contoh disakarida adalah sukrosa
(glukosa + fruktosa), laktosa (glukosa + galaktosa), dan maltosa (glukosa +
glukosa).
Struktur Disakarida
 Sukrosa
Sukrosa merupakan disakarida umum yang dihasilkan oleh beberapa tumbuhan,
seperti tebu dan bit. Jika sukrosa dihidrolisis, maka akan dihasilkan glukosa dan
fruktosa). Struktur sukrosa sebagai berikut.

59
Sukrosa tidak dapat mereduksi pereaksi Fehling, Benedict, dan Tollens. Hal ini
karena gugus aldehid sukrosa terikat pada fruktosa. Selain itu, sukrosa juga tidak
dapat difermentasi.
 Laktosa dan Maltosa
Laktosa merupakan jenis disakarida lainnya yang biasanya dikenal dengan gula
susu. Hal ini karena laktosa diproduksi secara alamiah dalam susu. Jika laktosa
dihidrolisis, maka akan dihasilkan glukosa dan galaktosa. Dalam hal ini, hidrolisis
laktosa dapat terjadi dengan bantuan enzim laktase. Laktosa tidak dapat
difermentasi, tetapi dapat mereduksi pereaksi Fehling, Benedict dan Tollens.
Struktur laktosa sebagai berikut.

Maltosa merupakan disakarida yang terdiri dari dua molekul glukosa. Oleh karena
itu, jika laktosa dihidrolisis, maka akan dihasilkan dua buah molekul glukosa.
Dalam hal ini, hidrolisis laktosa dapat terjadi dengan bantuan enzim maltase. Secara
alamiah, maltosa tidak terdapat dalam keadaan bebas, tetapi dapat dibuat melalui
hidrolisis zat pati (amilum) dengan bantuan enzim amilase. Maltosa dapat
difermentasi membentuk etanol dan dapat mereduksi pereaksi Fehling, Benedict
dan Tollens. Struktur maltosa sebagai berikut.

60
Karbohidrat Kompleks
Karbohidrat sederhana dapat dikombinasikan satu sama lain untuk membentuk
karbohidrat kompleks. Saat dua karbohidrat sederhana saling terikat satu sama lain,
maka terbentuk disakarida. Saat tiga karbohidrat sederhana saling terikat satu sama
lain, maka terbentuk trisakarida. Pada umumnya, sebuah karbohidrat kompleks
yang lebih besar dari disakarida dan trisakarida disebut polisakarida.

Polisakarida
Deskripsi Polisakarida
Polisakarida merupakan rantai yang panjang dari molekul-molekul gula yang
terikat bersama-sama. Di antara polisakarida yang paling terkenal adalah selulosa.
Selulosa membentuk dinding sel tumbuhan dan para ilmuwan memperkirakan
bahwa lebih dari satu triliun ton selulosa disintesis tumbuhan setiap tahunnya.
Selain selulosa, contoh polisakarida lainnya adalah amilum (zat pati).
Struktur Polisakarida
Gambar berikut ini menunjukkan struktur selulosa dan amilum.

61
Selulosa merupakan polimer yang berantai panjang dan tidak bercabang. Suatu
molekul tunggal selulosa merupakan polimer rantai lurus dari 1,4’-β-D-glukosa.
Hidrolisis selulosa dalam HCl 4% dalam air menghasilkan D-glukosa.

Amilosa adalah polimer linier dari α-D-glukosa yang dihubungkan dengan ikatan
1,4-α. Dalam satu molekul amilosa terdapat 250 satuan glukosa atau lebih. Amilosa
membentuk senyawa kompleks berwarna biru dengan iodium. Warna ini
merupakan uji untuk mengidentifikasi adanya pati.
Molekul amilopektin lebih besar dari amilosa. Strukturnya bercabang. Rantai utama
mengandung α-D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,4′-α. Tiap molekul
glukosa pada titik percabangan dihubungkan oleh ikatan 1,6′-α.

62
Karbohidrat mempunyai beberapa fungsi penting, di antaranya sebagai berikut.
1. Sebagai komponen utama penyusun membran sel.
2. Sebagai sumber energi utama. Pada beberapa organ tubuh seperti otak, lensa
mata, dan sel saraf, sumber energinya sangat bergantung kepada glukosa
dan tidak dapat digantikan oleh sumber energi lainnya. Setiap 1 gram
glukosa menghasilkan 4,1 kkal.
3. Berperan penting dalam metabolisme, menjaga keseimbangan asam dan
basa, pembentuk struktur sel, jaringan, dan organ tubuh.
4. Membantu proses pencernaan makanan dalam saluran pencernaan,
misalnya selulosa.
5. Membantu penyerapan kalsium, misalnya laktosa.
6. Merupakan bahan pembentuk senyawa lain, misalnya protein dan lemak.
7. Karbohidrat beratom C lima buah, yaitu ribosa merupakan komponen asam
inti yang amat penting dalam pewarisan sifat.
8. Sumber energi dalam proses respirasi.

Protein
Protein adalah polimer yang tersusun dari monomer yang biasa disebut asam amino.
Asam amino adalah rangka karbon pendek yang mengandung gugus amino
fungsional (nitrogen dan hidrogen dua) yang melekat pada salah satu ujung
kerangka dan gugus asam karboksilat di ujung lain. Protein tersusun atas unsur
karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), dan terkadang mengandung
zat belerang (S) dan fosfor (P). Protein merupakan komponen utama makhluk hidup

63
dan berperan penting dalam aktivitas sel. Protein mengatur aktivitas metabolisme,
mengkatalisis reaksi-reaksi biokimia, dan menjaga keutuhan strukur sel. Protein
terdapat dalam semua jaringan hidup dan disebut sebagai pembangun kehidupan.
Secara kimia, protein merupakan molekul biologis yang besar. Protein tersusun atas
asam amino yang terikat dalam rantai lurus yang disebut ikatan peptida yang
membentuk suatu zat kompleks. Oleh karena itu, protein digolongkan ke dalam
polimer yang monomer-monomenya adalah asam amino.
Asam Amino
Asam amino merupakan kelompok senyawa karbon yang terdiri dari karbon,
hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Akan tetapi, terdapat juga dua asam amino yang
juga mengandung belerang, yaitu sistein dan metionin. Sampai saat ini telah dikenal
20 jenis asam amino yang biasanya terdapat dalam protein. Semua asam amino
sekurang-kurangnya sebuah gugus amino (NH2) dan gugus karboksil (—COOH).
Masing-masing dari 20 asam amino mempunyai gugus R yang berbeda. Dalam hal
ini, komposisi kimia dari gugus R yang khas menentukan sifat-sifat asam amino,
seperti reaktivitas, muatan ion, dan hidropobisitas relatif (sifat ketidaksukaan
terhadap air). 20 macam asam amino adalah sebagai berikut.

64
Setiap protein terdiri dari satu atau lebih rantai polipeptida. Akibatnya, terdapat
empat struktur protein, yaitu sebagai berikut.
1. Struktur primer, yaitu struktur protein yang rantai polipeptidanya berbentuk
linier.
2. Struktur sekunder, yaitu struktur protein yang rantai polipeptidanya
mempunyai pola teratur, misalnya pola memilin (menggulung).
3. Struktur tersier, yaitu struktur protein yang rantai polipeptidanya bengkok
atau bergulung (berpilin), sehingga membentuk struktur tidak dimensi bulat.
4. Struktur kuarterner, yaitu struktur protein yang berkaitan dengan kenyataan
bahwa beberapa protein dapat terdiri lebih dari satu rantai polipeptida.
Setiap rantai polipeptida dapat merupakan polipeptida yang sama atau
berbeda.

Fungsi Protein
Protein mempunyai fungsi biologis tertentu, sehingga protein dapat diklasifikasikan
sebagai berikut.
1. Komponen utama penyusun membran sel, seperti protein integral, protein
perifer, dan glikoprotein.
2. Sebagai sumber energi, setiap gramnya akan menghasilkan 4,1 kkal.
3. Bahan dalam sintesis substansi penting seperti hormon, enzim, zat antibodi,
dan organel sel lainnya.

65
 Enzim, yaitu protein yang mengkatalisis reaksi-reaksi kimia dan biokimia
di dalam atau di luar sel-sel hidup. Contoh enzim antara lain adalah tripsin.

 Hormon, adalah protein yang dihasilkan oleh kelenjar endoktrin tubuh atau
sel-sel tertentu lainnya. Hormon berfungsi untuk mengatur dan merangsang
beberapa proses dalam makhluk hidup, misalnya metabolisme. Contoh
hormon protein antara lain adalah insulin, lipoprotein, dan prolaktin.

 Imunoglobulin (zat anti bodi), yaitu protein pelindung yang berperan


penting dalam respon kekebalan makhluk hidup untuk menetralisasi zat-zat
asing yang menyebabkan infeksi. Contohnya adalah interferon, dan
trombin.
 Mengatur dan melaksanakan metabolisme tubuh, seperti enzim, protein
yang mengaktifkan dan berpartisipasi pada reaksi kimia kehidupan
 Sebagai senyawa buffer, yakni berperan menjaga stabilitas pH cairan tubuh
dan sebagai zat larut dalam cairan tubuh, protein membantu dalam
pemeliharaan tekanan osmotik di dalam sekat-sekat rongga tubuh.
 Protein transpor, yaitu protein yang berfungsi untuk memindahkan atau
menyimpan beberapa senyawa kimia dan ion. Contohnya adalah
hemoglobin untuk mengangkut oksigen dan protein integral yang membawa
zat-zat yang dibutuhkan sel.

