Oleh: Pembimbing:
Putri Maulina dr. Hadiyana
1102012217 Suryadi, Sp.B
KELUHAN UTAMA
Nyeri pada seluruh perut sejak 1 minggu SMRS.
ANAMNESIS KHUSUS
Nyeri diperingan
Nafsu makan menurun
Perut terasa kembung + Muak +, muntah + dengan posisi kedua
+
kaki ditekuk (+)
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gejala serupa seperti pasien.
Tidak ada keluarga pasien yang memiliki penyakit kencing manis, tekanan
darah tinggi maupun sakit jantung.
RIWAYAT KEBIASAAN
Tanda-tanda Vital
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital:
TD : 100/60 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Respirasi : 16 x/menit
Suhu : 35,8°C
Kepala : Normocephal
Mata : CA (-/-), SI (-/-) pupil bulat isokor, refleks pupil +/+
Hidung : discharge (-/-) deviasi septum (-/-)
Telinga : bentuk normal, otorea (-/-)
Mulut : mukosa hiperemis (-), lidah kotor (-), bibir kering (-)
Lidah : lidah berwarna merah, tidak ada coated tongue
Leher : trakea di tengah, pembesaran KGB (-)
STATUS GENERALIS
Cor
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba pada sela iga 5 linea mid clavicula sinistra
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : BJ I – II murni reguler, murmur (-), Gallop (-)
Pulmo
Inspeksi : Simetris dalam keadaan statis dan dinamis
Palpasi : Fremitus vokal dan taktil pada hemithoraks kanan dan kiri
simetris, tidak teraba massa dan tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : Sonor pada hemithoraks kanan dan kiri
Auskultasi : VBS ka=ki, Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Abdomen
Inspeksi : tampak datar simetris
Palpasi : NT/NL +/+, Defans Muscular +, hepar dan lien tidak teraba
membesar,Ballotement -/-, nyeri ketok CVA -/-
Perkusi : Timpani diseluruh lapang abdomen
Auskultasi : BU (+)
Punggung : CVA : Nyeri tekan -/-, Nyeri ketok-/-
Genitalia : rectal touche tidak dilakukan
Ekstremitas
Atas : Edema (-/-), Sianosis (-/-), akral hangat
Bawah : Edema (-/-), Sianosis (-/-), akral hangat
Status Lokalis
KHUSUS
O: -Infus RL 20gtt/menit
KS : CM -Ranitidin 2 x 50mg IV
S : 37,5 C
Drain <50cc/24jam
A:
Drain <50cc/24jam
A:
O:
-Ranitidin 2 x 50mg IV
KU : Sakit sedang
-Ketorolac 3x30mg IV
KS : CM
-Metronidazole 3x500mg IV
TD : 120/80
-Ondansteron 2x1amp IV
N : 20 x/mnt
-Aff drain
R : 80 x/menit
POD III -Aff DC
S : 36,6 C
-Mobilisasi
Drain <50cc/2hari
A:
O: -Ketorolac 3x30mg IV
KS : CM -Ondansteron 2x1amp IV
Drain <50cc/2hari
A:
1. retrocaecal (74%),
2. pelvic (21%),
3. patileal (5%),
4. paracaecal (2%),
5. subcaecal (1,5%)
6. preleal (1%).
DEFINISI
APPENDISITIS
APPENDICITIS APPENDICITIS
APPENDICITIS
AKUT TANPA AKUT DENGAN
KRONIK
PERFORASI PERFORASI
1. LOKAL PERITONITIS
2. ABSES
3. PERITONITIS GENERAL
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
GEJALA
Tanda-tanda
PE :
• Tanda vital tidak terlalu berubah (bila
berubah : tanda-tanda komplikasi)
• Demam ringan (37,5-38)
• Posisi tidur, berjalan
• Peristalsis normal atau sedikit menurun
• Nyeri yang menunjukan tanda rangsang
peritoneum lokal di Mc.Burney
• Nyeri tekan
• Nyeri lepas
• Defans muskuler
• Nyeri rangsangan peritoneum tidak langsung
• Rovsing sign:
Nyeri kanan bawah pada tekanan kiri
• Blumberg sign:
Nyeri kanan bawah bila tekanan kiri
dilepaskan
• Nyeri kanan bawah bila peritoneum
bergerak seperti nafas dalam, berjalan,
batuk, mengedan
Pemeriksaan Fisik
• Rovsing’s sign
• Obturator sign
• Psoas sign
Pemeriksaan uji psoas dan uji obturator merupakan pemeriksaan yang
lebih ditujukan untuk mengetahui letak apendiks.
Pemeriksaan Fisik
• Colok dubur: jangan terlewatkan!!!
Infeksi
Gastroenteriti panggul
Urolitiasis
pielium/
KET ureter kanan
Penyakit
saluran cerna
lainnnya
KOMPLIKASI
• Perforasi
Keterlambatan penanganan merupakan alasan penting terjadinya perforasi. Perforasi appendix akanmengakibatkan
peritonitis purulenta yang ditandai dengan demam tinggi, nyeri makin hebat meliputi seluruhperut dan perut
menjadi tegang dan kembung. Nyeri tekan dan defans muskuler di seluruh perut, peristaltik usus menurun sampai
menghilang karena ileus paralitik (Syamsuhidajat, 1997).
