Anda di halaman 1dari 7

Menyikapi Hari Valentine

Rabu, 13 Februari 2013 16:00 Ubudiyah

Bagikan

Hari Valentine (Valentine Day) yang jatuh setiap tanggal 14 Februari memiliki sejarah panjang
yang erat berhubungan dengan masyarakat nasrani. Kata 'Valentine' sendiri diambil dari seorang
pendeta 'pelayan tuhan' yang bernama Santo Valentine. Ia-lah orang yang berani menolak
kebijakan Kaisar Romawi Claudius melarang pernikahan dan pertunangan. <>

Pelarangan ini berawal dari kesulitan pemerintahan Romawi merekrut pemuda dan para pria
sebagai pasukan perang. Padahal pada masa itu, pemerintahan dalam keadaan perang dan sangat
membutuhkan tenaga sebagai prajurit. Sang Kaisar menganggap kesulitan ini berasal dari
keengganan mereka meninggalkan kekasih, istri dan keluarganya. Oleh karenanya, Sang Kaisar
mengeluarkan peraturan yang melarang pernikahan, karena pernikahan dianggap sebagai salah
satu penghambat perkembangan politik Romawi. Peraturan ini kemudian ditolak oleh santo
Valentine sehingga ia dihukum mati pada tanggal 14 Februari 270 M.

Hari inilah yang diabadikan oleh gereja sebagai hari Valentine dan dijadikan momentum
simbolik pengungkapan kasih sayang oleh masyarakat nasrani. Hanya saja, kemajuan teknologi
informasi mampu meruntuhkan tembok pemisah ruang dan waktu. Hingga berbagai budaya itu
dianggap milik bersama. Maka banyak sekali kaum muslim yang ikut memeriahkan hari
Valentine dengan berbagai tradisinya dan banyak pula kaum nasrani yang ikut memeriahkan hari
raya. Bahkan mereka saling memberikan ucapan selamat.

Baiknya, bagi kaum muslimin (khususnya yang sering berinteraksi dengan kaum nasrani) harus
berhati-hati karena bisa saja terjatuh dalam kekufuran apabila dia salah meletakkan niat (maksud
hatinya). Karena dalam Bughyatul Musytarsyidin dengan jelas diterangkan bahwa:

1) Apabila seorang muslim yang mempergunakan perhiasan/asesoris seperti yang digunakan


kaum kafir dan terbersit dihatinya kekaguman pada agama mereka dan timbul rasa ingin meniru
(gaya) mereka, maka muslim tersebut bisa dianggap kufur. Apalagi jikalau muslim itu sengaja
menemani mereka ke tempat peribadatannya. 2) Apabila dalam hati muslim itu ada keinginan
untuk meniru model perayaan mereka, tanpa disertai kekaguman atas agama mereka, hal itu
terbilang sebagai dosa. 3) Dan apabila muslim itu meniru gaya mereka tanpa ada maksud apa-
apa maka hukumnya makruh.

( ‫مسألة ي) حاصل ما ذكره العلماء فى التزيي بزي الكفار أنه إما أن يتزيا بزيهم ميال إلى دينهم وقاصدا التشبه بهم فى شعائر‬
‫الكفر أو يمشي معهم إلى متعبداتهم فيكفر بذالك فيهما وإما أن اليقصد كذلك بل يقصد التشبه بهم فى شعائر العيد أو التوصل إلى‬
‫معاملة جائزة معهم فيأثم وإما أن يتفق له من غير قصد فيكره كشد الرداء فى الصالة‬

Namun jika diperhatikan, fenomena sekarang tidaklah demikian. Kebanyakan kaum muda yang
merayakan valentine dengan berbagai macam tradisinya itu sama sekali tidak berhubungan
dengan agama. Bahkan jarang sekali dari mereka yang mengerti hubungan valentine dengan
agama nasrani.