66
 Protein motor, yaitu protein yang berfungsi untuk mengubah energi kimia
menjadi energi mekanik. Contohnya adalah aktin dan miosin.
 Protein struktur, yaitu protein yang berfungsi untuk perbaikan,
pertumbuhan, dan pemeliharaan struktur sel, jaringan, atau komponen-
komponen biologis lainnya. Contohnya adalah kolagen, elastin, dan keratin.
 Protein reseptor, yaitu protein yang berfungsi untuk mendeteksi sinyal
(rangsangan) dan menerjemahkan sinyal tersebut menjadi sinyal jenis lain.
Contohnya adalah rhodopsin.
 Protein penunjuk, yaitu protein yang berfungsi untuk memberikan sinyal
atau mengkomunikasikan rangsangan dalam proses translasi. Contohnya
adalah GTP (guanosinin trifosfat)
 Protein penyimpan, yaitu protein yang mengandung energi, yang dapat
dilepaskan dalam proses-proses metabolisme pada makhluk hidup.
Contohnya adalah albumin.

Asam Nukleat
Asam nukleat merupakan polimer senyawa organik yang menyimpan dan
mengirimkan informasi genetik di dalam sel. Ada dua jenis asam nukleat: asam
deoksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA). DNA berfungsi sebagai
materi genetik, sedangkan RNA memainkan peran penting dalam menggunakan
informasi genetik untuk memproduksi protein. Semua asam nukleat dibentuk dari
monomer-monomer yang dikenal sebagai nukleotida. Nukleotida juga

67
menyediakan sumber energi langsung untuk reaksi yang terjadi dalam sel. Setiap
nukleotida terdiri dari tiga bagian: (1) sebuah molekul pentosa, yang bisa menjadi
ribosa atau deoksiribosa, (2) sebuah grup fosfat, dan (3) sebuah basa nitrogen. Basa
nitrogen yang dimiliki ialah satu dari 5 jenisnya. Dua diantaranya lebih besar dari
yang lain, molekul cincin ganda Adenin dan Guanin, basa yang terkecil adalah basa
cincin tunggal Timin, Sitosin, dan Urasil.

Nukleotida (monomer), terikat dalam rantai yang panjang (polimer), sehingga gula
dan gugus fosfat secara terurut membentu rangkaian “tulang belakang” dan basa
nitrogen sebagai penyanggah sisinya. DNA memiliki gula deoksiribosa dan basa A,
T, G dan C, sedangkan RNA memiliki gula Ribosa dan basa A, U, G, dan C.

68
Lipid
Lipid merupakan zat lemak yang berperan dalam berbagai sel hidup. Seperti halnya
karbohidrat, lipid tersusun atas unsur karbon (CH), hidrogen (H), dan oksigen (O),
serta kadang kala ditambah fosfor (P) serta nitrogen (N). Beberapa di antaranya
disimpan sebagai sumber energi sekunder dan sebagian lain bertindak sebagai
komponen penting dari membran sel. Lipid terdapat pada tumbuhan, hewan,
manusia, dan mikroorganisme. Lipid terasa licin, tidak larut dalam air, tetapi dapat
larut dalam alkohol, eter, dan pelarut-pelarut organik lainnya. Lipid terdiri dari
beberapa jenis, yang terpenting adalah lemak, fosfolipid, dan steroid.
Lemak
Lemak sangatlah penting, molekul organik kompleks yang digunakan sebagi suber
energi, hingga hal lain. Pembangun lemak adalah sintesis dehidrasi antara molekul
gliserol dan asam lemak. Gliserol adalah rangkakarbon yang memiliki tiga gugus
alkohol. Rumus empirisnya adalah C3H4(OH)3. Asam lemak merupakan rantai
karbon yang panjang yang memiliki gugus karboksil. Jika terdapat rantai karbon
yang memiliki banyak ikatan hidrogen, maka disebut asam lemak jenuh.
Sedangkan, disebut tidak jenuh jika atom-atom karbonnya memiliki ikatan rangkap
lebih dari satu.

69
Secara kimia, lemak identik dengan minyak hewani dan minyak nabati yang
terutama terdiri dari gliserida. Lemak merupakan ester yang terbentuk melalui
reaksi tiga molekul asam lemak dan sebuah molekul gliserol. Lemak bersifat tidak
mudah menguap, tidak larut dalam air, terasa berminyak atau licin ketika disentuh,
dan berbentuk padat pada suhu kamar.
Beberapa jenis lemak ditunjukkan dengan gambar berikut.

Lebih dari 90 persen lemak diperoleh dari sekitar 20 jenis tumbuhan dan hewan.
Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan atau sumber energi di dalam tubuh.
Steroid
Steroid merupakan senyawa turunan lipid yang tidak terhidrolisis. Steroid berfungsi
sebagai hormon, seperti hormon seks, hormon adrenal kortikal, asam empedu,
sterol, dan agen anabolisme. Contoh-contoh steroid antara lain adalah kolesterol,
esterogen, dan testosteron.

Fosfolipid
Fosfolipid merupakan lipid yang berjumlah banyak (sebagai lesitin atau
fosfatidietanolamin) yang di dalamnya asam fosfat serta asam lemak diesterifikasi
menjadi gliserol dan terdapat dalam semua sel hidup serta dalam plasma membran.

70
Fosfolipid merupakan jenis lemak majemuk. Struktur fosfolipid antara lain adalah
sebagai berikut.

Beberapa fungsi fosfolipid antara lain adalah: lesitin membawa lemak dalam aliran
darah dari satu jaringan ke jaringan lainya; fosfatidiletanolamin berperan dalam
proses pembekuan darah; dan fosfolipid merupakan komponen utama dinding sel.

71
DNA DAN RNA
PENGERTIAN DNA
Sebelum memulai lebih jauh, kita harus tahu terlebih dahulu definisi dari DNA.
Banyak para ahli yang mengutarakan pendapatnya. Akan tetapi, intinya tetap sama
yaitu DNA ((Deoxyribonucleic acid) merupakan tempat penyimpanan informasi
genetic dari semua makhluk hidup. DNA tersusun atas rangkaian nukleotida yang
berupa gula deoksiribosa, gugus fosfat dan basa nitrogen. Basa nitrogen DNA
terdiri dari golongan purin, yaitu adenine dan guanine, serta golongan pirimidin
yaitu timin dan sitosin.

DNA berkaitan dengan semua aktifitas biologis dan merupakan pusat kajian di
dalam sitologi, genetic, biologi molekuler, mikrobiologi, perkembangan biologis,
biokimia dan evolusi.
Jadi, DNA adalah wadah dari semua informasi genetic dari makhluk hidup.
Informasi tersebut dapat berupa sifat, cirri khas, warna kulit, warna rambut, mata
dsb. DNA tidak hanya ada pada manusia, akan tetapi pada hewan dan tumbuhan
juga terdapat DNA.

STRUKTUR DNA
Sebelumnya kita telah mengetahui definisi dari DNA. Sekarang kita akan
membahas Struktur atau bentuk dari DNA. Jadi menurut ilmuwan ternama James
Watson dan Francis Crick (1953) yang menemukan struktur dari DNA bukanlah
bulat, lonjong atau segitiga sama kaki. Tetapi DNA itu makromolekul
polinukleotida yang tersusun atas polimer nukleotida yang berulang ulang,
tersusun rangkap, membentuk DNA heliks ganda (double helix) dan berpilin ke
kanan.

72
Gambar diatas menjelaskan bagaimana struktur dari DNA. Setiap nukleotida yang
menyusun DNA terdiri atas :
1. Gula 5 karbon (2 deoksiribosa)
Basa nitrogen yang terdiri dari golongan purin yaitu adenine (A) dan guanine (G)
serta golongan pirimidin yaitu cytosine (C) dan thymine (T).
2. Gugus fosfat
Baik purin atau pirimidin yang berikatan dengan deoksiribosa membentuk suatu
molekul yang dinamakan nukleosida atau deoksiribonukleosida yang merupakan
precursor elementer untuk sintesis DNA.

SUSUNAN BASA NITROGEN DNA

Keempat basa nitrogen nukleotida di dalam DNA tidak berjumlah sama rata.
Persentase keempat basa nitrogen berbeda dari satu spesies dengan spesies lainnya.
Akan tetapi, pada setiap molekul DNA, jumlah adenine (A) selalu sama dengan

73
jumlah Timin (T). Begitu pula dengan Guanin (G) dan Sitosin (C). Adenine (A)
selalu berpasangan dengan Timin (T) dan sitosin (C) selalu berpasangan dengan
guanine (G) melalui ikatan hydrogen. Adenine dan timin membentuk dua ikatan
hydrogen (A=T) sedangkan sitosin dan guanine membentuk 3 ikatan hydrogen (C
≡ T).

Jika kita perhatikan gambar diatas, dapat disimpulkan bahwa Adenin (A) akan
selalu berpasangan dengan Timin (T). Sedangkan Sitosin (C) selalu berpasangan
dengan Guanine (G). Basa-basa nitrogen ini diikat oleh basa komplementer yang
membentuk ikatan hydrogen dan mengikat kedua unsur DNA heliks ganda secara
bersamaan.

FUNGSI DNA
Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya salah satu fungsi DNA yaitu sebagai
wadah atau tempat penyimpanan informasi genetic dari makhluk hidup. Ternyata,
selain fungsi tersebut, ada 3 fungsi lainnya yang terdapat pada DNA. Diantaranya
yaitu:
1. Sebagai pembawa informasi genetic
DNA sebagai bentuk kimiawi gen merupakan pembawa informasi genetic makhluk
hidup seperti ciri dan sifat makhluk hidup. Contohnya yaitu, kita membawa sifat
dan cirri khas dari orang tua kita. Ciri dan Sifat itu dapat berupa warna mata, warna
kulit bentuk wajah dsb. Lalu bagaimana jika kita tidak memiliki cirri dan sifat dari
orang tua kita? Lalu bagaimana kalau kedua orang tua teman-teman berkulit putih
sedangkan teman-teman berkulit coklat? Seperti yang telah disebutkan sebelumnya,
DNA tidak hanya membawa sifat dan cirri dari orang tua kita. DNA juga dapat
menurunkan sifat dari generasi sebelum orang tua kita. Contohnya dari kakek,
paman, bibi bahkan kakek buyut kita. Asalkan memiliki hubungan darah ada
kemungkinan sifat itu diturunkan ke generasi selanjutnya.

