Anda di halaman 1dari 21

1

PERSEPSI WARGA KOTA SAMARINDA TERHADAP


PERAYAAN HARI KASIH SAYANG VALENTINE
DAYS

A. LATAR BELAKANG
Valentine day adalah hari dimana manusia mengatakannya dengan hari
kasih sayang dimana kebanyakan yang merayakan adalah para remaja. Dan
dihari Velentine itu banyak remaja melakukan suatu kesalahan. Tapi mereka akan
mengatakan namakan semuanya hanya karena VALENTINE
Valentine Days telah menyebar bukan hanya umat non muslim, tapi umat
islam juga telah banyak merayakannya. Padahal tidak ada dalam ajaran islam
untuk menyayangi dalam satu hari saja, melainkan kita rayakan setiap hari, tapi
kenyataannya banyak yang tidak tahu apa itu Valentine tapi telah ikut
merayakannya dan akhirnya terjerumus kedalam jurang kegelapan.
Sejarah tanggal 14 februari merupakan hari perayaan terhadap dihukum
matinya seorang pahlawan kristen yaitu: Santo Valentine, kejadian ini terjadi
tepat pada tanggal 14 februari 270 M. Valentine day's adalah sebuah dimana
orang-orang yang sedang dilanda cinta, saling mengirimkan pesan cinta dan
hadiah-hadiah antara satu sama lain, yaitu hari dimana santo valentine mati
sebagai seorang pahlawan yang teguh mempertahankan keyakinannya. Valentine
yang biasa dikatakan itu adalah seorang utusan dari rhaetia dan dimuliakan di
Passau sebagai uskup pertama. Itulah makna dibalik nama valentine day's,
sekarang dapat dilihat bagaimana sejarah asal mula hari valentine day's itu.

Hari raya ini adalah salah satu hari raya bangsa Romawi Paganis (yang
menyembah berhala), bangsa romawi telah menyembah berhala semenjak 17
abad silam. Jadi hari raya valentine ini adalah merupakan sebutan kepada
kecintaan terhadap sesembahan mereka. Tentang sejarah valentine ini ada banyak
versi yang menyebutkan, tetapi dari sekian banyak versi menyimpulkan bahwa
hari valentine tidak memiliki latar belakang yang jelas sama sekali.
Perayaan ini telah ada semenjak abad ke-4 SM, yang diadakan pada
tanggal 15 februari, perayaan yang bertujuan untuk menghormati dewa yang
bernama Lupercus, dewa kesuburan, yang dilambangkan setengah telanjang dan
berpakaian kulit kambing. Acara ini berbentuk upacara dan di dalamnya diselingi
penarikan undian untuk mencari pasangan. Dengan menarik gulungan kertas
yang berisikan nama, para gadis mendapatkan pasangan. Kemudian mereka
menikah untuk periode satu tahun, sesudah itu mereka bisa ditinggalkan begitu
saja. Dan kalau sudah sendiri, mereka menulis namanya untuk dimasukkan ke
kotak undian lagi pada upacara tahun berikutnya.
Sementara itu, pada 14 Februari 269 M meninggallah seorang pendeta
kristen yang juga dikenal sebagai tabib (dokter) yang dermawan yang bernama
Valentine. Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang
terkenal kejam. Ia sangat membenci kaisar tersebut. Claudius berambisi memiliki
pasukan militer yang besar, ia ingin semua pria di kerajaannya bergabung di
dalamya.
Namun sayangnya keinginan ini tidak didukung. Para pria enggan terlibat
dalam peperangan. Karena mereka tidak ingin meninggalkan keluarga dan
kekasih hatinya. Hal ini membuat Claudius marah, dia segera memerintahkan

