Ika Febrina
No. ID dan Nama Wahana : RS Cut Meutia Lhokseumawe
Topik : Low Back Pain
Tanggal (kasus) :
Nama Pasien : Tn. JY No. RM : 090465
Tanggal Presentasi : Nama Pendamping : dr. Intan Sahara Zein Sp.S
Tempat Presentasi : : RS Cut Meutia Lhokseumawe
Obyektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Lansia Dewasa Bumil
Deskripsi : Pria, 50 tahun, nyeri pinggang menjalar hingga kedua kaki, riwayat terjatuh (-)
Tujuan : Menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan LBP
Daftar Pustaka :
1. World Health Organization. WHO Recommendations on Rabies Post-Exposure Treatment and the Correct Technique of
Intradermal immunization against Rabies. WHO/EMC/ZOO/96.6
2. Papadakis M A, Stephen J M, Michael W R, et al. Current Medical Diagnosis and Treatment 2013, 52 nd Ed. 2013. Philladelphia :
McGraw Hill.
3. Corey, Lawrence. Rabies and Other Rhabdovirus Infections, Harrison’s Principles of Internal Medicine, 18th Ed. Editor : Longo
D L, Dennis L K, Junior L J, et al. 2012. Philladelphia : McGraw Hill.
4. Chin, James. Manual Pemberantasan Penyakit Menular Edisi 17. American Public Health Association, Jakarta 2000, p 427 – 436
5. Tintinalli J E dan Stephan J S. Tintinalli’s Emergency Medicine : A Comprehensive Study Guide, 7 th Ed. 2011. NewYork :
McGraw-Hill.
Hasil Pembelajaran :
1. Penyebab LBP
2. Klasifikasi LBP
3. Faktor resiko LBP
4. Tatalaksana LBP
Subyektif : Pasien datang dengan keluhan nyeri pada tulang punggung sejak 15 hari yang lalu. Nyeri dirasakan menjalar hingga ke
bokong, lutut dan kaki nyeri dirasakan lebih berat menjalar pada kaki kiri. Jika nyerinya mulai muncul, os hanya beristirahat dan
tidak berobat lebih lanjut. Riwayat kerja berat (+) os bekerja sebagai buruh toko semen selama 15 tahun ini , dalam 5 hari terakhir ini
nyeri punggung dirasakan semakin memberat setiap harinya, bahkan ketika os berjalan terasa nyeri
Objektif : Pada kasus ini ditegakkan diagnosis dari :
Tanda Laseque : (+) Tes Patrick : (-)
Tanda Kernig : (-) Kontra Patrick : (+)
rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba dan rentang waktunya hanya sebentar, antara beberapa hari sampai beberapa minggu.
Rasa nyeri ini dapat hilang atau sembuh. Acute low back pain dapat disebabkan karena luka traumatik seperti kecelakaan mobil atau
terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat kemudian. Kejadian tersebut selain dapat merusak jaringan, juga dapat melukai otot, ligamen
dan tendon. Pada kecelakaan yang lebih serius, fraktur tulang pada daerah lumbal dan spinal dapat masih sembuh sendiri. Sampai saat
ini penatalaksanan awal nyeri pinggang akut terfokus pada istirahat dan pemakaian analgesik.
Rasa nyeri pada chronic low back pain bisa menyerang lebih dari 3 bulan. Rasa nyeri ini dapat berulang-ulang atau kambuh kembali.
Fase ini biasanya memiliki onset yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back pain dapat terjadi karena
osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses degenerasi discus intervertebralis dan tumor.
Faktor resiko nyeri pinggang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan, etnis, merokok, pekerjaan, paparan getaran, angkat beban
yang berat yang berulang-ulang, membungkuk, duduk lama, geometri kanal lumbal spinal dan faktor psikososial. Sifat dan
karakteristik nyeri yang dirasakan pada penderita LBP bermacam-macam seperti nyeri terbakar, nyeri tertusuk, nyeri tajam, hingga
terjadi kelemahan pada tungkai. Nyeri ini terdapat pada daerah lumbal bawah, disertai penjalaran ke daerah-daerah lain, antara lain
sakroiliaka, koksigeus, bokong, kebawah lateral atau posterior paha, tungkai, dan kaki.
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Nyeri pinggang bawah dapat dibagi dalam 6 jenis nyeri, yaitu:
a. Nyeri pinggang lokal
Jenis ini paling sering ditemukan. Biasanya terdapat di garis tengah dengan radiasi ke kanan dan ke kiri. Nyeri ini dapat
berasal dari bagian-bagian di bawahnya seperti fasia, otot-otot paraspinal, korpus vertebra, sendi dan ligamen.
b. Iritasi pada radiks
Rasa nyeri dapat berganti-ganti dengan parestesi dan dirasakan pada dermatom yang bersangkutan pada salah satu sisi badan.
Kadang-kadang dapat disertai hilangnya perasaan atau gangguan fungsi motoris. Iritasi dapat disebabkan oleh proses desak ruang
pada foramen vertebra atau di dalam kanalis vertebralis.
c. Nyeri rujukan somatis
Iritasi serabut-serabut sensoris dipermukaan dapat dirasakan lebih dalam pada dermatom yang bersangkutan. Sebaliknya
iritasi di bagian-bagian dalam dapat dirasakan di bagian lebih superfisial.
d. Nyeri rujukan viserosomatis
Adanya gangguan pada alat-alat retroperitonium, intraabdomen atau dalam ruangan panggul dapat dirasakan di daerah
pinggang.
e. Nyeri karena iskemia
Rasa nyeri ini dirasakan seperti rasa nyeri pada klaudikasio intermitens yang dapat dirasakan di pinggang bawah, di gluteus
atau menjalar ke paha. Dapat disebabkan oleh penyumbatan pada percabangan aorta atau pada arteri iliaka komunis.
f. Nyeri psikogen
Rasa nyeri yang tidak wajar dan tidak sesuai dengan distribusi saraf dan dermatom dengan reaksi wajah yang sering
berlebihan. Penyebab mekanis LBP menyebabkan nyeri mendadak yang timbul setelah posisi mekanis yang merugikan. Mungkin
terjadi robekan otot, peregangan fasia atau iritasi permukaan sendi. Keluhan karena penyebab lain timbul bertahap. Harus dibedakan
antara LBP dengan nyeri tungkai, mana yang lebih dominan dan intensitas dari masing-masing nyerinya, yang biasanya merupakan
nyeri radikuler. Nyeri pada tungkai yang lebih banyak dari pada LBP dengan rasio 80-20% menunjukkan adanya radikulopati dan
mungkin memerlukan suatu tindakan operasi. Bila nyeri LBP lebih banyak daripada nyeri tungkai, biasanya tidak menunjukkan
adanya suatu kompresi radiks dan juga biasanya tidak memerlukan tindakan operatif.
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Pada inspeksi yang peru diperhatikan :
- Kurvatura yag berlebihan, pendataran arkus lumbal, adanya angulasi, pelvis yang miring atau asimetris, muskular paravertebral
atau pantat yang asimetris, postur tungkai yang abnormal
- Observasi punggung, pelvis, dan tungkai selama bergerak apakah ada hambatan selama melakukan gerakan
- Pada saat penderita menanggalkan atau mengenakan pakaian, apakah ada gerakan yang tidak wajar atau terbatas
- Observasi penderita saat berdiri, duduk, bersandar maupun berbaring dan bangun dari berbaring
- Perlu dicari kemungkinan adanya atrofi otot, fasikulasi, pembengkakan, perubahan warna kulit.
Pemeriksaan Neurologik
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memastikan apakah kasus nyeri pinggang bawah adalah benar karena adanya gangguan
saraf atau karena sebab yang lain.
1. Pemeriksaan sensorik
Bila nyeri pinggang bawah disebabkan oleh gangguan pada salah satu saraf tertentu maka biasanya dapat ditentukan adanya
gangguan sensorik dengan menentukan batas-batasnya, dengan demikian segmen yang terganggu dapat diketahui. Pemeriksaan
sensorik ini meliputi pemeriksaan rasa rabaan, rasa sakit, rasa suhu, rasa dalam dan rasa getar (vibrasi). Bila ada kelainan maka
tentukanlah batasnya sehingga dapat dipastikan dermatom mana yang terganggu.
2. Pemeriksaan motorik
Dengan mengetahui segmen otot mana yang lemah maka segmen mana yang terganggu akan diketahui, misalnya lesi yang
mengenai segmen L4 maka musculus tibialis anterior akan menurun kekuatannya. Pemeriksaan yang dilakukan :
a. Kekuatan : fleksi dan ekstensi tungkai atas, tungkai bawah, kaki, ibu jari, dan jari lainnya dengan menyuruh penderita
melakukan gerakan fleksi dan ekstensi, sementara pemeriksaan menahan gerakan tadi.
b. Atrofi : perhatikan atrofi otot
c. Perlu perhatikan adanya fasikulasi ( kontraksi involunter yang bersifat halus) pada otot – otot tertentu.
3. Pemeriksaan reflek
Reflek tendon akan menurun pada atau menghilang pada lesi motor neuron bawah dan meningkat pada lesi motor atas. Pada
nyeri punggung bawah yang disebabkan HNP maka reflek tendon dari segmen yang terkena akan menurun atau menghilang
a. Refleks lutut/patela : lutut dalam posisi fleksi ( penderita dapat berbaring atau duduk dengan tungkai menjuntai), tendo
patla dipukul dengan palu refleks. Apabila ada reaksi ekstensi tungkai bawah, maka refleks patela postitif. Pada HNP
lateral di L4-L5, refleksi ini negatif.
b. Refleks tumit/achiles : penderita dalam posisi berbaring, lutut dalam posisi fleksi, tumit diletakkan di atas tungkai yang
satunya, dan ujung kaki ditahan dalam posisi dorsofleksi ringan, kemudian tendo achiles dipukul. Apabila terjadi gerakan
plantar fleksi maka refleks achiles positif. Pada HNP lateral L5-S1, refleksi ini negatif.
PEMBATASAN AKTIVITAS
Selama periode rehabilitasi, pasien tidak diperbolehkan melakukan gerakan mengangkat dan membungkuk. Pasien
dianjurkan beristirahat dalam waktu pendek. Penurunan berat badan tergantung dari diet. Meskipun pasien memiliki
kemungkinan untuk sembuh sempurna, beberapa aktivitas atletik tidak dianjurkan. Bowling, bola tangan dan golf
memungkinkan terjadinya low back pain. Program ini biasanya cukup untuk mengontrol gejala low back pain selama
bertahun-tahun.
Exercise. Exercise untuk menguatkan otot yang lemah (otot-otot ekstensor punggung, otot perut dan quadratus
lumbarum) biasa dilakukan. Kelemahan dari abduktor pinggang dan quadricep harus diperbaiki. Flexi pinggang dan sit up
sebaiknya tidak dilakukan pada bulan pertama. Peregangan dari ekstensor punggung dengan latihan pelvic roll dan penguluran
dari kontraktur fleksi dari pinggang dan lutut harus dilakukan.
Kelamahan dari ekstensor punggung sebagai hasil dari penguluran dan pemendekan selama pembedahan harus
diperbaiki dengan postural exercise dan pengurangan berat badan. Seseorang yang obesitas, perut yang buncit menyebabkan
lordosis lumbal.
Pembatasan Aktivitas. Aktivitas pasien harus dibatasi. Sebenarnya pasien diperbolehkan turun dari tempat tidur tiga
sampai empat kali sehari dalam waktu singkat kira-kira tiga sampai 5 menit; dan makin lama jangka waktu semakin
diperpanjang. Pasien diberitahu untuk tidak meningkatkan aktivitas dimana otot lemahnya mengalami kelelahan.
Bila pasien memiliki kebiasaan kerja yang buruk atau kelainan bawaan, kelainan ini harus dikoreksi dengan
menggunakan tongkat, penahan, atau penyangga kaki atau sepatu orthopaedik yang sesuai.
Perilaku postural yang benar dan salah (dari Turek, S.L.: Orthopaedics, Philadelphia, J.B Lippincott Co., 1959)
Berikut ini adalah instruksi penting kepada semua pasien dengan low back pain :
a. Gunakan matras yang keras
b. Tidur dengan pinggangnya dan kaki ditekuk
c. Untuk turun dari tempat tidur, berputarlah, tarik kaki ke t\atas dan ayunkan keluar dari tempat tidur
d. Hindari perabot yang terlalu empuk dan bagian dalam dari kursi, dan kaki jangan dalam keadaan lurus
e. Hindari membungkuk dan mengangkat benda
f. Tidak boleh mengangkat benda di depannya diatas garis pinggang
g. Jangan membengkokkan punggung ke belakang, berputar untuk meraih telepon atau membungkuk saat mengetik
h. Wanita sebaiknya menghindari sepatu yang memiliki hak yang terlalu tinggi
i. Duduk dengan tinggi lutut lebih tinggi daripada tinggi panggul dan kaki terletak di lantai secara kokoh
j. Mengangkat, mendorong dan menarik harus dilakukan dengan pinggul dan lutut dalam keadaan fleksi ringan.
Konsultasi: perlunya konsultasi dengan spesialis Saraf, Bedah Ortopedi dan Rehabilitasi Medik dan juga spesialis penyakit
dalam . Konsultasi ini merupakan upaya, agar keterbatasan dalammelakukan aktivitas sehari-hari dapat teratasi tanpa harus
mengkonsumsi analgetik dan untuk mengotrol DM yg juga pasien derita