2. Berperan dalam duplikasi diri dan pewarisan sifat


Duplikasi diri atau Replikasi DNA nenpunyai peran penting bagi DNA untuk
mewariskan sifat dari satu sel ke sel lainnya.

74
3. Ekspresi informasi genetic
Gen-gen membawa informasi untuk membentuk protein tertentu. Proses ini terjadi
melalui mekanisme sintesis protein. Proses pembentukan protein ini terjadi melalui
proses transkripsi DNA menjadi RNA dan translasi RNA membentuk rantai
polipeptida.

SIFAT DNA

Selain memiliki fungsi, DNA juga memiliki beberapa sifat diantaranya yaitu:

 Jumlah DNA konstan dalam setiap jenis sel dan spesies. Konstan dalam artian
tetap dan tidak berubah jumlahnya. Contohnya Jumlah DNA pada kucing
berbeda dengan jumlah DNA pada Anjing. Begitupun dengan jumlah DNA
pada manusia dan primate berbeda jumlahnya.
 Kandungan DNA dalam sel bergantung pada sifat ploidi (genom) sel atau
jumlah kromosom di dalam sel.
 Bentuk DNA pada sel eukariotik adalah seperti benang dan tidak bercabang,
sedangkan
 DNA pada sel Prokariotik, mitokondria dan plastida berbentuk sirkuler.

PROSES TERBENTUKNYA DNA


Proses terbentuknya DNA itu diawali dengan Replikasi DNA. Proses ini
memerlukan bahan baku deoksiribonukleatida, enzim dan nukleotida. Proses
replikasi DNA akan menghasilkan rantai DNA baru yang sama.
Replikasi diawali dengan terbukanya pilinan dan pemisahan rantai oleh enzim
helikase sehingga terbentuk dua pita tunggal. Kedua pita tersebut berfungsi sebagai
cetakan DNA baru dengan bantuan enzim polymerase.
DNA polymerase dapat mensintesis DNA baru dengan arah 5’→ 3’ . Oleh
karena itu, dalam pembentukan DNA baru akan terdapat pembentukan pita yang
kontinu dan diskontinu. Pita DNA kontinu terbentuk dari arah 5’→ 3’ tanpa
terputus. Pita DNA diskontinu akan terbentuk dari arah 3’→ 5’ terputus-putus.

75
Pembentukannya diawali pembentukan RNA primer oleh primase dan diteruskan
oleh DNA polymerase membentuk fragmen DNA disebut fragmen Okazaki.
RNA primer akan digantikan DNA bersamaan dengan penyambungan fragmen
Okazaki oleh enzim ligase. Akibatnya terbentuk pita DNA baru yang utuh.

Terdapat 3 hipotesis mengenai proses replikasi DNA, diantaranya yaitu:

1. Konservatif
Menurut model replikasi konservatif, semua pita DNA double helix berfungsi
sebagai cetakan. Proses tersebut menghasilkan sebuah pita DNA double helix baru.
2. Semikonservatif
Model ini menjelaskan, setelah pita terurai menjadi pita tunggal, setiap pita
berfungsi sebagai cetakan. Setiap pita tunggal membentuk pita pasangannya
sehingga terbentuk 2 pita double helix.
3. Pita spiral (double helix) terputus-putus
Kemudian potongan DNA tersebut membentuk dua pita baru. Potongan DNA lama
akan bersambungan dengan DNA baru pada kedua pita double helix baru tersebut.

REPLIKASI DNA

76
Pengertian RNA
RNA singkatan dari RiboNucleic Acid yang dalam bahasa Indonesia disebut Asam
Ribonukleat. RNA adalah rangkaian nukleotida yang saling terikat seperti rantai.
RNA merupakan asam nukleat untai tunggal yang terdiri dari unit-unit pembangun
berupa mononukleotida. Setiap nukleotida terdiri atas satu gugus fosfat, satu gugus
pentosa, dan satu gugus basa Nitrogen (N). Ada 4 jenis basa nitrogen yang
menyusun RNA yaitu Adenin (A), Sitosin (C), Guanin (G), dan Urasil (U).
Tidak seperti DNA yang biasanya dijumpai di dalam inti sel, RNA kebanyakan
berada di dalam sitoplasma, khusunya di ribosom.

Fungsi RNA
Pada sekelompok virus (misalnya bakteriofag), RNA merupakan bahan genetik. Ia
berfungsi sebagai penyimpan informasi genetik, sebagaimana DNA pada
organisme hidup lain.
Namun demikian, peran penting RNA terletak pada fungsinya sebagai perantara
antara DNA dan protein dalam proses ekspresi genetik karena ini berlaku untuk
semua organisme hidup. Dalam peran ini, RNA diproduksi sebagai salinan kode
urutan basa nitrogen DNA dalam proses transkripsi. Kode urutan basa ini tersusun
dalam bentuk ‘triplet’, tiga urutan basa N, yang dikenal dengan nama kodon. Setiap
kodon berelasi dengan satu asam amino (atau kode untuk berhenti), monomer yang
menyusun protein.

Penelitian mutakhir atas fungsi RNA menunjukkan bukti yang mendukung atas
teori ‘dunia RNA’, yang menyatakan bahwa pada awal proses evolusi, RNA
merupakan bahan genetik universal sebelum organisme hidup memakai DNA.

Struktur RNA

Molekul RNA mempunyai bentuk yang berbeda dengan DNA. RNA memiliki
bentuk pita tunggal dan tidak berpilin. Tiap pita RNA merupakan polinukleotida
yang tersusun atas banyak ribonukleotida. Tiap ribonukleotida tersusun atas gula
ribosa, basa nitrogen, dan asam fosfat.

77
Basa nitrogen RNA juga dibedakan menjadi basa purin dan basa pirimidin. Basa
purinnya sama dengan DNA tersusun atas adenin (A) dan guanin (G), sedangkan
basa pirimidinnya berbeda dengan DNA yaitu tersusun atas sitosin (C) dan urasil
(U).

Tulang punggung RNA tersusun atas deretan ribosa dan fosfat. Ribonukleotida
RNA terdapat secara bebas dalam nukleoplasma dalam bentuk nukleosida trifosfat,
seperti adenosin trifosfat (ATP), guanosin trifosfat (GTP), sistidin trifosfat (CTP),
dan uridin trifosfat (UTP). RNA disintesis oleh DNA di dalam inti sel dengan
menggunakan DNA sebagai cetakannya.
Berikut merupakan perbandingan antara struktur DNA dan struktur RNA

78
Jenis-Jenis RNA
Jika ditinjau berdasarkan klasifikasi, setiap jenis RNA memiliki fungsi yang lebih
spesifik dengan mekanisme kerja yang berbeda dan saling terkait. Adapun
pembagiannya ada dua, yaitu:
1. RNA genetik
RNA genetik mengambil andil sebagaimana kerja DNA dan hanya dimiliki oleh
makhluk hidup tertentu yang tidak memiliki DNA, seperti beberapa jenis virus. Di
dalam sel inangnya, RNA yang terdapat pada virus akan mengalami transkripsi
balik menjadi kode genetik RNA-DNA yang pada akhirnya membentuk DNA.
Kemudian DNA virus akan masuk ke nukleus inang dan menyisip kedalamya
sehingga pada awlanya akan merusak DNA inang dan membentuk mRNA. mRNA
ini akan mengalami translasi untuk menghasilkan protein selubung virus sehingga
terbentuklah virus-virus baru. Peran penting molekul ini ialah membawa segala
materi genetis, seperti yang dimiliki oleh DNA.

2. RNA non genetik


RNA non genetik merupakan molekul yang dimiliki oleh makhluk hidup yang
materi genetiknya diatur oleh DNA.Makhluk hidup golongan ini didalam selnya
memiliki DNA dan RNA. Dengan kata lain, perannya bukanlah seperti DNA.
Berdasarkan letak dan fungsinya, RNA non genetik terbagi menjadi tiga macam,
diantaranya:
a. Transfer RNA (tRNA)
RNA yang dibentuk dari dalam nukleus, tetapi menempatkan diri dalam sitoplasma.
tRNA merupakan RNA yang terpendek dan bertindak sebagai penerjemah kodon
dari mRNA. tRNA mempunyai proporsi nukleosida yang lebih relatif tinggi.
Transfer RNA (transfer-Ribonucleic acid) atau asam ribonukleat transfer adalah
molekul yang menginterpretasikan pesan genetik berupa serangkaian kodon yang
disepanjang molekul mRNA dengan cara mentransfer asam-asam amino ke
ribosom dalam proses translasi.
Tiap tRNA mengandung suatu sekuen dengan tiga rangkaian basa pendek. Seluruh
ujung 3' tRNA mengandung sekuen SSA yang berseberangan dengan sekuen

79
antikodon. Suatu amino tertentu akan melekat pada ujung 3 tRNA. Pelekatan ini
merupakan cara berfungsinya tRNA, yaitu dengan membawa asam amino spesifik
yang nantinya berguna dalam sintetis protein, yaitu pengurutan asam amino sesuai
dengan urutan kodon pada mRNA.

b. Ribosomal RNA (rRNA)


rRNA merupakan ribosom yang mengandung protein dengan massa yang hampir
mirip. Molekulnya berupa pita tunggal, tak bercabang dan fleksibel. rRNA terdiri
dari 80 persen total RNA yang dalam sel dan pada sel-sel tidak memiliki inti sejati
yang terdiri dari beberapa tipe rRNA yaitu 23S rRNA, 16S rRNA, dan 5S rRNA.

c. Mesengger RNA (mRNA) disebut juga RNA duta (RNA d)

mRNA merupakan polinukleotida yang berbentuk pita tunggal linier dan disintetis
oleh DNA di dalam nukleus. mRNA berupa rantai tunggal yang relatif panjang.
Panjang pendeknya mRNA berhubungan dari panjang pendeknya rantai polipeptida
yang disusun. Ururtan pada rantai asam amino yang menyusun rantai polipeptida
tersebut sesuai dengan urutan kodon yang ada dalam molekul mRNA yang
bersangkutan. mRNA bertindak sebagai pola cetakan dalam pembentukan
polipeptida. Setiap molekul membawa salinan urutan DNA, yang ditranslasikan
dalam sitoplasma menjadi satu rantai polipeptida atau lebih. Fungsi utama dari
mRNA adalah membawa kode-kode genetik dari DNA di inti sel menuju ke
ribosom di sitoplasma. mRNA dibentuk jika diperlukan dan jika tugasnya telah
selesai lalu dihancurkan dalam plasma.