pejabatnya untuk melakukan sebuah ide gila. Claudius berfikir bahwa jika pria
tidak menikah, mereka akan senang hati bergabung dengan militer. Lalu
Claudius melarang adanya pernikahan. Pasangan muda saat itu menganggap
keputusan ini sangat tidak masuk akal. Karenanya St. Valentine menolak untuk
melaksanakannya.
St. Valentine tetap melaksanakan tugasnya sebagai pendeta, yaitu
menikahkan para pasangan yang tengah jatuh cinta meskipun secara rahasia.
Aksi ini akhirnya diketahui oleh kaisar yang segera memberinya peringatan,
namun ia tidak menggubris dan tetap memberkati pernikahan dalam sebuah
kapel kecil yang hanya diterangi cahaya lilin. Sampai pada suatu malam, ia
tertangkap basah memberkati salah satu pasangan. Pasangan tersebut berhasil
melarikan diri, namun malang St. Valentine tertangkap. Ia dijebloskan ke dalam
penjara dan divonis hukuman mati dengan dipenggal kepalanya.
Sejak kematian Valentine (14 februari), kisahnya menyebar dan meluas,
hingga tidak satu pelosok pun di daerah Roma yang tak mendengar kisah hidup
dan kematiannya. Kakek dan nenek mendongengkan cerita Santo Valentine pada
anak dan cucunya sampai pada tingkat pengkultusan. Ketika agama Katolik
mulai berkembang, para pemimipin gereja ingin turut andil dalam peran tersebut.
Untuk mensiasatinya, mereka mencari tokoh baru sebagai pengganti Dewa Kasih
Sayang, Lupercus. Akhirnya mereka menemukan pengganti Lupercus, yaitu
Santo Valentine.
Di tahun 494 M, Paus Gelasius I mengubah upacara Lupercaria yang
dilaksanakan setiap 15 Februari menjadi perayaan resmi pihak gereja. Dua tahun
kemudian, sang Paus mengganti tanggal perayaan tersebut menjadi 14 Februari

yang bertepatan dengan tanggal matinya Santo Valentine sebagai bentuk


penghormatan dan pengkultusan kepada Santo Valentine. Dengan demikian
perayaan Lupercaria sudah tidak ada lagi dan diganti dengan "Valentine Days".
Sesuai perkembangannya, Hari Kasih Sayang tersebut menjadi semacam
rutinitas ritual bagi kaum gereja untuk dirayakan. Agar tidak kelihatan formal,
peringatan ini dibungkus dengan hiburan atau pesta-pesta
Melihat banyaknya fenomena yang tidak telah ada dan telah terjadi di
Kota Samarinda tentang perayaan valentine days yang dirayakan secara besarbesaran oleh para remaja, membuat penulis ingin meneliti tentang persepsi
tentang hari kasih say ng atau valentine days.
B. RUMUSAN MASALAH
Berangkat dari latar belakang di atas, maka peneliti akan mengangkat
rumusan masalah yang menjadi pokok bahasan dan pedoman penelitian adalah
sebagai berikut, yaitu :
1. Bagaimanakah hukum valentine di dalam islam menurut para ulama ?
2. Apa kesimpulan yang benar terhadap pengertian dari valentine yang
menyimpang dari agama islam ?
3. Bagaimana persepsi masyarakat Kota Samarinda terhadap dampak positif
dan negative dari valentine ?
C.

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN


Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hukum valentine di dalam islam menurut para ulama
2. Untuk mengetahui pengertian dari valentine yang menyimpang dari
agama islam

3. Untuk mengtahui persepsi masyarakat Kota Samarinda terhadap dampak


positif dan negative dari valentine ?
Manfaat penelitian
1. Agar hasil penelitian ini dapat mengenal lebih jauh tentang perayaan
valentine days dalam hukum islam.
2. Agar orangtua dan masyarakat dapat menjaga anak-anak remaja terhadap
perkembangan dunia yang mampu merusak moral anak-anak muslim
lainnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.

Persepsi

1.

Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu

suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera.
Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya.
Persepsi merupakan stimulus yang diindera oleh individu, diorganisasikan
kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang
apa yang diindera.
Dengan kata lain persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya
pesan atau informasi kedalam otak manusia. Persepsi merupakan keadaan
integrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam
diri individu, pikiran, perasaan, pengalaman-pengalaman individu akan ikut aktif
berpengaruh dalam proses persepsi.
Pengertian persepsi menurut para ahli :

Menurut Kotler (2009:48) menjelaskan persepsi sebagai proses


bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan
masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan
yang berarti.