Yang berlaku sekarang dalam valentine (yang telah mentradisi di kalangan kaum muda juga para
santri) menjurus kepada kemaksiatan yang dapat dihukumi haram. Misalkan merayakan
valentine dengan mengutarakan rasa sayang di tempat yang sepi dan hanya berduaan. Atau
merayakan valentine bersama-sama yang menggannggu ketertiban umum. Apalagi
merayakannya dengan pestapora yang me-mubadzirkan harta. Sungguh semua itu diharamkan
dalam ajaran Islam. Karena segala hal yang bisa dianggap menyebabkan terjadinya makshiayat
hukumnya seperti maksyiatan itu sendiri. Demikian dalam Is'adurrafiq

‫ومنها اإلعانة على المعصية أي على معصية من معاصي هللا بقبول أو فعل أوغيره ثم إن كانت المعصية كبيرة كانت اإلعانة‬
‫عليها‬

Red: Ulil Hadrawy

Hari Valentine (Valentine Day) yang jatuh setiap tanggal 14 Februari memiliki sejarah panjang
yang erat berhubungan dengan masyarakat nasrani. Kata 'Valentine' sendiri diambil dari seorang
pendeta 'pelayan tuhan' yang bernama Santo Valentine. Ia-lah orang yang berani menolak
kebijakan Kaisar Romawi Claudius melarang pernikahan dan pertunangan. <>
Pelarangan ini berawal dari kesulitan pemerintahan Romawi merekrut pemuda dan para pria
sebagai pasukan perang. Padahal pada masa itu, pemerintahan dalam keadaan perang dan sangat
membutuhkan tenaga sebagai prajurit. Sang Kaisar menganggap kesulitan ini berasal dari
keengganan mereka meninggalkan kekasih, istri dan keluarganya. Oleh karenanya, Sang Kaisar
mengeluarkan peraturan yang melarang pernikahan, karena pernikahan dianggap sebagai salah
satu penghambat perkembangan politik Romawi. Peraturan ini kemudian ditolak oleh santo
Valentine sehingga ia dihukum mati pada tanggal 14 Februari 270 M.

Hari inilah yang diabadikan oleh gereja sebagai hari Valentine dan dijadikan momentum
simbolik pengungkapan kasih sayang oleh masyarakat nasrani. Hanya saja, kemajuan teknologi
informasi mampu meruntuhkan tembok pemisah ruang dan waktu. Hingga berbagai budaya itu
dianggap milik bersama. Maka banyak sekali kaum muslim yang ikut memeriahkan hari
Valentine dengan berbagai tradisinya dan banyak pula kaum nasrani yang ikut memeriahkan hari
raya. Bahkan mereka saling memberikan ucapan selamat.

Baiknya, bagi kaum muslimin (khususnya yang sering berinteraksi dengan kaum nasrani) harus
berhati-hati karena bisa saja terjatuh dalam kekufuran apabila dia salah meletakkan niat (maksud
hatinya). Karena dalam Bughyatul Musytarsyidin dengan jelas diterangkan bahwa:

1) Apabila seorang muslim yang mempergunakan perhiasan/asesoris seperti yang digunakan


kaum kafir dan terbersit dihatinya kekaguman pada agama mereka dan timbul rasa ingin meniru
(gaya) mereka, maka muslim tersebut bisa dianggap kufur. Apalagi jikalau muslim itu sengaja
menemani mereka ke tempat peribadatannya. 2) Apabila dalam hati muslim itu ada keinginan
untuk meniru model perayaan mereka, tanpa disertai kekaguman atas agama mereka, hal itu
terbilang sebagai dosa. 3) Dan apabila muslim itu meniru gaya mereka tanpa ada maksud apa-
apa maka hukumnya makruh.