Proses Terbentuknya RNA


Proses pembentukan RNA berkaitan erat dengan fungsi DNA. Seperti pembahasan
kita sebelumya mengenai definisi RNA yang merupakan hasil transkripsi dari suatu
fragmen DNA. Dengan kata lain, DNA berperan penting dalam tahapan
pembentukan RNA dengan membawa informasi genetik berupa berupa kode-kode
sandi atau genetik pada untai ganda DNA untuk dicetak membentuk RNA. Adapun

80
proses pembentukan RNA terdiri dari dua tahapan dngan bantuan enzim RNA
polymerase (RNAp) yaitu tahap transkripsi dan tahap translasi. Enzim ini
mempercepat proses pembentukan RNA. Tahapan pembentukan RNA meliputi

MEKANISME KERJA DNA

Pada Mekanisme Kerja DNA dalam aktivitas sel diikuti oleh sintesis protein.
Sintesis protein atau pembentukan protein memerlukan adanya molekul RNA yang
merupakan materi genetic di dalam kromosom dan DNA sebagai pembawa sifat
keturunan. Informasi genetic pada double helix DNA berupa kode-kode sandi atau
genetic. Kode-kode tersebut akan dibawa dan dan dicetak untuk membentuk RNA.
Tahapan-tahapan dari pembentukan RNA atau Sintesis Protein terbagi 2 yaitu
Transkripsi dan Translasi yang akan dibahas sebagai berikut:
1. Transkripsi
Transkripsi merupakan pencetakan RNA messenger oleh DNA. Transkripsi terjadi
dalam 3 tahap yaitu inisiasi, elongasi dan terminasi.

TRANSKRIPSI

81
 Pada tahap inisiasi, RNA polymerase menempel pada promoter yaitu
urutan basa nitrogen khusus pada DNA yang dapat memberikan sinyal
inisiasi transkripsi. Rantai DNA yang digunakan pada proses perekaman
gen hanya satu buah, dinamakan rantai sense. Sedangkan rantai lainnya
merupakan rantai noncoding atau antisense (tidak digunakan dalam
transkripsi).
 Tahap elongasi ditunjukkan oleh aktivitas RNA polymerase yang bergerak
sepanjang rantai DNA sehingga dihasilkan rantai RNA yang di
dalamnya mengandung urutan basa nitrogen pertama sebagai hasil
perekaman. Setelah hasil perekaman berjumlah 30 buah, suatu senyawa
kimia akan berikatan dengan ujung 5’ RNA yang berfungsi sebagai penutup
untuk memberikan sinyal inisiasi tahap translasi, dan mencegah terjadinya
degradasi RNA.
 Pada tahap terminasi, proses perekaman (transkripsi) berhenti dan
molekul DNA yang baru terpisah dari DNA template. Segera setelah
molekul RNA terpisah, sebanyak 100-200 molekul asam adenilat berikatan
pada ujung 3’ RNA. Penambahan senyawa kimia tersebut menghasilkan
urutan nukleotida adenine dalam jumlah yang banyak pada ujung 3’ RNA.
Akhirnya dihasilkan produk transkripsi yang lengkap dinamakan messenger
RNA (mRNA).

2. Translasi
Translasi adalah Pernerjamahan kode oleh tRNA berupa kode yang
dikehendaki. Translasi terjadi di sitoplasma dan melibatkan ribosom. Sama
dengan Transkripsi, proses terjadinya Translasi terbagi 3 yaitu Inisiasi, elongasi
dan terminasi.

82
TRANSLASI

 Tahap inisiasi ditandai dengan pengenalan kodon AUG yang terdapat pada
bagian akhir mRNA yang disebut juga kodon Start. Kodon AUG merupakan
kode pembentukan metionin. Kemudian, tRNA yang membawa metionin
akan bergabung melalui pembentukan ikatan pada subunit besar ribosom
dan terbentuklah ribosom yang lengkap. Molekul tRNA pertama yang
terikat pada ribosom akan menempati tempat khusus, yaitu sisi P
(Polipeptida) yang akan terbentuk rantai polipeptida. tRNA berikutnya akan
berikatan dengan kodon kedua dan menempati ribosom pada sisi A (asam
amino).
 Tahap elongasi ditandai dengan masuknya tRNA pada sisi A (asam amino)
sehingga dihasilkan rangkaian asam amino yang dihubungkan oleh rantai
peptide. Ribosom akan bergerak ke kanan membawa tRNA yang akan
menerjemahkan asam amino berikutnya pada sisi A yang kosong. Asam
amino yang kosong bergerak ke sisi P (polipeptida) dan terjadi pemutusan
ikatan dengan tRNA . dengan demikian, rantai polipeptida akan terus
terbentuk.

Translasi akan memasuki tahap terminasi apabila ribosom mencapai kodon “stop”
(UAG) pada mRNA. Polipeptida akan dilepaskan dari ribosom dan sintesis protein
berakhir. Kemudian setiap sub unit ribosom akan terpisah dan akan siap kembali
untuk sintesis protein berikutnya.
Perbedaan DNA dan RNA Dirunut dari sisi bahasa, DNA adalah akronim dari kata
Deoxyribo Nucleic Acid atau Asam Deoksiribosa Nukleat, sedangkan RNA adalah

83
akronim dari kata Ribonucleic Acid atau Asam Ribosa Nukleat. Adapun jika
dirunut dari pengertiannya, DNA merupakan gugus asam amino rantai ganda yang
berfungsi dalam mengendalikan aktivitas genetis dan sintesis protein dengan
kandungan 3 basa nitrogen (purin, pirimidin, dan gugus fosfat). Sedangkan RNA
adalah gugus asam amino rantai tunggal yang mengandung 2 basa nitrogen (yaitu
purin dan pirimidin) hanya berfungsi untuk melakukan sintesis protein. Perbedaan
DNA dan RNA Dari pengertian di atas, tentu kita sudah dapat mengidentifikasi apa
saja yang menjadi perbedaan antara DNA dan RNA. Perbedaan keduanya antara
lain terletak pada fungsi, letak, bentuk, ukuran, komponen gula dan basa nitrogen
yang dikandungnya, serta pada fluktuasi kadarnya. Secara lebih lengkap, berikut ini
kami telah cantumkan tabel perbedaan DNA dan RNA untuk dapat Anda
identifikasi. Perbedaan DNA RNA Fungsi Mengendalikan faktor keturunan dan
sintesis protein Mengendalikan sintesis protein Letak Terdapat pada inti sel
Terdapat pada inti sel, sitoplasma, atau ribosom Komponen Gula Deoksiribosa
Ribosa Ukuran Panjang Pendek Jenis Basa Nitrogen Purin (adenin dan guanin)
gugus fosfat. dan Pirimidin (sitosin dan timin) Purin (adenin dan guanin) dan
Pirimidin (sitosin dan urasil) Kadar Tidak berubah Berubah

Tabel Perbedaan DNA dan RNA


Perbedaan DNA RNA

rantai panjang , ganda, dan berpilin


Bentuk rantai pendek, tunggal, dan tidak berpilin
(double heliks)

Mengendalikan faktor keturunan dan


Fungsi Mengendalikan sintesis protein
sintesis protein

di dalam nukleus, kloroplas, di dalam nukleus, sitoplasma, kloroplas,


Letak
mitokondria mitokondria

Komponen Gula Deoksiribosa Ribosa

Ukuran Panjang Pendek

Purin (adenin dan guanin) gugus fosfat. Purin (adenin dan guanin) dan Pirimidin
Jenis Basa Nitrogen
dan Pirimidin (sitosin dan timin) (sitosin dan urasil)

Kadar Tetap Berubah

84
PEMBELAHAN SEL
Pembelahan sel adalah proses pembelahan dari satu sel induk menjadi dua
atau lebih sel anak. Tujuan pembelahan sel adalah untuk pertumbuhan dan
perkembangan, menggati sel yang telah mati atau rusak, berkembang biak,
membentik varisasi individu baru dan lain sebagainya.
Macam Macam Pembelahan Sel
Secara umum, terdapat dua cara pembelahan sel yaitu pembelahan langsung
(pembelahan sel amitosis) dan pembelahan tak langsung yang terdiri dari
pembelahan sel mitosis dan pembelahan sel meosis (pembelahan reduksi).
Pembelahan Sel Mitosis

Pembelahan inti atau nukleus pada pembelahan mitosis ini didahului dengan
pembentukan benang-benang kumparan sperma atau kromosom. Pembelahan sel
mitosis, biasanya terjadi pada sel-sel tubuh atau sel somatic dan sel nutfah.
Pembelahan mitosis akan menghasilkan dua sel anakan yang masing-masing sel
anak tersebut memiliki sifat dan jumlah kromosom yang sama dengan induknya.
Sel tersebut mempunyai perbedaan dalam kecepatan membelah. Contohnya sel
germinatikum pada kulit yang dapat melakukan pembelahan secara cepat untuk
menggantikan sel yang rusak atau sel mati. Contoh lainnya yaitu pada hati, proses
pembelahan berlangsung lama hingga waktu tahunan.