Gibson, dkk (2006:102) dalam buku Organisasi Dan Manajemen


Perilaku, Struktur; memberikan definisi persepsi adalah proses kognitif
yang dipergunakan oleh individu untuk menafsirkan dan memahami

dunia sekitarnya (terhadap obyek). Gibson juga menjelaskan bahwa


persepsi merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh
individu. Oleh karena itu, setiap individu memberikan arti kepada
stimulus secara berbeda meskipun objeknya sama. Cara individu melihat
situasi seringkali lebih penting daripada situasi itu sendiri.

Walgito (2009:42) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan


proses aktif yang memegang peranan, bukan hanya stimulus yang
mengenainya tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan
pengalaman-pengalamannya, motivasi serta sikapnya yang relevan dalam
menanggapi stimulus. Individu dalam hubungannya dengan dunia luar
selalu melakukan pengamatan untuk dapat mengartikan rangsangan yang
diterima dan alat indera dipergunakan sebagai penghubungan antara
individu dengan dunia luar. Agar proses pengamatan itu terjadi, maka
diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan perhatian
merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan. Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang
terhadap sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa
seseorang akan bertindak.
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang


sudah ada, dan selanjutnya mengenali benda tersebut
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian persepsi
merupakan suatu proses penginderaan, stimulus yang diterima oleh individu
melalui alat indera yang kemudian diinterpretasikan sehingga individu dapat

memahami dan mengerti tentang stimulus yang diterimanya tersebut. Proses


menginterpretasikan stimulus ini biasanya dipengaruhi pula oleh pengalaman dan
proses belajar individu.
2.

Jenis-jenis Persepsi
Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh

indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis.


a.

Persepsi visual
Persepsi visual didapatkan dari penglihatan. Penglihatan adalah

kemampuan untuk mengenali cahaya dan menafsirkannya, salah satu dari indra.
Alat tubuh yang digunakan untuk melihat adalah mata. Banyak binatang yang
indra penglihatannya tidak terlalu tajam dan menggunakan indra lain untuk
mengenali lingkungannya, misalnya pendengaran untuk kelelawar. Manusia yang
daya penglihatannya menurun dapat menggunakan alat bantu atau menjalani
operasi lasik untuk memperbaiki penglihatannya. Persepsi ini adalah persepsi
yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita
untuk memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan
persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering
dibicarakan dalam konteks sehari-hari.
b.

Persepsi auditori
Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.

Pendengaran adalah kemampuan untuk mengenali suara. Dalam manusia dan


binatang bertulang belakang, hal ini dilakukan terutama oleh sistem pendengaran
yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf, dan otak. Tidak semua suara dapat
dikenali oleh semua binatang. Beberapa spesies dapat mengenali amplitudo dan

frekuensi tertentu. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz sampai 20.000 Hz. Bila
dipaksa mendengar frekuensi yang terlalu tinggi terus menerus, sistem
pendengaran dapat menjadi rusak
3.

Persepsi perabaan
Persepsi perabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit. Kulit dibagi

menjadi 3 bagian, yaitu bagian epidermis, dermis, dan subkutis. Kulit berfungsi
sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat
peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai
rangsangan. Sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh. Sehubungan
dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor reseptor
khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah
epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari
epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya
terletak di dekat epidermis.
4.

Persepsi penciuman
Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman

yaitu hidung. Penciuman, penghiduan, atau olfaksi, adalah penangkapan atau


perasaan bau. Perasaan ini dimediasi oleh sel sensor tespesialisasi pada rongga
hidung vertebrata, dan dengan analogi, sel sensor pada antena invertebrata.
Untuk hewan penghirup udara, sistem olfaktori mendeteksi zat kimia asiri atau,
pada kasus sistem olfaktori aksesori, fase cair.Pada organisme yang hidup di air,
seperti ikan atau krustasea, zat kimia terkandung pada medium air di sekitarnya.
Penciuman, seperti halnya pengecapan, adalah suatu bentuk kemosensor.