• Peritonitis
Peradangan peritoneum merupakan penyulit berbahaya yang dapat terjadi dalam bentuk akut maupun
kronis.Keadaan ini biasanya terjadi akibat penyebaran infeksi dari apendisitis. Bila bahan yang menginfeksi
tersebarluas pada permukaan peritoneum menyebabkan timbulnya peritonitis generalisata. Dengan begitu,
aktivitasperistaltik berkurang sampai timbul ileus paralitik, usus kemudian menjadi atoni dan meregang. Cairan
danelektrolit hilang ke dalam lumen usus menyebabkan dehidrasi, gangguan sirkulasi, oligouria, dan mungkinsyok.
Gejala : demam, lekositosis, nyeri abdomen, muntah, Abdomen tegang, kaku, nyeri tekan, dan bunyiusus
menghilang (Price dan Wilson, 2006).
• Massa Periapendikuler
Hal ini terjadi bila apendisitis gangrenosa atau mikroperforasi ditutupi pendindingan oleh
omentum.Umumnya massa apendix terbentuk pada hari ke-4 sejak peradangan mulai apabila tidak
terjadi peritonitisgeneralisata. Massa apendix dengan proses radang yang masih aktif ditandai dengan
keadaan umum masihterlihat sakit, suhu masih tinggi, terdapat tanda-tanda peritonitis, lekositosis, dan
pergeseran ke kiri. Massaapendix dengan proses meradang telah mereda ditandai dengan keadaan umum
telah membaik, suhu tidak tinggi lagi, tidak ada tanda peritonitis, teraba massa berbatas tegas dengan
nyeri tekan ringan, lekosit dannetrofil normal (Ahmadsyah dan Kartono, 1995).
PROGNOSIS
• Mortalitas:
- 0,1% pada appendicitis akut
- 3% bila ruptur
- 15% bila ruptur pada geriatri.
• Penyebab kematian: sepsis tidak terkontrol, emboli paru,
aspirasi.
• Komplikasi yang mungkin terjadi:
– Akut: infeksi luka operasi.
– Kronis: perlengketan, ileus obstruksi, hernia.
PERITONITIS
DEFINISI
PERITONITIS
Demam
Anoreksia
Mual, Muntah
Perut kembung
Laboratorium
• Hemoglobin : Mungkin anemi
• Leukositosis/leukopenia
• Shift to the left
• Komplikasi : Ureum, kreatinin, gula darah, Natrium, Kalium, AGD
• Kultur : cairan peritoneum/ pus (abses/peritonitis tersier)
X ray
Foto 3 posisi: Free air, dilatasi, preperitoneal fat (-)
USG
USG = koleksi cairan (abses)
X-RAY
• Ileus merupakan tanda
tidak khas pada
peritonitis
• Udara bebas dalam
rongga abdomen terlihat
pada kasus perforasi
TATALAKSANA
a. Terapi umum
Terapi suportif seperti : oksigenisasi jaringan, dekompresi,
resusitasi cairan dan elekrolit.
b. Terapi khusus
Terbagi menjadi dua yaitu terapi non bedah dan
terapi bedah.
Prinsip penatalaksanaan:
(1) mengontrol sumber infeksi
(2) menghilangkan bakteri dan toksinnya
non operatif
(3) menstabilkan fungsi system tubuh
(4) mengontrol proses inflamasi
• ANAMNESA
– Nyeri perut (+)
– Berawal dari daerah epigastrium lalu kemudian berpindah ke
perut kanan bawah dan saat ini dirasakan di seluruh lapang
perut.
– Nyeri dirasakan semakin berat dan
– Demam kurang lebih 1minggu SMRS.
– Demam dirasakan sepanjang hari.
– Mual (+),
– Muntah >5x/hari,
– Nafsu makan menurun (+),
– Flatus (+),BAB (+) sedikit-sedikit terakhir 3hari yang lalu, BAK (+)
dalam batas normal.
• Pemeriksaan fisik
– Keadaan umum : sakit sedang.
– Bising usus (+) menurun pada auskultasi,
– hipertimpani (+)
– Nyeri ketok di seluruh lapangan abdomen pada
perkusi,
– Nyeri tekan (+)
– defans muscular (+)
– Rovsing sign (+),
– Psoas sign (+),
– obturator sign (+).
• Dari pemeriksaan hematologi didapatkan jumlah
leukosit lebih dari batas normal yaitu 17.950 /mm3.
• Skoring alvarado pada pasien didapatkan :
– Migrating pain (+) = 1,
– anorexia (+) = 1,
– nausea/vomiting (+)= 1,
– tenderness in right iliac fossa (+)=2,
– rebound tenderness in right iliac fossa (+)=1,
– elevated temperature(+)=1,
– leukositosis (+)=2.