85
Ciri-ciri Pembelahan Mitosis yaitu:
 Prosesnya berlangsung pada sel somatik
 Menghasilkan dua sel anakan dengan sifat identik dengan sel induk
 Terjadi satu kali pembelahan dengan 4 fase yakni Profase, Metafase, Anafase
dan Telofase.
 Antara satu pembelahan dengan pembelahan selanjutnya, terdapat fase yang
disebut interfase (fase istirahat).
 Sel anak memiliki jumlah kromosom yang sama dengan jumlah kromosom
induk dan sel anak dapat membelah lagi.
 Pembelahan secara mitosis dapat terjadi pada usia muda, dewasa dan tua.
Siklus sel adalah urutan tertentu dalam mekanisme pembelahan sel hingga
pembelahan sel kembali untuk membentuk sel anakan. Siklus sel ini terbagi
menjadi dua fase yakni fase interfase dan fase mitotik.
Tahap Pembelahan Sel Mitosis
1.Interfase
Fase interfase merupakan fase istirahat dalam pembelahan sel (terjadi diantara fase
mitosis dengan mitosis selanjutnya). Pada fase ini, sel melakukan berbagai
persiapan untuk melakukan pembelahan berikutnya dan memerlukan waktu lama
dibandingkan dengan fase mitotik atau fase pembelahan. Interfase di bagi menjadi
3 fase yaitu:
1. Fase G1 (Fase Growth 1/ Fase Pertumbuhan)
Fase ini berlangssung selama 9 jam dan termasuk fase yang paling aktif.
Pada fase ini sel mengadakan pertumbuhan dan perkembangan sehingga
sel ukuran dan volumenya bertambah.
2. Fase S (Fase Sintesis)
Fase ini berlangsung selama 10 jam dan merupakan fase pembentukan
atau sintesis DNA atau penggandaan kromosom.
3. Fase G2 (Fase Gwroth 2/ Fase Pertumbuhan 2)
Pada fase ini terjadi proses sintesis protein dan sel siap untuk melakukan
pembelahan.

86
Mitosis (Fase Pembelahan)
Pembelahan sel mitosis terbagi menjadi 2 fase yaitu kariokinesis dan sitokinesis.

1. Kariokinesis
Kariokinesis adalah proses pembagian materi inti yang terdiri atas beberapa
tahap yaitu Profase, Metafase, Anafase dan Telofase. Setiap fase memiliki ciri-
ciri yang berbeda seperti pada kromosom, membran inti, mikro tubulus dan
sentriol. Fase kariokinesis beserta ciri-cirinya:
a. Profase
 Hilangnya nukleus (inti) dan nukleolus (anak inti)
 Benang-benang kromatin berubah menjadi kromosom dan setiap
kromosom membelah menjadi kromatid dengan 1 sentromer.
 Pasangan sentriol yang berada dalam sentrosom berpisah dan bergerak
menuju kutub yang berlawanan.
 Benang-benang spindel atau serat-serat gelendong terbentuk diantara 2
kutub pembelahan.

b. Metafase
Setiap kromosom yang terdiri dari sepasang kromatid menuju ke tengah sel
dan berkumpul pada bidang ekuator (bidang pembelahan), kemudian
menggantung pada benang spindle melalui sentromer atau kinetokor.
c. Anafase
Sentromer dari setiap kromosom, membelah menjadi dua bagian dengan
masing-masing 1 kromatida. Selanjutnya setiap kromatida berpisah dengan
pasangannya dan bergerak menuju kutub yang berlawanan. Dan pada akhir
anaphase, semua kromatida sampai pada kutub masing-masing.
d. Telofase
 Kromatida yang berada pada kutub berubah kembali menjadi benang-
benang kromatin.
 Dinding inti terbentuk kembali dan nukleolus membentuk dua inti baru.
 Benang-benang spindle menghilang

87
 Terjadi sitokinesis (pembelahan sitoplasma) menjadi dua bagian dan
terbetuk membran plasma(membran sel) pemisah ditengah bidang
ekuator. Hasilnya terbentuklah 2 sel anak yang memilik kromosom yang
sama dengan kromosom indunya.
B. Sitokinesis
Pada proses sitokinesis, sitoplasma sel hewan dibagi menjadi 2 melalui
terbentuknya cincin kontraktil yang dibentuk oleh aktin dan miosin pada
bagian tengah sel, dimana cincin kontraktil membentuk alur pembelahan
yang akhirnya terbentuknya dua sel anak. Masing-masing sel anak yang
terbentuk mengandung organel sel dan inti sel.
Pembelahan Sel Meiosis

Pembelahan secara meiosis adalah pembelahan sel dimana setiap sel


kromosom dibagi menjadi dua. Pembelahan meiosis disebut juga
pembelahan reduksi, karena menghasilkan sel anak yang memiliki jumlah
kromosom setengah dari kromosom sel induk.
Pembelahan ini Terjadi pada alat reproduksi atau gametogonium pada saat
gametogenesis (pembentukan gamet). Pada proses pembelahan meiosis,
pembelahan terjadi dua kali secara berturut-turut tanpa diselingi dengan
interfase.

88
Tujuan Pembelahan Meiosis, yaitu: mereduksi kromosom dan membentuk gonad.
Tujuan dari reduksi yaitu membentuk hasil zigot dari pertemuan sel gonad yang
selalu sama dengan individu yang ada atau sebelumnya.
Ciri-ciri Pembelahan Meiosis
 Berlangsung pada organ reproduksi
 Menghasilkan empat sel anakan
 Terjadi dua kali pembelahan yaitu, Meiosis I dan Meiosis II
 Tidak diselingi interfase
 Sel anak memiliki separuh jumlah kromosom sel induk
 Sel anak tidak memiliki kemampuan untuk membelah lagi
 Pembelahan meiosis terjadi pada pubertas
Tahapan Pembelahan Meoisis
Pembelahan secara meiosis adalah pembelahan sel yang juga melalui tahapan-
tahapan tertentu. Pembelahan ini terjadi pada proses pembentukan sel gamet (sel
kelamin) pada organ reproduktif. Meiosis berperan untuk menghasilkan gamet yang
secara genetik tidak identik (hanya setengah dari induknya), sehingga
menyebabkan adanya variasi genetik. Sel melalui tahap-tahap pembelahan seperti
pada mitosis, tetapi dalam prosesnya terjadi pengurangan (reduksi) jumlah
kromosom. Jadi dalam proses ini terjadi penggandaan namun tidak dengan cara
penyalinan. Pembelahan meiosis terdiri atas dua proses utama yaitu meiosis I dan
meiosis II. Pada kedua proses tersebut terjadi fase-fase pembelahan sebagaimana
halnya pembelahan mitosis. Berikut tahapan pembelahan sel meosis ;

I. Meosis I
Perbedaan antara mitosis dan meosis terutama tampak pada prosesnya dan hasil
akhir yang didapatkan. Berikut tahap meosis I :
a. Profase I
(1) Leptonema
Kromatin dari sel induk nampak seperti benang-benang panjang yang halus
dan melingkar-lingkar tak menentu serta memadat membentuk kromosom.

89
(2) Zygonema
Benang-benang kromatin berubah bentuknya dan menjadi batang-batang
kromosom. Masing-masing kromosom mencari pasangannya sendiri yang
sama dan sebangun atau yang serupa atau kromosom homolog. Proses
berpasangan ini disebut sinapsis yang dimulai dari sentromer. Sentrosom
membelah menjadi dua sentriol kemudian menuju kutub yang berlawanan.
(3) Pachynema
Benang-benang kromosom menjadi lebih tebal dan jelas. Tiap benang
tampak double dan strukturnya tetrad/bivalen. Masing-masing kromosom
dari sepasang kromosom homolog terdiri dari dua kromatid. Pada profase
mitosis, kromosom-kromosom terpisah dan tidak saling berhubungan.
Dalam profase I moesis, kromosom-kromosom homolog berpasangan
sebagai bivalen, dan inilah yang dijumpai sebagai haploid. Pachynema
merupakan tahap yang sangat penting yaitu pindah silang atau crossing
over.

PEMBELAHAN CROSSING OVER

(4) Diplonema
Fase ini ditandai dengan berpisahnya kromatid-kromatid yang semula
berpasangan membentuk bivalen. Berpisahnya kromatid-kromatid paling
kuat terjadi pada bagain sentromer. Akan tetapi bagian-bagian tertentu dari
kromososm homolog tetap berdekatan dan bagian ini disebut kiasma, karena
tiap kiasma kromatid yang menjauhkan diri tampak bersilang. Di tempat
persilangan itu kromatid-kromatid tidak serupa putus. Ujung-ujung
kromatid yang putus tadi bersambungan. Proses penukaran segmen-segmen

90
kromatid tidak serupa dari pasangan kromosom homolog beserta gen-gen
yang berangkai dinamakan pindah silang.
(5) Diakenesis
Kromosom-kromosom terus memendek dan menebal. Letak geminus belum
teratur. Tahap ini diakhiri dengan menghilangnya membran inti, nucleolus
dan terbentuknya spindel.

b. Metaphase I
Pada fase ini, membrane nucleus dan nucleolus menghilang. Terbentuk
benang-benang fragmoplas. Geminus dan sentromer dalam sel
menempatkan diri pada bidang ekuator.
c. Anaphase I
Terjadi reduksi kromosom. Kromosom homolog yang mengadakan sinapsis
mulai bergerak untuk berpisah. Tiap kromosom masih tersusun atas dua
kromatid yang masih berhubungan pada daerah sentromer. Tiap setengah
geminus tersebut bergerak ke kutub dan berkumpul pada kutub.
d. Telofase I
Kromosom-kromosom tiba di kutub spindel. Membrane inti dan nucleolus
terbentuk lagi. Di dalam selnya terbentuk dua inti. Masing-masing inti
mengandung n kromosom. Sentriol kembali menjadi sentomer.