10

5.

Persepsi pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu

lidah. Pengecapan atau gustasi adalah suatu bentuk kemoreseptor langsung dan
merupakan satu dari lima indra tradisional. Indra ini merujuk pada kemampuan
mendeteksi rasa suatu zat seperti makanan atau racun. Pada manusia dan banyak
hewan vertebrata lain, indra pengecapan terkait dengan indra penciuman pada
persepsi otak terhadap rasa.
Sensasi pengecapan klasik mencakup manis, asin, masam, dan pahit.
Belakangan,

ahli-ahli

psikofisik

dan

neurosains

mengusulkan

untuk

menambahkan kategori lain, terutama rasa gurih (umami) dan asam


lemak.Pengecapan adalah fungsi sensoris sistem saraf pusat. Sel reseptor
pengecapan pada manusia ditemukan pada permukaan lidah, langit-langit lunak,
serta epitelium faring dan epiglotis.
B.

Proses Persepsi Masyarakat

1.

Pengertian Persepsi Masyarakat


Seorang

pakar

organisasi

bernama

Robbins

(2001:88)

mengungkapkan bahwa Persepsi dapat didefinisikan sebagai proses dengan


mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera
mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka.
Sejalan dari defenisi diatas, seorang ahli yang bernama Thoha
(2006:23) , mengungkapkan bahwa persepsi pada hakekatnya adalah
proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami
informasi

tentang

pendengaran.

lingkungannya

baik lewat penglihatan

maupun

11

Wirawan

(2008:77),

merupakan hasil hubungan

menjelaskan
antar

manusia

bahwa
dengan

proses

pandangan

lingkungan

dan

kemudian diproses dalam alam kesadaran ( kognisi ) yang dipengaruhi


memori tentang pengalaman masa lampau, minat, sikap, intelegensi,
dimana hasil atau penelitian terhadap apa yang diinderakan akan
mempengaruhi tingkah laku.
Defenisi persepsi juga diartikan oleh Indrawijaya (2010:45), sebagai
suatu penerimaan yang baik atau pengambilan inisiatif dari proses
komunikasi. Maka dari beberapa defenisi diatas secara umum, peneliti
membuat kesimpulan tentang persepsi adalah penafsiran berdasarkan datadata yang diperoleh dari lingkungan yang diserap oleh indera manusia
sebagai pengambilan inisiatif dari proses komunikasi.
C.

Hari kasih sayang (Valentive Days) menurut Hukum Islam


Dalam Surah Al-Anam disebutkan sebagai berikut :
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini,
nescaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain
hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah
berdusta (terhadap Allah). (Surah Al-Anam : 116)

Hari 'kasih sayang' yang dirayakan oleh orang-orang Barat pada tahuntahun terakhir disebut 'Valentine Day' amat popular dan merebak di pelusuk
Indonesia bahkan di Malaysia juga. Lebih-lebih lagi apabila menjelangnya bulan
Februari di mana banyak kita temui jargon-jargon (simbol-simbol atau iklaniklan) tidak Islami hanya wujud demi untuk mengekspos (mempromosi)
Valentine. Berbagai tempat hiburan bermula dari diskotik(disko/kelab malam),

12

hotel-hotel, organisasi-organisasi mahupun kelompok-kelompok kecil; ramai


yang berlumba-lumba menawarkan acara untuk merayakan Valentine. Dengan
dukungan(pengaruh) media massa seperti surat kabar, radio mahupun televisyen;
sebagian besar orang Islam juga turut diberikan dengan iklan-iklan Valentine
Day.
Sejarah Valentine sebenarnya adalah seorang martyr (dalam Islam disebut
'Syuhada') yang kerana kesalahan dan bersifat 'dermawan' maka dia diberi
gelaran Saint atau Santo.
Pada tanggal 14 Februari 270 M, St. Valentine dibunuh karena
pertentangannya (pertelingkahan) dengan penguasa Romawi pada waktu itu iaitu
Raja Claudius II (268 - 270 M). Untuk mengagungkan dia (St. Valentine), yang
dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam
menghadapi cubaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St.
Valentine sebagai 'upacara keagamaan'.
Tetapi sejak abad 16 M, 'upacara keagamaan' tersebut mulai beransuransur hilang dan berubah menjadi 'perayaan bukan keagamaan'. Hari Valentine
kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno
yang disebut Supercalis yang jatuh pada tanggal 15 Februari.
Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani(Kristian), pesta
'supercalis'

kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine.