( ‫مسألة ي) حاصل ما ذكره العلماء فى التزيي بزي الكفار أنه إما أن يتزيا بزيهم ميال إلى دينهم وقاصدا التشبه بهم فى شعائر‬
‫الكفر أو يمشي معهم إلى متعبداتهم فيكفر بذالك فيهما وإما أن اليقصد كذلك بل يقصد التشبه بهم فى شعائر العيد أو التوصل إلى‬
‫معاملة جائزة معهم فيأثم وإما أن يتفق له من غير قصد فيكره كشد الرداء فى الصالة‬

Namun jika diperhatikan, fenomena sekarang tidaklah demikian. Kebanyakan kaum muda yang
merayakan valentine dengan berbagai macam tradisinya itu sama sekali tidak berhubungan
dengan agama. Bahkan jarang sekali dari mereka yang mengerti hubungan valentine dengan
agama nasrani.

Yang berlaku sekarang dalam valentine (yang telah mentradisi di kalangan kaum muda juga para
santri) menjurus kepada kemaksiatan yang dapat dihukumi haram. Misalkan merayakan
valentine dengan mengutarakan rasa sayang di tempat yang sepi dan hanya berduaan. Atau
merayakan valentine bersama-sama yang menggannggu ketertiban umum. Apalagi
merayakannya dengan pestapora yang me-mubadzirkan harta. Sungguh semua itu diharamkan
dalam ajaran Islam. Karena segala hal yang bisa dianggap menyebabkan terjadinya makshiayat
hukumnya seperti maksyiatan itu sendiri. Demikian dalam Is'adurrafiq

‫ومنها اإلعانة على المعصية أي على معصي ة من معاصي هللا بقبول أو فعل أوغيره ثم إن كانت المعصية كبيرة كانت اإلعانة‬
‫عليها‬

Red: Ulil Hadrawy

http://www.nu.or.id/post/read/42490/menyikapi-hari-valentine
Hasil Bahtsul Masail

Tanggal 14 februari merupakan hari dimana Valentine Day dirayakan, menurut satu versi
sejarah terjadinya valentine Day adalah berawal pada dihukum matinya seorang martir Kristen
yaitu St. Valentine pada tanggal 14 Februari 270 M pada masa pemerintahan Kaisar Constantin
Agung (280 – 337 M) karena ia menolak kebijakan sang kaisar yang melarang terjadinya
pertunangan dan pernikahan.Semua itu terjadi ketika bangsa Romawi terlibat dalam banyak
peperangan dimana Kaisar merasa kesulitan merekrut para pemuda untuk memperkuat Armada
perangnya, hal itu disinyalir karena banyak pria enggan meninggalkan keluarganya atau
kekasihnya.Dalam The Encylopedia Britania vol. 12 sub. Judul Christiany menjelaskan “Agar
lebih dapat mendekatkan lagi terhadap ajaran Kristen pada tahun 495 M. Paus Gelasius I
merubah upacara Romawi Kuno, menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine
Day, untuk menghormati Saint Valentine yang mati”.Di Indonesia perayaan Valentine banyak
dilakukan oleh kalangan muslim, mereka menganggap hari itu merupakan saat tepat untuk
mengungkapkan rasa kasih sayang.

Perrtanyaan

a. Bagaimana hukum merayakan Valentine Day ?

b. Bolehkah menjual pernak‐pernik (souvenir) Valentine Day ?

Bahtsul Masail

Jawaban :

1. Dalam hal ini terdapat pemilahan hukum sebagai berikut :

• Kufur, bila ada tujuan menyerupai non muslim dan sampai kagum pada
agama mereka Haram apabila hanya bertujuan menyerupai non muslim tanpa disertai
kecondongan pada agama mereka