II. Interfase
Fase ini merupakan fase antara atau fase istirahat dari pembelahan meosis awal.
Dimana sel tidak aktif lagi membelah tetapi masih mempersiapkan untuk tahap
profase II. Atau untuk proses meosis II.

III. Meosis II
Meosis II mrupakan tahap perbanyakan sel anak, dan tahapnya sama seperti
pembelahan mitosis.

91
a. Profase II
Kromatin memadat membentuk kromosom lalu membentuk kromatid.
Sentrosomnya membelah menjadi dua sentriol kemudian menuju kutub
yang berlawanan. Inti sel mulai menghilang.
b. Metaphase II
Kromatid berjejer di ekuator. Lalu sentriol menjulurkan benang spindel
yang berkaitan dengan tiap kromatid.
c. Anaphase II
Kariokenesis atau pembelahan inti terjadi ketika kromatid dan sentromernya
membelah menjadi kromosom. Kromosom kemudian ditarik benang
spindel.
d. Telofase II
Inti sel mulai terbentuk kembali. Sentriol kembali menjadi sentromer dan
terjadi proses sitokinesis atau pembelahan sel. Hasil dari meosis II
menghasilkan empat sel anak dengan kromosom haploid n.

PEMBELAHAN MEIOSIS

92
GAMETOGENESIS
Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet atau sel kelamin. Sel gamet
terdiri dari gamet jantan (spermatozoa) yang dihasilkan di testis dan gamet betina
(ovum) yang dihasilkan di ovarium. Terdapat dua jenis proses pembelahan sel yaitu
mitosis dan meiosis. Mitosis yaitu pembelahan sel dari induk menjadi 2 anakan
tetapi tidak terjadi reduksi kromosom contoh apabila ada sel tubuh kita yang rusak
maka akan terjadi proses penggantian dengan sel baru melalui proses pembelahan
mitosis, sedangkan pembelahan meiosis yaitu pembelahan sel dari induk menjadi 2
anakan dengan adanya reduksi kromosom, contohnya pembelahan sel kelamin atau
gamet sebagai agen utama dalam proses reproduksi manusia. Pada pembelahan
mitosis menghasilkan sel baru yang jumlah kromosomnya sama persis dengan sel
induk yang bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang/ 46 kromosom, sedangkan pada
meiosis jumlah kromosom pada sel baru hanya bersifat haploid (n) yaitu 23
kromosom. Gametogenesis terdiri 4 tahap: perbanyakan, pertumbuhan, pematangan
dan perubahan bentuk. Gametogenesis ada dua yaitu spermatogenesis dan
oogenesis.

SPERMATOGENESIS

Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus. Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi (positif feedback, pada fase folikuler) maupun menghambat
(inhibitory/negatif feedback, pada saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di hipofisis
atau GnRH di hipothalamus.

93
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa (tunggal:
spermatozoon) yang terjadi di organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di
tubulus seminiferus. Sel spermatozoa, disingkat sperma yang bersifat haploid (n)
dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses kompleks. Spermatogenesis
mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan
diferensiasi sel. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian
disimpan dalam epididimis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel
germinal yang disebut spermatogonia (jamak). Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia
berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk
sperma. I

Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses dalam istilah sebagai berikut:


Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi spermatosit
primer (mitosis), selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan secara meiosis
menjadi spermatosit sekunder dan spermatid. Istilah ini biasa disingkat proses
pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid.
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari. Terbagi menjadi tahap 1) Pembentukan golgi,
axonema dan kondensasi DNA, 2) Pembentukan cap akrosom, 3) pembentukan
bagian ekor, 4) Maturasi, reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli.
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis. Sperma belum memiliki
kemampuan bergerak sendiri (non-motil). Sperma non motil ini ditranspor dalam
cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju epididimis karena
kontraksi otot peritubuler. Sperma baru mampu bergerak dalam saluran epidimis
namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan karena motilitas
sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot saluran.

94
Hormon - Hormon Yang Berperan Dalam proses Spermatogenesis
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon,
diantaranya:
a. Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
Hormon / FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormon / LH).
b. LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa
pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
c. FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding
Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai
spermatogenesis.
d. Hormon pertumbuhan, secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis.

OOGENESIS
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium.
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal: oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan. Pada akhir bulan ketiga usia
fetus, semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap
memasuki tahap pembelahan. Semula oogonia membelah secara mitosis
menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit
primer membelah secara miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan
miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu
menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami kematian setiap hari sampai
masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan miosis I.
hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit
sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah menjadi dua
sel, yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil
disebut badan polar sekunder. Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan

95
kutub sekunder lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga
diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut
menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi
(hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya
menghasilkan satu ovum.

Perbedaan Spermatogenesis dan Oogenesis

96
KROMOSOM
Kromosom adalah unit genetik yang terdapat dalam setiap sel makhluk hidup.
Kromosom tersusun dari dua molekul inti yaitu protein dan DNA.

Struktur Kromosom
Kromosom dapat terbentuk ketika protein dan DNA berikatan satu dengan yang
lainnya. Berikut ini adalah struktur kromosom beserta fungsinya.
1. Kromatid
Kromatid adalah bagian dari kromosom yeng berupa lengan yang saling
berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Yang mengikat kedua kromatid
disebut Sentromer.
2. Sentromer
Sentromer adalah pengikat dua kromatid kembar . Sentromer merupakan
daerah yang mengerut pada saat proses mitosis dan meiosis.
3. Kromomer
Kromomer adalah penebalan yang terjadi pada kromonema.
4. Kinektokor
Didalam sentromer terdapat mikrotubulus yang teediri dari struktur benang-
benang halus. Pada sentromer terdapat kinektokor, kinektokor adalah
struktur yang menjadi tempat meleka mikrotubulus.
5. Satelit
Satelit adalah bagian dari kromosom yang berbentuk bulat yang terletak di
ujung kromati. Satelit yang terdapat dalam kromosom bukan termasuk

97
satelit luar angkasa akan tetapi satelit yang merupakan bagian dari
kromosom.
6. Telomer
Telomer adalah bagian paling ujung yeng terdapat dalam kromosom. fungsi
telomer adalah menjaga stabilitas bagian ujung kromosom dan menjaga
DNA supaya tidak terurai.

Abnormalitas Kromosom
Jenis abnormalitas Definisi
Abnormalitas Akibat Perubahan Jumlah Kromosom
Poliploidi Kelebihan jumlah set kromosom
Aneuploidi Kelebihan atau kekurangan kromosom
Monosomi Kehilangan satu kromosom
Trisomi Kelebihan satu kromosom
Abnormalitas Akibat Perubahan Struktur Kromosom
Delesi Kekurangan sebagian gen dari sepasang kromosom homolog
Duplikasi Kelebihan sebagian gen dari sepasang kromosom homolog
Translokasi Perpindahan segmen DNA dari satu kromosom ke kromosom lain
Inversi Perubahan urutan gen dalam kromosom
Isokromosom Kromosom dengan lengan identik
Sebuah kromosom yang mengalami patah di dua tempat secara
Kromosom cincin
perisentris

Poliploidi
Individu yang memiliki tiga atau lebih banyak set kromosom yang lengkap
dinamakan poliploid. Keadaan ini banyak dijumpai pada tumbuh-tumbuhan, tetapi
amat jarang pada hewan. Terjadinya embrio manusia yang poliloid pada saat ini
masih sult diterangkan. Namun yang dapat dipastikan ialah bahwa poliploidi pada
manusia, entah lengkap atau sebagai mosaik, selalu menimbukan anomali berat dan
kematian.

98
Aneuploidi
Individu aneuploid memiliki kekurangan atau kelebihan kromosom dibandingkan
dengan jumlah kromosom diploid dari indiidu itu (misalnya 2n-1, 2n-2, 2n+1, 2n+2,
dan sebagainya). Dala populasi manusia dikenal beberapa aneuploidi yang
semuanya dihasilkan oleh karena adanya nondisjunction pada waktu pembentukan
gamet-gamet.
Perkiraan
Nomenklatur Formula
Sindroma klinik frekuensi pada
kromosom kromosom
waktu lahir
Monosomi
45, X 2n-1 Turner 1/3000
Trisomi Autosom
47, +21 2n +1 Down 1/700
47, +13 2n+1 Patau 1/20000
47, +18 2n+1 Edwards 1/8000
Trisomi Genosom
47, XXY48, 2n+12n+22n+2 1/500
XXXY48, XXYY 2n+3
Klinefelter
49, XXXXY 2n+4
50, XXXXXX
47, XXX 2n+1 Tripel X 1/700
47, XYY 2n+1 Pria XYY 1/800

Delesi
Delesi atau defisiensi ialah peristiwa hilangnya sebagian dari sebuah kromosom
karena kromosom itu patah. Potongan kromosom yang tidak memiliki sentromer
itu akan tertinggal dalam anafase dan hancur dalam plasma. Biasanya kromosom
patah di satu tempat dekat ujung kromosom. Defisiensi yang demikian dinamakan
defisiensi terminal. Jika patah terjadi di dua tempat maka kromosom akan
kehilangan suatu segmen dibagian tengah kromosom dan disebut defisiensi

99
interkalar. Delesi yang paling dikenal pada manusia adalah sindroma Cri-Du-Chat
(“Cat Cry”)
Translokasi
Translokasi ialah perpindahan segmen atau ruas DNA dari satu kromosom ke
kromosom lain yang bukan pasangan homolognya. Translokasi antara dua
kromosom dapat bersifat pertukaran resiprok atau bersifat searah. Proses
translokasi kemugkinan sama dengan rekombinasi antara dua kromosom homolog.
Antara dua kromosom yang bukan pasangan homolog mungkin saja masih terdapat
ruas tertentu yang basanya homolog, misal karena adanya ruas belakang yang sama,
sehingga dimungkinkan terjadinya rekombinasi yang dikendalikan oleh enzim-
enzim rekombinasi homolog. Russel, 1992 dan Cummings, 1994 dalam Corebima,
2011, menyebutkan Robetsonian translocation merupakan suatu tipe translokasi
nonresiprok yang berakibat bergabungnya lengan-lengan panjang dari dua
kromosom akrosentrik (pada penggabungan tersebut hanya satu sentromer yang
disertakan). Pada manusia, translokasi fusi sentrik antara kromosom 4 dengan
kromosom 21 telah menyebabkan munculnya cacat bawaan yang disebut Familial
Down Syndrome, yang berupa keterlambatan mental. Familial down Syndrome ini
tidak persis sama dengan kelainan down syndrome yang lebih umum dikenal. Down
syndrome timbul akibat trisomi 21 yang terkait dengan gagal berpisah kromosom
21 di saat meiosis sebelumnya; sedangkanfamilial down syndrome ini timbul
karena trisomi kromosom 21 khususnya lengan panjang (memang ada 3 buah
lengan panjang kromosom 21) dan kejadiannya tidak terkait dengan peristiwa gagal
berpisah.
Duplikasi
Duplikasi ialah peristiwa bahwa suatu bagian dari sebuah kromosom memiliki gen-
gen yang berulang. Kromosom yang mengalami duplikasi berakibat letal pada
manusia, meskipun dalam keadaan heterozogotik. Namun adakalanya dapat
dijumpai pasien kanak-kanak yang memiliki kromosom duolikasi sehingga
menderita kelainan. Duplikasi biasanya selalu disertai dengan terbentuknya
kromosom defisiensi.
Inversi

100
Inversi adalah peristiwa bahwa suatu bagian dari sebuah kromosom memiliki
urutan gen yang terbalik. Inversi parasentris ialah apabila sentromer terletak
disebelah luar dari bagian yang mengalami inversi. Inversi perisentris ialah apabila
sentromer terletak di dalam bagian yang mengalami inversi. Untuk terjadinya
inversi, kromosom harus patah di dua tempat, yang kemudian dilanjutkan dengan
menempelnya kembali bagian yang patah itu tetapi dalam keadaan terbalik.
Isokromosom
Isokromosom merupakan kromosom yang memiliki dua lengan identik. Hal ini
terjadi saat pembelahan sel, bagian sentromer terpisah dalam bidang yang salah
yang diawali dengan proses duplikasi dan delesi. Isokromosom biasa terjadi pada
kromosom 12 dan 21 dan untuk lengan panjang genosom X dan Y. Beberapa wanita
dengan sindrom Turner tidak hanya mengalami genosom XO, tetapi juga sebuah
isokromosom pada lengan panjang X yang terduplikasi namun lengan pendeknya
hilang.
Kromosom cincin
Kromosom cincin ialah sebuah kromosom yang mengalami patah di dua tempat
secara perisentris. Setelah bagian yang patah itu lepas, bagian kromosom yang
melekuk membulat dan ujung-ujungnya yang luka itu saling melekat. Walaupun
kromosom cincin jarang dijumpai pada manusia, akan tetapi jika ada selalu
mengakibatkan orang cacat mental dan fisik.

101
BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi adalah metode yang melibatkan makhluk hidup atau
organisme hidup untuk menghasilkan produk baru sehingga dapat bermanfaat bagi
manusia. Atau dapat dikatakan juga bioteknologi merupakan suatu cabang ilmu
yang mempelajari cara memanfaatkan organisme hidup dalam melakukan proses
produksi untuk menghasilkan barang maupun jasa yang bermanfaat bagi manusia.
Bioteknologi berasal dari dua kata yaitu kata Bio dan kata Teknologi. Kata
Bio dapat diartikan kehidupan sedangkan kata Teknologi diartikan sebagai suatu
metode ilmiah yang digunakan untuk mencapai tujuan secara praktis. Jaman
sekarang Bioteknologi tidak hanya berdasarkan biologi saja, tetapi dari berbagai
macam ilmu terapan juga, seperti dari biokimia, biologi molekuler, genetika,
mikrobiologi, komputer dan lain-lain. Dapat di definisikan juga bioteknologi yaitu
ilmu terapan yang menggabungkan berbagai macam cabang ilmu dalam memproses
barang atau jasa yang bisa bermanfaat bagi manusia.
Adapun ciri-ciri utama dari bioteknologi, diantaranya: Terdapat benda
biologi misalnya berupa mikroorganisme, tumbuhan maupun hewan, adanya
pendayagunaan secara teknologi maupun secara industri dan produk atau jasa yang
dihasilkan merupakan hasil dari ekstraksi maupun pemurnian.

Manfaat bioteknologi
Bioteknologi memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, apa lagi
saat ini bioteknologi semakin berkembang. Alat-alat untuk membantu
perkembangan bioteknologi-pun semakin banyak salah satu contohnya yaitu
mikroskop yang digunakan untuk melihat organisme-organisme kecil yang tidak
kasat mata. Manfaat dari bioteknologi misalnya:
a. Dapat menghasilkan obat
Bioteknologi dapat menghasilkan obat yang lebih murah dan efektif
misalnya seperti pembuatan hormon insulin yang berasal dari gen bakteri E.
Coli.

102
b. Menghasilkan antibiotik
Dapat menghasilkan antibiotik untuk membunuh berbagai penyakit yang
berbahaya. Pada saat ini sudah banyak sekali antibiotik yang terdapat di
apotik-apotik yang harganya murah dan efektif untuk pengobatan.
c. Dapat mengurangi pencemaran lingkungan
Bioteknologi juga dapat membantu mengurangi pencemaran, misalnya ada
beberapa bakteri yang dapat membantu daur ulang untuk menghancurkan
sampah-sampah organik dan juga membersihkan tumpahan minyak yang
tercecer di laut.
d. Dapat meningkatkan hasil produksi pertanian dari tanaman transgenik
Tanaman transgenik memiliki daya tahan yang cukup baik terhadap
berbagai kondisi lingkungan ekstrim dan tidak mudah terserang hama.

Dampak negatif bioteknologi


Akan tetapi bioteknologi-pun memiliki sisi negatifnya, dampak negatif ini
membahayakan terutama bagi orang yang kurang paham terhadap lingkungan.
Terdapat peraturan ataupun etika-etika yang perlu dilakukan dalam
mengembangkan produk bioteknologi. Berikut secara umum dampak negatif dari
bioteknologi, diantaranya:
a. Rusaknya ekosistem
Dapat menurunkan jumlah spesies tanaman yang ada di alam akibat adanya
teknologi rekayasa genetik yang berlebihan.
b. Hilangnya beberapa jenis hewan dan tumbuhan tertentu
Jika berlebihan melakukan rekayasa teknologi genetika, maka hewan dan tumbuhan
dengan kualitas kurang baik atau kualitas alaminya akan mengalami kepunahan.
c. Dapat menyebabkan alergi
Tidak semua orang cocok dengan Gen asing yang dimasukkan kedalam tubuhnya.
Jadi harus berhati-hati saat akan mengkonsumsi produk yang dihasilkan oleh
bioteknologi.

103
d. Terjadinya pencemaran biologis
Hal seperti ini terjadi akibat tidak terkendalinya penyebaran organisme
transgenerik.

Jenis-Jenis Bioteknologi
Bioteknologi Konvensional atau Tradisional
Yang dimaksud bioteknologi konvensional adalah cara penerapan ilmu
bioteknologi dengan memanfaatkan organisme hidup secara langsung untuk
mengubah kandungan gizi yang terdapat pada suatu produk. Bioteknologi jenis ini
sering dilakukan di rumah-rumah karena proses atau cara untuk melakukannya
cukup mudah dan bahan yang diperlukannya-pun mudah di dapatkan. Adapun
beberapa contoh dari bioteknologi konvensional, misalnya seperti:
a. Pengolahan pada produk makanan
Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang
menggunakan mikro organisme untuk melakukan produksi khususnya pada
makanan misalnya seperti tempe, tape, oncom, kecap dll. Mikroorganisme
dapat mengubah bahan-bahan pangan atau yang lainnya menjadi bahan
makanan yang lebih baik dan lebih bermanfaat.
Produk makanan pada bioteknologi yang dibantu mikroorganisme
misalnya seperti proses fermentasi pada kedelai, yang bisa diubah menjadi
tempe, kecap, tape dan lain-lain termasuk susu yang diubah menjadi keju
dan yoghurt. Proses seperti bioteknologi tersebut disebut dengan
bioteknologi konvensional/tradisional karena dianggap sebagai
bioteknologi yang sudah ada sejak dahulu kala. Ciri utama pada
bioteknologi konvensional yaitu adanya penggunaan mikroorganisme
secara langsung dan belum mengetahui adanya penggunaan enzim.
Contohnya yang lebih jelas, misalnya seperti:
Pada Olahan Susu:
a. Yoghurt
Dalam pembuatan yoghurt terlebih dahulu susu dipasteurisasi, lalu sebagian
lemak dibuang. Dan jenis mikroorganisme yang berperan pada pembuatan