Penerimaan upacara kematian St. Valentine sebagai 'hari kasih sayang' juga

13

dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropah bahwa waktu 'kasih sayang' itu
mulai bersemi 'bagai burung jantan dan betina' pada tanggal 14 Februari.
Dalam bahasa Perancis Normandia, pada abad pertengahan terdapat kata
Galentine yang bererti 'galant atau cinta'. Persamaan bunyi antara galentine
dan valentine menyebabkan orang berfikir bahwa sebaiknya para pemuda dalam
mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Februari. Dengan berkembangnya
zaman, seorang 'martyr' bernama St. Valentino mungkin akan terus bergeser jauh
pengertiannya(jauh dari arti yang sebenarnya). Manusia pada zaman sekarang
tidak lagi mengetahui dengan jelas asal usul hari Valentine. Di mana pada zaman
sekarang ini orang mengenal Valentine lewat (melalui) greeting card, pesta
persaudaraan, tukar kado(bertukar-tukar memberi hadiah) dan sebagainya tanpa
ingin mengetahui latar belakang sejarahnya lebih dari 1700 tahun yang lalu.
Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa moment(hal/saat/waktu) ini
hanyalah tidak lebih bercorak kepercayaan atau animisme belaka yang berusaha
merosak 'akidah' muslim dan muslimah sekaligus memperkenalkan gaya hidup
barat dengan kedok percintaan(bertopengkan percintaan), perjodohan dan kasih
sayang.
Mari kita renungkan firman Allah s.w.t. dalam surah Al-Isra : 36:
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya. (Surah Al-Isra :
36)

14

Dalam Islam kata tahu berarti mampu mengindera (mengetahui)


dengan seluruh panca indera yang dikuasai oleh hati. Pengetahuan yang sampai
pada taraf mengangkat isi dan hakikat sebenarnya. Bukan hanya sekedar dapat
melihat atau mendengar. Bukan pula sekadar tahu sejarah, tujuannya, apa, siapa,
kapan(bila), bagaimana, dan di mana, akan tetapi lebih dari itu. Oleh kerana itu
Islam amat melarang kepercayaan yang membonceng(mendorong/mengikut)
kepada suatu kepercayaan lain atau dalam Islam disebut Taqlid.
Hadis Rasulullah s.a.w: Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu
kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu. Firman Allah s.w.t. dalam
Surah AL Imran (keluarga Imran) ayat 85 :Barangsiapa yang mencari agama
selain agama Islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (agama itu)
daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.
Dalam masalah Valentine itu perlu difahami secara mendalam terutama
dari kaca mata agama kerana kehidupan kita tidak dapat lari atau lepas dari
agama (Islam) sebagai pandangan hidup. Berikut ini beberapa hal yang harus
difahami di dalam masalah 'Valentine Day'.
1. Prinsip / Dasar
Valentine Day adalah suatu perayaan yang berdasarkan kepada pesta jamuan
'supercalis' bangsa Romawi kuno di mana setelah mereka masuk Agama Nasrani
(kristian),

maka

berubah

dengan kematian St. Valentine.