• Haram karena termasuk ikut serta terjadinya kemaksiatan

332 : ‫ ص‬2 : ‫فتاوي ابن تيمية ج‬

‫ أآل ما ذبحوه ألعيادهم وقرابينهم إدخاال له فيما أهل به لغير‬-‫ إما آراهة تحريم أو آراهة تنزيه‬- ‫وقد آره جمهور األئمة‬
‫ إنه ال يحل للمسلمين أن يبيعوا‬:‫هللا وما ذبح على النصب وآذلك نهوا عن معاونتهم على أعيادهم بإهداء أو مبايعة وقالوا‬
‫للنصارى شيئا من مصلحة عيدهم ال لحما وال دما وال ثوبا وال يعارون دابة وال يعاونون على شيء من دينهم ; ألن ذلك من‬
‫ (وتعاونوا على البر‬:‫تعظيم شرآهم وعونهم على آفرهم وينبغي للسالطين أن ينهوا المسلمين عن ذلك ألن هللا تعالى يقول‬
‫)والتقوى وال تعاونوا على اإلثم والعدوان‬

Artinya : Dan Jumhur Umat menyatakan “karahah atau makruh” – apakah “karahah”
mengharamkan atau karahah tanzih (tidak sampai derajat haram) – yaitu memakan daging yang
disembelih untuk hari raya mereka dan qurban mereka, dikategorikan “Uhilla bihi lighoillahi bih
atau menyembelih bukan karena Allah” dan “(diharamkan bagimu) yang disembelih untuk
berhala” dan demikian juga dilarang untuk membantu mereka pada hari raya mereka dengan
hadiah dan jaul beli. Jumhur umat mengatakan: Seseungguhnya tidak dihalalkan bagi
orang‐orang muslim untuk menjual kepada orang Nasrani sesuatu yang berkaitan dengan hari
rayanya, tidaklah daging, darah, pakaian dan tidak meminjamkan hewan dan tidak pula
menolong apapun untuk kepentingan agama mereka; karena hal tersebut merupakan ta’dhim
terhadap kesyirikan mereka dan menolong kekafiran mereka. Dan para penguasa seharusnya
melarang orang muslim untuk itu, karena Allah SWT telah berfirman: Dan tolong menolonglah
kalian dalam hal kebaikan dan taqwa dan janganlah tolong menolong dalam dosa dan
pelanggaran.

238 :‫ رقم الصفحة‬4 :‫فتاوى ابن حجر الهيثمي رقم الجزء‬

‫وجماعة من المسلمين إذا رأوا أفعالهم يفعلون مثلهم فهل يكفر أو يأثم المسلم إذا عمل مثل عملهم من غير اعتقاد تعظيم‬
‫ فقد صرح‬،‫ ال آفر بفعل شيء من ذلك‬:‫ فأجاب نفع هللا تبارك وتعالى بعلومه المسلمين بقوله‬.‫عيدهم وال اقتداء بهم أو ال؟‬
‫ فعدم آفره بما في السؤال‬،‫أصحابنا بأنه لو شد الزنار على وسطه أو وضع على رأسه قلنسوة المجوس لم يكفر بمجرد ذلك اهـ‬
‫ فالحاصل‬،‫أولى وهو ظاهر بل فعل شيء مما ذآر فيه ال يحرم إذا قصد به التشبه بالكفار ال من حيث الكفر وإال آان آفرا قطعا‬
‫ ولكنه يأثم وإن‬،‫أنه إن فعل ذلك بقصد التشبه بهم في شعار الكفر آفر قطعا أو في شعار العيد مع قطع النظر عن الكفر لم يكفر‬
‫ ومن أقبح البدع‬:‫ ثم رأيت بعض أئمتنا المتأخرين ذآر ما يوافق ما ذآرته فقال‬،‫لم يقصد التشبه بهم أصال ورأسا فال شيء عليه‬
‫ وقد‬،‫موافقة المسلمين النصارى في أعيادهم بالتشبه بأآلهم والهدية لهم وقبول هديتهم فيه وأآثر الناس اعتناء بذلك المصريون‬
‫ ال يحل لمسلم أن يبيع نصرانيا شيئا من مصلحة عيده ال لحما وال أدما‬: ‫ بل قال ابن الحاج‬، »‫ «من تشبه بقوم فهو منهم‬: ‫قال‬
‫ ومنها اهتمامهم في‬.‫وال ثوبا وال يعارون شيئا ولو دابة إذ هو معاونة لهم على آفرهم وعلى والة األمر منع المسلمين من ذلك‬
‫النيروز بأآل الهريسة واستعمال البخور في خميس العيدين سبع مرات زاعمين أنه يدفع الكسل والمرض وصبغ البيض أصفر‬
‫وأحمر وبيعه واألدوية في السبت الذي يسمونه سبت النور وهو في الحقيقة سبت الظالم ويشترون فيه الشبث ويقولون أنه للبرآة‬
‫ويجمعون ورق الشجر ويلقونها ليلة السبت بماء يغتسلون به فيه لزوال السحر ويكتحلون فيه لزيادة نور أعينهم ويدهنون فيه‬
‫بالكبريت والزيت ويجلسون عرايا في الشمس لدفع الجرب والحكة ويطبخون طعام اللبن ويأآلونه في الحمام إلى غير ذلك من‬
‫البدع التي اخترعوها ويجب منعهم من التظاهر بأعيادهم اهـ‬.

Artinya : Dan sekolompok muslimin jika melihat apa yang mereka lakukan, meniru
seperti mereka. Apakah menjadi kafir atau berdosa atau tidak jika melakukan seperti yang
mereka lakukan tanpa I’tiqod untuk mengagungkan ri raya mereka dan tanpa ikut kepercayaan
mereka? Dan di jawab (semoga Allah SWT maenjadikan ilmunya bermanfaat untuk kaum
muslimin) dengan berkata: Tidaklah kafir melakukan seperti itu, telah dijelaskan sahabat kami
bahwa ketika hanya mengencangkan tali pinggang baju pendeta mereka atau hanya
memasangkan peci di kepala seorang majusi tidaklah kafir. Maka ketidak kafiran lebih tepat
untuk (jawaban) soal tersebut di atas. Bahkan melakukan seperti yang disebutkan di atas
tidaklah haram jika bermaksud untuk meniru orang kafir dan bukan untuk berniat kafir, tetapi
jika tidak demikian maka menjadi kafir. Kesimpulannya, jika dia melakukan itu untuk meniru
mereka sebagai syiar kafir maka sudah pasti kafir, namun bila untuk syiar hari raya mereka tanpa
berniat kafir tidaklah kafir, tetai itu berdosa. Jika tidak berniat untuk meniru mereka maka tidak
apa‐apa. Kemudian saya melihat umat zaman sekarang menyebutkan sesuai apa yang saya
ucapkan dengan berkata: dan dari bid’ah yang paling buruk yaitu menyepakati kaum Nasrani
tentang hari raya mereka dengan meniru makan mereka, hadiah untuk mereka, dan menerima
hadiahnya, dan yang paling berhati‐hati dalam masalah ini adalah orang Mesir. Dikatakan:
(barang siapa menyerupai satu kaum maka ia adalah bagian dari mereka). Bahkan ibnu Haj
mengatakan: Tidak dihalalkan bagi seorang muslim menjual sesuatu apapun kepada Nasrani
untuk kepentingan Hari Raya mereka; tidak daging, darah, pakaian dan tidak juga meminjamkan
sesuatupin meskipun kendaraan karena berarti menolong kekafiran mereka dan menjaga urusan
mereka, maka seorang muslim terlarang untuk itu.

https://ibaratbahtsulmasail.blogspot.co.id/2017/11/valentine-day.html

https://www.kompasiana.com/benekrisna/valentine-fenomena-akulturasi-kapitalisme-
dan-westernisasi_5500810e813311c161fa7b80

https://www.kompasiana.com/feliana/di-antara-pro-dan-kontra-pentingkah-valentine-s-
day-dirayakan_550de5b9813311c82cbc5fda

Anda mungkin juga menyukai