104
yoghurt namanya yaitu Lactobacillus bulgaricus dan juga Streptococus
thermophillus .
b. Keju
Pembuatan keju menggunakan bakteri asam laktat, jenis
mikroorganismenya yaitu Lactobacillus dan juga Streptococcus. Bakteri
atau mikroorganisme tersebut fungsinya untuk menfermentasikan laktosa
dalam susu menjadi asam laktat.
c. Mentega
Dalam membuat mentega menggunakan jenis mikroorganismenya yaitu
Streptococcus lactis dan Lectonosto ceremoris. Mikroorganisme tersebut
akan membentuk proses pengasaman. Lalu susu diberi cita rasa tertentu dan
lemak mentega dipisahkan.
Pada Olahan Kacang:
a. Kecap dan tauco
Kecap terbuat dari kacang kedelai yang ditambahkan dengan
mikroorganisme/jamur yang bernama Aspergilus soyae dan Aspergilus
wentii. Sedangkan pada tauco terbuat dari kacang kedelai yang ditambahkan
mikroorganisme bernama Aspergilus oryzae, mikroorganisme ini akan
mengubah protein kompleks pada kacang kedelai menjadi asam amino yang
nantinya dapat dengan mudah dicerna tubuh manusia.
b. Tempe dan oncom
Dalam pembuatan tempe dilakukan fermentasi kedelai menggunakan
mikroorganisme Rhizopus sp. Yang dapat mengubah protein kompleks pada
kacang kedelai menjadi asam amino. Sedangkan oncom dibuat dengan cara
dilakukan fermentasi bungkil kacang tanah menggunakan mikroorganisme
bernama Rhizopus oligosporus.

Bioteknologi bidang pertanian


a. Penanaman tanaman secara hidroponik
Biasanya manusia menanam tanaman menggunakan media tanah tetapi
dalam hidroponik tidak menggunakan tanah sebagai medianya, dibutuhkan air yang

105
ditambah dengan nutrisi sebagai sumber makanan bagi tanaman yang ditanam.
Dapat dikatakan dalam menanam tanaman dengan metode hidroponik salah satu
bukti bahwa tanah tidak selalu menjadi media utama dalam bercocok tanam.
Hidroponik dapat dilakukan dengan berbagai macam metode, hal ini
tergantung media apa yang digunakan. Beberapa metode yang dilakukan dalam
menanam tanaman secara hidroponik diantaranya menggunakan metode kultur
pasir, kultur air, hingga menggunakan media seperti kerikil, pecahan batu bata atau
disebut dengan metode porus.
Beberapa jenis tanaman yang banyak ditanam menggunakan metode hidroponik
dari golongan sayuran misalnya seperti tomat, paprika, mentimun, sawi, kangkung,
selada, bayam dan lain-lain. Sedangkan pada tanaman buah-buahan misalnya
seperti jambu air, belimbing, melon dan lain-lain. Adapun beberapa keuntungan
jika bercocok tanam dengan metode hidroponik, diantaranya:
 Tanaman dapat di budidayakan di berbagai tempat.
 Mengurangi resiko tanaman rusak.
 Mengurangi resiko tanaman kekurangan air.
 Terhindar dari erosi.
 Tidak memerlukan lahan atau tempat yang terlalu luas.
 Tanaman lebih cepat tumbuh.
 Dapat terbebas dari hama.
 Biaya perawatan cukup yang cukup rendah.
 Hasil yang dipanen memiliki kualitas yang baik.

b. Penanaman tanaman secara aeropik


Metode aeropik merupakan salah satu tipe dari hidroponik. Air yang
mengandung unsur hara disemburkan yang menyerupai kabut akan mengenai akar
dari tanaman. Akar tanaman yang ditanam menggantung dan akan menyerap
larutan unsur hara yang terdapat pada air yang disemprotkan. Umumnya
penanaman secara aeropik helaian styrofoam diberi lubang-lubang tanam yang
jaraknya sekitar 15 centimeter. Lalu menggunakan ganjal yang terbuat dari busa
atau rockwool, benih sayuran ditancapkan pada lubang untuk tanaman. Lalu akar

106
tanaman akan menggantung atau terurai ke bagian bawah, di bawah helai sterofoam
terdapat pengabut atau spirinkler yang akan menyemburkan kabut yang
mengandung unsur hara sehingga mengenai akar tanaman.

Bioteknologi Modern
Karena semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, banyak
ahli yang mengembangkan bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip-prinsip
ilmiah melalui berbagai penelitian dan juga upaya-upaya untuk menghasilkan
produk secara lebih efektif dan efesien yang tentunya dapat bermanfaat bagi
manusia. Bioteknologi bukan hanya dimanfaatkan pada produk-produk makanan
saja akan tetapi saat ini bioteknologi juga telah mencangkup berbagai macam
bidang misalnya seperti bidang rekayasa genetika, penciptaan sumber energi baru
dan lain-lain.
Dengan adanya penelitian dan semakin berkembangnya teknologi, maka
bioteknologi semakin digali lagi manfaatnya supaya bisa digunakan oleh manusia
dan keperluan lainnya. Dapat dikatakan juga bioteknologi modern merupakan suatu
jenis bioteknologi yang menggunakan alat-alat modern yang sifatnya kecil dan sulit
sekali untuk dilakukan di rumah-rumah. Contoh penerapan bioteknologi modern,
misalnya:
a. Rekayasa genetika
Yang dimaksud dengan rekayasa genetika adalah suatu cara
memanipulasikan Gen untuk menghasilkan makhluk hidup yang baru dengan sifat-
sifat yang di inginkan. Rekayasa genetika biasanya disebut dengan sebutan
rekombinasi DNA / pencangkokan Gen. Pada rekayasa genetika digunakan DNA
untuk menggabungkan sifat-sifat yang dimiliki makhluk hidup, karena DNA dari
setiap makhluk hidup memiliki struktur yang sama, hal inilah mengapa DNA bisa
direkombinasikan. Lalu DNA tersebut akan mengatur sifat-sifat makhluk hidup
secara turun-temurun. Untuk mengubah DNA sel yang dapat dilakukan melalui
berbagai macam cara misalnya dengan cara transplantasi inti, teknologi plasmid,
rekombinasi DNA dan fusi sel. Tapi hanya para ahli saja yang dapat melakukannya.

107
b. Pembuatan Antibiotik
Antibiotik merupakan suatu zat yang dihasilkan dari organisme-organisme
tertentu dan memiliki fungsi untuk menghambat pertumbuhan organisme lain yang
terdapat di sekitarnya. Antibiotik dapat diperoleh dari mikroorganisme yang telah
di proses menggunakan cara-cara tertentu.

c. Dalam pembuatan Vaksin


Vaksin dapat digunakan untuk mencegah tubuh dari serangan virus atau
mikroorganisme yang berbahaya.
d. Pembuatan hormon

Dengan rekayasa DNA, yang telah menggunakan mikroorganisme untuk


menproduksi hormon. Adapun hormon yang telah berhasil di produksi misalnya
seperti hormon pertumbuhan, insulin, kortison dan tertosteron.

d. Bioteknologi bidang peternakan


Bioteknologipun dapat berguna untuk mengembangkan berbagai produk
pada peternakan. Misalnya seperti hormon untuk pertumbuhan hewan ternak.
Dengan rekayasa genetika dapat terciptanya hormon buatan untuk pertumbuhan
hewan atau disebut Bovin Somatotropin Hormon. Hormon tersebut dibuat dari
bakteri/mikroorganisme yang telah di rekayasa.

e. Bioteknologi bahan bakar masa depan


Alternatif bahan bakar masa depan untuk menggantikan minyak misalnya
biogas dan gasohol. Biogas terbuat dari fase anearob dalam fermentasi limbah
makhluk hidup, sedangkan pada anarob akan dihasilkan gas metana yang bisa
digunakan untuk bahan bakar.
Biogas dapat menjadi energi alternatif untuk pengganti minyak bumi,
biogas dihasilkan melalui fermentasi kotoran ternak dan bahan-bahan organik
lainnya. Melalui proses fermentasi ini, maka bahan-bahan tersebut diubah menjadi

108
gas metana yang dapat berfungsi sebagai energi mirip seperti gas LPG, tapi lebih
ramah lingkungan dan cukup aman.

f. Bioteknologi pengolahan limbah


Bahan-bahan yang dibuang dan sudah tidak terpakai disebut dengan
limbah/sampah. Biasanya limbah dihasilkan dari aktivitas, rumah tangga, pertanian
dan perindustrian. Saat ini keberadaan sampah sangat mengancam lingkungan
hidup, jadi harus ada upaya-upaya untuk menanganinya. Cara menanganinya
misalnya dengan cara dibakar atau di daur ulang. Tapi yang lebih aman yaitu
dengan cara di daur ulang, dan salah satu contoh daur ulang sampah yang telah diuji
misalnya seperti Pirolisis. Pirolisis yaitu proses dekomposisi dari bahan-bahan
sampah dengan menggunakan suhu yang tinggi pada kondisi tanpa oksigen. Dengan
menggunakan cara ini sampah atau limbah dapat diubah menjadi arang, gas metana
dan bahan organik lainnya. Hasil bahan-bahan tersebut dapat digunakan sebagai
bahan bakar. Keunggulan bahan bakar yang dihasilkan dari proses ini yaitu
rendahnya kandungan sulfur, jadi dapat mengurangi tingkat pencemaran.
Sedangkan kompos merupakan hasil perubahan dari zat-zat makroorganik
misalnya dari hewan dan tumbuhan. Diubah secara biologis dan kimiawi dengan
menggunakan bantuan mikroorganisme. Pada pembuatan kompos memerlukan
mikroorganisme. Jenis mikroorganisme tersebut tergantung kepada bahan-bahan
organik yang digunakan serta proses yang berlangsung, misalnya seperti proses
aerob/anaerob.

109

Anda mungkin juga menyukai