2. Sumber Asasi

menjadi

'acara

keagamaan'

yang

dikaitkan

15

Valentine jelas-jelas bukan bersumber dari Islam, melainkan bersumber dari


rekaan fikiran manusia yang diteruskan oleh pihak gereja. Oleh kerana itu lah ,
berpegang kepada akal rasional manusia semata-mata, tetapi jika tidak
berdasarkan kepada Islam(Allah), maka ia akan tertolak.
Firman Allah swt dalam Surah Al Baqarah ayat 120 :Orang-orang
Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti
agama mereka.
Katakanlah :

Sesungguhnya

petunjuk

Allah

itulah

petunjuk

sebenarnya). Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan

(yang
mereka

setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung
dan penolong bagimu.
3. Tujuan
Tujuan mencipta dan mengungkapkan rasa kasih sayang di persada bumi adalah
baik. Tetapi bukan seminit untuk sehari dan sehari untuk setahun. Dan bukan
pula bererti kita harus berkiblat kepada Valentine seolah-olah meninggikan
ajaran lain di atas Islam. Islam diutuskan kepada umatnya dengan
memerintahkan
persaudaraan

umatnya

untuk

berkasih

sayang

dan

menjalinkan

yang abadi di bawah naungan Allah Yang Maha Pengasih dan

Penyayang. Bahkan Rasulullah s.a.w. bersabda :Tidak beriman salah seorang di


antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada diri
sendiri.
4. Operasional

16

Pada umumnya acara Valentine Day diadakan dalam bentuk pesta pora dan huruhara.
Perhatikanlah firman Allah s.w.t.:Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah
saudara-saudara syaithon dan

syaithon itu adalah sangat ingkar kepada

Tuhannya. (Surah Al Isra : 27)


Surah Al-Anfal ayat 63 yang berbunyi : walaupun kamu membelanjakan
semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat
mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati
mereka. Sesungguhnya Dia (Allah) Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Kesimpulan dari persepsi masyarakat terhadap hari kasih sayang
(valentine days menurut Islam adalah tidak dibenarkan, sudah jelas tertera
dalam Al-Quran dan hadits bahwa hari kasih sayang bukan perayaan untuk
umat muslim.
D.

Kerangka Pikir
Menurut Mulyana (2005; 171-175), persepsi manusia dapat dibedakan

menjadi dua bagian, yaitu persepsi terhadap objek (lingkungan fisik, dan persepsi
terhadap manusia (persepsi sosial). Persepsi terhadap objek atau lingkungan fisik
adalah persepsi yang telah ditanggap oleh kesemua alat indera. Persepsi yang
diterima oleh setiap individu akan berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Hal
tersebut dipengaruhi oleh latar belakang pengalaman, sosial budaya, dan suasana
psikologis yang berbeda akan membuat persepsi yang berbeda atas suatu objek.
Persepsi terhadap manusia (persepsi sosial) ialah proses menangkap arti
objek-objek social dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita.

17

Menurut Sarwono (2002:94), persepsi sosial ialah persepsi mengenai orang


tertentu atau orang lain, dan untuk memahami orang dan oran lain. Ada dua hal
yang ingin diketahui oleh persepsi social yaitu keadaan yang perasaan orang lain
saat ini, di tempat ini, melalui komunikasi non-lisan atau lisan dan kondisi yang
lebih permanen yang ada dibalik segala yang tampak saat ini (niat, sifat, motivasi
dan sebagainya yang diperkirakan menjadi penyebab dari kondisi saat ini.
Persepsi dapat dikatakan sebagai inti komunikasi. Karena jika persepsi
kita tidak akurat, tidak ,mungkin kita dapat berkomunikasi dengan efektif.
Persepsi seseorang atau sekelompok orang memiliki pengaruh yang besar yaitu
untuk

menentukan

citra

seseorang,

sekelompok

orang

atau

sebuah

lembaga/organisasi. Dalam penelitian ini, peneliti ingin meneliti persepsi


masyarakat kota Samarinda terhadap hari kasih sayang (Valentine Days) .
Untuk lebih lanjut, dapat dilihat pada gambar kerangka konseptual di bawah ini
Gambar 2. Bagan kerangka konseptual

Factor pada situasi:


Keadaan social
Lingkungan
keluarga
Peristiwa

Faktor pada
perseptor(Masyarakat):
Pengalaman
Sikap
Harapan
Latar belakang

PERSEPSI

Valentine Days
E.

Definisi Operasional

Faktor pada obyek


(Masyarakat kota
Samarinda):
Sejarah
Letak geografis
Masyarakat

18

1) Persepsi

adalah

sebuah

proses

saat

individu

mengatur

dan

menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti


bagi lingkungan mereka.
2) Hari kasih Sayang (Valentine Days) adalah hari untuk memberikan kasih
saying untuk orang yang dicintai.
3) Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama
hidup dan bekerja sama sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan
dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai kesatuan sosial dengan
batas-batas tertentu.
4) Studi kasus adalah pendekatan untuk meneliti gejala sosial dengan
menganalisis satu kasus secara mendalam dan utuh.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.

Subjek dan Waktu Penelitian.


Subjek penelitian adalah masyarakat kota Samarinda. Sedangkan

objeknya adalah Valentine Days. Waktu penelitian selama 3 (tiga bulan) yaitu
dari bulan Mei hingga bulan Juli 2015.
B.

Tipe Penelitian

19

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif


dengan melalui metode pengumpulan data yaitu wawancara mendalam (indepth
interview) dengan narasumber terkait dan observasi langsung.
C.

Sumber data
a. Data primer
1) Wawancara mendalam
melakukan wawancara mendalam terhadap objek yang ingin
diteliti dan observasi langsung terhadap objek penelitian. Dalam
hal ini, yang menjadi data primer adalah hasil wawancara dengan
masyarakat kota Samarinda yang telah ditentukan.
2) Observasi langsung
Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan
melakukan pengamatan secara langsung di tempat penelitian.
b. Data sekunder
Yakni pengumpulan data yang diperoleh melalui kajian kepustakaan dari
berbagai data yang berhubungan dengan penelitian berupa buku-buku
(Koran, tabloid), data dari internet dan literature-literatur yang
berhubungan dengan penelitian.
1. Narasumber (Informan)
Narasumber atau Informan dalam penelitian ini sekitar 20 orang
masyarakat yang berada di wilayah kota Samarinda. Adapun
karakteristik informan yang ditetapkan menjadi informan dalam
penelitian ini adalah :
a. Masyarakat kota Samarinda,
b. Berdomisili di Samarinda,
c. Memiliki putra/putri remaja

20

d. Memiliki pengetahuan tentang hari kasih sayang (valentine


days)
Adapun dalam pemilihan narasumber/infoman, penulis
menetapkan 3 prinsip yang harus ada dalam informan yang
diwawancarai yaitu:
a. Prinsip pengetahuan. Informan harus memiliki pengetahuan
tentang Unhas baik dari media, orang-orang terdekat maupun
dari pengalaman pribadi.
b. Prinsip balance. Informan yang dipilih memiliki keseimbangan
antara pria dan wanita.
D.

Teknik Analisis Data


Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode riset
kualitatif yang menggunakan cara berpikir induktif. Berpedoman pada
analisis induktif, analisis data dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data diperoleh dengan menelaah seluruh data yang tersedia
dari berbagai sumber yaitu dari wawancara mendalam dengan
narasumber dan observasi yang sebelumnya sudah dijelaskan pada teknik
pengumpulan data baik berupa dokumen maupun dokumentasi yang
diperoleh oleh peneliti selama mengadakan penelitian.
2. Klasifikasi data
Setelah mempelajari, bersaha memahami data, maka peneliti berusaha
untuk membuat abstraksi data (rangkuman inti). Setelah rangkuman inti

21

didapatkan arah penelitian ini akan semakin jelas maka selanjutnya akan
mengkategorikan data berdasarkan tema yang disesuaikan dengan
penelitian ini.
3. Reduksi data
Setelah mengklasifikasikan data sesuai dengan kategori tertentu, langkah
selanjutnya

adalah

peneliti

akan

mereduksi

data

yang

telah

dikategorikan sesuai kebutuhan peneliti.


4. Kesimpulan
Penyajian data yang diperoleh dalam penelitian kualitatif ini akan
disajikan berbentuk uraian-uraian, kata-kata yang tentunya akan
mengarah pada pokok permasalahan yang telah dirumuskan dalam
penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai